• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melaporkan persediaan dalam laporan keuangan. Melindungi persediaan dari kerusakan /pencurian. Tujuan utama dari pengendalian persediaan sbb :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Melaporkan persediaan dalam laporan keuangan. Melindungi persediaan dari kerusakan /pencurian. Tujuan utama dari pengendalian persediaan sbb :"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Melindungi

persediaan dari

kerusakan /pencurian

Melaporkan

persediaan dalam

laporan keuangan

(3)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Dokumen yg sering digunakan untuk pengendalian persediaan :

Pesanan pembelian Laporan penerimaan Faktur Pemasok Pesanan pembelian :

Memberi wewenang atas pembelian suatu barang dari pemasok

Laporan penerimaan :

Laporan penerimaan harus dilengkapi segera setelah barang Diterima dan harus dilengkapi oleh departemen penerimaan Perusahaan sebagai akuntabilitas awal ata persediaan. Laporan Penerimaan harus sesuai dengan pesanan pembelian barang

yg dikeluarkan oleh perusahaan.

Harga, jumlah, dan keterangan barang dalam pesanan pembelian Dan laporan penerimaan dicocokkan dengan faktur pemasok. Jika Laporan penerimaan, pesanan pembelian, & faktur pemasok sudah Cocok, barang dicatat dalam catatan akuntansi. Jika ada perbedaan, Maka perbedaan tersebut harus diselidiki & direkonsiliasi

(4)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Tingkat pengamanan :

Persediaan harus disimpan

dalam area dg akses terbatas

hanya karyawan yg berwenang

Barang berharga disimpan

dalam lemari terkunci

Gunakan alat : cermin 2 arah,

kamera, penjaga keamanan

(5)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

• Sistem persediaan perpetual untuk perusahaan dagang ialah alat

pengendalian efektif untuk persediaan. Informasi mengenai jumlah

setiap jenis barang selalu tersedia dalam buku besar pembantu

persediaan.

• Buku besar pembantu persediaan ini juga menjadi alat bantu untuk

menjaga kuantitas persediaan pada tingkat yang sesuai

(6)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID Menghitung fisik persediaan Biaya perolehan persediaan dimasukkan ke lap keu Penggunaan estimasi asumsi arus dan

(7)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Asumsikan 3 unit identic barang X dibeli selama

bulan Mei

Harga rata-rata per unit : Rp. 12.000

(Rp. 36.000/3 unit)

Asumsi Arus Biaya & Metode Biaya Persediaan

Unit Biaya Mei 10 1 9.000 18 1 13.000 24 1 14.000 Total 3 36.000 Tampilan 1

(8)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Diasumsikan tgl 30 Mei satu unit dijual senilai Rp. 20.000. Laba brutonya bervariasi

mulai dari Rp. 11.000 s/d Rp. 6.000, bergantung pada barang mana yg dijual,

seperti ditunjukkan pada tabel sbb :

10 Mei Unit Terjual 18 Mei Unit Terjual 24 Mei Unit Terjual

Penjualan 20.000 20.000 20.000

Beban pokok penjualan 9.000 13.000 14.000

Laba bruto 11.000 7.000 6.000

Persediaan akhir (Rp. 13.000 + Rp. 14.000) (Rp. 9.000 + Rp. 14.000) (Rp. 9.000 + Rp. 13.000)

Asumsi Arus Biaya & Metode Biaya Persediaan

Metode FIFO Metode biaya rata-rata tertimbang

Unit pertama yg dibeli diasumsikan telah terjual & Persediaan akhir berasal dari pembelian terakhir.

Contoh diatas 10 Mei diasumsikan sudah terjual. Jadi, laba bruto dari penjualan ialah Rp. 11.000 Dan persediaan akhir Rp. 27.000

(Rp. 13.000 + Rp. 14.000)

Biaya unit terjual & persediaan akhir merupakan rata-rata tertimbang. Biaya pembelian diperoleh dari jumlah rata-rata

barang yg dibeli dikali dg masing2 harganya.

Contoh, biaya unit terjual Rp. 12.000 (Rp. 36.000/3 unit), Laba bruto Rp. 8.000 (Rp. 20.000-Rp. 12.000), dan

(9)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

(10)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Barang 127B Unit Biaya Jan 1 Persediaan 1.000 Rp. 20.000 4 Penjualan Rp. 30.000/unit 700 10 Pembelian 500 22.400 22 Penjualan Rp. 30.000/unit 360 28 Penjualan Rp. 30.000/unit 240 30 Pembelian 600 23.300 PERSEDIAAN PERPETUAL

(11)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

FIFO (Masuk Pertama, Keluar Pertama)

1. Saldo awal 1 Jan Rp. 20.000.000 (1.000 unit dg biaya tiap unit Rp. 20.000)

2. Tgl 4 Jan, terjual 700 unit dg harga jual Rp. 30.000/unit sehingga total penjualan Rp. 21.000.000 (700 unit x Rp. 30.000). Beban pokok penjualan Rp. 14.000.000 (700 unit dg biaya/unit Rp. 20.000). Setelah penjualan, sisa persediaan Rp. 6.000.000 (300 unit dg biaya/unit Rp. 20.000)

3. Tgl 10 Jan, Pembelian senilai Rp. 11.200.000 (500 unit dg harga/unit Rp. 22.400). Setelah pembelian, pelaporan persediaan ditulis ke dlm 2 baris, Rp. 6.000.000 (300 unit dg biaya/unit Rp. 20.000) yg merupakan persediaan awal & Rp. 11.200.000 (500 unit dg biaya/unit Rp. 22.400) yg merupakan pembelian 10 Jan

4. Tgl 22 Jan, 360 unit terjual dg harga Rp. 30.000/unit sehingga total penjualan ialah Rp. 10.800.000 (360 unit x 30.000). Dg FIFO, beban pokok penjualan Rp. 7.344.000 terdiri atas Rp. 6.000.000 (300 unit dg biaya/unit Rp. 20.000), yg merupakan saldo awal, ditambah dg Rp. 1.344.000 (60 unit dg

biaya/unit Rp. 22.400) yg merupakan pembelian pd 10 Jan. Setelah penjualan, persediaan tersisa Rp. 9.856.000 (440 unit dg biaya/unit Rp. 22.400) yg merupakan pembelian pada 10 Jan

5. Penjualan 28 Jan & 30 Jan dicatat dg cara yg sama

6. Saldo akhir 31 Jan Rp. 18.460.000, terdiri atas 2 lapis persediaan sbb :

METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL

Tgl beli Jumlah Harga/unit Total Biaya

Lapis 1 : 10 Jan 200 Rp. 22.400 Rp. 4.480.000

Lapis 2 : 30 Jan 600 23.300 13.980.000

(12)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Ayat Jurnal & Akun Persediaan Perpetual FIFO

(13)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

1. Saldo awal 1 Jan Rp. 20.000.000 (1.000 unit dg biaya/unit Rp. 20.000

2. Tgl 4 Jan, terjual 700 unit dg harga jual Rp. 30.000/unit sehingga total penjualan Rp. 21.000.000 (700 unitxRp. 30.000) Beban pokok penjualan Rp. 14.000.000 (700 unit dg biaya/unit Rp. 20.000). Setelah penjualan, sisa persediaan Rp. 6.000.000 (300 unit dg biaya/unit Rp. 20.000)

3. Tgl 10 Jan, pembelian senilai Rp. 11.200.000 (500 unit dg harga/unit Rp. 22.400). Setelah pembelian, biaya rata2 tertimbang senilai Rp. 21.500 dihitung dg membagi biaya total persediaan yg dimiliki senilai Rp. 17.200.000 (Rp. 6.000.000 + Rp. 11.200.000) dg jumlah persediaan yg dimiliki sebanyak 800 (300+500) unit. Jadi, setelah pembelian, biaya total persediaan Rp. 17.200.000 terdiri atas 800 unit dg biaya/unit Rp. 21.500

4. Tgl 22 Jan, 360 unit terjual dg harga Rp. 30.000/unit, sehingga total penjualan Rp. 10.800.000 (360 unitx Rp. 30.000). Dg menggunakan metode biaya rata2 tertimbang, beban pokok penjualan Rp. 7.740.000 (360 unit dg biaya/unit Rp. 21.500). Setelah penjualan, persediaan tersisa sebesar Rp. 9.460.000 (440 unit dg biaya/unit Rp. 21.500) 5. Penjualan tgl 28 Jan & 30 Jan dicatat dg cara yg sama

6. Saldo akhir 31 Jan Rp. 18.280.000 (800 unit dg biaya/unit Rp. 22.850)

METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL

(14)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

(15)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

• Sistem

persediaan

perpetual

terkomputerisasi

membantu

manajer

mengendalikan & mengatur kuantitas persediaan. Contoh, barang cepat terjual

dapat dipesan ulang sebelum persediaan habis. Pola penjualan yg lalu dapat

dianalisis untuk menentukan kapan harus menyediakan barang untuk penjualan

normal & untuk barang yg djual musiman. Pada akhirnya data persediaan dapat

digunakan untuk mengevaluasi iklan & promosi penjualan

SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL TERKOMPUTERISASI

Biasanya dipakai untuk perusahaan dg jumlah barang persediaan yg begitu besar serta transaksi Pembelian & penjualan yg banyak yg memakan biaya & waktu

(16)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID PERSEDIAAN PERIODIK

• Dalam system ini, hanya pendapatan yg dicatat setiap kali terjadi

penjualan. Tidak ada ayat jurnal yg dibuat pada saat Penjualan untuk

mencatat beban pokok penjualan. Pada akhir periode akuntansi,

penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya

persediaan & beban pokok penjualan

(17)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK

FIFO (Masuk Pertama, Keluar Pertama)

ILUSTRASI (Data barang yang digunakan sama yaitu barang 127B dalam contoh persediaan perpetual) – Slide 10

Jan 1 Persediaan 1.000 unit Biaya Rp. 20.000/unit 20.000.000 10 Pembelian 500 unit Biaya Rp. 22.400/unit 11.200.000 30 Pembelian 600 unit Biaya Rp. 23.300/unit 13.980.000

Tersedia utk dijual selama bulan berjalan

2.100 45.180.000

Penghitungan fisik tgl 31 Jan menunjukkan terdapat sisa persediaan sebanyak 800 unit. Dg FIFO, biaya sisa persediaan

pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling akhir. Biaya 800 unit dalam persediaan akhir tgl 31 Jan dihitung sbb :

Biaya paling akhir, pembelian tgl 30 Jan

600 Biaya Rp. 23.300/unit 13.980.000

Biaya paling akhir selanjutnya, pembelian tgl 10 Jan

200 Biaya Rp. 22.400/unit 4.480.000

(18)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID PERSEDIAAN PERIODIK

FIFO (Masuk Pertama, Keluar Pertama)

Mengurangkan biaya persediaan per 31 Jan sebesar Rp. 18.460.000 dari biaya barang tersedia untuk dijual Sebesar Rp. 45.180.000 akan menghasilkan beban pokok penjualan sebesar Rp. 26.720.000 seperti ditunjukkan sbb :

Persediaan awal, 1 Jan 20.000.000 Pembelian (Rp. 11.200.000+Rp. 13.980.000) 25.180.000 Biaya barang tersedia utk dijual di bulan Jan 45.180.000 Persediaan akhir, 31 Jan 18.460.000

Beban pokok penjualan 26.720.000

Persediaan akhir per 31 Jan sebesar Rp. 18.460.000 berasal dari biaya perolehan paling akhir. Beban pokok penjualan Sebesar Rp. 26.720.000 berasal dari biaya persediaan awal

(19)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

METODE BIAYA PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK

Biaya Rata-rata Tertimbang

Metode ini menggunakan biaya unit rata2 tertimbang untuk menentukan beban pokok penjualan & persediaan akhir. Jika pembelian selama 1 periode relative seragam, metode biaya rata2 tertimbang memberikan hasil perhitungan Biaya yg hampir sama dengan arus barang secara fisik

Biaya Rata-rata Tertimbang = Total Biaya Unit yang Tersedia untuk Dijual Unit Tersedia untuk Dijual

Sebagai contoh, data barang 127B digunakan sbb :

Biaya Rata-rata Tertimbang = Total Biaya Unit yang Tersedia untuk Dijual = Rp. 45.180.000 = Rp. 21.510 per unit Unit Tersedia untuk Dijual 2.100 unit

Biaya pada persediaan akhir 31 Januari adalah sbb : Persediaan, 31 Januari : Rp. 17.208.000 (800 unit x Rp. 21.510)

Mengurangkan biaya persediaan per 31 Jan sebesar Rp. 17.208.000 dari biaya barang tersedia untuk dijual sebesar Rp. 45.180.000 akan menghasilkan beban pokok penjualan sebesar Rp. 27.972.000, seperti ditunjukkan berikut ini :

Persediaan awal, 1 Jan 20.000.000 Pembelian (Rp. 11.200.000+Rp. 13.980.000) 25.180.000 Biaya barang tersedia utk dijual di bulan Jan 45.180.000 Persediaan akhir, 31 Jan 17.208.000

(20)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Persediaan

Akhir

Laba Neto

Laba Bruto

Beban

Pokok

Penjualan

MEMBANDINGKAN METODE BIAYA PERSEDIAAN

Arus biaya yg berbeda diasumsikan untuk metode FIFO & rata2 tertimbang. Hasilnya kedua metode tersebut biasanya akan menghasilkan jumlah yg berbeda untuk :

(21)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Laporan Laba Rugi (Parsial)

FIFO Biaya Rata2 Tertimbang

Penjualan 39.000.000 39.000.000 Beban pokok penjualan 26.720.000 26.900.000 Laba bruto 12.280.000 12.100.000

Persediaan, 31 Januari 18.460.000 18.280.000

MEMBANDINGKAN METODE BIAYA PERSEDIAAN

Dengan menggunakan contoh system persediaan perpetual & penjualan sebesar Rp. 39.000.000 (1.300 unit x Rp.30.000), perbedaan2 ini diilustrasikan sbb :

Perbedaan2 ini menunjukkan akibat dari adanya Kenaikan biaya (harga). Jika biaya (harga) tetap Sama, kedua metode akan memberikan hasil yg Sama. Namun, biaya (harga) terus berubah. Efek Dari perubahan biaya (harga) pada metode FIFO & Rata2 tertimbang ditunjukkan di tampilan berikut :

Pada saat ada peningkatan harga, FIFO menghasilkan laba bruto & laba Neto yg lebih tinggi daripada metode Rata2 tertimbang. Tapi, dalam periode Dimana biaya naik secara cepat,

Persediaan yg terjual harus diganti dg Biaya yg semakin tinggi. Dalam kasus Seperti ini, laba bruto & laba neto FIFO Yg lebih besar disebut Laba persediaan/

(22)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Kasus 1

berada di bawah biaya yg dicatat

Biaya penggantian barang dalam persediaan

Kasus 2

• Persediaan tidak dapat dijual pada harga

penjualan normal akibat kondisi barang yg

cacat, perubahan mode, rusak, usang atau

sebab lain

MELAPORKAN PERSEDIAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Biaya merupakan dasar utama dalam penilaian persediaan. Tapi, persediaan dapat dinilai berdasarkan Pertimbangan selain biaya pada 2 kasus berikut :

(23)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

• Nilai pasar yang dimaksud ialah Nilai realisasi neto dari persediaan

• Biaya Langsung atas Pelepasan mencakup beban penjualan (iklan

khusus/komisi penjualan)

MENILAI DENGAN BIAYA/NILAI PASAR YANG LEBIH RENDAH

Jika biaya penggantian barang dalam persediaan lebih rendah daripada biaya perolehan, metode

Nilai pasar/biaya perolehan yg lebih rendah digunakan untuk menilai persediaan.

Nilai realisasi neto = Perkiraan Harga Jual – Biaya Langsung atas Pelepasan

ILUSTRASI Biaya awal Rp. 1.000.000

Perkiraan Harga Jual 800.000

Perkiraan Beban Penjualan 150.000

Dalam penerapan LCM, nilai pasar dari persediaan ialah Rp. 650.000, dihitung sbb :

Nilai Pasar (Nilai realisasi neto) = Rp. 800.000 – Rp. 150.000 = Rp. 650.000

Jadi, persediaan akan dinilai sebesar Rp. 650.000, yg mana lebih rendah dari biaya perolehannya sebesar Rp. 1.000.000 & nilai pasrnya ialah Rp. 650.000

(24)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

LCM

Setiap barang dalam persediaan

Kelas/kategori utama dalam persediaan

Persediaan secara keseluruhan

MENILAI DENGAN BIAYA/NILAI PASAR YANG LEBIH RENDAH

METODE LCM

Dapat diterapkan dengan salah satu dari 3 cara. Biaya, harga pasar, & penurunan apapun dapat ditentukan untuk hal2 berikut

Jumlah penurunan harga dimasukkan dalam beban pokok penjualan. Hal ini menyebabkan penurunan laba bruto & Laba neto pada periode di mana penurunan harga terjadi. Penyandingan antara penurunan harga dengan periode Dimana penurunan harga itu muncul merupakan keuntungan utama dalam penggunaan metode nilai pasar/biaya Yang lebih rendah

(25)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

MENILAI DENGAN BIAYA/NILAI PASAR YANG LEBIH RENDAH

ILUSTRASI Asumsikan data berikut ialah data dari 400 unit identic barang A dalam persediaan 31 Des 2016

Biaya unit yg dibeli Rp. 10.250

Nilai pasar (nilai realisasi neto) per unit 9.500

Karena nilai pasar barang A Rp. 9.500/unit, maka Rp. 9.500 digunakan dalam metode nilai pasar/biaya yg lebih rendah Dari tabel disamping menunjukkan Nilai pasar turun sebesar Rp. 450.000 (Rp. 15.520.000-Rp. 15.070.000). Penurunan sebesar Rp. 450.000 ini Dapat dimasukkan dalam beban pokok Penjualan.

Jika metode nilai pasar diterapkan dalam barang itu, nilai persediaan ialah Rp. 15.472.000 dg penurunan nilai pasar

Sebesar Rp. 48.000 (Rp. 15.520.000-Rp. 15.472.000). Sama halnya jika barang2 tsb merupakan persediaan total, metode Nilai pasar yg diterapkan pada persediaan total akan berjumlah sama, yakni Rp. 15.472.000

(26)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO/Biaya Rata-rata Tertimbang) Metode penilaian persediaan (biaya/nilai pasar/biaya yang lebih rendah)

PERSEDIAAN DI LAPORAN POSISI KEUANGAN

Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar dalam Laporan Posisi Keuangan. Selain nilai Persediaan, hal-hal berikut ini juga dilaporkan :

Merupakan hal yg biasa bagi perusahaan besar dg berbagai Aktivitas untuk menggunakan metode biaya yg berbeda utk Mengelompokkan persediannya, Suatu perusahaan juga Dapat mengganti metode biaya persediaannya. Dalam kasus Tersebut dapat diungkapkan di laporan keuangan, seperti Tampilan berikut :

Kedai Kopi Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 2016

Aset Lancar :

Kas & setara kas 235.000.000

Investasi perdagangan (biaya riil) 420.000.000

Ditambah penyisihan penilaian utk investasi perdagangan 45.000.000 465.000.000

Piutang usaha 305.000.000

Dikurangi penyisihan piutang usaha 12.300.000 292.700.000 Persediaan-nilai yang lebih rendah antara biaya

(27)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Beberapa alasan terjadinya kesalahan persediaan adalah sbb :

1. Persediaan fisik yang ada di tangan salah hitung

2. Biaya2 dialokasikan secara tidak benar ke dalam persediaan. Cth :

Metode FIFO, rata-rata tertimbang diterapkan secara tidak benar

3. Persediaan yg ada di pengiriman dimasukkan secara tidak

benar/dikeluarkan dari persediaan

4. Persediaan konsinyasi dimasukkan secara tidak benar/dikeluarkan

dari persediaan

PENGARUH KESALAHAN PERSEDIAAN PADA LAPORAN KEUANGAN

Kesalahan persediaan seringkali timbul dari persediaan yg ada di pengiriman pada akhir tahun. Persyaratan

Pengiriman menentukan kapan kepemilikan terhadap barang berpindah. Saat barang dibeli/dijual FOB shipping point, Kepemilikan berpindah saat barang telah diterima oleh pelanggan. Saat perjanjiannya adalah FOB destination

(28)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Tanggal Pemesanan 27 Desember 2015 Jumlah Rp. 10.000.000

Persyaratan FOB titik pengiriman, 2/20, n/30 Tanggal pengiriman oleh penjual 30 Desember

Tanggal terkirim 3 Januari 2016

ILUSTRASI Asumsikan Sinar Express memesan barang dagangan berikut dari Indonesian Products :

(29)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Penjelasan :

• Sinar Express menghitung persediaan fisik (31 Des 2015), barang masih

berada di pengiriman

• Dalam kasus seperti itu, akan memudahkan Sinar Express untuk tidak

memasukkan Rp. 10.000.000 dari barang dagangan ke dalam persediaan

fisik tgl 31 Desember. Tapi, karena barang dagangan dibeli dg FOB titik

pengiriman, Sinar Express sudah memiliki barang tsb

• Jadi, barang dagangan tsb harus diikutkan pada persediaan akhir tgl 31 Des

walau berada di tangan. Begitu pula, barang dagangan yg dijual oleh Sinar

Express dg FOB titik tujuan masih tetap menjadi persediaan Sinar Express

meski sedang dalam pengiriman ke pelanggan pada tgl 31 Des

(30)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

• Kesalahan persediaan sering timbul dari persediaan konsinyasi. Pengusaha

kadang mengirimkan barang dagangan ke pedagang eceran yg bertindak

sebagai agen penjual dari produsen.

• Produsen yg disebut pengirim barang, mempertahankan kepemilikan

sampai barang terjual

• Barang dagangan tsb dikirim pada konsinyasi kepada pedagang eceran, yg

disebut penerima barang.

• Barang dagangan yg belum terjual pada akhir tahun ialah bagian dari

persediaan produsen, walaupun barang itu masih ada di pihak penerima

barang.

• Akhir tahun, pedagang eceran seringkali melakukan kesalahan dg

memasukkan barang terkonsinyasi dalam persediaan fisiknya. Demikian

juga, produsen harus memasukkan persediaan konsinyasi ke dalam

persediaan fisiknya, walaupun barang tersebut tidak berada di tangan

(31)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

(32)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

PENGARUH KESALAHAN PERSEDIAAN PADA LAPORAN KEUANGAN

Pengaruh di Laporan Laba Rugi

ILUSTRASI

Laporan laba rugi dari Sinar Express yg ditampilkan Tampilan 10 slide 30, tgl 31 Desember 2015, asumsikan bahwa Sinar Express salah catat pada persediaan fisiknya Rp. 50.000.000 dimana yang seharusnya Rp. 60.000.000. Akibatnya Tgl 31 Desember 2015, persediaan dilaporkan kurang saji Rp. 10.000.000 (Rp. 60 juta – Rp. 50 juta). Hasilnya beban Pokok penjualan kurang saji sebesar Rp. 10.000.000 untuk tahun 2016. Laba bruto & laba neto tahun tsb kurang saji Rp. 10.000.000

Persediaan tgl 31 Des 2015 menjadi Persediaan 1 Jan 2016. Jadi, persediaan awal th 2016 kurang saji Rp. 10.000.000. Hasilnya beban pokok penjualan kurang saji Rp. 10.000.000 untuk th 2016. Laba bruto & laba neto 2016 akan lebih saji Rp. 10.000.000

(33)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

• Seperti yg ditampilkan pada Tampilan 10 slide 28, karena persediaan akhir

dari 1 periode ialah persediaan awal utk periode berikutnya, dampak dari

kesalahan persediaan secara terus menerus terjadi periode berikutnya.

Khususnya jika tidak dikoreksi, dampakkesalahan persediaan tsb dapat

berbalik di periode berikutnya

• Pada tampilan 10, laporan laba rugi gabungan untuk 2 tahun sebesar Rp.

525.000.000 benar nilainya walau laporan laba rugi 2015 dan 2016 tidak

benar

(34)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

• Kesalahan persediaan menyalahsajikan persediaan dagang, aset lancer, total aset, dan ekuitas

pemilik dari laporan posisi keuangan. Pengaruh ini disajikan pada tampilan di atas

Ta

mp

ila

n

11

PENGARUH KESALAHAN PERSEDIAAN PADA LAPORAN KEUANGAN

Pengaruh di Laporan Posisi Keuangan

ILUSTRASI

Sinar Express yg ditunjukkan pada Tampilan 10, tgl 31 Des 2015, persediaan akhir dilaporkan kurang saji Rp. 10 juta. Hasilnya, persediaan, aset lancer, dan aset total akan kurang saji Rp. 10 juta pada laporan posisi keuangan 31 Des 2015. Karena fisik persediaan akhir kurang saji, beban pokok penjualan th 2015 akan lebih saji Rp. 10 juta. Jadi laba bruto & laba neto th 2015 akan kurang saji Rp. 10 juta. Karena laba neto dekat dg ekuitas pemilik (modal) pada akhir periode, Maka ekuitas pemilik pada laporan posisi keuangan 31 Des 2015 pun kurang saji Rp. 10 juta

(35)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Kesalahan persediaan berbalik dalam 2 tahun. Hasilnya laporan posisi keuangan akan benar pada 31

Des 2016. Menggunakan ilustrasi Sinar Express di Tampilan 10, pengaruhnya dirangkum sbb :

PENGARUH KESALAHAN PERSEDIAAN PADA LAPORAN KEUANGAN

Jumlah Salah Saji

31 Desember 2015 31 Desember 2016

Laporan Posisi Keuangan :

Persediaan dagang lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 Benar Aset lancar lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 Benar Total Aset lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 Benar Ekuitas pemilik dilaporkan lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 Benar Laporan Laba Rugi : 2015 2016

Beban pokok penjualan lebih saji (kurang saji) 10.000.000 - 10.000.000 Laba bruto lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 10.000.000 Laba neto lebih saji (kurang saji) - 10.000.000 10.000.000

(36)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Analisis & Interpretasi Keuangan

Perputaran Persediaan & Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan

Dua ukuran untuk menganalisis efisiensi & efektivitas Manajemen persediaan ialah :

Jumlah hari

penjualan

dalam

persediaan

Perputaran

Persediaan

Perputaran Persediaan

Mengukur hubungan antara beban pokok penjualan Dan jumlah persediaan yg dimiliki selama periode tsb Rasio ini dihitung sbb :

Perputaran Persediaan = Beban Pokok Penjualan Persediaan Rata-Rata

(37)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Cont. Perputaran Persediaan…

Data berikut diambil dari laporan tahunan 2 tahun terakhir milik PT Matahari Departemen Store,

Tbk (dalam jutaan rupiah)

ILUSTRASI

Untuk Tahun yg Berakhir pada 2016 2015

Beban pokok penjualan 3.685.279 3.335.638 Persediaan : Awal tahun 1.007.811 955.231 Akhir tahun 995.276 1.007.811 Persediaan rata-rata : * (Rp. 1.007.811 + Rp. 995.276)/2 1.001.543,5 (Rp. 955.231 + Rp. 1.007.811)/2 981.521 Perputaran persediaan :* Rp. 3.685.279/Rp. 1.001.543,5 3,7 Rp. 3.335.638/Rp. 981.521 3,4 * dibulatkan ke satu bilangan desimal

Secara umum, semakin besar nilai perputaran persediaan, semakin efisien & efektif

Pengelolaan Persediaan. Tabel disamping, perputaran persediaan meningkat dari 3,4 ke

3,7 selama 2016, menunjukkan bahwa efisiensi persediaan Matahari meningkat selama 2016

(38)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Mengukur jumlah waktu yg diperlukan untuk memperoleh, menjual, & mengganti persediaan, dihitung sbb :

Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan = Persediaan Rata-Rata

Beban Pokok Penjualan Rata-Rata Harian

Beban pokok penjualan harian rata-rata ditentukan dg membagi beban pokok penjualan dg 365. Berdasar data di Perputaran persediaan, jumlah hari penjualan dalam persediaan untuk Matahari dihitung sbb :

Untuk Tahun yg Berakhir pada 2016 2015

Beban pokok penjualan 3.685.279 3.335.638 Beban pokok penjualan harian rata-rata* :

Rp. 3.685.279/365 hari 10.096,7

Rp. 3.335.638/365 hari 9.138,7 Persediaan rata-rata : *

(Rp. 1.007.811 + Rp. 995.276)/2 1.001.543,5

(Rp. 955.231 + Rp. 1.007.811)/2 981.521 Jumlah hari penjualan dalam persediaan:*

Rp1.001.543,5/Rp. 10.096,7 99,2 hari

Rp. 981.521/9.138,7 107,4 hari * dibulatkan ke satu bilangan desimal

Umumnya, semakin rendah jumlah hari Penjualan dalam persediaan, semakin Efisien & efektif perusahaan dalam

Mengelola persediaan. Dari tabel samping, Jumlah hari penjualan dalam persediaan Menurun dari 107,4 ke 99,2 selama th 2016, Menunjukkan bahwa manajemen persediaan Matahari semakin baik.

(39)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

MEMPERKIRAKAN BIAYA PERSEDIAAN

Perusahaan perlu mengetahui jumlah persediaan karena alasan berikut :

• Catatan persediaan perpetual tidak dibuat

• Bencana seperti kebakaran/banjir yg menghancurkan catatan persediaan & persediaannya

• Laporan keuangan bulanan/kuartal diperlukan, sedangkan perhitungan fisik persediaan dilakukan setahun sekali

Ada 2 metode untuk memperkirakan biaya persediaan, Antara lain :

Metode

Laba

Bruto

Metode

Ritel

(40)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Metode Persediaan Ritel

1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual pada biaya & pada harga ritel

2. Hitung rasio biaya terhadap harga ritel atas biaya barang yg tersedia untuk dijual 3. Hitung persediaan akhir pada harga ritel

dg mengurangkan penjualan neto dari barang yang tersedia untuk dijual pada harga ritel

4. Perkirakan biaya persediaan akhir dg mengalikan persediaan akhir pada harga ritel dg rasio biaya terhadap harga ritel

MEMPERKIRAKAN BIAYA PERSEDIAAN

Mengharuskan biaya & harga ritel dipertahankan untuk persediaan yg tersedia untuk dijual. Rasio biaya terhadap

Harga ritel lalu digunakan untuk mengubah persediaan akhir pada harga ritel untuk memperkirakan biaya persediaan akhir

(41)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Cont. Metode Persediaan Ritel…

MEMPERKIRAKAN BIAYA PERSEDIAAN

Keuntungan metode ritel ialah memberikan angka persediaan untuk menyiapkan laporan keuangan bulanan/kuartalan saat Sistem periodic digunakan.

Metode ritel juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan perhitungan fisik persediaan. Dalam hal ini, barang Dihitung & dicatat pada harga ritel (jual), dan bukan pada biaya. Lalu, persediaan fisik pada harga ritel diubah ke biaya dg Menggunakan rasio biaya terhadap harga ritel

(42)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

Metode Laba Bruto

1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual pada biaya Hitung rasio biaya

terhadap harga ritel atas biaya barang yg tersedia untuk dijual

2. Hitung perkiraan laba bruto dg

mengalikan penjualan dg persentase laba bruto

3. Hitung perkiraan beban pokok penjualan dg mengurangkan perkiraan laba bruto dari penjualan

4. Perkirakan biaya persediaan akhir dg mengurangkan perkiraan beban pokok penjualan dari persediaan tersedia untuk dijual

MEMPERKIRAKAN BIAYA PERSEDIAAN

Menggunakan perkiraan laba bruto dalam periode tertentu untuk memperkirakan persediaan pada akhir periode. Laba Bruto biasanya diperkirakan dari tingkat actual tahun sebelumnya, disesuaikan untuk seluruh perubahan yg dibuat dalam Biaya & harga jual selama periode berjalan.

LANGKAH Metode ini berguna untuk memperkirakan persediaan untuk laporan

Keuangan bulanan/kuartalan. Selain itu, berguna untuk memperkirakan Biaya barang yg hancur akibat kebakaran/bencana lain

(43)

[email protected]. id

www.uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Persediaan awal dan pembelian selama tahun berjalan dan berakhir pada 31 Desember 2016 dari Perusahaan Santoso adalah sebagai berikut :

Unit Biaya per Unit Jumlah biaya

1 Jan Persediaan 1.000 50.000 50.000.000

10 Mar Pembelian 3.000 52.000 156.000.000

25 Jun Penjualan 1600 unit

30 Agu Pembelian 2.600 55.000 143.000.000

5 Okt Penjualan 4000 unit

26 Nov Pembelian 1.000 57.680 57.680.000

31 Des Penjualan 800 unit

Total 7.600 406.680.000

Instruksi

1. Hitunglah biaya persediaan per 31 Desember 2016 dg menggunakan sistem persediaan perpetual & setiap metode biaya persediaan berikut ini.

a. FIFO b. Rata-rata tertimbang

2. Hitunglah biaya persediaan per 31 Desember 2016 dengan menggunakan sistem persediaan periodik dan setiap metode biaya persediaan berikut ini

3. (Lampiran) Diasumsikan bahwa selama tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2016, terjadi penjualan sebesar Rp. 530.000.000 & perkiraan tingkat laba bruto adalah 36%. Perkirakan persediaan akhir per 31 Des 2016 dengan menggunakan metode laba bruto

(44)

[email protected]. id www.uhamka.ac.i d (021)73944451 uhamkaid Uhamk a @UhamkaID

a. Metode FIFO : Rp. 68.680.000 (Rp. 11.000.000 + 57.680.000) (klik Tabel metode FIFO & rata-rata tertimbang)

b. Metode rata-rata tertimbang : Rp. 66.600.000 (1.200 unit x Rp. 55.500)

2. a. Metode FIFO : b. Metode rata-rata tertimbang

1.000 unit Rp. 57.680 Rp. 57.680.000 Biaya rata-rata tertimbang per unit :

200 unit Rp. 55.000 Rp. 11.000.000 Rp. 406.680.000 /7.600 unit = Rp. 53.510 (Dibulatkan) 1.200 unit Rp. 68.680.000 Persediaan, 31 Desember 2016 : 1.200 unit, per unit

Rp. 53.510 = Rp. 64.212.000 3. Lampiran

Persediaan, 1 Januari 2016 Rp. 50.000.000

Pembelian (neto) 356.680.000

Persediaan tersedia untuk dijual Rp. 406.680.000

Penjualan Rp. 530.000.000

Dikurangi perkiraan laba bruto 190.800.000 (Rp. 530.000.000 x 36%)

Perkiraan beban pokok penjualan 339.200.000

(45)

Gambar

ILUSTRASI Untuk metode FIFO & Biaya rata-rata tertimbang
ILUSTRASI Asumsikan data berikut ialah data dari 400 unit identic barang A dalam persediaan 31 Des 2016
ILUSTRASI Asumsikan Sinar Express memesan barang dagangan berikut dari Indonesian Products :

Referensi

Dokumen terkait