• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN RADIO DALAM PENYEBARAN PESAN KEBIJAKAN PUBLIK (STUDI SUARA BERSATU 95.5 FM SINJAI) SELVIANA Nomor Stambuk :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN RADIO DALAM PENYEBARAN PESAN KEBIJAKAN PUBLIK (STUDI SUARA BERSATU 95.5 FM SINJAI) SELVIANA Nomor Stambuk :"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI SUARA BERSATU 95.5 FM SINJAI)

SELVIANA

Nomor Stambuk : 105650 0040 15

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)

i Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun dan Diajukan oleh SELVIANA

Nomor Stambuk : 105650 0040 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

ii

Publik (Studi Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai) Nama Mahasiswa : Selviana

Nomor Stambuk : 105650 0040 15 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyetujui :

Mengetahui : Pembimbing I

Dr. Muhammad Yahya, M.Si

Pembimbing II

Syukri, S.Sos., M.Si

Dekan

Fisipol Unismuh Makassar

(4)
(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Selviana

Nomor Stambuk : 105650 0040 15

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun ini pencabutan gelar akademik.

Makassar, 21 Agustus 2020

Yang Menyatakan,

(6)

v ABSTRAK

SELVIANA. Peran Radio dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik (Studi Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai) (Dibimbing oleh Muhammad Yahya dan Syukri)

Radio Suara Bersatu 95.5 FM adalah radio pemerintah daerah Kabupaten Sinjai tujuan pendirinya sebagai corong pemerintah daerah, siarannya di tunjukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sinjai. Berdasarakan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan bagaimana peran Radio Suara Bersatu dalam penyebaran pesan kebijakan publik.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan subjek atau informan menggunakan informan peneliti utama yaitu, Dewan Pengawas Radio Suara Bersatu, Manager program dan masyarakat pendengar Radio Suara Bersatu. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu yang terdiri dari dekomentasi, wawancara, observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri dari redaksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan peran Radio Suara Bersatu dalam penyebaran pesan kebijakan sebagai wadah untuk mendengarkan informasi terutama yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan pemerintah, sebagai media penyampaian aspirasi oleh masyarakat kepada pemerintah. Radio Suara Bersatu 95.5 FM selalu berusaha agar perannya menjadi sangat penting terutama sebagai garda penyampaian informasi bagi masyarakat Kabupaten Sinjai. Adapun hambatan yang dialami Radio Suara Bersatu 95.5 FM dalam penyebaran pesan kebijakan publik pada saat siaran hanya mengalami kendala-kendala dari segi gangguan teknis, seperti pada saat atau menyampaikan pesan kebijakan pemerintah tiba-tiba pemancar down atau komputer yang digunakan tiba-tiba trouble. Kata Kunci : Peran Radio, Penyebaran Pesan, Kebijakan Publik

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah, Segala puji hanya kepada Allah penulis haturkan yang telah memberikan begitu banyak sekali nikmat kepada penulis diantaranya nikmat kesehatan, kesempatan dan ilmu penegetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini setelah melalui beberapa proses yang sangat panjang mulai dari proses belajar, bimbingan, penelitian, sampai kepada pengujian skripsi penulis dengan judulPeran Radio dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik (Studi Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai)” yang mana skripsi ini merupakan syarat akademisi untuk menyelesaikan pendidikan jenjang strata satu (S1) pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penyusunan skripsi ini penulis banyak menjumpai hambatan dan tantangan namun dengan kekuatan doa dan dukungan dari orang-orang yang terkasihlah yang penulis jadikan acuan untuk terus maju hingga akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Demikian pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sebagai suatu karya ilmiah, hal ini di sebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penulis mengharapkan motivasi, dukungan, semangat, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi

(8)

vii

penyempurnaan skripsi ini, tetapi Alhamdulillah dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik.

Secara istimewah, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada ayahanda Tahang dan Ibunda Naima serta saudaraku yang telah memberikan kasih sayang, semangat, kepercayaan materi dan segala doanya sehingga penulis dapat sukses dalam segala aktivitas terutama dalam menuntut ilmu. Serta tak lupa penulis hanturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makasssar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ibu Dian Muhtadiah Hamna. S.Ip, M,Ikom Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dn Ilmu Politik.

4. Bapak Dr. Muhammad Yahya, M.Si pembimbing 1 5. Bapak Syukri, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing 2

6. Bapak Ibu Dosen Ilmu Komunikasi dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik yang telah memberikan pelayanan dalam proses penyelesaian studi ini.

7. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi (IK A/B) dan khususnya Dini Iryani Hakim, Jusmianti, Yuyun Asmaningsih, Fitrah Febriani R, Sumarni, Susilawati yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)

viii

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, 21 Agustus 2020

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori 1. Komunikasi Massa ... 7

2. Radio ... 11

3. Kebijakan Publik ... 18

B. Kerangka Pikir ... 23

C. Fokus Penelitian ... 24

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 24

E. Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 27

(11)

x

D. Informan Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 31

G. Pengabsahan Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian ... 34

B. Gambaran Umum Radio Suara Bersatu ... 35

C. Peran Radio Suara Bersatu dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik ... 47

D. Hamabatan dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik yang Disiarkan Radio Suara Bersatu ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69 DOKUMENTASI RIWAYAT HIDUP

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Informan Radio Suara Bersatu ... 29 Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kabupaten Sinjai ... 35 Tabel 3. Jadwal Siaran Radio Suara Bersatu ... 46

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir... 23 Gambar 2. Struktur Organisasi Radio Suara Bersatu ... 44 Gambar 3. Tingkat Pendengar Radio Suara Bersatu ... 59

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses satu interaksi di dalam masyarakat tidak lepas dari penggunaan media komunikasi yang merupakan alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Proses penyampaian pesan tersebut baik dalam media cetak maupun media elektronik (Cangara, 1998:22).

Berdasarkan fungsinya, media massa dapat berperan sebagai penyampaian informasi, sistem sosial, transformasi budaya, pengawas, media pendidikan, hingga penyebar nilai-nilai yang berorientasi pada suatu ajaran kebenaran, peran media massa juga dapat berupa situasi perubahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi (Bungin, 2006:5).

Komunikasi massa melalui radio merupakan komunikasi yang terjadi atau berlangsung pada khalayak dengan bentuk penerimaan informasi hanya dapat didengar oleh telinga. Radio sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampai informasi. Setiap bentuk media massa tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga halnya dengan radio. Kecepatan kemampuan menembus atmosfer bisa diakses pada tempat dengan kesamaan waktu murah dan mampu untuk digunakan secara interaktif, adalah sebagian dari kekuatan radio.

Radio adalah salah satu media massa elektronik yang mampu menetralisasikan tujuan yang efisien dan murah. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau

(15)

2

didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi aktual melalui telinga pendengar (Masduki, 2009:9). Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan dalam radio yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu dari kebutuhan tersebut akan membuat radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka (Masduki, 2006:2)

Dunia penyiaran radio telah berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi informasi komunikasi. Radio siaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum memiliki peran yang sangat strategis. Sejak indonesia memasuki era informasi dengan kebebasan mengakses dan memperoleh informasi yang semakin terbuka, dunia penyiaran mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi masyarakat luas dan menjadi medium informasi tercepat, interaktif dan relatif murah. Perkembangan radio dapat menjadi media yang komunikatif, edukatif, dan menghibur, yang hanya membutuhkan indera pendengaran sehingga dapat didengarkan di mana saja dan sambil melakukan aktivitas lain seperti berkendara atau bekerja.

Pentingnya sebuah media di setiap daerah dalam penyebaran informasi, karena media dianggap mempunyai keunggulan yang dapat mempengaruhi

(16)

pikiran manusia, Radio merupakan salah satu media yang biasa digunakan di suatu daerah untuk menyampaikan berbagai informasi oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk mempengaruhi opini publik, seperti halnya di Kabupaten Sinjai, pemerintah telah mendirikan Radio penyiaran yaitu Radio Suara Bersatu. Radio Suara Bersatu 95.5 FM merupakan satu-satunya Radio yang ada di Kabupaten Sinjai.

Radio Suara Bersatu adalah radio pemerintah daerah Kabupaten Sinjai yang terletak di Jln. Persatuan Raya No. 101 tujuan pendiriannya sebagai corong pemerintah daerah, siarannya di tunjukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sinjai.

Radio Suara Bersatu yang didirikan pemerintah daerah Kabupaten Sinjai tahun 2003 atau pada tahun pertama pemerintahan Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa,SH, yang mempunyai peran strategis sebagai media informasi untuk mendorong percepatan pelayanan publik khususnya 3 (tiga) Pilar pembangunan Kabupaten Sinjai. Setelah kurang lebih 2 (dua) tahun berjalan dan dirasakan manfaatnya didalam mengakseskan program pemerintah melalui penyiaran, maka berdasar UU No. 32 Tahun 2002 dan PP No.12 Tahun 2005, radio pemerintah Kabupaten Sinjai berubah menjadi lembaga penyiaran publik lokal yang bersifat independen, netral dan tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dengan senantiasa berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.

(17)

Radio Suara Bersatu merupakan badan hukum yang didirikan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai yang berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2006 kedudukannya berada dibawah Badan Komunikasi dan Informatika dan bertanggung jawab kepada Bupati Sinjai. Revitalisasi pemancar dan studio Radio Suara Bersatu merevitalisasi pemancar, studio dan ob van untuk meningkatkan daya jangkau dan kualitas siaran mengingat wilayah Kabupaten Sinjai secara geografis terdiri dari lembah, pegunungan dan pulau yang semua harus terlayani.

Hal ini dimaksudkan agar tercapai keadilan informasi khususnya untuk masyarakat di daerah terdepan dan terpencil yang tidak terlayani oleh media yang bertujuan untuk memberikan hak masyarakat mengetahui berbagai informasi dan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi. Seluruh unsur Pemerintah daerah dilayani oleh Radio Suara Bersatu baik eksekutif (Pemerintahan), Legislatif (DPRD), Kecamatan dan Desa serta dunia swasta dan masyarakat melalui penyelenggaraan : 1) Siaran informasi, 2) Program siaran tiga Pilar Pembangunan Kabupaten Sinjai Agama, Pendidikan dan Kesehatan, 3) Program budaya, 4) Masyarakat tani dan nelayan, 5) Masyarakat pedesaan, 6) Masyarakat miskin, 7) Hiburan, 8) Kontrol Sosial, 9) Menyelenggarakan siaran yang berspektif gender, 10) Politik.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas telah diketahui bahwa Radio Suara Bersatu FM merupakan jaringan media pemerintah Kabupaten Sinjai. Radio Suara Bersatu diketahui telah membantu pemerintah dalam penyampaian informasi kepada masyarakat atau pendengar. Oleh karena itu penulis tertarik

(18)

untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Radio dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik (Studi Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peran Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai dalam penyebaran pesan kebijakan publik?

2. Bagaimana hambatan dalam penyebaran pesan kebijakan publik yang disiarkan Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai ?

C. Tujuan Penelitian

Berorientasi dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peran Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai dalam penyebaran pesan kebijakan publik

2. Mengetahui hambatan dalam penyebaran pesan kebijakan publik yang disiarkan Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilakukan, diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a) Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi mahasiswa ilmu komunikasi di bidang jurnalistik yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut, khususnya pada media elektronik (Radio).

(19)

b) Mempermudah masyarakat mendapatkan informasi serta tempat penyaluran aspirasi dan kreativitas masyarakat.

c) Memberi informasi terhadap produksi siaran radio dalam melakukan penyiaran informasi.

2. Secara Praktis

a) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai isi program siaran sehingga memberikan mereka peluang memiliki program yang disenangi.

b) Memberikan informasi bagi masyarakat luas mengenai Radio Suara Bersatu dalam penyebaran pesan kebijakan publik.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Komunikasi Massa

a) Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Britner (1989) “Mass communication is massage communicated through a mass medium to a large number of people” “Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”.

Janowitz merumuskan bahwa komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar.

Menurut De Fleur, komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. (Nawiroh, 2016:4-5)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai komunikasi massa, jadi komunikasi massa adalah menyampaikan pesan dari komunikan kepada komunikator secara serentak kepada khalayak luas dari berbagai tempat dan tidak saling mengenal dengan menggunakan media massa yang bersifat heterogen, terpancar, dan dapat menimbulkan efek.

(21)

b) Unsur-unsur Komunikasi Massa

a. Komunikator. adalah pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka b. Media Massa, adalah media komunikasi dan informasi yang

melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.

c. Informasi (pesan) massa, adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh di komsumsi oleh pribadi. Dengan demikian informasi massa adalah milik publik, bukan ditunjukkan kepada individu masing-masing. d. Gatekeeper, adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui

bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan.Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut.

e. Khalayak (public), adalah massa yang menerima informasi yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik dengar atau pemirsa sebuah media massa.

(22)

f. Umpan balik, dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda sedangkan dalam komunikasi tatap muka sifatnya langsung. Akan tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa perlahan mulai dikoreksi mengingat semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi media yang mengikatnya. c) Fungsi Komunikasi Massa

Setiap item fungsi komunikasi massa dapat terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Adapun beberapa fungsi komunikasi massa,antara lain (Ardianto, 2012:14)

a. Surveillance (pengawasan),Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama (a) pengawasan peringatan, (b) pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Sedangkan pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang ditayangkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental

(23)

b. Interpretation (Penafsiran), Fungsi penafsiran hamper mirip fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini terbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca, serta disertai dengan perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan di halaman lainnya.

c. Linkage (Pertalian), Media massa dapat menyatukan anggota

masyarakat yang beragaman sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai), Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi yang mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.

e. Entertainment (Hiburan), Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataan hampir sama semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari adalah tayangan hiburan, begitupun radio siaran, siarannya banyak memuat secara hiburan.

(24)

Sedangkan menurut Robert K. Merton komunikasi massa memiliki dua fungsi aktivitas (Romli, 2016) yaitu:

a. Fungsi nyata (manifest function), fungsi nyata yang diinginkan b. Fungsi tidak nyata (latent function) fungsi nyata tidak diinginkan. 2. Radio

a) Pengertian Radio

Radio sebagai salah satu bentuk media massa yang mengedepankan sisi musikalitas dalam programnya dan ternyata sekarang ini banyak dikembangkan ke dalam cakupan yang lebih luas lagi. Artinya, bahwa tidak hanya ada musik dalam program siaran radio, karena berbagai kebutuhan informasi pun dapat dialokasikan pada berbagai program acara radio.

Rahanatha (2008:42) dalam Romli (2016:77) menjelaskan pengertian radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

Werner J. Severin-James W. Tankard, Jr mengemukakan informasi secara esensi adalah sebuah teori pengirim sinyal. Sinyal mempunyai bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada sistem komunikasi yang kita amati. Kita telah mengetahui bahwa dalam berbicara sinyal adalah aneka tekanan suara yang berjalan melalui udara (saluran). Radio sinyalnya adalah gelombang elektromagnetik. Saluran adalah, seperti yang tersirat media yang digunakan untuk mengirim sinyal dari pengirim ke penerima.

(25)

Berdasarkan dengan istilah di atas, radio bukan hanya bentuk fisiknya, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio adalah saling menghubungkan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, kerena itu apabila pengertian radio dipisahkan satu persatu ataupun diperinci secara fisik, maka yang dimaksud dengan radio adalah keseluruhan dari pada pemancar, studio, dan pesawat penerima sekaligus.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, sehingga tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Asep Syamsul M. Romli dalam Broadcast Journalism menerangkan mengenai radio siaran, bahwa :

“Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah, atau televisi.Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni di komsumsi telinga atau pendengaran”.

Berdasarkan hal tersebut, karena sifatnya yang auditif ini mendorong masyarakat lebih menyukainya sebagai salah satu media massa yang cepat di gemari dengan kemudahan penerimaan tanpa memerlukan keahlian khusus. (Romli, 2016:76-87)

b) Karakteristik /Sifat Radio

Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya, antara lain: (Romli, 2014:22).

(26)

1) Auditory, Sound Only, Auditif; sifat radio adalah untuk didengar,isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja (sekilas). Karenanya pendengar yang tidak mengerti sesuatu uraian dari radio tak mungkin meminta kepada penyiar agar mengulanginya. 2) Transmisi; Proses penyebarluasnya kepada khalayak melalui pemancar

(transmisi).

3) Mengandung gangguan; setiap komunikasi yang menggunakan saluran bahwa bahasa dan bersifat massal akan menghadapi dua faktor gangguan. Semantic noise factor, gangguan jenis ini berkaitan dengan salah pengertian karena penafsiran bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Channel noise factor/mechanic noise factor, gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.

Pertama, gangguan sinar matahari yang dapat mempengaruhi

kejernihan suara atau suara yang kadang hilang-timbul. Kedua, gangguan suara ganda (intervensi) yang disebabkan dua pemancar yang berdempetan gelombangnya.

4) Theatre of mind; menciptakan gambar (make picture) dalam imajinasi atau khalayak pendengar melalui kekuatan kata dan suara. Imajinasi tersebut bisa isi siarannya ataupun penyiarnya, tanpa memvisualkan si pelaku yang berbicara, sehingga pendengar memiliki rasa penasaran

(27)

dan fanatisme tersendiri. Karakteristik ini merupakan kekuatan utama dari radio.

5) Identik dengan musik; Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. c) Kelebihan dan Kekurangan Radio

Media radio dapat dilihat dari kekuatan/kelemahannya: (Morissan, 2011:11)

1. Kelebihan Radio

a) Langsung; Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan menyampaikan isi kandungan program secara langsung. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya sambil mengerjakan aktivitas apapun. b) Cepat; Dari segi penyampaian pesan, radio memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media lain, suatu peristiwa yang terjadi bias dengan cepat disiarkan oleh stasiun radio.

c) Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar; Keunggulan suaranya radio memberi pendengar kebebasan berimajinasi. Radio satu-satunya media modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan gambar atau rekan di ruang imajinasi pendengarnya, dengan keunggulan ini semua kalangan bisa mendengarnya.

d) Tanpa batas; Radio tidak dibatasi oleh batas geografis dan batas demografis, hanya orang tuna rungu saja yang bisa menikmati.

(28)

Dengan kemajuan teknologi satelit atau digital, radio bisa dinikmati pendengar diluar jangkauan frekuensi atau radius yang dimiliki. e) Tidak banyak pernik; Dibandingkan media lain, pada peliputan

berita radionya cukup satu orang dengan membawa kelengkapan berupa microphone dan sebuah handphone untuk melaporkan sesuatu secara langsung.

f) Hangat dan dekat; Kendati tidak berhadapan langsung dengan pendengar dan terpisah jarak begitu jauh namun kedekatan dengan penyiar radio biasa terjalin dekat dan akrab.

g) Mendidik; Radio sangat efektif dipakai sebagai media pendidikan apalagi jika jangkauannya luas dan sebagian besar pendengar yang bermukim di wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan yang bisa dikemas dengan menarik dan mudah disimak pendengarnya.

h) Memberi manfaat bagi individu dan masyarakat; Dengan karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk cepat diakrapi oleh khalayak pendengar yang bisa sebagai tempat mencari informasi.

2. Kekurangan Radio

a) Durasi program terbatas; Siaran dalam setiap programnya dibatasi durasi waktu, setiap program memiliki rentang waktunya masing-masing. Biasanya, maksimal durasi waktu program 240 menit atau 4 jam, yang terbagi-bagi dalam segmen acara.

(29)

b) Sekilas dengar; Sifat radio adalah auditori, untuk didengar. Isi pesan atau informasi radio siaran gampang lenyap dari ingatan pendengar, untuk itu pendengar tidak bisa meminta mengulang informasi atau lagu yang sudah disiarkan. Artinya sifatnya sekilas, pesan yang disampaikan tidak rinci dan detail.

c) Mengandung gangguan; Radio siaran sebagai media massa juga tak lepas dari gangguan yang sifatnya teknis karena kekuatan radio siaran adalah bunyi atau suara, maka unsur inipula yang bisa menjadi kelemahan karena adanya gangguan sinyal, suara terdengar menghilang atau dapat noise.

d) Non visual; Radio tidak dapat memperlihatkan visualisasi tentang situasi dalam radio, sosok penyiar maupun narasumber yang akan on-air di radio, berada sekali dengan televisi yang mempunyai visualisasi dan audio. (Ashadi,2001:40)

Radio dapat memungkinkan untuk upaya menyukseskan pendidikan didunia ini menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan. Sehingga media radio dapat dimanfaatkan oleh publik yang haus akan informasi pendidikan dan pengetahuan.

d) Peran Radio sebagai Media Penyebaran Informasi

Proses komunikasi sosial, peran ideal radio siaran sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengar. Ada tiga bentuk kebutuhan pendengar, yaitu informasi, pendidikan dan

(30)

hiburan. Kebutuhan pendengar tersebut mencakup peranan yang harus dilakukan oleh sebuah radio, diantaranya sebagai berikut:

1. Bidang Informasi

Bagi masyarakat, fungsi pokok radio dari waktu ke waktu adalah sumber informasi serta sarana komunikasi untuk mengamati perubahan lingkungan khalayak pendengar. Media dapat didengarkan kapan saja, di mana saja, sehingga dapat memberitahukan perubahan keadaan terakhir secara cepat.

2. Bidang pendidikan

Radio bekerja dengan baik, khususnya dalam dunia gagasan. Setiap penggambaran suatu peristiwa secara dramatis, radio mampu menyediakan berbagai pokok pembicaraan yang dapat didiskusikan dengan membawa orang belajar. Radio siaran dapat menyajikan warta berita dan ceramah-ceramah yang bermanfaat.

3. Bidang Hiburan

Radio memiliki kemampuan yang sangat unik, penyiaran radio dapat dijadikan sebagai media penghibur. Radio mudah dibawa kemana-mana, dan sesuka pendengar, bisa dikamar, di kantor, di tempat umum, atau perjalanan menuju tempat beraktivitas. Pada kenyataannya penyiaran radio banyak diminati oleh individu untuk memanfaatkan waktu luang atau sebagai teman penghibur ketika dalam perjalanan berkendaraan. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa peranan pada media

(31)

penyiaran radio masih penting sehingga tetap berada di pemikiran dan telinga masyarakat.

Radio selain berperan dalam bidang pendidikan, hiburan dan informasi, radio juga berperan dalam propaganda. Organisasi media massa atau lembaga penerangan seperti stasiun televisi, radio dan rumah produksi sering dimanfaatkan sebagai wahana untuk meluncurkan kegiatan propaganda, karena memiliki kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Melalui berita-berita yang disiarkan. Media secara tidak langsung telah memberikan referensi kepada masyarakat untuk mempengaruhi keputusan publik. Semakin sering berita itu dilansir, semakin besar pengaruh yang akan mempengaruhi masyarakat.

3. Kebijakan Publik

a) Pengertian Kebijakan Publik

Menurut Trubus Rahardiansah kebijakan publik merupakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat pihak maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas publik yakni mereka yang menerima mandate dari publik atau orang banyak umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak. (Hotma, 2016:170).

Robert Eyestone mendefinisikan kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah tersebut masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal. Menurut

(32)

Nugroho, ada dua karakteristik dari kebijakan publik (Taufiqurokhman, 2014:4) yaitu:

1) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena maknanya adalah hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai tujuan nasional.

2) Kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah diukur, karena ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-cita sudah ditempuh.

b) Kategori Kebijakan Publik

James E. Anderson menyampaikan kategori kebijakan publik (Taufiqurokhman,2014:4-6) sebagai berikut :

1) Kebijakan substansi dan kebijakan prosedural

Kebijakan substansi yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedur adalah bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan. 2) Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori versus kebijakan

redistributif.

Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau individu, kebijakan regulatori merupakan kebijakan yang berupa pembatasan atau larangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan kebijakan redistributif merupakan kebijakan yang

(33)

mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.

3) Kebijakan material dan kebijakan simbolik

Kebijakan material adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran. Sedangkan kebijakan simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran.

4) Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat (privat goods)

Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan kebijakan privat goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.

c) Tahap-tahap kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Menurut William Dunn bahwa tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut :

a) Tahap Penyusunan Agenda, Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah ini

(34)

berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b) Tahap Formulasi Kebijakan, Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan (policy alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing aktor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

c) Tahap Adopsi Kebijakan, Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, consensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

d) Tahap Implementasi Kebijakan, Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut tidak

(35)

diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implemetasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e) Tahap Evaluasi Kebijakan, Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.

B. Kerangka Pikir

Bertitik tolak dari semua pemikiran, maka untuk menyamakan persepsi terhadap permasalahan yang akan dikemukakan, akan digambarkan skema berfikir sebagai berikut :

(36)

\

Gambar 1 Kerangka Pikir

C. Fokus Penelitian

PERAN RADIO DALAM PENYEBARAN PESAN KEBIJAKAN PUBLIK HAMBATAN PENYEBARAN PESAN KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PUBLIK 1. Radio sebagai sumber

informasi

2. Radio sebagai fasilitator

KHALAYAK RADIO SUARA BERSATU RADIO SUARA BERSATU 95.5 FM

(37)

Penelitian ini berfokus pada peran radio dalam penyebaran pesan kebijakan publik dan apa hambatan dalam penyebaran pesan yang disiarkan Radio Suara Bersatu.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Gambaran penelitian ini dibatasi pada bagaimana peran radio Suara Bersatu dalam penyebaran pesan kebijakan publik. oleh karena itu penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut :

1. Peran, adalah suatu keikutsertaan individu atau kelompok yang melakukan suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Hambatan, adalah gangguan yaitu segala sesuatu yang mengganggu kelancaran komunikasi serta akan menghambat kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan.

3. Komunikasi Massa, adalah menyampaikan pesan dari komunikan kepada komunikator secara serentak kepada khalayak luas dari berbagai tempat dan tidak saling mengenal dengan menggunakan media massa yang bersifat heterogen, terpancar, dan dapat menimbulkan efek. 4. Radio Suara Bersatu, adalah radio pemerintah daerah Kabupaten Sinjai

yang tujuan pendiriannya sebagai corong pemerintah daerah, siarannya di tunjukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sinjai.

5. Kebijakan Publik, merupakan serangkaian tindakan yang dibuat oleh pemerintah dan atau bersama dengan para aktor politik dalam rangka

(38)

mengatasi berbagai permasalahan politik guna mencapai tujuan yang diinginkan demi kepentingan khalayak ramai.

6. Radio sebagai sumber informasi adalah media untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk memberitahukan perubahan keadaan secara cepat.

7. Radio sebagai fasilitator adalah media penyalur, penyampaian aspirasi dan informasi kepada masyarakat.

8. Khalayak Radio Suara Bersatu, adalah keseluruhan masyarakat pendengar Radio Suara Bersatu yang memanfaatkan saluran Radio Suara Bersatu untuk mendapatkan informasi khususnya pemerintah daerah.

E. Penelitian Terdahulu

1. Eva Risti Winata dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Radio SAMA FM Dalam Dakwah Di Masyarakat (Studi Kasus Program Siaran Radio SAMA FM Di Perumahan Jatisari Asabri Semarang)”. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui bentuk program siaran dakwah di radio SAMA FM. Selain itu untuk menguraikan peran progam siaran dakwah radio SAMA FM di masyarakat Perumahan Jatisari Asabri Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptip kualitatif. Kesimpulan dalam skripsi ini adalah bahwa peran radio SAMA FM ini terdapat pada program siarannya yang mengandung unsur pendidikan, informasi dan hiburan.

(39)

Dalam penelitian penulis akan menguraikan peran radio dalam hal penyebaran pesan kebijakan publik.

2. Khoridatul Anisah dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Radio Swasta (PAS FM Pati) Dalam Pendidikan Karakter Anak (Studi Kasus Tujuh Belas TK Di Kabupaten Pati). Penelitian bertujuan untk mengetahui peran radio PAS FM Pati dalam pendidikan karakter anak. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu, pada penelitian terdahulu di fokuskan pada program dunia anak yang berisi tentang anak TK sedangkan penelitian saat ini lebih mengarah kepada penyebaran pesan kebijakan publik kepada khalayak Radio Suara Bersatu serta hambatan dalam penyebaran pesan yang disiarkan radio tersebut. Selain itu metode penelitian yang digunakan pada penelitian terdahulu menggunakan metode kualitatif.

(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran, harus disadari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. (Noor Juliansyah, 2011:22). Penentuan suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian akan menentukan bagaimana hasil dari keabsahan dan tingkat kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti berusaha mengurai segala permasalahan mengenai peran Radio Suara Bersatu 95.5 FM dalam penyebaran pesan kebijakan publik.

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan setelah seminar proposal dilaksanakan.

Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Radio Suara Bersatu yang beralamat di Jl. Persatuan Raya No.101 Kec.Sinjai Utara Kab.Sinjai Sulawesi Selatan. Alasan penulis mengambil lokasi ini sebagai lokasi penelitian di karenakan tempat yang srategis dan mendukung terlebih lagi Radio Suara Bersatu sebagai salah satu radio yang ada di Kabupaten Sinjai dan di ketahui telah membantu pemerintah dalam penyampaian informasi kepada masyarakat atau pendengar.

B. Jenis Penelitian dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

(41)

dengan cara atau prosedur statistik (Moleong, 2012:2) Pertimbangan adalah karena penelitian ini berupa data-data yang tertulis dan tidak melalui perhitungan angka.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang berarti mengeksplorasi dan memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Sugiyono, 2013:290). Dengan metode inilah peneliti memecahkan masalah yang diteliti dengan memaparkan secara detail objek yang diteliti, dan akan digambarkan dalam sebuah tulisan ilmiah.

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi :

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari informasi yaitu orang berpengaruh dalam proses perolehan data atau bisa disebut informasi yang memegang kunci sumber data penelitian ini, karena informan benar-benar tahu dan terlibat dalam kegiatan yang ada di Radio Suara Bersatu. Penetapan informan ini dilakukan dengan mengambil orang yang telah terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel atau memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

(42)

Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, majalah, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi, sumber yang tidak langsung memberikan data yang pada pengumpul data.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian ini (Moleong, 2012:97). Dalam pemberian informasi atau data yang terkait dengan peneliti maka peneliti memiliki beberapa referensi informan yaitu sebagai berikut:

No Nama Jabatan

1. Baharuddin Dewan pengawas

2. Lutfi hidayat Manager Program

3. Nur laela Editor

4. Iswan Ahmad Koordinator Pemberitaan

5. Nining Suhartini Penyiar

6. Sappe Masyarakat pendengar

7. M. Anas Masyarakat pendengar Tabel 1. Informan penelitian

(43)

Menurut Arikunto teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, dimana cara tersebut menunjukkan pada suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Dalam hal ini pengumpulan data ini, peneliti terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipan, dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

(44)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.

Analisis data versi Miles dan Huberman (Moleong, 2012) bahwa ada tiga alur kegiatan, antara lain:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.

2. Penyajian data adalah mendeskripsikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dalam dan mudah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan akhir

(45)

melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat peneliti yang dilaksanakan. G. Pengabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara triangulasi. Dalam penelitian ini, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

a. Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik pengumpulan data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dengan cara melakukan

(46)

pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim penelitian lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

(47)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai adalah salah satu dari 24 Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pantai timur bagian selatan jazirah yang berjarak lebih kurang 223 km dari kota Makassar. Kabupaten Sinjai memiliki Luas 819,96 km² terdiri dari 9 Kecamatan definitif yaitu, Sinjai Barat, Sinjai Borong, Sinjai Selatan, Tellu Limpoe, Sinjai Timur, Sinjai Tengah, Sinjai Utara, Bulupoddo, dan Pulau Sembilan. Dengan jumlah desa sebanyak 67 dan 13 kelurahan.

Secara Geografi Kabupaten Sinjai terletak antara 5° 2’56” sampai 5° 21’ 16” Lintang Selatan dan antara 119° 56’ 30” sampai 120° 25’ 33’’ Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone. Di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulukumba dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa.

Secara Morfologi, daerah ini 55,5 % terdiri dari daerah dataran tinggi (100-500 meter dari permukaan laut). Secara klimatologi terletak pada posisi iklim musim timur yakni bulan basah jatuh antara bulan April sampai Oktober dan bulan kering antara Oktober sampai April.

Secara ekonomi, daerah ini memiliki dua jalur perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota-kota kabupaten atau kota provinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Sedang jalur laut

(48)

digunakan untuk hubungan antara daerah di luar provinsi Sulawesi Selatan seperti Sulawesi Tenggara. Maluku, dan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

2. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 2017 adalah sebesar 241.277 jiwa selama sepuluh tahun terakhir, terdiri dari 116.766 jiwa penduduk laki-laki dan 124.461 jiwa penduduk perempuan.

Berikut tabel jumlah penduduk dan jenis kelamin menurut Kecamatan di Kabupaten Sinjai, 2017.

Jumlah Penduduk berdasarkan dan Jenis kelamin menurut Kecamatan di Kabupaten Sinjai.

No Kecamatan Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1. Sinjai Barat 12.039 12.204 24.243 2 Sinjai Borong 7.989 8.144 16.133 3 Sinjai Selatan 18.793 20.183 38.183 4 Tellu Limpoe 15.904 17.375 33.279 5 Sinjai Timur 14.516 16.265 30.781 6 Sinjai Tengah 13.384 13.753 27.137 7 Sinjai Utara 22.664 24.427 47.091 8 Bulupoddo 7.760 8.223 15.983 9 Pulau Sembilan 3,717 3.887 7.604 Jumlah 116.766 124.461 241.227 Tabel 2 Sumber: Kabupaten Sinjai Dalam Angka, 2017 B. Gambaran Umum Radio Suara Bersatu

1. Profil Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai

Radio Suara Bersatu adalah radio pemerintah daerah Kabupaten Sinjai yang terletak di Jalan Persatuan Raya No. 101 Tujuan Pendirinya sebagai corong pemerintah daerah, siarannya di tunjukkan untuk

(49)

kepentingan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sinjai. Radio Suara Bersatu yang didirikan Pemerintah daerah Kabupaten Sinjai tahun 2003 atau pada tahun pertama pemerintah bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa, SH, mempunyai peran strategis sebagai media informasi untuk mendorong percepatan pelayanan publik khususnya 3(tiga) Pilar Pembangunan Kabupaten Sinjai.

Setelah kurang lebih 2(dua) tahun berjalan dan dirasakan manfaatnya dalam mengakseskan program pemerintahan Kabupaten Sinjai, Radio Suara Bersatu berubah menjadi lembaga penyiaran publik lokal yang bersifat independen, netral dan tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestarian budaya, pendidikan hiburan yang sehat. Kontrol sosial dengan senantiasa berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat serta menjaga citra positif bangsa didunia internasional.

Radio Suara Bersatu merupakan badan hukum yang didirikan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai yang berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2006 kedudukannya berada dibawah Badan Komunikasi dan Informatika dan bertanggung jawab kepada bupati Sinjai.

2. Latar Belakang Berdirinya Radio Suara Bersatu Sinjai Bersatu

Jatuhnya rezim orde baru yang kemudian digantikan dengan pemerintah berlabel reformasi, menjadi salah satu catatan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia berpengaruh besar pada beberapa tatanan kehidupan masyarakat, reformasi berupaya untuk mewujudkan pemerintah

(50)

yang demokratis dan transparan. Tetapi ironisnya karena ditengah gema perubahan yang nyaring dan lantang masyarakat kehilangan informasi dalam menyikapi setiap perubahan. (Asapa,2008)

Tahun 1999 pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid pemerintah melikuidasi Departemen Penerangan (Deppen) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang aktif sebagai corong informasi dan kegiatan sosialisasi serta penerangan tentang berbagai kebijakan pemerintah dari pusat sampai pada pelosok desa. Keberadaannya secara institusional maupun secara fungsional memiliki personil dan kelembangaan sampai tingkat desa, telah memberikan andil yang cukup besar untuk menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam merespon setiap kebijakan yang dapat mereka ketahui dengan cepat, melalui aktivitas sehingga ini yang memang memiliki juru penerang.

Sementara upaya pemerintah daerah untuk segera mungkin membangun kesamaan persepsi dalam memahami dan memaknai substansi otonomi daerah, telah terkendala dengan dihapuskannya Departemen Penerangan yang disusul kemudian dengan kalang kabutnya pemerintah kabupaten dan kota untuk menempatkan dan memberdayakan eks personil Departemen Penerangan. Padahal untuk mewujudkan kesamaan persepsi hanya dapat tercipta dengan baik jika didukung dengan referensi informasi yang sama dan akurat, serta komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat yang hanya bisa dilakoni secara efektif oleh aparat dan lembaga yang memang memiliki kompetensi khusus disamping kewenangan

(51)

tersendiri dalam membangun dan membentuk opini masyarakat. (Asapa, 2008)

Kondisi tersebut juga dirasakan oleh pemerintah Kabupaten Sinjai yang pada waktu itu masih dipimpin oleh Bupati H. Moh. Roem pada tahun (1998-2003) juga mengalami kesulitan dengan dihapuskannya Departemen Penerangan yang menjadi salah satu wadah untuk menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat maka dibentuklah Kantor Pengelolaan Data dan Informasi dalam Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai yang diberi tugas pokok dan fungsi membantu pimpinan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan di bidang pengelolaan data dan penyebarluasan informasi, sosialisasi dan pembinaan media massa.

Supardi sebagai salah satu pendiri dari Radio Suara Bersatu mengungkapkan bahwa awal terbentuknya lembaga ini memang tampak kesulitan untuk melakukan tugas dan fungsi yang melekat padanya. Karena selain sikap apatis personil eks Deppen yang masih mayoritas pada lembaga menyusul pembentukan image negatif baik pada pra maupun pasca peleburan.

Menjelang sukses Bupati Sinjai Periode 2003-2008, tidak sedikit pihak yang menduga akan terjadinya peleburan Kapdi untuk kemudian disatukan dengan sub bagian Humas dan protokol dalam satu unit atau sub unit organisasi tersendiri. Namun fondasi yang telah terbangun dengan kokoh pada kantor Pengelolaan Data dan Informasi Kabupaten Sinjai, tampaknya dapat menipis dengan banyak orang, bahkan sebaliknya, ketika

(52)

kepemimpinan daerah beralih dari H. Moh. Roem yang telah mengakhiri masa baktinya sebagai Bupati Sinjai selama dua periode berturut-turut ke tangan Andi Rudiyanto Asapa justru Kapdi terus melaju dengan berbagai terobosan dan inovasi yang semakin mendekatkan pemerintah kepada masyarakatnya melalui pembangunan bidang komunikasi dan informatika sehingga dugaan peleburan kelembagaan malah berubah menjadi pemekaran yang ditandai dengan perubahan lembaga dari kantor menjadi Badan.

Pada masa awal kemunculan lembaga ini terutama pada masa kepemimpinan Andi Rudiyanto Asapa adalah pembangunan Radio FM yang kemudian dikenal dengan nama “Radio Suara Bersatu Sinjai” yang kini telah menjadi salah satu media komunikasi dan informasi antara pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Sinjai yang siarannya dapat menjangkau seluruh pelosok wilayah Kabupaten Sinjai dengan berbagai program dialogis dan informatif yang aktual dan mendidik, sehingga kehadirannya sangat dirasakan manfaatnya oleh berbagai pihak. (Asapa,2008)

Radio dipilih oleh pemerintah Kabupaten Sinjai untuk mengatasi masalah keterbatasan informasi pada saat itu dengan mempertimbangkan letak wilayah geografis Kabupaten Sinjai yang terdiri dari wilayah dataran tinggi serta wilayah pesisir/laut dengan tujuan penyampaian informasi ke berbagai wilayah di Kabupaten Sinjai dapat tersampaikan dengan baik.

(53)

Radio Suara Bersatu Sinjai dibentuk pada tanggal 27 Februari 2003 yang bertepatan dengan Hari jadi Kabupaten Sinjai dengan landasan operasional berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2006 tentang Lembaga Penyiaran Publik Lokal Kabupaten Sinjai yang diketuai pertama kali oleh Bapak Supardi, S.Sos.

3. Tokoh-tokoh Perintis Terbentuknya Radio Suara Bersatu Sinjai a) Andi Gradiyanto Asapa

Andi Gradiyanto Asapa adalah salah satu tokoh perintis berdirinya media elektronik yang paling berpengaruh di Kabupaten Sinjai yaitu Radio Suara Bersatu Sinjai pada tahun 2003. Gradiyanto Asapa merupakan personil eks Departemen Penerangan. Pada tahun 2001 H. Moh. Roem memilih Gradiyanto Asapa menjadi kepala Badan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sinjai. Gradiyanto Asapa yang di nilainya memiliki kapasitas yang cukup handal untuk memimpin dan kembali memenej institusi ini, agar dapat lebih memaksimalkan pelaksanaan tugas, fungsi serta kewenangan yang melekat padanya sesuai dengan amanat peraturan daerah. Terpilihnya Gradiyanto Asapa sebagai manajer lembaga pengelolaan data dan informasi dapat meningkatkan kinerja lembaga dan aparat yang dipimpinnya melalui aktualisasi peran dan fungsi dengan memberdayakan segenap potensi yang dimilikinya.

(54)

Ketika lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Bersatu didirikan tahun 2003 maka Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa menunjuk bapak Suardi, S.Sos untuk menjadi kepala UPTD Radio untuk pertama kalinya sekaligus menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan Radio sehingga bisa mengudara dengan baik dan informasi dari Radio cepat tersampaikan ke masyarakat.

c) Andi Rudiyanto Asapa

Tahun 2003 menjabat sebagai bupati Sinjai. Ketika beliau menjabat terjadi pertemuan antara bapak wakil gubernur Sulawesi Selatan yaitu Syahrul Yasin Limpo dengan bapak Bupati Sinjai untuk membahas mengenai masalah penyebaran informasi di tengah-tengah masyarakat. Ia menyampaikan keluhan masyarakat terkait susahnya memperoleh informasi terutama masyarakat yang ada di desa, karena Kabupaten Sinjai pada saat itu belum mempunyai media yang efektif untuk menyampaikan informasi dengan cepat sehingga untuk mengatasi masalah tersebut dianggap perlu untuk menghadirkan sebuah media yang mampu menyampaikan informasi dengan cepat ke masyarakat. Harapan Andi Rudiyanto Asapa adalah adanya bantuan dana dari Bapak Syahrul Yasin Limpo yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan saat ini.

4. Visi dan Misi Radio Suara Bersatu VISI

(55)

“Menjadikan Radio Suara Bersatu sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal yang Independen, Mandiri dan Profesional”

MISI

a) Melaksanakan Kontrol Sosial.

b) Mengembangkan Jati Diri dan Budaya Daerah dan Budaya Bangsa. c) Memberikan Layanan Informasi Pendidikan dan Hiburan kepada semua

lapisan masyarakat Sinjai.

d) Mendukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan daerah lain.

e) Ikut mencerdaskan bangsa dan mendorong terwujudnya masyarakat informasi.

5. Maksud dan Tujuan Radio Suara Bersatu MAKSUD

“Dengan Hadirnya LPPL Radio Suara Bersatu secara timbal balik antara Pemerintah dan Masyarakat dalam memberikan kontrol dalam Pemerintah dan Pembangunan”

TUJUAN

“Meningkatkan Pelayanan Publik di Bidang Penyiaran Informasi Berbagai Kebijakan Pemerintah, Komunikasi dialogis. Publikasi dan promosi potensi daerah, pelestarian budaya, hiburan dan perekat sosial, peningkatan kualitas SDM dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(56)

Tagline untuk Radio Suara Bersatu yaitu “MEDIA PEMERSATU”

Gambaran kepala kuda mengacu pada lambang Kabupaten Sinjai, dengan harapan bahwa kuda itu sebagai media transportasi masyarakat dulu. Dengan harapan Radio Suara Bersatu ini bisa menjadi media yang lebih mengedepankan informasi yang seimbang dan bisa menjadi fasilitator antara masyarakat dan pemerintah. Jadi seolah-olah sebagai jalannya area transportasi.

7. Sarana dan Prasarana Radio Suara Bersatu a) Ruang Studio

b) Ruang Produksi

c) Ruang Staff/ Administrasi d) Ruang Pemancar

Fasilitas Lainnya

Bukti Siar / LAN & Internet Connection / Event Organizer / Sales Promotion Girls / VCD Report Event / Band Entertainment.

(57)

Struktur organisasi merupakan salah satu peta penting bagi para jajaran karyawan yang telah mengetahui posisi yang telah dikembangkan agar tugas meraka tidak saling tumpang tidih dalam melakukan tugasnya masing-masing. Hal tersebut sangat penting bagi kepala Radio Suara Bersatu 95.5 FM Sinjai, karena di dalam organisasi media penyiaran memiliki beberapa bagian yang dihimpun sekaligus ditata dalam suatu struktur dapat bermula pada tatanan kerja yang baik. Adapun bagan struktur organisasi di Radio Suara Bersatu 95.5 FM adalah sebagaiberikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi Radio Suara Bersatu Dewan Pengawas

1. DRS AKBAR, M.Si

2. BAHARUDDIN,S.Sos

KEPALA UPTD RADIO & TU

MARDIYAH,S.Sos MANAJER UMUM NURDAHNIAR, ST MANAGER PROGRAM LUTFI HIDAYAT MANAGER PEMBERITAAN

ISWAN AHMAD, S.Sos

MANAGER PEMASARAN

A.NENNI ASMAWATI HAKIM, S.Sos, M.I.Kom PENYIAR / REPORTER 1. ACMAD YANI 2. NURLELA 3. HEARAN ACMAD, ST 4. NINING SUHARTINI,A.Md 5. ADI PESTA IRAWAN 6. A.SILFIRDA. AMARI,S.Sos 7. ADI PESTA IRAWAN,S.Pd 8. ANTO,S.Sos

9. A.LILIS WAHYUNI, Amd, Keb 10. AYUNIA ANINDIATI, S.Sos 11. ABD.RAHMAN MASRSUKI, S.IP 12. NUR AKRIANTI

(58)

Sumber data: Panduan Suara Bersatu 95.5 FM 2020 9. Landasan Operasional

a) UU Penyiaran RI No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

b) PP No.11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik.

c) SK Menpen RI No. 71/Kep/menpen/1970 tentang Pembinaan Siaran Radio yang dipercayakan Kepada Daerah.

d) SK Mendagri No. 842/191/SJ/1990 tentang Pengaturan Organisasi RSPD.

e) Perda No. Tahun 2006 tentang Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Bersatu FM.

9. Wilayah/ Jangkauan Radio Suara Bersatu

a) Seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Sinjai b) Wilayah Kabupaten Bone

c) Wilayah Kabupaten Bulukumba d) Wilayah Kabupaten Gowa 10.Penghargaan Radio Suara Bersatu

a) Nominasi kategori feature Radio terbaik pada malam penghargaan penganugerahan KPID Award 2012 oleh KPID SulSel Makassar Desember 2012.

b) Nominasi kategori feature Radio terbaik pada malam penganugerahan KPID Award 2014 oleh KPID SulSel Makassar 12 Desember 2014.

(59)

c) Nominasi kategori TalkShow Radio terbaik pada malam penganugerahan KPID Award 2015 oleh KPID SulSel Makassar 12 Desember 2015.

d) Nominasi kategori Berita Radio terbaik pada malam penganugerahan KPID Award 2015 oleh KPID SulSel Makassar 12 Desember 2015. e) Nominasi kategori feature Radio terbaik pada malam penganugerahan

KPID Award 2015 oleh KPID SulSel Makassar 12 Desember 2015. 11. Jadwal Siaran Radio Suara Bersatu

Jadwal Siaran

LPPL Radio Suara Bersatu FM 95,5 Mhz Sinjai

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT WAKTU SABTU MINGGU

05.45-06.00 05.45-06.00

ASWAD ASWAD ASWAD ASWAD ASWAD ASWAD

INSEKTA BINGKAI KELUARGA

LELA LELA LELA LELA LELA LELA

A. LILIS A. LILIS A. LILIS A. LILIS A. LILIS ANDILY

NINING/ANTO NINING/ANTO NINING/ANTO NINING/ANTO NINING/ANTO NINING ANTO

ANDILY ANDILY ANDILY ANDILY ANDILY A. LILIS AYU

Ahmad Yani Abd. Rahman Marzuki Ahmad Yani Abd. Rahman Ahmad Yani Abd. Rahman Marzuki Ahmad Yani

AYU AYU AYU AYU AYU AAN ADI

ANTO ANTO ANTO ANTO ANTO AAN ADI

24.00-05.45

ON AIR ON AIR

06.00-08.00 SPASI (SELAMAT PAGI SINJAI) / RELAY RRI 06.00-08.00 Selamat Pagi Sinjai 08.00-10.00 SERASI (Seputar Daerah Sinjai) 08.00-10.00

10.00-13.00 LAGU TERHANGAT DAN BERITA TERKINI (Laha Bete)/RELAY RRI 10.00-13.00 MUSIK PILIHANKU 13.00-15.00 OBROLAN SANTAI (Obras) 13.00-15.00 INDO KENANGAN 15.00-17.30 MARI DANGDUTAN (Madduta) 15.00-18.00 MARI DANGDUTAN 17.30 - 20.00 PIKET (Adzan Maghrib) 18.00-20.00 PIKET (Adzan Maghrib)

20.00-22.00 TOP INDO / RELAY RRI 20.00-22.00 TOP INDO 22.00-24.00 SELASI (Selamat Malam Sinjai) 22.00-24.00 SELASI

OFF AIR OFF AIR

Tabel 3

Sumber data: Panduan Suara Bersatu tahun 2020

Radio Suara Bersatu 95.5 FM mengudara setiap hari mulai pukul 05.45 – 24.00 WIB dengan jumlah total 9 program. Penempatan komposisi

(60)

siaran dikorelasikan dengan program siaran. Program acara yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan segmen masyarakat dan tidak menyalahi aturan yang diterapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), berlangsung dari opening tune sampai closing tune siaran. Selain program di atas, ada satu program terbaru yang akan disiarkan mulai tahun ini yaitu acara TalkShow. C. Peran Radio Suara Bersatu dalam Penyebaran Pesan Kebijakan Publik

Peran adalah pemain sandiwara atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama jika terjadi suatu hal atau peristiwa. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus dilakukan suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Adapun peran-peran Radio Suara Bersatu dalam penyebaran pesan kebijakan publik, antara lain :

a. Radio sebagai sumber informasi

Bagi masyarakat, fungsi pokok radio dari waktu ke waktu adalah sumber informasi serta sarana komunikasi untuk mengamati perubahan lingkungan khalayak pendengar. Media dapat didengarkan kapan saja, dimana saja, sehingga dapat memberitahukan perubahan keadaan terakhir secara cepat. Informasi merupakan salah satu bentuk kebutuhan pendengar, dalam hal ini mengenai kebijakan publik pemerintah yang disebarkan melalui radio.

Gambar

Tabel 1. Informan Radio Suara Bersatu  ...........................................................
Gambar 1. Kerangka Pikir.................................................................................
Gambar 1 Kerangka Pikir
Tabel 1. Informan penelitian   E.  Teknik Pengumpulan Data
+3

Referensi

Dokumen terkait