• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP AL-QUR AN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP AL-QUR AN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP AL-QUR’AN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh : Ahkam Zubair

Abstrak : Dalam pengelolaan lingkungan hidup , sangat diperlukan pendekatan Alquran karena penjelasannya sangat lengkap, akurat, dan terjadi di sekitar kita. Ayat-ayat yang terkandung di dalamnya sangat mudah dipahami. Dampak pengelolaan lingkungan yang keliru (salah) dilingkungan dapat kita saksikan sehari-hari, termasuk yang kita rasakan, dengar dan kita lihat dimedia elektronik serta majalah dan surat kabar. Alam semula ditundukkan untuk kemaslahatan makhluk yang ada di bumi termasuk manusia sebagai khalifah, sesuai QS. Alhajj ayat 65, “Apa yang kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya?”. Penundukkan alam semesta kepada manusia bukannya tanpa syarat. Tundukkan alam semesta sepanjang anak munusia menjalankan fungsi kekahlifaannya dengan baik dan benar. Manakala manusia melakukan ekploitasi alam yang melampaui ambang daya dukungnya, dan sesama mereka saliang menghujat yang menyebabkan pertumpahan darah, maka tidsak ada jaminan alam semesta akan tunduk (QS. Arrum, 41).

Dalam mengusahakan pembangunan dengan pengembangan lingkungan hidup, di beberapa negara berkembang telah mengembangkan berbagai teknik pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan dapat dicontoh, seperti pembangunan waduk atau bendungan sungai untuk irigasi atau pengelolaan air minum yang bisa diikuti dengan program penghijauan daerah aliran sungai. Tanah-tanah gundul atau yang ditumbuhi alang-alang dapat dipulihkan kesuburannya dengan teknik pengawetan (konservasi) tanah.

Pencemaran air dan sungai oleh industri dapat dikendalikan melalui penyaluran air limbah, lingkungan kesehatan pemukiman dapat dibina dengan program pengembangan kampung, pembangunan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK), dan lain-lain. Berbagai teknik dan cara sudah dikembangkan dan telah tersedia dibeberapa negara untuk memelihara kelestarian dan pengembangkan lingkungan hidup ini. Hanya saja berbagai teknik dan pengembangan lingkungan hidup lebih berhasil apa bila didukung dan dilaksanakan oleh manusia yang menghayati keperluan untuk mengembangkan lingkungan hidup ini, dan juga bagian dari kesedaran hidup.

Kesadaran hidup, bersikap dan bertingkah laku lingkungan, maka unsur motivasi yang ampuh adalah keyakinan beragama. Indonesia yang mayoritas Muslim akan lebih berpeluang dengan konsep Al-Quran yang baik dan benar, dalam bersikap dan bertingkah laku lingkungan hidup yang benar. Al-Qur’an surah At Tiin ayat 4 bahwa” Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Ini berarti bahwa manusia adalah lebih sempurna dibanding hewan, tumbuhan, jin dan malaikat sekalipun, karena manusia dibekali dengan

(2)

akal, perasaan, nafsu dan syahwat. Sedangkan makhluk-makhluk lain hanya dibekali sebagian dari unsur-unsur itu.

Kemampuan potensial yang dimiliki oleh manusia ini yang menyebabkan manusia lebih mampu memikul amanah Allah sesuai yang tercermin dalam surah Al-Ahzab ayat 72 “ langit, bumi dan gunung takut dan tidak mampu memikul amanah Allah hanya manusia yang mampu”, sehingga kehadiran manusia di bumi adalah untuk memenuhi amanah Allah. Tapi apa bila manusia tidak mampu lagi menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan baik dan benar, maka azab Allah akan turun.

Pengenalan Pertama adalah Dasar utama kehidupan manusia di dunia ini adalah mengenal untuk kemudian bertaqwa kepada Allah (Magkfirattullah). Kita bisa lebih mengenal Allah melalui pemahaman dan memperhatikan alam lingkungan hidup dengan mengkaji Al Quran dan Hadist yang pada akhirnya akan timbul penghayatan dan perenungan tentang hakeket hidup itu sendiri sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Plato dan Ariestoteles.

Kebanyakan surat-surat atau ayat-ayat Makkiyah yang turun di Mekkah berintikan pengenalan Allah kepada manusia, sehingga dasar utama dalam Islam adalah percaya dan taqwa kepada Allah, mengenal Allah (Makgrifatullah).

Apakah dan siapakah manusia itu?, dijelaskan dalam surat Al Israa’ ayat 70 “ Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu Adam, kami angkut mereka di daratan, dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurnaan atas kebanyakan makhluk yang kami ciptakan.” Betapa nikmatnya hutan dengan berbagai ekisistem yang ada di dalamnya, namun jika ekosistem hutan itu dirusak, maka hal itu akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan petaka akan datang. Harus diingat, apa bila murka Allah turun tidak ada yang bisa menghalangi. Kita rasakan bersama seperti hujan yang tadinya sumber air dan pembawa rahmat (QS. An’Aam, 99), tiba-tiba menjadi banjir memusnahkan areal kehidupan manusia(QS.Al Baqara, 59), gunung-gunung yang tadinya patok bumi (QS. Ar Ruum, 7), tiba-tiba memuntahkan lahar panas dan gas beracun (QS. Al Mursalat,10), angin tadinya berperan dalam proses penyerbukan dalam dunia tumbuhan-tumbuhan (QS. Al Qahfi,45), dan mendistribusi awan (QS. Al Baqarah, 164), tiba-tiba tampil ganas meluluhlantakkan segala sesuatu yang dilewatinya.

Penganalan Kedua adalah pengenalan diri sendiri (Magkfirattunafsi), kesempurnaan manusia dari makhluk lain adalah karena selain memiliki indra fisik, seperti mata, lidah, telinga, hidung dan kulit juga memiliki indra roh, yaitu indra Ketuhanan, indra keakuan, indra sosial, indra budi, indra intelek, dan indra seni (aesthetika). Keenam indra terakhir tidak dapat dirabah dan dilihat tetapi manusia memiliki kemampuan untuk merasakannya.

(3)

Pemilikan indra rohania inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain, semakin meningkat kemampuan manusia untuk meningkatkan derajat keenam indra rohania ini semakin mendekatlah manusia pada kesempurnaan insan kamil. Apa lagi kalau keenam indra ini dilandaskan pada iman dan taqwa, sehingga tubuh jasmani manusia menjadi alat bagi perwujudan yang dikendalikan bagi pemasrahan diri kepada Allah.

Dalam hubungan ini, pemenuhan rukun Islam adalah wahana untuk mempertebal keenam indra rohania yang dilandaskan pada penebalan iman. Pelaksanaan rukun Islam adalah untuk mengenal Allah dan mengenal diri sendiri, termasuk makhluk makhluk lain ciptaan Allah. Dengan demikian kepedulian kita terhadap lingkungan ciptaan Allah untuk tidak dirusak, karena bencana yang muncul sebenarnya akibat kegiatan manusia yang tidak memikirkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pohon-pohon yang ada di hutan ditebangi secara ilegal demi kepentingan pribadi. Dampak langsung yang terjadi akibat penebangan itu adalah suhu udara meningkat drastis dan penguapan air dari dalam tanah sangat cepat, sehingga tanah menjadi kering akibatnya disparitas flora dan fauna tumbuh seimbang mengikuti hokum-hukum ekosistem (QS. Arrad, 4), tiba-tiba berkembang menyalahi pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia, sehingga kesulitan memenuhi komposisi kebutuhan karbohidrat dan proteinnya secara seimbang (QS. Al A’raf, 132).

Pengenalan ketiga adalah pengenalan sesama manusia (Magfirattunnas). Manusia tidak hidup dalam kehampaan sosial, ia adalah anggota masyarakat, ummat. maka apa kewajibannya selaku ummat?.

“Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeruhkan kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, maka mereka adalah orang-orang yang beruntung”(Al-Imran ayat 104).

Petunjuk lain bagi ummat adalah surat Al- Qashas ayat 77, “ Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi, sesungguhnya Allah tidak manyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Di sini tersimpul keharusan manusia untuk mengusahakan keseimbangan antara kebahagiaan hidup akhirat dengan kebahagiaan hidup duniawi, keseimbangan berbuat baik bagi diri dengan perbuatan baik orang lain dan kewajiban memelihara keseimbangan alam mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk kerusakan lingkungan, seperti yang kita lihat dan saksikan setiap saat penebangan dan perusakan hutan dimana-mana, tumbuh kembangnya peladang berpindah dengan tindakan pembakaran hutan yang mencemari udara dan lingkungan baik di

(4)

nagara sendiri maupun di negara tetangga, banjir di mana-mana pada musim hujan karena rusak atau tidak adanya resapan air, dan sebagainya.

Pengenalan Keempat adalah pengenalan kepada alam (Makrifattulkaum). Firman Allah dalam surat Faathir ayat 27 dan 28, “Hendaklah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam. Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hambanya adalah orang-orang yang berilmu(Ulama). Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha pengempun.

Dalam salah satu Hadis diungkapkan bahwa seorang laki-laki memberi minum kepada anjing yang haus diterik matahari. Maka bersabda Rasulullah, “Allah bersyukur terhadap perbuatan laki-laki tersebut, sehingga Allah mengampuni dosa laki-laki tersebut”, dan ketika sahabat bertanya kepada Nabi, Ya Rasullulah?. Apakah kita mendapat pahala juga karena berbuat baik pada binatang?. Maka Nabi membenarkannya. Disinilah tertuang sikap seorang manusia untuk bersahabat dengan alam dan isinya, dan menghindari diri dari perusakan alam.

Bahkan perusak alam dianggap orang-orang munafik sebagaimana tercermin dalam ayat 204-205 surat Al-Baqarah “ Diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apa bila ia berpaling (dari mukamu) ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. Kita selalu melihat dan merasakan fenomana alam dimana kilat dan Guntur (listrik alam) yang tadinya menjalankan fungsi positifnya dalam proses nitrifikasi untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS. Arrad, 12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva (telur hama) betina, yang memusnahkan berbagai tanaman para petani.

Manusia diciptakan Allah dan diturunkan ke bumi ini untuk melaksanakan Amanah Ilahi kepada Allah, kepada diri manusia sendiri, kepada sesama manusia dan terhadap alam. Rangkaian ungkapan ayat-ayat ini terlihat bahwa manusia harus berikhtiar menjadi Insan kamil, membedakan dirinya dengan makhluk lain di dunia.

Hakikat pokok dalam pengembangan lingkungan hidup adalah terpeliharanya keseimbangan lingkungan sosial, ini bisa tercapai jika akal dan

(5)

nafsu terkendali mengindahkan azas keseimbangan dan terhindar dari sikap merusak (destruktif). Kegandrungan pada serba kebendaan dan serba individu juga terkendali dengan dikembangkannya sikap Muslim dengan keenam indra rohaninya agar kadar kepedulian terhadap lingkungan lebih tinggi, bukan Cuma nafsu mengintervensi lingkungan.

Penghayatan sikap Muslim ini membuka kemungkinan bagi sikap hidup memelihara kelestarian lingkungan hidup. Bahkan, lebih lanjut, masyarakat harus memiliki sikap hidup yang lebih peka terhadap keperluan pengembangan lingkungan hidup dibandingkan dengan masyarakat yang kurang menghayati agama.

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan kebutuhan minyak nasional dipasok dari produksi minyak mentah nasional, impor minyak mentah, dan impor produk kilang dimana dalam konteks neraca minyak

Memilih warna yang cocok untuk busana sendiri harus lebih berhati-hati. Warna yang cocok untuk orang lain atau sedang mode, belum tentu cocok untuk semua orang. Dalam memilih

Kelangsungan hidup ikan beronang, dari hasil analisa ragam ternyata diantara perlakuan A, B,C, dan D tidak berbeda nyata artinya penggunaan silase darah sapi dalam pakan buatan

Proses Perencanaan Teknis Sistem Drainase Perkotaan adalah proses yang dimulai dari Proses Perencanaan Teknis Sistem Drainase Perkotaan adalah proses yang dimulai dari.. 4# Daerah

menunjukkan bahwa tingkat mortalitas kutu daun ( A. craccivora ) pada 24 jsp di rumah kaca menunjukkan mortalitas kutu daun dengan perlakuan ekstrak gulma siam berbeda

Pada tahap perencanaan ini, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi mengenai metode dan kemampuan siswa di sekolah. Setelah ditemukan

terjadinya kemiskinan, karena dengan tidak adanya pekerjaan tentunya hal yang mustahil masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya apalagi untuk memenuhi

Penyaluran DPK yang terdiri dari surat berharga, dan kredit serta Pergerakan Bl rate secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap rasio NIM