• Tidak ada hasil yang ditemukan

LENI MALINDA. Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LENI MALINDA. Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBENTUKAN PERILAKU POSITIF SISWA MATA PELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM

PADA SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH SWASTA

TARBIYAH WALADIYAH PULAU BANYAK

KECAMATAN TANJUNG PURA

LENI MALINDA

Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara Email: lenimalinda94@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to describe and analyze the implementation of learning by using Demonstration methods to improve students ability to understanding the materi literature Islamic. Background implementation of this study because of the low ability students in memorizing. The velue of daily test graders XI is 54%. Identification of the problems found in the study site, namely the implementation of learning still using conventional methods so that the learning oriented activity of teachers and students activity oriented. 1. Problems that often arise in an effort to improve student ability perception Literatur Islamic subject in the form of active discussions, actively ask, answer, give an opinion. 2. The student do not understand the material literature islamic, and student are less able to master. 3. The teaching and learning in class is very oriented to the live lines of the teacher as the subject of learning while student just as learning objects that can cause stiffness in the learning procces in the classroom. As for the purpose of implementation of this research are 1. Describe the learning process by applying the model of Demonstration on the subject of moral theology for the eight grade student of private madrasah aliyah plenary Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak Tanjung Pura Districts. 2. Describe an increase in the ability to understand the material in the ability to understand the material creed by applying the model Demonstration in madrasah Aliyah at grade plenary district Tanjung Pura. Identification of the problems found in the study site, namely the implementation of learning still using conventional methods so that the learning oriented activity of teachers and students activity oriented. This classroom action research conducted four cycles. The results of tests carried out each end of the cycle, the first cycle of the average value obtained student is 62.2%, the second cycle is 78,1%, the third cycle of 89,8%.

Keyword : Implementation of learning, Demonstration methods, Literature Islamic.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode pembelajaran demonstration yang dapat meningkatkan

(2)

kemampuan siswa memahami materi sejarah Islam. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini yaitu masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi yang dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa kelas XI (Sebelas) madrasah aliyah yang memperoleh nilai rata-rata yaitu 54.%. Beberapa masalah yang sering timbul dalam upaya meningkatkan kemampuan persepsi siswa pada mata pelajaran SKI adalah sebagai berikut : 1. Siswa kurang aktif mengikuti pelajaran dalam bentuk aktif berdiskusi, aktif bertanya atau menjawab, aktif memberikan pendapat, saran. 2. Siswa kurang memahami materi sehingga siswa kurang mampu menguasai materi tersebut. 3. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas sangat berorientasi pada keaktifan guru sebagai subjek pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagai objek pembelajaran sehingga menimbulkan kekakuan dalam proses belajar dikelas. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu : 1. Mendeskripsikan tentang proses pembelajaran dengan penerapan model demonstration pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas XI MAS Tarbiyah Waladiyah. 2. Mendiskripsikan peningkatan kemampuan memahami materi dengan menerapkan model demonstration pada di kelas XI MAS Tarbiyah Waladiyah. Identifikasi masalah yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas masih menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran lebih berorientasi pada keaktifan guru dan tidak berorientasi pada keaktifan siswa mengikuti pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 3 (Tiga) siklus, hasil tes lisan dilaksanakan disetiap akhir siklus, pada siklus pertama nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 62.2% dan pada siklus ke dua nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 78.1% selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 89.8%.

Kata Kunci : Implementasi Pembelajaran, Metode Demonstrasi, Sejarah Islam. 1. PENDAHULUAN

Proses pendidikan merupakan penguatan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam satu usaha mendewasakan diri melalui upaya pelatihan agar memiliki wawasan pemikiran yang matang sehingga dengan demikian manusia yang berpendidikan akan mampu membedakan kebaikan dan keburukan.

Lembaga pendidikan agama Islam merupakan media yang bertujuan untuk membentuk karakter manusia sesuai dengan kodratnya yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. oleh sebab itu momentum pendidikan agama Islam dapat menyelamatkan manusia dari jalan kesesatan dan menghantarkan manusia pada jalan menuju ridha Allah Swt.

pendidikan sejarah kebudayaan Islam merupakan materi pendidikan yang mengajarkan tentang sejarah risalah turunnya agama Islam didalam mata pelajaran tersebut akan dibahas proses perjuangan pengembangan agama Islam hingga sampai saat sekarang ini budaya yang ada didunia telah berganti menjadi budaya Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Untuk lebih mentelaah asal usul perkembangan sejarah kebudayaan Islam dimasa lampau maka akan dibahas tentang sejarah bangsa arab pra Islam, sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw dan kerasulan beliau sampai pada masa khulafaurrasyidin. Didalam sejarah tersebut terdapat pembelajaran yang patut ditauladani mengenai nilai-nilai perjuangan, kearifan,

(3)

tauhid, akhlak, muamalah, siyasah yang telah terjadi dimasa lalu dan dapat menjadi pelajaran untuk masa saat sekarang ini.

Mengenai mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam pada tingkat Madrasah Aliyah masih banyak siswa-siswa yang kurang memahami dan mendalami materi tersebut sehingga mengakibatkan prestasi belajar semakin menurun hal disebabkan jumlah jam pada mata pelajaran tersebut masih sangat terbatas yaitu hanya 2 (dua) jam dalam satu minggu sehingga materi yang disampaikan kurang maksimal.

Kemudian untuk mengatasi permasalahan tersebut maka solusi yang terbaik adalah dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas tersebut diluar jam pelajaran sekolah untuk mengulang materi pelajaran sejarah kebudayaan Islam, oleh penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dengan mengambil tindakan (action research) yang dilakukan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Adapun judul penelitian yang penulis ajukan yaitu “Pembentukan perilaku positif siswa mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode demonstrasi menggunakan media film pada siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak Kec. Tanjung Pura.”

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat di kelas XI.

Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dilaksanakan pada bulan November 2016 selama tiga kali pertemuan yang disebut dengan siklus. Pra siklus dilaksanakan pada Senin tanggal 31 Oktober 2016 , siklus I pada hari Senin tanggal 7 November 2016

dan siklus II pada hari senin tanggal 14 November 2016, siklus III pada hari senin tanggal 21 November 2016.

Desain Penelitian

Jenis atau metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas menggunakan model dalam bentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah-langkah berikutnya dalam siklus tersebut adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Prosedur Penelitian

1. Rencana awal sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak yang diterapkan media demonstrasi menggunakan in focus. 3. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat

dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan dan membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. 5.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpul data yaitu tes dan non tes, adapun instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi sejarah kebudayaan Islam.

(4)

Adapun nilai 50 untuk kategori sangat baik (SB), nilai 40 untuk kategori baik (B), nilai 30 untuk kategori cukup (C) dan 20 untuk kategori kurang (K).

Skor maksimal tiap–tiap aspek akan dikalikan dengan bobot dan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai maksimal komulatif. Nilai maksimal komulatif untuk kompetensi memahami materi sejarah kebudayaan Islam adalah 100, sedangkan rentangan nilai maksimal akan dibagi pula menjadi empat kategori. Nilai ≥ 85 masuk dalam kategori sangat baik (SB), nilai 70–84 masuk dalam kategori baik (B), nilai 60–69 masuk dalam kategori cukup (C), serta nilai < 60 masuk dalam kategori kurang (K).

Sedangkan penggunaan non tes yaitu untuk mengetahui tingkah laku siswa saat kegiatan pembelajaran. Instrumen non tes terdiri dari lembar observasi yaitu rutinitas siswa mengulang kembali materi pelajaran dan keaktifan siswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok, wawancara, sosiometri dan dokumentasi foto

Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas yang dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber kemudian dideskripsikan. Dengan demikian dalam penelitian ini maka peneliti membandingkan data dari Kepala Madrasah dan data dari guru bidang studi sejarah kebudayaan Islam.

b. Triangulasi Teknik

Dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Yaitu dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan jurnal. Dengan demikian peneliti mencocokan hasil uji non tes tersebut dengan proses pembelajaran sejarah kebudayaan Islam metode demonstrasi dengan mengecek melalui kegiatan observasi.

Teknik Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan dua data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sehingga ada dua analisa yaitu :

1. Analisa Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisa hasil tes perbuatan siswa dari setiap siklus. Kemudian nilai komulatif siswa di akhir siklus dapat dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah siswa atau responden, kemudian nilai tersebut menurut Anas Sudijono dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

P = 𝑓

N 𝑥 100%

Keterangan :

p = Angka persentase

f = frekuensi yang akan dicari persentasenya

n = Number of cases (jumlah frekuensi)

2. Teknik Kualitatif

Penggunaan teknik kualitatif untuk menganalisis data-data non tes dengan cara mengumpulkan data observasi atau pengamatan, hasil wawancara, jurnal dan sosiometri dianalisis untuk mendeskripsikan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan menggunakan metode demonstrasi. Data-data non tes tersebut dapat digunakan untuk

(5)

mengetahui perubahan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran pada setiap tahapan dalam siklus.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diambil dari hasil pengamatan guru pada saat siswa melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan disamping itu peneliti juga mengambil data dari guru dengan cara meneliti perubahan sikap dan perubahan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode demonstrasi dengan membandingkan kegiatan siswa pada tahapan siklus yang terdiri dari prasiklus, siklus I, siklus II. Hasil tes siklus I merupakan kemampuan siswa memahami materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi. Hasil tes siklus I dan siklus II berupa kemampuan siswa memahami materi pelajaran dengan tehnik kuisioner tentang materi aklakul karimah dengan menggunakan metode Demonstrasi serta hasil nontes berupa observasi sosiometri, dan dokumentasi foto. 1. Pra Siklus

Sebelum diterapkannya metode pembelajaran Demonstrasi penyampaian materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu memahami materi akhlakul karimah dengan menggunakan metode konvensional (ceramah, tanya jawab, diskusi). Dari dokumentasi sebelum penerapan strategi pembelajaran Demonstrasi dipilih sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan atau hambatan sesuai dengan hasil observasi peneliti yang dirangkum dalam identifikasi masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan strategi pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terutama memahami materi sejarah khalifah

Umar bin Khattab. Sebagai patokan prestasi kemampuan siswa memahami materi Sejarah Kebudayaan Islam maka peneliti menggunakan dasar nilai ketuntasan minimum (KKM) kelas XI MAS. Tarbiyah Waladiyah pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu 70. Penggunaan strategi dan metode sebelumnya diperoleh dokumentasi nilai prestasi belajar siswa pada materi sejarah khalifah Umar bin Khattab terutama meningkatkan kemampuan siswa memahami peristiwa sejarah pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus No.

Nilai

Siswa Jumlah Prosentase

1 < 39 0 0 % 2 40-49 13 48.1 % 3 50-59 4 14,8 % 4 60-69 5 18,5 % 5 70-79 3 11,1 % 6 80-89 2 7,4 % 7 90-100 0 0 % Jumlah 27 100 %

Data diatas dapat disimpulkan siswa yang telah tuntas dengan KKM 70 sebanyak 5 siswa atas 18,5 % dan yang belum tuntas sebanyak 22 siswa atau 81,4 % dari jumlah siswa dikelas XI MASTarbiyah Waladiyah. Nilai rata-rata kelasnya adalah 54. Perbandingan siswa yang telah tuntas dan yang belum tuntas seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

(6)

Grafik 4.1 Ketuntasan Siswa Pra Siklus 2. Siklus I

Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai, rutinitas dan kerja sama siswa dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Rutinitas dan kerja sama siswa sebagai fokus observasi karena dalam sebuah keberhasilan pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan penerapan strategi Demonstrasi tidak terlepas dari dua hal tersebut. Agar siswa memahami materi dengan baik dan benar terhadap materi sejarah khalifah Umar Bin Khattab tersebut maka siswa harus memiliki kegiatan rutinitas yaitu mengulang kembali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan kerja sama kelompok adalah indikator adanya minat atau semangat siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi melalui sistem bekerja sama dengan siswa lain. Rutinitas dan kerjasama yang kompak menunjukkan tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Bila kedua hal tersebut baik maka materi benar-benar dapat dipahami sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan memahami sejarah khalifah Umar bin Khattab dan mengambil contoh perilaku dan akhlak tokoh umar bin khattab melalui metode pembelajaran demonstrasi menggunakan

media film akan semakin meningkat. Dari observasi tersebut diperoleh data rutinitas dan kerja sama sebagai berikut :

Tabel . 4.2. Rutinitas Siswa Mengulang Kembali Materi Pelajaran Siklus I No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 13 48,1% 2 Cukup 8 29,6 % 3 Baik 6 22,2 % 4 Baik Sekali 0 0 % Jumlah 27 100 %

Tabel 4.3 Kerja Sama Siswa Pada Siklus I No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 13 48,1 % 2 Cukup 7 25,9 % 3 Baik 4 14,8 % 4 Baik Sekali 3 11,1 % Jumlah 27 100 %

Siswa yang mendapat skor 1 yaitu siswa yang melamun dan berdiskusi dengan teman lainnya akan tapi bukan topik materi pelajaran Sejarah khalifah Umar bin Khattab. Dan siswa yang mendapat skor 2 untuk siswa yang kadang-kadang berdiskusi dengan topik lain dan kadang-kadang juga berdiskusi mengikuti strategi pembelajaran demonstrasi yang diterapkan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk skor 3 jika siswa tersebut lebih banyak terlibat baik rutinitas maupun kerja samanya dalam menggunakan metode Demonstrasi tetapi masih terjadi diskusi yang tidak terfokus satu atau dua kali 0 5 10 15 20 25 Nilai Tuntas Belum Tuntas

(7)

kesempatan. Dan skor 4 untuk siswa yang benar-benar rutin dan kerjasama penuh dalam kegiatan belajar khalifah Umar bin Khattab pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Penerapan strategi demonstrasi pada siklus satu masih kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut menurut informasi dari rekan sejawat dan analisa peneliti dikarenakan adanya hal-hal yang mengganggu kerjasama siswa pada pembelajaran. Hambatan tersebut adalah :

a. Pada tahap siswa menyimak kegiatan rutinitas menghafal kembali materi pelajaran tentang sejarah khalifah Umar Bin Khattab, siswa saling adu argument yang tidak terfokus sehingga konsentrasi siswa tidak maksimal.

b. Siswa belum benar-benar mengerti tata cara pelaksanaan metode Demonstrasi menggunakan media film pada kegiatan belajar sejarah kebudayaan Islam.

c. Alokasi waktu pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat sedikit sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi tidak dapat berjalan maksimal.

Hasil observasi ini dijadikan landasan untuk perbaikan rencana pada tahapan atau siklus berikutnya untuk menentukan langkah-langkah yang dirasa perlu oleh peneliti agar dapat diterapkan pada proses pembelajaran siswa.

Tabel. 4.4 Nilai Prestasi Memahami Materi Pada Siklus I

No. Nilai

Siswa Jumlah Prosentase

1 < 39 0 0 % 2 40-49 0 0 % 3 50-59 13 48.1% 4 60-69 4 14.8 % 5 70-79 8 29.6 % 6 80-89 0 0 % 7 90-100 2 7.4 % Jumlah 27 100 %

Siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum penerapan strategi Demonstrasi. Dan nilai individu siswa juga lebih meningkat, dengan data nilai individual siswa terlampir. Siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 37.0%. Dan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa atau 63,0%. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 62.2 naik 8.2 % dari sebelum penerapan strategi demonstrasi guru bidang studi sejarah kebudayaan Islam menerapkan metode pembelajaran biasa (konvensional) yaitu mengutamakan tehnik berceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Perbandingan siswa yang tuntas dan yang belum tuntas seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

Grafik 4.2 ketuntasan Nilai siswa pada Siklus I

Siswa yang telah tuntas kurang dari separuh jumlah siswa, ini berarti masih jauh dari target ketuntasan yang kita tetapkan yaitu lebih dari atau sama dengan 71 % dari

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Nilai Siswa Tuntas Belum Tuntas

(8)

semua siswa kelas XI MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak. Namun demikian telah nampak adanya peningkatan yang cukup baik. Yakni dari presentase nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 54 % meningkat menjadi 62,2%.

3. Siklus II

Pada siklus ke II diperoleh data dari lembar observasi tentang rutinitas siswa dalam belajar dan bekerjasama dalam satu kelompok pada materi sejarah khalifah Umar bin Khattab menggunakan metode demonstrasi menggunakan media film yaitu sebagai berikut :

Tabel.4.5. Rutinitas Menghafal Siswa pada Siklus II No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 0 0 % 2 Cukup 12 44,4 % 3 Baik 7 25,9 % 4 Baik Sekali 8 29,6 % Jumlah 27 100 %

Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat. Sebanyak 12 atau 44.4% siswa telah cukup rutin menghafal materi sejarah khalifah Umar bin Khattab. Dan 7 siswa atau 25,9 % rutinitasnya terfokus menghafalnya materi khalifah Umar bin Khattab. Serta 8 siswa atau 29,6 % siswa sangat fokus menghafal materi khalifah Umar bin Khattab. Data kerjasama siswa pada siklus II sebagai berikut :

Tabel. 4.6. Kerjasama Siswa pada Siklus II No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 3 11,1 % 2 Cukup 8 29,6 % 3 Baik 7 25,9 % 4 Baik Sekali 9 33,3 % Jumlah 27 100 %

Tingkat rutinitas dan kerjasama siswa pada siklus II lebih meningkat di banding pada siklus I, menurut informasi dari rekan sejawat dan analisa peneliti hal ini dikarenakan :

a. Siswa telah mengetahui dan memahami materi khalifah Umar bin Khattab setelah guru menerapkan tindakan pembelajaran yang mengaplikasikan metode pembelajaran Demonstrasi pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan media film yaitu siswa diberikan kesempatan untuk melihat film sejarah khalifah Umar bin Khattab menggunakan in focus sehigga siswa dengan seksama melihat dan menyaksikan rangkaian peristiwa tentang sejarah perkembangan Islam dimasa Umar bin Khattab dengan demikian siswa diharapkan mampu memahami dan mengerti serta memetik pelajaran yang ada pada perilaku dan watak khalifah Umar bin Khattab.

b. Siswa yang membuat kegaduhan atau melakukan aktivitas lain diluar materi pelajaran dijadikan ketua dalam kelompoknya sehingga membuat suasana tenang dan fokus dalam bekerja sama serta membentuk rasa tanggung jawab bagi siswa.

c. Siswa yang tidak aktif ditempatkan diantara siswa yang aktif sehingga meningkatkan rutinitas mengulang kembali dan memahami materi khalifah Umar bin Khattab.

Dari instrument tes memahami materi khalifah Umar bin Khattab didapatkan data nilai sebagai berikut :

(9)

Tabel. 4.7 Nilai Prestasi menghafal Siswa pada Siklus II

No. Nilai

Siswa Jumlah Prosentase

1 < 39 0 0 % 2 40-49 0 0 % 3 50-59 0 0 % 4 60-69 6 22,2 % 5 70-79 7 25,9 % 6 80-89 11 40,7 % 7 90-100 3 11,1 % Jumlah 27 100 %

Nilai individual siswa meningkat dari siklus I. Tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 6 atau 22,2 % yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelasnya adalah 78,1 berarti ada kenaikan 15,9 % dari siklus I. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap enam siswa yang belum tuntas, dua diantaranya bukanlah siswa yang memiliki intelegensi rendah akan tetapi memiliki sifat cuek, kurang tanggung jawab dan kurang taat dalam peraturan. Sedangkan dua di antaranya memiliki intelegensi sedang dan rendah. Hal ini terbukti bahwa indikator nilai pada semua mata pelajaran menunjukkan demikian. Namun demikian siswa yang intelegensinya rendah justru memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari materi khalifah Umar bin Khattab. Hal ini dapat peneliti simpulkan berdasarkan hasil observasi rutinitas siswa yang menunjukkan baik dan kerjasama yang cukup.

Untuk mempermudah peneliti membandingkan siswa yang memiliki nilai tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Grafik 4.3 Ketuntasan Nilai siswa pada Siklus II

Grafik 4.2 ketuntasan Nilai siswa pada Siklus I

4. Siklus III

Pada pelaksanaan Siklus III dapat dilihat data sebagai berikut :

Tabel.4.8. Rutinitas Menghafal Siswa pada Siklus III

No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 0 0 % 2 Cukup 0 0 % 3 Baik 10 37,0 % 4 Baik Sekali 17 63,0 % Jumlah 27 100 %

Tabel. 4.9. Kerjasama Siswa pada Siklus III No. Rutinitas Siswa Jumlah Siswa Prosentase 1 Kurang 0 0 % 2 Cukup 1 3,7 % 3 Baik 8 29,6 % 4 Baik Sekali 18 66,6 % Jumlah 27 100 % 0 5 10 15 20 25 Tuntas Belum Tuntas

(10)

Rutinitas dan kerjasama siswa dalam menghafal materi sejarah khalifah Umar bin Khattab pada siklus III sudah menunjukkan arah yang baik.Terlihat pada tabel rutinitas siswa tidak ada siswa yang mendapat skor 1 dan 2. Rata-rata siswa mendapat skor 3 dan 4, akan tetapi pada aspek kerja sama siswa pada siklus III masih ditemukan skor 2. Hal ini dikarenakan karakter dari individu siswa tersebut memang pendiam dan suka menyendiri sehingga kerja sama dengan teman kurang namun demikian rutinitasnya dalam menghafal cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan strategi Demonstrasi dapat meningkatkan rutinitas dan kerja sama yang baik siswa dalam pembelajaran materi khalifah Umar bin Khattab mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hasil analisis tersebut berdasarkan :

a. Pada pelaksanaan siklus III siswa telah memahami materi sejarah khalifah Umar bin Khattab dengan dibimbing langsung oleh guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam melalui media pembelajaran in focus dengan metode demonstrasi.

b. Pada siklus III disediakan reward (penghargaan) oleh guru sehingga menambah motivasi semangat siswa untuk meraih nilai terbaik dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terutama meningkatkan pemahaman terhadap materi sejarah khalifah Umar bin Khattab.

c. Ketua kelompok diskusi dipilih dari siswa yang belum aktif sehingga dapat menjadi pengalaman berharga bagi diri siswa yang bersangkutan dan memaksakan dirinya harus aktif dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam terutama sekali menggunakan metode demonstrasi. d. Presentasi siswa dibuat berkolaborasi

yaitu melibatkan partisipasi aktif siswa

dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dengan demikian akan menambah konsentrasi siswa dalam memahami materi khalifah Umar bin Khattab secara audio visual.

Nilai yang diperoleh siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.10 Nilai Prestasi Siswa Pada Siklus III

No. Nilai

Siswa Jumlah Prosentase

1 < 39 0 0 % 2 40-49 0 0 % 3 50-59 0 0 % 4 60-69 0 0 % 5 70-79 4 14,8 % 6 80-89 9 33,3 % 7 90-100 14 51,8 % Jumlah 27 100 %

Nilai yang diperoleh siswa pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus II. Pada siklus III semua siswa memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Jadi secara keseluruhan nilai siswa mengalami penuntasan tanpa terkecuali. Semua kekurangan dan kelemahan siswa dapat ditemukan dan diatasi teutama dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi. Pada dasarnya masing-masing siswa memiliki kekurangan dan kelebihan yang saling melengkapi. Hal ini sesuai dengan target peneliti yaitu lebih dari atau sama dengan 75 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Rata-rata kelas pada siklus III mengalami peningkatan sabesar 11,7 % dari siklus II. Pada siklus III diperoleh rata-rata

(11)

kelas sebesar 89,8. Siswa yang mendapat nilai pada interval 90-100 juga meningkat yaitu ada sebanyak 27 orang siswa.

Untuk mempermudah peneliti membandingkan siswa yang memiliki nilai tuntas dan yang belum tuntas pada siklus III dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.4 Ketuntasan Nilai siswa pada Siklus III

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian dari mulai pra siklus sampai pada siklus ke III dalam penelitian diatas maka data nilai prestasi belajar dalam memahami materi khalifah Umar bin Khattab pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut:

Grafik 4.5. Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus sampai dengan siklus III Dari hasil ketuntasan diatas dapat di

jelaskan pada pra siklus 54 % siswa yang tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 62,2 % siswa yang tuntas dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada materi khalifah Umar bin Khattab. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam yaitu 78,1 % dari kelas XI MAS Tarbiyah Waladiyah Pulau Banyak. Kemudian dianalisis dari siklus III ketuntasan siswa mencapai 89,8 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dari pra siklus sampai pada siklus III mengalami peningkatan secara bertahap.

Jika dilihat dari rutinitas dan kerja sama siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada materi khalifah Umar bin Khattab dengan menggunakan metode demonstrasi juga mengalami peningkatan seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini :

Grafik 4.5. Rutinitas Menghafal Siswa dari Siklus I sampai dengan siklus III

Untuk menambah keabsahan data yang didapat dari hasil analisis data secara kuantitatif maka peneliti juga menambahkan data secara kualitatif dalam bentuk melakukan observasi terhadap siswa untuk mengetahui rutinitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan sistem bekerjasama dalam satu kelompok yaitu demonstrasi. 0 5 10 15 20 25 30 Nilai Siswa Tuntas 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Siklus 0 5 10 15 20

siklus I Siklus II Siklus III Kurang baik Cukup Baik Sangat Baik

(12)

Grafik 4.6. Rutinitas Menghafal Siswa dari Siklus I sampai dengan siklus III Prestasi siswa dalam mengulangi materi khalifah Umar bin Khattab tidak hanya dipengaruhi dan ditentukan oleh penggunaan suatu metode atau strategi pembelajaran saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor bakat, minat, tingkat pengetahuan, karakteristik belajar siswa dan juga ketepatan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar dan mengajar. Sebagai contoh ditemukannya siswa yang kurang aktif dalam bekerja sama di kelompok diskusi namun siswa tersebut tetap mendapat nilai diatas KKM yang telah ditetapkan. Ini berarti siswa tersebut memiliki karakter belajar tersendiri.

4. KESIMPULAN

Dari data hasil observasi yang diperoleh dari Siklus I Sampai Siklus III motivasi siswa dalam mempelajari materi khalifah Umar bin Khattab mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya peningkatan secara bertahap pada tiap-tiap siklusnya baik pada aspek rutinitas maupun kerjasama siswa dalam memahami materi khalifah Umar bin Khattab.

a. Tingkat rutinitas siswa pada siklus I baru mencapai 47 poin. Pada siklus II

meningkat lagi menjadi 77 poin, jadi ada peningkatan 30 poin dari siklus I. Kemudian pada siklus III meningkat sampai 98 poin, ada kenaikan 22 poin dari siklus II. Jadi dari siklus I sampai dengan siklus III ada kenaikan skor sebesar 51 poin.

b. Tingkat kerjasama siswa pada siklus I sebesar 51 poin. Pada siklus II meningkat menjadi 76 poin jadi ada kenaikan sebesar 25 poin pada siklus III skor yg dicapai sebesar 98 poin, sehingga naik 22 poin dari siklus II, jika dihitung dari siklus I sampai dengan siklus III ada kenaikan skor sebesar 47 poin.

c. Peningkatan kemampuan memahami sejarah Kebudayaan Islam siswa di kelas XI MAS Tarbiyah Waladiyah Tahun Ajaran 2015/2016 mengalami peningkatan dengan menggunakan strategi Demonstrasi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam spesifikasi memahami materi khalifah Umar bin Khattab dari simpulan data yang didapat yaitu :

1. Pada pra siklus ketuntasan mencapai 54 % yaitu sebanyak 5 orang siswa mendapatkan ketuntasan nilai. 2. Pada siklus I dicapai prosentase

ketuntasan sebesar 62,2 % yaitu sebanyak 10 orang siswa mendapatkan ketuntasan nilai. 3. Pada siklus II dicapai prosentase

ketuntasan belajar sebesar 78,1 % yaitu sebanyak 21 orang siswa mendapatkan ketuntasan nilai. 4. Pada siklus III dicapai ketuntasan

belajar sebesar 89,8 % meningkat dari siklus II. Yaitu keseluruhan siswa mendapatkan ketuntasan nilai Presentase didapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) yaitu 70 untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Nilai

0 5 10 15 20

Siklus I Siklus IISiklus III

Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

(13)

ketuntasan prestasi memahami materi khalifah Umar bin Khattab oleh siswa sebagai indikator tingkat pencapaian prestasi belajar. Nilai individual siswa juga semakin meningkat.

5. SARAN

Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan persiapan diri untuk menjadi seorang guru harus memiliki potensi dan menambah wawasan peneliti tentang proses belajar mengajar di dalam kelas dengan menggunakan metode demontrasi

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini mulai awal ketika observasi maupun pada proses penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan, Jakarta:Rieneka Cipta.

[2] Arikunto, Suharsimi, 2015. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

[3] Basyiruddin, M. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press. [4] Bina, Ahda. 2013. Jurus Jita Agar Anak Rajin Shalat dan Cepat Menghafal Al-Qur’an, Malang, Ahad Book. [5] Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian

Tindakan Kelas, Yogyakarta : Araska.

[6] Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Jakarta : Gaung persada.

[7] Idrus, Ali. 2009. Manajemen Pendidikan Global, Jakarta : Gaung Persada.

[8] Muslihah, Eneng. 2011. Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Diadit Media. [9] Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam,

Jakarta:Kalam Mulia.

[10] Soetjipto, 2007. Profesi Keguruan, Jakarta:PT. Rineka Cipta.

[11] Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Mas Media Buana Pustaka.

[12] Syukur, Yanuardi. 2014. Anies Baswedan Mendidik Indonesia, Yogyakarta : Giga Pustaka.

[13] Yamin, Martinis. 2010. Strategi

Pembelajaran Berbasis

Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada.

[14] Yamin, Martinis. 2011. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada Press.

Gambar

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus  No.
Tabel . 4.2. Rutinitas Siswa Mengulang  Kembali Materi Pelajaran Siklus I  No.  Rutinitas  Siswa  Jumlah Siswa  Prosentase  1  Kurang   13  48,1%  2  Cukup   8  29,6 %  3  Baik   6  22,2 %  4  Baik  Sekali  0  0 %  Jumlah  27  100 %
Grafik 4.2 ketuntasan Nilai siswa pada  Siklus I
Grafik 4.3 Ketuntasan Nilai siswa  pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Tahun Pelajaran

MATA PELAJARAN : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM.. (

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Tahun Pelajaran :

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Tahun Pelajaran

pembelajaran dalam mata pelajaran Fiqh, Qur’an -Hadits, Aqidah Akhlaq dan Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk mengetahui penysunan silabus dan RPP sebagai acuan

Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah di Kelas VIII B MTs

Judul : Hubungan Intensitas Penggunaan Internet Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs N Lubuk Pakam.. Pembimbing I

Hasil dan Pembahasan Pengaruh Media Augmented Reality AR Terhadap Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam SKI Proses belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam SKI kelas VIII di