• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chap.14 Behavioral Accounting Isu Terkini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chap.14 Behavioral Accounting Isu Terkini"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

Nama : : Hari Hari SusantoSusanto Kelas

Kelas : : 9-29-2 No.Absen

No.Absen : 12: 12

Tugas I :

Tugas I : Baca & ringkas Buku Godfrey ed. 7 Bab 13 - Behavioral Accounting ResearchBaca & ringkas Buku Godfrey ed. 7 Bab 13 - Behavioral Accounting Research buku Godfrey

buku Godfrey

Positive research

Positive research, yaitu penelitian yang bertujuan menggali fakta-fakta, terdiri dari, yaitu penelitian yang bertujuan menggali fakta-fakta, terdiri dari

capital market research

capital market research

yang berbicara tentang bagaimana pasar saham bereaksi padayang berbicara tentang bagaimana pasar saham bereaksi pada suatu informasi akuntansi,

suatu informasi akuntansi,

agency theory research

agency theory research yang meneliti tentang insentif ekonomi

 yang meneliti tentang insentif ekonomi apa yang menentukan metode akuntansi yang dipilih, dan terakhir sekaligus bahasan pada apa yang menentukan metode akuntansi yang dipilih, dan terakhir sekaligus bahasan pada chapter ini adalah

chapter ini adalah

beha

behaviour

vioura

al a

l accounting

ccounting res

res ea

earc

rch

h

terkait bagaimana sebenarnya orang-terkait bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi.

orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi.

A.

A. BEHAVIOURAL ACCOUNTING RESEARCH: DEFINITION AND SCOPEBEHAVIOURAL ACCOUNTING RESEARCH: DEFINITION AND SCOPE Ketiga cabang dari

Ketiga cabang dari positive research positive research tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai hal. tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai hal. Capital market research

Capital market research melihat pada level makro terkait pasar saham secara agregat.melihat pada level makro terkait pasar saham secara agregat. Sedangkan

Sedangkan agencyagency dandan behavioural researchbehavioural research  berfokus pada level mikro dalam tataran  berfokus pada level mikro dalam tataran manajer dan perusahaan secara individu.

manajer dan perusahaan secara individu.  Capital market  Capital market dandan  agency research  agency research didasarkandidasarkan pada hal ekonomi dan mengasumsikan setiap orang bertindak untuk memaksimalkan pada hal ekonomi dan mengasumsikan setiap orang bertindak untuk memaksimalkan kekayaannya secara rasional. Berbeda dengan

kekayaannya secara rasional. Berbeda dengan behavioural researchbehavioural research yang didasarkan pada yang didasarkan pada teori psikologi, sosiologi, dan organisasi serta secara umum tidak membuat asumsi terkait teori psikologi, sosiologi, dan organisasi serta secara umum tidak membuat asumsi terkait bagaimana orang-orang berperilaku.

bagaimana orang-orang berperilaku. Behavioural research

Behavioural research adalah sebuah studi terkait perilaku akuntan atau non-akuntanadalah sebuah studi terkait perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan pelaporan akuntansi. Penelitian pada

yang dipengaruhi oleh fungsi dan pelaporan akuntansi. Penelitian pada behaviouralbehavioural accounting 

accounting  sangat luas sekali dan meliputi banyak bidang dalam akuntansi. Tipe utama BAR sangat luas sekali dan meliputi banyak bidang dalam akuntansi. Tipe utama BAR terdiri dari

terdiri dari Human Judgement TheoryHuman Judgement Theory (HJT) atau(HJT) atau Human Information Human Information ProcessingProcessing(HIP) yang(HIP) yang mencakup bagaimana akuntan membangun

mencakup bagaimana akuntan membangun  judgemen judgementt dan mengambil keputusan sertadan mengambil keputusan serta untuk auditor dan pengaruh atas outputnya kepada pengambilan keputusan dan judgement untuk auditor dan pengaruh atas outputnya kepada pengambilan keputusan dan judgement dari pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (

dari pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (explainexplain) dan memprediksi () dan memprediksi ( predict  predict )) perilaku pada level individu atau grup dan meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan, perilaku pada level individu atau grup dan meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan, baik bagi produser (termasuk auditor) dan

(2)

B. WHY IS BAR IMPORTANT?

Beberapa alasan terkait pentingnya BAR adalah:

 BAR menggali bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi  BAR dapat menyediakan insights yang berharga terkait beragam tipe dari pengambil

keputusan dalam memproduksi, memproses, dan bereaksi atas item-item tertentu dari informasi akuntansi dan metode komunikasi

 BAR secara potensial menyediakan informasi yang berguna bagi regulator akuntansi  BAR mengarahkan praktik akuntansi dan profesi lain agar lebih efisien

Development of BAR

BAR muncul pertama kali dalam sebuah literatur pada tahun 1967, tetapi penelitian HJT sebenarnya telah dimulai dalam literatur psikologi sejak tahun 1954. Dalam 30 tahun ke belakang, BAR secara umum dan penelitian HJT secara khusus telah berkembang pesat khususnya pada bidang audit, dimana judgement ketika melakukan proses audit sangatlah penting. Perkembangan BAR sempat kalah oleh dominasi contracting theory   pada tahun 1980an. Meskipun demikian, insight penting tentang hubungan antara informasi akuntansi dan perilaku manusia telah terbangun.

Banyak disiplin ilmu yang berperan dalam perkembangan BAR, namun yang paling besar kontribusinya adalah psikologi. Penelitian HJT di akuntansi mengadopsi metode yang ada di psikologi, yaitu The Brunswik Lens Model.

An overview of approaches to understanding i nformation processing

Tujuan penelitian HJT adalah untuk mendeskripsikan bagaimana orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi dalam mengambil keputusan. Ada tiga model yang digunakan yaitu The Brunswik Lens Model yaitu metode paling dominan yang digunakan dalam membangun model pengambilan keputusan,  process tracing dengan membangun decision tree yang merepresentasikan judgement   seseorang, dan probabilistic  judgement dimana proses pengambilan keputusan digambarkan sebagai  probability

statement yang didasarkan pada Bayes’s Theorem.

 The Brunswik Lens Model

Model ini digunakan sebagai kerangka kerja analitis dan dasar bagi kebanyakan studi terkait  judgement yang melibatkan prediksi (mis. Kebangkrutan) dan evaluasi (mis. Pengendalian internal). Peneliti menggunakan model lensa untuk menyelidiki hubungan antara beberapa tanda (atau potongan informasi) dan keputusan, penilaian atau prediksi, dengan mencari keteraturan dalam respons terhadap tanda ini. Para pengambil keputusan (misalnya petugas pinjaman bank) dipandang melihat melalui lensa isyarat (misalnya rasio

(3)

keuangan) yang secara probabilitas dihubungkan dengan peristiwa, untuk mencapai suatu kesimpulan tentang peristiwa itu (misalnya kemungkinan kredit default/non-default).

Dalam mengembangkan versi spesifik dari Brunswik Lens Model , subjek diminta membuat judgement  untuk sejumlah besar kasus yang didasarkan pada seperangkat tanda yang sama. Misalnya, mereka mungkin akan diminta untuk menilai apakah beberapa perusahaan cenderung gagal, dinilai dari working capital , price-earnings, earning per share, debt to equity  dan rasio lainnya. Sebuah model linier, menggambarkan hubungan fungsional antara tanda (rasio) dan tanggapan (kemungkinan kegagalan), kemudian dibangun sebagai sarana mewakili cara dimana informasi diproses oleh individu.

Brunswik Lens Model   merupakan alat yang sangat kuat untuk membantu kita memahami proses pengambilan keputusan dalam situasi yang sangat spesifik. Pikirkan tentang cara-cara model pada gambar 13.1 dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Pertama, lihat sisi kiri diagram, yaitu hubungan antara hal kepentingan (default / non-default) dan variabel yang digunakan untuk menilai peristiwa itu. Seperangkat studi lensa dapat menguji hubungan antara peristiwa dan tanda informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk melihat apakah isyarat yang “benar” telah digunakan, yaitu apakah potongan informasi akuntansi merupakan indikator yang baik untuk peristiwa tersebut. Jika isyarat informasi yang tidak relevan dengan keputusan itu, maka para pengambil keputusan dapat diinformasikan mengenai hal ini dan potongan informasi yang lebih bermanfaat. Pada sisi kanan diagram, yaitu hubungan antara pengambil keputusan dan isyarat informasi. Sebuah model studi lensa Brunswik dapat dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengambil keputusan benar-benar menggunakan isyarat informasi akuntansi dan bobot yang mereka tetapkan untuk setiap isyarat.

(4)

 Pola isyarat menggunakan bukti dalam berbagai tugas

 Bobot yang ditempatkan secara implisit oleh para pengambil keputusan di berbagai isyarat informasi

 Akurasi relatif pengambil keputusan pada tingkat keahlian yang berbeda dalam memprediksi dan mengevaluasi berbagai tugas

 Kondisi saat expert system dan/atau "model perilaku manusia" mengungguli manusia  Stabilitas (konsistensi) judgement  manusia dari waktu ke waktu

  Tingkat insight   yang dimiliki para pengambil keputusan mengenai pola mereka dalam menggunakan data

 Tingkat konsensus ditampilkan dalam berbagai tugas keputusan kelompok.

Model ini memiliki kekuatan prediktif yang baik, karena menghilangkan banyak random error  yang disebabkan oleh manusia seperti kelelahan, sakit, atau distraksi. Keterbatasan penting dari model ini adalah tidak memberikan deskripsi yang baik terkait bagaimana sebenarnya orang-orang mengambil keputusan. Oleh karena itu,  process tracing methods dikembangkan.

 Process tracing methods

Metode ini menyediakan penjelasan tentang bagaimana sebuah keputusan diambil. Dalam upaya untuk membuat pendekatan yang bijaksana dalam pengambilan keputusan, beberapa penelitian HJT telah menggunakan pendekatan yang berbeda untuk model pengambilan keputusan yang disebut process tracing atau metode “verbal protocol” . Dalam  process tracing , pembuat keputusan diberikan serangkaian studi kasus untuk dianalisis dengan menggambarkan secara verbal setiap langkah yang dilewati untuk mengambil keputusan. Deskripsi verbal dicatat oleh peneliti kemudian dianalisis untuk menghasilkan

decis ion tree diag ram

untuk mewakili proses keputusan pengambil keputusan. Gambar 13.2 merupakan contoh hypothetical decision tree untuk petugas pinjaman bank.

(5)

Secara umum, decision tree  dalam  process tracing methods  secara intuitif menggambarkan proses pengambilan keputusan secara baik, tetapi tidak dapat memprediksi dengan baik. Salah satu penyebabnya, pengambil keputusan sulit untuk menjelaskan semua langkah yang mereka lalui, terutama untuk tugas-tugas rutin dan familiar karena proses pengambilan keputusan dilaksanakan secara implisit dan tidak sadar.

Beberapa peneliti mencoba untuk mengatasi keterbatasan tersebut dengan menggabungkan kekuatan prediktif dan deskriptif dari dua pendekatan. Salah satu alternatifnya adalah Classification and Regression Trees (CART) yang menggunakan metode statistik untuk membagi  judgement   pembuat keputusan dalam simpul keputusan yang memaksimalkan kekuatan model untuk memprediksi klasifikasi kasus yang berbeda ke dalam keputusan dengan benar. Gambar 13.3 menunjukkan contoh CART decision tree.

Model CART mengkombinasikan kekuatan untuk mengklasifikasikan rekomendasi analis dengan deskripsi menarik yang intuitif dari proses pengambilan keputusan mereka dengan benar. Namun, semakin banyak data yang t ersedia untuk analisis, semakin kompleks decision tree yang dihasilkan, sehingga lebih sulit untuk menurunkan aturan sederhana untuk pelatihan analis lainnya. Kompleksitas decision tree  menjadi masalah baik untuk metode  process tracing  atau CART.

 Probabilistic judgement

Model probabilistic judgement   berguna untuk melihat situasi dalam akuntansi dimana keyakinan awal tentang prediksi atau evaluasi perlu direvisi karena adanya data baru. Model ini berpendapat bahwa cara normatif yang benar untuk merevisi keyakinan awal, dinyatakan sebagai probabilitas subjektif, adalah dengan menerapkan Bayes’s theorem, sebuah prinsip dasar teori probabilitas bersyarat. Teorema Bayes menyatakan bahwa revisi (posterior) probabilitas dalam bukti tambahan sama dengan keyakinan asli (tingkat dasar) dikalikan dengan jumlah dimana harapan sebelumnya harus direvisi, yaitu, oleh keinformatifan atau diagnosa data yang baru.

(6)

Model ini telah diteliti secara luas di bidang psikologi. Penelitian menunjukkan bahwa manusia dalam mengambil keputusan bukan ahli statistik intutif yang baik. Penelitian khusus yang melibatkan akuntan dan auditor umumnya sepakat dengan temuan ini. Bukti dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa akuntan dan auditor meminta serangkaian rules of thumb, karena kompleksitas dari  judgement   yang mereka butuhkan dan keterbatasan pengolahan informasi. Penilaian probabilistik dapat digunakan dalam berbagai pengaturan keputusan.

Temuan bahwa pengambil keputusan tidak menerapkan aturan perkalian Bayes ketika merevisi keyakinan sebelumnya terdapat dalam penelitian HIT. Hal ini menyebabkan peneliti psikologi menyelidiki aturan-aturan apa yang digunakan. Mereka menemukan terdapat penggunaan rules of thumb  atau bias, dimana orang-orang terpaksa menyederhanakan  judgement  yang kompleks. Tiga kategori rules of thumb (heuristics) yaiturepresentativeness,

availability, dan anchoring. Rules of thumb mungkin mewakili metode yang efisien dan efektif untuk menangani kompleksitas dan keterbatasan proses kognitif manusia.

 Lens model studies

 –

 the evidence

Banyak penelitian telah menggunakan lens model framework  untuk memeriksa akurasi prediksi manusia dalam kegagalan bisnis. Hal ini penting dan realistis bagi investor, petugas pinjaman bank, kreditur lain, dan auditor. Dalam model ini, sebuah solusi yang 'benar' ada sebagai benchmark  untuk membandingkan kinerja manusia.

Menggunakan model lensa sebagai alat penelitian dengan cara ini memungkinkan analisis konsistensi dalam judgement , apakah'model of human behaviour’  dapat memprediksi lebih akurat daripada manusia. Hal ini juga memungkinkan analisis kemampuan isyarat untuk memprediksi kejadian tersebut (enviromental predictability  menggunakan bobot isyarat ideal). Selain itu, dapat memberikan wawasan mengenai tingkat kesepakatan antara pengambil keputusan.

Variasi lain dari penelitian ini termasuk mengamati efek yang memungkinkan subjek untuk memilih rasio, memeriksa dampak dari informasi overload, dan menganalisis confidence level  atas judgement pengambil keputusan dan apakah akurasi mempengaruhi keyakinan. Abdel-Khalik dan El-Sheshai menyimpulkan bahwa itu adalah pilihan subjek informasi, daripada pengolahan isyarat yang dipilihnya, bahwa keakuratan terbatas. Simnett dan Trotman menemukan bahwa, meskipun subjek dapat menggunakan semua informasi dari rasio yang dipilih, mereka tidak dapat meningkatkan kinerja ketika diminta untuk menerapkan model isyarat-bobot yang ideal. Auditor menyimpulkan bahwa ketika subjek tidak dapat memilih rasio mereka sendiri maka dapat terjadi penurunan kinerja pemrosesan informasi mereka.

Information overload literature memiliki implikasi untuk isu penyajian dan pengungkapan dalam akuntansi keuangan. Hal ini memberikan bukti bahwa rendahnya konsensus dan

(7)

konsistensi dalam pengambilan keputusan. Secara keseluruhan, information overload literature  memperoleh hasil yang kurang jelas. Salah satu penyebabnya adalah bahwa sebagian besar peneliti tidak berusaha untuk menentukan apakah data tambahan yang disediakan benar-benar 'informatif' (yaitu relevan dengan keputusan dan tidak melihat apakah pengambil keputusan benar-benar menggunakan data tambahan yang disediakan.

Judgement confidence literatur menemukan bahwa ahli maupun non-ahli overconfident  terhadap kemampuannya dalam mengambil judgementspesifik. Hal ini disebabkan oleh:

 Kecenderungan manusia untuk mencari dan mengagungkan feedbackpositif   Terbatasnya feedback  dalam banyak kasus

  Actiondan outcome yang saling ketergantungan

 Process tracing studies

 –

 the evidence

Brunswik Lens Models  dan process tracing adalah teknologi yang berbeda namun dengan tujuan yang sama dari pemodelan proses keputusan yang selengkap mungkin. Perbedaan utamanya adalah Brunswik Lens Models secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan sebagai kombinasi linear sederhana dari sinyal informasi sedangkan decision tree  yang diturunkan dari  process tracing   mengakui step-by-step  pengambilan keputusan, di mana isi informasi dari satu bagian data berinteraksi dengan potongan data lainnya.

 Format and presentation of financial statements

Libby (1976) mengamati bahwa tiga pilihan dasar tersedia untuk meningkatkan pengambilan keputusan:

 Mengubah penyajian dan jumlah informasi  Mengedukasi pengambil keputusan

 Mengganti pengambil keputusan baik dengan model mereka sendiri atau dengan model pembobotan tanda yang ideal.

Model Lensa berguna dalam membahas isu-isu penyajian laporan keuangan serta analisis judgement  prediktif. Ini memungkinkan analisis akurasi penilaian manusia dalam hal menentukan sejauh mana individu mendeteksi sifat penting dari  judgement  dan konsisten menerapkan kebijakan judgement . Jika perubahan format laporan menghasilkan informasi yang meningkatkan salah satu karakteristik di atas, akurasi  judgement  harus ditingkatkan. Tujuan decision-usefulness, diadopsi dalam kerangka kerja konseptual, sebagian tergantung pada kemampuan pengguna untuk menafsirkan data untuk investasi yang ditawarkan atau keputusan kredit. Dampak perubahan format laporan pada kemampuan untuk mendeteksi perubahan status keuangan perusahaan dapat diuji dalam lens model framework .

Grafik multidimensi yang paling banyak diteliti dalam bentuk skema atau wajah-wajah Chernoff seperti Gambar 13.4

(8)

Wajah-wajah diatas dibentuk dengan memetakan transformasi variabel keuangan ke fitur wajah. Ketelitian matematis dalam hal panjang hidung, sudut alis, dan kelengkungan mulut digunakan untuk mewakili perubahan posisi keuangan dari satu periode ke periode berikutnya.

 Probabilistic Judgement studies

 –

 the evidence

Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak ada solusi yang "benar" dengan membandingkan  judgement   untuk menilai akurasi. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan suatu kriteria benchmark yang digunakan untuk menilai kinerja adalah untuk menguji tingkat konsensus mengenai keputusan tertentu di sejumlah pengambil keputusan. Cara lain adalah dengan menggunakan model matematis atau statistik. Sebagaimana dibahas dalam bagian sebelumnya, probabilistic judgement   didasarkan pada analisis apakah manusia merevisi keyakinan mereka sejalan dengan teorema Bayes, bukti baru menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model secara konsisten menunjukkan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat keterampilan dan diamati melalui berbagai tugas, merevisi probabilitas mereka sebelumnya pada tingkat lebih rendah daripada yang ditentukan oleh teorema Bayes. Konservatisme ini telah dikaitkan dengan penggunaan aturan praktis dan bias yang diadopsi sebagai cara untuk menyederhanakan penilaian yang kompleks dalam rangka untuk mengatasinya.

Tiga

rules of thumb:

 Representativeness Aturan ini menyatakan bahwa ketika menilai kemungkinan bahwa item tertentu berasal dari populasi item tertentu, judgement  orang akan ditentukan oleh

(9)

sejauh mana item tersebut mewakili populasi. Item yang dilihat oleh pengambil keputusan sebagai sesuatu yang lebih representatif akan dinilai memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk keterjadiannya dibandingkan item yang k urang representatif.

 Availability Penaksiran probabilitas dari suatu peristiwa didasarkan pada kemudahan yang menyebabkan kejadian tersebut datang ke pikiran. Konsekuensinya adalah probabilitas terkait peristiwa sensasional mungkin overestimated .

 Anchoring and adjustment Aturan ini mengacu pada proses penilaian umum di mana respon awalnya dihasilkan atau berfungsi sebagai jangkar, dan informasi lain digunakan untuk menyesuaikan respon itu. Konsekuensi aturan ini adalah kemungkinan tidak cukupnya penyesuaian dalam kaitannya dengan perubahan keadaan.

C. REPRESENTATIVENESS: THE EVIDENCE

Kahneman dan Tversky pertama kali melaporkan adanya representativeness  dan kecenderungan untuk mengabaikan base rate. Sejak itu, penelitian di kedua bidang psikologis dan akuntansi telah menyelidiki fenomena tersebut. Bukti yang diperoleh kurang meyakinkan karena menunjukkan informasi base rate  kadang-kadang diabaikan dan kadang-kadang digunakan secara tepat dalam menentukan probabilitas dari suatu peristiwa. Penggunaan informasi tarif dasar tampaknya sangat sensitif terhadap berbagai tugas dan konteks, ini telah menyebabkan hipotesis bahwa pertimbangan probabilistik melibatkan pemrosesan kontingen. Availability: the evidence

Dasar dari aturan ini adalah judgement   didasarkan pada pengambilan memori yang relevan atau konstruksi skenario yang mungkin. Namun, ini membutuhkan sampel besar dari probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi.

Moser memeriksa availability rule of thumb sehubungan dengan judgement prediktif investor. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan mengenai perusahaan tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak proporsional mungkin mempengaruhi  judgementprediksi secara sistematis.

Anchoring and adjustment: the evidence

Joyce dan Biddle menggunakan kembali praktik auditor sebagai subyek dalam memeriksa efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan pengujian substantif. Penelitian tersebut mengharapkan bahwa subjek akan menyesuaikan perubahan dalam pengendalian internal dengan menyesuaikan cakupan audit, tetapi penyesuaian tidak akan cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian internal yang akan terjadi.

(10)

D. ACCOUNTING AND BEHAVIOUR

 Akuntansi hadir sebagai fungsi langsung dari kegiatan individu atau kelompok. Sudut pandang akuntansi yang berbeda menunjukkan adanya sejumlah perspektif akuntansi. Bahkan dalam periode peraturan pemerintah terpusat atas pengungkapan akuntansi oleh perusahaan, ada ribuan pilihan dan asumsi yang diperlukan antara alternatif teknik akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk entitas perusahaan. Ada banyak kepentingan yang bersaing di berbagai orang yang menginterpretasikan informasi keuangan yang dilaporkan oleh organisasi. Pada dasarnya, para pengguna informasi akuntansi mewakili berbagai perspektif dan tujuan. Validitas teknis merupakan masalah perspektif.

 Akuntansi merupakan fungsi dari perilaku dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi, dan sebagai respon terhadap keterbukaan informasi. Tanggapan terhadap informasi adalah fungsi dari perspektif manusia dan karena itu tidak lepas dari tujuan pribadi dan kepentingan pengguna, apakah bertindak sebagai seperti kepentingan individu atau sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. Akuntan harus menyadari lingkungan seperti ini dan menghargai dampak informasi akuntansi terhadap perilaku.

E. LIMITATIONS OF BAR

Gambaran umum BAR menunjukkan bahwa kita telah belajar tentang bagaimana pembuat keputusan yang berbeda menggunakan informasi akuntansi dan mengungkapkan bahwa ada hal signifikansi lain. Kontradiksi yang sering terjadi antara hasil studi sejenis menunjukkan bahwa pemrosesan informasi manusia jauh lebih kompleks daripada pengembangan teori penelitian dan metode saat ini. Penelitian masih belum dapat mereplika dunia nyata.

Keterbatasan utama dari BAR adalah kurangnya teori tunggal yang mendasari untuk menyatukan beragam pertanyaan dan temuan penelitian. Berbeda dengan capital market and agency theory  yang telah didasari kegiatan penelitian dan pengembangan teori dalam bidang tertentu di ekonomi, peneliti BAR meminjam berbagai disiplin ilmu dan konteks dan tidak memiliki framework  umum dalam mengembangkan generalisasi yang berguna bagi pembuat kebijakan. Belum terdapat sinyal pengembangan teori semacam itu di masa mendatang.

Namun demikian, BAR tetap menjadi penelitian yang berharga dan praktis. Metode BAR telah digunakan oleh banyak kelompok pengambil keputusan untuk mengembangkan expert system dan alat-alat praktis lainnya untuk pengolahan informasi dan tujuan pelatihan di tempat kerja. BAR juga mengungkapkan sistematis error yang dibuat oleh pengambil keputusan

(11)

dalam konteks tertentu yang memiliki implikasi untuk perbaikan di tingkat makro. Kepentingan yang lebih besar sekarang sedang ditunjukkan dalam pengembangan pengukuran kinerja perusahaan non-keuangan seperti indikator kinerja lingkungan dan sosial yang diusulkan dalam triple bottom-line reporting . BAR berperan membantu praktisi akuntansi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan ranah baru seperti ini. Selanjutnya, kemajuan terus menerus dalam teknologi penelitian dan metode akan memungkinkan para peneliti BAR masa depan untuk mengembangkan hipotesis yang lebih kaya dan menguji bagaimana pengambil keputusan memproses informasi akuntansi.

F. ISSUES FOR AUDITORS

Penelitian perilaku audit dapat menyelidiki bagaimana auditor melaksanakan tugas dan membuat  judgement . Penelitian Archival tentang pilihan auditor sering memperlakukan proses audit sebagai “black box” . Hasil bahwa big auditor atau auditor spesialis diasosiasikan dengan biaya audit yang lebih tinggi dan biaya modal yang lebih rendah, diinterpretasikan sebagai bukti bahwa auditor ini memiliki kualitas yang lebih tinggi, tapi bukan bukti langsung atas kinerja audit yang lebih baik. Penelitian perilaku mencoba masuk ke dalam black box  untuk menguji karakteristik auditor yang berkinerja lebih baik dan menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor.

2. Baca Buku Godfrey ed. 7 Bab 14 - Contemporary issues in Accounting - 20%

 A. FAKTOR-FAKTOR SAAT INI YANG MEMENGARUHI PENELITIAN AKUNTANSI DAN  AUDIT DALAM REGULASI DAN PRAKTEK

1. Extensible Business Reporting Language (XBRL)

Extensible Business Reporting Language  (XBRL) merupakan revolusi teknologi yang akan mempengaruhi cara laporan keuangan disusun. Pada akhir 2008, sekuritas AS dan komisi pertukaran (SEC) sepakat untuk mewajibkan 500 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat untuk membuat laporan keuangan tahun 2009 mereka menggunakan XBRL. XBRL memungkinkan informasi keuangan akan disajikan dalam cara yang lebih interaktif dan user friendly dengan 'tag' item data individu sehingga mereka dapat diekstraksi oleh software untuk menghasilkan laporan yang dirancang oleh user . SEC berharap XBRL yang akan memungkinkan analisis data keuangan perusahaan yang jauh lebih cepat, dengan pengguna yang lebih luas, dan eror yang minimal. Teknik yang saat ini digunakan untuk mengekstrak detil laporan keuangan masih mengandung kesalahan karena dilakukan secara manual atau menggunakan program yang hanya memberikan hasil yang mendekati. 2. Efek Kebangkrutan Perusahaan-perusahaan dan Sarbanes-Oxley Act (2002)

Sejumlah perusahaan besar yang bangkrut pada awal 2002 mengubah citra akuntansi dan audit serta lingkungan peraturanya. Kritik independensi auditor dan tata kelola perusahaan yang menjadi front - burner  topik yang telah menarik banyak komentar publik dan menjadi perhatian penelitian.

(12)

Sebagai contoh, di Amerika Serikat sebelum Sarbanes - Oxley Act (SOX) perusahaan audit ditinjau satu sama lain di bawah sistem peer review dikelola oleh lembaga akuntan publik bersertifikat (AICPA). Dan sejak tahun 2004, akuntansi perusahaan publik dan dewan pengawas (PCAOB), yang didirikan berdasarkan undang-undang SOX, telah melakukan inspeksi independen dari perusahaan audit.

Ketentuan lain kunci dalam SOX adalah pembatasan pada ketentuan konsultasi tertentu (nonaudit) oleh perusahaan-perusahaan jasa audit kepada klien mereka. Auditor laporan keuangan dilarang memberikan jasa konsultasi kepada klien mereka, kecuali untuk beberapa pengecualian tertentu dengan persetujuan terlebih dahulu dari committtee klien audit.

3. Permasalahan seputar Penerapan Akuntansi Nilai Wajar Selama Krisis Keuangan Global

Beberapa orang menganggap praktek penilaian fair value pada aset sebagai faktor yang berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran masalah di pasar AS yang selanjutnya menjadi krisis keuangan global. Hal ini karena standar akuntansi (FAS 157 Pengukuran Nilai Wajar) menyatakan bahwa diperlukan write-down  terhadap nilai investasi yang dimiliki oleh bank selama kondisi pasar yang bergolak. Berdampak pada kemampuan entitas (bank) yang terbatas untuk memberikan pinjaman. Selain itu menilai aset dengan harga pasar, juga mempengaruhi sisi aktiva dari neraca yakni pinjaman perusahaan, sehingga membatasi kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman ke bank.

4. Reaksi oleh Pembuat Standar

Pada Oktober 2008, IASB mengubah aturan untuk reklasifikasi aset keuangan sehingga kerugian dari perubahan nilai pasar atas aset yang dapat diperlakukan secara berbeda. Nilai pasar dari aset keuangan dapat direklasifikasi dalam kondisi tertentu menghindari pengisian kerugian mark-to-market ke laporan laba rugi. Ada  juga aturan yang disempurnakan dengan pengungkapan instrumen keuangan dan

pengaruh reklasifikasi pada laporan laba rugi (IAS 39 dan IFRS 7).

Pada April 2009 FASB memperkenalkan aturan yang mengijinkan bank menggunakan judgement mereka sendiri untuk menentukan nilai wajar aset, selain daripada menggunakan nilai pasar.

5. Auditor dan Krisis Keuangan Global

GFC dapat menyebabkan tindakan regulasi yang mempengaruhi auditor. Secara relatif, sedikit perhatian diberikan pada peran auditor dalam krisis. Profesi akuntan dan regulator telah secara proaktif mengeluarkan panduan. Auditor bank yang kemudian mengalami kesulitan keuangan dapat berharap untuk mendapat sorotan.

B. KEMUNGKINAN DALAM PENGATURAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL 1. IASB and FASB Proyek Konvergensi

Pada tahun 2002 dan 2006 dibuat perjanjian konvergensi. Pada november

2008, SEC di US mengeluarkan sebuah ‘roadmap’ untuk menerapkan IFRS oleh perusahaan AS mulai 2014. Konvergensi tersebut dipertimbangkan oleh SEC karena beberapa pertimbangan, antara lain karena kondisi pasar yang semakin meningkat secara global, membuka kesempatan investasi baru untuk investor US, serta membuat perusahan-perusahaan dari negara yang berbeda lebih mudah untuk dibandingkan.

2. Isu Konvergensi IFRS-US GAAP

Pimpinan SEC, Mary Schapiro, mengatakan bahwa dia tidak akan merasa terikat oleh roadmap IFRS. Terdapat kekhawatiran terhadap standar umum IFRS, serta tidak siap untuk mendelegasikan pengaturan standar atau tanggung jawab pengawasan IASB. Anggota PCAOB, Charles Niemeier, juga mengkritik tujuan

(13)

konvergensi. Ia menyatakan bahwa beralih ke IFRS akan membiarkan US dengan aturan yang lebih sulit untuk ditegakkan, dan ia juga mengklaim bahwa IFRS tidak lebih principel-based  dari US GAAP. Beberapa orang merasa bahwa roadmap IFRS merupakan kompetisi antara para pembuat standar.

3. Standar Audit Internasional

Standar audit juga dibuat secara internasional, dengan redraft , dan meningkatkan penerimaan dari internasional. Perubahan ke IFRS akan mengharuskan standar auditing AS berubah dari penilaian 'kesesuaian dengan peraturan' (conformity with rules) ke penilaian 'benar dan adil' (true and fair ). Baik dewan standar audit maupun standar akuntansi harus menangani isu-isu yang berkaitan dengan independensi dan tata kelola mereka sebelum kedua standar tersebut benar-benar diterapkan secara global.

C. AKUNTANSI, PELAPORAN DAN JAMINAN KEBERLANJUTAN  Apa itu akuntansi dan pelaporan keberlanjutan?

Perusahaan-perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang berkelanjutan. Keberlanjutan akuntansi dan pelaporan merupakan bagian dari akuntansi sosial. Gray, Owen dan Adams menganggap akuntansi sosial sebagai kombinasi dari akuntansi untuk hal yang berbeda, di media yang berbeda, untuk pengguna yang berbeda, untuk tujuan yang berbeda. Sosial akuntansi dan pelaporan bertujuan untuk mengamati dan menyerap isu-isu tidak perlu dicakup oleh fungsi akuntansi tradisional menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu tidak harus secara langsung atau hanya terkait dengan keberhasilan keuangan entitas.

Keberlanjutan dapat dianggap sebagai memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Keberlanjutan berkaitan dengan perlindungan lingkungan (eco-efisiensi), serta keadilan antara masyarakat dan generasi (eko-keadilan). Menurut dewan, pelaporan lingkungan merupakan bagian dari keberlanjutan. Perusahaan mempublikasikan laporan yang berkelanjutan dengan termasuk di dalamnya informasi yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan karyawan, masyarakat dan lingkungan.

Perkembangan Terbaru Dalam Pelaporan Keberlanjutan

Terdapat seperangkat pedoman untuk pelaporan berkelanjutan telah direvisi dan dirilis pada bulan Oktober 2006., yang diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Pedoman GRI membentuk mengandung prinsip-prinsip yang menentukan isi dari strategi keberlanjutan dan profil, pendekatan manajemen, dan indikator kinerja. Pedoman GRI serupa dalam tujuan dengan kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk memandu pelaporan keuangan.

Tren dalam jaminan pelaporan keberlanjutan

 Assurance  (jaminan) audit independen memberikan kepercayaan kepada stakeholder   tentang relevansi, kredibilitas dan keandalan laporan. Di sebagian besar negara laporan keuangan tahunan harus diaudit, meskipun laporan keuangan interim bisa direview saja. Perbedaan antara audit dan review   adalah tingkat jaminan yang diberikan oleh auditor mengenai keandalan informasi yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini pada gilirannya ditentukan oleh sifat dan luasnya prosedur yang dilakukan oleh auditor hasil dari prosedur dan objektivitas bukti yang diperoleh. Beberapa perusahaan besar cinderung mencari jaminan untuk meningkatkan kredibilitas laporan mereka.

D. ISU AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN LAINNYA 1. Water Accounting

Water Accounting   saat ini sedang dikembangkan oleh Water Accounting Standard Board (WASB) di Australia, dengan proyek serupa di berbagai tahap

(14)

pengembangan di tempat lain. Tujuan utama dari akuntansi proyek air adalah untuk memiliki sistem akuntansi dan pelaporan yang akan menginformasikan keputusan tentang alokasi sumber daya air dan meningkatkan kepercayaan publik dan investor tentang pengelolaan air di Australia.

2. Water Accounting Vs Greenhouse Gas Emission Accounting

Proyek nonkeuangan lain yang dikembangkan selama beberapa tahun terakhir adalah greenhouse gas emission accounting . Salah satu sumber arus internasional utama pedoman untuk mengukur dan pelaporan emisi gas rumah kaca adalah standar Greenhouse Gas Emission Protocol   (GGP). Standar GGP memungkinkan untuk pengukuran langsung emisi gas rumah kaca, tetapi fokus utama adalah pada proses mengkonversi data aktivitas ke dalam emisi gas rumah kaca melalui penggunaan faktor emisi yang disepakati. Data aktivitas ditangkap oleh perangkat lunak atau dimasukkan ke dalam spreadsheet bersamaan dengan kegiatan tertentu atau transaksi keuangan seperti pembayaran tagihan, penerbitan persediaan atau memasukkan transaksi jurnal.

3. Banyak orang berpendapat bahwa akuntan merupakan salah satu pekerjaan yang terpengaruh negatif oleh revolusi industri 4.0, antara lain karena akuntansi bisa digantikan oleh teknologi pengolahan informasi. Dengan demikian, dalam waktu beberapa dekade yang akan datang " akuntan akan punah / tidak diperlukan lagi oleh dunia bisnis ataupun masyarakat secara umum". Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jika Ya, jelaskan begaimana pengaruh teknologi hingga dapat menggantikan akuntan ! Jika ti dak, jelaskan bagaimana akuntan bisa "selamat" dari revolusi teknologi dimaksud! - 40%

Saya tidak setuju dengan kondisi bahwa profesi akuntan akan punah atau tidak diperlukan lagi

di masa depan dengan adanya Revolusi Industri 4.0.

Menurut World Economic Forum, Revolusi Industri 4.0 memiliki arti

“… a new era where

technologies are emerging and affecting our lives in ways that builds and extends the impact

of digitization in new and unanticipated ways. Fourth Industrial Revolution re presents entirely

new ways in which technology becomes embedded within societies and even our human

bodies”

.

  Dalam arti lain menunjukkan bahwa Revolusi Industri keempat merupakan invasi

 besar-besaran masuknya teknologi dalam setiap aspek kehidupan manusia termasuk dalam hal

melakukan pekerjaan.

Akuntan Indonesia dalam memberikan jasa akuntansinya terbagi menjadi empat profesi yaitu;

Akuntan publik, Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah, dan Akuntan Pendidik.

1. Akuntan Publik

Akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya dengan pembayaran tertentu, bekerja

 bebas dengan mendirikan kantor akuntan sendiri. Dalam profesi sebagai akuntan publik,

seorang akuntan memberikan jasa untuk semua fungsi akuntan, termasuk jasa asurans baik

laporan keuangan maupun kinerja, dan jasa konsultasi. Jasa surans lebih banyak memiliki

output berupa opini, sedangkan jasa konsultasi diberikan terutama untuk memberikan

 pandangan, saran, dan pertimbangan atas pengambilan keputusan manajemen.

2. Akuntan Manajemen

Akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan ini disebut juga

akuntan internal. Tugas utamanya adalah memberikan pertimbangan terhadap keputusan

yang diambil oleh manajemen.

(15)

Akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintahan. Akuntan ini lebih banyak

 bekerja dalam pekerjaan pemerintah yang berhubungan dengan akuntansi dan peristiwa

keuangan seperti pengelola keuangan, perpajakan, dan sebagainya.

4. Akuntan Pendidik

Akuntan yang bertugas mengajarkan pendidikan akuntansi, melakukan penelitian,

 pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi.

Saat ini, banyak akuntan profesional yang takut akan kemajuan teknologi. Data yang besar

serta sistem canggih berpotensi mengambil alih fungsi akuntansi. Sebenarnya,

‘pengambilalihan’ tersebut memang sudah berlangsung, namun tetap saja, fungsi akuntansi

sendiri masih menjadi bagian besar dalam bisnis di saat kemajuan teknologi berkembang

semakin kompleks dan laju perubahan meningkat.

1.

Akuntansi Akan Menjadi Lebih ‘Langsing’ dan Pekerjaan Diambil Alih oleh Sistem

Sistem yang bekerja secara otomatis dan mudah diakses oleh pekerja akan memudahkan

 proses akuntansi. Tak perlu ada bagian akuntansi yang menghitung pengeluaran dan

 pemasukan secara manual. Pekerjaan tersebut akan diambil alih oleh sistem sehingga bagian

akuntansi akan lebih ‘langsing’ dengan jumlah karyawan yang lebih efisien. Dengan

demikian, pengeluaran jadi dapat ditekan.

2. Pengguna Akuntansi Berbasis Cloud Akan Meningkat

Perubahan kondisi sosial juga berimbas pada keadaan akuntansi itu sendiri. Pebisnis, baik

UKM atau pebisnis besar sekalipun, pasti ingin agar data dan informasi dapat diakses secara

mudah dari perangkat mobile mereka. Dari sini, permintaan akuntansi berbasis cloud akan

meningkat tajam. Kemudahan demi kemudahan yang ditawarkan oleh akuntansi berbasis

cloud akan membuat sistem akuntansi jadi lebih disukai oleh para pengguna.

3. Laporan Akuntansi Akan Lebih Kredibel

Aplikasi akuntansi membantu penggunanya untuk menemukan angka pasti dan terhindar

dari kesalahan data yang mungkin saja dilakukan oleh manusia atau biasa kita sebut sebagai

human error. Dengan begitu, laporan akuntansi akan lebih kredibel dan dapat

dipertanggungjawabkan berdasarkan data-data yang ada. Selain itu, sistem-sistem pada

aplikasi akuntansi akan membantu perusahaan untuk menganalisis data dan berbagai metrik.

Hal ini akan membantu para petinggi untuk menentukan rencana ke depannya. Saat ini,

sangat jarang akuntan yang memiliki skill seperti ini dan dengan mudahnya akan diambil

alih oleh penggunaan aplikasi akuntansi berbasis cloud.

4. Bekerja di Luar Kantor Akan Jadi Hal yang Biasa

Dunia akan lebih global dan tanpa batasan, begitu juga jam kerja. Akuntan akan dengan

mudah mengakses data dan informasi yang diperlukan tanpa perlu ke kantor. Semuanya

tersimpan dalam cloud yang dapat diakses dengan mudah. Bekerja akan dapat dilakukan

 baik di dalam maupun di luar kantor, bahkan di rumah sekalipun. Akan lebih mudah bagi

akuntan untuk bekerja lebih efisien dan efektif tanpa perlu masalah. Hujan badai atau macet

sekalipun tak akan jadi halangan bagi mereka untuk bekerja. Jam kerja jadi lebih fleksibel.

Untuk sebagian profesi, adanya Revolusi Industri 4.0 akan memberikan dampak positif dan

memberikan keuntungan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Namun bagi profesi akuntan,

otomatisasi teknologi akan berdampak negative dan menggerus eksistensi dari profesi akuntan.

Dengan adanya otomatisasi, teknologi akan masuk dan menggantikan peran dari akuntan

seperti dalam hal pencatatan akuntansi, pembuatan laporan keuangan, dan pekerjaan-pekerjaan

yang bersifat repetitive. Teknologi akan menggantikan fungsi manusia terutama untuk

 pekerjaan catat mencatat jurnal, pembuatan laporan keuangan, dan penyediaan form-form yang

(16)

dibutuhkan dalam akuntansi. Dalam hal ini data-data yang dilakukan input dapat menjadi lebih

akurat dan hasil laporan keuangan menjadi semakin kredibel. Namun hal ini akan hanya

 berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat klerikal. Untuk pekerjaan-pekerjaan akuntan

yang membutuhkan pemikiran, judgement, dan penalaran yang lebih dari seorang professional

akan tetap eksis dan dibutuhkan oleh orang banyak. Dalam hal ini akuntan-akuntan yang

merupakan pembuat kebijakan, pelaksanaan konsultasi akuntansi, dan analis atau peneliti

akuntansi akan tetap berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi tanpa takut

mengalami kepunahan karena berkembangnya teknologi. Jadi adanya Revolusi Industri 4.0

memang akan menghilangkan profesi akuntan dalam tingkat pekerjaan klirikal, namun untuk

kebutuhan akan profesi akuntan terhadap proses pemikiran, judgement, dan penalaran tetap aka

nada dan tidak akan menjadi tidak dibutuhkan.

Perubahan peran akuntan akan menjadi lebih penting dan menyesuaikan dengan jaman yang

ada, antara lain:

1.

Menyediakan insight atas Data, dengan:

a.

Mengidentifikasikan pertanyaan atas data

 b.

Melakukan analisis statistikal

c.

Mengecek kualitas data

d.

Menginterpretasi hasi olah data

2.

Menjadi penasihat

a.

Sebagai penasihat bisnis umum

 b.

Sebagai penasihat spesialis

c.

Mengambil peran sebagai partner bisnis

3.

Bermitra dengan teknologi

a.

Memanipulasi data

 b.

Bekerja dengan robot atau mesin sejenisnya

c.

Melatih model kecerdasan buata (artificial intelligence)

4.

Berkembang ke area-area baru

a.

Keberlanjutan

 b.  Non financial reporting

c.

Cyber Security

Untuk menghadapi adanya Revolusi Industri 4.0, akuntan dapat mengantisipasi dampak

negative dengan:

1.

Awareness

Menjadi aware terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0 dengan melihat kesempatan

yang akan muncul. Banyak bisnis-bisnis yang ada juga baru menyadari potensi

 perkembangan yang ada.

2.

Education

Memberi tekanan pada institusi pendidikan untuk membuat kurikulum yang relevan bagi

mahasiswa akuntansi untuk menyesuaikan dengan konektivitas digital Contohnya: Diberi

 pengetahuan tentang efek sosial dari intelligent systems, dan bagaimana menghadapinya.

Selain itu juga dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tertentu.

3.

Professional Development

Meningkatkan kinerja organisasi profesi beserta program-program pengembangan

 profesionalnya untuk melakukan presentasi online maupun face-to-face tentang

 perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan bagaimana hal tersebut dapat berdampak bagi

(17)

4.

Reaching Out

Lingkungan transdisciplinary mix of advisers, contoh: Environmental accounting sangat

 bergantung pada informasi fisik yang diperoleh di bawah tanggung jawab para engineers.

Konektivitas antara engineers dan akuntan harus terbangun agar informasi akuntansi

didapat dan dijaga dengan baik

Referensi

Dokumen terkait