• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT

PENGUNGKAPAN INFORMASI BERBASIS WEBSITE TERHADAP

FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN

(STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013)

1

Mathius Stein Gabriel Manullang,

1

Ni Kadek Sinarwati,

2

Gede Adi Yuniarta

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia.

e-mail: {mathius_manullang@yahoo.com, kadeksinar20@gmail.com,

gladi_ak@yahoo.co.id}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Berbasis Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013 secara parsial dan simultan. Penelitian ini mengunakan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program statistical package for social sciences (SPSS) for windows versi 19.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan pertambangan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 25 perusahaan selama 4 tahun pengamatan. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 laporan keuangan tahunan yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia. Ada tiga variabel yang diteliti yaitu: (1) Internet Financial Reporting sebagai variabel bebas, (2) tingkat pengungkapan informasi berbasis website sebagai variabel bebas, (3) frekuensi perdagangan saham perusahaan sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Internet Financial Reporting berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan, (2) tingkat pengungkapan informasi berbasis website berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan, (3) Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website secara simultan berpengaruh frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Kata Kunci: Internet Financial Reporting, Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis

Website, dan frekuensi perdagangan saham perusahaan. Abstract

This study was aimed at acquiring empirical evidence about the effect of internet financial reporting and level of website based information disclosure on company stock trade frequency in mining companies registered in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013 partially and simultaneously. This study used secondary data. The data analysis used was multiple linear regression using version 19 statistical package for social science (SPSS) for windows.

The population consisted of all mining companies registered in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013. The number of mining companies used as the sample was 25 in

(2)

four years observation. Based on purposive sampling method, the number of sample was 100 annual financial reports obtained from Indonesia Stock Exchange homepage site. There were three variables that were investigated in this study, namely (1) internet financial reporting as independent variable, (2) website based information disclosure as independent variable, and (3) company stock exchange trade frequency as dependent variable.

The results showed that (1) internet financial reporting has a positive and significant effect on company stock trade frequency, (2) level of website based information disclosure has a positive and significant effect on company stock trade frequency, and (3) internet financial reporting and level of website information disclosure simultaneously have an effect on company stock trade frequency.

Keywords: Internet Financial Reporting, Level of Website Information Disclosure, and Company Stock Trade Frequency.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan bagian dari sebuah kehidupan sosial. Teknologi informasi akan menghasilkan suatu output berupa informasi yang sangat dibutuhkan individu dan tentu sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah banyak mengalami modernisasi. Sebagai contoh telepon genggam yang dahulu hanya bisa digunakan untuk melakukan panggilan dan mengirimkan pesan singkat (Short Messages Service), sekarang telepon genggam telah diperbaharui dengan beragam fitur yang menarik dan tentu berguna bagi pemakai telepon genggam itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa teknologi informasi semakin canggih. Pada tahun 1994 muncul suatu teknologi yang mana dapat menyempurnakan teknologi informasi yaitu internet.

Dengan perkembangan teknologi internet yang sangat cepat, komunikasi melalui internet telah diadopsi oleh sektor bisnis sebagai alat yang penting untuk memberikan informasi. Perkembangan tersebut telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian informasi perusahaan. Internet dipandang sebagai salah satu media pelaporan yang penting, sehingga informasi tentang kinerja perusahaan dapat dijangkau oleh seluruh investor secara global, selain melalui cara-cara tradisional, oleh berbagai pihak seperti kreditor, pemegang saham, dan analis (Ashbaugh et. al., 1999).

Menurut Jones et. al., (2003) dalam Septiarsi (2013) internet merupakan alternatif baru dalam pelaporan keuangan

yang biasa dikenal dengan Internet Financial Reporting (IFR). Beberapa tahun belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang terkait dengan perusahaan. Informasi keuangan yang disajikan dalam IFR mencakup laporan keuangan komprehensif, termasuk di dalamnya footnotes, bagian laporan keuangan, financial highlights dan ringkasan laporan keuangan (Oyelere et. al., 2003 dalam Septiarsi 2013).

Pengungkapan informasi pada website juga merupakan sebagai suatu upaya dari perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Pengungkapan informasi pada website tersebut merupakan suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Work et. al., 2000 dalam Kusumawardani, 2011).

Sesuai dengan Teori Pasar Efisien, harga saham, volume dan frekuensi perdagangan saham yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Investor bereaksi dengan cepat terhadap informasi baru yang masuk di pasar, sehingga menyebabkan saham segera melakukan penyesuaian (Gumantri dan Utami, 2002). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Beaver (1968) dalam Lai et. al., (2009), Ball dan Brown (1968) dan Fama et. al., (1969) yaitu saham akan bergerak ketika informasi yang berguna memasuki pasar.

(3)

Penelitian yang dilakukan merupakan sebuah penelitian replikasi yang telah dilakukan Santiko (2014). Hargyantoro (2010), dan juga Ramadhani (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan data terbaru dan jenis perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 dengan harapan dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. Peneliti mengambil jenis perusahaan pertambangan karena terjadinya peningkatan nilai investasi yang dilakukan oleh investor pada sektor pertambangan dari tahun 2010 hingga sekarang. Maka peneliti ingin meneliti internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website terhadap frekuensi perdagangan saham, serta jangka waktu penelitian yang lebih dari satu tahun akan lebih mampu dalam menentukan analisis.Berdasarkan uraian diatas maka judul penelitian ini adalah “PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN

TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI

BERBASIS WEBSITE TERHADAP

FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM

PERUSAHAAN (STUDI PADA

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013)”.

Teori keagenan muncul karena adanya perbedaan kepentingan sehingga masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Jika pihak-pihak tersebut bertindak untuk kepentingannya sendiri, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Menurut Morris (1987) dalam Kusumawardani (2011), teori keagenan menggambarkan bahwa konflik yang terjadi akan menimbulkan biaya agensi yang pada akhirnya akan ada insentif untuk menguranginya.

Menurut Jama’an (2008) dalam Septiarsi (2013) teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan

lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.

Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada statu perusahaan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor (Subalno, 2009).

Beaver (1968) dalam Lai et. al., (2009) mengatakan bahwa informasi mengenai pengumuman laba perusahaan dapat mengakibatkan perubahan harga saham karena informasi tersebut merupakan informasi yang berguna bagi investor. Yang perlu diperhatikan bahwa harga terbentuk melalui proses transaksi atau bertemunya penawaran dan permintaan yang secara otomatis akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau bisa dikatakan bahwa perubahan harga saham akan diikuti dengan peningkatan frekuensi perdagangan

Senada dengan yang diungkapkan oleh Jogiyanto (2000) bahwa para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume dan frekuensi perdagangan saham, perubahan pada harga saham, bid/ask spread, proporsi kepemilikan, dan lain-lain.

Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba rugi.

Laporan non-keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi laporan manajemen yang berisi informasi penting mengenai perusahaan seperti laporan dewan komisaris, laporan direksi, kinerja perusahaan selama satu

(4)

periode, profil perusahaan, strategi perusahaan, prospek perusahaan, dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.

Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Berbekal sebuah informasi, investor dapat mengambil keputusan terhadap sekuritas yang dimilikinya, sehingga saham akan mengalami penyesuaian.

Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang ada menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan.Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :

H1 : Internet Financial Reporting

berpengaruh positif terhadap

frekuensi perdagangan saham

perusahaan

H2 : Tingkat pengungkapan informasi

berbasis website berpengaruh

positif terhadap frekuensi

perdagangan saham perusahaan H3 : IFR dan tingkat pengungkapan

informasi berbasis website

berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap frekuensi

perdagangan saham. METODE

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perusahaan pertambangan dengan mengolah data yang telah tersedia pada www.idx.co.id. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif kausal. Metode kuantitatif kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis sebuah hubungan sebab akibat dari suatu kegiatan yang dilakukan (Cooper & Schindler, 2008, p.164).

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Internet Financial Reporting dan Tingkat pengungkapan informasi berbasis website sebagai variabel independen

(bebas), dan frekuensi perdagangan saham sebagai variabel dependen (terikat). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website terhadap frekuensi perdagangan saham baik secara parsial dan simultan.

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian (Sugiyono, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak secara acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan periode 2010 sampai dengan 2013.

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan agar data sampel yang diolah dapat benar-benar mewakili populasi secara keseluruhan. Dalam uji asumsi klasik peneliti menggunakan uji normalitas data yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009). Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (Ghozali, 2011: 110-111) dalam (Retno dan Priantinah, 2012). Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Menurut Ghozali (2009), uji heteroskedastisitas

(5)

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual 1 pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance dari residual 1 pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini untuk menguji kekuatan hubungan antara variabel dependen (frekuensi perdagangan saham perusahaan) dengan variabel independen (praktek IFR dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website) dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya. Karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu, maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Model

persamaan regresi ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Keterangan:

= Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan

𝛼 = Konstanta 1, 2 = Koefisien Regresi

X1 = Internet Financial Reporting X2 = Tingkat Pengungkapan

Informasi berbasis Website 𝜖 = error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan diperoleh sebanyak 25 perusahaan pertambangan untuk selama 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan 2013 yang menghasilkan 100 amatan. Deskriptif variabel penelitian dapat ditemukan pada tabel 1 :

Tabel 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IFR 100 0 1 .64 .482

INFO 100 19 29 21.56 2.384

FREQ 100 0 1072692 173505.75 176324.816

Valid N (listwise) 100

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal berikut : (1) Rata-rata Internet Financial Reporting sebesar 0,64, nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1, dan standar deviasi sebesar 0,482 dengan jumlah observasi (n) sebesar 100. (2) Rata-rata tingkat pengungkapan informasi berbasis website sebesar 21,56, nilai minimum sebesar 19, nilai maksimum sebesar 29, dan standar deviasi sebesar 2,384 dengan jumlah observasi (n) sebesar 100. (3) Rata-rata frekuensi perdagangan saham sebesar 173505,75, nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1072692, dan standar deviasi sebesar 176324,816 dengan jumlah observasi (n) sebesar 100.

Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini adalah uji normalitas, Model regresi yang baik mensyaratkan adanya

normalitas pada data penelitian atau pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabelnya (Ghozali, 2009). Uji kenormalan dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

(6)

Gambar 1. Normal Probabilitty Plot Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Normal Probabilitty Plot di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (Ghozali, 2011: 110-111) dalam (Retno dan Priantinah, 2012). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, digunakan metode Durbin-Watson (Dw Test). Berdasarkan hasil olah regresi diketahui bahwa nilai dari Durbin-Watson sebesar 2,115 yang berada di antara 1,75 sampai 2,26 yaitu berada pada daerah tidak ada autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan model regresi ini tidak ada autokorelasi atau bebas dari autokorelasi.

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas atau tidak dalam model regresi dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% . Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam

model adalah dapat dipercaya dan objektif. Hasil uji multikolonieritas dengan metode VIF memperoleh nilai VIF < 10 dengan nilai VIF internet financial reporting (IFR) sebesar 1,207 dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) sebesar 1,207, yang berarti bahwa semua variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, sehingga tidak membiaskan interpretasi hasil analisis regresi.

Uji heterokesastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat probabilitas signifikansi variabel independen < 0,05 (5%), pada Gambar 2. dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas atau dapat dikatakan menyebar, titik-titik penyebaran berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Scatterplot Uji Heterokedastisitas

Pengujian regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (FREQ). Tampilan output SPSS untuk analisis regresi linier berganda dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini.

(7)

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1135600.815 86396.150 -13.144 .000 IFR 44523.932 20758.365 .122 2.145 .034 INFO 59397.553 4200.675 .803 14.140 .000

a. Dependent Variable: FREQ

Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y = -1135600,815 + 44523,932 X1 + 59397,553 X2+ 𝜖

Penjelasan dari persamaan di atas yaitu: (1) Nilai konstanta sebesar -1135600,815 menyatakan bahwa apabila variabel Internet Financial Reporting (X1) dan Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis Website (X2) sama dengan nol, maka Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Y) turun sebesar -1135600,815 satuan. (2) Nilai koefisien 1 = 44523,932 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Internet Financial Reporting (X1) terhadap variabel Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Y) sebesar 44523,932. Hal ini berarti apabila variabel Internet Financial Reporting (X1) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 44523,932 satuan. (3) Nilai koefisien 2 = 59397,553 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis Website

(X2) terhadap variabel Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Y) sebesar 59397,553. Hal ini berarti apabila variabel Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis Website (X2) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan, maka variabel Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 59397,553 satuan.

Hasil regresi yang diperoleh pada pengujian uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,741, ini berarti bahwa 74,1% besarnya variabel Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis Website. Sedangkan sisanya 25,9% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

Hasil perhitungan dari uji statistik secara simultan (uji F) pada variabel bebas internet financial reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan (FREQ) sebagai variabel terikat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.280E12 2 1.140E12 138.614 .000a

Residual 7.978E11 97 8.225E9

Total 3.078E12 99

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR b. Dependent Variable: FREQ

(8)

Pada taraf = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang/df1 (k) = 2 (jumlah variabel independen) derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = 97, diperoleh nilai F tabel 3,09. Berdasarkan tabel 4.10, terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 138,614 lebih besar dari F tabel sebesar 3,09 dengan angka signifikansi sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi berbasis Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.

Pengaruh Internet Financial Reporting

Terhadap Frekuensi Perdagangan

Saham Perusahaan

Dari uji regresi linier berganda menyatakan bahwa Internet Financial Reporting (IFR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien variabel praktek Internet Financial Reporting (IFR) adalah 44523,932 dan memiliki t hitung sebesar 2,145 dan nilai sig sebesar 0,034. Nilai sig. (0,034) < (0,05), hal ini berarti pada variabel Internet Financial Reporting (IFR) signifikan pada level 5% dan H1 diterima yang berarti IFR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Jadi dapat dinyatakan, jika IFR mengalami peningkatan, maka frekuensi perdagangan saham perusahaan akan mengalami peningkatan. Sedangkan jika IFR mengalami penurunan, maka frekuensi perdagangan saham perusahaan akan mengalami penurunan. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010), dan Ramadhani (2013). Dalam penelitian mereka menghasilkan kesimpulan bahwa variabel IFR berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Sesuai dengan Teori Pasar Efisien, harga saham, volume dan frekuensi perdagangan saham yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Investor bereaksi dengan cepat terhadap informasi baru yang masuk di pasar, sehingga menyebabkan saham

segera melakukan penyesuaian (Gumantri dan Utami, 2002). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Beaver (1968) dalam Lai et. al., (2009), Ball dan Brown (1968) dan Fama et. al., (1969) yaitu saham akan bergerak ketika informasi yang berguna memasuki pasar.

Jadi, informasi keuangan yang dipublikasi pada internet akan dapat dengan cepat direspon oleh investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Kondisi ini memberikan peluang bagi perusahaan yang menerapkan IFR untuk mendapatkan investor bagi perusahaan mereka, sehingga akan menyebabkan harga saham dan frekuensi perdagangan saham akan meningkat.

Pengaruh Tingkat Pengungkapan

Informasi berbasis Website Terhadap

Frekuensi Perdagangan Saham

Perusahaan.

Dari uji regresi linier berganda menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien variabel praktek tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) adalah 59397,553, dan memiliki t hitung sebesar 14,140 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig. (0,000) < (0,05), hal ini berarti pada variabel tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) signifikan pada level 5% dan H2 diterima yang berarti tingkat pengungkapan informasi berbasis website mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Jadi dapat dinyatakan, jika tingkat pengungkapan informasi berbasis website mengalami peningkatan, maka frekuensi perdagangan saham perusahaan akan mengalami peningkatan. Sedangkan jika tingkat pengungkapan informasi berbasis website mengalami penurunan, maka frekuensi perdagangan saham perusahaan akan mengalami penurunan. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010), dan Ramadhani (2013). Dalam penelitian mereka menghasilkan kesimpulan bahwa variabel tingkat

(9)

pengungkapan informasi berbasis website berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk et al., 2000). Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk et al., 2000). Jadi, tingkat pengungkapan informasi yang diberikan oleh perusahaan di dalam website perusahaan mempunyai peranan sangat penting yaitu meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Sehingga investor dapat menganalisa lebih cepat dan melakukan tindakan investasi terhadap saham perusahaan yang mengakibatkan frekuensi perdagangan saham meningkat.

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi

berbasis Website berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap

Frekuensi Perdagangan Saham

Perusahaan.

Uji kelayakan model dengan uji ANOVA atau uji F merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan apakah semua variabel bebas yakni dalam penelitian adalah internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan yang merupakan sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil uji F yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel internet financial reporting (IFR), dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) berpengaruh

terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan (FREQ).

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai F hitung sebesar 138,614 > F tabel sebesar 3,09 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel dan dengan nilai signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 maka internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website secara bersama-sama dapat mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan. Besarnya pengaruh internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan adalah 74,1% sedangkan sisanya 25,9% dijelaskan oleh variabel lain.

Hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website secara simultan atau secara bersama-sama dapat mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan yang dihasilkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan (studi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013) maka ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Internet Financial Reporting (IFR) berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa informasi keuangan yang dipublikasi pada internet akan dapat dengan cepat direspon oleh investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Kondisi ini memberikan peluang bagi perusahaan yang menerapkan IFR untuk mendapatkan investor bagi perusahaan mereka, sehingga akan menyebabkan harga saham dan frekuensi perdagangan saham akan meningkat. (2) Tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.hal ini berarti bahwa tingkat

(10)

pengungkapan informasi yang diberikan oleh perusahaan di dalam website perusahaan mempunyai peranan sangat penting yaitu meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Sehingga investor dapat menganalisa lebih cepat dan melakukan tindakan investasi terhadap saham perusahaan yang mengakibatkan frekuensi perdagangan saham meningkat. (3) Secara simultan internet financial reporting dan tingkat pengungkapan informasi berbasis website berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran sebagai berikut: (1) Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaannya di Bursa Efek Indonesia disarankan untuk menerapkan pelaporan keuangan di website secara realtime, serta meningkatkan jumlah informasi berbasis website, baik informasi keuangan maupun non-keuangan yang dipublikasikan pada website agar memudahkan investor untuk memperoleh informasi dan mengambil keputusan. (2) Bagi investor yang ingin memperoleh informasi laporan keuangan, kondisi perusahaan peneliti menyarankan agar lebih memperhatikan pada website perusahaan dibandingkan dengan Bursa Efek Indonesia dikarenakan terdapat beberapa item-item yang dibutuhkan oleh investor terdapat pada website perusahaan. (3) Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan sampel dengan jenis perusahaan yang lain. (4) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel bebas lainnya yang berpengaruh terhadap frekuensi pedagangan saham perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ashbaugh, H., K. Johnstone, and T. Warfield. 1999. “Corporate Reporting on the Internet”. Accounting Horizons 13(3): 241-257

Ball, R and P. Brown. 1968. “An Empirical Evaluation of Accounting Income

Numbers”. Journal of Accounting Research (autumn): 159-178.

Cooper, D.R, & Schindler, P.S. (2008).Business research method (10thed). New York: Mc. Graw-Hill Fama, Eugene F. (May 1970), “Efficient

market: A review of theory and empirical work”, Journal of Finance, 25 (2): 383-417.

Gumantri, Tatang Ary dan Utami, Elok Sri. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 4, No. 1, Mei 2002:54-68

Ghozali, Imam. 2009. SPSS Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip: Semarang. Hargyantoro, Febrian. 2010. “Pengaruh

Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 1. Yogyakarta:BPFE.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan

Analisis

Investasi.

BPFE.

Yogyakarta.

Kusumawardani, Arum. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang Lai, Syou-Ching., Lin, Cecilia., Lee,

Hung-Chih., and Wu, Frederick H. 2002. “An Empirical Study of the Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices”.

Lai, Syou-Ching dkk. 2009. An Empirical Study of the Impact of Internet

(11)

Financial Reporting on Stock Prices. The International Journal of Digital Accounting Research, Vol. 10: 1-26. Ramadhani, Aprillia H. 2013. Pengaruh

Internet Finacial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan. Skripsi Institut Manajemen Telkom Retno, Dyah Reny Dan Priantinah, Denies.

2012. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Nominal.Vol.1. No. 1. Tahun 2012. Santiko, Priyo Sigit Budi. 2014. "Pengaruh

Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan". Jurnal Universitas Brawijaya Malang Septiarsi, Novi marina. 2013. Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Pelaporan Keuangan melalui Internet dalam Website Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

Subalno, 2009. “Analisis pengaruh factor fundamentaldan kondisi ekonomi terhadap return saham.” Universitas Diponegoro

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Wolk dkk. 2000. Accounting Theory: A Conceptual Institusional Approach. Fifth Edition. South-Western College Publishing.

Gambar

Gambar 1. Normal Probabilitty Plot Uji  Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Padahal kalau diikuti lebih lanjut kewenangan Praperadilan sebagaimana yang dijelaskan penjelasan Pasal 95 ayat (1) KUHAP, kewenangan Praperadilan termasuk meliputi

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap