PENYAKIT GENETIK
KONSELOR PRAKONSEPSI ...,...
KUNJUNGAN KONSELING PRAKONSEPSI ...
Konseling
Prakonsepsi
MANFAAT KONSELING PRAKONSEPSI ..., 182 183 185 188 188 PENYAKIT MEDIS KRONIK
Paila tahun 2006,
Centers
for
DiseaseControl
and Prevention mendefinisikan perawaran prakonsepsi sebagai"serangkaian intervensi yang ditujukarr untuk menemukan
dan
memodifikasirisiko
biomedis, perilaku,
dan
sosial pada hasil akhir kehamilan arau keseharan wanita melalui penccgrl-rirntlan
pcnltalaksilnaan". Selrrinitu,
CDC-rne-netapkan rujuan.[ujuan
berikut unruk
memperbaiki pera-rvatan prakorrsepsi:1. Meningkarkan pengerahuan, sikap, dan perilaku pria dan wanita yang berkaitan dengan kesehatan prakonsepsi.
2.
Memastikan bahwa semua wanita usia subur menerima layanan perawatan prakonsepsi-termasukuji
penapisanrisiko,
promosi kesehatan,dan intervensi-yang
me. mungkinkan mereka memasuki kel-ramilan dengan ke-sehrtrn optimal.3.
Mengurangirisiko
yang diindikasikanoleh
adtrnya pe. nyimpangan padahasil akhir
kehamilan
sebelumnya melalui intervensi antarkonsepsiuntuk
mencegah atau memperkecil berulangnya per-ryimpar-rgan rersebur.4.
Mengurangikelainan
padakehamilan yang
menyim-pang.
American Coilege
of
Obstetricians and (iynecologiss (2005a)juga
menegaskankembali
penringnya perawaranprakonsepsi dan antarkehamilan. Seiain
itu,
data terakhir dari Centers for DiseaseControl
and Prevenrion menjelas-kan status kesehatan wanira yang rnelahirmenjelas-kan bayi hidup di Amerika Serikat padatahun
2004(Tabel
2.1).
Tabelini
memperlihatkan ringginya prevaler.rsi banyak per.ryakir yar.rg
dapat diintewensi selama periode prakonsepsi clan anrarke. harnilan (D'Angelo, dkk., 2007).
Uji-uji
acak yang
mengevaluasi manfaar konseling pra. konsepsi jarang dilakukan, sebagian karena tidak memberikankonseling adalah tindakan yang tidak etis. Selain itu, karena hasil
akhir
padaibu
danjanin
berganrung pada inreraksi berbagai faktor ibu, janin, dan lingkur-rgan, suaru hasil akhiryang terjadi sulit dikaltkan dengan inrervensi rerrenru (Moos,
2004). Oleh sebab itu, hanya ada sedikit studi prospektif dan
kasus-kelola yang secara jelas memperlihatkan keberhasilan
konseling prakonsepsi.
a
Kehamilan yang Tidak Direncanakan
Kor-rseling mengenai risiko kehamiian yang mungkin terjadi dan berbagai strategi pencegahannya perlu diberikan sebelum konsepsi. Pada saat sebagian besar wanita menyadari bahwa rnerckii
harnil-l
srrrnpai2
rninggu setelah terlarnbar l.raicl*rnedula spinalis
janin
telah
terbentuk danjantung
telah berdenyut. Karena itu, banyak strategi pencegahan, misalnyaasarn folat unruk mencegah cacar tabung saraf (nernal-tube), kurang
efektif
jika
dimulai
padawaktu
ini.
Diperkirakan bahwahampil
separuh dari semua kehamilan adalah ticlak direncanakan, dan kehamilaninilah
yang mungkin berisikopaling
besar
(American College
of
Obstetricians and Gyr-recologists, 2006; Finer dan Henshaw, 2006). Kehamilan yang tidak diharapkan lebih besar kemungkinannya terjacli pada wanira muda arau lajang;memiliki
tingkat pendidikan relatif rendah; merokok, minum alkohol, atau memakai obat terlarang;dan tidak
rnendapatfolat
(Cheng, 2009; Dott, 2009; Postlethwaire, 2009, dkk.).Untuk
rnenilai efektivitas konseling prakonsepsi dalam mengr:rangi kehamilan yang tidak direncanakan, Moos, dkk.(1996)
mempelajtrri efek program perawaran prakonsepsiyang dilakukan
di
sebuahklinik
departemen kesehatan. Se. batryak 456 wanita yang menjalani konseling prakonsepsi mernperlihatkan kemungkinan 50% lebih besar unruk me.. laporkan bahwa keharnilan berikutnya adalah kehamilan yang direncanakan dibandingkan derlgan 309 wanira yang mendapat perawatan kesehatan tetapi tanpa konseling, dan kemungkinan 65% lebih besar dibandingkan dengan wanirayang
tidak
menc{apat perawaran kesehatan sebelum hamil. Keluarga berencana dan kontrasepsi dibahas di Bab 32.BAB
7:
KONSELING PRAKONSEPSI183
o (l,':
(,H9
tro
g* lL ovt
E
I
Diabetes
Melitus
Karena patologi ibu dar-r janin yang berkaitan dengan hiper-glikemia telal-r dikelral baik, diabetes adalah prototipe dari
suatu penyakit yang mendapatkan rnanfaar dari konseling
prir-konsepsi. Risiko-risiko terkair-diabetes pada ibu dan janinnyar
dibahas secara rinci di Bab 52. Yar-rg penring, banyak dari
pe-nyulit ini
dapar dihindarijika kontrol
glukosa dioptimalkan sebelum konsepsi.The
American Collegeof
Obstetricians and Gynecologisrc (2005c) menyimpuikan bahwa konseling prakonsepsi untuk wanita dengan diirbetes melitus pragestasibermanfaat dar. cost-effecat,e serta halus dianjurkan.
Rekomendasi
dari
Americtrn
Diabetes
Associ;rtion (2004)untuk isi dari
perawatan prakonsepsi tercanrtun di Tabel 7.?. Yang utama, badanini
menyarankan bahwa tu-juan perawatan prakonsepsi adalah mencapai k:rdal hemo-globin A,. terendah tanpa menyebabkar-r risiko hipoglikemia yang tak-perlu pada ibu. Selain memantar"rkontrol
diabetes selamir 6 minggu sebelumnya, pengukuran hernoglobinA,.
juga dapat digunakan r-rntuk mer-rg1-ritr,urg
risiko
rerjadinya anomali mayor(Gbr. 7-1).
MeskipLrn berbagai dattrini
be-rasal dari wanita dengan diabetes berat, insiden anomali
ja-nin
pada wanita yar-rg mengidap diabetes gestasional danhi-perglikemia puasa meningkat emptrt
kali
lip:rt dibandrngkan dengan pada wanita normal (Sheffie1d, dkk., 2002).Efektivitas Konseling
pada Wanita Diabetes
Konseling
prakonsepsi
tclai-r
dibuktikan
menurunkanpenyulit
terkait.diabetes pacla semua sradium keharnilan.4.6-7.6
7.7-8.6
8.7-9.9
10-10.5
>10.6Hemoglobin terglikosilasi (persen)
Gambar 7-1. Hubungan antara kadar hemoglobin terglikosilasi
trimes-ter pertama dan risiko mallormasi kongenital mayor pada 320 wanita
dengan diabetes melitus bergantung-insulin (Data dari Kitzmiller, dkk.,
1 e91 ).
Sebagai contoh, Leguizamon,
dkk.
(2007) mengidentiflkasi12 studi
klinis
yang
membandingkaninsiden
anomali kongenital mayor padatoml
1618 wanita dengan diabetesmelitus
bergantung-insulin
yang
mendapat
perawatan prakonsepsi dengan jumlah kombinasi total 1599 yang ridak, Angka anomali kongenital pada kedua kelompok masing. masing adalah2,7 dan 8,3 persen. Yang penting, 10dari
12studi tersebut memperliharkan bahwa perawatan prakonsepsi menyebabkan penurunan malformasi secara bermakna.
Dunne,
dkk.
(1999) melaporkan bahwa wanita diabetesyang mendapatkonsekng akan mengikuti perawatan pranatal yang lebih
dini,
memiliki kadar hemoglobinA,.
yang lebih rendah,dan lebih kecil
kemungkinannya merokok selamahamil. Dari para wanita yang mendapat konseling, tidak ada yang
melahirkan sebelum 30 minggr,r dibandingkan dengan 17 persen
padtr kohort yang tidak mendapat konseling. Yang terakhir, wanita yang riendapat korxeling iebih larang melahirkar-r bayi makrosomia-25 versus 40 persen; bayi mereka tidak ada yang mengalami hambatan pertumbuhan dibandingkan dengan 8,5 persen pada wanita yang tidak mendirpat konseling; tidak ada
kematiirn neonatus dibandingkar-r dengan 6 persen; dan jumlah bayi mereka yang harus dirawat intensif hanya separulurya
dibandingkan bayi dari ibu yang cidak mendapat konselirlg-17 versus
34
persen. Demikitrn juga, Temple,dkk.
(2006) mendapatkan bahwa penyimpanganhasil akhir
kehamilan dan persalinan kurang bulan pada rnerekr yang mendapat pemwirtarl pr ahamil lebih rendtrh.Dengan
demikian,
konseling prakonsepsi mengurangi biaya perawatan keseharan pada wanita diabetes. Memang, berdasarkankajian literatur,
Reecedan Homko
(2007) mendapatkan bahwa setiapdolar
yang dikeluarkan padaprogram perirwatall
prakonsepsiuntuk wanita
diabetes melitus terjadi penghematan antara 1,86 $ dan 5,19 $ karena terhindarnyabiaya medis
langsung.Yang
mengejurkan, meskipun jelas memberikan keuntungan, proporsi wanitadiabetes yang mendapat perawatan prakonsepsi tetap rendah. Dalam suatu
penelitian
pada sekitar300 wanita
dengan diabetes yang mengikuti suatu program asuransi kesehatan (managed-care),Kim,
dkk.
(2005)
rnendaparkan bahwa hanya sekitirr separuh yang melaporkan mendapat konseling plakonsepsi.Di
antara mereka yang ridak memiliki asuransi,184
OBSTETRI WILLIAMS-
BAGTAN3:
ANTEpABTUMif,,lJryin
e"a
he@.
4
oliitiah
r,o.ar"*[i
1
c
al
itl:i :ii riri.:. r.
:i ri:i;l:r::::.!i! - "11 . ..., , -l r. i iftr:t., iil
t
Epilepsi
Tidak
diragukanlagi
bahwawanita
dengan epiiepsi duasampai tiga
kali
lebih
besal kemungkinannya rnelahirkan bayi dengan anomaii struktural daripada mereka yangti-dak
mengidapnya(\7ide, dkk.,
2004).
Sebagian lnporu,-,menunjukkan bahwa epilepsi rneningkatkan risiko
ini,
ranpa bergantung pada efek obat antikejang. pandanganini
riclak sepenuhirya diterima. Holmes, dkk. (2001 ) membtrnclingkanhasil
akhir
kehamilan pada509 wanira
dengan epilepsi yang mendapatobat
anrikejang dengan 660wanita
yang tidak. Mereka mendaparkan bahwajanin
yang terpajar.r satuobat, secara bermakna, lebih sedikit mengalami ri.ralformasi
dibandingkar-r dengan mereka yang terpajan dira atau lebih obat-Z1 versus 28 persen. Sebaliknya, insiden cacat janin
pircla
wirnita epileprik yang
tidak
mendapatobat
adalah 8,5 persen-sirma sepertijanin
pada wanira tanpa gangguan kejang.Konseling prakor-rsepsi biasanya mencakup upaya untuk
mencapai kontrol dengan monoterapi dan dengan obat yang dianggap paling kurang teratogenik (Adab, 2004; Aguglia, 2009; Tomson,2009,
dkk.).
Seperti diperlihatkan cli Tabel7.3,
sebagian regimen yang digunakan secara indiviclual kurang teratogenik dibarrdingkarr derrgan yang[ain.
Hasildari
stratupeneiitian
prospektif, rnisalnyir, menunjukkanbal'rwir risiko keseluruhan malformasi mayor yarlg berkaitan dengan monoterapi lamotigrin setara rlengan yang terdapat
pada populasi urnum. Risiko obat antikejang dijelaskan secara
lebil-r
rinci di
Bab 14 (hal. 334). Menurut Jeha clan Morris(2005), American
Academyof
Neurology menganjurkanpertimbangan
untuk
menghenrikanobat
anrikejang padawanita tertentu, terrnasuk mereka yang: 1. Telah bebas kejang selama 2 sampai 5 tahun
2.
Mengidap saru ripe kejang3.
Memperlihatkan hasil pemeriksaan neurologis daninteie-gensia yang normal
4.
Memperlihatkan elektroensefalogr.am,vang tclal-rrneng-rulami nonnaIisirsi clcngirn pengobatan 'lTanita
epilepsi juga dianjurkan untuk meugonsumsi
su-piemen asam folirr. Biale dan Lerventhal (1984) melakukan sebuah studi kasus-kelola
urrtuk
mengevaluasi efeksuple-mentasi folat perikonsepsi pada wanira yang mendapat ob:rt antikejang. Meskipur-r 10 dari 66 ( 15 persen) kehamilan yar-rg
tidak mendapat suplemen menghasilkan anak dengan rnalfor. masi kongenital, tidak sarupLrll dari 33 neonatus dari wanita yang mer-rdapat suplemen mer\galarni rnalformasi kongenitai. Demikian juga, pada sebuah penelirian kasus-kelola dengan menggunakan Hungarian Birrh Registry, Kjaer, dkk. (2008) menyimpulkan bahwa risiko kelainar-r
kongeniul
pada jar-rinyang rerpajan ke karbamazepin, fenobarbiml,
fenitoin,
dar.rprimidon berkurang-rerapi tidak hilang-dengan pemberian suplemen asam folat.
Vajda,
dkk.
(2008) baru.baru
ini
melaporkan hasil. hasildari the Australian
Registerof Antiepileptic
Drugsin
Pregnancy. Mereka mendapatkan bahwarisiko
kejirng selamakehamilan
berkurang50
sampai70
persen jika pasien bebas kejang sejak serahun sebeh.un harnil. Jiktr telahsatu tahun
berlalu
tanpa pasien meng:rlami kejang maka tampaknya tidak banyak keunrungan yang diperoleh dalam menunda kehamilandemi
menghindari ser.angan selama kehamilan.a
Penyakit
Kronik
Lain
Cox, dkk.
(1992)
mengulashasil akhir
keharnilan dari 1075wanita
berisiko
ringgi yang
rnendapat konseling prakonsepsi. Sebanyak 240 wanita dengar.r hipertensi,pe-nyakit gir-rjal, per-ryakir
tiroid,
asma, atau penyakit jantungBAB
7:
KONSELING PRAKONSEPST185
memperlihatkan
hasil
akhir
yang secara bermakna lebih baik daripada kehamilan mereka sebelumnya. Memang, 80 persendari
mereka yang menjalani konseling melahirkan bayi normal, dibandingkan dengan hanya 40 persen pada gestasi sebelumnya yangtidak
mendapar konseling prake. hamilan.Centers
for
DiseaseConrrol
and
Prevention
(2007) memperkirakan bahwa cacar lahir mengenai sekitar satu dari setiap 33 bayi yanglahir
di
Amerika Serikar seriap rahun. Selain itu, cacar,cacatini
saarini
menjadi penyebab utamamoralitas bayi dan
menyebabkan20
persen kematian.Manfaat
kor-rseling prakonsepsi biasanyadiukur
dengan membandingkan insiden kasus baru sebelumdan
setelah inisiasi program konseling. Sebagian dari contoh penyakit kongeniul yang jelas mendapar manfaardari konseling adalah cacat tabung saraf, fenilketonuria, talasemia, penyakit Tay. Sachs, dan penyakit generiklain
yang umumnya dijumpai pada orang keturunan Yahudi EropaTimur.
Uji
penapisanuntuk
penyakit herediter,
rermasukfibrosis
kistik
dan sindrom X rapuh (frastleX slndrome), dibahas lebih lanjur di Bab 13(hal.J12).
I
Cacat
Tabung
Saraf
(CTS)
Insiden kelainan
ini
adalah 1 sampai 2 per 1000 kelahiran hidup, dan penyakit golongirnini
mcncmpati posisi keduri tliburvah :rrrorrali jantr.urg sebirgai penyebtib tersering malformasi strtrktrrrtrl
janin
rersering(lihat
Bab 12,hal.29?).
Sebagian dari CTS, serra cacar jantung kongenitai, berkaitan dengan mtrtasi spesifikdi
gen metilen
tetrahidrofolat
redukrase (677C -->T).
Sebagian besar dari efek merugikan dari halini
tampaknya dapat diatasi dengan pernberian suplemen asam
folat
perikonsepsi(Ou, dkk.,
1996). Meskipun perannya masiir diperdebatkan, kadarvitamin B,,
yang rer.rdah pada masa perikousepsi, serupa dengan folat, dapat meningkarkan risiko cacat tabung saraf(Molloy, dkk.,
2009; Thompson, dkk.,2009).Medical Research Cor-urcil on
Vitamin
Study ResearchGroLrp (1991) meiakuan suatu srudi buta-ganda acak tentang
terapi asam
folat
perikonsepsidi
33 sentradi
rujuh negara Eropa. 'Wtlnita yang pernahmemiliki
anak dengan cacat CTS dan mendapat suplemen asamfolat
sebelum konsepsidarr sepanjang trimester pertalna menurunkan risiko kekam. buhan CTS sebesar 72 persefi. Mturgkin yang lebih penring, karena
90
sampai95
persenbayi
denganCTS
lahir
dari wanita tanpa riwayarpenyakit ini dalam keluarga sebelumnya, rnaka Czeizeidtrn
Dudas(1992)
memperlihatkar-r bahwa suplementasi mengurangi risiko a priori timbulnya CTS yang pertdma.Meskipur-r
jelas
berrnanfaat,dalarn tahun-tahun
ter.akhir
hanya40
sampai50
persen wanita yang mendapat suplementasi asamfolat
selama periode perikonsepsi (de Jong-vanden
Berg,dkk.,
2005;
Goldberg,dkk.,
2006). Plediktor terkr:at pemakaian tampaknya adalah konsultsi ke petugas kesehatan sebelum konsepsi. Uncuk meningkatkan suplementasi, banyak negara lnemperkaya tepung gandum dan jagung dengan asamfolat untuk
menurunki.rn angka CTS (Bell dan Oakley, 2008; Hammer, dkk., 2009).iF,$
186
OBSTETRI WILLIAMS-I
Fenilketonuria
(PKU)
Penyakit metabolisme fenilalanin yang diturunkan ini adalah
suatu contoh penyakit der-rgan
janin
tidtrk berisiko rnewzrrisipenyakit, tetapi dapat mengalami kerusakan akibat penyakir
pada ibunya. Secara spesifik, orang dengan PKU yang makan
tanpa
batasanakan
mengalamipeningkatan
abnormal kadarfenilalanin
darah. Seperti dibahascli
Bab 12
(hal. 292), asam aminoini
mudah melewari plasenta dan dapat merusak organ-organ janir-r yang sedang terbentuk, renltamajaringan saraf dan jantung
(Tabel
7.4).
Dengan konselingprakonsepsi yang sesuai dan kepatr-rhan terhadap dier
rendah-fenilalanin
sebelum kehamilan,insiden
malforrnasi janir.rdapat dikurangi secara drasds
(Gutler,
1990; Hoeks, 2009;Koch, 1990, dkk.).
The Maternal Phenylketonulia Collaborative Study
re-Iah
memastikanefektivitirs
perawaran prakonsepsi paclahampir 300 wanira dengan penyakit
ini
(Rouse, dkk., 1997). Dibandingkan dengan bayi yang ibunya kurar.rg mengonrrol dietnya, bayi dari para wanira dengan diet rendah fenilalar-rin memperlihatkan pcnurllnan insiden mikrosefalus-6 versus15
persen, kelainan neurologis,{
versus 14 persen, dirn cacatjantung-ridak
ada versus 16 persen. Demikian jtrga,Lee, dkk. (2005) rnendaparkan adanya perbaik:rn berat lahir
janin,
lingkar kepala, dan skor angka intelegensi(le)
pacla110 r-reonatus yang ibunya memulai diet rendah fer-ritalanin
sebelum konsepsi.
I
Talasemia
Per-ryakit gangguan sinresis rantai globin
ini
adalah penyakitger-r-tunggal tersering di seluruh dunia. Harnpir 200 jura orang
membawa sebuah gen Lrntuk salah satu dari hernoglobinopati ini, dan telahdikenal ratusan mutasi yangdapat rnenyebabkan
sindrom talasemia (Bab 51,
hal.
1149).Di
claerah endernikseperti
negara.negara Mediteraneadan Asia
Tenggara, konseling dan strategi pencegahanlain
telah
mengurangi insiden kasus-kasusbaru
paling tidak
sebesarB0
persen (Ar-rgastiniotis clan Modell, 1998). The Americar.r Coliegeof
Obstetricians and Gynecologists (2007) merekomendasikan
BAGIAN
3:
ANTEPARTUMbahwa orang yang
memiliki
riwayar talasemia dalam silsilahkeluarganya dianjurkan untuk menjalani uji penapisan karier agar mereka dapat membuar kepurusan setelah mendapat penerangan
yang
memadai (informed decision) mengenai reproduksi dan diagnosis pranatal. Diagnosis genetik pra-implantasiuntuk
talasemia dapat dilakukanuntuk
pasien tertentu (Chen, dkk., 2008; Mohd Nasri, dkk., 2009).Pengalaman
dengan program konseling
yang
telah berjalan lama yang ditujukan untuk siswa sekolah menengah atas Monrreal yang berisiko, diringkaskanoleh
Mitchell,dkk.
(1996).
Selamaperiode
20
tahun,
25.Z?4
siswaketurunan Mediteranea telah diberi konseling dan diperiksa
untuk
talasemia B. Dalam beberapa tahun setelah program prakonsepsiini
dimulai, semua pasangan berisiko tinggi yangmeminta pemeriksaan diagnosis pranatal
telah
mendapat konseling, dan tidak ada anak cacat yang lahir selama waktu iui.a
Penyakit
Genetik
yang Lebih
prevaten
pada
Orang Keturunan
yahudi
Eropa
Timur
Sebagian besar orang kerurunan Yahudi
di
Amerika Utara berasaldari
masyarakatYahudi
Ashkenazidan
berisiko merniliki anirk dengan satu clari beberapa penyakit ?llltosomresesif y:rng rercanturn di Tabel 7-5. The American Coliege
of
Obstetricians and Gynecologists(2004)
mengarrjurkanper?rwatalt prakonsepsi untuk para rvanita ini:
o
Riwayat keluargaindividu
yirng mempertimbangkan ke-l-ramilan keharnilan-atau yang sudahhamil-harus
me. mastikan apirkah salah satu pasangan adalah keturunan Yirl-rudi EropaTimur
(Ashkenazi) atau rnemiliki kerabat dengan librosiskistik
atau penyakit generik yang rercan.tr-rm di Tabel 7-5.
o
Penapisan pembawaurtuk
penyakit Tay.Sachs, penyakit Canavan, Iibrosiskistik,
dan disautonomia familial harus dianjurkan kepada orang Yairudi Ashkenazi sebelumkon-sepsi.
e
Juga rersediir penapisan pembawa unruk mukolipidosis IV,penyakit Niemanr-r-Pick tipe
A,
anemia Fanconi grup C, sindrom Bloorn, dan penyakir Gaucher.o
Jika hanya salah sattr pasangall yang keturlrnan YahudiAshkenazi, maka orang tersebut harus menjalani pena. pisan terlebil'r dulu.
Jika
orangini
adalahkarier
maka pasangannya dianjurkan unti.rkuji
penapisan. Pasangantersebut perlu diberi tahu bahwa frekuensi pembawa dar.r
ar-rgka deteksi pada orang bukan Yahudi belum diketahui
untuk
semuapenyakit
ir-ri, kecuali penyakir Tay-Sachsdan
fibrosisklstik (lihat
Tabel
7-5).Karenaitu,
risiko pasangan mendapat anak dengan penyakit tersebut sulit cliperkirakan.o
Orang dengan rirvayat salair satu dari per-ryakit-penyakitini
dalam keluarga perlu ditawari penapisan pembawa un.tuk
penyakit spesifikdiin
mungkin memperoleh manfaat dari konseling genetik(lihat
Bab B, hal. 209).o
Jika kedua pasangan adalah pembawa unruk salah satupenyakit, maka keduanya perlu
dirujuk untuk
konseling genetik dan ditawari diagr-rosis pranatal..
Jika ditemukan bahwa seseorang adalah pembawa maka iaperlu didorong untuk memberi tahu anggota keluarganya bahwa mereka berisiko membawa mutasi yang sama.
BAB
7:
KONSELING PBAKONSEPSTiii,Sr*Ji:li::r:rilil f ,,
187
188
OBSTETRI WILLIAMS _Penyakit
Tay.Sachs
Efektivits konseling prakonsepsi dalam mengular-rgi penyakit genetik paling jelas terbukri pada penyakit Tay.Sachs.
Ini
adalah
penyakit
neurodegeneratif autosom-resesif yang parah yang menyebabkan kematian pada masa kanak.karrakdini.
Pada awaltahun
1970.an, terdapat sekirar60
kasusbaru setiap tahun
di
Amerika Serikat, rer.urama pnda orang keturunan Yahudi. Telah dilakukansuaru karnpanye intensif untuk memberi konseling kepada pria dan wanira usia subur keturunan Yahudi untuk rnengidentifikasi pembawa melalui pemeriksaangerletik,
mer-ryediakan perreriksaan pranataluntuk
pasanganberisiko
tinggi, dan
bahkan
membanru pembawa heterozigot unrukrnemiliki
pasangan hidup yang tidak terkena. Dalam 8 tahr-ur setelah dimulainya kampanyeini,
hampir
1 juta
orang dewasadi
seluruhdunia
relah dipeliksa dan diberi kor-rseling. Insiden kasus Tay-Sachs birr.utelah merosot hingga hanya sekitar lim:r kasus baru per tahun (Kaback,
dkk.,
1993). Saatini,
sebagian besar kasus ter.jadipada populasi non-Yahudi.
The American College of Obsterr.icians and Gynecolo-gists (2005d) merekomendasikan hal-hal berikut mengeniri penyakit Tay-Sachs:
r
Uji
penapisan ditawarkan sebelum kehamilanjika
kedua pasangan adalah keturunan Yahudi Ashkenazi, Kanada Perancis, atauCajun.
Mereka dengan riwayar keluarga yang konsisren dengan penyakit Tay.Sachs juga perlu di, anjurkan untuk menjalaniuji
penapisarr..
Jika salah satudari
pasangan berisikotinggi
seperri di-jelaskan di atas, rethpi pasangannya ridak, maka pasangar-rberisiko tinggi telsebut perlu dianjur.kan untuk menjalani
uji
penapisan, teruramajika
silsilah
keluarganya tidak jelas atau terdapat riwayat keluarga yang konsisten.]ika
pasangan berisiko
tinggi
tersebur dipastikan merr.rpakanpembawa, maka pasangan yang lain perlu dianjurkan
ur-ttrk merrjalani uji pen,rpisan.o
Analisis biokimiawi dengan
menenrukankadar
hek-sosaminidaseA
serum perlu digunakan untuk orang dari populasi berisiko rendirh. Pemeriksiran leukosit perlu di. gunakan jika wanita yang bersangkutan sudah hamil ataumenggur-rakan kontralepsi oral.
o
Hasiluji
penapisan yang meragukan perlu dikonfirmasi dengan analisis biokimiawi dar-rDNA
unruk murasi rer-sering. Halini
akan rnendeteksi pasien.pasien yangmeln-bawa gen.gen yang belkaitan dengar-r penyakit ringan atrru
keadaan pseudode6sierrsi.
r
Jika kedua pasangan dipastikan merupakan karierpenya-kit
Tay-Sachs, mereka perlu ditawari konseling generik dan diagnosis prarratal.xor,iserbn pnnxor.rsrpSi,.,,
:,
Praktisi yang memberi layanan perawatan kesehatan rurin
memiliki
kesemparanterbaik untuk
melakukan konseiing pencegahan. Dokter gir-rekologi, penyakit dalarn, umun, dan anak dapat melakukannya sewaktu melakukan pemeriksatrn berkala. Hasil pemeriksaan kehamilan yang negatif merupakar-rwaktu yang
remparuntuk
konseling. Jack,dkk.
(1995) melakukan suarusurvei
risiko
prakonsepsi kornprehensif terhadap 136 warrita, dan hampir 95 persen rnelaporkar-r paiingtidak
satu rnasalah yang dapat mempengaruhi kehtrmilanBAGIAN
3:
ANTEPARTUMmendatang. Masalah.masalirh tersebut mencakup masalah medis atau reproduksi-52 persen, riwayat penyakit generik dirlam keluarga- 50 persen, peningkatan risiko infeksi virus imturodefisiensi manusia
(HIV)-30
persen, peningkatan risiko hepatitis B dan pemakaian obat terlarang-25 persen,pernakaian alkohol-17 persen, dan risiko gizi-54 persen.
Dapat diberikan nasihar dasar mengenai diet, pemakaian alkohol dirn obat terlarang, merokok, asupan vitamin, olah raga, dan perilaku
lain.
Cataran medis yar-rg relevar-r peiluditeliti.
Konselor periu mengetahui tentang penyakir medis; riwayat pernbedahan,penyakit
reproduksi,atau
penyakitgenetik,
dirn
harus mampu
meuginterpretasidata
dan rekomendtrsi yang diberikan oleh spesialis lair-r. Jika praktisimerasa kurang nyaman
dalam
rnemberi konseling maka wanita ataLr pasangan yang bersangkutan dapatdirujuk
kekonselor yang sesr"rai.
KUN.I
PHAKONSEPSi
I
Riwayat Pribadi dan Keluarga
Perlu dilakukan peneiitian menyeluruh tentang riwayat medis,
obstetris, sosial, dan keluarga. Informasi yang bermanfaat
besar
kemungkinannya
diperoleh
derlgan
mengajukan pertirnyaan spesifik tentang masing-masing aspek dan tentang anggota keluarga daripada mengajukan pertanyaan umum yang terbuka. Anamnesis mungkin memerlukan waktu 30 menit sampai satu jam. Beberapa keterangan penring dapatdiperoleh dengan kuesioner, idealnya pada
kunjungan prakeharnilan rurin. Juga tersedia kuesioner yang sudah ladi tentang topik-topikdi
atas. Jawaban diulas bersama denganpasangan
yang
bersangkutanuntuk
memastikan tindak. lanjut yang sesuai, termasuk memperoleh rekam medis yang relevan.I
Riwayat
Medis
Konseling prakonsepsi membahas semua faktor risiko yang
penting
bagi
ibu
dan janin. Hal.hal
umum
mencakup bagaimana kehamilan akan memengaruhi kesehatan ibu, dan bagtrirnana kondisi risiko-ringgi dapat mempengaruhi janin. Yang terakhir, berikan nasihat untuk memperbaiki prognosis kehamilan.Hampir
semua penyakic medis, obstetris, arau genetik pcrlu diperrimbangkan sebelum kehamilan. Semuaini
dibahas dalam kaitannya denganrisiko bagi
ibu
danjanin, dan
pasanganyang
bersangkuranperlu
ditawari tentang evaluasi prakehamilan. Informasi lebih rinci tenrang penyakit-penyakit spesifik terdapt di bab.bab yang relevan.Penyakit Genetik
'Wanita.wanita
yang latar belaktrr-rg emik, ras, arau riwayar pribadi atau kelr-rarganya menempatkan mereka pada risiko
rnerniliki
jar-rin dengan penyakir generikperlu
mendapat konselingyang
sesuai.Hal
ini
mencakup kemungkinan diagnosis pranaral seperti dibahas di Babi3.
Para war-rita ir.rimemerlukan kunjungan konseling mmbahan
ke
konselor genetik yangterlatih.
Mereka juga mungkin memerlukan konsultasi dengan spesialislain,
misalnyaahli
anestesi,BAB
7:
KONSELING PRAKONSEPSI189
Riwayat
Beproduksi
Perlu dialukan
pertilnyiran mengenai
ir-rfertiliras; hasil kehamilan yang abnormal, terrnasuk keguguran, kehar-nilan ektopik, c{an kernatiirn janin berulang; dan penyulit obstetris misaltrya preeklamsia, ablupsio plirsenta,dan
persalinan kuraug bulan (Stubblefield, dkk., 2008). Mengenai penyulit yang terakhir, sebagianpeneiitian
sampai saatini
belurn belhasil mengturgkapkan manfirat signifikandari
berbagai regirnenprofilaktik,
rnisalnya terapi vaginosis bakteri atau regimcn ar-rtirnikroba antarkonsepsi lainnya dalam mcr-rcegahpersalinan kurang
bulan spontan
(Andrews,dkk.,
2006; Ailsworth dan Peiper, 2007).Riwayat
melal-rirkanbayi
rneninggal rnerupakar-r hal yang salrgat pentillg. Halini
baru-baruini
diulas oleh Silr,er(2007).
Jikr
dircrnukrn, komplikrrsr spcsihk daprt dit:rrrganisc-perti diuraikan dalam diskusi renrang
topik.topik
ini,
yang ditemtrkan di bab-bab selanjutnya dari buku teks ini.I
Riwayat
Sosial
Usia
lbu
'l7anita
pada kedua ujung spektlum usia.reproduktif memiliki
prognosis kehtrn'rilan yang unik clan akan dibahas di bawah irri.
Kehamilan
Remaja. Menurur Cenrers for Disease Controi and Prevention, 7,6 pelscn persalinan pada tai-run 2002 di Amer-ika Serikatteljadi
patla w:rnitrr berusia ant?rfil
15 dan 19 tahun.Mcskipur
angkaini
mencenninktrn Fenlrlluran 9 persen sejak tahun 2000, angka kehamilan rernaja rerap paling tinggi di antara sernua negara industri (Ventura, dkk.,2006).
Remajalebih
besar kemungkinanr-rya mcngalarni anemia, dar-r mereka berisiko tir-rgimemiliki bayi
dengar-rhirmbirtan
pertrunbuhan,mengal:rmi persalinan
kurang bulan, dan rnemiliki angka kematian bayi yang iebih ringgi (Flaser, dkk,, 1995; Usta, dkk., 2O0B). Insiden penyakit me-nular seksual-yang sering pada remaja-bahkanlebih
tinggiselarna kehamilan (Niccolai, dkk., 2003).
Karena sebagian besar kehamilan mereka
tidrk
diren-canakan, remaja jalang mer-rcari konseling prakonsepsi. Parar.vanita muda
ini
biasanya rnasih tumbuh clan berkembangsehir-rgga membutuhkan
kaloli
yang
lebih
besar daripada wanita yang lebil-rtua.
Remajanormal dan
yang kurang beratnya perlu dinasehati untuk rneningkatkan asupan kalorisebesar 400 kkal/hari. Sebaliknya, seperti dibirhas
di
Bab 43, ". remaja dengarr obesitas kemungkinantidak
rnemerltrkantambahirn
kalori.
Pertanyaan rirnpa menghtrkimi kadang dapat rnengungkapkan adanya riwayat penyalahgunaan obat terlarang.Kehamilan Setelah Usia
35
Tahun.
Saatini,
sekitar 10 persen kehamilan terjadi padtr wanita dalam kelornpok usiaini.
'VTanita berusialebih tua
lebil-r sering rneminra konseling prakonsepsi, baik kirrenaia
menunda kel-rarnil:ir.rdan sekarang ingin mengoptimalkan kehamilannyu, m:llrpun karena itr berencana menjalani rerapi ir-rfertilitas. Beberapa penelitian-terrnasuk
data
dari
Parkland
Hospital
yang .lisajikan cli Gambar 7.Z*menr.rnjtrkkan bahr.va serelah usia3 5 tahur-r, terjadi peningkaran risiko obstetrik serta morbiditas
dan mortalitas
pelinatal (Curningham
clar.r Leveno, 1995;Huang, dkk., 2008). Wanitir yang lebih rua dengan per-ryakit
25-29 30-34
>35 Usia ibuGAMBAR 7-2. lnsiden beberapa penyulit kehamilan dalam kaitannya dengan usia ibu di antara 235.329 wanita yang melahirkan di Parkland
Hospital, 1998-2007 (Digunakan dengan izin dari Dr. Donald Mcln-tire).
kronik atau yang kondisi 6siknya kr-rrang biastrnya telah jelas rnerniliki risiko. Namun,
untuk
wanita yang fisiknya bugar tanpir masirlah medis, risiko jaul-i lebih rendah daripada yar-rgsemula dilaporkan.
Angka kematian
ibu hamil lebih
tinggi
pada wanita berusia 35 ataulebih.
Dibandingkan dengan wanita dalam usia 20-an, rvanitir berusia 35 strmpai 39 tahun 2,5 kali lebih sering dan '"v:rnita berusia 40 tahr,rn atau lebih 5,3kali
lebihsering
mengalamirnortalitas
terkait-kehamilar-r (Geller,dkk.,
2006).
Meuurut
Buehler,
dkk.
(1986),
perbaikanperawatall medis dapat irengurangi
risiko
ini.
Mereka mengulas kematian ibu harnil di Arnerika Serikat dari tahu-r 1974 sampai 1982. Sampaimhun
1978, wanita yang lebihtr.ra memperlihatkan risiko kematian materrral lima kali lipat dibandingkan mereka yang lebil-r mucla. Nirmun, sejak tahun 1982, angka kernatian
untuk
wanita yangiebih
tua telah menul.trn sebesar 50 persen.Risiko
janh
terkait-usiaibu
terutama berasaldari:
(1) persalinan kurangbulan
atas inc{ikasipenyuiit
pada ibu,misah'rya hipertensi dan diabetes, (2) persalinari kurang bulan spontarl,
(3)
gangguan pertumbuhanjanin
yang berkaitan dengan penyakit kronik pada ibu trtau gestasi multijanin, (4) aneuploidi jar-rin, dan (5) kehamilan yang diperoleh dengan birntuan teknologi reproduksi.Sebagian besar
peneiiti
mendapatkan bahwa aneuploidi janin adirlal-r satu-satunya kelainan kongenital yang berkaitan dengan usia ibu. Sebuah studidi
British Columbia terhadap 577.000 persalinanoleh
Baird,dkk.
(1991) dan
574.000 persalinar-rdi
Swediaoleh
Pradat (1992)
mendapatkan btrhwa tidak terdapat keterkaitan antara defek struktural non-irneuploidi dan usia ibu. Satu pengecualian adalah penelitian oieh Hollier, dkk. (2000) terhadap hampir 103.000 kehamilan yang mencakup 3BB5bayi
dengan mtrlformasi kongenital yang dilahirkar-rdi
Parkland Hospirai. Meleka melaporkan birhwa insiden kelainan struktural non.aner-rploidi meningkat bermakna seiring usiaibu.
Namun, sebagianyakin
bahwahal
terscbtrt disebabkanoleh
a.scerroinment bias karena ibu yang lebih tua cenderung menjalani perneriksaan sonografkterarah,
tetapi
tidak
amniosentesis,dan
populasi studi diperbtrnyakoleh
rujr.rkan regionaluntuk wanita
dengan janin mrlformrsi. 16 14c12
(0:10
(5 0o.B
c 6)g6
o n_ 4 Persalinan prematur .*--'--'*4Teknik
Bantuan Reproduksi.
hrsatlah
bahwa wanita berusia:lebih tua
mengalami masalah subfertiliras. Dan meskipun insiclen kembar dizigorik meningkat seiring usir ibu, penycbab gestasimulrijanin
yanglcbih
penting padawarrim berusia lebi[r tua adalah pernakaian c ssistedreproducdte
technologl (
reknologi
unruk
membantu reproduksi) clanindulai
ovulcsi.
M.*ang,
mellunlr
Centeis
for
Disease'Control
and
Prevention,di
Arncr-ikaScrikar
40
pcrsen persalinan kembrrrtiga dan
l7
persen kembar durr adaiah hasildari
teknologi banruan r.eproduksi tersebut (Martin, . dkk., 2007). Seperri dibahas di Bab 39 (hal. 907), kel-ramilanmultijanin
menyebabkan scbagian besarmorbidirrs
dan mortalitas yang beikaiLan denganpehhiran
ktrrang bulan(Schieve, dkk ., ZO0Z ; S trornberg, dkk., 200 Z ).
. Selama dekade
teraklrir,
semakin banyakdara
yangmengaitkan teknik-celorjk bantunn reproduksi dcngan pe. n^ingkrtan_ malformasi
kongenital rnayor, Hansen,
dkk. (2002) melaporkan bahwa 9 pers"n dari 837 bayi yang lalrir dari pembuahaniri
virro dan 8,6 persen dari 301 bayi yanglahir dari
penyuntikan sperma intrasitoplasme merrgalami cacat Iahir mayor-dibandingkan dengan 4,2 persen dari 4000USia
Ayah.
Mcskipun tqr,iup;t
pcningkatarr
insiden penyalit generik pad, lr"nk akibat muiasido*irlrr-,
alrrosom .baru padapiia bensia lebih
tua namun insidcnnya masih tetap rendah(llhat
Babt2,
hal.
292). Karenaitu,
masih d-rperdebatkun apakah pemeriksaan sonografi L tcrora h per.[u*l1l*^"
semata-rnara atas indikasi usia ibu aiau ayah yangOo.t
:i"rreasl
aan nrterokbr
Risiko
lanin
yangi.rf..,""
d"[gr;
pemakaian alkohol, .mariyuana, kokain, arnfcramin,
dln
hcroin
dibalresdi
Babl4
(lihar
hal
j+-t).
Langkah perramauntrrk
mencegahiiisiko terkair.obar pada
jinin
bali
*aniin
adalahseJara
jujur
menilai pemakaian obar-obar tersebur. Pcrunyaan sebaiknya tidak menghakimi. Alkoholisme
dapii
diidcntifikasi dengan mengqjukan pertanyaan-pcrtanyaan TACE yaug relahhanyak dipelajari dan berkairan dengan kr.ireriaDSVt.tV
(Chang,dkk,
1998),_TACE adalah ianglcriau empar perrar)yaan-mengCnai loleransi rerh,rdapalkohol,
tcrgorrggr., (annoyed) oleh kornenrar mengenai kebiasaan minirm rnereka, upayaiurtuk mengurangi (gur down), dan riwayat miuum minuman
beralkohol pada pcgi hari
(gle
opener).'Dalam sebuah srudi
di
Kanrda tcrha,lrpt.bih
dari
1000 pari.n prr.rpartur,Torgt,
dkk. (2006) mendapatkan bahwa banyakwanita yang
melaporkanrninuni ailohot
selagiberupaya hamil. Secara spesifik, hampir r.poruh ciari merelia yang betencana
untuk
himil
mc'laporkln minurn 2,2 gelasper hari selarna masu gesrasi
dini
sebelum mereka menyadaridiri
mereka harnil. Yang perludicaiat,
Bailey, clkk.(i008)
mendapatkan bahwa angka binge dnnfring (minum_ olkohol berlebiha.n hingga,mabuk) dan pcmirkaian rnar.iyuana olehpria
ddak dipengaruhioleh
kehanrilan pasangan mereka. Frekuensi dan pola perilaku semacamini
jelas menggaris-bawehi perlunya konseling prakonsepsi.Pada tahurr2005, sekirar I0 persen warrira yang m
jrhirkan
di
Amerika Senkat rnelokok,dan
angkaini
secata kasnrberlipat dua pada ibu
lang
bensiaantrra
18 dan 24 rahun setta mereka yang riclak lulusdrri SMA (Mrrtin,
dkk., 2002).'
,..
M".ok,rt
meme.garuhi perrrmbuhon
1unln, :U".g;.;;
' pada dosisnya. Merbkok rneningkarkarl rupnrr krLrang bulan ketuban, plasenta previn,hambatu
pertumbuhan janin, ;danberat
lahir
rendah (American Collcge of Obsretricians and Gynecologists, 2005e). Bahkarr pajanan pasif ke asap rokokdi
lingkurgan
rampaknya*e,n.,lganrhi
berar lahir. secaranegatif :(Hegaald,
dkk.,
2006). Merokok juga
dilaporkan berkaitirn denga-n Sindroin kematiiin bayi merrdadak (suddeninfirnt
derrrh syndrome) (Pollack,dkk.;
2001), Yangtera-
lkhir, merokok meningkarken risiko penyulit kehamilair yang berkaitan deugant klrusakan vaskular, nrsaln1la insufisiensi -.,ic.o.p1a9"nt, dan
abru$lio,p
;"U
,ri grUji;ihUi;f.9*)5
,
Setefah
konseling;:.rwaniin,,.yangbe1q
I
il
ii;iiditawari
program prakehamilanuntuk
mengurangi arau menghentikan kebiasaan merokok. Program semacamini
dapit dipcroleh dari American College of Obsteuicianslnd Cynecologists (2005e).-,,,
'
,.1'
' '
,iH'i .,':'
--'ii
.i
i.l.ir:t,
i
;
Paianan
di
Lingkungan
,,
inlian
oi;ul
ij+ti*ir'#*o;uiffi"r^,,
.",,0,
Lrrrrungnya hanya beberapa bahan yang berdampak padqprogrrosis kehamilan
(Windham,
dkl.,
2008).Pajinan
ke'organisme infeksiosa
dan
bahankimia
merupakan risikoteib"rar.
..,'
r
..
', ',,.
,,..'il
MetiI
rnerkrrri adclah per]cemar,lingktinlan
yallg' bcrpoterrsi mernerrgaruhi scmurr wanita harnil karerraikan-ikan
besarrerrennr rercemniloleh
bahanrni
(lihai-Bab
14,
hlni.
3]9).
Merkuri
aclalah suarrr,.r.*oroi*trr"*
mudah menembus plasentadal
ber:efek buruk pada janin (ledrychowslii, dkk.r'2006). Kaienaitu,
US Food and Drug Adrninisrmtion (2004) rnenganjurkan bahwa rvanita hamii ticlak mengonsrrmsi it u,', hiu, ikanioa.l,
lir,g macfterel, arau nlefsh, dan bahwa mereka nrengonsumsi riclak lebihdari
tZons l<elarrg-keror'rg..
rtru
ikarr lain per miriggu.eibr.*.
"rnu turrn
"prrtih"
mengandunglebih
banyak**rkuri
daripada turra kalengirnliinnya.
Oken, dkk, (2003) rnenvaiij<an claraya n g mernperl itr,r
rliin
bahwa sejak dikel, rarkaniiya anj uranoleh FDA,
ingestiikan-ikan
yarrgdicurigai oleh
wanita hantil telahrnenurun.
, .' ,'''
-:'e,rrui
iitiri,i*iil#,fii;tlr.J;*ii;i
i
nusir amu hcwan bahwa pajirran ke berbagai medan cle-ktro. . magnetik, nrisalrrya kabel lisrrik tegangan tinggi, selimtit lis.
trik,
ouen mirrowave; dan telepon selrrlar berelek buruk padajanin 1O'Corrnor, 1999; Roberr, 1999). Syok lisrrik dibahSs
:
lebth lanjut di Bab 42
(hal
993).
.'.',
I
Gaya
Hidup dan
Pekerjaan ,
_
i
Sejumlah k"biorr^,', pnbacli dan
pek.4*r,:r.r,^
;r*
n,Oro ,i,ilg0 ,,]:: , OBSTETRIWILLIAMS-.j
5iU
. i-*td;;i i
nj
=!.i,', n t u, . m r,,h
f i t,,,.j*$#;1*it!
bahan bukan makanan lainnya Inrus dihentikan
(lihat
Bab 8, hal. 221). P"da beberapa kasus, halini
mungkin mencer-minkan resporr! fisiologik mk.lczim terliadap:dehJieirsi besi ,,(Fedcrmrn,
dkk.,
1997).Brnyak
dict
vegetarian kurang ,mengandung protein tempi
hal
ini
dapat dikoreksi dengan meningkarkan konsumsitelur
dan keju. Seperti dibahas diBAB
7:
KONSELING PRAKONSEPSI 191 ketika diperiksa (Ren. Bab 43, obesitas dilaporkarr berkaitan dengan sejumlah pe.nyulit
pada ibr.r misalnya hiperter.rsi, preeklamsia, diabctesgestasional, kesulitar-r persalinan, ke1-ramilan pascarnatur, peiahiran caesar, dan penyulit operasi (Arnerican College of Obstetricians and Gynecologists, 2005b). Keadaarr
ini
jtrga tampaknya berkaitan clengan berbagai anomali strukrur2rl (Stothard, dkk., 2009). Dengan mernbandingkanperr-rbahan-perubahan pada indeks massa rubuh
(lMT)
praharnil, Vil-lamor dan Cr-rirttingius (2006) rnendaparkan bahwa pening-katan sedangIMT
sebelurn kehamilan dtrpat rnenyebabktrn kornplikasi perinanl, bahkan jiktr wnnita yirng bersangkuretnridak menj adi ou erw eight.
Selain defisiensi
gizi,
anoreksiadan bulimia
mening-katkan risiko kelainar-r ibu terkair, misalnya gangguanelek-trolit,
aritmia jantung, dan patologi saluran cerna (Becker,dkk.,
1999). Penyulit rerkait-kehamilan anraralain
adalal-rpeningkaran risiko berat
lahir
rendah, Iingkar kepala kecil, mikrosefalus, dan kecil r-rntuk usia keharnilar-r (Kouba, dkk.,2005 ).
Olahraga
Wanita harnil yang biasa berolal-rraga biasanya dapat melan. jutkan latihan mereka sepanjang gestasi (American College of Obstetricians and Gynecologisrs, 2002; Durrcombe, dkk., 2006). Seperti clibahas
di
Bab8
(hal.216),
tidak ada data yang rnernperlihatkan bahwa olah raga selama hamil berefek buruk, Salah satu kekl-rawatiran aclirlah bahwa seiring dengan kemajuan kehamiian, masalah keseirnbangan dan relakstrsisendi dapat rnempermudah ceclera orropedik. 'War"rita periu dianjurkan untuk tidak berolal-r raga hingga kelelahan, dan ia perlu meningkatkan pengeluarirn panas dirn penggantiall
cairan.
Ia
perlu
menghindariposisi
terientang, aktivitas yang rnemerlukan keseimbangiin tinggi, dan kondisi cuaca ekstrim.Kekerasan
dalam
Rumah
Tangga
Kehamilan dapirt memicu masalah antarpribadi dan meru. pakan saat risiko kekerasan oleh pasar.rgan rneningkat. Mer-ru.
rut
American Collegeof
Obstetricians dan Gynecologists (2006), dan dibahasdi
Bab 42 (hal.9Bi), dari
l
sampai 20persen wanita mengalami penganiayatrn seiama kehamilan. Silverman,
dkk.
(2006) rnendapatkan bahwa wanira yi'rng melaporkar-r kekerasan olel-r pasangan selarna tal-rtur sebelumhamil
berisikolebih
besar mengalami sejumlah penyulit. Penl,ulit-penyulit rcrsebut mencakrrp hipertcnsi, perdlrirhan vagina, hiperemesis, persalinankurang bulan,
dar-r bayi beratlahir
rendah. Dernikian juga, Rodrigucs,dkk.
(2008) mendapatkan dalam sebuah sulvei rerl'radap lebih dari 2600 wanita pascaptrrtus bahrva 24 persenibu dari
bayi ktrrang bulan mengnlami kekerasan 6sik selama 1-ramil dibar-rdir.rgkandengan B perser-r ibu dari bayi aterm.
Dokter perlu menanyakan renrang faktor.faktor. risiko kekerasan dalam rumah tangga rlan seyogianya rnena,"varkirn
intenensi
yang sesuai. Kekerasanlebih
serir-rg terjadi padawanita
yang pasanganlrya kecanduanrrlkohol
atau obar-obaan, bartrbaruini
rnenganggur, berpendidikan arau ber-pendapatan rendah, atau pernah ditahan (Grisso, dkk., 1999;Kyriacou,
dkk.,
1999). Daltrm suatu survei terhadap sekitar 200 wanita yang menjalanitrji
penapisan kekerasan selamaperawatan pranatai,
97
pelsen melaporkan bahwa merekatidak malu, marah, atau tersinggung ker dan
Tonkin,
2006).Riwayat Keluarga
Metode paling rnenyeluruh
turtuk
memperoleh riwayat ke. luarga arlalal-r membuatsilsilah
(pedigree) dengan meng-gunaktrn sirnbol.simbol yang diperliharkalldi
Gambar 7"3. Status kesehatandan
reproduksi masing.urasing "anggota keluarga" perlu dikaji secara individual tu'rtuk penyakit medis,retirrdasi mental, cacar lahir, infertilins, dan kernatian janin. Rns, etnis, atau l?]tar belakang agama tertentu mr.urgkin me. nunjukkan peningkatan risiko untuk penyakit resesif rertentu.
Meskipur-r sebagian besar wanita dapat memberi kete.
rangan mengenai
riwayat
mereka,
namun
pemahaman merekamungkin
terbatas. Sebagaicontoh,
beberapa pe.nelitian
memperlihatkan bahwa w:rnirahamil
sering tidak melaporkan aclanya cacatlahir
dalam keluarga atau salah melaporkannya. Karena itu jenis cacat arau penyakit genetik, yangdilapolkan perlu
diveriflkasi denganmelihar
rekam medisyang relevan atau
dengan menghubungi anggota keluirrga yang telkena rurtuk infonnasi tambahan.lmunisasi
Konseling
prakonsepsi
mencakr-rppenilaian
terhadap imunitas. Imr-urisasi-imunisasilain
nrr-urgkin diindikasikan seperti dibahasdi
Bab
8
(lihat
Tabe[ 8-10,
hal.
218), bergantturg pada status kesehatan, rencalla bepergian, dan rvaktu dalam tahun.Valain
terdiri dari
toksoid-misalnya, tetanus; bakteri atau virr,rs yang sudah mati misalnya influenza, pneumokokus, hepatitis B, meningokokus, dan rabies; atau virus 1'ridup yang telah dilemahkan-termasuk varisela-zoster, campak, gondor-rgan, polio, rubela, cacar air, dan demam ku.r.rir-rg. Imunisasi selarna kehamilan dengan roksoid atau bakteri atau virus mati beitrm perr-rah dilaporktrn berkaitan dengan efek buruk pada janin. Sebaliknya, vaksin virus hidup tidak dianjurkan selama kehamilan dan idealnya diberikan paling
tidak
1 bulan sebelum upaya mengandung. Namun, wanita yang secaratidak
sengajadiberi
vaksin campak, gondong. an, rubela, atau varisela servaktuhamil tidak
serta mertadianjulkan
untuk
menghentikan kehamilannya. Sebagian besar laporan menunjukkan bahwa imunisasi oleh berbagai agendi
atas hanya menimbulkan risiko teoretis bagi janin. Yang tertrkhir, imunisasi dengan cacar, anftaks, dan penyakit bioteroris lainnya perlu dibahas(lihat
Bab 58,hal.
1296). Berdasarkan penclitian merekir terl-riidap sekitar J00 rvanitir yang rnenc{apat vaksinasi cacar rnenjelang konsepsi, Ryan,dkk.
(2008)
mendapatkan bahwa angka kemarian janin, persalinan kurang bulan, dan cacarlahir
tidaklebih
dr-rggidaripada yang diperkirakan.
Uji
Penapisan
Uji
laboratorium terrenru mungkin mernbantu dalam menilai risiko dan rnencegah beberapa kornplikasi selama kehamilan.Uji-uji
ini
mencakupuji.uji
dasar yang biasanya clilakukan selama pertrwatan pranatal dan dibal-rasdi
Bab 8. Sebagian contoh aclalah bahwa status irnun terhadap mbela, varisela, dan hepatitisB
perlu dikemhui sehingga dapar dilakukanvaksinirsi
sebagaibagian
dari
perawaran prakonsepsi. Hemogrtrm akan rnelyingkirkar-r sebagian bestrr dari anemia192
OBSTETRI WILLIAMS-l-rerediter yang serius. Elekrroforesis l-remogiobin r-liltrkr_rkan pada or:rng yang berisiko
tinggi-
misalnyir, orirr.rgArncrika-Afrika untuk
per-ryakitsel
s:rbit
dar.rrvanita
ke rurunirn Mediteraneaatau
Asia untuk
ralasemia. Seperti dibahasdi
hai.
,186, pasallg:urdari
kerurunarr Yahucli merupakirr.rkandidat turruk
pemerikstranunruk
penyakit
Tay-Sachs dan Cirnzrvan, sementarir ketunuran Kaukastrs E.ropa utala murrgkin perlu dipcriksa unruk fibrosis kistik.Pria
Wanita
BAGIAN
3:
ANTEPARTUMU1i-Lr1i
yang
lebih
sptsifik
chprrr membanru evaluasi u,anirtr tlengan penyakit rnediskronik
terrcnru (Tabel 7-6).Contoir dari
sebagian, tetapi jelas bukan semua, peny:rkit kronik yar.rg mungkin dipcriksa dengan uji pranaral mencakuppcnynkit ginjal dan kardiovaskular serta diabetes.
Menikah
Hubungan di
luar perkawinan BerceraiHubungan
sedarahKembar monozigot
Kembat dizigot
Kembar
denganzigositas tak-jelas
Pemberian nomor
individu dalam
silsilahProband adalah
llTidak
memilikianak
u
@
o
tr@
%@
%W
@
W
,w
%
I
rtrl
rmr
Jenis kelamin tak-jelas
Jumlah anak
darijenis
kelamin yang ditunjukkan
Terkena
Heterozigot
untuksifat otosom
Pembawa sifat
resesif terkait-X
Proband
Meninggal
KematianKeguguran
Diadopsi masuk
keluargaDiadopsi keluar
keluargatro
n/S
n:o
tr
db
tr
BAB
7:
KONSELING PRAKONSEPSI193
m
EUT
E Asme$i,ii$t=
"E$P., f;fi:$fl
I il rl..ol-5
ifliitHilf,i
P..eagakifillpiletoiEailffiifiaJr.
$i;i-{'i,lryis,.+i
ffirE
t::.a::a:.aaaaa.:=:' 1 : \'i:r3;: :til:
iiP,#.rji.iikiEdalah
'*
riirit . ;+:'''lr' i I,,'",
194
OBSTETRIWILLTAMS-
BAGIAN3:
ANTEpARTUM,iii,.i&al
:#i:,:
,.*i.:4lr:,,,,#
i''
I,:
,.'
,
,
endemik"sbiamakonse[si.,jika
il;[-;;;Uilffi";"r;
BAB
7:
KONSELING PRAKONSEPST195
DAFTAR PUSTAKA
Adab N, Tudur SC, Vinten J, et al: Common anriepilepric drugs in
pregnancy in rvomen with epilepsy. Cochrane Database Syst Rev
cD004848, 2004
Aguglia U, Barboni G, Battino D, et al: ltalian Consensus Conference
on Epilepsy and Pregnancy, Ltrbor and Pucrperium. Epilepsia 50:?,
2009
Allsworth JE, Peipert JF: Prevalcnce o1 l.rcr.-rial r'r{inosis: 20C1-1004
Nationll I lealth and Nutririon Exirminarion -Sun,ey Data. (Jl.stct
Gynecol 109:114,2007
American Academy of Neurology: Practice parameter: Manrgernent is-sues for women with epilepsy (summary sraremenr). Report of the
Quality Standards Subcommittee of the American Academy of
Neu-rology. Epilepsia i9:1726, 1998
American College of C)bstetricians and Gynecologisrs: Exercise during
pregnancy and the postpartum periorl. Comrnittee Opirlion No. 26?,
January 2002
American College of Obstetricians and Gynecologists: Prenaral and
precoDceptional carrier screening for genetic diseases in individuals
of Eastern European Jeu'ish descent. Comrnittee Opiniorl No. 298,
August 2004
American College of Obstetricians and Gynecologists: The irnporrance
of preconception care
in
the continuum of u,omen's health care.Committee Opinion No. 3 I
l,
September 2005aAmerica4 College of Obstetricians and Gynecologists: Obesity in
preg-nancy. Committee C)pinion No.315, Septeniber 2005b
American College of Obstctricians and Gynecologists: Pregesrarional diabetes mcllitus. Pracrice Bulletin No. 60, March 2005c
American Collcge of Obstetricians and Cynecologists: ScreeniDg for
Tay-Sachs Disease. Cornmittee C)pinion No. 318, October Z005tl
American College of Obsrericians and Gynecologists: Smokir.rg cessa-tion durir.rg pregnancy. Committce Opinion No. 316, October 2OO5e
American College of Obstetricians and Gynecologists; Psychosocial risk
factors: Perinatal screening and intervention. Committee Opinion
No. 343, August 2006
American College of Obsterricians and Cynecologists: I
{emoglobinopa-thies in pregnancy. Practice Bulletir-r No. 78, ]anr.rary 2007
American College of Obsterricians ar-rd Cynecologists (ACOG) and American College of Allergy, Asthma and hnrnunology (ACAAI):
The use of neu'er asthma and allcrgy medications durir-re pregnancy.
Ann Allergy Asthma lmmunol 84(5):475, 2000
American Diabetes Association: Preconception care of rvomen with
dia-betes. Diabetes Care 27:576, 2004
Andrews'VW, Goldenberg RL, Hauth JC, et al: lnterconceprional an-tibiotics to prevenr spontaneous kurang bulan birth: A randomized
clinical trial. Am J Obsret Gynecol 194:6fi ,7a06
Angastiniotis M, Modell B: Global epidemioiogy of hemoglobin disor.
ders. Ann NY Acad Sci 850:251, 1998
Bailey JA,
I{ill
KG, ilawkins JD, et a1: Men's and rvomen's parrcms ofsulrstance usc rround prcgnancy. Ilirth.l5:1, 2008
Baird PA, Saolovnick AD, \'ee lM: Matemal age and birth defects: A
population study. l-ancet 338:527 , 1991
Beckcr AE; Crinspoon SK, Klibanski A, et al: Eating disorders. N Engl
I lvled 340:14, 1999
Bcll KN, Oakley Jr GP: Update on prevenrion of folic acid-preventable
spina bifida and anencephaly. Birth Defects Res 85:102, 2009 Besculides M, I-araque F. Ur-rintended pregnancy among the urban poor.
I Urban Health 81 : 340, 2004
Birile Y, Lewer-rtiral LI: Effect of fblic acid supplemenrrrrion on
cotgeni-tal malfbrmarions due to anticonvulsive drugs. Eur J Obstet Gynecol
Rcprod Biol l8:21 1, 1984
Buchler JW, Kaunitz AM, Hogue CJR, et al: Maremal mortality ir-r
rvomcn agecl 35 yiars or oldcr: Unirecl States. JAMA 255:51, 1986
Centers for Disease Control and Prevenrion: Birth defects. Tersedia di:
uu.rv'.cdc.gov/node.do/id/0900f1ec8000dffe. Diakses 1 2 January, 200?
Centers for Disease Control and Prevention: Recommendations to
im-prove preconception health and health care-United States: A
re-port of tl-re CDC/,/'TSDR preconception care rvork group and the
select parnel on preconception care. Mlvl\X/Il 55,RR-6, 2006
Chang G, \Tilkins-l-laug L, Bennan S, et al: Alcohol use and pregnancy:
hnproving identification. Obstet Gynecol 91:892, 1998
Chen SU, Su YN, Fang MY, et al: PGD of beta-thalassaemia and FILA
haplotvpes r:sing C)miniPlex whole genome amplifcarion. Reprod
Biomecl Online 17:699, 2008
C)l-reng D, Scl-rwarz EB, Douglas L., et al: Unintended prcgnancy and as-sociated maternal preconception, prenatal and postpartum behaviors.
C)or.rtrirception 7 9 :19 4, 2.0a9
Cox lvI, Whittlc MJ, Byn-re A, er al: Prepregnancy konseling: Experience
fiom 1075 cases. Br J L)bstet Gynaccol 99:673, 1992
Cr:ruringham FG, Leveno KJ: Childbearing among older women-rhe
messagc is cautiously oprimisric. N Engl J Med 333;953, 1995 Czei:el AE,, Duclas l: Prevention of the 6rst occurrcnce of neural-tube
defects by periconceptional vitamin supplementation. N Er-rgl ] Med 327:1832. I99Z