• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi pada Karyawan Perusahaan Jasa Tour Dan Travel di Kota Batam) Suhardi

Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Batam city into a city that attract tourists to visit and serve as a destination for MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). With the number of tourists impact also on the tour and travel companies to provide a variety of tours that can be offered to tourists. The aim of this study was to determine the effect of training, work environment on the tour and travel service company in Batam on employee performance. Data were analyzed quantitatively by using validity, reliability test, multiple linear coefficient, T test, F test and R2 by using application software SPSS 20.0 for Windows. The results showed that the variables pelatihan and working environment together have a significant effect on employee performance. Furthermore, from the results of this study also showed that in partial training and working environment have a significant effect on employee performance. It is shown from the results obtained from the partial test shows for training variable (X1) has a significance value of t for 4.643 and for the work environment variables (X2) has a significance value of t by 9.664. And a simultaneous test of significance F value of 0.000 <of = 0.05. As well as Training and Working Environment variables can contribute to variable employee performance for coefficient of determination (R square) of 0.463 or 46.3% while the remaining 53.7% is contributed by other variables not included in this study.

Keywords: training, work environment, performance

ABSTRAK

Kota Batam menjadi kota yang menarik perhatian wisatawan untuk dikunjungi dan dijadikan sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). Dengan banyaknya wisatawan berdampak juga pada perusahaan tour dan travel dengan menyediakan berbagai wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan, lingkungan kerja pada perusahaan jasa tour dan travel di Kota Batam terhadap kinerja karyawan. Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, Koefisien linier berganda , uji T, uji F dan R2 dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 20.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel pelatihan dan lingkungan kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dari hasil yang didapat dari uji parsial menunjukkan untuk variabel pelatihan (X1) memiliki nilai signifikansi t sebesar 4.643 dan untuk variabel lingkungan kerja (X2) memiliki nilai signifikansi t sebesar 9.664. Dan uji simultan nilai signifikansi F sebesar 0,000 < dari = 0,05. Serta variabel Pelatihan dan Lingkungan Kerja mampu memberikan kontribusi terhadap variabel Kinerja karyawan sebesar nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,463 atau 46,3% sedang sisanya 53,7 % merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

(2)

1. PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, di-mana pariwisata menjadi salah satu penyum-bang devisa negara. Perkempenyum-bangan pariwisata yang sedemikian pesat merupakan fenomena global di kalangan industri pariwisata maupun penggunanya. Secara ekonomi, par-wisata memberi dampak pada perluasan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income perka-pita dan peningkatan devisa negara.

Kota Batam menjadi kota yang menarik perhatian wisatawan untuk dikunjungi karena selain letaknya sangat strategis dan berdekatan dengan Negara Singapura maupun Malaysia, kota Batam juga dijadikan sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) tentunya akan menjadi daya tarik lain untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Kegiatan Industri MICE di kota Batam tergolong sebagai industri baru masa kini yang menunjukkan bahwa MICE sebagai salah satu sektor dalam bisnis pariwisata.

Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung di kota Batam, berdampak juga pada perusahaan tour and travel Kota Batam dengan menyediakan berbagai wisata yang dapat di tawarkan kepada wisatawan manca-negara maupun wisatawan domestik, didukung oleh tersedianya fasilitas transportasi umum, hotel dan resort dengan standar berkelas internasional. Oleh karena itu perusahaan tour dan travel harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar dapat bersaing, minimal untuk mempertahankan operasi peru-sahaan. Salah satu keunggulan kompetitif yang penting bagi perusahaan adalah karyawan perusahaan, karena karyawan merupakan penggerak operasi perusahaan. Jika kinerja karyawan perusahaan baik, maka kinerja perusahaan juga akan meningkat. Untuk meningkatkan kinerja yang berkualitas serta terlatih perlu dilaksanakan pelatihan untuk dapat mendukung program-program perusa-haan yang telah ditetapkan. Pelatihan meru-pakan solusi untuk membangun kemampuan sumber daya manusia yang diharapkan mampu untuk meningkatkan keterampilan karyawan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil kerja dan prestasi kerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk meningkat-kan

prestasi kerja karyawannya dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatih-an. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rivai (2009: 212), “Pelatihan sangat penting bagi karyawan baru, maupun karya-wan yang sudah lama. Pelatihan, secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan prestasi kerja di masa mendatang”.

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, dan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal, termasuk di dalamnya adalah faktor lingkungan kerja yang juga berperan penting terhadap kinerja karyawan. Faktor-faktor lingkungan kerja memberikan dampak besar terhadap karyawan, baik terhadap hasil negatif atau hasil positif (Chandrasekar, 2011). Selama dekade terakhir, faktor-faktor lingkungan kerja dari pekerja kantor telah berubah, karena perubahan beberapa faktor, seperti lingkungan sosial, teknologi informasi dan cara-cara yang fleksibel mengatur proses kerja (Hasun dan Makhbul, 2005).

Mengingat betapa pentingnya pelatihan dan lingkungan kerja karyawan dalam upaya peningkatan kinerja kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas, maka pada penelitian ini, penulis menganalisis lebih jauh bagaimana pengaruh pelatihan dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan Jasa Tour dan Travel di Kota Batam.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel Pelatihan (X1) terhadap Kinerja

karyawan (Y); untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y); dan

untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel Pelatihan (X1) dan Lingkungan Kerja

(X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja

karyawan (Y).

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pelatihan

Menurut Handoko (2001: 104) mengemuka-kan bahwa Pelatihan (training) dimaksudmengemuka-kan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan

(3)

pekerjaan sekarang. Sedang menurut Dessler (2004:216) mengemukakan bahwa pelatihan merupakan proses mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.

Vietzal Rivai (2009: 222) berpendapat bahwa pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari pada teori. Sedangkan menurut Mathis (2006: 302), pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Byars dan Rue (2008: 161), mengemukakan pendapatnya pelatihan adalah learning process that involves the acquisition of skills, concepts, rules, or attitude to enhance employee perform-ance .Sedang menurut Oemar Hamalik (2005:10) Pelatihan adalah suatu tindakan (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga professional, pelatihaan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemam-puan kerja pegawai dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.

Jadi, proses pelatihan memiliki keterikatan dengan berbagai tujuan organisasi dan pelatihan juga ditujukan pada pengembangan karyawan, baik dalam bidang kecakapan, pengetahuan, keterampilan, keahlian, sikap dan tingkah laku pegawai serta lebih kepada sifat praktis.

2.2. Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011: 2) Lingkung-an kerja adalah keseluruhLingkung-an alat perkakas dan bahan yang dihadapan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelom-pok. Dia membagi jenis lingkungan kerja ini terbagi menjadi dua, yaitu: lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Sedangkan menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 26) menyatakan lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi baik organisasi maupun kegiatannya. Adapun arti lingkungan kerja secara luas mencakup semua faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi

individu, perusahaan dan masyarakat.

Lingkungan Kerja yang kondusif memberi-kan rasa aman dan memungkinmemberi-kan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas-nya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan.

2.3. Kinerja

Menurut Robbins dan Coulter (2005: 226) berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja individu atau kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan. Kelompok atau organisasi terdiri dari beberapa individu, sehingga kinerja individu akan mempengaruhi kinerja kelompok atau organisasi. Sedang menurut Mathis dan Jackson (2006: 378) mengatakan bahwa pada dasarnya kinerja itu adalah apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan karyawan.

Pengertian lain dari Anwar Prabu Mangku-negara (2009: 67) berpendapat kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksa-nakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Hipotesis

H1 : Pelatihan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. H2 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan. H3 : Pelatihan dan Lingkungan kerja secara

bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. METODE

3.1. Variabel Penelitian

Variabel bebas (Variabel Independen) yaitu tipe variabel yang menjelaskan atau mempe-ngaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pelatihan (X1), Lingkungan Kerja (X2). Varibel Terikat (Variabel Dependen) yaitu tipe veriabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel inde-penden. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y). Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

(4)

seseorang/sekelompok orang tentang fenome-na atau gejala sosial yang terjadi pada variabel-variabel tersebut, dalam penelitian ini minggu-nakan Skala Likert dengan opsi ‘sangat setuju’ diberi nilai 5; ‘setuju’ diberi nilai 4; ‘kurang setuju’ diberi nilai 3; ‘tidak setuju’ diberi nilai 2; dan ‘sangat tidak setuju’ diberi nilai 1.

3.2. Populasi dan Sampel

Ditinjau dari tujuan penelitian, penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian dasar (basic research). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research), maksudnya adalah suatu penelitian yang sering disebut penelitian pengujian hipotesis, yaitu penelitian yang menganalisis hubungan antar variabel-variabel yang dirumu-skan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan Tour dan Travel yang ada di kota Batam yang menjadi anggota dari ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies) Batam pada tahun 2015, tercatat sebanyak 64 perusahaan dengan total karyawan sebanyak 629 orang. Teknik peng-ambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria atau pertimbangan tertentu, Sugiyono (2012: 117) dengan jumlah sampel sebanyak 190 orang karyawan saja dari 6 perusahaan tour & travel, yaitu PT JJ Tour & Travel sebanyak 65 orang, PT Desindo Sukses Tour & Travel sebanyak 64 orang; PT Seven Flower Tour & Travel sebanyak 18 orang; PT Pattra Tour & Travel sebanyak 15 orang; PT Mega Holidays Tour & Travel sebanyak 15 orang, dan PT Dignity Cargo Wisata Tour & Travel sebanyak 13 orang. Pertimbangannya adalah karena karyawannya lebih dari 12 orang, sedang untuk perusahaan tour & travel lainnya memiliki karyawan yang kurang dari 12 orang.

3.3. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah: 1. Analisis deskriptif : digunakan untuk

menggambarkan data penelitian, seperti data responden beserta distribusi item dari masing-masing variabelnya yang ditabulasikan dalam bentuk tabel, lalu kemudian dibahas secara deskriptif. Tolak ukur dari pendeskripsian ini adalah dengan pemberian angka, baik dalam jumlah maupun persentase.

b. Analisis Data Inferensial : berfungsi untuk meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian. Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Agar dapat memperoleh nilai estimasi terbaik atau tidak bias maka sebelum dilakukan analisis hasil model regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastis itas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t , uji f dan koefisiensi determinasi. Metode analisis data dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 20.0 for windows.

4. HASIL PEMBAHASAN 4.1. Pemenuhan Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas pada grafik di bawah menunjukkan bahwa nilai residu berdistribusi normal, hal ini terlihat dari bentuk kurva yang membentuk lonceng (bell-shaped curve), sehingga dapat disim-pulkan data berdistribusi normal.

Dari gambar grafik P-P Plot di bawah dapat dijelaskan bahwa data cenderung berada disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal dan tidak ada titik yang terletak jauh dari garis sehingga dapat disimpulkan data dalam penelitian ini yang telah terdistribusi secara normal.

(5)

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti adanya variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan, atau terdapatnya variasi residual yang semakin besar pada jumlah pengamatan yang semakin besar. Pengujian gejala heterokedastisitas meng-gunakan scatterplot, hasil uji heteroske-dastisitas disajikan pada gambar berikut:

Dari gambar scatterplot di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2. PENGUJIAN HIPOTESIS

Analisis koefisien regresi pada penelitian ini merupakan pengujian terhadap derajat signify-kansi hubungan dan besarnya pengaruh dari variabel bebas (independen) Pelatlihan dan Lingkungan Kerja terhadap variabel terikat

(dependen) Kinerja Karyawan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, 1. Dengan uji t agar dapat melihat koefisien regresi parsial yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing variabel bebas (independen) yaitu Pelatihan dan Lingkungan Kerja terhadap variabel terikat (dependen) yaitu Kinerja Karyawan. 2. Dengan uji F yang digu-nakan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi atau menguji tingkat signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat. Da-lam menghitung hasil pengujian ini, mengguna-kan bantuan aplikasi SPSS 20.00 for windows diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.025 1.522 6.586 .000 Total_Pelatihan .185 .040 .263 4.643 .000 Total_Ling_Kerja .426 .044 .548 9.664 .000

a. Dependent Variable: Total_Kinerja

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi, yaitu : Y = 10.025 + 0.185 X1 + 0.426 X2

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1. Konstanta (a) = 10.025, menunjukkan besar-nya Kinerja karyawan, jika pelatihan dan lingkungan kerja karyawan sebesar nol, maka besarnya Kinerja karyawan sebesar 10.025.

2. Koefisien regresi Pelatihan b1 sebesar 0.185, menunjukkan besarnya pengaruh pelatihan terhadap pelatihan terhadap Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan Pelatihan berpengaruh searah terhadap Kinerja karyawan, yang berarti setiap adanya peningkatan Pelatihan kepada karyawan, akan meningkatkan Kinerja karyawan sebesar 18.5 % (dengan asumsi variabel lainnya konstan).

3. Koefisien regresi Lingkungan kerja b2 sebe-sar 0.426, menunjukkan besebe-sarnya penga-ruh Lingkungan kerja karyawan terhadap Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan Lingkungan kerja ber-pegaruh searah terhadap Kinerja karyawan, yang berarti setiap adanya peningkatan dari Lingkungan kerja akan meningkatkan Kiner-ja karyawan sebesar 42.6% (dengan asumsi variabel lainnya konstan).

(6)

1. Uji t

Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Variabel Pelatihan (X1) mempunyai nilai

signifikansi 0.000 lebih kecil dari = 0.05. Atau t hitung sebesar 4.643 > t tabel, berarti bahwa secara parsial variabel Pelatihan (X1) berpengaruh

signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan (Y). Hipotesis pertama (H1) diterima.

b. Variabel Lingkungan kerja (X2)

mempu-nyai nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari = 0.05. Atau t hitung sebesar 9.664 > t tabel, berarti bahwa secara parsial variabel Lingkungan kerja (X2)

berpe-ngaruh signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan (Y). Hipotesis kedua (H2) diterima.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah secara bersama-sama variabel Pelatihan dan Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Hasil analisis data dapat disajikan sebagai berikut : ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 91.621 6 15.270 28.405 .000 Residual 98.379 183 .538 Total 190.000 189

Dependent Variable: Total_Kinerja Predictors: Total_Pelatihan Total_Ling_Kerja

Dari hasil uji F tabel di atas diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0.000 lebih kecil dari = 0.05, atau f hitung sebesar 28.405 > dari f tabel, jadi variabel Pelatihan (X1) dan variabel Lingkungan

kerja (X2) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan (Y), sehingga hipotesis ketiga (H3) diterima.

Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .681a .463 .458 3.35632

Uji koefisien determinasi (R square) untuk mengetahui jumlah/persentase sumbangan pengaruh variabel Pelatihan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) secara bersama-sama memberi pengaruh terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hasil analisis di atas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0.463. Angka ini menunjuk-kan Pelatihan dan Lingkungan kerja mampu memberikan kontribusi terhadap variabel Kinerja karyawan sebesar 46.3%, sedangkan sisanya sebesar 53.7% disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.3. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karya-wan. Pengaruh tersebut adalah pengaruh positif, yang artinya semakin baik Pelatihan diberikan maka akan berdampak semakin tinggi juga Kinerja karyawan. Demikian juga sebaliknya, semakin tidak diberikan Pelatihan kerja, akan berdampak rendahnya Kinerja karyawan. Berarti Pelatihan kerja bagi karyawan sangat penting untuk diterapkan dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pelatihan akan berdampak meningkatkan Kinerja karyawan dalam bekerja secara lebih efektif dan efisien terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, menuntut pula perubahan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan, dan sebagai-nya. Oleh karena itu apabila perusahaan ingin berkembang, maka pelatihan bagi karyawan mutlak harus diberikan dan mendapatkan perhatian yang serius.

Hasil analisis berikutnya adalah Lingkungan kerja juga berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan. Pengaruh tersebut adalah pengaruh positif, yang artinya bahwa ling-kungan kerja yang baik akan menimbulkan rasa nyaman bagi karyawan. Rasa nyaman dan senang tersebut akan mempengaruhi karyawan untuk lebih bersemangat dan giat serta tekun dalam bekerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan Kinerja karya-wan. Begitu juga sebaliknya, apa bila keadaan pada lingkungan kerja buruk, tidak nyaman, maka akan berdampak pada penurunan kinerja karyawan.

(7)

5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut ;

1. Bahwa variabel Pelatihan dan Lingkungan kerja baik secara parsial maupun secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada perusa-haan jasa tour dan travel di kota Batam. 2. Dari dua variabel yang diteliti yaitu variabel

Pelatihan dan Lingkungan kerja, yang memiliki pengaruh dominan terhadap Kinerja karyawan adalah faktor Lingkungan kerja.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan ; 1. Sehubungan faktor pelatihan dan

lingkung-an kerja berpengaruh signifiklingkung-an terhadap Kinerja karyawan, maka perusahaan dapat meningkatkan (minimal mempertahankan) pelatihan yang sudah berjalan, serta terus memperhatikan kondisi kenyamanan dari lingkungan kerja karyawan, supaya karya-wan dapat merasa betah dalam bekerja sehingga pekerjaannya dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

2. Karena masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yang tidak diteliti pada penelitian ini, seperti : penghargaan, motivasi kerja, gaya kepe-mimpinan, dan lain-lainnya, disarankan un-tuk penelitian berikutnya dapat menambah variabel- variabel lain tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. (2004), Manajemen Pemasar-an. Cetakan ketujuh, Raja Grafindo. Jakarta. Budi, Purbayu. dkk. (2005), Analisi statistika

dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi, Yogyakarta.

Citra Indah Zuana, dkk (2014) Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja Karyawan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (studi pada Karyawan PT. Jamsostek (persero) Kantor Cabang Malang) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 7 No. 1 Januari 2014

Halim, Sartika Hayulinanda. (2012). Analisis Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sinar Galesong Pratama Makasar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makasar.

Hamalik. Oemar, (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihaan Tenaga Kerja Pendekatan Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P., (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Mailisa (2014), Pengaruh Pelatlihan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjung Pinang. Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manaje-men Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. (2006). Human Resource Manage-ment. Salemba Empat. Jakarta.

Mowen, John., dan Minor, Michael. (2004), Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, Jilid Pertama, Erlangga, Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 1986. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta. Pratisto, Arif. (2009), Statistik Menjadi Mudah

Dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Rachmawati, Ike Kusdyan. (2008). Menejemen Sumber Daya Manusia. Andi. Yogyakarta. Reksohadiprodjo, Sukanto. (2000).

Organisa-si Perusahaan : Teori, Struktur dan Perilaku. BPFE. Yogyakarta.

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Rajawali Pers. Jakarta. Robbins, Stephen P. Dan Judge, Timothy A.

(8)

Empat. Jakarta.

Sedarmayanti. (2007). Menejemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan Menejemen Pegawai Negeri Sipil. PT. Rafika Aditama. Bandung.

Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju. Bandung.

Suhadi, M. (2005). Pengaruh Motivasi kerja dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja

karyawan Pada PD BPR Bank Pasar Klaten, Yogyakarta: Jurnal pendidikan LIPI / Vol.11 No. 1.

Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Yogyakarta.

Swasto, Bambang. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. UB Press . Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas

Tujuan penelitian kolaboratif ini adalah (1) mendeskripsikan langkah- langkah penerapan model inkuiri terbimbing dengan media kertas lipat, (2) meningkatkan

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Marketing Event adalah sebuah pegkhususan kerja dalam bidang pemasaran yaitu dalam hal event marketing yang ditugaskan untuk merencanakan suatu pemasaran produk atau jasa

Moving plate, bagian yang bergerak ini minimal terdiri dari, core side yaitu kebalikan dari cavity side, bagian ini adalah bagian yang membentuk produk bagian

Salah satu kesulitan utama dalam perancangan kursi adalah seringkali posisi duduk dipandang sebagai gerak statik, padahal duduk lebih dapat di- katakan sebagai

Untuk menjaga kredibilitas hasil penelitian ini dapat dilakukan validasi sebagai berikut: (1) trianggulasi, (2) member check, dan (3) pendapat para ahli. HASIL

kolum B boleh dijelaskan sebagai benar pada tingkat keyakinan (level of confidence) 95%. Nilai ‘sig’ perlulah sentiasa diterjemah terlebih dahulu sebelum melihat kepada