• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Dan Contoh Form TNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahapan Dan Contoh Form TNA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

http://humancapitaljournal.com/panduan-menyusun-training-need-analysis-tna/

ANALISA KEBUTUHAN PELATIHAN

Analisa kebutuhan pelatihan atau lebih dikenal dengan

nama Training Need Analysis (TNA) adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul di

tempat kerja.

TNA juga dilakukan untuk menentukan apakah pelatihan yang

diberikan kepada karyawan sesuai atau tidak.

TNA menjadi langkah pertama yang dilakukan sebuah organisasi untuk melakukan perubahan. Hal ini disebabkan TNA mencoba mendefinisikan kesenjangan atau gap yang terjadi saat ini terkait dengan kinerja individu dan tuntutan organisasi. Anda dapat mengumpulkan beberapa informasi berdasarkan tiga hal yaitu masalah performance atau kinerja, antisipasi adanya sistem, tugas, atau teknologi baru, serta adanya keinginan organisasi untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai peluang atau kesempatan. Ketiga hal tersebut merupakan titik awal untuk membuat perubahan.

Perlu diingat, perubahan akan menimbulkan resistensi dari karyawan yang enggan melakukan pelatihan. Kendala lain, karyawan tidak dapat mentransfer keterampilan atau pelatihan yang baru diperoleh di tempat kerja. TNA seringkali mengungkap kebutuhan yang sesuai dan tepat sasaran. Kendati training tidak selalu merupakan cara terbaik untuk menutup celah tertentu antara tujuan organisasi dengan kinerja karyawan yang sesungguhnya, namun TNA diharapkan dapat melihat semua permasalahan dan mencari solusi sebanyak mungkin sebelum diputuskan solusi yang terbaik. Ketika dilakukan dengan benar, TNA menjadi investasi yang bijak bagi organisasi. Ini dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Kebutuhan pelatihan setiap karyawan akan berbeda berdasarkan latar belakang karyawan, untuk dilatih, dan status mereka saat ini dalam organisasi. Pada dasarnya, seorang kandidat untuk pelatihan dapat berasal dari karyawan baru dan karyawan lama. Anda bisa mempertahankan dan ‘meng-upgrade’ karyawan lama. Karyawan lama perlu mendapatkan tantangan baru dan bisa memberikan kontribusi yang signifikan.

Ada beberapa metode praktis yang bisa Anda gunakan untuk mengumpulkan data terhadap kinerja karyawan.

(2)

Dalam pendekatan ini, kinerja karyawan itu sendiri adalah sumber informasi Anda. Anda bisa mengevaluasi kinerja karyawan. Buatlah catatan untuk mengingatkan Anda tentang apa yang harus dicari dan diperlukan dari evaluasi tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk mengidentifikasi baik untuk membangun kekuatan dan mengatasi kekurangan si karyawan.

Wawancara

Wawancara diperlukan jika kebutuhan pelatihan sudah sangat mendesak. Tujuan utama dari wawancara yaitu Anda bisa memastikan data yang Anda terima sama dengan data yang Anda terima dari berbagai sumber. Anda tentu tidak ingin mendapatkan informasi setengah-setengah tentang seseorang. Wawancara memungkinkan Anda untuk bertemu langsung dengan karyawan dan mendiskusikan kesan-kesan karyawan terhadap kinerja mereka sendiri.

Kuesioner

Anda bisa membuat kuesioner sendiri dengan menuliskan semua pertanyaan yang ingin Anda ketahui tentang karyawan. Kirimkan kuesioner kepada mereka dan tunggu tanggapan mereka.

Job Description

Sebelum membuat deskripsi pekerjaan, analisa dahulu pekerjaan yang harus dilakukan. Analisis setiap jabatan termasuk semua tanggung jawab pekerjaan yang relevan. Setelah tahap analisis pekerjaan selesai, buatlah uraian pekerjaan dan analisa kebutuhan sehingga memudahkan Anda untuk mengukur jarak antara kemampuan karyawan yang dimiliki sekarang dengan keterampilan yang harus dimiliki karyawan berdasarkan keinginan organisasi.

Analisis Kesulitan dan Problem Solving

Anda perlu melakukan analisa kesulitan yang kelak akan muncul. Tujuannya agar permasalahan yang ada di karyawan bisa dikurangi melalui pelatihan.

Penilaian (Appraisal Review)

Penilaian diperlukan setelah Anda mendapatkan semua informasi, kebutuhan, dan bagaimana penyelesaiannya. Komentar yang diberikan si karyawan selama wawancara biasanya adalah sesungguhnya sehingga seringkali dapat membantu Anda dalam menetapkan kebutuhan. Umpan balik pada saat penilaian wawancara menjadi berharga karena merupakan informasi yang tepat waktu. Kebutuhan pelatihan bisa saja berbeda dari apa yang diinginkan si karyawan, dan pada sesi penilaian ini memungkinkan supervisor atau manajer untuk mengungkap penyebab kelemahan karyawan dalam kinerja. Kekurangan-kekurangan inilah yang akan digaris bawahi dan ditandai pada pelatihan.

(3)

Kebijakan organisasi akan mempengaruhi jumlah pelatihan yang ditawarkan. Penjelasan tentang berbagai kebijakan harus tercantum dalam program pelatihan.

ANGKET DAN SURVEY

Tugas Mata Kuliah:

Analisis Kebutuhan Pelatihan

Dosen :

Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

Dibuat Oleh :

Philip Nababan

Esra Hutabarat

Nikodemo Daeli

Olivia Febi Harahap

(4)
(5)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

Analisis kebutuhan pelatihan perlu dilakukan sebelum memulai suatu kegiatan pelatihan. Dari kegiatan ini akan didapatkan desain pelatihan yang sesuai dan tepat sasaran. Berdasarkan pengalaman umumnya peserta pelatihan langsung diberikan materi tanpa terlebih dahulu dianalisis kebutuhan pelatihan yang diharapkan. Seringkali hasilnya adalah salah sasaran, keaktifan peserta maupun capaian yang kurang maksimal dan tidak adanya kesinambungan pasca pelatihan.

Dalam menganalisis kebutuhan pelatihan tentunya ada teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan atau kinerja dan sikap dengan kadar yang bervariasi.

Dalam menggunakan teknik-teknik dalam TNA diperlukan alat-alat sebagai pengumpul informasi. Alat-alat TNA tersebut antara lain observasi, interview, kelompok kerja dan angket. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai angket.

1. 2. Rumusan Permasalahan

1. Apa itu angket dan survey?

2. Bagaimana menyusun angket dan survey yang baik?

1. 3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melihat/membahas mengenai angket.

(7)

1. 4. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini antara lain:

- Sebagai bahan kajian mahasiswa Pasca Sarjana dalam materi kuliah Analisis Kebutuhan Pelatihan - Menjadi masukan dan bahan informasi bagi para pembaca tentang angket.

BAB II PEMBAHASAN Kuesioner/ Angket dan Survey

Angket dan survey merupakan salah satu alat dalam TNA. Memberikan kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dibandingkan dengan wawancara, angket atau kuesioner tertulis lebih efisien dan praktis, serta memungkinkan digunakannya sampel yang lebih besar.

Kuesioner/Angket merupakan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang diberikan oleh peneliti kepada subjek penelitian. Lembar pertanyaan untuk wawancara juga dapat digunakan untuk membuat angket. Kalau pada wawancara, subjek penelitian menjawab pertanyaan secara lisan sedangkan pada angket subjek langsun menuliskan jawabannya pada kertas yang telah disediakan. Kebanyakan angket sudah diberikan pilihan jawaban, jadi subjek tinggal menandai pilihan jawaban yang diinginkannya.

Angket ada dua jenis:

1. Angket berstruktur, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban. Pelaksanaan dan pemberian skor bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis. Kekurangan angket jenis ini, yakni memaksa subjek untuk memilih salah satu jawaban padahal mungkin saja subjek tidak merasa ada jawapan yang tepat.

2. Angket tak-berstruktur, tidak menyertakan jawaban yang diharapkan. Kelebihan angket jenis ini yakni memberi responden kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan sikap mereka. Kelemahannya bahwa informasi yang dihasilkan sulit untuk diproses dan dianalisis.

(8)

Keuntungan dari melakukan survey dan membagikan angket:

1. Biaya lebih murah. Trainer dapat mengumpulkan informasi dari banyak orang tanpa harus menemui atau menghubungi mereka secara langsung.

2. Data yang didapatkan lebih riil dan jujur. Subjek penelitian dapat dengan bebas menyampaikan pendapat.

3. Responden memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

4. Data yang didapatkan dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. 5. Lebih mudah untuk dihitung dan dianalisa.

Tantangan dalam menyusun angket

Angket yang baik dapat memberikan data yang tepat untuk dianalisa, sedangkan angket yang tidak efektif dapat menimbulkan kekacauan.

Tantangan yang paling utama dalam menyusun angket yaitu pertanyaan ataupun pernyataan yang diajukan dapat dimengerti oleh orang lain secara umum. Harus mampu menyusun kata-kata yang tepat.

Menyusun Angket

Dalam penyusunan angket, dapat dipertimbangkan hal-hal berikut:

 Susunlah instrumen tersebut sedemikian sedemikian rupa sehingga mencerminkan mutu yang baik.

 Usahakan angket sesingkat mungkin, sehingga tidak banyak menyita waktu responden.

 Susunlah kalimat pertanyaan dalam angket itu sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh setiap responden.

 Susunlah pertanyaan pertanyaan dalam angket sehingga dapat menghasilkan jawaban yang tidak bermakna ganda.

 Susunlah pertanyaan dalam angket itu sehingga dapat terhindar dari bias atau prasangka yang mungkin mempengaruhi jawaban responden.

(9)

 Pertanyaan-pertanyaan dalam angket hendaknya tidak menyesatkan.

 Alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam angket hendaknya lengkap.

 Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa jengah, curiga, atau permusuhan di pihak responden.

 Aturlah pertanyaan-pertanyaan itu menurut urutan psikologis yang benar.

 Susunlah pertanyaan-pertanyaan itu sedemikian rupa sehingga jawaban-jawabannya dapat langsung ditabulasikan dan ditafsirkan.

Langkah-langkah penyusunan angket yang efektif

1. Tentukan data yang dibutuhkan dan siapa yang akan dijadikan subjek

 Pahami tujuan dari penyebaran angket. Sangat penting untuk mengetahui mengetahui apa tujuan dari pembuatan angket. Dibawah ini adalah beberapa hal yang harus kita ketahui dalam menyusun angket

1. Temukan apa yang menjadi OPTIMAL 2. Temukan apa yang menjadi AKTUAL 3. Temukan apa yang menjadi AKIBAT 4. Temukan apa yang menjadi PENYEBAB 5. Temukan apa yang menjadi SOLUSI

 Tentukan sampel

Sangat penting untuk dapat menentukan siapa yang akan menerima angket yang telah kita buat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sumber yang baik. Pertama, kita harus mengetahui populasi dari apa yang akan kita teliti. Contohnya, populasi dari guru-guru yang suka merokok, populasi karyawan pabrik mie instan. Akan sangat menghabiskan banyak waktu dan biaya jika kita memberikan angket kepada seluruh populasi. Akan sangat mudah jika kita mengambil sampel dari populasi tersebut.

Contoh penarikan sampel dari National Education Assosiaciation:

Populasi Sampel

100 200

79 132

(10)

500 1000 3000 8000 15000 217 278 341 367 375

 Yakinkan angket tersebut mendapatkan respon dari responden

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar angket yang akan kita buat, direspon oleh responden: 1. Buatlah instrument yang berhubungan dengan topic yang menarik untuk responden

2. Tuliskan tujuan dari pengisian angket tersebut dengan jelas. 3. Buatlah angket yang menarik dan tidak membosankan 4. Buatlah angket yang mudah untuk dipahami

5. Yakinkan responden agar mengembalikan angket yang telah diisinya tadi 2. Susun butir-butir pertanyaan/pernyataan secara efektif

 Isi dari pernyataan/pertanyaan Tipe 1 : Apa yang dibutuhkan

Tipe 2 : Tanyakan hal-hal yang lebih rinci Tipe 3 : Sediakan bukti-bukti

Tipe 4 : Tanyakan tentang akibat dan motivasi Tipe 5 : Tanyakan tentang penyebab dari masalah Tipe 6 : Tanyakan mengenai responden

Contoh :

Ketika sedang membuat pizza dengan oven baru, manakah yang menjadi kendala dalam membuatnya?

a. Mensetting pengatur panas b. Menyiapkan panggangannya c. Membuat garnish

 Format dari pertanyaan

Format pertanyaan dalam angket ada 2, yaitu format yang sudah diberi pilihan dan format yang belum diberi pilihan. Pada format yang diberi pilihan, terdapat 3 jenis skala. Yaitu skala nominal, ordinal dan interval.

Contoh angket yang diberi pilihan

Fasilitas perpustakaan di UNIMED sudah baik. a. Sangat setuju d. tidak setuju

b. Setuju e. sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

Contoh angket yang tidak diberi pilihan

Menurut anda, apakah yang menjadi penyebab menurunnya tingkat kehadiran mahasiswa Pascasarjana?

(11)

Pilihlah kata-kata yang sudah sering didengar oleh para responden. Sebagai contoh, jika angket akan diberikan kepada karyawan pabrik, janganlah menggunakan kata-kata yang terlalu ilmiah. 3. Tuliskan petunjuk dengan benar

Petunjuk dalam sebuah angket sangatlah penting untuk membantu responden dalam menjawab angket yang telah dibuat.

4. Buat cover yang menarik

Cover adalah hal pertama yang dilihat dari sebuah angket. Maka dari itulah dalam membuat angket, cover yang baik haruslah diperhatikan

5. Terapkan system checklist

Sebelum disebarkan, angket haruslah terlebih dahulu ditelaah dengan system checklist 6. Validasi angket sebelum disebarkan

(12)

BAB III KESIMPULAN

Angket dalam analisis kebutuhan pelatihan berfungsi sebagai alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Angket dapat berupa daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis dana sebagai jalan komunikasi untuk memperoleh data dari sumber data (responden). Suatu survey dan angket yang disusun dan disebarkan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber. Daftar pertanyaan dalam angket atau survey dipersiapkan untuk tujuan yang spesifik, menyalurkan sumber, biasanya nama responden tidak dikenal, hasil pengisian dikembalikan ke pengirim, dan untuk selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi tertentu sesuai dengan tujuan penyusunan angket dan survey.

Keuntungan lain dari angket bahwa angket dapat dikirimkan kepada subjek penelitian melalui pos. Dan juga angket bisa disebarkan kepada banyak orang pada waktu yang bersamaan. Kekurangan dari instrumen ini yaitu seringkali pertanyaan-pertanyaan dalam angket membingungkan dan kurang jelas yang tidak bisa ditanyakan langsung oleh subjek kepada peneliti.

Beberapa bentuk pertanyaan dari angket meliputi pertanyaan pilihan ganda, benar atau salah, pencocokan. Dapat juga berupa esai ataupun jawaban singkat.

(13)

DAFTAR ISI

Fraenkel, Jack & Wallen, Norman. (2008) How to design and evaluate research in education. New York : McGraw-Hill Publishing Company.

Gall, Meredith., Gall, Joyce & Bobg, Walter. (2003) Educational Research. New York: Longman.

Rosett, Allison dan Joseph W. Arwady. 1989. Training Need Assessment. Educational Technology Publication. New Jersey.

Tuckman, W. Bruce. (1978) Conducting educational research. New York: Harcourt Brace Jovanovich. Inc.

Furchan, Arief (2004) Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

https://krisnawan.wordpress.com/2007/07/03/tips-praktis-menyusun-training-need-analysis-tna/

Panduan Praktis Menyusun Training Need Analysis (TNA)

Juli 3, 2007 / Krisnawan Putra

5 Votes

Identifikasi Beberkan GAP Focus

Intervensi Pengertian Memastikan adanya sejumlah instrumen yang mampu Memastikan adanya kesenjangan Memastikan adanya hasil rekomendasi

(14)

menemukan gap dalam permasalahan kinerja antara kemampuan yang ditunjukkan dibanding tuntutan yang seharusnya, yang intervensi penyelesaiannya berada dalam wilayah training yaitu Knowledge, Skill, Attitude (KSA) karyawan training yang spesifik, logis, reasonable Contoh Wawancara, survey, kuisioner, FGD Training diselenggarakan bukan sekadar memenuhi pesanan, program, atau target kerja Rekomendasi tidak didasarkan atas pertimbangan ‘kayaknya- lazimnya-cocoknya’ Langkah Kerja Pelajari bahan-bahan/literatur yang terkait dengan modul pelatihan yang akan diselenggarakan (bahan dapat dipejari dari buku/internet) Buatlah

survey/angket/kuisione r dari literatur tersebut Susun list/daftar pertanyaan yang bertujuan mempertajam materi pembahasan, sebelum Dari hasil survey/diskusi diperoleh sejumlah informasi yang sangat beragam Buat analisa kebutuhan pelatihan dengan berpedoman pada hal-hal sbb: Temukan pokok-pokok yg mjd akar persoalannya, Setelah menemukan pokok-pokok persoalan yang dapat diintervensi melalui training, kemudian klasifikasikan berdasarkan sasaran training dalam ranah Knowledge, Skill, Attitude

(15)

diskusi TNA dengan Narasumber diadakan kemudian susun menjadi dua klasifikasi: Klasifikasi I: Gambarkan gap antara apa yang dituntut dengan apa yang ditunjukkan (intervensi dgn training), Klasifikasi II: Gambarkan persoalan-persoalan yang berkait dengan hal-hal di luar training (gaji, ketidakpuasan , tempat kerja, peralatan dll) http://keluargasanitarian.blogspot.com/2010/11/instrumen-training-need-assesment-tna.html

instrumen training need assesment (TNA) sanitarian pengelola sampah di RS

ini merupakan contoh draft instrumen(belum final)

INSTRUMEN TRAINING NEED ASSESMENT

PELATIHAN TEKNIS SANITARIAN DI RUMAH SAKIT

Pengelola Sampah

Form. 1 Wawancara

(16)

Nama : ___________________________________ Jabatan : ___________________________________ Pendidikan terakhir : ___________________________________ Lama Bekerja : ___________________________________ Tanggal : ___________________________________ Pewawancara : ___________________________________

1. Jelaskan, apa yang biasa anda kerjakan sehari-hari?

2. Menurut saudara, bagaimana syarat penampungan/pewadahan sampah

medis dan non medis yang memenuhi syarat? Sampah medis:

Sampah non medis:

3. Menurut saudara, bagaimana syarat alat angkut untuk mengangkut sampah medis dan non medis yang memenuhi syarat?

Sampah medis: Sampah non medis:

4. Alat pelindung diri (APD) apa saja yang biasa saudara/petugas pakai ketika menangani sampah?

5. Menurut saudara, bagaimanakah tempat pembuangan sementara untuk

sampah medis dan non medis yang memenuhi syarat? Sampah medis:

(17)

Sampah non medis:

6. Untuk pemusnahan sampah medis apakah saudara melaksanakan pembakaran sendiri atau melalui pihak ke 3 ?

(Apabila melaksanakan pembakaran sendiri lanjut ke pertanyaan 8)

Sendiri Pihak ke 3

7. Bagaimana sistem pengawasan terhadap pihak ke 3 dalam melaksanakan pembakaran sampah?

8. Jelaskan bagaimana biasanya saudara mengoperasikan Incenerator ?

9. Jelaskan,bagaimana biasanya saudara melakukan pemeliharaan berkala

terhadap incenerator?

10. Apakah saudara membuat laporan secara berkala ?

Ya Tidak

11.Jelaskan bagaimana biasanya saudara melaporkan kegiatan yang telah saudara lakukan?

12. Kendala dan hambatan apa yang saudara temukan dalam

(18)

13. Menurut anda, adakah kelemahan dari diri anda dalam melaksanakan tugas?

(Apabila tidak ada lanjut ke pertanyaan 17

Ada Tidak ada

14.Bila ada sebutkan?

15. Pelatihan apa yang saudara perlukan untuk menanggulangi kelamahan

dan menunjang pekerjaan saudara sehari-hari?

16.

Training Needs Analysis/TNA

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Needs Analysis/TNA)

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan (diklat) proram BERMUTU, maka salah satu prasyarat yang perlu dipedomani adalah melakukan prinsip-prinsip diklat dengan menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan, pembiayaan sampai kepada monitoring dan evaluasi.

Sebagai tahap awal dalam perencanaan diklat adalah melakukan analisis kebutuhan diklat (Training Needs Analysis) dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan kemampuan yang secara nyata dikuasai anggota kelompok kerja dan pemangku kepentingan

(19)

bidang pendidikan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program diklat dalam implementasi program BERMUTU mulai dari penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulum/silabi, penetapan metode, penetapan peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yang diperlukan. Dengan demikian dapat diharapkan program diklat yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk mengembangkan guru/ kepala sekolah/pengawas sekolah menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau nilai – etika guru berikut keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru/kepala sekolah/pengawas sekolah. Untuk itu kegiatan evaluasi terhadap program, diklat menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui proses ketercapaian dan hasil tujuan/pelaksanaan sebuah program diklat. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program diklat program BERMUTU selanjutnya.

Di lain pihak, pada saat ini umumnya kegiatan analisis kebutuhan diklat dilakukan melalui perkiraan dan mengacu pada perencanaan diklat sebelumnya, sehingga perencanaan diklat yang dilakukan masih sekedar berorientasi untuk menghabiskan DBL. Sedangkan kegiatan evaluasi diklat yang dilaksanakan hanya evaluasi proses yang dilakukan selama diklat berlangsung, sehingga terkesan hanya bersifat formalitas. Belum optimalnya penerapan manajemen program BERMUTU yang efektif dan efisien tersebut disebabkan kurangnya koordinasi para pengelola program BERMUTU tentang manajemen diklat sehingga berbagai kegiatan dalam on-service hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya.

Kegiatan analisis kebutuhan diklat dan kegiatan evaluasi belum optimal. Di samping itu pelaksana pengelola diklat program BERMUTU masih belum saling mendukung, kurangnya koordinasi antar kelompok kerja dalam pengelolaan diklat, dan alokasi anggaran yang terserap sepenuhnya pada aspek penyelenggaraan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan penerapan program BERMUTU sangat dibutuhkan kegiatan TNA sebagai wadah untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan Diklat sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok kerja, kecamatan, dan kabupaten/kota. Konsekuensi logisnya adalah perlunya pengembangan pengelola program BERMUTU sehingga masing-masing tahap dalam implementasinya terangkum secara ilmiah yang diikuti dengan ketersediaan fasilitator yang memadai, peningkatan kemampuan para penyusun program di masing- masing kelompok kerja, serta alokasi DBL yang proporsional untuk masing-masing kegiatan Diklat dalam implementasi program BERMUTU.

(20)

Training Need Analysis adalah suatu investigasi sistematik mengenai ketidaksesuaian kinerja untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan memutuskan apakah diklat merupakan solusi potensial. Training Need Analysis merupakan penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata (actual condition) (what is) dan kondisi yang diinginkan (what should be) dalam kinerja sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau kelompok organisasi dalam pengertian, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses TNA berisikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan pelaksanaan pekerjaan; (2) menentukan sebab-sebab kesenjangan; (3) mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan kepada kurangnya pengetahuan dan keterampilan; (4) menentukan apakah diklat adalah solusi yang memungkinkan; (5) rekomendasi solusi; dan (6) menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas.

Fungsi khusus dari TNA adalah menganalisis kesenjangan lingkungan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup: (1) lingkungan fisik ; (2) sistem balikan; (3) faktor motivasi/insentif; dan (4) desain pekerjaan/organisasi serta tingkat keterampilan dan pengetahuan di antara guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah. Beberapa contoh pertanyaan untuk melakukan analisis kesenjangan di antaranya adalah kinerja apa yang mengalami kesenjangan :

Apakah input PBM?

Apakah output PBM?

 Apakah kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah?

Melakukan penelitian kesenjangan pada umumnya berisikan tentang cara menentukan secara tepat apa kesenjangan itu, yaitu dengan melakukan investigasi melalui wawancara, observasi dan studi dokumen terhadap obyek sumber data yang menyediakan adanya bukti dan sifat kesenjangan, serta subyek sumber data yang memberikan pengertian, termasuk wawancara, kuesioner, dan kritikal insiden. Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap outcome kinerja dan catatan hasil kerja, sumber data meliputi : output pekerjaan yang nyata, bukti-bukti PBM, keluhan stakeholder ( siswa, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua siswa dan Dinas Pendidikan ), presensi, dan catatan kuantitatif lainnya tentang pelaksanaan PBM.

(21)

Penelitian terhadap penyebab kesenjangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) menentukan sebab-sebab utama adanya kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, (2) menguji setiap dan semua dokumen sebab-sebab kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, (3) tujuan sekolah, (4) metode dan prosedur , (5) uraian pekerjaan/tugas, (6) sistem dokumentasi , dan (7) keluhan dari lapangan serta studi tentang kopetensi guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah.

III. PENGELOLAAN TNA

A. Persiapan TNA

Persiapan kegiatan untuk TNA dimulai dengan penyiapan instrumen. Hal lain yang harus dipersiapkan juga adalah sasaran yang akan mengikuti kegiatan TNA, petugas yang akan memfasilitasi kegiatan TNA, waktu pengisian instrumen, tempat pengisian instrumen dan tatacara pengisian instrumen yang telah disiapkan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan dan pembiasaan pengambilan keputusan berdasarkan kriteria ilmiah, yaitu melakukan analisis kesenjangan kompetensi dari kompetensi ideal (sesuai dengan peraturan dan standar kompetensi yang berlaku) terhadap kompetensi yang dikuasai saat ini. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK petugas TU MTs Sunan Ampel (INDIVIDUAL) Nama : Fasolasido

Besar Sampel : 5

(22)

Tanggal Pengisian : …..

NO Kompetensi*

Tingkat Pengusaan Materi (%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 Ketrampilan Mengoperasion alkn Komputer 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ` 13 14 Keterangan:

 Sesuai dengan subkompetensi dalam Permendiknas 16, 13 dan 12 atau Peraturan Menteri terbaru serta petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Dirjen terkait

………..,tanggal...

Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah Ybs.

(23)

B. Pengumpulan Data

Pengisian instrument dilakukan dengan cara memberikan tanda cek/check list (v) pada kolom tingkat penguasaan materi (%) masing-masing subkompetensi. Langkah kerja selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Semua anggota kelompok kerja berkumpul, tujuannya adalah untuk mengetahui tentang

permasalahan yang terjadi pada kelompok kerja dan ingin mengetahui mengapa TNA diperlukan.

2. Bagikan lembar instrumen Format TNA 01 kepada masing-masing anggota kelompok kerja.

3. Lakukan pengisian instrumen dengan cara memberikan tanda cek/ check list (V) terhadap

prediksi tingkat penguasaan materi pada setiap subkompetensi guru/kepala sekolah/ pangawas sekolah sesuai dengan standar kompetensi guru (Permendikas nomor 16 tahun 2007), kepala sekolah (Permendikas Nomor 13 Tahun 2007) dan pengawas sekolah (Permendiknas Nomor 12 tahun 2007). Instrumen harus diisi secara jujur dan obyektif.

4. Lakukan review terhadap pengisian instrumen minimal oleh 1 (satu) anggota lain yang masih

termasuk dalam anggota kelompok kerja tersebut.

5. Lakukan survei terhadap beberapa sampel hasil pengisian instrumen untuk memastikan bahwa

semua anggota mempunyai pemahaman yang sama terhadap tingkat penguasaan materi kompetensi.

6. Kumpulkan semua instrumen FORMAT TNA 01.

C. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi Data

Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan melalui langkah kerja berikut: 1. Kumpulkan semua instrumen yang telah diisi.

2. Lakukan rekapitulasi penilaian (assessment) terhadap semua data hasil Training Need Assesment guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah menjadi TNA (Training Need Analysis)

seperti yang tercantum dalam Format TNA 01,02 dan 03. 3. Hitunglah nilai total dan rata-ratanya.

1. Lakukan klasifikasi nilai setiap sub kompetensi guru/kepala sekolah/pengawas sekolah dengan

interpretasi katagori data sebagai berikut:

No Kategori Mata Diklat

% Rata-Rata Penguasaan Peserta

1 Must Know : Harus Diketahui 0 – 40

2 Should Know : Sebaiknya Diketahui 41 – 79

(24)

Contoh hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data.

Format: TNA 01 Contoh hasil pengisian instrumen

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL) Nama Guru : Doremi

Nomor Sampel : 12

Lokasi : KKG Kuntum Mekar Tanggal Pengisian : 22 Juni 2010

No

1 Menguasai Karakteristik peserta didik

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

3 Pengembangan kurikulum

4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 5 Pengembangan potensi peserta didik 6 Komunikasi dengan peserta didik 7 Penilaian dan evaluasi

8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan

10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif

12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat

13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif

..., tanggal:...

Guru Ybs. (...)

Format: TNA02 Contoh hasil rekapitulasi instrumen TNA 01

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI UNTUK KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH

(25)

Nama Diklat : Kompetensi Guru Jumlah Sampel : 40

Lokasi : Papua Barat Tanggal Penyebaran : 22 Juli 2010

No Kompetensi Guru

Tingkat Penguasaan Materi (%) Total (%)

Rata2 (%) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 Menguasai Karakteristik peserta didik

10 10 20 30x10+40x10+

60x20/40

47.5 2 Menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

48

3 Pengembangan kurikulum 46

4 Kegiatan pembelajaran yang

mendidik 64

5 Pengembangan potensi peserta didik

66

6 Komunikasi dengan peserta didik 68

7 Penilaian dan evaluasi 55

8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional

70

9 Menunjukkan pribadi yang

dewasa dan teladan 65

10 Etos kerja, tanggung jawab yang

tinggi, rasa bangga menjadi guru 70

11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif

72 12 Komunikasi dengan sesama guru,

tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat

72

13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

58

14 Meningkatkan keprofesionalan

melalui tindakan yang reflektif 54

Total TOTAL 14

SUB KOMP

Rata-Rata NILAI

TOTAL/14

..., tanggal: ...

Kep. Sek. / Pengawas Ybs.

(26)

Format: TNA 03

Contoh hasil pengisian format TNA 03 FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT

Nama Diklat : Jumlah Sampel : Lokasi : Tanggal Direkap : No Kompetensi Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Jumlah Peserta

1 Menguasai karakteristik peserta didik 36 MK 40

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

48 SK 40

3 Pengembangan kurikulum 46 SK 40

4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 40

5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 40

6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 40

7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 40

8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional

72 SK 40

9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan

58 SK 40

10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru

54 SK 40

11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif

80 NK 40

12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat

70 SK 40

13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

70 SK 40

14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif

(27)

..., tanggal:... Kep. Sek. / Pengawas Ybs.

(...)

LAPORAN

HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

( TRAINING NEED ANALYSIS )

KELOMPOK KERJA GURU

GUGUS TAMPOMAS

(28)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

KECAMATAN PAGEDONGAN

KABUPATEN BANJARNEGARA

JAWA TENGAH

2012

LAPORAN

HASIL ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

( TRAINING NEED ANALYSIS )

GUGUS TAMPOMAS

UPT DINDIKPORA KECAMATAN PAGEDONGAN

KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN 2012

Ketua : SUPARNO

Bendahara : KOESWATI

Sekretaris : SUMINO

Alamat Sekretariat : SD Negeri 1 Gentansari

Jl. Raya Gentansari Km. 09 . Pagedongan – Banjarnegara Pagedongan ,2 April 2012

(29)

Ketua KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO ) Sekretaris KKG Gugus Tampomas ( SUMINO,S.Pd.SD ) DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i Daftar isi ...ii Daftar Lampiran ...iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1 B. Tujuan ...3

II. PELAKSANAAN TNA

A. Tempat dan Waktu...7 B. Alat dan Bahan...12 C. Prosedur TNA...15 D. Pemecahan Masalah ...16

(30)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN TNA

A. Hasil TNA...17 B. Temuan ,Pembahasan,dan Alternatif Pemecahan Masalah...22

IV. PROGRAM TINDAK LANJUT

A. Struktur Program Kegiatan KKG Program BERMUTU Tahun 2012

V. PENUTUP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format TNA 01 Lampiran 2 : Format TNA 02 Lampiran 3 : Format TNA 03 Lampiran 4 : Format TNA 04

(31)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia, saat ini melalui Departemen Pendidikan telah mengeluarkan Undang – undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,.Undang – undang tersebut berimplikasi terhadap peningkatan kompetensi guru melalui uji sertifikasi dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru.

(32)

Untuk peningkatan kualifikasi guru maka Pemerintah melaksanakan Program BERMUTU (Better Education throug Reformed Management and Universal Teacher Upgrading). Dengan melalui Program BERMUTU diharapkan dapat menciptakan proses sertifikasi,peningkatan kualifikasi guru serta pengembangan profesional guru secara berkelanjutan.

Indikator keberhasilan Program BERMUTU di tingkat Kelompok Kerja Guru adalah, (1) pengembangan kurikulum dan Silabus (2) Pengembangan Rencana Program Pembelajaran, (3) pelaksanaan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi pembelajaran,(4) mengembangkan analisis butir soa dan bank soal,(5) Pelaksanaan Penelitiaan Tindakan Kelas (PTK) (6) Penulisan jurnal belajar, (&) pemantauan kualitas guru, (8) pemetaan kompetensi guru melalui evaluasi kinerja guru,hasil kegiatan dari kelompok kerja guru adalah berupa;

- Kurikulum,Silabus dan RPP - Lembar Kerja Siswa

- Lembar Kerja Guru

- Analisis butir soal dan bank soal - Laporan PTK

- Jurnal belajar

- Model pembelajaran

- Portofolio dan hasil kerja kajian kritis - Peta kompetensi guru

Agar keberhasilan pencapaian indikator ditingkat kelompok kerja khususnya di kelompok KKG Gugus tampomas dapat tercapai dengan maksimal maka perlu diadakan “Analisis Kebutuhan Diklat” yang nantinya akan digunakan untuk menentukan mata diklat yang benar – benar dibutuhkan oleh anggota KKG Gugus Tampomas

Langkah awal dalam pelaksanaan diklat adalah melakukan Analisis Kebutuhan Diklat. Selanjutnya hasil dari Analisis Kebutuhan Diklat akan digunakan untuk menyusun program diklat yang akan dilaksanakan agar kegiatan lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan anggota.

B. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah agar guru dapat melakukan analisis kebutuhan diklat melalui metode yang ilmiah,mudah, dan tepat

(33)

Tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Guru mampu mlakukan persiapan TNA. 2. Guru mampu mengumpulkan data TNA.

3. Guru mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjamgan Diklat. 4. Guru mampu menggambarkan kebuuhan materi Diklat

5. Guru mampu mengalokasikan waktu per mata Diklat.

6. Guru mampu menyusun strategi dan metode penyajian materi pelajaran sesuia dengan tingkat kebutuhan peserta.

7. Guru mampu menyusun kebutuhan Diklat di kelompok kerja da sekolah masing-masing.

BAB II

PELAKSANAAN TNA A. Tempat dan Waktu

Analisis Kebutuhan Diklat KKG Gugus Tampomas dilaksanakan bertempat di SD INTI yaitu SD Negeri 1 Gentansari,yang dilaksanakan pada hari sabtu,tanggal 24 Maret 2012,yang diikuti oleh seluruh anggota KKG Gugus Tampomas sejumlah 42 orang.

(34)

Alat yang digunakan berupa instrumen Format Training Need Analysis ,sebagai berikut :.

Format: TNA01

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL)

Nama Guru :

Nomer Sampel :

Lokasi : KKG Gugus Tampomas

Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Pagedongan, 24 Maret 2012 Guru Yang bersangkutan

(35)

(...)

FORMAT: TNA 02

REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI UNTUK KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH Nama Diklat :

(36)

Lokasi : Tanggal Penyebaran :

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%)

Total (%) Rata-rata (%) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Pagedongan,,………2012 Ketua Kelompok KKG Gugus Tampomas (SUPARNO,S.Pd)

(37)

FORMAT : TNA 03

FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT

Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas

Jumlah Anggota : 42

Kecamatan/Kabupate

n : Pagedongan/Banjarnegara

Provinsi : Jawa Tengah

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Jumlah Peserta 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU

(38)

10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK)

11 LEARNING JOURNAL

12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

C. Prosedur TNA

Pengisian Intrumen TNA dilakukan dengan cara memberi tanda

Check list (v) pada kolom tingkat penguasaan materi masing-masing sub komponen.

Pagedongan,,………2012 Ketua Kelompok

KKG Gugus Tampomas

(39)

Prosedur pelaksanaan TNA

Persiapan TNA

Pengumpulan Data

Pengolahan,analisis dan Interprestasi Data

(40)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN TNA A. Hasil TNA

Hasil kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat berupa Intrumen yang telah di isi oleh masing-masing anggota KKG Gugus Tampomas,yang diolah menjadi kebutuhan Mata Diklat pada kegiatan KKG berikutnya.Data hasil Analisis Kebutuhan Diklat terlampir.

B. Temuan, Pembahasan, dan Alternatif Pemecahan Masalah.

Berdasarkan Intrumen Individu Analisis Kebutuhan Diklat yang telah diperoleh dari masing-masing anggota KKG Gugus Tampomas,maka Pengurus KKG Gugus Tampomas melakukan analisis terhadap Format TNA 03 dengan demikian ditemukan mata Diklat dengan kategori MK (Must Know) dan SK (Should Know) yang berarti mata diklat tersebut merupakan kebutuhan Kelompok KKG Gugus Tampomas.

Berdasarkan temuan dari Format 03 (terlampir),pengurus merekapitulasi hasil temuan untuk menentukan perkiraan bobot waktu (Format TNA 04,terlampir) setiap komponen,yang dapat digunakan untuk penyusunan program Diklat.

(41)

BAB IV

PROGRAM TINDAK LANJUT

Program tindak lanjut dari Kelompok KKG Gugus Tampomas tersusunnya Draf Struktur Program Diklat,sebagai berikut :

STRUKTUR PROGRAM DIKLAT GURU SD KELOMPOK KKG

GUGUS TAMPOMAS Pola 90 Jp

No Mata Tataran Alokasi Waktu

1 KTSP/SILABUS/RPP 7 2 MODEL PEMBELAJARAN 7 3 PENILAIAN/EVALUASI 7 4 TIK 13 5 PTK 9 6 KAJIAN KRITIS 7 7 LESSON STUDY 7 8 MEDIA PEMBELAJARAN 7 9 KOMPETENSI GURU 7

10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN(MODUL P4TK) 7

11 LEARNING JOURNAL 5

(42)

BAB V PENUTUP

DAFTAR LAMPIRAN : Lampiran 1 : Format TNA 01

Format: TNA01

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT UNTUK GURU (INDIVIDUAL)

Nama Guru :

Nomer Sampel :

Lokasi : KKG Gugus Tampomas

Tanggal Pengisian : 24 Maret 2012

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 KTSP/SILABUS/RPP 2 MODEL PEMBELAJARAN 3 PENILAIAN/ 4 TIK 5 PTK 6 KAJIAN KRITIS 7 LESSON STUDY 8 MEDIA PEMBELAJARAN 9 KOMPETENSI GURU 10 PENDALAMAN MATERI MATA PELAJARAN (MODUL P4TK) 11 LEARNING JOURNAL 12 PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

(43)

Pagedongan, 24 Maret 2012 Guru Yang bersangkutan

(44)

Lampiran 2 : Format TNA 02

FORMAT : TNA 02

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI

Jumlah Sampel : 42

Lokasi : KKG Gugus Tampomas Tanggal Penyebaran : 31 Maret 2012

N o Kompetensi Tingkat Penguasaan Total (x) Rata-rata (%) 1 0 20 3 0 40 5 0 60 70 8 0 90 10 0 1 KTSP / Silabus 8 23 7 4 3010 71,6666 7 2 Model Pembelajaran 5 3 4 2 1 2510 59,7619

3 Penilaian dan evaluasi 2 2 32 4 2 3140 74,7619

4 TIK 8 2 4 3 5 2 1890 45 5 PTK 4 1 5 1 6 7 2200 52,3809 5 6 Kajian Kritis 5 29 6 2 2330 55,4761 9 7 Lesson Study 34 4 4 3060 72,8571 4 8 Media Pembelajaran 2 5 24 1 1 2980 70,9523 8 9 Kompetensi Guru 5 21 1 6 3050 72,6190 5 10 Pendalaman Materi Mata

Pelajaran 2 3 4 1 7 1 6 3360 80 11 Learning Journal 30 8 4 3100 73,8095 2 12 Penyusunan Butir Soal

dan Analisis Butir Soal 7

2

0 10 5 2650

63,0952 4

(45)

Total : 2773, 33 66,0317 5 Rata - rata : 198,0 95 4,71655 3

Lampiran 3 : Format TNA 03

FORMAT : TNA 03

FORMAT REKAPITULASI

TRAINING NEEDS ASESSMENT

Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas

Jumlah Anggota : 42

Kecamatan/Kabupate n

: Pagedongan/Banjarnegara

Provinsi : Jawa Tengah

No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS Pagedongan,,………2012 Ketua KKG Gugus Tampomas (SUPARNO)

(46)

No

7. LESSON STUDY

8. MEDIA PEMBELAJARAN

9. KOMPETENSI GURU

10. PENDALAMAN MATERI MATA

PELAJARAN (MODUL P4TK)

11 LEARNING JOURNAL

12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Lampiran 4 : Format TNA 04

FORMAT : TNA 04

FORMAT REKAPITULASI KEBUTUHAN DIKLAT

TRAINING NEEDS ASESSMENT

DAN PERKIRAAN REKAPITULASI DISTRIBUSI BOBOT WAKTU

Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi

Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas

Jumlah Anggota : 42

Kecamatan/Kabupate n

: Pagedongan/Banjarnegara

Provinsi : Jawa Tengah

Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok

KKG Gugus Tampomas

(47)

No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU

10. PENDALAMAN MATERI MATA

PELAJARAN (MODUL P4TK)

11. LEARNING JOURNAL

12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Lampiran 5 : Rekapitulasi Perkiraan Bobot Waktu

PENENTUAN ALOKASI WAKTU

UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR PROGRAM DIKLAT

Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi

Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas

Jumlah Anggota : 42

Kecamatan/Kabupaten : Pagedongan/Banjarnegara

Provinsi : Jawa Tengah

Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok

KKG Gugus Tampomas ( SUPARNO )

(48)

No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/EVALUASI 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU

10. PENDALAMAN MATERI MATA

PELAJARAN (MODUL P4TK)

11. LEARNING JOURNAL

12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Total

PERKIRAAN ALOKASI WAKTU DIKLAT

Pagedongan,,31 Maret 2012 Ketua Kelompok

KKG Gugus Tampomas

(49)

UNTUK SETIAP KOMPETENSI

Nama Diklat : Penilaian dan Evaluasi Nama Kelompok : KKG Gugus Tampomas Jumlah Anggota : 42

Kecamatan/Kabupaten : Pagedongan/Banjarnegara Provinsi : Jawa Tengah

No 1. KTSP/SILABUS/RPP 2. MODEL PEMBELAJARAN 3. PENILAIAN/ 4. TIK 5. PTK 6. KAJIAN KRITIS 7. LESSON STUDY 8. MEDIA PEMBELAJARAN 9. KOMPETENSI GURU

10. PENDALAMAN MATERI MATA

PELAJARAN (MODUL P4TK)

11. LEARNING JOURNAL

12. PENYUSUNAN BUTIR SOAL DAN ANALISIS BUTIR SOAL

Pagedongan, 31 Maret 2012 Ketua Kelompok

KKG Gugus Tampomas

Referensi

Dokumen terkait