• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MIND MAPPING DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DAN

SIKAP SOSIAL TEMA CITA-CITAKU PADA SISWA

KELAS IVA SD NEGERI 29 PEMECUTAN

I Made Mardikayasa

1

, I Komang Ngurah Wiyasa

2

, I.G.A.A. Sri Asri

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: mardikayasa2@gmail.com

1

, komang.wyasa@yahoo.com

2

,

xgungasrix@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan dengan menerapakan mind mapping dalam pembelajaran saintifik. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA pada tahun pelajaran 2014/2015 yang melibatkan sebanyak 37 siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar sedangkan data sikap sosial siswa dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa lembar kuesioner.Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa kelas IVA di SD Negeri 29 Pemecutan. Ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 77,1% berada pada kriteria sedang, kemudian pada siklus II sebesar 87,89% berada pada kriteria sangat tinggi, dan untuk ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 78,83% kemudian pada siklus II sebesar 91,89% . Untuk sikap sosial siswa pada siklus I sebesar 2,99 berada pada predikat baik (B), kemudian pada siklus II sebesar 3,36 berada pada kriteria sangat baik (A-). Maka hasil belajar PKn dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 10,73%, sedangkan sikap sosial mengalami peningkatan sebesar 0,37.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial tema cita-citaku pada siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan tahun pelajaran 2014/2015.

Kata kunci:mind mapping, pendekatan saintifik, hasil belajar PKn, dan sikap sosial.

Abstract

This research aims to improve students’ achievement of Civics and social attitudes IVA of SD Negeri 29 pemecutan by applying the mind mapping in scientific learning. The type of this research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in two cycles, and each cycle consisting of planning, action, observation and evaluation, and reflection. The research subjects were students in the class IVA in the academic year 2014/2015 that involved 37 students. Data of students’ achievement collected using achievement test instrument while data on students’ social attitudes were collected using questionnaire sheet instruments.The results of the research showed that application of mind mapping in the scientific approach can improve students’ achievement of Civics and social attitudes IVA of SD Negeri 29 pemecutan. It is seen from the average of students’ learning achievement in the I cycle of 77.1%

(2)

at the medium criteria, then the II cycle of 87.89% at the highest criteria, and for the classical complete in the I cycle of 78,83% then in the II cycle at 91,89%. For the social attitudes students’ in the I cycle of 2.99 at good criteria (B), then in the II cycle of 3,36 at very good criteria (A-). Thus learning achievement of civics from cycle I to cycle II increased by 10.73 % , while social attitudes increased by 0.37.Thus, it can be conclude that, the application of mind mapping in the scientific approach can improve students’ achievement of Civics and social attitudes theme my dreams for the students IVA of SD Negeri 29 pemecutan academic year 2014/2015.

Keywords: mind mapping, scientific approach, students’ achievement of Civics, and

social attitudes PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan acuan dasar dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah yang menjadi tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan pemerintah agar kualitas pendidikan bisa lebih maju, salah satunya serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu di teruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) dan sekarang diterapkannya kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan melalui sebuah pendekatan saintifik. Menurut Daryanto (2014:51).

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik pada kurikulum

2013 harus diterapkan pada semua mata pelajaran, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Pada Kurikulum 2013, Pendidikan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia. (Susanto, 2014:225). Pkn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dibelajarkan seluruh Indonesia disemua jenjang pendidikan SD sampai dengan Perguruan tinggi. Pada tingkat siswa sekolah dasar pendidikan PKn memberikan pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan di sekolah atau di luar sekolah, karena materi pendidikan PKn menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.

Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan bernegara yang berlandaskan pada pancasila, UUD, dan norma-norma yang diselenggarakan selama enam tahun. Pembelajaran PKn bukan saja penanaman konsep yang diperlukan oleh siswa tetapi penerapannya yang tercermin pada sikap siswa dalam kehidupan sehari-harinya salah satunya adalah sikap sosial. Menurut Ahmadi (2009:165) sikap berfungsi alat untuk menyesuaikan diri.

(3)

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah mejalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Sikap sosial ini sangat diperlukan oleh siswa dalam melakoni kehidupan sosialnya di sekolah maupun di luar sekolah.kegiatan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan salah satu sikap sosial yang diharapkan dalam proses pembelajaran.

Namun kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan observasi di lapangan, proses pembelajaran PKn di SD Negeri 29 Pemecutan khususnya di kelas IVA ada beberapa hal yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab kurang optimalnya hasil belajar siswa yaitu (1) proses pembelajaran menggunakan metode ceramah yang berlangsung satu arah yaitu guru menerangkan dan siswa, mendengarkan, mencatat dan menghafal sehingga pembelajaran terlihat membosankan bagi siswa. (2) sistem evaluasi yang lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan kognitif siswa sehingga kurang diperhatikannya sikap sosial siswa saat berada di lingkungan sekolah baik saat melakukan kegiatan belajar didalam kelas maupun saat berada di luar kelas. Hal ini juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap pola pembelajaran yang diterapkan guru terutama dalam membangun interaksi siswa dengan siswa yang lain.

Selain melakukan observasi, dilakukan wawancara mengenai keantusiasan siswa dalam mengikuti pelajaran PKn yang dinyatakan kurang, sehingga berpengaruh pada nilai saat siswa melaksanakan Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan akhir semester. Nilai persentase rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai 73%. karena 51,6% siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Hasil belajar siswa disertai dengan sikap sosial siswa yang kurang dan perlu ditingkatkan dalam proses pembelajaran. Data sikap sosial siswa diperoleh dengan metode observasi terhadap pelaksanaan KI-2

pada proses pembelajaran penerapan kurikulum 2013.

Mencermati berbagai permasalahan dan realitas belajar sebagaimana diuraikan tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas memerlukan suatu solusi dengan menggunakan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan dapat meningkatkan pemahaman konsep untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Kelas yang hidup adalah kelas yang mampu memberdayakan siswa dengan segala kreatifitas dan efektifitas belajarnya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Salah satu kemasan pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menarik dan efektif untuk membangkitkan kreatifitas berpikir siswa dalam mengembangkan kemampuannya secara maksimal adalah pembelajaran dengan menerapkan mind mapping.

Mind mapping adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linier yang dapat menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut (Buzan, 2009). Mind mapping Berbeda dengan pembelajaran ceramah, penerapan mind mapping dalam saintifik yang lebih menekankan pada kreatifitas berpikir siswa dengan membuat catatan yang menarik dan efektif sehingga siswa mudah untuk memahaminya. Menurut Buzan (2007:4) mengemukakan mind mapping dapat mempermudah siswa dalam mengingat, mendapatkan ide, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus.

Keunggulan mind mapping dapat meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan, memacu kreatifitas, sederhana dan mudah dikerjakan oleh siswa, membebaskan imajinasinya dan mampu menggali ide-ide siswa, dan siswa mampu membuat catatan yang jelas dan mampu dipahaminya. Dalam penerapan mind mapping pada proses pembelajaran ada dua penelitian yang dijadikan bukti pendukung keberhasilan penerapannya

(4)

Adapun penelitian yang relevan tersebut adalah temuan oleh Susanti (2013) dengan penelitian penerapan model pembelajaran mind mapping berbantuan media gambar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Gugus IV Kecamatan Sukawati Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian serupa temuan oleh Sutrisno (2013) dengan penelitian penerapan metode mind mapping berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ipa siswa kelas IV SD negeri di desa tukad mungga kecamatan buleleng. Penerapan mind mapping akan lebih efektif dibangdingkan siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh gurunya tanpa dapat dipahami dan tidak muncul dari pemikirannya sendiri akan cepat lupa karena siswa akan malas untuk membacanya kembali.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimana meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik tema cita-citaku pada siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan, Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2014/2015?; (2) Bagaimana meningkatkan sikap sosial melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik tema cita-citaku pada siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan, Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2014/2015?

Peta pikiran saat ini menjadi salah satu hal penting yang harus dikuasai seseorang untuk membantu menyelesaikan masalah hidupnya. Jika ia seorang pelajar, peta pikiran dapat digunakan untuk mendesain ulang materi-materi pelajaran agar dapat diterima dan direkam pada otaknya dengan sangat cepat. Menurut Buzan (2009:1) Mind Map adalah cara termudah untuk menentukan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Pendapat serupa menurut Swadarma ( 2013:3) mind mapping merupakan cara mencatat yang efektif, efesien, kreatif, menarik, mudah dan berdaya guna karena dilakukan dengan cara memetakan pikiran-pikiran kita dengan sistem berpikir yang terpancar sehingga dapat mengembangkan ide dan pemikiran ke segala arah, divergen, dan

dapat melihatnya secara utuh dalam berbagai sudut pandang. Mind map adalah cara mencatat kreatif,efektif, dan secara harafiah akan memetakn pikiran-pikiran kita, mind map juga sangat sederhana. Sama seperti peta jalan, main map akan, memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan dimana kita berada, mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat, mendorong pemecahan maslaah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Alamsyah (2009:25) menjelaskan bahwa setiap mind map mempunyai elemen-elemen sebagai berikut, (1) Pusat peta pikiran merupakan ide atau gagasan utama, jika diibaratkan saat sedang merangkum buku, maka pusat peta pikiran adalah judul buku tersebut. Anda dapat menuliskan pusat peta pikiran tersebut dalam bentuk teks ataupun suatu gambar. Saat mulai membuat peta pikiran, tulislah atau gambarlah pusat peta pikiran di tengah-tengah kertas, jadi ia benar-benar menjadi topik sentral dari apa yang anda ingin visualkan. Dengan menuliskan pertama kali, pikiran akan fokus pada pokok permasalahan. (2) Cabang Utama adalah cabang tingkat pertama langsung memancar dari pusat peta pikiran.Jika diibaratkan sedang meringkas buku, maka cabang utama ini dapat berupa bab-bab dari buku tersebut.Masing-masing cabang utama diberi simbol. Ini membuat peta pikiran tersebut menjadi sangat menarik. Garis-garis pada cabang utama dapat anda gambarkan dengan menarik, cabang-cabang digambarkan dengan beragam corak. Ini akan menimbulkan suatu kesengan bagi yang membuat. Begitu pula bagi yang melihatnya.Teknik pemberian gambar juga dibuat semenarik mungkin. Anda bisa menempatkan gambar diatas teks cabang utama ataupun dengan teknik menyatu. (3) Cabang merupakan pancaran dari cabang utama. Anda akan dapat menuliskannya ke segala arah. Saat anda membuat

(5)

cabang-cabang, diusahakan meliuk bukan hanya sekedar garis lurus. Panjangnya sesuai dengan panjang kata kunci yang ada diatasnya.Anda bisa membuat cabang lagi dari cabang yang ada. Tidak ada pembatasan hingga beberapa level. Dalam pemberian warna, sebaiknya warna cabang tersebut sama dengan warna cabang utamanya. (4) Setiap cabang berisi satu kata kunci (keyword). Kata kunci tersebut ditulis diatas cabang. Seharusnya semakin keluar semakin kecil hurufnya. Namun, terkadang aturan ini tidak kaku. Pada cabang-cabang yang terlalu dalam, sangat sulit untuk menuliskan kata yang semakin kecil dari cabang level diatasnya. (5) Gambar Tidak ada aturan baku tentang penggunaan gambar. Sangat subyektif anda dapat menggunakan gambar-gambar yang anda sukai. Usahakan gambar tersebut visualisasi dari kata kunci pada cabang. (6) Warna Gunakan warna-warna yang menarik dalam peta pikiran.Semakin berwarna, semakin hidup peta pikiran tersebut. Semakin hidup peta pikiran tersebut, maka semakin menarik, dan jika semakin menarik peta pikiran tersebut, maka kita akan makin tertarik untuk memandanginya.

Menurut Huda (2013:308) tahap-tahap penting yang harus dilalui untuk memulai mind mapping terdiri dari lima tahap diantaranya peletakan gagasan utama, penggunaan garis atau tanda panah sebagai penghubung antar tema dengan gagasannya, masukan hal-hal yang penting agar tidak menghabiskan banyak waktu, penggunaan warna yang berbeda, dan pemberian ruang kosong disekitar kertas untuk meletakan jika ada gagasan baru lagi.

Menurut Alamsyah (2009:23) keuntungan mind map diantaranya adalah dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas, dapat melihat detailnya tanpa kehilangan benang merahnya antar topik, terdapat pengelompokan informasi, menarik perhatian mata dan tidak membosankan, memudahkan kita berkonsentrasi, proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan gambar-gambar, warna dan

lain-lain, mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganilisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Daryanto, 2014:51).

Dalam penerapannya pendekatan saintifik mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Kosasih (2014 :72) karakteristik pendekatan saintifik yaitu, (1) Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedewasaannya. Mereka menerimanya dengan tidak dogmatis; tetapi memungkinkan pula bagi mereka untuk mengkritisi, mengetahui prosedur pemerolehannya, bahkan kelemahan-kelemahannya, (2) Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan subjektif. Siswa memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya. Namun mereka tetap memperhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab, (3) Siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis; tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran.

Menurut Kosasih (2014:70) Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran berlangsung dengan memadukan penalaran induktif dengan penalaran deduktif. Pendekatan induktif (inductive reasoning) menghendaki agar proses pembelajaran dilalui dengan pengamatan dan penemuan fakta-fakta lapangan, yang kemudian diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi para siswa. Pendekatan deduktif (deductive reasoning) merupakan pendekatan pembelajaran yang hanya memanfaatkan pengetahuan dan teori-teori yang ada. Para siswa menerima dan menjadikannya bagian dari pengetahuan baru. Guru

(6)

sebelumnya cenderung lebih banyak menggunakan pendekatan deduktif. Para siswa langsung diceramahi dengan sejumlah teori, baik dari guru itu sendiri ataupun dari buku-buku pelajaran. Teori-teori itu diterima siswa begitu adanya, tanpa disertai sikap kritis, lebih-lebih berupa dorongan untuk munculnya pemikiran-pemikiran baru. Pendekatan deduktif dipandang tidak memunculkan kreatifitas para siswa. Mereka cenderung dijadikan objek pembelajaran. Materinya pun instan. Adapun pendekatan saintifik memadukan kedua pendekatan induktif dengan pendekatan deduktif. Dalam proses pembelajarannya, siswa memanfaatkan sejumlah teori yang telah mereka dapatkan sebelumnya untuk dikorelasikan dengan pengamatan yang dilakukannya sendiri di lapangan. Antara teori dengan fakta-fakta lapangan diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi siswa.

Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi; mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik tema cita-citaku pada siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan, Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2014/2015, (2) Untuk meningkatkan sikap sosial melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik tema cita-citaku pada siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan, Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun pola pelaksanaan PTK yang direncanakan yaitu dengan menggunakan pola kolaboratif, yaitu penelitian yang tidak hanya dilaksanakan oleh seorang saja, tetapi bekerjasama dan melibatkan berbagai pihak untuk dapat menghasilkan

sesuatu yang lebih berarti yakni peningkatan hasil belajar dan sikap sosial.

Desain atau model penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah PTK model Kurt Lewin. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1.Gambar Siklus Penelitian Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, diantaranya 2 kali pertemuan untuk pelaksanaan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dan 1 kali pertemuan akhir siklus diadakan tes. Ada beberapa tahapan-tahapan dari siklus yang direncanakan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap evaluasi, dan tahap refleksi.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa. Metode pengumpulan data yang akandigunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk hasil belajar PKn dan metode Kuesioner untuk sikap sosial siswa. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan Pengamatan SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan ?

(7)

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2013: 67). kuesioner/angket merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan-pernyataan kepada responden atau subjek penelitian Agung (2010:9).

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa kelas IVA sebagai pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut. Setelah didapatkan skor hasil belajar PKn sesuai dengan pedoman penskoran, peneliti menggunakan rumus yang didapat dari Kunandar (2013:280-281).

Nilai = × 100

Untuk analisis data sikap sosial siswa dengan mengumpulkan dan mengkaji data sikap sosial siswa yang dilaksanakan melalui kuesioner. Setelah mendapatkan skor sikap sosial siswa sesuai dengan pedoman penskoran, selanjutnya nilai sikap masing-masing siswa dicari dengan menggunakan rumus yang didapat dari Widoyoko, (2014:153) sebagai berikut.

Untuk Mencari (mean) rata-rata hasil belajar PKn dan Sikap sosial dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

(Koyan,2012:18) Keterangan:

M = mean ∑ƒX = jumlah skor n = jumlah data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mencari persentase rata-rata (M%) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

100%

X

SMI

M

(%)

M

(Agung, 2010:18) Keterangan: M% = Rata-rata persen

M = Skor yang dicapai siswa secara keseluruhan (mean)

SMI = Skor maksimal ideal

Setelah persentase rata-rata hasil belajar Pengetahuan PKn didapat, maka hasilnya dikonversikan ke dalam tabel PAP skala lima seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Tabel kriteria hasil belajar PKn Persentase (%) Kriteria Hasil belajar PKn

90-100 Sangat tinggi

80-89 Tinggi

65-79 Sedang

55-64 Rendah

0-54 Sangat rendah

Untuk mencari persentase ketuntasan klasikal dengan rumus:

Ketuntasan klasikal:

(8)

Setelah mendapatkan nilai rata-rata sikap sosial siswa, maka hasilnya

dikonversikan ke dalam pedoman konversi berikut.

Tabel 2. Tabel Rentang Nilai Kompetensi Sikap Sosial

No. Nilai Predikat Nilai Sikap

1 0,00 < Nilai ≤ 1,00 D Kurang 2 1,00 < Nilai ≤ 1,33 D+ 3 1,33 < Nilai ≤ 1,66 C- cukup 4 1,66 < Nilai ≤ 2,00 C 5 2,00 < Nilai ≤ 2,33 C+ 6 2,33 < Nilai ≤ 2,66 B- Baik 7 2,66 < Nilai ≤ 3,00 B 8 3,00 < Nilai ≤ 3,33 B+ 9 3,33 < Nilai ≤ 3,66 A- Sangat baik 10 3,66 < Nilai ≤ 4,00 A

(Sumber: Kurniasih dan Sani, 2014: 103) HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari refleksi awal sampai pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlihat bahwa penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan.

Penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, persentase rata-rata hasil belajar PKn siswa mencapai 77,1% yang berada pada kategori sedang kemudian pada siklus II menjadi 87,83% dengan kategori sangat baik. Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan yakni lebih dari 80% siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM yaitu 75. Data ketuntasan klasikal pada siklus I menunjukkan bahwa dari 37 siswa hanya 29 orang yang memperoleh nilai tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 78,38%, sementara pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 91,89% dimana dari 37 orang siswa 34 yang tuntas memenuhi KKM yang ditetapkan. Demikian pula dengan sikap sosial siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan hasil analisis siklus I dengan siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata sikap sosial siswa

mencapai 2,99 dengan predikat baik (B) kemudian meningkat menjadi 3,36 dengan predikat sangat baik (A-) pada siklus II. Data peningkatan hasil belajar PKn dan ketuntasan klasikal, serta sikap sosial siswa dari pelaksanaan siklus I dan siklus II juga dapat dilihat pada grafik berikut.

77.10% 87.83% 10.73% 78.38% 91.89% 13.51% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00% Hasil Belaja r PKn Ketunt asan Klasik al

Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar PKn dan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan pada Siklus I dan Siklus II.

(9)

2.99 3.36 0.37 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Sikap Sosial

Gambar 2. Grafik Peningkatan Sikap Sosial Siswa Kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan pada Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa SD Negeri 29 Pemecutan mengalami peningkatan setelah diterapkannya teknik mind mapping dalam pembelajaran saintifik, dilihat dari masalah-masalah yang dihadapi siswa sebelumnya dalam pembelajaran seperti kurang antusianya siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn, minat bacanya yang kurang sehingga sulit dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan, kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan pendapat dari ide-idenya sendiri dan masih adanya siswa yang memilih-milih teman pada proses pembelajaran dapat dibantu pemecahannya dengan penerapan mind mapping dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik menekankan pada partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa memperoleh suatu informasi atau ilmu pengetahuan melalui berbagai pengalaman belajar pokok seperti mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, menalar, dan

mengomunikasikan. Dipadukannya pendekatan saintifik tersebut dengan menerapkan mind mapping didalamnya dapat mengembangkan ide kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga menumbuhkan suasana yang

menyenangkan, selain itu minat baca siswa akan bertambah karena sebelum menyampaikan pendapatnya kedepan kelas siswa tersebut harus membaca dan memahami materi yang dibuat pada catatannya. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan akan lebih mendalam yang akan berdampak pula terhadap hasil belajar dan sikap sosial siswa.

Bertitik tolak dari peningkatan yang terjadi baik pada hasil belajar maupun sikap sosial dengan menerapakan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat memberikan kontribusi yang positif bagi proses pembelajaran yang dilakukan. Penerapan Mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa karena siswa dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam dirinya pada sebuah catatan yang menarik tanpa rasa malu dan takut yang nantinya dapat diapakai sarana bertukar pikiran dengan siswa yang lain untuk menemukan suatu kesimpulan dari suatu topik pembelajaran yang diberikan dengan demikian tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan optimal.

Hasil belajar dan sikap merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Melalui penelitian dengan menerapkan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan sikap sosial siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan tahun pelajaran 2014/2015. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terjadi peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata hasil belajar, persentase rata-rata, dan

(10)

peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal. Pada siklus I rata-rata hasil belajar PKn siswa 77,1, persentase rata-rata 77,1% dengan kategori sedang, dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal 78, 38%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar menjadi 87,83, persentase rata-rata 87,83%, dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 91,89%. Penelitian mengenai hasil belajar PKn ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu persentase rata-rata dengan predikat sangat baik dan lebih dari 80% siswa tuntas mencapai KKM yang telah ditetapkan. (2) Terjadi peningkatan sikap sosial siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I nilai rata-rata sikap sosial siswa mencapai 2,99 dengan predikat baik (B) dan pada siklus II nilai rata-rata sikap sosial siswa sudah mencapai 3,36 dengan predikat sangat baik (A-). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik baik digunakan untuk meningkatkan rasa kebersamaan, disiplin, dan percaya diri siswa yang dikembangkan pada sikap sosial siswa. Penelitian mengenai sikap sosial ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu nilai rata-rata sikap siswa dengan predikat sangat baik (A-).

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu: (1) Seluruh siswa kelas IVA SD Negeri 29 Pemecutan agar dalam proses pembelajaran yang menggunakan teknik mind mapping dalam pendekatan saintifik siswa selalu mengikuti dan memperhatikan penyampaian materi pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, (2) Disarankan kepada guru kelas IV di SD dapat menerapkan teknik mind mapping dalam pendekatan saintifik sebagai alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan sikap sosial siswa, (3)

Kepala sekolah disarankan agar dapat menciptakan kondisi yang mampu mendorong para guru untuk mencoba menerapkan mind mapping dalam pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran PKn Khususnya dan bidang studi lain pada umumnya.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A.A Gede.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha. Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi

Sosial.Jakarta:Rineka Cipta.

Alamsyah, Maurizal. 2009. Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Mind Mapping. Jogjakarta: Mitra Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

---, dkk. 2014. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Buzan, Toni. 2007.Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia.

---.2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yoyakarta:Gava Media.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kemendikbud. 2013a. Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 ATahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud

Kosasih, E. 2014.Strategi Balajar dan Pembelajaran.Bandung:Yrama Widya.

(11)

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan.Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha Press

Kunandar.2014. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana.

Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 1.Gambar Siklus Penelitian  Dari  gambar  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  penelitian  tindakan  kelas  ini  dirancang  terdiri  dari  dua  siklus
Tabel 2. Tabel Rentang Nilai Kompetensi Sikap Sosial
Gambar 2. Grafik Peningkatan Sikap Sosial  Siswa Kelas IVA SD Negeri 29  Pemecutan  pada  Siklus  I  dan  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah spesies/jenis lamun, mengetahui kerapatan dan tutupan lamun, dan mengetahui nilai biomassa dan estimasi simpanan

Setelah membuat file xml dan android manifest-nya, kita buat file java-nya misal dengan nama GTalkAPI.java seperti berikut : package com.eepis.android; import

Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi rehabilitasi pada Badan Narkotika Nasional untuk Angka Kredit Konselor Adiksi Ahli Madya di

Pendekatan yang dikemukakan ole Edward III mempunyai empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) komunikasi, (2)

Zina dalam pengertian istilah adalah hubungan jelamin di antara seorang laki-laki dan perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan 39. Para fuqaha

Dengan mengurangi mgrek total, H + dan (Mg²⁺+ Zn²⁺) maka dapat diketahui mgrek Na + sebesar - 0,1865 mgrek, tanda minus (-) menandakan ion logam Na + tidak terdapat dalam air

Berbanding terbalik dengan hal tersebut, rata-rata waktu paling lama yang dibutuhkan adalah 135,6 second yaitu waktu yang diperoleh ketika variasi ketinggian pompa 3,5 meter

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga