• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Soal Ujian Nasional IPA Tingkat SMP/MTS Tahun Ajaran 2014-2016 Berdasarkan Perspektif Higher Order Thinking Skill (Hots)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Soal Ujian Nasional IPA Tingkat SMP/MTS Tahun Ajaran 2014-2016 Berdasarkan Perspektif Higher Order Thinking Skill (Hots)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGHER ORDER

THINKING SKILL (HOTS)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

NAILA FAZA LINA A 420 134 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

PERSETUJUAN

PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGH ORDER

THINKING SKILLS (HOTS)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

NAILA FAZA LINA A 420 134 002

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(Dra. Hariyatmi. M.Si) NIDN. 0016126201

(3)

ii

PENGESAHAN

PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL UPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGH ORDER

THINKING SKILL (HOTS)

Yang dipersiapkan dan disusunoleh :

NAILA FAZA LINA A 420 134 002

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruandan IlmuPendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 23 Oktober 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Hariyatmi, M.Si ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Djumadi M. Kes. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Suparti, M.Si ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno NIDN. 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 19 Oktober 2017 Penulis

Naila Faza Lina A 420 134 002

(5)

1

PROFIL SOAL UJIAN NASIONAL IPA TINGKAT SMP/MTs TAHUN AJARAN 2015-2016 BERDASARKAN PERSPEKTIF HIGHER ORDER THINKING SKILL

(HOTS)

Abstrak

Ujian nasional adalah untuk mengukur standar kelulusan dengan pencapaian target

nilai yang telah ditetapkan dan berperan sangat penting sebagai quality control terhadap mutu

pendidikan nasional di Indonesia. Aspek kognitif yang diukur pada soal UN mengacu pada tujuan pendidikan ranah kognitif Taksonomi Bloom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi profil soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016 berdasarkan perspektif HOTS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi menggunakan keabsahan data member check. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa soal Ujian Nasional yang memenuhi persepektif HOTS tahun 2015 sebesar (15%) dan 2016 sebesar (27,5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tergolong masih rendah.

Kata kunci: kemampuan berpikir tingkat tinggi, ujian nasional, taksonomi bloom

Abstract

National Examination is a measurement of passing standard with the achievement of predetermined value targets and play a very important role as a quality control on the quality of national education in Indonesia. The cognitive aspect measured in the National Examination question refers to the educational objectives of Bloom's Taxonomy cognitive domain. The purpose of this study is to obtain profile information about the National Examination of science junior high school in 2015-2016 based on HOTS perspective. The method used in this research is the documentation by using the validity of member data check. The results of this study indicate that the question of National Examination that meets the 2015 HOTS perspectives (15%) and 2016 (27.5), so it can be concluded that the problem is still low.

Keywords: higher order thinking skill, national exam, bloom’s taxonomy

1. PENDAHULUAN

Ujian Nasional adalah salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang diselenggarakan sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 58 Ayat (2) dan untuk melakukan penilaian atas standar kompetensi lulusan (Alawiyah, 2015). Ujian Nasional (UN) sebagai suatu tes formal yang mesti ditempuh oleh peserta didik untuk lulus guna melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Ramadhan dkk., 2013). Pemerintah dalam menjamin mutu pendidikan, salah satunya adalah kegiatan evaluasi yang berupa Ujian Nasional (UN). UN diselenggarakan untuk mengukur dan menilai ketercapaian standar nasional

(6)

2

pendidikan terkait dengan pencapaian standar kompetensi lulusan peserta didik secara nasional (Syahida dkk., 2015). UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan, dengan asumsi penyelenggaraan UN dapat memacu kinerja sekolah untuk mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pusat. Tes Ujian Nasional disusun oleh tim Ujian Nasional yang disebut tim Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Tes ini disusun dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti pelajaran IPA (Aliati dkk., 2013). Pengumpul data pada UN adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Penggunaan tes jenis ini tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sebagai instrumen penilaian (Syahida dkk., 2015).

Evaluasi yang digunakan haruslah memiliki kualitas yang baik, jika UN yang digunakan mutunya tidak baik, maka akan mengakibatkan kesalahan pengukuran kemampuan peserta didik. Salah satu kunci untuk mendapatkan ujian nasional yang baik adalah melalui proses kegiatan analisis kualitas soal melalui HOTS. Analisis soal dilakukan untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh sebelum soal digunakan. Disamping itu, tujuan analisis soal berdasarkan dimensi kognitif juga membantu meningkatkan kualitas soal (Gentari, 2016). Tujuan dilakukan evaluasi pendidikan sebenarnya, yaitu: 1) sebagai pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, 2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta 3) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan (Alawiyah, 2015). Aspek kognitif yang diukur pada soal UN mengacu pada tujuan pendidikan ranah kognitif Taksonomi Bloom. Aspek ini berhubungan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir, seperti mengingat atau menyelesaikan suatu masalah (Syahida, 2015). Taksonomi Bloom sebagai standar untuk menilai apakah item tes adalah LOT atau HOT. Kemampuan berpikir di Taksonomi Bloom dianggap banyak mencakup pengetahuan dan pemahaman, kemampuan berpikir analisis, sintesis dan evaluasi (Thompson, 2008). Sebagai salah satu bentuk kegiatan evaluasi yang mengukur kompetensi lulusan peserta didik dari aspek kognitif, kualitas UN terus ditingkatkan (Syahida dkk., 2015).

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan evaluasi ke luar dengancara mengikuti berbagai jenis program penilaian Internasional antara lain

Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA) (Ramadhan dkk, 2013). Berikut ini adalah hasil PISA dan TIMSS:

(7)

3

Gambar 1. Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015 Sumber: Kemendikbud (2017)

Pendidikan Indonesia telah berkembang cukup pesat diseluruh aspek keterampilan yang diujikan dalam PISA (sains, matematika, dan membaca) terutama peningkatan 2012-2015. Indonesia menjadi negara tercepat ke-4 dalam hal kenaikan pencapaian murid secara menyeluruh dan bukan parsial yaitu sebesar 22,1 point yang mencerminkan perbaikan sistem pendidikan, di antara 71 negara yang termasuk dalam uji PISA.

Tabel 1. Perbandingan Skor Median dan Rata-rata Sains Antar Negara

Sumber: Kemendikbud (2017)

Berdasarkan studi PISA pada tahun 2012 Indonesia memperoleh median yaitu 327 dengan rata-rata 382 dan tahun 2015 Indonesia meningkat yaitu median sebanyak 32 dan rata-rata sebanyak 21. Namun, Indonesia masih sangat jauh dengan negara tetangga yaitu

(8)

4

Vietnam dan Thailand. Hasil studi PISA ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah.

Gambar 2. Partisipasi Indonesia di TIMMS Sumber: Kemendikbud (2017)

TIMSS pada tahun 1999-2011 dilakukan pada peserta didik kelas 8 Tingkat SMP dan pada tahun 2015 dilakukan terhadap peserta didik kelas 4 tingkat SD.

Tabel 2. Prestasi Peserta Didik Indonesia Dalam TIMMS 1999-2015 Tahun Peringkat

Indonesia

Jumlah Negara Peserta

Skor Indonesia Rata-rata Skor Internasional 1999 34 38 403 487 2003 35 46 411 467 2007 36 49 397 500 2011 38 42 386 500 2015 45 48 397 500 Sumber: Sari (2015)

Hasil studi TIMSS 2015 peringkat peserta didik untuk bidang studi sains Indonesia berada di bawah rata-rata Internasional. Berdasarkan hasil studi ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang judul “Analisis Soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs Tahun Ajaran 2015-2016

(9)

5 2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif jenis dokumen. Dokumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah naskah soal UN IPA SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016 yang merupakan dokumen negara. Namun demikian, dibatasi hanya 1 paket soal pada tiap tahun ajaran yang diidentifikasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode dokumentasi. Kemudian, data tersebut ditabulasi dalam bentuk tabel menggunakan instrument yang telah dibuat. Hasil data tabulasi tersebut disajikan dan diidentifikasi dalam bentuk kalimat deskriptif.

Keabsahan dalam penelitian ini adalah menggunakan member check oleh Putri Agustina,

S.Pd., M.Pd. selaku dosen Pendidikan Biologi UMS.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini berupa mengukur ranah kognitif pada soal Ujian Nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016. Pada masing-masing soal UN diambil 1 paket sebagai sampel tiap tahunnya. Berikut persebaran proses kognitif pada soal UN IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016.

Tabel 10. Rekapitulasi Dimensi Proses Kognitif pada Soal Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Tahun Ajaran 2015-2016

Tahun Ajaran

Jumlah Soal

Jenjang Dimensi Proses Kognitif (%)

LOTS HOTS C1 C2 C3 C4 C5 C6 2014/2015 40 15% 45% 25% 10% 2,5% 2,5% ∑ (%) 85% 15% 2015/2016 40 15% 30% 27,5% 15% 5% 7,5% ∑ (%) 72,5% 27,5% ∑ LOTS/HOTS (%) 78,75% 21,25%

Keterangan kriteria interpretasi skor (Riduan, 2010): Sangat tidak baik (STB) : 0%-20%

Tidak baik (TB) : 21%-40%

Cukup (C) : 41%-60%

Baik (B) : 61%-80% Sangat baik (SB) :81%-100%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa soal UN yang termasuk dalam kategori HOTS masih sangat rendah. Pada tahun 2015 soal LOTS sebanyak 85% sangat baik dibandingkan soal HOTS yang hanya 15% dan tahun 2016 terdapat soal LOTS sebanyak

(10)

6

72,5% baik dan soal HOTS mengalami peningkatan menjadi 27,5% walaupun masih dianggap soal UN tersebut belum baik. Untuk mempermudah pembacaan hasil data dalam penelitian ini dibuatlah grafik batang sebagai berikut:

Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengukuran Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Tahun Ajaran 2015-2016

Berdasarkan Gambar 4.1 jumlah presentase butir soal yang memenuhi kategori dari dimensi kognitif taksonomi bloom dari C1-C6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa soal yang memenuhi kategori dimensi kognitif taksonomi bloom C1 pada tahun 2015 dan 2016 berjumlah sama yakni (15%). Persentase kategori C2 berdasarkan tahun 2015 adalah (45%) dan hasil presentase dari tahun 2016 sebanyak (30%) mengalami penurunan (15%). Kategori taksonomi bloom C3 pada tahun 2015 berjumlah (25%) dan pada tahun 2016 berjumlah (27,5%) meningkat (2,5%). Kategori presentase C4 pada 2015 yaitu (10%) dan tahun 2016 sebesar (15%) naik sebanyak (5%). Pada kategori C5 didapat yaitu (2,5%) pada tahun 2015 dan 2016 berjumlah 5% (mengalami kenaikakan 2,5%), Persentase pada kategori C6 pada tahun 2015 (2,5%) dan tahun 2016 sebesar (7,5%) mengalami kenaikan (5%).

Penelitian yang menggunakan taksonomi bloom seebagai acuan dalam penetepan

kategori C1-C6 menunjukkan bahwa persentase soal yang memenuhi perspektif Higher

15% 45% 25% 10% 2,5% 2,5% 15% 30% 27,5% 15% 5% 7,5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% C1 C2 C3 C4 C5 C6 Per sen tase L OTS HOTS Kategori

Hasil Pengukuran Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional Tahun Ajaran 2015-20I6

2015 2016

(11)

7

Order Thinking (HOTS) terdapat pada tahun ajaran 2015 diperoleh data sebesar (15%),

sedangkan persentasi tahun 2016 yaitu (27,5%). Berdasarkan presentase jumlah soal

yang sesuai kriteria soal baik terdapat 50% soal mudah yang meliputi C1 dan C2, 30% soal sedang yaitu tingkat kognitif C3 dan C4, sementara untuk presentase soal sukar yaitu 20% terdiri dari C5 dan C6 (Arti, 2015). Pada tahun ajaran 2015-2016 diperoleh (52,5) soal mudah, (38,75) soal sedang dan (8,8%) soal sukar. Data tersebut menunjukkan bahwa kriteria soal belum baik. Hal ini memperlihatkan soal HOTS pada UN tahun 2015-2016 masih rendah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Dempster, 2012) yang menyatakan bahwa pertanyaan yang menuntut kategori proses kognitif menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta pada ujian dibeberapa negara (Kenya, Zambia, Ghana, dan Afrika Selatan) juga jumlahnya sangat sedikit, sedangkan pada PISA terjadi peningkatan pencapaian yang didasari adanya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang inklusif, walaupun dikategorikan masih rendah dibandingkan Vietnam dan Thailand, padahal negara tersebut mengalami penurunan skor dalam survei PISA. Pada TIMMS hasil skor IPA menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari

rata-rata TIMMS yang berjumlah skor 397 dengan TIMMS scale centerpoint yaitu 500.

Negara tetangga seperti Singapore menjadi peringkat pertama dalam TIMMS disusul dengan negara Korea, Japan, Rusia, Hongkong, China dan Finlandia yang merupakan negara dengan sistem terbaik didunia.

Penyebab jarang munculnya aspek kognitif menganalisis, mengevaluasi dan mencipta pada soal ujian khususnya UN dipengaruhi oleh jenis tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda yang sulit diujikan dalam soal UN karena termasuk

dalam keterampilan produktif (Lan et al., 2010). Singapore dan Jepang sudah membuat

soal UN berbentuk pertanyaan dengan jawaban uraian, sedangkan di Jepang ditambah dengan pilihan ganda seperti di Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan peserta didik Indonesia belum terbiasa menyelesaikan soal berkategori tinggi HOTS, sehingga dalam berbagai pelaksanaan survei internasional dan evaluasi pemerintah melalui UN masih sangat rendah (Bakry, 2013). Pada tahun 2018 mendatang pemerintah akan membuat inovasi tebaru dalam pembuatan soal UN dengan menggunakan soal yang lebih bervariasi berupa mengisi jawaban, pilihan yang tidak tunggal, esai, atau bentuk lainnya. Bentuk soal UN yang variatif itu bertujuan untuk mengukur level kognitif siswa lebih dalam dan diharapkan bisa mendorong siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat

tinggi atau High Order Thinking Skill (Kemendikbud, 2017). Upaya untuk

(12)

8

nilai kemampuan mata pelajaran siswa Indonesia di tingkat global, tetapi lebih pada mempersiapkan siswa ketika telah lulus dari sekolah dan menjadi bagian dari masyarakat baik lokal maupun global (Facione, 2015).

4. PENUTUP 4.1.Simpulan

Profil soal ujian nasional IPA tingkat SMP/MTs tahun ajaran 2015-2016

berdasarkan perspektif Higher Order Thinking Skill (HOTS) menunjukkan soal

masih rendah.

4.2.Saran

1) Masih rendahnya soal tingkat Higher Order Thingking Skill (HOTS) yang

terdapat pada soal UN IPA SMP tahun ajaran 2015-2016 yang diteliti dan diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional pada masa yang akan datang

2) Perbaikan mutu pendidikan nasional dapat ditinjau dari pengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa dalam proses pembelajaran maupun evaluasi yang perlu dijadikan perhatian penting bagi seluruh aspek yang bersangkutan.

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga, dosen pembimbing, dosen FKIP biologi, dan teman- teman semua yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta doa untuk penelitian dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, F. 2015. Perubahan Kebijakan Ujian Nasional (Studi Pelaksanaan Ujian Nasional 2015). Aspirasi 6 (2) :189-202.

Aliati, dan M. Ibrahim. 2013. Kualitas Tes Ujian Nasional Matematika Siswa SMP Negeri

DiKabupaten Buton Utara Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Penelitian Pendidikan

Matematika1 (1) : 1-10.

Arti, E. P. N. 2015. Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS

(Higher Order Thinking) Di Sma Negeri 1 Wonosari Klaten. Skripsi. Surakarta: FKIP Biologi UMS.

(13)

9

Bakry, Md. Nor Bakar, Firdaus. 2013. Kemahiran Berpikir Aras Tinggi di Kalangan Guru

Matematik Sekolah Menengah Pertama di Kota Makassar. International Seminar

on Quality and Affordable Education (ISQAE 2013). Universiti Teknologi Malaysia : 172-175.

Dempster, E. R. 2012. Comparison Of Exit-Level Examinations In Four African Countries. J

Soc Scie 33 (1) : 55-77.

Facione, P.A. (2015). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Hermosa Beach:

Measured Reasons LLC.

Gentari, F. A. 2016. Identifikasi Soal Tes

UTS

Dan

UAS

Mata Pelajaran Biologi

Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Anderson. Skripsi. Universitas Lampung.

Lampung.

Kemendikbud. 2017. Mengenai TIMMS. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan

Pengembangan. http://www.acdpindonesia.org/wpconten

/uploads/2017/01/TIMSS-infographic.pdf. 12 April 2017 (10.:32).

Kemendikbud. 2017. Apa Itu PISA. Pusat Penilaian Badan Penelitian Dan Pengembangan.

http://www.acdp-indonesia.org/wpcontent/uploads/2016 /12/Pisa-infographic5. pdf. 12 April 2017 (11:13).

Kemendikbud. 2017. Ujian Berbasis Komputer (UBK) 2016/2017. http://ubk.

kemdikbud.go.id/. 4 Mei 2017 (13.40).

Kemendikbud. 2017. Soal UN 2018 Sebagian Besar Masih Berupa Pilihan Ganda.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/soal-un-2018sebagian-besar-masih-berupa-pilihan-ganda. 5 Oktober 2017 (19.30).

Lailly, N. Rochmah, dan A. Widi Wisudawati. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013.

Kaunia XI (1) : 27-39.

Lan, W. H., C. L. Chern. 2010. Using Revised Bloom’s Taxonomy to Analyze Reading

Comprehension Questions on the SAET and DRET. Contemporary Education

Research Quarterly 18 (3): 165-206

Ramadhan, D. dan Wasis. 2013. Analisis Perbandingan Level Kognitif dan Keterampilan Proses Sains dalam Standar Isi (SI), Soal Ujian Nasional (UN), Soal (Trends In International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Soal Programme For

International Student Assessment (PISA). Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02 (1)

: 20 -25.

Ramos, J. L. S., Bretel B. D., & Brenda B. V. 2013. Higher Order Thinking Skills and Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis.

International Journal Of Innovative Interdisciplinary Research (4): 48-60.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

(14)

10

Syahida, A., dan D. Irwandi. 2015. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal

Ujian Nasional Kimia. Edusains VII (01): 78-87.

Thompson, T. 2008. Mathematics Teachers’ Interpretation of Higher-Order Thinking in

Bloom’s Taxonomy. International Electronic Journal of Mathematics Education

3(2) : 96-109.

Gambar

Gambar 1. Tren Pencapaian Indonesia di PISA 2009-2015  Sumber: Kemendikbud  (2017)
Tabel 2. Prestasi Peserta Didik Indonesia Dalam TIMMS 1999-2015
Tabel  10.  Rekapitulasi  Dimensi  Proses  Kognitif  pada  Soal  Ujian  Nasional  Tingkat  SMP/MTs  Tahun  Ajaran 2015-2016
Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengukuran Dimensi Kognitif Soal Ujian Nasional   Tahun Ajaran 2015-2016

Referensi

Dokumen terkait

Hasil klasifikasi soal-soal ujian nasional matematika SMP ke dalam aspek kognitif berdasarkan studi SEC , UN matematika tahun ajaran 2009/2010 baik dari 40 soal untuk kode

Rekapitulasi Kesesuaian Penulisan Soal Uraian Ulangan Harian Buatan Guru Mata Pelajaran IPA dengan Kaidah Penulisan Soal di SMP Negeri 1 Kragan Rembang Semester Gasal Tahun

digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal ujian nasional mata pelajaran. Bahasa Indonesia tahun ajaran 2010/ 2011 jenjang pendidikan

Jurnal Pendidikan IPA IAIN Bengkulu Volume 9 no 2 bulan November 2019, yang berjudul “Analisis Butir Soal Persiapan Ujian Nasional IPA SMP/.MTs tahun 2018 sampai dengan

• Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat.. beberapa rumus atau peristiwa,

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) bentuk soal HOTS tingkat menganalisis pada buku teks bahasa Indonesia SMP/MTS kelas IX edisi revisi

Kedua stimulus gambar, dalam soal IPS tahun ajaran 2020/2021 terdapat stimulus gambar yang terlihat pada tema 3 subtema 2 soal uraian nomor 5, dalam soal pada

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran butir soal Ujian Nasional UN IPA SMP Tahun Ajaran 2014/2015 di