• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Peningkatan Partisipasi Masyakat terhadap Pengelolaan Madrasah Oleh: Abdulloh Chakim *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Peningkatan Partisipasi Masyakat terhadap Pengelolaan Madrasah Oleh: Abdulloh Chakim *"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

terhadap Pengelolaan Madrasah

Oleh: Abdulloh Chakim *

Abstrak

Pendidikan merupakan tanggungjawab antara pemerintah, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam pengembangan pendidikan. Agar supaya masyarakat dapat aktif di sini perlu strategi meningkatkan partisipasi masyarakat. Problem mendasar yang terjadi dalam 'dunia pendidikan' secara umum, terutama di Indonesia, adalah begitu terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam manajemen sekolah, khususnya 'madrasah'. Eksistensi masyyarakat sebagai tempat madrasah berada adalah factor terakhir dalam pengembangan madrasah dan proses pembelajarannya. Keterlibatan masyarakat yang lebih dekat dan intens dalam kehidupan madrasah akan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih efektif di madrasah. Hal itu juga akan memberikan keuntungan kedua belah pihak, yang akhirnya proses integritas madrasah dalam kehidupannya akan berjalan dengan harmonis.

Kata kunci: managemen pendidikan, partisipasi masyarakat

A.Pendahuluan

Perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini ikut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi yang sangat penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak tehadap perkembangan ekonomi yang paling nyata yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari segi kebutuhan masyarakat maupun dalam menyediakan atau menyiapkan tenaga kerja adalah masih lemahnya sumber daya manusia.1

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dominan bagi kemajuan bangsa dan negara. Perkembangan sumber daya manusia haruslah disesuaikan dengan karakteristik, perilaku serta potensi-potensi lingkungannya. Agar pendidikan dapat menghaslkan sumber daya manusia yang tinggi dan berkualitas, maka diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat.2

* Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung.

1 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000), p. 5.

2 Sudjana S. D, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falak Production, 2000),

(2)

Perkembangan pendidikan sangat membutuhkan suatu manajemen atau pengelolaan yang baik. Karena manajemen berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Boleh dikatakan bahwa krisis pendidikan yang kita hadapi ini berkisar pada krisis manajemen.3

Pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika peserta didik yang sekarang ini sedang berada pada tahap teendah dalam perkembangan masyarakat Indoesia. Kegagalan pendidikan agama Islam tidak lepas dai faktor utama dalam proses pendidikan agama Islam di kelas, yakni kelemahan guru agama Islam dalam mengemas dan mendesain serta membawakan mata pelajaran ini kepada peserta didik. Ditambah lagi disebabkan karena lemahnya penguasaan manajemen modern bagi guru pendidikan agama Islam dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.4

Secara politik, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat memiliki landasan yang kuat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah, yang selama ini bersifat sentalistik dan berorientasi top-down. Standardisasi dan penerapan aturan yang sangat ketat disatu sisi memang memberikan arahan yang jelas, akan tetapi di sisi lain memberikan dampak pada terbelenggunya keatifitas dan inovasi madrasah. Lebih jauh lagi madrasah akan terisolasi dai lingkungan masyarakatnya yang secara berangsur menurukan rasa kepemilikan masyaakat terhadap institusi sosial tesebut.

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah

dan masyarakat. Maka masyarakat sebagai mitra pemerintah

berkesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam

penyelenggaraan pendidikan nasional.5 Peran serta masyarakat adalah

keikutsertaan masyarakat dalam usaha penyelenggaraan dan

pengembangan satuan pendidikan.

Hubungan antara masyarakat dengan pendidikan sangat besifat korelatif. Masyarakat dapat maju karena peran pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula. Begitu pula madrasah merupakan salah satu bagian dari masyarakat, maka pengaturannya harus dilihat dalam hubungannya dengan komponen-komponen dalam penyelenggaraan pendidikan dan hubungan dengan seluruh program masyarakat. Karena itu, dalam perkembangannya bahwa

3 H. AR. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1992), p. 7.

4 Depag RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, t.p., 2001), p. 1.

5 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 47,

(3)

madrasah ternyata tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan masyarakatnya, atau lebih tegasnya pada semua aspek kehidupan masyarakatnya.

Secara faktual, akhir-akhir ini banyak masyarakat yang berperan aktif dalam pendidikan, baik melalui pemberian sumbangan yang berupa materi, pemikiran maupun pendapatnya. Agar masyarakat dapat berperan aktif terhadap pendidikan, maka madrasah harus mengusahakan berkomunikasi dan berinteraksi untuk memberikan pengetahuan tentang pekembangan dan pertumbuhan pribadi dan cara-cara mendidik anak yang baik pada orang tua muid. Dengan cara yang demikian, masyarakat atau orang tua akan dapat meningkatkan partisipasi dan kerja samanya untuk memajukan program pendidikan dan pengajaran di madrasah sehingga dapat menimbulkan atau menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut.

B. Manajemen Pendidikan

1. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen merupakan rangkaian dari berbagai kegiatan yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan dilaksanakan oleh orang-orang, dan lembaga atau bagian-bagiannya yang telah diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

Menurut Siagian dalam bukunya “Filsafat Administrasi”

mengemukakan lima fungsi manajemen. Kelima fungsi tersebut adalah: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.6 Menurut Nanang Fatah dalam buku “Landasan Manajemen Pendidikan” mengatakan bahwa fungsi manajemen sebagai berikut: perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpin (leading), dan

pengawasan (controling).7

Dari beberapa fungsi manajemen yang telah dikemukakan oleh para pakar atau tokoh tersebut dan terkait dengan masalah-masalah pendidikan, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi manajemen pendidikan adalah: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan, pembinaan dan penilaian.

Perencanaan adalah mencakup serangkaian kegiatan untuk menentukan suatu tujuan umum dan tujuan khusus suatu organisasi penyelenggara pendidikan.

6 Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), p. 121. 7 Nanang Fatah, Landasan Manajemen…p. 1.

(4)

Pengorganisasian yaitu suatu upaya yang melibatkan semua sumber manusia dan non manusia ke dalam kegiatan yang terpadu untuk mencapai tujuan lembaga atau organisasi penyelenggara pendidikan.

Penggerakan atau pelaksanaan merupakan upaya untuk mewujudkan tingkat penampilan dan partisipasi yang tinggi dari setiap pelaksana yang terlibat dalam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.8

Fungsi pembinaan dalam manajemen pendidikan ini dapat berupa pengawasan, supervisi dan monitoring. Sasaran pembinaan adalah serangkaian tugas sesuai dengan kegiatan yang telah ditetapkan, ketetapan dalam keorganisasian sumber-sumber kecocokan antara tugas dan keahliannya.

Pembinaan adalah suatu usaha untuk megefektifkan kegiatan yang sesuai dengan yang telah direncanakan dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Penilaian berperan untuk menghimpun, mengolah dan menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan yang menyangkut usaha perbaikan, pelaksanaan, penyesuaian dan pengembangan pendidikan.

Fungsi-fungsi manajemen pendidikan yang telah direncanakan adalah merupakan suatu kegiatan yang berangkai, bertahap, berkelanjutan dan berurutan yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan dan

penilaian adalah merupakan satu ketentuan yang utuh dan

berkesinambungan.

2. Manajemen Pendidikan Madrasah

Manajemen pendidikan madrasah atau manajemen madrasah merupakan manajemen substansi-substansi pendidikan atau manajemen berbasis sekolah (school based manajemen). Menurut Mulyasa terdapat tujuh komponen madrasah yang harus dikelola yaitu: kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat serta manajemen pelayanan khusus.9

1. Manajemen Kurikulum dan program pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran di sekolah melalui empat tahap yaitu: perencanaan, pengorganisasian atau koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.10

8 Sudjana, Manajemen Program…p. 57.

9 Mulyasa E., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), p.

41.

(5)

Pada tahap perencanaan pengelolaan kurikulum ini yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum dengan kegiatan pembelajaran. Selain itu sekolah juga harus bertugas dan berwenag untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai degan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat, ini merupakan perwujudan UUSPN Pasal 38 ayat 1.

Untuk pengorganisasian, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pembagian tugas mengajar, menyusun jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Tugas utama kepala sekolah adalah supervisi, dengan tujuan untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Tahap akhir dalam proses belajar mengajar adalah pengendalian yang meliputi dua aspek yaitu: jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuan dan pemanfaatan hasil.

2. Manajemen tenaga pendidikan

Suatu madrasah atau sekolah dapat berhasil apabila kepala sekolah dapat mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktifitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep manajemen personalia.

Manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga pendidikan secra efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam posisi yang damai dan menyenangkan.

3. Manajemen kesiswaan

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai macam kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah. Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas yang harus diperhatikan yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, dan bimbingan serta pembinaan disiplin.

4. Manajemen keuangan dan pembiayaan

Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu sekali dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara baik dan optimal demi menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan. Sumber keuangan dan pembiayaan pada sekolah atau madasah terdiri dari tiga sumber: a) pemerintah, baik dari pemerintah pusat maupun

(6)

pemerintah daerah, b) orang tua murid atau peserta didik, dan c) dari masyarakat, baik memikat maupun tidak memikat.

Manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu: financial

planning, implementation dan evaluation. Dalam perencanaan finansial

merupakan kegiatan mengkoordinasi sumber-sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis dan tanpa ada yang dirugikan, sedangkan implementation (pelaksanaan anggaran) adalah kegiatan yang berdasarkan rencana yang telah dibuat. Begitu pula evaluation

(evaluasi) merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.11

5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan

Manajemen sarana dan pasarana pendidikan mempunyai tugas untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat digunakan secara optimal dan maksimal pada jalannya proses belajar mengajar.

Manajemen saana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan madrasah atau sekolah yang indah dan rapi, bersih, nyaman dan damai sehingga bisa menciptakan kondisi yang menyenangkan semua pihak, baik guru atau murid.

6. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

Manajemen hubungan sekolah atau madrasah dengan masyarakat adalah merupakan proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat yang bermaksud untuk meningkatkan pemahaman atau pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan, dan dalam praktiknya usaha memperbaiki sekolah atau madrasah.12

Jika hubungan sekolah atau madrasah dengan masyarakat berjalan dengan baik, maka rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan masyarakat dengan sekolah berjalan dengan baik, serasi dan harmonis, maka masyarakat perlu memahami atau mengetahui dan memiliki gambaran dan citra yang jelas tentang sekolah atau madrasah yang bersangkutan. Gambaran yang jelas tentang sekolah ini diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin sekolah, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, kunjungan ke sekolah, kunjungan kerumah siswa, penjelasan oleh staf atau karyawan sekolah, radio televisi dan media lainnya serta laporan tahunan.

7. Manajemen layanan khusus

11 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah…p. 42.

12 Soetopo Soemanto, Pengantar Operasional AdministrasiPendidikan, (Surabaya:

(7)

Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah. Manajemen in merupakan bagian yang penting dalam manajemen pendidikan sekolah atau madrasah.

Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik akan membantu peserta didik dalam mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu jam-jam kosong di sekolah maupun dirumah

Manajemen layanan khusus yang lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah atau madrasah sebagai satuan pendidikan yang bertanggungjawab melaksanakan proses belajar mengajar, maka tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap saja, akan tetapi juga meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani bagi anak didik. Di samping itu juga, perlu adanya pelayanan keamanan kepada peserta didik dan guru atau karyawan yang ada di lingkungan sekolah atau madrasah agar mereka dapat belajar dan bekerja dalam melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman.

C. Partisipasi Masyarakat

Sebagian besar permasalahan yang dialami oleh dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya di Indonesia adalah karena terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sekolah khusunya madrasah. Memang pemerintah maupun masyarakat mempunyai landasan yang sangat kuat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah atau madrasah. Akan tetapi pengembangan dan pengelolaan sekolah yang selama ini lebih besifat sentralistik dan lebih berorientasi pada top-down. Standarisasi dan penerapan aturan yang sangat ketat memang akan memberikan arahan yang sangat jelas. Namun masih juga memberikan dampak terbelenggunya kreatifitas dan inovasi pada madrasah. Lebih jauh madrasah akan terisolasi dari lingkungan masyarakatnya yang secara berangsur menurunkan rasa memiliki atau kepercayaan masyarakat terhadap institusi sosial tersebut.13

Salah satu sebab yang menjadi tempat tumbuhnya madrasah adalah masyarakat yang merupakan faktor hakiki dalam pengembangan madrasah. Maka partisipasi masyarakat (orang tua) di dalam menaikkan produktifitas pendidikan secara otomatis. Semakin tinggi partisipasi masyarakat pada kehidupan madrasah, maka akan semakin efektif proses pembelajaran di madrasah.14

13 Daryono, Pengelolaan Madrasah, (Surabaya: Depag I, 2002), p. 115. 14Ibid., p. 116.

(8)

Partisipasi masyarakat terhadap madrasah tersebut akan memberikan dampak dan suatu keuntungan timbal balik yang pada akhirnya terjadi integrasi madasah dalam kehidupan masyarakat dapat terjadi secara harmonis.

1. Hubungan Madrasah Dengan Masyarakat

Hubungan madrasah atau sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di antara sekolah atau madrasah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengertian antar warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan, serta mendorong minat dan kerjasama antarwarganya dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan yang terjadi di madrasah atau sekolah. Dari pengertian tersebut mengandung dua maksud, yakni hubungan masyarakat itu tidak hanya untuk kepentingan madrasah atau sekolah semata, akan tetapi juga untuk kepentingan masyarakat atau orang tua, sehingga yang terjadi di dalamnya terkandung unsur-unsur yang saling melengkapi di antara keduanya.

Dengan adanya hubungan madrasah dan masyarakat, madrasah dapat mengetahui sumber-sumber yang ada dalam masyarakat, kemudian di daya gunakan untuk kepentingan madrasah. Di pihak lain, masyarakat juga dapat menikmat dan turut mengenyam dan menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai dari madrasah.15

Dari sini kehidupan masyarakat akan meningkat karena madrasah dan masyarakat dapat mengerti dan memahami tujuan, kebutuhan dan kemajuan pendidikan putra-putrinya dan memberikan bantuan kepada madrasah demi kemajuan lembaga pendidikan tersebut.16

Untuk mencapai tujuan kerjasama madrasah dengan masyarakat ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Soetopo W. sebagai berikut:

a. ketahuilah apa yang anda yakini. Kepala sekolah bertugas untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di madrasah agar para guru dan tata usaha sadar apa yang dikerjakan dalam madrasah.

b. laksanakan program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat.

c. ketahuilah masyarakat anda.

d. adakan “survey” mengenai masyarakat di daerah tertentu.

e. mempelajari keadaan masyarakat melalui dokumen-dokumen.

f. menjadi keanggotaan organisasi masyarakat.

15 Soetopo, Pengantar Operasional…p. 241.

(9)

g. mengadakan kunjungan ke rumah. h. layani masyarakat di daeah anda.

i. doronglah masyarakat untuk melayani sekolah.17

Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut dapat terealisasi dan dapat memecahkan problem-problem pendidikan di madrasah dengan melalui Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) atau Komite Madrasah. Prinsip-prinsip tersebut perlu di jelaskan kepada guru dan karyawan. Dan bahkan bagi pihak sekolah, perlu membuat prinsip-prinsip yang secara tertulis kepada dewan guru dan pegawai atau karyawan.

Ditinjau dari kepentingan madrasah, maka penyelenggaraan hubungan madrasah dengan madrasah mempunyai beberapa tujuan, di antaranya: a) memelihara kelangsungan hidup madrasah, b) meningkatkan mutu pendidikan di madrasah yang bersangkutan, c) memperlancar proses belajar mengajar dan d) memperoleh dukungan, kepercayaan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program madrasah.

Ditinjau dari segi kepentingan masyarakat, tujuan hubungan madrasah dengan madrasah adalah:

a. memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual.

b. memperoleh bantuan madrasah dalam memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi oleh masyarakat.

c. menjamin relevansi program sekolah atau madrasah dengan

kebutuhan masyarakat.

d. memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang semakin

meningkat kemampuannya.18

Hubungan madrasah dengan masyarakat merupakan hubungan yang bersifat timbal balik (saling memberi dan menerima dan bisa juga saling menguntungkan). Hubungan tersebut harus ada dan harus dikembangkan untuk menjamin kelangsungan hidup madrasah dengan baik. 19

2. Partisipasi Masyarakat terhadap Madrasah

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberlangsungan program pendidikan. Partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan khususnya madrasah dapat berbentuk berbagai macam, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik. Kemauan yang kuat

17 Soetopo, Pengantar Operasional…p. 243.

18 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Nasco, 1974), p.

103.

19 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), p.

(10)

orang tua menyekolahkan anaknya ke madrasah, banyaknya para dermawan yang memberikan dananya ke madrasah merupakan bentuk partisipasi masyarakat. Pada dasarnya keberlangsungan pendidikan di madrasah tidak akan terlepas dari lingkungan di mana madrasah berada.

Madrasah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik khusus, yaitu keislaman. Pelayanan jasa pendidikan ini membutuhkan interaksi antara penyedia jasa dan pengguna jasa (masyarakat), sehingga keterlibatan mereka sangat menentukan perkembangan dan desain program madrasah.20

Masyarakat memandang bahwa madrasah (lembaga pendidikan) suatu cara yang meyakinkan dalam membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya.21

Namun dalam hal ini tidak pasti tejadi terutama pada negara-negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurang fahamnya makna madrasah (lembaga pendidikan), terutama bagi masyarakat yang berekonomi lemah, mereka hampir tidak memikirkan lembaga pendidikan, karena pusat perhatian mereka adalah tertuju pada kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk mengikutsetakan masyarakat dalam peningkatan madrasah, maka tugas utama sebagai kepala madrasah melalui tokoh-tokoh masyarakat, harus proaktif dalam menggugah perhatian mereka. Para kepala madrasah dapat mengundang para tokoh masyarakat untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama dalam rangka ikut peran serta untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah, dengan mengadakan musyawarah, tukar pikiran atau pendapat untuk memperoleh altenatif atau gambaran yang terbaik dalam memajukan madrasah.

Komunikasi tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup dengan informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang ditujukan kepada masyarakat, agar timbul kepercayaan terhadap pendidikan di kalangan mereka.22

Dalam memberikan dukungan terhadap masyarakat perlu bukti-bukti yang nyata terhadap keberhasilan madrasah tersebut. Hal ini perlu sekali, kepala madrasah mengusahakan. Untuk menunjukkan bukti-bukti yang nyata tesebut kepada khalayak atau masyaakat, seperti mengadakan pameran setahun sekali.

Sebagai bukti nyata yang lain yang sudah dilakukan dan dapat meningkatkan citra masyarakat terhadap madrasah ialah kemampuan para siswanya dalam mengikuti berbagai jenis perlombaan seperti: cerdas

20 Daryono, Pengelolaan Madrasah…p. 119. 21 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan…p. 196. 22Ibid., p. 197.

(11)

cermat, musabaqah tilawatil Quran (MTQ), penerimaan atau pemberian piagam-piagam atau tanda penghargaan sebagai bukti kemampuan mereka dalam bidang-bidan tertentu. Hal ini merupaka fakta yang bisa ikut meningkatkan patisipasi masyarakat terhadap keberadaan madrasah.

Dari yang lain, bukti yang menarik bagi masyarakat adalah apabila lembaga pendidikan atau madrasah sanggup mencetak siswa dalam kelulusannya siap pakai. Baik siap pakai dalam meningkatkan prestasi belajar di jenjang di atasnya maupun siap pakai dalam tenaga kerja, begitu pula siap pakai dalam berbagai ketrampilan terutama ketrampilan berdakwah di masyarakat.

Keadaan seperti ini tidak hanya disambut baik oleh konsumen tenaga kerja atau masyarakat yang membutuhkan ilmunya, tetapi juga para orang tua itu sendiri. Sebab orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah itu agar cepat bekerja dan memanfaatkan ilmu di masyarakat. Apabila kepala madrasah berhasil, biasanya imbalan dari masyarakat cukup besar. Mereka akan mendukung lembaga pendidikan yang bersangkutan baik secara moral maupun material.

Di negara-negara maju, terutama menganut desentralisasi sekolah di kreasikan dan dipertahankan oleh masyarakat. Kesadaran mereka sebagai pemilik dan penanggungjawab lembaga pendidikan sudah tinggi. Partisipasi mereka sudah besar, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam melakaukan control. Mereka benar-benar merasa memiliki sehingga sumbangan mereka besa sekali baik moral maupun material terhadap kelangsungan hidup lembaga pendidikan, sebab mereka percaya bahwa pendidikan adalah modal utama bagi peningkatan kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa mereka.23

Keberadaan madrasah pada lingkungannya harus memberikan keuntungan maupun keunggulan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat.24 Penghargaan masyarakat terhadap madrasah saat ini

sudah termasuk tergolong relatif tinggi, tetapi tingkat partisipasi maupun keterlibatannya pada umumnya masih bersifat terbatas dan bahkan cenderung pasif, sehingga diperlukan manajemen yang optimal untuk menggalang partisipasi tersebut.

Ada beberapa bentuk partisipasi masyarakat yang secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Keterlibatan orang tua murid (OTM)

Keterlibatan orang tua dapat berbentuk seperti:

23Ibid., p. 198.

(12)

a. keterlibatan dalam kegiatan madasah. Kegiatan ini dapat terjadi seperti pengumpulan dana untuk kegiatan ekstra kurikuler, perayaan hari-hari besar Islam atau Nasional dan lainnya.

b. keterlibatan dalam aktifitas belaja di rumah. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berupa atau bersifat membantu anak untuk belajar di rumah. Dari berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam kegiatan ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

c. keterlibatan dalam kegiatan instruksional madrasah. Kegiatan ini lebih bersifat kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran di madrasah, seprti halnya penentuan kurikulum, perencanaan evaluasi hasil belajar, penerimaan siswa baru dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

d. kegiatan dalam menjalin hubungan antara masyarakat dengan

madrasah.

e. keterlibatan dalam mengelola madrasah.

2. Keterlibatan dewan madrasah atau dewan penyantun (DM).

Dewan madrasah ini fungsinya adalah untuk membantu biaya dukungan finansial maupun dukungan yang lainnya untuk pengembangan dan pembaharuan madrasah.

3. Keterlibatan jaringan asosiasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

4. Keterlibatan pemerintah daerah. Sebagai salah satu sistem politik, pemerintah daerah mempunyai kewenangan dan peran yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia di daerahnya. Begitu pula keterlibatan unsure pemerintah dalam pengelolaan madrasah akan memberikan peluang bagi madrasah untuk dapat menterjemahkan program pemerintah yang dapat difasilitasi atau dibantu oleh madrasah.

3. Manajemen Pendidikan Untuk Masyarakat Sekitar

Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang terbuka, maksudnya lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak atau hubungan dengan lingkungannya. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar lembaga pendidikan atau madrasah tidak mudah sirna atau mati atau punah. Karena hidup matinya lembaga pendidikan atau madrasah itu sebagian besar ditentukan oleh madrasah itu sendiri dalam membina hubungan kerja dengan lingkungannya.25

(13)

Sekolah atau madrasah tidak mempunyai nama baik di mata masyarakat, ini sebagian besar dikarenakan tidak mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat pendukungnya, sehingga menyebabkan masyarakat tidak percaya dan tidak mau menyekolahkan putra-putrinya di sekolah atau madrasah itu. Begitu pula sebaliknya, madrasah yang mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat akan bertahan lama dan bahkan akan bertambah maju terus dan banyak diminati masyarakat luas. Pada mulanya sekolah belum punya banyak fasilitas, dana masih kecil dan sebagainya, namun hanya kemampuan kepala madrasah untuk mendekati para dermawan, orang-orang berpengaruh yang cinta dan peduli terhadap pendidikan, maka madrasah akan bertambah maju dan bertahan lama. Dan daya tahan itu akan semakin kuat dan kokoh apabila madrasah dapat menunjukkan mutunya kepada masyarakat.

Pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyaakat. Maksudnya bahwa lembaga pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab orang tua dan masyarakat, maka lembaga pendidikan harus selalu mengadakan kontak hubungan dengan orang tua dan masyarakat untuk bekerjasama dalam mengatasi problematika pendidikan.

Sekolah bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam membina

pertumbuhan dan perkembangan putra-putri bangsa,melainkan

merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat. Ia sebagai sistem terbuka yang selalu mengadakan kerja sama dengan masyarakat dalam membangun di bidang pendidikan. Lembaga pendidikan terbuka bagi para siswa atau mahasiswa, maka begitu juga hendaknya bagi warga masyarakat. Citra masyarakat terhadap pendidikan perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan. Semangat mereka dalam memajukan pendidikan perlu disalurkan.26

Faktor pendukung dari masyarakat ini perlu disadari oleh kepala sekolah atau madasah sebagai suatu hal yang patut diperhitungkan. Faktor ini perlu ditangani dan dikelola dengan baik agar dapat kerja sama sehingga dapat memajukan pendidikan di madrasah atau sekolah.

4. Perencanaan dan Strategi Program Partisipasi Masyarakat

Perencanaan dalam program partisipasi masyarakat merupakan langkah awal yang membutuhkan pemikiran yang mendalam sebelum dilakukan implementasinya. Perencanaan program sebaliknya dilakukan berdasarkan pada kebutuhan dan analisis situasi madrasah.

(14)

Analisis atau tahapan pengumpulan informasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dan sebagai tahap awal dalam menentukan rancangan atau desain program yang akan dikembangkan, melalui berbagai informasi. Inilah kemudian dilakukan analisis dan seleksi yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk desain atau program. Tahapan selanjutnya adalah inisiatif program yang membutuhkan perhatian, khususnya yang berkaitan dengan promosi program tersebut. Implementasi merupakan tahapan selanjutnya yang terkait dengan dua aspek yakni, aspek kelayakan dan keberlangsungannya. Pada akhir kegiatan tersebut tentunya harus dilakukan evaluasi program.

Dalam proses perencanaan dan strategi program partisipasi masyarakat dilakukan kegiatan penjajakan kebutuhan, diikuti perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi kegiatan.27

1. Penjajakan kebutuhan

Tahap pertama dai proses ini adalah melakukan analisis terhadap kebutuhan masyarakat maupun madrasah. Tahap ini dikenal juga tahap pengenalan lingkungan dan potensi masyarakat. Tahap ini merupakan tahap yang penting untuk memakai program partisipasi. Kajian penjajakan ini dapat dilakukan melalui berbagai macam metode antara lain seperti: a. kuisioner: metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan

menggunakan sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.28

b. wawancara: metode ini lebih menekankan pada berbicara dan

berdiskusi dengan kelompok masyarakat terhadap topik tertentu.29

c. observasi: metode ini menekankan pada pengamatan maupun

penglihatan peneliti tehadap peristiwa yang dilakukan seseorang maupun kelompok masyarakat.30

d. dokumentasi: pada umumnya metode ini merupakan kegiatan yang digunakan untuk lebih meyakinkan apa yang didapatkan di lapangan.31

Dalam melakukan penjajakan, informasi yang perlu didapatkan adalah yang berkaitan dengan keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, karena masalah ini sangat berguna bagi pengembangan program informasi.

Informasi-informasi tersebut menyangkut tentang perubahan dan perkembangan penduduk, perkembangan tingkat partisipasi anak sekolah,

27 Daryono, Pengelolaan Madrasah…p. 134.

28 Masykuri Bakri, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Malang: Lembaga Pendidikan

UNISMA & Visi Press, 2008), p. 133.

29 Daryono, Pengelolaan Madrasah…p. 135. 30 Masykuri Bakri, Metodologi Penelitian…p. 128. 31Ibid., p. 132.

(15)

pertimbangan tingkat konsumsi dan kondisi ekonomi masyarakat, pola aktifitas dan pekerjaan masyarakat, serta informasi lain yang berkaitan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat yang akan memberikan manfaat yang besar bagi madrasah untuk dapat membuat desain program partisipasi secara optimal dan mudah diterapkan.

2. Perencanaan kegiatan

Perencanaan kegiatan merupakan lanjutan dari proses setelah menganalisis berbagai data dan informasi dari kegiatan penjajakan di buatlah matriks perencanaan program yang dilengkapi dengan fakta-fakta yang terkait seperti waktu, sumber daya, prioitas alternatif-alternatif kegiatan serta berbagai media yang digunakan. Ada baiknya penyusunan program di diskusikan agar dapat mendapatkan perencanaan program yang tepat. Permasalahan yang muncul harus diantisipasi untuk menghindarkan penolakan dari masyarakat.

Tahap pengorganisasian sumber daya merupakan kunci keberhasilan program. Pada awalnya membuat tim kecil untuk mewujudkan program yang merupakan cikal bakal untuk membuat program yang lebih besar. Setelah terjadi kesepakatan bersama diantara tim kecil kemudian dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan program secara menyeluruh. Pengorganisasian ini menyangkut pembagian tugas kepada tim untuk dapat secara aktif saling berkomunikasi dan saling memberikan informasi berkaitan dengan perkembangan program.

3. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan program membutuhkan cara atau kiat tersendiri, sehingga pengalaman pengelola sering kali memberikan pengaruh terhadap keberhasilan program. Akan tetapi hal ini tidak menjamin bahwa

pengelola yang berpengalaman akan selalu berhasil dalam

mengimplementasikan program, untuk itu perlu kecermatan, kejelian dan keseriusan dalam mengimplementasikan program. Karena keseriusan merupakan kunci keberhasilan tersebut. Kejelasan pembagian pekerjaan dan mekanisme pengendalian kegiatan yang sportif dengan lebih mengutamakan pendekatan yang humanis dibandingkan pendekatan secara birokratis.

Salah satu faktor yang dapat mendorong perubahan madrasah adalah kepala madrasah (KM). dukungan kepala madrasah untuk pencapaian tujuan tersebut memberikan andil yang besar terhadap keberhasilan program partisipasi melalui kemudahan akses kepala madarasah terhadap pengelolaan yayasan, pemerintah daerah, lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Secara keseluruhan peran kepala madrasah merupakan keberhasilan pengembangan instansi dan perubahan yang

(16)

dilakukan. Maka tidak berlebihan apabila menempatkan kepala madrasah sebagai kunci keberhasilam progam.

4. Pemantauan (monitoring) kegiatan

Pada dasarnya pemantauan merupakan upaya untuk melihat hambatan dan penyimpangan yang muncul pada saat kegiatan berjalan dan mencari kemungkinan alternatif untuk penyelesaian masalah dan mengembalikan pada rencana semula. Sebenarnya pemantauan atau monitoring merupakan bentuk lain dari evaluasi pada saat berlangsungnya kegiatan (formative evaluation) yang bertujuan untuk melihat dan mengkaji keberhasilan program dan memberikan feed back (umpan balik) terhadap pelaksanaan kegiatan.

5. Evaluasi program partisipasi

Salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan evaluasi adalah adanya kejelasan terhadap konsep yang akan dilihat. Kejelasan konsep akan sangat membantu dan menerapkan ukuran terhadap konsep yang diukur seringkali kita mendengar bahwa tujuan suatu program adalah mencapai efisiensi dan efektifitas. Untuk mendapatkan informasi yang valid sebaiknya evaluasi program dilakukan, baik terhadap pencapaian program maupun tehadap persepsi masyaakat terhadap program tersebut. Dengan demikian, informasi yang komperhensif akan didapatkan dalam menyusun laporan kegiatan.

D. Penutup

Strategi manajemen madrasah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dapat berupa penyampaian informasi mengenai program kerja, visi dan misi serta prestasi madrasah. Adapun bentuk informasi ini dapat melalui pertemuan orang tua murid dengan guru, pembagian raport, acara muwada’ah atau perpisahan, akhirus sanah, persahabatan, peringatan hari besar Islam dan pertemuan antara pengurus BP3 dan wali murid dengan seluruh dewan guru. Cara untuk menyampaikan informasi selain bertatap langsung dengan masyarakat juga melalui media. Strategi melibatkan masyarakat terhadap madrasah selain dalam bentuk perorangan juga dapat berbentuk organisasi yang ada. Penyebab keberhasilan madrasah dalam meningkatkan pendidikan salah satunya adanya keterlibatan masyarakat, untuk itu pihak madrasah hendaknya ikut membantu dalam upaya untuk mengefektifkan masyarakat agar selalu ikut berpartisipasi maupun berperan aktif dalam memberikan saran-saran maupun ide kemajuan masyarakat ke depan.

(17)

Daftar Pustaka

Bakri, Masykuri, Metodologi Penelitian Kualitatif, Malang: Lembaga Pendidikan UNISMA & Visi Press, 2008.

Daryono, Pengelolaan Madrasah, Surabaya: Depag I, 2002.

Depag RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta, t.p., 2001. Diknas, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta: Dikdasmen, 2008.

Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

Mulyasa E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Nasco,

1974.

S. D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falak Production, 2000.

Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, Jakarta: Bina Aksara, 1983. Soemanto, Soetopo, Pengantar Operasional AdministrasiPendidikan, Surabaya:

Usaha Nasional, 1982.

T. Sianipar, Hubungan Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: FIP IKIP, 1997. Tilaar, H. AR. , Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992.

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi, media film dokumenter dinyatakan valid sebagai media pembelajaran pada submateri manfaat keane- karagaman hayati dengan nilai rata-rata

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa fungsi saluran distribusi adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan anggota saluran distribusi dalam

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, untuk mengkaji kuat desak dan modulus elastisitas beton mutu tinggi dengan bahan tambah fly ash menggunakan

Alat ini tersedia pilihan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sehingga bila ada wisatawan asing yang ingin berkunjung untuk mengetahui rumah dari pendiri

Profil baja yang di lapis gypsum board dengan variasi ketebalan 12 mm dan 24 mm mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap kenaikkan temperatur pada saat mengalami kebakaran..

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Selain rencana untuk menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan program MESOP, Perseroan juga dapat mengeluarkan saham Perseroan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

Dari Teorema 5, dapat dibuat perumuman salah satu keluarga fungsi yang memetakan himpunan terukur ke dalam himpunan tak terukur seperti yang disebutkan pada