1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan sampai kurikulum modern.
Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam pendidikan di Indonesia.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum ini hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-kurikulum yang ada sebelumnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang kurikulum KBK, KTSP dan kurikulum 2013. Yang mana tiga kurikulum inilah yang banyak menjadi permasalah dalam ranah pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam dunia pendidikan??
2 C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, dapat disebutkan beberapa tujuan pembahasan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013. 3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum.
3 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijasah. Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat (Olivia, 1997:60). Pengertian kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya kurikulum dalam suatu proses pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum :
1. Pengertian Kurikulum menurut Wikupedia.org Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggarapendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
2. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. 3. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
4. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
5. Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
6. Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada
4
peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
8. Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Sistem tersebut dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
B. KURIKULUM MI/SD KBK 1. Pengertian
KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK berorientasi pada pencapaian hasil (output-oriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
KBK bertitik tolak dari kompetensi yang harus dimiliki siswa. Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas (mastery learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional (Depdiknas,2000f:1; Sidi, 2001:8). Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi
5
akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi karakter nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa belajar tentang belajar (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
2. Landasan KBK
Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya ada landasan-landasan yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam penerapannya.Adapun landasan-landasan KBK meliputi:
a) Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
b) Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah Kebijakan Pendidikan” dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2000.
c) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : di nyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sementara itu, agak berbeda dengan landasan-landasan di atas E. Mulyana menegaskan ada tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yaitu:
6
1) Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual.
2) Pengembangan konsep belajar tuntas/belajar sebagai penguasaan. 3) Pendefinisian kembali terhadap bakat (2003 : 40-41)
3. Tujuan Dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mempersiapkan generasi menjadi anggota masyarakat dunia yang memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan dirinya ke arah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki. Selain tujuan tersebut KBK juga bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu adapun tujuan penyusunan KBK adalah sebagai:
a) acuan penyusunan silabus dan satuan pembelajaran;
b) acuan penyusunan bahan ajar seperti: modul dan buku pelajaran kursus dan pelatihan. serta buku pelajaran bagi yang belajar mandiri;
c) sarana pembinaan dan pengembangan kursus.
4. Isi KBK
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang diajarkan yaitu, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial, bahasa Indonesia, matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan yang mendukung kebiasaan, dan muatan lokal. Dalam Kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
1. Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.
2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
7
3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman. (Sanjaya 2005 : 8).
5. Karakteristik KBK
Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal, yaitu:
1. Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah.
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar.
3. Pengalaman lapangan. Pengalamamn lapangan ini untuk menumbuhkan komunikasi antara guru dengan murid.
4. Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu belajar mandiri.
5. Kemudahan belajar. Kemudahan ini diberikan melalui perpaduan antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim.
6. Belajar tuntas. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal, maka pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis, yang akan tercermin dari strategis yang dilakukan terutama dalam mengorganisasi tujuan dan baha ajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang gagal mencapai tujuan.
6. Prinsip-Prinsip Pengembangan KBK 1) Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur 2) Penguatan identitas nasional
3) Keseimbangan etika
8 5) Mengembangkan keterampilan hidup
6) Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif 7) Kesamaan memperoleh kesempatan
8) Belajar sepanjang hayat
9) Pendekatan menyeluruh dan kemitraan
7. Komponen KBK
1. Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan kompetensi yang perlu dicapai secara keseluruhan
2. Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian yang konsisten
3. Kegiatan belajar mengajar
4. Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk pola pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.
8. Kelebihan KBK
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.
3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
4. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/siswa (student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.
9
5. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi & perbaikan pada kekurangan peserta didik dalam pembelajaran.
6. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
7. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.
9. Kelemahan KBK
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
4. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi merupakan ”a complex combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task performance“. (Gonczi,1997)
10. Implementasi KBK
Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok yaitu:
a) Pengembangan program
Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remidial serta program bimbingan dan konseling.
10 b) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahanperilaku peserta didik. Umumnya palaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pretes, proses dan postes
c) Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi, bench-marking dan penilaian program.
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi.
2. Landasan KTSP
Pendidikan.dan pengembangan KTSP didasarkan pada landasan empiris, yuridis dan teoritis. Yang menjadi landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan karena cenderung berorientasi pada pengembangan kognitif (intelektual). Sedangkan pada pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Kedua, Indonesia mempunyai keberagaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga,
11
melihat peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif.
3. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang ada.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
4. Isi KTSP
Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, serta endidikan berbasis keunggulan lokal dan global (Mulyasa, 2006:180). Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Kelompok mata pelajaran estetika
12
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun, mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
5. Karateristik KTSP
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan 2. Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional 4. Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan
6. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu. Pengembangan KTSP harus memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, perbedaan agama, suku, budaya, sosial, ekonomi, bahkan perbedaan gender.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni selalu berkembang secara dinamis.
4. Relevan dengan kebutuhan hidup.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkelanjutan dan berkesinambungan antar semua pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. KTSP mengarah pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. KTSP dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
13 7. Komponen KTSP
1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
2. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan 3. Kalender pendidikan
4. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
8. Kelebihan KTSP
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan dapat tercapainya pendidikan karakter.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa
4. Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan ,namun secara umum,KTSP bias diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa depan dengan pembekalan keterampilan peserta didik.
5. Peserta didik juga diajak bicara,diskusi,wawancara dan membahas masalah-masalah yang kontekstual yang dalam kenyataanya memang diperlukan sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari- hari.
6. Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih penting sudah adalah belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
7. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 persen.
8. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.
14
10. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan peserta didik dan kondisi daerahnya masing-masing.
11. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
12. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik
14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik. 16. Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan 17. Menggunakan berbagai sumber belajar.
18. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar. 19. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
9. Kelemahan KTSP
1. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban
15
mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
5. Pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
6. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.
7. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina perkembangan peserta didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial, ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.
8. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan prtofolio. Karena ketidakpemahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes dan ulangan yang cognitive based semata.
10. Implementasi KTSP
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut kreatifitas dan kearifan pendidik dalam menciptakan dan menambahkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Sehingga dalam implementasinya seorang pendidik harus mampu:
1. Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan 2. Memiliki pendekatan yang tepat
3. Membentuk kompetensi peserta didik, meliputi:
a) Kegiatan awal/pembukaan seperti pembinaan keakraban dan pre-test b) Kegiatan inti
c) Kegiatan akhir/penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan pos-test.
4. Kriteria keberhasilan
16 D. KURIKULUM 2013 (K13)
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU no. 32 tahun 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
2. Landasan Kurikulum 2013
1. Landasan yuridis yaitu dari PP 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19 tahun 2005 tentang SNP
2. Landasan psikologis, terdapat dua cabang ilmu psikologis yang berkaitan erat dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
3. Landasan konseptual, kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus dipahami terlebih dahulu, seperti manusia sejak lahir telah mempunyai potensi dasar, usaha agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, potensi tersebut agar dapat dikembangkan sehingga mampu bertanggung jawab dalam potensi yang di miliki dengan berpedoman kepada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai beberapa karakter yang tertanam dalam dirinya selain kompetensi.
4. Landasan filosofis, dapat membantu segala hal yang berhubungan dengan kurikulum yang didasarkan kepada bagaimana sekolah dan kelas diorganisir.
3. Tujuan Kurikulum 2013
Penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013 bertujuan untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan
17
dilaksanakan. Selain itu, Kurikulum 2013 disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk,
a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
4. Isi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 berbasis pada sains. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.
5. Karakteristik Kurikulum 2013
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
18 6. Prinsip-Prinsip Kurikulum 2013
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
7. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seniKurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
8. Kelebihan Kurikulum 2013
1. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
3. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
19
4. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
9. Kekurangan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
10.Implementasi Kurikulum 2013
1. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/PTK
Pelatihan PTK adalah bagian dari pengembangan kurikulum. Pelatihan PTK disesuaikan dengan strategi implementasi yaitu: Tahun pertama 2013 sampai tahun 2015 ketika kurikulum sudah dinyatakan sepenuhnya diimplementasikan.
Strategi pelatihan dimulai dengan melatih calon pelatih (Master Trainer) yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu Dinas Pendidikan, Dosen, Widyaiswara, guru inti nasional, pengawas dan kepala sekolah berprestasi. Langkah berikutnya adalah melatih master teacher yang terdiri dari guru inti, pengawas dan kepala sekolah.
2. Pengembangan Buku Siswa dan Pedoman Guru
Implementasi kurikulum dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman guru yang disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses serta
20
hasil belajar peserta didik. Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua karena orangtua tidak perlu membeli buku baru.
3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan
pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin dan bergiliran.
BAB III PENUTUP
21 A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).
B. Saran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan bergantinya kurikulum pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar pendidikan di Indonesia ini bisa lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat dibilang sangat minim dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini publik yang kontra terhadap kurikulum 2013 ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Lias. Tanpa tahun. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
http://panduanmu.blogspot.com/2012/12/pro-kontra-kurikulum-2013.html. http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para- ahli.html