• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN BULANAN SEPTEMBER 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN BULANAN SEPTEMBER 2017"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Balai Besar Penelitian Veteriner

JI. RE. Martadinata No. 30 Bogar 16114

Telp.(0251) 8334456, 8331 048 Fax.(0251) 8336425

LAPORAN BULANAN

SEPTEMBER 201

7

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

LAPORAN BULANAN

SEPTEMBER 2017

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ……….…………. 1

BAB II PENELITIAN ………... 2

BAB III KERJASAMA ... 6

BAB IV DISEMINASI ... 8

BAB V MANAJEMEN BB LITVET: SDM, ASET DAN KEUANGAN ... 11

(4)
(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

Penelitian dan pengembangan mempunyai peran penting dalam mencapai visi dan misi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)-Kementerian Pertanian dengan tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan penelitian di bidang veteriner.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB Litvet mempunyai visi : ”Sebagai institusi penelitian terkemuka dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner untuk peningkatan produksi peternakan dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”.

Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan inovasi teknologi, diseminasi dan kerjasama, maka BB Litvet berperan-serta mendukung program tersebut melalui penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait aspek kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), keamanan pakan dan pangan secara lebih cepat, akurat, efektif dan efisien.

Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia (SDM) yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BB Litvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Selain SDM, perlu didukung sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.

(6)

BAB II PENELITIAN

Pemanfaatan bakteriofaga untuk terapi infeksi ETEC, EPEC dan EHEC pada sapi

Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) merupakan bakteri yang tersebar luas di dunia dan menyebabkan infeksi baik pada manusia maupun hewan. Bakteri ini bersifat patogen karena memproduksi toksin yang disebut Shiga-like toxin (Stx) I dan II. Strain yang termasuk golongan EHEC adalah E.coli serogroup O157 terutama O157:H7, yang berkaitan dengan outbreak Hemorrhagic Colitis dan Hemolytic Uremic Syndrome dan kasus sporadik di seluruh dunia.

Pemanfaatan bakteriofaga sebagai agen terapi merupakan salah satu alternatif dalam mengendalikan bakteri patogen. Sejak lebih dari 50 tahun telah dilaporkan penelitian terapi faga untuk pengendalian bakteri patogen di negara Eropa. Sebaliknya di Negara-negara lain hanya sedikit yang melaporkan penggunaan terapi faga untuk mengendalikan bakteri patogen. Hal ini berkaitan dengan berkembangnya penggunaan antibiotik di Negara tersebut sejak tahun 1940an. Akhir-akhir ini banyak ditemukan peningkatan resistensi E.coli pada banyak antibiotik (multiantibiotic resistance) sehingga penggunaan antibiotik sudah tidak aman lagi. Pemanfaatan faga dapat dipilih sebagai pengganti agen antibiotika alam dalam pengendalian E.coli yang lebih aman.

Pada awal tahun 1980, dilaporkan penelitian mengenai terapi phage untuk mengendalikan infeksi Enteropathogenic E.coli (EPEC) di babi dan sapi dengan menggunakan hewan model mencit. Penggunaan suspensi phage untuk menyemprot alas kandang sapi dilaporkan juga dapat mencegah terjadinya diare pada sapi karena infeksi E.coli . Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa phage dapat mengendalikan E.coli O157H7 dalam cairan rumen sapi dan pemberian campuran phage secara oral dapat mengurangi jumlah E.coli O157H7 yang diekskresikan oleh sapi.

ETEC dan EPEC merupakan bakteri E.coli patogen penyebab diare pada ternak terutama sapi. Infeksi E.coli O157H7 (EHEC) pada ternak muda dapat menimbulkan diare

ringan sampai berdarah dan dapat menimbulkan kematian. Kontaminasi bakteri tersebut pada bahan pangan menyebabkan foodborne disease pada manusia, dengan gejala berupa gastroenteritis, yang melanjut dengan terjadinya diare berdarah. Pada kondisi yang parah dapat menyebabkan Hemorrhagic Colitis, Trombocytopenia purpura, Hemolytic Uremic Syndrome bahkan kematian. Pada umumnya pengendalian bakteri-bakteri tersebut pada sapi dilakukan dengan pemberian antibiotik atau vaksinasi. Penggunaan antibiotik untuk

(7)

3

pengendalian bakteri ini sudah tidak aman lagi, karena menyebabkan timbulnya peningkatan resistensi E.coli pada banyak antibiotik (multidrug resistance) dan residu antibiotik pada produk pangan asal ternak (daging, susu dan telur). Terjadinya resistensi antibiotika menjadi masalah yang harus dipecahkan. Sementara penyediaan vaksin untuk infeksi ETEC, EPEC dan EHEC pada sapi masih terbatas. Untuk itu diperlukan strategi pengendalian ETEC, EPEC dan EHEC pada sapi yang lebih bersifat natural, spesifik, efektif dan aman (tidak toksik dan tidak menimbulkan resistensi). Salah satu alternatif pengendalian infeksi bakteri ini adalah penggunaan bakteriofaga (faga). Faga merupakan virus yang dapat melisiskan bakteri. Faga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan jumlah E.coli (ETEC, EPEC, EHEC/E.coli O157H7)

pada sapi yang terinfeksi. Sapi sebagai reservoar bakteri E.coli patogen perlu dikendalikan agar rantai penyebaran bakteri tersebut dapat dihentikan sehingga tidak menyebar secara luas di lingkungan dan menularkan pada ternak lain maupun pada manusia. Pada kegiatan penelitian tahun pertama dapat diperoleh isolat faga (kolifaga) yang spesifik terhadap bakteri ETEC dan EPEC yaitu Kolifaga F6. Pada tahun kedua, dilakukan 2 kegiatan yaitu uji pendahuluan untuk mengetahui dosis infeksi masing-masing isolat bakteri (ETEC, EPEC, EHEC/E.coli O157H7) pada mancit dan uji in vitro dosis efektif kolifaga F6 (yang spesifik

terhadap ETEC dan EPEC) serta kolifaga P5 dan P25 (yang spesifik terhadap E.coli O157:H7). Diharapkan data uji in vitro ini dapat sebagai referensi aplikasi kolifaga pada hewan target sapi.

Penelitian bertujuan untuk melakukan uji pendahuluan dosis infektif 3 strain E.coli (ETEC, EPEC dan E.coli O157:H7) pada mencit dan uji efektifitas kolifaga untuk penentuan dosis kolifaga yang efektif sebagai agen biokontrol ETEC, EPEC dan EHEC (E.coli O157:H7) secara in vitro. BB Litvet mempunyai isolat lokal kolifaga yang spesifik terhadap ETEC, EPEC dan EHEC (E.coli O157:H7), yang telah dikarakterisasi dan dibuktikan efektifitasnya sebagai agen biokontrolETEC, EPEC dan EHEC (E.coli O157:H7) secara in vitro. Kolifaga tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengendalian infeksi ETEC, EPEC dan EHEC (E.coli O157:H7) pada sapi, menggantikan antibiotika.

Hasil uji pendahuluan dosis infeksi isolat E.coli O157:H7 pada mencit umur 8 minggu tampak bahwa pada pengenceran 10-6 atau konsentrasi 103 cfu/mL, bakteri mampu

menyebabkan sakit atau menimbulkan gejala klinis lebih dari 50% mencit mulai kelompok A3 sampai A9, yang dimulai pada hari pertama pasca infeksi sampai dengan pengamatan 7 hari pasca infeksi. Gejala klinis yang tampak pada mencit yang sakit dari masing-masing kelompok adalah kelemahan umum/ gerakan berkurang, depresi dan anoreksi. Tingkah laku

(8)

mencit sakit tampak berbeda dengan mencit sehat yang terdapat pada kelompok kontrol yaitu lincah/ berlari-lari dan nafsu makan baik.

Mencit sakit yang diperoleh dari masing-masing kelompok dinekropsi pada hari ke-7 pasca infeksi. Perubahan patologi anatomi yang teramati pada masing-masing mencit adalah usus berwarna kemerahan pada semua kelompok, limpa membengkak mulai kelompok A2, hati berwarna merah dan bengkak pada semua kelompok, pada kelompok A5, A6 dan A7 ginjal bengkak dan pada kelompok A8 dan A9 selain bengkak, ginjal tampak berwarna merah.

Untuk membuktikan bahwa penyakit yang muncul disebabkan oleh bakteri yang diinokulasikan maka dilakukan reisolasi dan identifikasi E.coli O157:H7 dari mencit yang diinokulasikan.

Uji pendahuluan dosis infeksi isolat E.coli K99 pada mencit umur 8 minggu menunjukkan hasil pada pengenceran 10-2 atau konsentrasi 107 cfu/mL, bakteri mampu

menyebabkan sakit atau menimbulkan gejala klinis sama dengan 50% mencit pada kelompok B7, B8 dan B9 yaitu mulai hari ketiga pasca infeksi sampai dengan pengamatan 7 hari pasca infeksi. Gejala klinis yang tampak pada mencit yang sakit dari masing-masing kelompok adalah kelemahan umum/ gerakan berkurang, depresi dan anoreksi. Tingkah laku mencit sakit tampak berbeda dengan mencit sehat yang terdapat pada kelompok kontrol yaitu lincah/ berlari-lari dan nafsu makan baik. Mencit sakit yang diperoleh dari masing-masing kelompok dinekropsi pada hari ke-7 pasca infeksi. Perubahan patologi anatomi yang teramati adalah usus berwarna kemerahan, limpa membengkak, hati berwarna merah dan bengkak sedangkan pada ginjal tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik. Untuk membuktikan bahwa penyakit yang muncul disebabkan oleh bakteri yang diinokulasikan maka dilakukan reisolasi dan identifikasi E.coli K99 dari mencit yang diinokulasikan.

Hasil uji pendahuluan dosis infeksi isolat E.coli F41 pada mencit umur 8 minggu menunjukkan hasil pada pengenceran 100 atau konsentrasi 109 cfu/mL, bakteri mampu

menyebabkan sakit atau menimbulkan gejala klinis sama dengan 50% mencit pada kelompok C9 yaitu mulai hari kelima pasca infeksi sampai dengan pengamatan 7 hari pasca infeksi. Gejala klinis yang tampak pada mencit yang sakit dari masing-masing kelompok adalah kelemahan umum/ gerakan berkurang, depresi dan anoreksi. Tingkah laku mencit yang sakit tampak berbeda dengan mencit sehat yang terdapat pada kelompok kontrol yaitu lincah/ berlari-lari dan nafsu makan baik. Mencit sakit yang diperoleh dari masing-masing kelompok dinekropsi pada hari ke-7 pasca infeksi. Perubahan patologi anatomi yang teramati adalah usus berwarna kemerahan, limpa membengkak, hati berwarna merah dan bengkak sedangkan pada ginjal tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik. Untuk

(9)

5

membuktikan bahwa penyakit yang muncul disebabkan oleh bakteri yang diinokulasikan maka dilakukan reisolasi dan identifikasi E.coli F41 dari mencit yang diinokulasikan.

Uji efektivitas dosis kolifaga secara in vitro terhadap 3 strain E.coli dilakukan dengan metode MIC (Minimum Inhibitory Concentration) yaitu untuk mengetahui konsentrasi terendah kolifaga yang dapat menghambat pertumbuhan E.coli. Pada metode ini, konsentrasi terendah ditentukan dengan menggunakan pengenceran tabung. Pengamatan hasil berdasarkan pada tabung pertama yang jernih, sama seperti kontrol negatif (BHIds). Sedang tabung kontrol positif adalah tabung yang berisi strain E.coli dengan konsentrasi tertentu, yang ditunjukkan berubah cairan yang keruh.

Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi terendah kolifaga yang dapat menghambat pertumbuhan E.coli adalah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi strain E.coli yang digunakan. Kolifaga F6 dengan konsentrasi 107 cfu/mL mampu menghambat

pertumbuhan E.coli K99 dengan konsentrasi 107 cfu/mL, dan kolifaga F6 dengan konsentrasi

109 cfu/mL mampu menghambat pertumbuhan E.coli F41 dengan konsentrasi 109 cfu/mL.

Kolifaga P5 dengan konsentrasi 103 cfu/mL mampu menghambat pertumbuhan E.coli

O157:H7 dengan konsentrasi 103 cfu/mL, dan kolifaga P25 dengan konsentrasi 103 cfu/mL

mampu menghambat pertumbuhan E.coli O157:H7 dengan konsentrasi 103 cfu/mL.

Masing-masing cairan dalam tabung uji (Kolifaga F6, P5 dan P25) dilakukan penghitungan jumlah bakteri pada media MHA dengan teknik angka lempeng total (ALT). Hasil ALT menunjukkan bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri (<25 cfu/mL) pada ketiga tabung uji untuk masing-masing kolifaga. Hasil ini sesuai dengan kurva pertumbuhan kolifaga, bahwa setiap 1 sel kolifaga yang menginfeksi 1 sel E.coli ,akan bermultiplikasi di dalam sel E.coli hingga 200 sel kolifaga selama kurang lebih 20 menit. Kolifaga yang terbentuk baru akan keluar dari sel E.coli terinfeksi dengan memecah dinding sel E.coli sehingga E.coli terinfeksi oleh kolifaga akan mati. Kolifaga baru yang keluar dari sel E.coli terinfeksi akan menginfeksi sel E.coli lain yang ada disekitarnya, sehingga dalam inkubasi 24 jam kolifaga dapat membunuh E.coli yang juga mengalami pembelahan sel dengan rumus 2n setiap 15 menit.

Telah diperoleh hasil uji pendahuluan dosis infektif E.coli pada mencit umur 8 minggu yaitu dosis infeksi E.coli O157:H7 pada pengenceran 10-6 atau konsentrasi 103 cfu/mL, dosis

infeksi E.coli K99 pada pengenceran 10-2 atau konsentrasi 107 cfu/mL dan dosis infeksi isolat

E.coli F41 pada konsentrasi 109 cfu/mL. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi

terendah kolifaga yang dapat menghambat pertumbuhan E.coli adalah konsentrasi yang sama dengan konsentrasi strain E.coli yang digunakan.

(10)

BAB III KERJASAMA

Evaluasi Kerjasama BB Litvet dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Kerjasama antara BB Litvet dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam upaya mendukung SIWAB, antara lain adalah mengimplementasikan vaksin VTEC. Inovasi BB Litvet vaksin VTEC dapat disuntikkan pada induk sapi yang bunting sehingga memberikan kekebalan bagi pedet yang dilahirkan terhadap keganasan bakteri Escherichia coli penyebab diare pada sapi dan pedet.

Kunjungan Kepala BB Litvet Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti pada tanggal 22 Agsutus 2017 merupakan kegiatan evaluasi kerjasama setelah dilakukan vaksinasi VTEC. Vaksin VTEC telah diimplementasikan pada induk sapi yang bunting di Taman Ternak Sumberejo dan telah melahirkan beberapa pedet. Pedet yang dilahirkan tetap harus mendapatkan kolostrum supaya memiliki kekebalan dalam tubuhnya terhadap infeksi diare serta memiliki performance yang lebih baik.

(11)

7

(12)

BAB IV DISEMINASI

Pameran Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner

Dalam rangka memeriahkan kegiatan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi tanggal 8 – 9 Agustus 2017, dengan tema “Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Diversifikasi Sumber Protein Asal Ternak” dilaksanakan berbagai rangkaian acara salah satunya Gelar Teknologi Inovasi Pertanian.

Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yang diawali laporan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) selaku Ketua Panitia dan sambutan Kepala Badan Litbang Pertanian. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU Lisensi Non Ekslusif dengan PT Sumber Unggas Indonesia dan KPRI Balitnak, kemudian sesi konferensi pers tentang produk inovasi teknologi unggulan dan kunjungan ke stand pameran.

Agenda acara seminar nasional yang diselenggarakan antara lain: Gelar Teknologi Inovasi Pertanian dan Bazaar, Seminar nasional, dan pentas seni dari Paguyuban Seni Balitnak yang menampilkan berbagai seni tradisional seperti degung, angklung, pupuh dan jaipongan.

Gelar Teknologi Inovasi menampilkan berbagai produk dan teknologi pertanian dari Puslitbangnak, BB Litvet, Balitnak, Loka Penelitian Sapi Potong. BB Litvet mendiseminasikan teknologi inovasi hasil-hasil penelitian bidang Veteriner, khususnya teknologi yang mendukung program UPSUS SIWAB (Vaksin ETEC-VTEC, Vaksin Rhinovet IBR), Obat Herbal gamal untuk scabies dan surelisa dengan menampilkan masing-masing produk dalam bentuk poster, brosur dan prototype. Pengunjung pameran dari berbagai kalangan, dari instansi, pelajar, peternak dan masyarakat umum.

(13)

9

RITECH EXPO 2017

RITECH EXPO merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan menampilkan berbagai hasil riset dan inovasi di bidang teknologi. Ritech Expo merupakan salah satu rangkaian eksebisi dari perayaan Hakteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional) ke-22 tahun 2017. Peringatan Hakteknas tahun 2017 diselenggarakan di Center Point of Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 10 Agustus 2017. Pameran ini menyajikan berbagai produk inovasi unggulan anak negeri dari LPNK, BUMN Industri Strategis, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), kampus PTN dan PTS, Pemkot Makassar. Dalam perayaan tersebut, hadir Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Presiden RI Ketiga BJ. Habibie, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, Anggota DPR RI, Anggota DPD RI, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur undangan, Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian, Duta Besar Negara Sahabat, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Para Direktur Jenderal di Kemenristekdikti beserta Direktur dan pejabat terkait, Pimpinan Perguruan Tinggi, petani, nelayan, dan kurang lebih 2.500 tamu undangan lainnya.

(14)

Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) sebagai salah satu lembaga Litbang yang telah ditetapkan pada tahun 2015 sebagai Pusat Unggulan IPTEK bidang veteriner oleh Kemenristek-dikti, ikut ambil bagian pada kegiatan Ritech Expo 2017 dengan menampilkan salah satu inovasi teknologi unggulannya yaitu deteksi cepat penyakit Brucella (keguguruan) pada sapi untuk mendukung program Kementan UPSUS SIWAB yang diberi nama Kit Felisavet Brucella. Keunggulan Kit ini mampu mendeteksi penyakit Brucella di lapangan secara cepat hanya dalam waktu 30 menit sudah diketahui hasilnya, dan mudah dilakukan petugas di lapangan. Selain itu, Produk yang juga ditampilkan adalah vaksin ETEC-VTEC yang mampu menurunkan tingkat kematian anak sapi akibat diare neonatal.

(15)

11

BAB V

SUMBER DAYA MANUSIA, ASET DAN KEUANGAN

Sumber Daya Manusia

Sebagai penjabaran visinya, salah satu misi Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi serta kebijakan veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna yang berguna untuk mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan. Untuk menjalankan misi tersebut, BB Litvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BB Litvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. BB Litvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian.

Pegawai BB Litvet pada akhir bulan Agustus 2017 berjumlah 218 orang. Seluruh pegawai tersebar di berbagai bagian, bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah tersebut terdiri dari 204 orang pegawai negeri sipil (PNS), dan 14 orang tenaga kontrak. Distribusi pegawai per 31 Agustus 2017 seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1, sedangkan rekapitulasi pegawai berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Selanjutnya, rekapitulasi pegawai berdasarkan golongan dan jenjang pendidikan disajikan pada Tabel 9 dan 10.

Tabel 1. Distribusi Kepegawaian per 31 Agustus 2017

No Distribusi Jumlah (orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian Tata Usaha

Bidang Program & Evaluasi Bidang KSPHP

Kelti Virologi Kelti Bakteriologi Kelti Parasitologi Kelti Patologi

Kelti Toksikologi dan Mikologi Tenaga kontrak 83 6 12 24 28 16 15 20 14 Total 218

(16)

Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama 6 15 12 5 Total 38

Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4

Teknisi Litkayasa Penyelia

Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan Teknisi Litkayasa Pelaksana

Teknisi Litkayasa Pemula

25 9 12 1 Total 47

Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pustakawan per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Pustakawan Utama Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan

Pustakawan Pelaksana 0 0 1 1 1 0 0 Total 3

Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Arsiparis per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 Arsiparis Utama Arsiparis Madya Arsiparis Muda Arsiparis Pertama Arsiparis Penyelia

Arsiparis Pelaksana Lanjutan

Arsiparis Pelaksana 0 0 0 0 0 1 0 Total 1

(17)

13

Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Medik Veteriner per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4

Medik Veteriner Utama Medik Veteriner Madya Medik Veteriner Muda Medik Veteriner Pratama

0 0 1 0 Total 1

Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3

Paramedik Veteriner Penyelia

Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Paramedik Veteriner Pelaksana

1 0 0 Total 1

Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian per 31 Agustus 2017

No Nama Fungsional Jumlah

1 2 3 4 5 6

Analis Kepegawaian Madya Analis Kepegawaian Muda Analis Kepegawaian Pertama Analis Kepegawaian Penyelia

Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan

Analis Kepegawaian Pelaksana 1 0 0 1 0 0 Total 2

Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang per 31 Agustus 2017

No. Golongan Ruang

A B C D E Jumlah 1 Golongan I - - 7 2 - 9 2 Golongan II 19 13 23 9 - 64 3 Golongan III 8 39 18 43 - 108 4 Golongan IV 8 5 6 2 2 23 Total 35 57 54 56 2 204

(18)

Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 31 Agustus 2017

No Pendidikan terakhir Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S3 S2 S1 SM D3 D2 SLTA SLTP SD 24 22 21 1 5 2 95 14 20 Total 204 Aset Lahan

BB Litvet memiliki lahan seluas 291.539 m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.076 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain, serta seluas + 400 m2 digunakan untuk mess; (2) Cimanglid seluas 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput, kandang hewan percobaan, dan lain-lain; (3) Kiaralawang seluas 80.475 m2 sebagai kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Produksi rumput setiap bulan jumlahnya sekitar 15 ton dari hasil lahan seluas 60.000 m2.

Gedung Laboratorium

Luas lahan untuk gedung laboratorium adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6 gedung laboratorium yaitu Laboratorium Patologi dan Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 m2 (7,72%), Mikologi 1.280 m2 (10,40%), Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%), Laboratorium Zoonosis 400 m2 (3,25%) dan Laboratorium BSL3 moduler 96 m2 ( 0,78%).

Peralatan Laboratorium

Sampai dengan akhir Agustus 2017 jumlah peralatan laboratorium yang kondisinya masih layak/baik yang dimiliki oleh BB Litvet sebanyak kurang lebih 801 unit. Sebagian besar peralatan laboratorium tersebar di laboratorium Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi, Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler yang merupakan 1 kesatuan unit.

(19)

15

Alat utama yang diperlukan untuk identifikasi penyakit hewan dan untuk mendukung kegiatan keamanan pangan antara lain : berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, Real Time-PCR, Konvensional Time-PCR, LCMS, HPLC, GC MS, AAS, Spectrophotometer, DNA Sequencer, pH Meter, Autoclave, Inkubator, Timbangan elektrik, Chicken isolator dan berbagai jenis Biosafety Cabinet maupun Sentrifus. Sebagai laboratorium pengujian yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005), peralatan yang masuk dalam lingkup kegiatan analisis yang terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin setiap tahun.

Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang masih ada di kandang percobaan Bogor sampai dengan Agustus 2017 sebagai berikut: hewan ruminansia besar ada 4 ekor sapi (3 ekor untuk penelitian Patologi dan 1 ekor untuk penelitian Bakteriologi); ruminansia kecil ada 44 ekor domba (10 ekor untuk penelitian Bakteriologi dan 34 ekor untuk penelitian Parasitologi); hewan kecil terdiri dari 25 ekor marmut untuk penelitian Bakteriologi, 3 ekor kelinci (1 ekor untuk penelitian Bakteriologi dan 2 ekor untuk penelitian Patologi); dan 113 ekor ayam untuk penelitian Virologi.

Keuangan

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2017 BB Litvet mengelola anggaran yang bersumber dari APBN (DIPA Nomor: SP DIPA-018.09.2.237259/2017) yang dialokasikan pada satu program yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan sebesar Rp34.361.000.000,-(Revisi 03). Alokasi anggaran berdasarkan jenis belanja sbb: (i) Belanja Pegawai sebesar Rp16.254.000.000,-, (ii) Belanja Barang sebesar Rp12.970.000.000,- dan (iii) Belanja Modal sebesar Rp5.137.000.000,-. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Agustus 2017 sebesar Rp20.441.677.100,- atau 59,49% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp10.510.993.966,- atau 64,67% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp7.397.092.884,- atau 57,03% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp2.533.590.250,- atau 49,32% dari pagu.

(20)

Perkembangan Pelaksanaan DIPA

Lingkup Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2017 Bulan : 31 Agustus 2017 No UK/UPT Pagu Anggaran (Rp.000) Keuangan Target Realisasi (Rp.) (%) (Rp.) (%) 1 BB Litvet Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 16.254.000 12.970.000 5.137.000 10.509.837.000 5.979.170.000 2.032.198.000 64,66 46,10 39,56 10.510.993.966 7.397.092.884 2.533.590.250 64,67 57,03 49,32 Jumlah 34.361.000 18.521.205.000 53,90 20.441.677.100 59,49

(21)

17

BAB VI PENUTUP

Dari penelitian “Pemanfaatan bakteriofaga untuk terapi infeksi ETEC, EPEC dan EHEC pada sapi” diperoleh hasil uji pendahuluan dosis infektif E.coli pada mencit umur 8 minggu, dan hasil uji in vitro yang menunjukkan bahwa konsentrasi terendah kolifaga yang dapat menghambat pertumbuhan E.coli.

BB Litvet berpartisipasi dalam kegiatan Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner di Balai Penelitian Ternak Ciawi (Balitnak) tanggal 8 – 9 Agustus 2017, dengan tema “Teknologi Peternakan dan Veteriner Mendukung Diversifikasi Sumber Protein Asal Ternak”; dan Gelar Teknologi Inovasi Pertanian pada peringatan Hakteknas tahun 2017 yang diselenggarakan di Center Point of Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 10 Agustus 2017.

Aset yang dimiliki oleh BB Litvet, yaitu berupa lahan, gedung dan peralatan laboratorium, serta hewan percobaan.

Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Agustus 2017 sebesar Rp20.441.677.100,- atau 59,49% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp10.510.993.966,- atau 64,67% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp7.397.092.884,- atau 57,03% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp2.533.590.250,- atau 49,32% dari pagu.

Gambar

Tabel 1. Distribusi  Kepegawaian per 31 Agustus 2017
Tabel 4.  Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional                   Pustakawan per 31 Agustus 2017
Tabel 7.  Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional                   Paramedik Veteriner per 31 Agustus 2017
Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan      per 31 Agustus 2017

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa pada siklus II ini siswa sudah mulai menyimak informasi Tari Gantar dari guru.Hal ini disebabkan guru menjelaskan Tari Gantar dengan

Tabel 4.11 Hasil percobaan Pertempuran 9 NPC Kirna vs 5 Kirna dengan formasi panah

Perlakuan hidrolisis asam pada fraksi air daun mengkudu dan batang brotowali dapat meningkatkan aktivitas penangkapan radikal DPPH yang ditunjukkan pada nilai

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara determinan sosial demografi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi penerima

India dan Pakistan adalah dua negara yang menjadi aktor utama dalam persaingan politik di kawasan Asia Selatan, kedua negara besar yang saling bersebelahan ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) Apakah penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berpengaruh terhadap

Untuk mengetahui denyut jantung bayi, dapat dilakukan dengan meraba bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan meletakkan stetoskop pada dad a

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka akan muncul pertanyaan penelitian, yaitu apakah corporate governance yang dalam penelitian ini