BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 SUMBER DATA
Data-data yang diperoleh dalam bab ini didapat melalui beberapa metode seperti yang dijabarkan sebagai berikut:
• Data Sumatif: berasal dari artikel internet.
• Data Formatif: berasal dari literatur seperti buku, internet dan wawancara langsung dengan narasumber.
2.1.1 Literatur Refrensi Perancangan Website
Berikut sumber buku yang digunakan oleh penulis untuk mendukung data-data yang berkaitan selama proses perancangan website “Tell The World”
- Latner, Joel. (1986). The Gestalt Therapy Book: A Holistic Guide to the Theory, Principles and Techniques of Gestalt Therapy Developed by Frederick S. Perls and Others. (2nd Edition). Gouldsboro ME: Gestalt Journal Press.
- Nugroho, Eko. (2008). Buku Pengenalan Teori Warna. Jakarta: Andi Publisher.
- Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa Dan Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
- Nielsen, Jakob. (1999). Designing Web Usability: The Practice of Simplicity. San Francisco: New Riders Publishing.
- Ollie J., & Frank T. (1981). The Illusion of Life: Disney Animation. New York: Hyperion Books.
2.1.2 Media Elektronik
Sumber situs website yang mendukung pembuatan desain website “Tell The World”
- Reichenstein, Oliver. (2006). Web Design is 95% Typography. Retrieved: 07-27-2013 from http://ia.net/blog/the-web-is-all-about-typography-period/
- Tell The World. Retrieved: 04-14-2013 from http://www.wwftelltheworld.com/
- Sony Global CSR/Environmental Activities. Retrieved: 04-14-2013 from http://www.sony.net/SonyInfo/csr/
- Sony Road to Zero. Retrieved: 04-14-2013 from http://www.sony.net/SonyInfo/csr/eco/RoadToZero/
- Save Sumatra. Retrieved: 04-14-2013 from http://savesumatra.org/
- スマトラ島の熱帯林の減少. Retrieved: 04-14-2013 from
http://www.wwf.or.jp/activities/2009/09/699714.html
- ブキ・バリサン・セラタン国立公園の保全. Retrieved: 04-14-2013
from http://www.wwf.or.jp/activities/2009/09/699714.html
2.1.3 Wawancara
Untuk memperdalam data yang didapat, penulis mewawancarai narasumber.
Narasumber yang pertama adalah mbak Fransisca Maharani, selaku kepala HRD Sony Indonesia dan ketua team CSR Sony Indonesia.
2.2 DATA PENYELENGGARA
2.3.1 Program “Road To Zero”
Sejak awal tahun 1990, Sony telah mengejar inisiatif di lingkungan hidup berdasarkan prinsip-prinsip lingkungannya dan target. Pada bulan April 2011, Sony mengumumkan “Road To Zero”, sebuah rencana lingkungan global yang baru. Rencana ini terdiri dari Sony Group Environmental Vision dan beberapa set target lingkungan jangka menengah, yang menjadi kunci utama jalan untuk mencapai visi.
Striving to achieve a zero environmental footprint
Seperti yang dinyatakan Sony Group Environmental Vision, Sony berupaya mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dengan mencapai nol jejak lingkungan sepanjang siklus hidup produk dan kegiatan usaha. Tujuan jangka panjang inilah yang mendorong Sony untuk membuat rencana lingkungan global yang baru “Road To Zero”.
Menggunakan metode backcasting, Sony telah menyusun Green Management 2015, serangkaian target jangka menengah khusus yang telah ditentukan Sony Group harus memenuhi fiskal di tahun 2015 jika ingin mencapai tujuan akhir dari Road To Zero 2050. Target ini didasarkan pada empat perspektif perubahan iklim lingkungan, konservasi sumber daya, manejemen bahan kimia dan keanekaragaman hayati-di semua tahapan siklus hidup produk.
2.3.2 Project for Forest Conservation in Sumatra
Pada tahun 2011, tahun internasional hutan, Sony meluncurkan kegiatan untuk membantu konservasi hutan di Pulau Sumatra, Indonesia, bersama-samadengan WWF Jepang (World Wide Fund for Nature).
Hutan tropis Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang kaya dengan beberapa paralel di seluruh dunia. Sementara mereka pernah menutupi seluruh pulau, mereka cepat menyusut selama 30 tahun terakhir ini. Tindakan mendesak dianggap diperlukan untuk menyelamatkan hutan dan berbagai jenis flora dan fauna, yang meliputi banyak spesies yang terancam punah.
Selain itu, pendudukan tanah dalam Taman Nasional, penebangan, dan kegiatan lainnya telah menyebabkan masalah tambahan: hilangnya habitat satwa liar karena pengurangan terkait kawasan hutan. Salah satu faktor di balik kerusakan hutan adalah penebangan traktat-traktat hutan alam untuk penanaman akasia dan pohon-pohon lain yang disediakan bahan baku untuk produksi kertas, dan perkebunan yang memproduksi minyak sawit. Kertas di Sumatera dan kelapa sawit yang diekspor di seluruh dunia.
Kertas dihasilkan dari sumber daya hutan yang berharga. Dengan kesadaran yang tajam tentang pentingnya mereka, Sony mempromosikan penggunaan rumah yang tepat dari kertas. Sebagai contoh, kertas adalah salah satu item-item yang termasuk dalam Green Star Program untuk evaluasi ramah lingkungan lokasi kami. Selain kegiatan rumah sukarela, kita terlibat dalam komunikasi kampanye untuk menyebarkan berita tentang upaya konservasi dan situasi di Sumatera. Upaya ini mencakup bantuan dengan proyek-proyek penanaman pohon untuk memulihkan hutan berharga dan dukungan untuk
program patrol gajah sebagai bagian dari kegiatan kami untuk kontribusi kepada masyarakat.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, hutan yang terletak di ujung selatan Sumatera, adalah rumah bagi berbagai tumbuhan dan hewan hidup. Dalam hal keanekaragaman hayati, itu adalah harta karun dan telah dipilih sebagai situs Warisan Dunia UNESCO alami di bawah judul “Tropical Rainforest Heritage of Sumatra. Hal ini sangat penting karena merupakan habitat bagi Rafflesia, yang adalah tertatih-tatih di ambang kepunahan, dan spesiesasli Sumatra seperti Badak Sumatera, gajah dan harimau.
2.3.3 Program “Tell The World”
Terkait dengan slogan Sony Global CSR, ‘For The Next Generation’, Sony Indonesia sekarang melakukan sebuah program bernama “Tell The World”. Ini adalah program berkelanjutan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat di sekitar Bukit Barisan dan juga karyawan Sony. Sony Global telah mendukung konservasi hutan di Bukit Barisan National Park (Lampung) sejak 2011. Oleh karena itu, Sony Indonesia mengambil kesempatan ini untuk mendukung masyarakat di sekitar Bukit Barisan, terutama generasi muda untuk mengembangkan diri.
Dengan menggunakan konsep jurnalisme warga, Sony Indonesia menyediakan 10 unit dari seri Xperia™ Go untuk siswa SMP dan SMA untuk memberikan pengalaman pada mereka menjadi seorang jurnalis dan menulis cerita-cerita sebenarnya tentang kampung halaman mereka, yang menjadi salah satu situs warisan dunia. Cerita dan foto di blog ini ditulis oleh para pelajar untuk mempromosikan budaya lokal yang unik dan lingkungan Taman Nasional Bukit Barisan. Melalui blog ini, Sony Indonesia ingin
memberdayakan siswa untuk menjadi kreatif, inovatif dan membawa dampak kepada masyarakat. Selain itu, Sony Indonesia juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi kritis kehutanan di daerah Sumatera.
2.3.3.1 Website Tell The World
Dibawah ini adalah website resmi dari “Tell The World” yang berdomain www.wwftelltheworld.com, yang diangkat menjadi tema Tugas Akhir penulis.
2.3 ALASAN PENGANGKATAN PERMASALAHAN
Hutan Hujan Tropis Sumatra yang merupakan kawasan Hutan Lindung dan rumah bagi sekitar 10.000 jenis tanaman, termasuk 17 genus endemis, lebih dari 200 spesies mamalia, dan 580 spesies burung dan 465 berdomisili dan 21 merupakan endemis, harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Karena peran hutan sumatra tidak hanya sebagai rumah bagi beranekaragam flora dan fauna tetapi juga sebagai paru-paru dunia dengan hutan lindungnya.
Menginformasikan bahwa kondisi hutan di Sumatra dalam keadaan kritis, dan menyadarkan masyarakat untuk turut membantu dalam pelestarian hutan. Dan
memberikan penjelasan lebih luas tentang program Tell The World, sehingga tidak rancu antara program Project for Forest Conservation in Sumatra melalui website.
Website adalah sebuah media promosi yang dilihat oleh seluruh dunia, oleh sebab itu sebuah tampilan menarik adalah salah satu kunci keberhasilan dari sebuah program sosial tersebut, dan dengan media website yang lebih memberikan informasi yang jelas dan ditambah dengan desain yang lebih interaktif maka pengunjung yang mendapat info dari website dapat tertarik untuk mendukungatau berpartisipasi dalam reservasi hutan “Taman Nasional Bukit Barisan” ini.
2.4 ALASAN PENGANGKATAN PERMASALAHAN
2.4.1 World Wildlife Fund
Pada tahun 1961, sejumlah organisasi di seluruh dunia seperti Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dan The Conservation Foundation, berusaha memenuhi kebutuhan konservasi, tetapi sangat kekurangan dana. Dukungan utama pun didapatkan dari Morges Manifesto, yang ditandatangani oleh 16 konservasionis terkemuka di duia, termasuk ahli biologi dan penggemar satwa liar Afrika, Sir Julian Huxley; Wakil Presiden IUCN, Sir Peter Scott; dan Jendral Direktur dari British Nature Conservancy, E.M. Nicholson. Morges Manifesto menyatakan bahwa sementara ada keahlian untuk melindungi lingkungan dunia, tetapi tidak pada keuangan. Keputusan itu pun akhirnya menjadi berdirinya World Wildlife Fund sebagai organisasi penggalangan dana internasional untuk bekerjasama dengan kelompok-kelompok konservasi yang ada dan membawa dukungan keuangan yang besar untuk gerakan konservasi pada skala dunia.
2.4.2 Save Sumatra
WWF-Indonesia meluncurkan kampanye “Save Sumatra” sebagai upaya untuk melindungi beberapa satwa kunci dan habitat hutannya dengan tidak mengabaikan keseimbangan antara fungsi ekologi dan pembangunan ekonomi masyarakat.
Kampanye ini mengajak individu, kelompok-kelompok konservasi, pengusaha dan pemerintah untuk mendukung perlindungan satwa-satwa langka tersebut dan melindungi mereka dari ancaman konservasi hutan alam yang terus-menerus.
Harimau sumatera, badak sumatera dan orangutan sumatera telah mencapai status sangat kritis dan gajah sumatera mencapai status kritis. Hutan alam habitat mereka mengalami penurunan daya dukung yang sangat serius.
WWF adalah organisasi konservasi terbesar di dunia. Pada tahun 1998, kantor WWF International Program Indonesia menjadi WWF Indonesia. Saat ini, WWF Indonesia bekerjasama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat dan institusi pemerintahan terkait untuk mencapai tujuan kampanyenya.
2.5 ANALISA SWOT
Agar dapat menemukan penyelesaian yang tepat maka penulis memutuskan untuk memakai analisa SWOT.
Strength
• Website dengan gaya illustrasi vektor yang bernuansa hutan yang menjadi daya tarik terhadap pengunjung website.
• Belum ditemukannya website yang berisikan citizen journalism yang terdiri dari anak-anak yang tinggal di daerah konservasi hutan.
• Pengunjung mendapatkan pengetahuan tentang hutan Pulau Sumatra beserta flora dan fauna ciri khas Sumatra, serta lingkungan hidup yang terjadi terhadap penduduk yang tinggal disekitar daerah reservasi.
• Content website dapat di update dengan mudah. Weakness
• Akses situs hanya terbatas pada kalangan tertentu saja yang memiliki fasilitas Internet.
Opportunity
• Lebih mudah dan cepat untuk mencari informasi secara Online. • Dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
• Maraknya pengguna jejaring sosial, sehingga dunia Online semakin berkembang.
• Dari konsep website dapat dikembang menjadi kampanye nantinya. Threat
• Jika anak-anak yang menjadi jurnalis tidak rajin mengekspos, maka website menjadi tidak up to date.