• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PERHUBUNGAN KAB. BANDUNG Jl. Gandasari No. 151 Telp Fax Katapang website: dishub.bandungkab.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS PERHUBUNGAN KAB. BANDUNG Jl. Gandasari No. 151 Telp Fax Katapang website: dishub.bandungkab.go.id"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

S U R A T K E P U T U S A N

Nomor : 050/ 2279/ Sekr.

TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016 – 2021

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Menimbang : a. bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas

fungsi perangkat daerah.

b. bahwa tahapan perencanaan bagan struktur organisasi perangkat daerah

dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017

belum selesai dan belum ditetapkan dengan Peraturan Bupati, sehingga

penetapan RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah

melebihi waktu 7 (tujuh) hari setelah RENSTRA SKPD disahkan oleh

Kepala Daerah.

c. bahwa Peraturan Bupati Bandung tentang RENSTRA Perangkat Daerah

Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021 telah ditetapkan pada

Tanggal 16 September 2016, dan selanjutnya harus ditindaklanjuti

dengan Penetapan RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat

Daerah untuk dijadikan pedoman di lingkungan perangkat daerah dalam

menyusun program dan kegiatan prioritas di Tahun 2016 - 2021.

d. bahwa untuk menetapkan RENSTRA Perangkat Daerah perlu dibuatkan

Keputusan Kepala Dinas.

Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

Tanggal 15 Juni 2016.

3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

tahapan, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

4. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung

Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 Agustus 2016.

5. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah, Tanggal 14 September 2016.

6. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD

Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 28 Mei 2016.

7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan

Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA

Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016, Tanggal 15 September 2016.

(4)

8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang RENSTRA

Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16

September 2016.

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang Perubahan

Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD

Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 10 Oktober 2016.

10. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/2352A/BAPPEDA Tanggal 21

Desember 2015 tentang Agenda Penyusunan Perencanaan Kabupaten

Bandung Tahun 2017.

Memutuskan

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

KETIGA

:

:

:

:

Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021,

untuk digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja di Dinas Perhubungan

Kabupaten Bandung dalam menyusun program dan kegiatan prioritas di

Tahun 2016 – 2021.

Keputusan dan dokumen RENSTRA Dinas Perhubungan Kabupaten

Bandung Tahun 2016 – 2021 yang menjadi lampiran keputusan ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Soreang

Pada Tanggal : 27 Oktober 2016

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN BANDUNG

Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.

NIP. 19631020 198503 1 007

Lampiran:

(5)

S U R A T K E P U T U S A N

Nomor : 050/ 2565 / Sekr.

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERANGKAT DAERAH

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2016 – 2020

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Menimbang : a. bahwa RENSTRA DISHUB Kab. Bandung telah ditetapkan.

b. bahwa program dan kegiatan yang ditetapkan dalam RENSTRA ditujukan

untuk mencapai tujuan dan sasaran Perangkat Daerah, untuk mendukung

serta menopang tujuan dan sasaran Kepala Daerah.

c. bahwa pencapaian tujuan dan sasaran dimaksud pada poin (b) harus

terukur berdasarkan indikator kinerja.

d. bahwa perjanjian kinerja antara Kepala Daerah dengan Kepala Perangkat

Daerah, dan seterusnya ke jenjang terendah, yang merupakan komitmen

integritas, akuntabilitas, dan kinerja harus disusun berdasarkan

indikator kinerja yang terukur/akuntabel, sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

e. bahwa indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada poin (c) dan (d)

harus ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) Perangkat

Daerah, dan perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat

Daerah.

Mengingat

:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator

Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja

Utama.

5. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung

Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16 Agustus 2016.

6. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah, Tanggal 14 September 2016.

7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan

Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA

Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016, Tanggal 15 September 2016.

(6)

8. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang RENSTRA

Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021, Tanggal 16

September 2016.

9. Surat Edaran Bupati Bandung Nomor 050/2352A/BAPPEDA Tanggal 21

Desember 2015 tentang Agenda Penyusunan Perencanaan Kabupaten

Bandung Tahun 2017.

10. Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung

Nomor 050/2279/Sekr Tanggal 27 Oktober 2016 tentang Penetapan

Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 Dinas Perhubungan Kabupaten

Bandung.

Memutuskan

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

KETIGA

:

:

:

:

Indikator Kinerja Utama Dinas Perhubungan Tahun 2016 sampai dengan

Tahun 2020, untuk dipedomani komitmen dan kesepakatan antara

penerima amanah dengan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu

berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang

tersedia.

Indikator Kinerja Utama digunakan sebagai pedoman penyusunan

perjanjian kinerja tahunan antara Bupati Bandung dengan Kepala Dinas,

serta antara pimpinan yang lebih tinggi dengan bawahan yang lebih

rendah dalam unit kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung.

Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Soreang

Pada Tanggal : 24 November 2016

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN BANDUNG

Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.

NIP. 19631020 198503 1 007

Lampiran:

(7)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

16,01 20,79 26,97 29,48 32,00 Rata-rata

*Target 100%

1.784 11,03 2.164 13,38 2.579 15,95 2.729 16,87 2.894 17,89  Rambu lalu lintas (16.170 unit)

72.625 2,34 78.246 2,52 86.446 2,79 94.646 3,05 102.846 3,31  Marka Jalan (3.108.875 meter1)

42 30,22 58 41,73 68 48,93 78 56,12 88 63,32  Warning Light (139 unit)

5 16,13 5 16,13 7 22,58 9 29,03 11 35,49  Traffic Light (31 unit)

178 15,41 229 19,83 279 24,15 329 28,48 379 32,81  Guardrail (1.155 beam )

43 5,17 112 13,48 132 15,87 152 18,28 172 20,68  Cermin Tikungan (831 buah)

758 34,27 784 35,44 799 36,12 814 36,80 829 37,48  Traffic cone , water barrier dan rambu portable (2.212 buah)

6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35 6 19,35  Kamera pantau lalu lintas (31 titik)

0,75 1,21 0,75 1,21 4 6,05 7 10,89 10 15,73  Lajur sepeda (62 km)

98 35,38 133 48,01 148 53,43 163 58,85 178 64,26  Zebra cross dan ZoSS (277 titik)

2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33  Pelican Crossing (15 unit)

85 3,12 93 3,41 97 3,56 101 3,71 105 3,85  Halte dan shelter (2.728 unit)

656 21,22 1.312 42,45 2.735 88,47 2.735 88,47 2.735 88,47  Ruang parkir on dan off street (3.091 SRP)

2 Tingkat pencapaian target PAD

Bidang Perhubungan (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Ketersediaan layanan angkutan

umum (seat per hari) 358.158 520.458 666.467 812.476 958.486  Target Tahun 2016 berdasarkan data primer

4 Jumlah pengguna angkutan umum

(penumpang per hari) 262.114 364.321 466.527 568.734 670.940  Target Tahun 2016 berdasarkan data primer

5 Tingkat ketersediaan ruang

operasional terminal 31.256 53,79 31.256 53,79 31.256 53,79 32.044 55,15 33.417 57,51

 Total kebutuhan luas lahan dan gedung 9 terminal di Kab. Bandung

58.108 m2

 Kolom nilai adalah luas lahan dan gedung yang efektif digunakan di 9

terminal eksisting 6

Tingkat kelaikan jalan sarana transportasi (% kendaraan wajib uji yang melaksanakan uji baru dan uji berkala)

100 100 100 100 100

No.

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kab. Bandung Nomor: 050/2565/Sekr Tanggal: 24 November 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PERHUBUNGAN TAHUN 2016 SAMPAI DENGAN TAHUN 2020

2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5)

Urusan Pemerintahan: Bidang Perhubungan

1 Tingkat ketersediaan perlengkapan

jalan (%)

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan 2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2)

(8)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

No. Indikator Kinerja Utama(IKU) 2018 (Tahun 3) 2019 (Tahun 4) 2020 (Tahun 5) Target Kinerja Sasaran pada Tahun

Keterangan 2016 (Tahun 1) 2017 (Tahun 2)

7

Penurunan ratio jumlah pelanggaran lalu lintas terhadap LHR dibanding tahun 0 (%)

10 11 12 13 14Jumlah Pelanggaran Tahun 2015 sebanyak 168.038 kasus (yang terjaring

pada saat Operasi Wasdal Lalin)

8 Jumlah hari yang dampak LLAJ-nya

terkendali (hari) 366 100 365 100 365 100 365 100 366 100

9

Peningkatan peran serta

stakeholders dalam pembinaan

keselamatan lalu lintas dari Tahun 0 (%)

10.887 38,46 11.401 45,00 15.212 55,00 16.512 65,00 21.109 75,00

% peningkatan peran serta stakeholders adalah peningkatan jumlah

follower dan visitor fasilitas informasi lalu lintas dan angkutan

(website,fb,fanspage,instagram,tweeter), serta jumlah partisipan aktif Forum LLAJ dan WTN s.d. tahun rencana dibandingkan dengan jumlah di Tahun 0

10

Peningkatan jumlah kendaraan melakukan uji emisi dibanding Tahun 0 (%)

417 53,87 379 40 433 60 487 80 542 100Jumlah Kendaraan melakukan uji emisi di tahun 0 (2015 = 271 kendaraan)

Nilai tahun 2016 = realisasi

11 Nilai rata-rata kinerja pegawai

pada LPTJ/SKP pegawai 90 91 92 93 95

12 IKM terhadap pelayanan publik

bidang perhubungan 3,4 3,7 3,8 3,9 4 tahun 2014 dan 2015 belum dilaksanakan survey IKM

13

Tingkat kesiapan pengelolaan retribusi pengendalian menara telekomunikasi

55,56

14 Persentase perencanaan penataan

infrastruktur postel 37,50

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG

Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.

indikator tahun 2016

tahun 2017 dst. kewenangan dihilangkan dari DISHUB berdasarkan UU

No. 23 Tahun 2014 Manajemen Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Berkah

Karunia-Nya, Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung

Tahun 2016 - 2021 dapat disusun dengan baik tepat pada waktunya. Penyusunan

RENSTRA ini dilakukan seiring dengan agenda restrukturisasi kelembagaan perangkat

daerah di Kabupaten Bandung, sehingga dalam prosesnya berlaku pedoman transisi

dan kaidah pelaksanaan sebagaimana BAB 10 RPJMD Kabupaten Bandung

Tahun 2016 – 2021 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang

Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA

Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016.

Dokumen RENSTRA beserta naskah penetapannya merupakan satu kesatuan

utuh, yang menjadi dasar bagi penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas

Perhubungan Kabupaten Bandung untuk Tahun 2016 s.d. 2020, menjadi pedoman

dalam penyusunan perjanjian kinerja antara Kepala Perangkat Daerah sampai dengan

tingkat terbawah di Dinas Perhubungan Kab. Bandung dengan pimpinannya, serta

menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perhubungan Kab.

Bandung hingga Tahun 2020. Dokumen ini menjadi acuan komitmen bagi seluruh

stakeholder bidang perhubungan di Kabupaten Bandung dalam pencapaian tujuan,

sasaran dan program dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Kami menyadari bahwa dokumen ini masih memiliki kekurangan, baik

disebabkan oleh keterbatasan sumber daya tim penyusun, maupun dikarenakan

keterbatasan ketersediaan anggaran yang tidak sebanding dengan kebutuhan

pembangunan bidang perhubungan. Namun pun demikian pada akhirnya, dengan

telah disusun dan ditetapkannya dokumen RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun

2016 – 2021, diharapkan Pemerintah Kabupaten Bandung tetap dapat memberikan

kinerja yang berkontribusi bagi kemaslahatan aparatur sipil negara serta bagi

umat/masyarakat di Kabupaten Bandung. Aammiin.

Soreang, 27 Oktober 2016

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN BANDUNG

Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si.

NIP. 19631020 198503 1 007

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR TABEL

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

I-1

B. Landasan Hukum

I-5

C. Maksud dan Tujuan

I-8

D. Sistematika Penulisan

I-8

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dishub Kab. Bandung

II-1

B. Sumberdaya Dishub Kabupaten Bandung

II-33

C. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

II-37

D. Tantangan dan Peluang Pegembangan Pelayanan Dishub Kab. Bandung II-43

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

III-1

Pelayanan Dishub Kab. Bandung

B. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Bandung

III-3

C. Telaahan Renstra Kementrian Perhubungan Tahun 2015 – 2019

III-10

(KM Nomor: KP 430 Tahun 2015)

D. Telaahan Renstra Dishub Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018

III-10

E. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

III-18

Strategis Kabupaten Bandung

F. Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten Bandung

III-21

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi Bupati Bandung

IV-1

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dishub Kab. Bandung

IV-2

(11)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

V-1

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA

VI-1

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1 Rancangan BSO Dishub Kab. Bandung Mulai Tahun 2017

I-2

Gambar I-2 BSO Dishub Kab. Bandung Eksisting

I-3

Gambar III-1 Moda Split di Kab. Bandung Tahun 2013

III-29

Gambar III-2 Maksud Perjalanan di Kab. Bandung Tahun 2013

III-30

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL II-1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan

II-33

TABEL II-2

Data Terminal Penumpang Umum di Kab. Bandung

II-36

TABEL II-3

Pencapaian Kinerja Pencapaian Dishub Kab. Bandung

II-38

berdasarkan Renstra 2010 - 2020

TABEL II-4

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dishub Kab. Bandung

II-42

Periode Renstra 2010-2015

TABEL III-1

Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Dishub Kab. Bandung

III-2

TABEL III-2

Demografi Kabupaten Bandung

III-21

TABEL III-3

Pertumbuhan Kendaraan Bermotor

III-24

TABEL III-4

Profil Perjalanan di Kabupaten Bandung

III-25

TABEL III-5

Prediksi Jumlah Penduduk per Zona di Kab. Bandung Th 2016-2021

III-32

TABEL III-6

Proyeksi Perjalanan di Kab. Bandung untuk Tahun 2016-2021

III-35

TABEL III-7

Growth Rate dari pada Jumlah Perjalanan di Kab. Bandung

III-36

TABEL III-8

Trip Rate di Kab. Bandung Tahun 2016 - 2021

III-37

TABEL III-9

Crow Fly Distance Ratio Tertimbang di Kab. Bandung

III-38

TABEL III-10 Road Density di Kab. Bandung

III-40

TABEL III-11 Tingkat Pelayanan Jalan di Kab. Bandung

III-44

TABEL III-12 Load Factor Angkutan Penumpang Umum di Kab. Bandung

III-45

TABEL III-13 Data Kecelakaan Lalu Lintas 2011 s.d. 2015

III-49

TABEL IV-1 Ekspektasi Moda Share di Kab. Bandung terhadap Target

IV-5

Penyediaan Layanan Angkutan Umum

TABEL IV-2 Tingkat Ketersediaan Gedung Parkir Off-Street

IV-6

TABEL IV-3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan

IV-8

Dishub Kab. Bandung Tahun 2016 - 2020

TABEL IV-4 Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Th 2016 - 2020

IV-9

TABEL V-1

Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

V-2

Sasaran dan Pendanaan Indikatif

TABEL V-2

Perbedaan Kode Rekening Kegiatan dan Pagu Indikatif Th 2016 - 2020

V-3

TABEL VI-1 Indikator Kinerja Dishub yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD VI-5

TABEL VI-2 Target Capaian Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang

VI-10

(14)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A.

LATAR BELAKANG

Berdasar amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan berpedoman pada RPJMD. Rencana Strategis Perangkat Daerah (RENSTRA) memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah. Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam RENSTRA diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam RENSTRA Kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional. RENSTRA Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada setelah RPJMD ditetapkan. RENSTRA Perangkat Daerah kemudian dirumuskan ke dalam rancangan rencana kerja perangkat daerah (RENJA) dan digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan RKPD. RENJA merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

Walaupun PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, ditetapkan lebih awal dan tidak mengacu pada UU No. 23 Tahun 2014, untuk hal-hal yang tidak bertentangan di dalam keduanya masih dijadikan acuan dalam penyusunan RENSTRA Dinas Perhubungan Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021. Dokumen RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 disusun untuk periode 5 (lima) tahun tahapan program kegiatan dari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020 – bukan sampai dengan Tahun 2021. Judul dokumen menunjukkan bahwa periode RENSTRA berakhir di Tahun 2021, dikarenakan jabatan Bupati Bandung berakhir di Bulan Februari Tahun 2021.

RENSTRA ini sangat dipengaruhi oleh perubahan signifikan terkait pembagian urusan pemerintahan, sebagaimana ketetapan dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menimbang bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas fungsi perangkat daerah, sementara tahapan perencanaan bagan struktur organisasi perangkat daerah dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017 belum

(15)

diselaraskan dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 yang ditetapkan pada Tanggal 15 September 2016, tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016.

Pendekatan program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan dalam RENSTRA Perangkat Daerah disusun berdasarkan:

1. pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu;

2. kerangka pendanaan dan pagu indikatif; dan

3. urusan wajib yang mengacu pada standar pelayanan minimal (SPM) sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab perangkat daerah.

Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kinerja adalah bahwa program dan kegiatan yang direncanakan mengutamakan keluaran/hasil yang terukur, dan pengalokasian sumberdaya dalam anggaran untuk melaksanakannya, secara efektif dan efisien telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perumusan capaian kinerja setiap program dan kegiatan, harus berpedoman pada rencana pencapaian SPM berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan kemampuan daerah. Walaupun memang, untuk urusan perhubungan sudah tidak terikat lagi dengan SPM, dikarenakan UU No. 23 Tahun 2014 mengkategorikan urusan perhubungan sebagai urusan wajib yang tidak berkaitan dengan ‘Pelayanan Dasar’, sementara SPM adalah ketentuan mengenai standar minimal mutu ‘Pelayanan Dasar’ yang berhak diperoleh warga.

Kerangka pengeluaran jangka menengah menekankan pengambilan keputusan terhadap program dan kegiatan prioritas pembangunan, mempertimbangkan perspektif penganggaran lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi terhadap pendanaan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju. Perencanaan dan penganggaran terpadu mengarahkan pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan, merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat, untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah.

Pagu indikatif yang disusun dalam RENSTRA merupakan jumlah dana yang tersedia untuk mendanai program dan kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pagu indikatif dimaksud digunakan untuk penyusunan RENJA.

(16)

Adapun keterkaitan antara RENSTRA dengan RPJMD adalah bahwa, kebijakan umum dalam RPJMD dijadikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, dan menjadi pedoman bagi perangkat daerah dalam menyusun program dan kegiatan strategis. RENSTRA disusun sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah, berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.

Muatan lain dalam RPJMD yang harus dipedomani dalam menyusun RENSTRA adalah: 1. visi, misi, dan program kepala daerah;

2. arah kebijakan keuangan daerah; 3. strategi pembangunan daerah; 4. kebijakan umum;

5. program PD; 6. program lintas PD; 7. program kewilayahan;

8. rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif; dan 9. rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

yang mana dari muatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa RENSTRA dan RPJMD memiliki orientasi waktu yang sama, dan ruang lingkup materi RENSTRA merupakan himpunan bagian dari RPJMD. Hubungan feed back juga terbangun antara RPJMD dengan RENSTRA, di mana RANWAL RPJMD menjadi pedoman perangkat daerah dalam menyusun Rancangan RENSTRA, sementara Rancangan RENSTRA Perangkat Daerah yang telah diverifikasi dijadikan bahan masukan untuk penyempurnaan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD. Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah serta indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan yang telah disepakati Bupati dan DPRD dalam RANWAL RPJMD menjadi acuan Kepala Perangkat Daerah untuk merumuskan kegiatan dalam Rancangan RENSTRA.

Rancangan RENSTRA disampaikan kepada BAPPEDA paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Surat Edaran Bupati terkait penyampaian RANWAL RPJMD diterima oleh perangkat daerah. BAPPEDA melakukan verifikasi terhadap Rancangan RENSTRA untuk mengintegrasikan dan menjamin kesesuaiannya dengan RANWAL RPJMD, antara lain dalam hal:

1. mitigasi isu srategis sesuai dengan tugas fungsi perangkat daerah; 2. penyelarasan visi, misi, tujuan dan sasaran;

(17)

5. penyelarasan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan. RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA menjadi pedoman penetapan RENSTRA dan penyusunan RKPD, serta digunakan sebagai instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

RENSTRA disusun dengan tahapan sebagai berikut: 1. persiapan penyusunan RENSTRA Perangkat Daerah; 2. penyusunan rancangan RENSTRA Perangkat Daerah;

3. penyusunan rancangan akhir RENSTRA Perangkat Daerah; dan 4. penetapan RENSTRA Perangkat Daerah.

Perumusan Rancangan RENSTRA merupakan proses yang tidak terpisahkan dan dilakukan bersamaan dengan tahap perumusan RANWAL RPJMD, dan salah satu tahapannya adalah pelaksanaan Forum SKPD.

Selain terkait dengan RPJMD, RKPD, dan RENJA sebagaimana diuraikan di atas, RENSTRA pun memiliki keterkaitan dengan RENSTRA Kementerian dan RENSTRA SKPD Provinsi, yang mana bahwa dalam merumuskan Rancangan RENSTRA harus mencakup di antaranya:

1. review RENSTRA Kementerian/Lembaga (dalam hal ini Kementerin Perhubungan); 2. review RENSTRA Perangkat Daerah Provinsi (dalam hal ini DISHUB Prov. Jabar); 3. penelaahan RTRW Kabupaten Bandung;

4. analisis terhadap dokumen hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).

Tahapan penyusunan RENSTRA terkait RPJMD secara utuh adalah sebagai berikut: 1. Penyajian RANWAL RPJMD.

2. Nota kesepakatan KUA-PPAS yang ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DPRD. 3. Perumusan Rancangan RENSTRA dan Forum SKPD.

4. Penyajian Rancangan RENSTRA untuk diverifikasi oleh BAPPEDA. 5. Penyajian Rancangan RPJMD dan Musrenbang Kabupaten.

6. Perumusan RANHIR RPJMD dan pembahasannya oleh seluruh Kepala PD, untuk memastikan program pembangunan jangka menengah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing PD telah tertampung dalam RANHIR RPJMD.

Pembahasan RANHIR RPJMD paling lambat dilakukan pada akhir bulan ke-4 setelah Bupati terpilih dilantik.

7. Konsultasi RANHIR RPJMD kepada Gubernur.

(18)

9. Penyajian RANHIR RENSTRA untuk diverifikasi oleh BAPPEDA.

10. Penghimpunan RANHIR RENSTRA seluruh perangkat daerah oleh BAPPEDA untuk diajukan kepada Bupati guna memperoleh pengesahan dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati, paling lama 1 bulan setelah PERDA tentang RPJMD ditetapkan.

11. Penetapan RENSTRA oleh Kepala Perangkat Daerah sebagai pedoman unit kerja di lingkungan perangkat daerah dalam menyusun Rancangan RENJA Perangkat Daerah, paling lama 7 hari setelah Keputusan Bupati tentang Pengesahan RENSTRA Perangkat Daerah.

Memperhatikan poin 11 di atas, yang dijadikanan catatan dalam RENSTRA ini adalah sebagaimana diuraikan dalam paragraph awal BAB ini, bahwa UU No. 23 Tahun 2014 mengamanatkan RENSTRA Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada – bukan disahkan dengan Keputusan Kepala Daerah sebagaimana Lampiran IV Permendagri No. 54 Tahun 2010. Dan menimbang bahwa RENSTRA Perangkat Daerah harus selaras dengan rincian tugas fungsi perangkat daerah, sementara tahapan perencanaan bagan struktur organisasi perangkat daerah dan rincian tugas fungsinya yang akan diberlakukan per Januari 2017 belum selesai dan belum ditetapkan dengan Peraturan Bupati, dengan demikian sehingga penetapan RENSTRA Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah melebihi waktu 7 (tujuh) hari setelah RENSTRA SKPD disahkan oleh Kepala Daerah.

B.

LANDASAN HUKUM

Penyusunan perencanaan dan penganggaran perangkat daerah DISHUB Kab. Bandung mengacu pada:

1. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

3. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 Tanggal 15 September 2016, tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah Berdasarkan PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016.

Adapun output outcome untuk perencanaan dan penganggaran yang dilaksanakan, merupakan penjabaran dari tugas fungsi urusan perhubungan, dengan mempedomani:

1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

2. UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. 3. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang.

(19)

4. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

5. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 6. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 7. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

8. PP RI Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

9. PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkerataapian. 10. PP No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. 11. PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan.

12. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian.

13. PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. 14. PP No. 37 Tahun 2011 tentang Forum LLAJ.

15. PP No. 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda.

16. PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

17. PP No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

18. PP No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. 19. PP No. 55 Tahun 2013 tentang Kendaraan.

20. PP No.74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.

21. PERPRES Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun RPJMN Tahun 2015 – 2019. 22. PERMENHUB Nomor PM. 83 Tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi.

23. PERMENHUB Nomor PM. 8 Tahun 2014 tentang Kompetensi Sumber Daya Manusia di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan.

24. KEPMENHUB Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemneterian Perhubungan Tahun 2015 – 2019.

25. PERDA Prov. Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.

26. PERDA Kab. Bandung Nomor 7 Tahun 2011 tentang RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025 (khususnya periode Tahun ketiga Tahun 2016 – 2020).

27. PERDA Kab. Bandung No. 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum. 28. PERDA Kab. Bandung No. 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha.

(20)

29. PERDA Kab. Bandung No. 13 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu. 30. PERDA Kab. Bandung No. 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Transportasi.

31. PERDA Kab. Bandung No. 7 Tahun 2016 (Tanggal 16 Agustus 2016) tentang RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021.

32. PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 (Tanggal 14 September 2016) tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

33. Keputusan Kepala DISHUB Prov. Jawa Barat Nomor 188.4/020A/KD-Sekre/2014 tentang RENSTRA DISHUB Prov. Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.

34. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2016 tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2017, Tanggal 28 Mei 2016

35. Peraturan Bupati Bandung Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penetapan RENSTRA Perangkat Daerah, Tgl 16 September 2016.

36. Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2016 tentang RKPD Perubahan Tahun 2017, tanggal 10 Oktober 2016.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008, DISHUB Kab. Bandung memiliki tugas dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan informatika. Tugas dalam pelaksanaan sebagian bidang komunikasi dan informatika merupakan fungsi salah satu seksi di Bidang Teknik Prasarana, yaitu Seksi Postel.

Namun mengingat UU NO. 23 Tahun 2014, bahwa:

1. Pembagian urusan komunikasi dan informatika untuk sub urusan pos di tingkat kabupaten tidak ada;

2. Fungsi yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 terkait pelaksanaan perhitungan teknis dasar penetapan retribusi IMB menara telekomunikasi sebagai bangunan sarana dan prasarana telekomunikasi, serta pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi (ducting, pengembangan jaringan fiber optic, dll.) dipertimbangkan DISHUB Kab. Bandung sebagai sub urusan di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, namun saat penetapan RENSTRA ini masih dalam proses pembahasan oleh tim penataan kelembagaan di Kab. Bandung;

3. Perbengkelan tidak lagi menjadi sub urusan perhubungan di tingkat kabupaten;

maka pentahapan program kegiatan terkait ke-3 hal tersebut dihilangkan mulai dari Tahun 2017, dan alokasi anggarannya digeser ke output kegiatan lainnya (bahkan selama

kegiatannya belum dilaksanakan, dalam penyusunan RENJA Perubahan Tahun 2016 pun sudah mulai diinventarisir untuk dijadikan objek pergeseran output kegiatan).

(21)

Atas amanat PERDA Kab. Bandung No. 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kebijakan Transisi dalam Rangka Penataan Perangkat Daerah, bahwa DISHUB Kab. Bandung merupakan perangkat daerah yang melaksanakan urusan perhubungan dan tidak mengelola urusan lainnya, maka pagu yang diindikasikan seluruhnya dialokasikan untuk pelaksanaan urusan perhubungan.

C.

MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan agar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan selama lima tahun dari Tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat:

1. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode RENSTRA Tahun 2010 – 2015.

2. Selaras dengan RPJPD dan RPJMD Kabupaten Bandung dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah urusan perhubungan.

3. Selaras dengan RENSTRA Kementerian Perhubungan dan DISHUB Provinsi Jawa Barat. 4. Merespon isu-isu strategis terkait urusan perhubungan dan sebagian urusan komunikasi

dan informasi.

5. Mengakomodir usulan program dan kegiatan dari masyarakat.

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai melalui Penyusunan RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 adalah untuk:

1. Memecahkan masalah bidang perhubungan yang dihadapi; serta

2. Menjawab isu-isu strategis terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung.

D.

SISTEMATIKA PENULISAN

Pokok bahasan dalam RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2021 serta susunan garis besar isi dokumen ini adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

Mengemukakan latar belakang penyusunan RENSTRA, landasan hukum, maksud tujuan, dan sistematika penulisannya.

(22)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) DISHUB Kab. Bandung, mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi DISHUB, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RENSTRA periode sebelumnya (2010 – 2015), mengemukakan capaian program prioritas DISHUB yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui RENSTRA ini.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Mengidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi, menelaah visi misi dan program Kepala Daerah terpilih, menelaah RENSTRA Kementerian dan RENSTRA DISHUB Provinsi Jawa Barat, menelaah RTRW dan KLHS, serta menentukan isi-isu strategis atas dasar implikasi dokumen-dokumen tersebut yang akan ditangani melalui RENSTRA ini.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Mengemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah, serta strategi dan kebijakan DISHUB Kab. Bandung dalam rangka mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Bupati Bandung sampai dengan masa akhir jabatannya.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Merumuskan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif untuk Tahun 2016 s.d. 2020.

BAB VI INDIKATOR KINERJA DISHUB KAB. BANDUNG YANG MENGACU

PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KAB. BANDUNG

Mengemukakan indikator kinerja DISHUB Kab. Bandung yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai DISHUB Kab. Bandung dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kab. Bandung.

(23)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG

A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DISHUB KAB. BANDUNG

Atas dasar PERDA Kab. Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, bahwa DISHUB Kab. Bandung merupakan Dinas Tipe A, yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan. PERDA tersebut mencabut PERDA Kab. Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung.

Pada saaat ditetapkannya RENSTRA ini, bagan struktur organisasi DISHUB Kab. Bandung dan rincian tugas fungsinya belum ditetapkan. Namun pun demikian, rancangan Peraturan Bupati Bandung tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Pelaksana Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar sudah disepakati antara tim restrukturisasi kelembagaan di internal DISHUB Kab. Bandung dengan tim di Kabupaten Bandung atas koordinasi Bagian Organisasi, pada rapat pembahasan finalisasi penetapan struktur organisasi Perangkat Daerah dan rencana pembentukan UPT sebagaimana Surat Asisten Administrasi Nomor 060/1990/Org Tanggal 11 Oktober 2016, yang mana struktur organisasi Dinas Perhubungan Kab. Bandung yang baru sudah menyesuaikan dengan rencana pembentukan UPTD bidang perhubungan. Namun pun demikian, pembentukan 9 UPTD Bidang Perhubungan (3 UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor, 3 UPTD Pengelolaan Parkir, 3 UPTD Pengelolaan Terminal) serta rancangan Peraturan Bupati tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja DISHUB Kab. Bandung belum selesai dibahas. Oleh karena itu, RENSTRA ini mengasumsikan struktur organisasi dan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung adalah sebagaimana konsep yang diusulkan oleh tim restrukturisasi kelembagaan di internal DISHUB.

Adapun yang menjadi catatan adalah:

1. Urusan perhubungan terkait alat penerangan jalan sebagai bagian dari perlengkapan jalan tidak menjadi tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung (catatan dari tim restrukturisasi kelembagaan tingkat Kab. Bandung).

2. Alokasi pagu yang diindikasikan sama sekali belum mengakomodir kebutuhan kegiatan dan anggarannya di UPTD. Sebelum ditetapkannya UPTD Bidang Perhubungan, maka kebutuhan kegiatan dan anggarannya diasumsikan diakomodir oleh Subag Umpeg dan ketiga seksi di Bidang Prasarana Perhubungan.

(24)

Gambar III-1:

(25)
(26)

Namun pun demikian, dikarenakan dokumen RENSTRA ini juga merekam program dan kegiatan di Tahun 2016, maka struktur organisasi dan tugas fungsi DISHUB Kab. Bandung

eksisting berdasarkan PERDA No. 20 Tahun 2007 dan Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 masih dijadikan sebagai dasar pengkajian atas program dan kegiatan di Tahun 2016. Adapun yang menjadi catatan adalah bahwa di Tahun 2016 masih terdapat

kegiatan pembinaan perbengkelan, yang mana berdasar UU No. 23 Tahun 2014 tidak lagi menjadi sub urusan bidang perhubungan. Selain itu juga, masih ada kegiatan terkait tugas fungsi DISHUB dalam pelaksanaan sebagian urusan komunikasi dan informasi.

Peraturan Bupati Bandung No. 5 Tahun 2008 menetapkan bahwa kebijakan teknis memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten Bandung merupakan tugas pokok Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung membawahkan: 1. Sekretariat, membawahkan:

a. Sub Bagian Penyusunan Program; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan;

dengan fungsi perencanaan, penetapan rumusan kebijakan, pelaporan dan evaluasi serta koordinasi pelayanan kesekretariatan, meliputi:

a. koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;

b. pelayanan administratif Dinas, pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan; c. pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;

d. pengelolaan administrasi kepegawaian; e. administrasi pengelolaan keuangan;

f. pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas; g. pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;

h. pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas.

(27)

2. Bidang Lalu Lintas, membawahkan: a. Seksi Manajemen Lalu Lintas; b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;

c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian; dengan fungsi:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan lalu lintas;

b. penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan;

c. penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas;

d. penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten;

e. penetapan penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di wilayah kabupaten;

f. penetapan penyelenggaraan andalalin di wilayah kabupaten;

g. penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan kabupaten;

h. penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan / atau yang menjadi isu kabupaten;

i. penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan kabupaten;

j. penetapan pengumpulan, pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas;

k. penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi;

l. penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan selektif; m. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas.

(28)

3. Bidang Angkutan, membawahkan: a. Seksi Angkutan Orang; b. Seksi Angkutan barang;

c. Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP); dengan fungsi:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan angkutan; b. penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk

angkutan dalam trayek dan angkutan perintis;

c. penetapan pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah kabupaten;

d. penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;

e. penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi; f. penetapan pemberian izin operasi angkutan taksi;

g. penetapan pemberian rekomendasi operasi angkutan sewa;

h. penetapan pemberian izin usaha angkutan pariwisata dan angkutan barang; i. penetapan pemberian ijin dispensasi angkutan umum dalam trayek;

j. penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam kabupaten; k. penetapan penyusunan rencana umum jaringan sungai dan danau; l. penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;

m. penetapan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu penyeberangan;

n. penetapan pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring terapung dan kerambah di sungai dan danau;

o. penetapan pemetaan alur sungai untuk kebutuhan transportasi;

p. penetapan pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur pelayaran sungai dan danau; q. penetapan pengawasan pengoperasian angkutan sungai dan danau;

r. penetapan rumusan kebijakan penggunaan kendaraan tidak bermotor;

(29)

4. Bidang Teknik Prasarana, membawahkan: a. Seksi Terminal;

b. Seksi Parkir;

c. Seksi Pos dan Telekomunikasi; dengan fungsi:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan teknik prasarana; b. penetapan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten; c. penetapan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;

d. penetapan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;

e. pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang; f. penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;

g. penetapan pengesahan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;

h. penetapan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B dan Tipe C; i. penetapan pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;

j. penetapan penunjukan lokasi penimbangan muatan kendaraan angkutan barang; k. penetapan penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;

l. penetapan pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan; m. penetapan pemberian izin dan penertiban jasa titipan untuk kantor agen;

n. penetapan pemberian izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan hukum sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio; o. penetapan pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan

jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end);

p. penetapan pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di bidang telekomunikasi;

q. penetapan pemberian izin Instalatur Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);

r. penetapan pengawasan / pengendalian pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya; s. penetapan pemberian izin kantor cabang dan loket pelayanan operator;

t. penetapan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi;

u. penetapan pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi; v. pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin hinder

(30)

w. penetapan pemberian izin instalansi penangkal petir dan genset;

x. penetapan pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos dan telekomunikasi;

y. penetapan pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi; z. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan teknik prasarana. 5. Bidang Teknik Keselamatan, membawahkan:

a. Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (PKB); b. Seksi Teknik Perbengkelan;

c. Seksi Penyuluhan; dengan fungsi:

a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan teknik keselamatan; b. penetapan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;

c. penetapan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya; d. pelaksanaan penunjukan lokasi dan pengelolaan pemeriksaan kendaraan bermotor; e. pelaksanaan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor;

f. pelaksanaan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta numpang uji kendaraan bermotor;

g. pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor;

h. pelaksanaan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan kendaraan tidak bermotor;

i. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan teknik perbengkelan;

j. pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bemotor;

k. pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis oleh bengkel umum kendaraan bermotor; l. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pembuatan karoseri kereta gandengan, kereta tempelan, bak muatan, modifikasi serta alat wajib memenuhi persyaratan teknis kendaraan bermotor;

m. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pemberian pelayanan perijinan penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor;

n. pelaksanaan penetapan ketentuan tambahan susunan alat – alat tambahan pada mobil bus dan penumpang umum sebagai kendaraan umum;

o. pelaksanaan pembinaan operasional bengkel di bidang peningkatan profesionalisme bagi tenaga mekanik melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan dan arahan terhadap

(31)

p. pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan penyuluhan perhubungan; q. pelaksanaan pelayanan penyuluhan perhubungan;

r. pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan penyuluhan perhubungan;

s. pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan penyuluhan perhubungan;

t. pelaksanaan penyusunan penyuluhan dan pembinaan pemakai jalan; u. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan teknik keselamatan.

Adapun rancangan tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung mulai Tahun 2017 adalah sebagai berikut. Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan di Kabupaten Bandung. Uraian tugas Kepala Dinas Perhubungan meliputi:

1. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan;

2. menyelenggarakan sub urusan lalu lintas dan angkutan jalan, sub urusan pelayaran terkait lalu lintas dan angkutan sungai dan danau, sub urusan penerbangan, dan sub urusan perkeretaapian di Kabupaten Bandung;

3. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Kepala Dinas membawahkan:

1. Sekretariat, yang dikepalai oleh Sekretaris dengan uraian tugas:

a. menyusun rencana kerja kesekretariatan sebagai pedoman kerja dalam hal pengkoordinasian perencanaan program dan kegiatan Dinas, pengkoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas, pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja Dinas, pengelolaan administrasi umum perkantoran dan kerumahtanggaan Dinas, pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas serta pengelolaan administrasi keuangan Dinas;

b. mengatur pemberian layanan administratif kepada unit kerja di lingkungan Dinas agar terwujud tertib administrasi;

c. menyelenggarakan pengkoordinasian perencanaan program dan kegiatan Dinas;

d. menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas;

(32)

f. menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan kerumahtanggaan Dinas;

g. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf dan unit kerja lainnya di lingkungan Dinas berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang– undangan yang berlaku;

h. menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian dalam lingkup Dinas; i. menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan dalam lingkup Dinas;

j. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

k. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sekretariat untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;

l. melaporkan pelaksanaan tugas kesekretariatan terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;

m. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja kesekretariatan;

n. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya; o. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

tugasnya.

Sekretaris membawahkan:

a. Kepala Subbagian Penyusunan Program, dengan uraian tugas:

1) menyusun rencana kerja Subbagian Penyusunan Program sebagai pedoman kerja dalam hal perencanaan program dan kegiatan Dinas, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas, dan penyusunan laporan kinerja Dinas;

2) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait indikator kinerja program dan kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi dalam rangka perencanaan program dan kegiatan Dinas, baik yang diusulkan untuk didanai oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, maupun APBN;

3) mengumpulkan, merekapitulasi, mengkompilasi dan mengkaji usulan program dan kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi sebagai bahan pimpinan dalam menetapkan prioritas program dan kegiatan;

(33)

4) mengkaji dan memimpin perencanaan program dan kegiatan Dinas yang meliputi penyusunan data pokok perencanaan dan sistem informasi pembangunan daerah bidang perhubungan, perencanaan anggaran belanja dan pendapatan Dinas, perencanaan strategis (RENSTRA) lima tahunan, rencana kerja (RENJA) tahunan, indikator kinerja utama (IKU), rencana kerja anggaran (RKA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), dan perjanjian kinerja (PK);

5) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait ruang lingkup kebutuhan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, dari seluruh Subbagian dan Seksi dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas Dinas;

6) mengkaji dan memimpin penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas Dinas;

7) mengumpulkan bahan, data dan informasi terkait laporan kinerja hasil pelaksanaan program dan kegiatan dari seluruh Subbagian dan Seksi dalam rangka penyusunan laporan kinerja Dinas;

8) mengelola data kinerja dan melaksanakan pengukuran kinerja Dinas;

9) mengkaji dan memimpin penyusunan laporan kinerja Dinas yang meliputi evaluasi hasil rencana kerja dalam setiap triwulan, laporan tahunan, laporan kinerja instansi pemerintah (LKIP), laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) bidang perhubungan, laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah untuk bidang perhubungan;

10) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Penyusunan Program berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;

11) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subag Penyusunan Program berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;

12) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

13) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Penyusunan Program untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;

14) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Penyusunan Program terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;

(34)

15) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Penyusunan Program;

16) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;

17) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugasnya.

b. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian, dengan uraian tugas:

1) menyusun rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman kerja dalam hal pelayanan administrasi umum perkantoran dan kerumahtanggaan Dinas, serta administrasi kepegawaian Dinas;

2) melaksanakan tata naskah dinas, surat-menyurat, kehumasan dan keprotokolan, kearsipan, perpustakaan, dan penyediaan peralatan kerja;

3) melaksanakan pelayanan dan pengelolaan kelembagaan;

4) mempersiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan (SP) Dinas;

5) melaksanakan pengelolaan administrasi barang milik daerah/aset Dinas;

6) mempersiapkan rencana kebutuhan sarana dan prasarana penunjang tugas Dinas. 7) melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan,

perawatan, inventarisasi serta pelaporan dan usulan penghapusan barang milik daerah/aset daerah yang digunakan oleh Dinas;

8) melaksanakan pengurusan rumah tangga, kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta lingkungan Dinas;

9) melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan informasi Dinas;

10) menyusun rencana kebutuhan/formasi pegawai untuk kepentingan Dinas;

11) melaksanakan penyiapan administrasi dan teknis pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan;

12) mempersiapkan bahan kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, kenaikan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai;

13) mempersiapkan bahan rotasi dan mutasi serta pemberhentian pegawai dalam lingkup Dinas;

14) memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional;

(35)

15) memberikan pelayanan/fasilitasi kepada pegawai yang akan mengikuti ujian Dinas dan izin/tugas belajar;

16) mempersiapkan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai;

17) mempersiapkan bahan dan melaksanakan analisis jabatan, analisis beban kerja, evaluasi jabatan, standar kompetensi pegawai tenaga teknis dan fungsional; 18) melaksanakan pelayanan sistem informasi dan manajemen kepegawaian lingkup

dinas;

19) mempersiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan perpustakaan sebagai media referensi, peraturan perundang-undangan dan dokumen lainnya sesuai kepentingan Dinas;

20) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;

21) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subag Umum dan Kepegawaian berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;

22) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

23) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Umum dan Kepegawaian untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;

24) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;

25) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;

26) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya;

27) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugasnya.

(36)

c. Kepala Subbagian Keuangan, dengan uraian tugas:

1) menyusun rencana kerja Subbagian Keuangan sebagai pedoman kerja dalam hal pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Dinas 2) meneliti kelengkapan dan verifikasi SPP-LS pengadaan barang dan jasa, SPP-UP,

SPP-GU, SPP-TU, SPP-LS Gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh Bendahara dan diketahui oleh PPTK;

3) mempersiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);

4) mempersiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan administrasi dan pembukuan keuangan;

5) melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan anggaran; 6) melaksanakan akuntansi keuangan;

7) melaksanakan penyusunan laporan keuangan;

8) melaksanakan administrasi penyetoran dan pelaporan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

9) mempersiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;

10) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Subbagian Keuangan berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas; 11) menyusun konsep naskah dinas dalam lingkup tugas Subbagian Keuangan

berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;

12) menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

13) mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Subbagian Keuangan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;

14) melaporkan pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan; 15) menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Subbagian Keuangan; 16) memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang

tugasnya;

17) melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugasnya.

(37)

2. Bidang Lalu Lintas; yang dikepalai oleh Kepala Bidang dengan uraian tugas:

a. menyusun rencana kerja Bidang Lalu Lintas sebagai pedoman kerja dalam hal manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas, dan pengaturan dan pengawasan lalu lintas; b. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Lalu Lintas;

c. merencanakan dan melaksanakan manajemen rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan kabupaten.

d. melaksanakan perencanaan, pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan di jalan kabupaten, serta melaksanakan pengaturan dan pengawasan lalu lintas dalam rangka manajemen rekayasa lalu lintas jalan;

e. menilai dan memeriksa konsep naskah dinas dari staf berdasarkan tata naskah dinas dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku;

f. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

g. mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Lalu Lintas untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana;

h. melaporkan pelaksanaan tugas Bidang Lalu Lintas terkait langkah atau tindakan yang diambil secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;

i. menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan rencana kerja Bidang Lalu Lintas;

j. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya; k. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

tugasnya.

Kepala Bidang Lalu Lintas membawahkan:

a. Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas, dengan uraian tugas:

1) menyusun rencana kerja Seksi Manajemen Lalu Lintas sebagai pedoman kerja; 2) mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis operasional Seksi Manajemen

Lalu Lintas;

3) menyusun dan mempersiapkan bahan penetapan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten;

4) menginventarisasi dan menganalisa kebutuhan angkutan orang dan barang berdasarkan bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas;

(38)

6) mempersiapkan bahan penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan, kelas jalan, dan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan kabupaten, bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan serta dengan Kepolisian;

7) mengidentifikasi masalah lalu lintas, inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan serta dengan Kepolisian;

8) menginventarisasi dan melaksanakan analisis dampak lalu lintas bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan, serta dengan Kepolisian;

9) memimpin tim evaluasi dokumen hasil analisis dampak lalu lintas dan mempersiapkan bahan penerbitan Persetujuan Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas untuk jalan kabupaten;

10) memimpin tim pengawas pelaksanaan persetujuan analisis dampak lalu lintas di jalan kabupaten;

11) mempersiapkan bahan penetapan tingkat pelayanan jalan bersama dengan Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan.

12) mempersiapkan bahan penetapan sirkulasi lalu lintas di wilayah Kabupaten Bandung; 13) mempersiapkan bahan penetapan jaringan lintas angkutan barang, pengendalian jam operasional, serta penunjukan lokasi dan penetapan waktu bongkar muat angkutan barang di badan jalan dalam wilayah Kabupaten Bandung;

14) menyusun rencana manajemen lalu lintas di seluruh wilayah Kabupaten Bandung sebagai bahan rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu Lintas;

15) menyusun rencana kebutuhan jaringan fasilitas pejalan kaki sebagai bahan masukan kepada Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan dalam membangun trotoar;

16) memberikan rekomendasi teknis terkait kebutuhan alat penerangan jalan di jalan-jalan tertentu kepada Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan; 17) memberikan rekomendasi teknis pemasangan marka jalan pada jalan baru, pada jalan yang perkerasannya ditingkatkan, serta pada jalan dengan pelapisan baru, atas permintaan dan untuk dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang berwenang dalam Sub Urusan Jalan;

18) menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis lingkup Seksi Manajemen Lalu Lintas berdasarkan program kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja Dinas;

Gambar

Gambar III-1:
Gambar III-2: BSO DISHUB Kabupaten Bandung Eksisting
Tabel II-1: Jumlah Pegawai Berdasarkan Kepangkatan dan Jabatan
Tabel II-4: Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Periode Renstra 2010 – 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait