Fakultas Ilmu Komputer
Pembangunan Sistem Aplikasi Pelayanan Administrasi Desa Berbasis Web
dengan Fitur Notifikasi Sms Gateway
(Studi Kasus Desa Pelangwot)
Anton Firdaus1, Nurudin Santoso2, Faizatul Amalia3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1antonjf@student.ub.ac.id, 2nurudin_santosa@ub.ac.id, 3faiz_amalia@ub.ac.id
Abstrak
Pelayanan publik merupakan tugas pokok pemerintah dalam pengabdiannya terhadap masyarakat. Sebagai tolok ukur keberhasilan, pelayanan administrasi dan persuratan sudah seharusnya dapat dilakukan dengan baik dan cepat agar dapat memberikan nilai kepuasan terhadap masyarakat. Akan tetapi pada penerapannya tentunya terdapat beberapa kondisi yang dapat menjadi kendala sehingga pelayanan tidak dapat diterapkan secara maksimal. Desa Pelangwot sendiri merupakan salah satu desa di kabupaten Lamongan yang memiliki luas sebesar 6.767,824 km2, jarak antara dusun dan kantor desa yang dapat mencapai 3,5 km dengan kondisi jalan yang kurang baik tentunya menjadi faktor yang menyebabkan kendala bagi masyarakat untuk dapat mengurus kebutuhan administrasi di kantor desa. Melihat masalah tersebut tentunya dibutuhkan adanya media yang dapat menjembatani masyarakat dalam mencari sumber informasi desa sekaligus pengurusan administrasi. Dalam hal ini penulis mengembangkan media berbasis web yang dapat digunakan untuk melakukan pemesanan surat, dengan fitur sms gateway untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai status surat yang mereka pesan. Proses pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan waterfall model yang menghasilkan empat jenis pengguna, delapan puluh lima kebutuhan fungsional, dan satu kebutuhan non fungsional. Pengujian dilakukan pada level unit dan validasi, serta terdapat pula pengujian compatibility dengan hasil pengujian 100% valid.
Kata kunci: administrasi, informasi, sms gateway
Abstract
The public service is the principal task of the Government in his devotion to the community. As success yardstick, service administration and correspondence was supposed to be done well and quickly in order to deliver satisfaction value to society. But on its application of course there are some conditions that can become a constraint so that the Ministry can not be applied to the maximum. The village itself is one of the Pelangwot village in Lamongan which has an area of 6,767.824 km2, the distance between the village and the village office which can reach 3.5 km with the road conditions become unfavourable factors that lead to constraints for the community to be able to take care of the needs of administration in the Office of the village. See the problem is of course required the existence of a media that can bridge the communities in search of information sources at the same time maintaining the village administration. In this case the author developed a web-based media that can be used to make a booking letter, with the features of sms gateway to provide information to the public about the status of their mail messages. The system development process is done by using the waterfall model that produces four types of users, eighty-five functional needs, and one of the non-functional requirements. Testing is done at the level of the unit and validation, as well as there are also testing compatibility with 100% valid test results.
Keywords: Administration, information, sms gateway
1. PENDAHULUAN
Evolusi teknologi informasi banyak
mengakibatkan adanya peralihan sistem kerja konvensional menjadi sistem digital. Tidak terkecuali pada institusi pemerintahan desa,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
sebagai tolok ukur keberhasilan dalam melayani masyarakat, sudah sepatutnya pemerintah memberikan fasilitas agar masyarakat dapat dengan mudah mendapat informasi serta melakukan kegiatan administrasi persuratan di kantor desa.
Desa Pelangwot sendiri merupakan salah satu desa pada kecamatan Laren kabupaten Lamongan yang sampai saat ini masih menggunakan sistem kerja konvensional dalam proses pelayanan masyarakat dan mengharuskan masyarakat untuk datang ke kantor desa. Hal tersebut dirasa kurang efektif mengingat pejabat desa yang terkadang memiliki kepentingan di luar kantor atau tuntutan dinas, akibatnya masyarakat diharuskan untuk datang kembali pada lain waktu.
Jarak tempuh dusun menuju kantor desa yang mencapai 3,5 Km dengan kondisi jalan yang kurang baik dirasa menjadi faktor yang dapat mempersulit dan membuat masyarakat malas untuk melakukan pengurusan administrasi, terlebih bagi masyarakat yang bekerja di siang hari banyak yang merasa terganggu pekerjaannya jika harus berulang-ulang mengurus ke kantor desa. Di sisi lain penyimpanan data demografi menggunakan kertas rawan terhadap adanya kerusakan serta susahnya menata dan pencarian data tersebut.
Berangkat dari permasalahan tersebut dibutuhkan adanya media digital yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dan pelayanan masyarakat secara daring, agar dapat memudahkan masyarakat serta pemerintah desa dalam menjalankan fungsi pemerintahan dengan lebih baik.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Administrasi Desa
Menurut Widjaja (2002), Administrasi desa merupakan segenap proses kegiatan yang dilakukan oleh badan pemerintahan desa dengan tujuan menggerakkan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mewujudkan Demokrasi Pancasila secara nyata guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Dalam Peraturan Kementrian Dalam Negeri (2016) No. 47 Tahun 2016 BAB 2 Pasal 2, disebutkan bahwa ruang lingkup Administrasi ini meliputi administrasi umum, administrasi penduduk, administrasi keuangan, dan administrasi pembangunan.
Administrasi umum merupakan pencatatan
yang berisi data mengenai kegiatan pemerintahan desa, administrasi penduduk berisikan catatan kependudukan, administrasi keuangan berisikan catatan informasi pengelolaan keuangan desa, sedangkan administrasi pembangunan merupakan pencatatan data pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pada buku pembangunan.
2.2 SMS Gateway
Short message service (SMS) merupakan mekanisme yang digunakan dalam penyampaian pesan singkat dalam jaringan mobile, sedangkan sms gateway adalah layanan yang menawarkan mekanisme transmisi pesan, mengubah pesan pada jaringan seluler ke dalam bentuk media lain atau sebaliknya. Hal tersebut memungkinkan adanya mekanisme pengiriman atau penerimaan pesan SMS dengan atau tanpa menggunakan ponsel (Katankar & Thakare, 2010).
2.3 Gammu
Gammu merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengontrol ponsel, modem, dan perangkat sejenis lainnya (Wammu, 2018). Fungsi-fungsi yang tersedia dalam gammu antara lain: Buku telepon, daftar panggilan, SMS retrieval, MMS retrieval, dan lain-lain.
Beberapa kelebihan gammu dibanding tool SMS Gateway lainnya adalah:
- Dapat dijalankan baik pada platform windows maupun Linux.
- Kompatibel dengan berbagai perangkat. - Menggunakan database MySql.
- Open Source sehingga dapat digunakan secara gratis.
- Gammu tidak memerlukan banyak hardware.
Pengaturan yang harus dikerjakan selama pembentukan SMS Gateway dengan menggunakan Gammu adalah perubahan device, connection, dan database yang terdapat pada dile gammudrc dan smsdrc pada file bin instalasi gammu.
Gambar 1Struktur folder bin gammu File gammudrc device = com5 connection = at115200 File smsdrc [gammu] device = com6 connection = at115200 [smsd] service = sql driver = odbc sql = mysql host = localhost user = root password = database = jendela
Device dan Connection dapat dilihat pada device manager masing-masing komputer pada port COM & LPT PC UI iterface. Beberapa perintah yang terdapat pada Gammu SMS Gateway antara lain:
Identifikasi Perangkat gammu --identify Inisialisasi Service gammu-smsd -i -c smsdrc -n gammuSMSD Service Start gammu-smsd -s -c smsdrc -n gammuSMSD Uninstall Service gammu-smsd -u -c smsdrc -n gammuSMSD 3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui selama proses pengembangan sistem berlangsung. Beberapa tahapan tersebut disajikan pada gambar 1.
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan penyusunan teori pustaka dan informasi yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan guna menentukan fungsional yang dibutuhkan oleh sistem. Kebutuhan didefinisikan berdasarkan hasil konsultasi dan wawancara dengan pihak kantor desa Pelangwot. 3. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen seperti format persuratan dan buku administrasi.
4. Perancangan Sistem
Perancangan sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan gambaran secara sistematis yang diwujudkan dalam diagram aktivitas serta eksemplar antarmuka aplikasi. Selain itu terdapat juga proses perancangan basis data, class, dan algoritme pemrograman.
5. Implementasi
Dalam proses implementasi program penulis menggunakan bahasa pemrograman php, javascsript, serta MySql sebagai sistem manajemen basis data.
6. Pengujian
Tahapan ini dilakukan guna memverifikasi kesesuaian sistem dengan apa yang telah ditetapkan pada tahap perancangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu pengujian Whitebox, Blackbox, dan pengujian Compatibility.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Tahapan ini berfungsi untuk mengevaluasi terjadinya kesalahan serta menyempurnakan penulisan sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan atas pengembangan sistem di kemudian hari.
4. REKAYASA KEBUTUHAN 4.1 Deskripsi Sistem
Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan sebuah sistem berbasis web yang ditujukan sebagai wadah informasi dan transparansi data pemerintah terhadap masyarakat desa Pelangwot. Layanan yang tersedia pada sistem ini yaitu layanan administrasi dan pemesanan surat.
Jenis administrasi yang disajikan pada sistem ini hanya terbatas pada beberapa buku saja, seperti buku penduduk, buku aparatur, buku anggaran dan buku rencana kerja. Sedangkan pada pemesanan surat masyarakat dapat memesan surat dengan jenis persuratan seperti surat keterangan belum menikah, keterangan nikah, keterangan cerai, keterangan jual beli, keterangan kehilangan, keterangan tidak mampu, keterangan penghasilan, keterangan pindah, surat pengajuan kartu keluarga dan surat pengantar.
4.2 Identifikasi Pengguna
Mengacu pada hasil diskusi dengan pihak kantor desa, maka didapatkan empat jenis pengguna yaitu guest, masyarakat, petugas dan kepala desa. Klasifikasi dan peran pengguna dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Identifikasi Pengguna
Pengguna Deskripsi
Guest Pengguna yang berperan sebagai
pengunjung, dan hanya dapat melihat informasi.
Warga Petugas sistem yang berperan sebagai masyarakat adalah warga desa Pelangwot yang data kependudukannya tersimpan dalam arsip desa dan telah mendaftarkan dirinya pada fungsi register.
Petugas Pengguna sistem yang bertugas di kantor desa untuk mengoperasikan sistem.
Kepala Desa Pengguna sistem yang bertugas untuk memvalidasi apa yang menjadi masukan petugas pada buku anggaran dan rencana kerja.
4.3 Identifikasi Kebutuhan
Dengan didasarkan pada hasil identifikasi sistem dan pengguna, maka didapatkan beberapa kebutuhan pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Identifikasi Kebutuhan
No. Kebutuhan
1 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk membuat akun baru.
2 Sistem harus menyediakan fasilitas bagi pengguna agar dapat masuk ke dalam sistem dengan otoritas tertentu,
3 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk melepas otoritas pengguna.
4 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk mengelola profil desa dan pemerintahan. 5 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk
mengelola profil lembaga.
6 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk mengelola data anggaran dan rencana kerja. 7 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk
mengelola data kependudukan.
8 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk mengelola informasi atau berita.
9 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk mengelola pesan aspirasi.
10 Sistem harus menyediakan fasilitas untuk mengelola persuratan.
4.4 Pemodelan Kebutuhan
Berdasarkan identifikasi kebutuhan, maka didapatkan 73 kebutuhan fungsional dan satu kebutuhan non fungsional yaitu compatibility. kebutuhan fungsional dimodelkan dengan menggunakan diagram use case. Use case yang dijalankan oleh aktor dengan otoritas guest termuat pada gambar 2.
5. PERANCANGAN
Perancangan didasarkan pada hasil rekayasa kebutuhan yang telah didapatkan dan digunakan sebagai acuan dalam proses implementasi pengembangan sistem.
5.1 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan pendekatan berorientasi objek dengan bahasa pemodelan UML (Unified Modelling Language). Diagram UML yang dihasilkan pada tahap ini yaitu sequence diagram yang menjelaskan interaksi antar objek berdasarkan waktu proses berlangsung, dan
Gambar 3 Diagram Use case (guets)
class diagram yang terdiri dari class model dan class controller. Pada tahap ini juga dibuat algoritme pemrograman serta eksemplar antarmuka aplikasi yang secara lengkap termuat pada laporan.
5.2 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data direpresentasikan dengan menggunakan conceptual data model yang berisikan nama tabel, atribut, tipe data, serta hubungan antar tabel itu sendiri. Gambar 3 berikut ini beberapa conceptual data model yang dihasilkan selama proses perancangan.
Gambar 4 Conceptual data model
6. IMPLEMENTASI
Implementasi program didasarkan pada hasil perancangan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Framework codeigniter dengan jumlah class dari model dan controller sebanyak dua belas. Sedangkan implementasi antarmuka dikerjakan dengan menggunakan HTML, CSS dengan framework bootsrap.
Gambar 5, 6, 7 dan 8 merupakan sebagian hasil implementasi antarmuka yang telah dikerjakan.
Gambar 5 Halaman utama sistem
Gambar 6 Halaman profil visi misi
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 8 Halaman menu pemesanan surat
7. PENGUJIAN
Tahap pengujian ditujukan untuk menentukan apakah hasil implementasi telah sesuai dengan analisis kebutuhan dan perancangan yang telah ditentukan. Pada pengembangan ini pengujian dilakukan pada level unit dan level validasi.
Pada level unit pengujian dilakukan menggunakan pengujian Blackbox testing dengan metode pengujian basis path testing terhadap tiga fungsi yaitu ins_lajang() pada class persuratan, fungsi up_aparatur() pada class profil, dan fungsi ins_apbd() pada class transparansi(). Pada pengujian ini ketiga fungsi tersebut memiliki nilai Cyclomatic Complexity yang sama yaitu tiga dengan hasil yang menunjukkan bahwa ketiga fungsi dapat berjalan dengan baik sebagai mana yang telah ditentukan pada tahap perancangan.
Pada level validasi dilakukan pada beberapa fungsional seperti fungsional login, menambah informasi atau berita, mengubah isi informasi, menghapus informasi, pengelolaan profil pemerintah, pengelolaan data rencana kerja, dan pengelolaan persuratan. Pada pengujian ini didapatkan kasus uji sebanyak 38 dengan hasil 100% valid. Selain itu terdapat pula pengujian compatibility yang bertujuan untuk melihat kesesuaian sistem dengan berbagai browser.
Pengujian compatibility dikerjakan dengan menggunakan tool bernama SortSite dengan hasil bahwa sistem dapat berjalan dengan baik pada berbagai browser seperti mozila, edge, chrome, opera, hingga browser pada perangkat mobile dengan versi pada masing-masing browser adalah yang terbaru. Hasil pengujian compatibility ditunjukkan pada gambar 9.
Gambar 9 Hasil pengujian compatibility
8. KESIMPULAN
Didasarkan pada hasil penelitian maka didapatkan empat jenis pengguna yaitu guest, warga, petugas, dan kepala desa. Kebutuhan yang didapatkan yaitu 73 kebutuhan fungsional dan satu kebutuhan non fungsional.
Pada tahap perancangan didapatkan dua diagram UML yaitu sequence dan class diagram, serta conceptual data model, algoritme dan wireframe, yang kemudian diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework codeigniter.
Dari hasil pengujian didapatkan bahasapada pengujian unit dari masing-masing tiga fungsi memiliki nilai ciclomatic complexity sebanyak tiga. Pada pengujian validasi dengan 38 kasus uji menghasilkan nilai 100% valid. Sedangkan pada pengujian compatibility dengan menggunakan toll sortSite tidak ditemukan adanya masalah pada sistem.
9. DAFTAR PUSTAKA
Katankar, V. K., & Thakare, V. M. (2010). Short Message Service using SMS Gateway. International Journal, 02(04), 1487–1491. Kementrian Dalam Negeri. (2016). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016. Kementrian Dalam
Negeri. Diambil dari
http://www.kemendagri.go.id/produk- hukum/2016/08/23/administrasi-pemerintahan-desa.
Wammu. (2018). Gammu and Wammu. Diambil
22 Juli 2018, dari
https://wammu.eu/gammu/.
Widjaja, H. A. (2002). Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.