Sengon atau albasia (parasenanthes falcataria/albizia falcatara), kadang-kadang orang menyebutnya jeungjing, merupakan tanaman kayu yang dapat mencapai diameter cukup besar apabila telah mencapai umur tertentu. Tanaman sengon dapat tumbuh pada sebaran kondisi iklim yang sangat luas, dengan demikian dapat tumbuh dengan baik hampir di sembarang tempat. Beberapa keunggulan lain tanaman sengon antara lain:
Pertumbuhannya sangat cepat sehingga masa layak tebang dalam umur yang relatif pendek.
Karena memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat menarik hara yang berada pada kedalaman tanah ke permukaan.
Mudah bertunas kembali apabila ditebang, bahkan apabila terbakar. Biji atau bagian vegetatif untuk pembiakannya mudah diperoleh dan disimpan.
Berdasarkan pada beberapa keistimewaan itulah tanaman albasia dijadikan tanaman penghijauan hampir di semua wilayah. Lebih penting lagi, tanaman albasia memiliki nilai ekonomis tinggi.
A. PROSPEK PASAR
Kayu albasia memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaannya bukan hanya di dalam negeri, namun juga datang dari mancanegara. Kayu ini dipergunakan antara lain untuk bahan bangunan, peralatan rumah tangga, sampai pada bahan baku kertas dan kayu lapis.
Kayu albasia setelah mengalami proses pengeringan dan perlakuan lainnya dapat dibuat peralatan rumah tangga yang memiliki keawetan cukup lama. Dengan penggunaan yang multidimensi tersebut permintaan akan terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk
Harga kayu albasia relatif lebih murah dibandingkan dengan kayu lain seperti kayu jati atau kayu mahoni, yaitu sekitar Rp.250.000 – Rp.350.000 per m3, namun karena dalam tempo lima tahun tanam sudah dapat ditebang, maka perputaran investasi pada tanaman albasia relatif lebih cepat apabila dibandingkan dengan investasi pada tanaman kayu jati dan sejenisnya.
B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL
Albasia termasuk tanaman pioner yang dapat tumbuh di lahan marginal, sehingga sering digunakan sebagai tanaman penghijauan. Maka dari itu hampir di seluruh wilayah Tasikmalaya tumbuh dengan baik albasia. Tanaman albasia menyebar di wilayah Tasikmalaya Selatan dan Utara. Kecamatan Salopa, Cikatomas,
Pancatengah, karangnunggal, Cipatujah merupakan sentra produksi kayu albasia. Begitu pula di bagian utara, seperti Ciawi dan Pagerageung.
Di samping dukungan sumber daya alam, kebijakan pemerintah dalam usaha penghijauan melalui penyediaan bibit serta distribusi sampai ke lokasi penanaman merupakan iklim yang kondusif untuk pengembangan albasia. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah keterampilan dan pengetahuan petani pada umumnya dalam budidaya albasia telah cukup memadai.
C. PELUANG DAN KELAYAKAN INVESTASI
Peluang investasi pada komoditas albasia ini dapat dilakukan pada penanaman albasia atau pada pengolahan kayu. Pengolahan kayu yang ada sekarang ini masih mengalami kesulitan dalam menjaga kesinambungan bahan baku. Dengan demikian peluang investasi tertinggi terdapat pada penanaman kayu albasia.
Analisis Usahatani Albasia Luas Lahan 18.800 m² Desa Sukakertai, Blok pasir heulang, Subang PH= 6, ketinggian = 500 – 600 mdpl
Biaya Jumlah (Rp)
Tahun I
1. Bibit 18.800 m² :(2 m x 3 m) = 3.133 batang Plus persediaan sulaman 10% = 300 batang
Total kebutuhan bibit = 3.450 batang
Jenis bibit 70%=albasia(2.415);15%=mahoni(518); 15%=suren(518)
3.450 x Rp. 700
2. Pembersihan lahan, pembuatan lubang, penanaman Borongan 3 orang
3. Pupuk kascing 1 kg x 3.150 lubang x Rp.1.200 4. Pestisida
5. Pemeliharaan 2 kali setahun x 3 orang x Rp.30.000 x 2 hr
2.415.000 2.000.000 3.780.000 300.000 360.000 8.855.000 Tahun II 1. Urea 214 kg @Rp.1.300
2. Pemeliharaan 2 kali setahun x 3 orang x Rp.30.000 x 2 hr 3. Penjarangan I
278.200 360.000 360.000
Tahun III
1. Pemeliharaan 2 kali setahun x 3 orang x Rp.30.000 x 2 hr 360.000 Tahun IV
1. Urea 128 kg @Rp.1.300
2. Pemeliharaan 2 kali setahun x 3 orang x Rp.30.000 x 2 hr 3. Penjarangan II
166.400 360.000 360.000 Tahun V
1. Pemeliharaan 2 kali setahun x 3 orang x Rp.30.000 x 2 hr 360.000 Total 11.459.600 Reboisasi yang Hasilkan Uang
Usaha Penanaman Kayu Albasia Ternyata Menggiurkan
PRIANGAN Timur dikenal salah satu gudang kayu di Jawa Barat. Tak mengherankan karena luas hutan produksi maupun hutan rakyat di wilayah ini terhampar luas. Jika sebelumnya masyarakat cenderung memilih tanaman kayu keras sebagai tanaman andalan mereka, penanaman kayu jenis albasia (albazia falcata) ternyata memberikan harapan keuntungan yang lebih menggiurkan. Tentu saja, selain karena nilai ekonomisnya tinggi, masa panen pun relatif singkat jika dibandingkan jenis kayu keras lainnya. Namun, yang terpenting penanaman kayu albasia itu sendiri adalah salah satu bentuk reboisasi sebagaimana dicanangkan pemerintah sekarang ini.
Presiden Direktur PT Bina Kayu Lestari, Boy Deny Wijaya didampingi Kapolres Tasik, AKBP Drs. Elan Subilan dan Camat Puspahiang, Drs. Yodi sedang menyerahkan bibit kepada petani asal Puspahiang
beberapa waktu lalu.*YEDI S/”PR”
Tak dapat dimungkiri, tingginya permintaan akan kayu albasia saat ini telah mengubah pandangan sebagian masyarakat di daerah mengenai kayu alasia. Hingga saat ini, kebutuhan pasar akan kayu albasia di Tasikmalaya khususnya dan Priangan Timur umumnya masih "jauh panggang dari api".
"Umumnya karena masyarakat belum memahami keunggulan menanam kayu albasia. Mereka terbiasa menanam jenis kayu keras yang masa panennya sangat lama," ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Tasikmalaya, Ir. Henry Nugroho.
Keunggulan-keunggulan kayu albasia yaitu sangat produktif karena masa pertumbuhannya sangat cepat, dengan usia panen antara 3-5 tahun. Bandingkan dengan kayu keras lainnya seperti jati, mahoni atau kayu hutan yang baru bisa dipanen setelah lebih dari 15 tahun. Selain itu, albasia ramah lingkungan. Artinya, kayu tersebut dapat ditanam oleh masyarakat di kebun-kebun, sekitar persawahan, halaman rumah, lereng-lereng gunung, dan lain-lain. Yang terpenting masyarakat dalam memanennya nanti tidak langsung ditebang habis, tetapi ada generasi penerusnya. Selain menjaga ekosistem, juga penghasilan petani menjadi berkelanjutan (manjang).
Keuntungan lain, kayu albasia juga mudah dibudidayakan serta tak menuntut pemeliharaan yang rumit. Bahkan, bisa ditanam di lahan yang gersang dan tandus sekalipun. Kayu ini termasuk spesifikasi tumbuhan hutan tani atau hutan rakyat, bukan hutan lindung yang dikonsentrasikan pemerintah untuk keseimbangan alam dan kelestarian ekologi bumi.
Sejauh ini, kebutuhan kayu albasia di Tasikmalaya dan Priangan Timur umumnya masih dipenuhi pohon albasia yang tumbuh liar di lahan-lahan masyarakat. Kalaupun sengaja ditanam, masih dilakukan secara sporadis, tidak terencana, dan sistematis. Tak heran jika tuntutan pasar akhirnya tak mendapatkan pemenuhan kebutuhannya akibat terbatasnya pasokan bahan kayu.
Menurut perhitungan, usaha penanaman kayu albasia sangat menjanjikan karena nilai jualnya cukup menggairahkan. Pohon dengan usia rata-rata 5 tahun yang siap produksi rata-rata 0,25 m3 sampai 0,3 m3 per batang. Kalau diasumsikan
kepemilikan petani seribu pohon, kata Andi, masing-masing pohon produksi 0,3 m3 sehingga akan mencapai 300 m3. Kalau saja diambil harga terendah tanaman albasia per kubiknya Rp 200 ribu sehingga dalam kurun waktu lima tahun, petani akan menuai hasil mencapai Rp 60 juta. "Kurangi saja biaya pemeliharaan dalam kurun lima tahun ini sekira Rp 10 juta, petani tetap akan menuai hasil yang cukup lumayan," jelas Andi.
Perhitungan panen, diuraikan oleh Ir. Andi lebih rinci sebagai berikut. Jika warga menanam secara sistematis atau secara khusus menanam albasia pada lahan tertentu, empat tahun kemudian pohon-pohon tersebut dijarangkan jaraknya dengan dipanen sebagian. Dalam proses penjarangan ini, petani bisa mendapatkan keuntungan 20% dari omzet keseluruhan. Setelah usia enam tahun, petani kembali mendapatkan panen raya dengan keuntungan 80% dari omzet. Delapan tahun kemudian, petani kembali akan memanen kayu yang tumbuh dari tunas pohon yang dijarangkan sebelumnya, keuntungan bisa mencapai 100%.
Dengan demikian, setiap jangka waktu dua tahun, kelak, petani akan menuai keuntungan secara periodik. Terlebih, jika penanaman kayu dilakukan secara terus-menerus, pesta panen bisa digelar terus-menerus. Selain itu, petani juga bisa menanam tanaman sela di antara tegakan pohon semacam palawija, rimpang, herbal, dan tanaman ekonomis lainnya sehingga memberikan nilai tambah bagi para petani.
Artinya, kayu albasia saat ini bisa dikatakan telah melewati titik balik kritisnya setelah terpuruk sekian lama. Sebelumnya, kayu albasia yang populer di masyarakat dengan sebutan sengon atau jeungjing, dulu begitu tidak dihargai masyarakat. Penggunaannya saat itu kebanyakan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah seperti rumah-rumah di kampung untuk membuat gubuk, bahkan hanya digunakan untuk kayu bakar. Sampai suatu ketika, pada era tahun 1990-an dikenal teknik pengolahan kayu tersebut menjadi bahan bangunan yang berkualitas tinggi. Kayu albasia yang sebelumnya dicampakkan naik ke derajat yang lebih tinggi manakala permintaan ekspor kayu olahan dari bahan kayu albasia terus mengalir tak henti. Kayu albasia pun mulai dilirik sebagian masyarakat.
Pabrik-pabrik pengolahan kayu albasia pun berdiri seperti PT Bina Kayu Lestari di Tasikmalaya. Akan menyusul kemudian PT Waroeng Batok Industry di Banjar dan PT Buana Wijaya Lestari di Majenang yang semuanya akan menyerap kayu albasia dari wilayah Priangan Timur. "Masyarakat jangan lagi khawatir dengan pangsa pasarnya," tandas Henry. Sebagai gambaran, kebutuhan kayu di PT Bina Kayu Lestari saja setiap bulan mencapai 20.000 meter kubik. Untuk
memenuhi kebutuhan kayu sebanyak itu, kadangkala perusahaan kayu olahan tersebut merasa kesulitan. Bahkan, pemenuhan bahan baku kayu alba kadang terpaksa membeli dari luar daerah seperti Jateng dan Jatim. Apalagi jika PT Waroeng Batok Industry di Banjar sudah beroperasi, otomatis kebutuhan akan kayu albasia akan semakin besar.
Kabarnya, PT Waroeng Batok Industry membutuhkan bahan baku kayu albasia tiga kali lipat besarnya dari kebutuhan PT Bina Kayu Lestari. Belum lagi beberapa pabrik kayu olahan lainnya seperti PT Buana Wijaya Lestari yang menanti penyediaan bahan baku kayu lebih banyak lagi dari para petani di daerah. (Yedi S./"PR"-M. Ridwan/"Priangan")***
JABAR & BANTEN
Harga Jual Kayu Albasia tak Pernah Turun
Pola Budidaya yang Cepat Gugah Masyarakat untuk Tanam ”Sengon”
ALBASIA sejak dulu sudah dilirik para petani daerah. Pohon asli dari tanah Indonesia ini sudah dikenal masyarakat begitu pun di daerah Jawa Barat. Albasia semakin populer khususnya di Tasik semenjak tahun 1976 tatkala penghijauan dalam rangka rehabilitasi lahan kritis. Semenjak itu, penanaman albasia semakin menggeliat. Apalagi, pemerintah sekarang telah mencanangkan kembali untuk melakukan reboisasi.
Menurut Ir. Hendry Nugroho, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan di dampingi Ir. Andi Ruswandi, Kasi Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dishutbun, sebenarnya di Jawa Barat, albasia sudah banyak ditanam petani.
Bahkan, Ciamis sudah mengenal jenis tanaman ini, tetapi dengan nama lain yaitu jeunjing sehingga di Ciamis ada satu daerah dengan menggunakan nama Cijeungjing. "Jeunjing itu bahasa daerah Jawa Barat khususnya daerah Ciamis yang artinya albasia. Mungkin dulu daerah Ciamis terdapat banyak pohon albasia sehingga satu daerah dinamakan Cijeunjing," jelas Henry.
Di Kabupaten Tasik, tambah Andi, sampai saat ini sudah tersebar 19.131,23 hektare lahan yang ditanami pohon albasia. Daerah yang paling banyak tanaman albasia terdapat di Tasik Selatan seperti Cipatujah, Karang Nunggal, dan Cibalong. "Masing-masing petani memiliki kepemilikan 1.000 pohon per hektare, sedangkan kepemilikan lahan antara satu hektare sampai puluhan hektare," jelas Andi.
Dari hasil produksi albasia, pemerintah daerah memperoleh PAD dari retribusi Surat Angkutan Kayu Milik sesuai dengan Perda No. 29 Tahun 2000 tentang Pelayanan Administrasi Kayu Milik.
Retribusi Surat Angkutan Kayu Milik ini dikenakan Rp 1.000,00/per meter kubik. Namun, kata Andi, biasanya penarikan retribusi ini tidak langsung dibebankan pada petani, tetapi pada penampung hasil kayu dari petani.
Di Garut, menurut Kepala Sub-Dinas Rehabilitasi lahan, Dinas Kehutanan Garut Ir. Edi Muharam, dari luas keseluruhan daerah Garut tercatat sekira 1.1060 ha kebun albasia yang tersebar hampir di seluruh kecamatan dan pada umumnya tanaman ini dimiliki oleh rakyat. Produksi kayu lebih banyak dipasarkan untuk konsumsi lokal terutama untuk bahan bangunan dan sebagian untuk mebel masyarakat menengah ke bawah. Sebagian lagi, mungkin dijual ke pabrik pengolahan kayu untuk diolah secara modern.
"Kayu albasia Garut biasanya banyak digunakan untuk mebeler dan rumah ini dijual oleh para pemilik secara gelondongan kepada matrial-matrial di lingkungan Kabupaten Garut untuk selanjutnya dijual kembali oleh para pengusaha material setelah berbentuk papan atau balok," katanya.
Pola budidaya
Ada beberapa trik untuk mendapatkan kayu albasia. Pertama dengan pemilihan bibit albasia yang berada di polybag dengan ukuran tinggi 50 cm. Setelah memperoleh bibit yang bagus, pohon ditanam dalam lubang tanah dengan ukuran 30 X 30 cm dengan jarak tanam 2 X 3 meter. "Setelah itu pohon yang baru ditanam diberi pemupukan yang baik. Pemupukan ini bisa menggunakan pupuk buatan, pupuk hijau, atau pupuk kandang, minimal satu tahun sekali diberi pemupukan," jelasnya. Ranting-ranting yang kurang atau bahkan tidak berfungsi dipotong atau dibuang agar pertumbuhan pohon menjulang ke atas sehingga akan mendapatkan pohon yang besar dan tinggi. Albasia rentan sekali oleh hama "Uter". Hama ini akan menggerogoti batang sehingga keropos dan lama-lama pohon akan mati. Oleh karena itu, Andi menyarankan di sekitar lahan albasia harus ditanam pula tanaman suren.
"Hama Uter tidak tahan akan bau tanaman suren sehingga batang albasia akan terhindar dari keropos atau mati," jelasnya. Kayu albasia, yang paling digemari oleh pihak luar negeri adalah warna kayu albasia ini putih. Baik untuk lapisan furnitur baik kursi, ataupun meja, namun yang paling indah adalah untuk dijadikan lemari baju. "Kalau mengenai kekuatan atau daya tahan kayu, tergatung kecanggihan teknologi, kayu bisa kan diawetkan dengan mesin-mesin canggih agar bisa tahan lama," ungkapnya.
Harga jual tak pernah turun
Bagi sebagian masyarakat yang lebih dulu merintis penanaman pohon kayu albasia, tanaman mereka diibaratkan dengan pundi-pundi atau celengan uang yang sangat berharga. Betapa tidak, harapan menuai untung menanti mereka setelah jangka waktu tertentu ketika pohonnya siap untuk dipanen.
Pada kenyataannya, harga kayu albasia dari tahun ke tahun bisa dibilang tak pernah menyusut, bahkan terus melambung. Dalam kurun waktu sekira 10 tahun saja, harga kayu tersebut telah berlipat lebih dari 10 kali lipat. "Saya masih ingat, ketika pertama kali berurusan dengan kayu albasia sekira tahun 1990-an harga kayu tersebut saat itu sekira Rp 25.000,00 per meter kubik diterima di pabrik pengolahan kayu, sedangkan saat ini harganya berlipat menjadi Rp 270.000,00," ujar H. Unang, pengusaha kayu albasia asal Ciawi.
Artinya, kekhawatiran mengenai sulitnya pemasaran kayu albasia sangat tidak beralasan. Dengan pengolahan kayu albasia menjadi berbagai jenis kayu olahan seperti plywood dan block board dan dikemas menjadi barang ekspor semacam kusen, daun pintu, dan jendela serta berbagai barang furnitur lainnya, produk kayu albasia terangkat harganya. Jika situasi ekspor relatif stabil, harga kayu albasia otomatis akan mengikuti kenaikan harga dolar.
Siapa sangka jika kayu yang terkesan rapuh dan lunak itu bisa berubah menjadi barang-barang berharga berkualitas ekspor? Dengan teknik pengolahan modern, kayu albasia yang terkesan rapuh tersebut bisa menjadi keras dan masif.
"Caranya dengan cara dioven hingga mencapai suhu tertentu sehingga kayu menjadi keras dan masif. Melewati titik susut," terang salah seorang karyawan di sebuah pabrik pengolahan kayu.
Sebagian dari kayu-kayu itu dibuat menjadi pulp untuk kemudian dijadikan bahan triplek, sedangkan untuk block board kayu-kayu albasia dipotong dan dipecah-pecah hingga kecil dengan ukuran tertentu. Setelah diopen, lalu disambung-sambungkan lagi dengan perekat menjadi ukuran yang dikehendaki. Setelah itu, lapisan luarnya dilapis lagi dengan lembaran vinil, baik polos maupun dengan berbagai motif kayu seperti motif jati dan mahoni.
Di wilayah lainnya dengan penanaman kayu albasia sangat marak, seperti di Wonosobo, Banjarnegara, dan Purwokerto, masyarakat di sana bahkan melakukan ekspor langsung kayu albasia ke luar negeri. Setiap bulannya, puluhan bahkan ratusan container kayu albasia dalam bentuk gelondongan "diseberangkan" ke berbagai negara tujuan ekspor terutama di kawasan Asia.
Selama ini, pangsa pasar kayu albasia olahan masih terbatas di pasaran Asia seperti Cina, Korea, Hongkong, Jepang, Taiwan, Singapura , dan lainnya. Rencananya, pangsa pasar akan diperluas hingga menjangkau pasaran Eropa, Amerika, dan Timur Tengah. Jika ini terwujud, kebutuhan akan kayu albasia pun akan semakin membludak dan para petani harus menggenjot usaha penanaman kayu albasianya.
Selain usaha menanam kayu, masyarakat pun bisa melakukan pembibitan kayu secara tersendiri, untuk memenuhi
kebutuhan bibit dari para petani. Selama ini, kebutuhan akan bibit kayu untuk penanaman terencana masih didatangkan dari Wonosobo dan Banjarnegara dengan harga sekira Rp 350 per batang.
Jika budidaya albasia semakin menggejala, pemasaran bibit pun dengan sendirinya menjanjikan harapan tersendiri. Prospek usaha penanaman kayu albasia juga sangat relevan jika dikaitkan dengan proyeksi ke depan pemerintah dalam penggunaan kayu untuk bahan bangunan. Selain diarahkan untuk pemenuhan ekspor, kayu albasia yang sudah disentuh dengan teknologi juga akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan kayu bangunan dalam negeri menggantikan peran-peran kayu hutan lindung atau kayu hutan dari Kalimantan, Sumatra, dan lainnya yang pada saat ini sudah mulai krisis dan sulit didapat. (Yedi S/"PR"-M. Ridwan/Piangan)***
Sengon On Trubus-Online.co.id
Berebut Kayu SengonPenantian H Undang Syaefudin terbayar sudah. Mei 2008 ia memanen 3 ha sengon setelah menunggu 5 tahun. Populasi setiap hekar 600 pohon yang menjulang 16-20 m dan berdiameter 25 cm. Pekebun di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu sumringah lantaran rekeningnya kian gemuk. Ia mengantongi Rp211.750.000 dari penjualan kayu sengon.
Nilai itu berasal dari penjualan 270 m3 kayu gelondongan berdiameter minimal 19 cm. Harganya Rp650.000 per m3. Pekebun berusia 46 tahun itu juga menjual 50 m3 palet dengan harga Rp725.000 per m3. Dengan biaya perawatan setiap tahun rata-rata Rp1.200.000 per ha, Undang menangguk laba bersih Rp193.750.000. Itulah sebabnya menjelang musim hujan ini, ia mempersiapkan lahan 12 ha untuk penanaman sengon.
Bila Undang memanen semua pohon alias tebang habis, Dian Hadiyanto memilih menjarangkan. Pekebun di Kawalu, Tasikmalaya, itu mengelola 4 ha masing-masing berpopulasi 600 pohon. Pada Juni 2008, ia menjarangkan 150 pohon per ha sehingga tersisa 450 pohon/ha. Pria 35 tahun itu memanen 250 m3 dari rata-rata tinggi pohon 19-20 m dan berdiameter 25 cm. Dengan harga jual Rp450.000 per m3, Dian mengantongi Rp112.500.000.
Sisa pohon akan dipanen 2 tahun mendatang. Dian memprediksi memanen 300 m3 dari 450 pohon berumur 7 tahun pada 2010. Jika harga jual tetap, ia bakal memperoleh Rp135-juta atau Rp540-juta dari lahan 4 ha. Di sentra sengon Pandeglang, Provinsi Banten, ada Asep Halimi yang mewujudkan impian menghajikan 11 kerabatnya berangkat ke Mekah bersama. Pekebun di Citeureup, Kabupaten Pandeglang, itu mampu membiayai mereka lantaran baru saja memanen 10 ha sengon senilai Rp322-juta.
Populer
Dua tahun terakhir popularitas sengon memang meningkat. Padahal, ia dikenal sebagai kayu kelas 3. Penyebabnya? 'Kerusakan hutan alam sangat parah. Laju degradasi 2,87-juta ha per tahun menyebabkan hutan tak mampu lagi menjadi pemasok kayu untuk bahan baku industri,' kata Ridwan Achmad Pasaribu, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Menurut Dr Iskandar Zul Siregar, dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pada 1990 tercatat 564 perusahaan hak pengusahaan hutan dengan produksi 28-juta ton. Jumlahnya tersisa 247 perusahaan yang menghasilkan 11-juta ton pada 2003. 'Penebangan ilegal bisa 4 kali lipat dari total produksi itu,' ujar Iskandar. Ketika luas hutan kian menyusut, di sisi lain justru, 'Kebutuhan kayu sangat tinggi dan tak tergantikan,' ujar doktor Genetika Kehutanan dan Pemuliaan Tanaman alumnus Georg-August University, Goettingen, Jerman, itu.
Ketika itulah masyarakat dan industri yang membutuhkan kayu melirik sengon. Kayu sengon memang tak sekeras jati. Namun, dengan perendaman dalam garam wolman, kayu sengon mampu bertahan 30-45 tahun. Garam wolman campuran 25% natrium fl uorida, 25% dinatrium hidrogen arsenat, 37,5% natrium kromat, 12,5% dinitro fenol. Teknologi lain untuk memperkuat sengon adalah biokomposit. Sengon yang tak sekuat jati dicampur dengan kayu lain sesuai dengan peruntukan. Pantas bila sengon banyak dikebunkan di berbagai daerah seperti di Kabupaten Ciamis dan Kotamadya Banjar, Jawa Barat, Temanggung dan Banyumas (Jawa Tengah), serta Pasuruan dan Kediri (Jawa Timur). Masyarakat berbondong-bondong mengebunkan sengon lantaran masa tebang relatif singkat 5-10 tahun. Bandingkan dengan masa tebang jati Tectona grandis yang mencapai 25-35 tahun.
Selain itu, 'Pengelolaan budidaya sengon mudah, kesesuaian tumbuh tak sulit, kayunya serbaguna, dan memperbaiki kualitas serta kesuburan tanah,' ujar Yana Sumarna MS, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Itu juga disampaikan Sapari karyawan PT Waskita Karya-BUMN di bawah Departemen Pekerjaan Umum-yang mengebunkan sengon di Ngadirojo, Kecamatan Lorok, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
'Budidaya sengon itu mudah, risikonya tak terlalu besar, dan pasarnya ada,' kata Sapari yang sebulan sekali pulang ke Pacitan untuk menengok kebun sengon. Bagi Sapari mengebunkan sengon adalah tabungan untuk pensiun kelak. Saat ini 1.200 sengon di ketinggian 450 m dpl berumur 3 tahun. Dua tahun lagi ketika pria 53 tahun itu pensiun, Sapari juga memanennya.
Sengonisasi
Sebelum pekebun ramai-ramai membudidayakan anggota famili Mimosaceae itu, Departemen Kehutanan meluncurkan program sengonisasi pada 1989. Tujuannya untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan serta lahan. Dari target 300.000 ha, realisasi penanaman hanya 35.039 ha. Pekebun yang mendapat benih gratis dalam program itu memanen sengon pada 1997-1998 ketika pohon berumur 7-8 tahun.
Ikin Sodikin, pekebun di Kotamadya Banjar, Jawa Barat, memanen 5.500 pohon pada 1997 hasil program sengonisasi. Ia memperoleh 2.000 m3 kayu senilai Rp250-juta. Omzet menjulang itulah yang mendorong pria kelahiran 11 Januari 1954 getol mengebunkan sengon di lahan 50 ha. Ia tak menyangka bakal meraup pendapatan besar.
Persis yang dialami Shandy Lazuardi, pekebun di Cimanggis, Kotamadya Depok, Jawa Barat. Sepuluh tahun silam ia 'iseng-iseng' menanam 40 bibit sengon di lahan kritis. Ia praktis tak memberikan perawatan berarti hingga Paraserianthes falcataria itu tumbuh besar. Seorang pengepul yang kebetulan lewat kebun sengon terpikat dan langsung menawar. Jadilah, pohon itu ditebang oleh sang pengepul dan Lazuardi mengantongi Rp24-juta. Kisah selanjutnya mudah ditebak, alumnus Institut Pertanian Bogor itu memperluas penanaman sengon hingga 110.000 bibit.
Tak semua pekebun menapaki jalan mulus seperti Undang Syaefudin, Dian Hadiyanto, dan Asep Halimi. Beragam rintangan menghadang pekebun sengon buat meraup laba. Peluang memetik laba besar bakal terhambat jika pekebun tak mengetahui informasi harga seperti dialami Zaenal Abidin. Mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri Gunungjati Bandung itu pada pertengahan Juli 2008 memanen 1.000 pohon.
Dengan tinggi rata-rata 20 m dan berdiameter 30 cm, pohon-pohon itu menghasilkan 800 m3. Pengepul cuma membayar total Rp25-juta. Artinya, guru Madrasah Ibdidaiyah itu menerima harga Rp31.250 per m3. Padahal saat ini harga kayu sengon di tingkat pekebun mencapai Rp450.000 per m3. Meski demikian Zaenal Abidin tetap merasa untung. 'Bibitnya tidak beli. Biaya produksi rendah, paling hanya mencabuti gulma yang saya lakukan sendiri,' ujar pekebun di Buniwati, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, itu.
Pasokan langka
Pengguna sengon juga menemukan hambatan berupa langkanya ketersediaan bahan. Itu dialami oleh PT Daya Sempurna Cellulosatama, produsen kertas di Bekasi, Jawa Barat. Bertahun-tahun perusahaan yang berdiri pada 1976 itu memanfaatkan sengon sebagai bahan baku pulp. Kadar selulosa yang tinggi dan berserat panjang menyebabkan sengon bagus sebagai bahan baku kertas.
Menurut Gunawan Surya, direktur pabrik, saat ini sulit menerima pasokan sengon lantaran kayu itu banyak dibutuhkan beragam industri. Menurut Gunawan , Daya Sempurna Cellulosatama memerlukan 6.000 ton kayu sengon per bulan. Yang terpasok cuma 1.000 ton. Itulah sebabnya, ia menghentikan penggunaan sengon sebagai bahan baku. Dulu, pada 1983-1900-an, pasokan sengon ke Daya Sempurna Cellulosatama lancar lantaran industri perkayuan tak melirik sengon. Namun, ketika sengon kini menjadi primadona sulit memenuhi kebutuhan itu.
Kendala lain adalah terbatasnya benih berkualitas. Padahal, benih menentukan mutu kayu. Anggapan bahwa sengon dapat 'tumbuh sendiri' tak sepenuhnya benar. Sebab, jika dibiarkan tumbuh tanpa perawatan berarti sengon menjadi incaran hama dan penyakit. Awal 2007 uret alias larva kumbang itu meluluhlantakkan 190 pohon milik Muhdiyono. Serangannya serempak, hingga pekebun di Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, itu tak sempat menyelamatkan sengon-sengon berumur 2 bulan.
Tinggal telepon
Jika pekebun mampu melampaui berbagai aral, meraih laba besar sebuah keniscayaan. Pekebun tinggal menghubungi perusahaan penggergajian atau eksportir. 'Menjadi pekebun sengon memang enak, cukup telepon kapan saja dan tinggal terima uang tanpa harus menebang,' kata Amir Rosdiana.
Pemilik CV Hasil Bumi itu biasa 'menjemput' kayu di lahan. Begitu mendapat telepon, Amir langsung ke lahan, mengukur lingkar pohon, dan memanjat pohon hingga 10 meter untuk memperoleh volume kayu. 'Pohon yang memiliki lingkar batang 1,2 meter biasanya mencapai 1 m3,' kata Amir. Itu artinya ia mesti membayar Rp450.000. Jika kayunya sempurna, lurus, tak cacat akibat dimakan ulat, harganya melambung Rp800.000 per pohon.
Itu bersih diterima pekebun, tanpa potongan apa pun. Amir mengolah kayu sengon menjadi palet alias papan tipis berukuran 206 cm x 5,2 cm x 25 cm. Setiap pekan ia memproduksi 270 palet untuk memenuhi permintaan perusahaan di Jakarta dan Surabaya. Palet hanya salah satu bentuk pemanfaatan sengon. Sayang, Amir baru dapat menjemput kayu di kawasan
Priangan Timur-Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut. Pekebun di luar tanah Priangan tak perlu khawatir. Masih banyak penampung sengon. Beberapa di antaranya adalah PT Bina Inti Lesatri, PT Bineatama Kayone Lestari, PT Dharma Satya Nusantara, PT Kutai Timber Indonesia, dan PT Sumber Graha Sejahtera.
Menurut Ir Himawan Rahardjo dari PT Dharma Satya Nusantara Temanggung, sengon kayu multiguna. Kayu sengon berfaedah sebagai bahan bangunan, lantai, dan pintu. Dharma Satya Nusantara Temanggung memproduksi 5.000 m3 kayulapis per bulan. Kebutuhan bahan baku mencapai 5.000 m3 log dan 10.000 m3 sawntimber. Perusahaan yang mempekerjakan 2.000 karyawan itu memerlukan 600.000 pohon berdiameter rata-rata 25-30 cm setara 600 ha per bulan. Himawan Rahardjo bakal meningkatkan produksi 2 kali lipat pada 2009; meningkat 5 kali lipat, lima tahun ke depan. Artinya, kebutuhan bahan baku juga bakal melonjak. Kesinambungan produksi DSN tergantung antara lain kepada produksi pekebun di Magelang, Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo. Maklum, perusahaan itu tak mengelola perkebunan sendiri. Perusahaan di Temanggung, Jawa Tengah, itu mengekspor hasil olahan sengon ke Taiwan, Singapura, Jepang, Inggris, Belanda, dan Australia.
Jika memperhitungkan kebutuhan kelompok Dharma Satya Nusantara yang terdiri atas 4 perusahaan-3 lainnya di Bekasi, Gresik, dan Surabaya-kebutuhan sengon bakal melonjak. Grup Dharma Satya Nusantara memproduksi total 250.000 m3 lumber core alias papan laminating berukuran 204 cm x 102 cm x 3-5 cm, 300.000 m3 papan blok, 100.000 m3 kayu lapis, 200.000 pintu, dan 500.000 m2 lantai per tahun-semua berbahan baku sengon. Perusahaan yang berdiri pada 29 September 1980 itu semula mengandalkan hutan alam di Kalimantan. Pada 1988 perusahaan itu pindah ke Jawa. 'Tak bisa selamanya mengandalkan kayu alam,' kata Suyono M Raharjo dari Dharma Satya Nusantara Surabaya.
Makin Luas
Yang berteriak kekurangan bahan baku bukan cuma grup DSN. PT Bu Jeon, produsen finger joint, juga kekurangan pasokan. Menurut Hendro Aluan, bagian ekspor Bu Jeon, finger joint lembaran kayu setebal 3 cm, bersambungan di ujung yang bergerigi, mirip jari. Faedahnya sebagai bahan baku meja, komponen pintu, dan kerajinan tangan. Di pasaran internasional harga finger joint US$400-US$415 per m3. Dari kebutuhan 1.200-1.400 m3 balok kayu sengon per bulan, 'Hanya 600 m3 yang dapat terpenuhi,' ujar Hendro.
Permintaan pasar internasional terhadap sengon yang terus meningkat sebagai bentuk apresiasi terhadap kayu budidaya. Dunia mengharapkan hutan Indonesia tetap lestari sehingga kayu sengon hasil budidaya sebagai alternatif. Pantas permintaan kayu olahan sengon terus melambung.
Lihatlah PT Bineatama Kayone Lestari pada 1993-ketika awal berdiri-cuma mengekspor 5 kontainer barecore berbahan sengon sebulan. Kini, hampir 2 windu berselang, Taiwan meminta rutin 150 kontainer barecore per bulan. Itu di luar permintaan Timur Tengah 10 kontainer per bulan.
Di pasaran internasional harga barecore US$220 setara Rp1,98-juta per m3. Barecore adalah papan berukuran 1,2 m x 2,4 m. Ketebalannya 10 mm dan 13 mm. Menurut Edo Wijaya dari PT Bineatama Kayone Lestari, kebutuhan bahan baku untuk memproduksi 150 kontainer barecore mencapai 14.000 m3. Taiwan juga meminta 50.000 m3 sawntimber, tetapi baru terpasok 8.000 m3.
Gegap gempita industri pengolahan sengon itu berimbas di hulu. Para pekebun beramai-ramai membudidayakan kerabat petai itu. Selain lantaran pangsa pasar besar, harga jual juga terus membaik. Menurut Heru Jhudiarto, direktur muda Penanaman dan Lingkungan PT Kutai Timber Indonesia, harga sengon 6 tahun lalu Rp180.000 sekarang Rp670.000 per m3. Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban memprediksi harga sengon bakal meningkat. 'Harga sengon akan terus meningkat hingga harga rasional yaitu masih lebih murah dibandingkan harga kayu asal hutan alam. Sekitar 4-5 tahun lagi kira-kira Rp1- juta per kubik. Industri tak akan bermain-main dengan harga itu karena permintaan ekspor sangat tinggi,' katanya. Pantas jika Habib Abdul Qodir Alhamid, pemilik pondok pesantren di Maron, Probolinggo, mengkoordinir penanaman sengon hingga 3.200 ha. Begitu juga dengan PT National Plantation yang mengebunkan 800 ha di Tulungagung, Jawa Timur. Kutai Timber Indonesia (KTI) memilih bermitra dengan para pekebun. Setiap tahun KTI memperluas lahan rata-rata 1.000 ha. Hendri Setiawan juga bermitra dengan pekebun untuk mengembangkan 130 ha sengon di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kemudahan memasarkan menjadi daya tarik bagi pekebun.
Jangankan menjual ratusan atau puluhan pohon, ketika memerlukan 'dana segar' untuk membayar SPP anaknya, Mukidi cuma menjual 2 pohon berumur 6 tahun berdiameter 20 cm. 'Sengon seperti ATM (anjungan tunai mandiri, red) berjalan,' kata pekebun di Temanggung, Jawa Tengah, kelahiran 26 Juni 1960 itu. Laba sengon di depan mata. Mau? (Sardi Duryatmo/Peliput: Andretha Helmina, Faiz Yajri, Nesia Artdiyasa, Niken Anggrek Wulan, Tri Susanti, & Vina Fitriani) [SUMBER]
Harga Sengon Akan Terus Naik
Penghujung Juni 2008 betapa sibuknya Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban. Ia baru saja pulang dari Subang, Jawa Barat, usai kunjungan kerja. Tiba di rumah di bilangan Budiagung, Kabupaten Bogor, ia menyambut puluhan anak yatim. Alumnus Institut Pertanian Bogor itu memang rutin mengundang puluhan anak yatim ke rumahnya. Di sela-sela kesibukan itulah MS Kaban mengemukakan pendapatnya tentang kayu sengon kepada wartawan Majalah Trubus Vina Fitriani. Berikut petikan wawancara itu.
Setahun terakhir popularitas kayu sengon meningkat. Apakah kayu sengon lebih berprospek dibandingkan kayu-kayu lainnya?
Sengon memiliki banyak kegunaan. Daunnya sebagai pakan ternak besar dan ternak kecil. Akarnya menghasilkan bintil atau nodul yang membantu porositas lahan sekaligus menyediakan unsur nitrogen sehingga meningkatkan kesuburan. Yang terpenting karakteristik kayunya sesuai dengan kebutuhan industri. Dibandingkan kayu-kayu lainnya, masa tebang sengon relatif cepat, budidaya mudah , dan tempat tumbuhnya di mana saja. Untuk memasok industri, sengon dapat dipanen pada umur 4-6 tahun. Dengan umur yang sama, kayu lain belum sekuat sengon.
Industri pengolahan kayu dunia juga menerima kayu sengon?
Pasar dunia sangat menerima sengon karena ringan dan hasil budidaya, bukan pengambilan dari hutan. Dunia semakin menghargai kayu hasil budidaya, bukan kayu hasil tebangan dari hutan. Kini, kayu sengon menjadi kebanggaan karena asli dari tanah Indonesia dan mampu menembus pasar dunia. Sengon cocok untuk menggantikan beberapa jenis kayu seperti meranti dan jati. Industri-industri yang dulu menggunakan kayu alam mulai beralih ke sengon. Itu terbukti dengan permintaan sengon yang sangat tinggi dibandingkan 4 tahun silam. Saat ini harga kayu sengon sangat tinggi, Rp700.000/m3. Ke depan harga kayu sengon tentu lebih tinggi lagi sehingga masyarakat lebih sejahtera. Produksi kayu sengon berumur 5 tahun 240 m3 per hektar setara Rp140- juta.
Jika demikian, pemerintah berniat memperluas penanaman sengon?
Pemerintah meluncurkan program Gerakan Penghijauan atau Gerhan pada 2006-2009. Melalui Dinas Kehutanan, pemerintah membagi-bagikan bibit sengon secara gratis kepada masyarakat. Untuk penanamannya, penyuluh mendampingi para petani. Hingga saat ini Departemen Kehutanan membagikan minimal 3-juta bibit (populasi 1.100 tanaman per ha, red) ke masyarakat di Pulau Jawa, baik melalui kelompok tani dan pesantrenpesantren.
Rencananya berapa banyak sengon yang akan ditanam?
Program penanaman hanya sejuta pohon, tetapi realisasinya mungkin lebih dari satu miliar pohon lantaran banyak kegunaan ekonomisnya. Jumlah itu pasti bisa terealisasi karena sangat menguntungkan bagi pekebun. Nanti sertifikasi tidak berdasarkan luas lahan, tetapi jumlah tegakan. Dengan begitu yang dijual berbentuk sertifikat dan harganya bisa berubah tiap tahun. Jika memungkinkan sertifikasi-sertifikasi itu ikut diperdagangkan dalam bursa perdagangan karbon. Negara-negara maju yang tidak mampu memenuhi perjanjian protokol Tokyo untuk menurunkan emisi pasti akan berebut untuk mendapatkannya.
Apakah industri di pulau Jawa akan terus menyerap pasokan dari masyarakat?
Yang bertahan hanya industri pengguna kayu hasil budidaya. Jumlah kayu alam bakal menyusut dan harganya tak masuk akal bagi industri. Oleh karena itu kini banyak pabrik yang mengembangkan kerja sama dengan kelompok-kelompok tani untuk penanaman sengon. Di Bogor, Jawa Barat, seperti Cibunian, Ciasmara, Purwabakti, Ciasihan, Gunungpicung, Gunungsari, dan Pasarean, mulai menanam sengon sejak 2006. Industri besar sudah menandatangani kontrak untuk mengambil hasil panen mereka.
Itu bentuk kepedulian pemilik modal kepada masyarakat dan untuk menghindari impor kayu akibat kelangkaan kayu di dalam negeri. Bekerja sama dengan kelompok tani juga demi keamanan. Walau industri mampu menanamnya sendiri, tetapi untuk keamanan seperti penjarahan tak bisa dijamin. Dengan kerja sama, industri dan petani saling diuntungkan.
Bagaimana dengan harga jual sengon?
Harga jual sengon mengikuti pasar dan dijamin tak ada penekanan terhadap petani. Harga sengon akan terus meningkat hingga rasional yaitu masih lebih murah dibandingkan harga kayu asal hutan alam. Sekitar 4-5 tahun lagi kira-kira Rp1-juta per kubik. Industri tak akan bermain-main dengan harga itu karena permintaan ekspor sangat tinggi. Mereka bakal membayar berapa pun untuk kebutuhan bahan baku. Dengan begitu pekebun memiliki posisi tawar lebih tinggi. Jika harga tak sesuai dengan keinginan petani, jika didiamkan pohon sengon tumbuh menjulang tidak membuat rugi.
Bagaimana pertumbuhan industri pengolah sengon?
Industri pengolah sengon kian bertambah. Data Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis menunjukkan terjadi peningkatan produksi kayu sengon. Pada 2003 tercatat produksi 50.339,935 m3 meningkat 4 kali lipat pada 2006 (221.584,347 m3). Apalagi industri juga menyesuaikan ukuran bahan baku berdiameter kecil. Jadi industri tidak hanya membutuhkan kayu sengon yang berdiameter besar. Beberapa pabrik menggunakan mesin putar yang mampu mengupas kayu log berdiameter 5 cm. Pabrik-pabrik itu menghasilkan vinir kayu sengon untuk memproduksi papan dengan vinir kayu sengon 100% atau 95%. [SUMBER]
Jutawan Karena Sengon
Jika harga cengkih tetap membaik dan pohon cengkih tak diterjang angin ribut, mereka mungkin tak pernah menjadi jutawan karena sengon.
Satu per satu pohon cengkih di lahan 11 ha itu tumbang di tangan Ikin Sodikin. Pekebun di Desa Banjaranyar, Kotamadya Banjar, Jawa Barat, itu geram ketika harga cengkih melorot tajam, cuma Rp1.600 per kg. Padahal, beberapa bulan sebelumnya harga Syzygium aromaticum itu melambung hingga Rp10.100 per kg. Namun, sejak Badan Pemasaran dan Penyangga Cengkih (BPPC) mengatur tataniaga si bunga harum itu, harga cengkih anjlok.
Maka pada 1990 ia mengganti cengkih dengan sengon. Total populasi cuma 800 bibit per ha. Rendahnya populasi itu lantaran kondisi lahan curam. Di lahan datar, pekebun dapat menanam hingga 1.200 bibit. Ikin memilih Paraserianthes falcataria lantaran di Kabupaten Ciamis dan Kotamadya Banjar bermunculan industri penggergajian yang membutuhkan banyak kayu. Jutawan
Tujuh tahun berselang, Ikin membuktikan bahwa pilihannya tepat. Industri pengolahan kayu di Ciamis memborong sengon dengan harga Rp125.000 per m3. Panen perdana, pria kelahiran 11 Januari 1954 itu menuai 2.000 m3 dari total 5.500 pohon. Rata-rata tinggi pohon 17 m dan berdiameter 30-40 cm. Di tengah badai krisis moneter itu Ikin mengantongi Rp250-juta hasil penjualan perdana kayu sengon.
Menurut pria 54 tahun itu biaya investasi sengon relatif rendah. Sebagai gambaran, Ikin memperoleh benih secara gratis. Ikin hanya bermodal lahan 11 ha yang ia beli pada 1988 senilai total Rp22-juta. Harga tanah cuma Rp200 per m2 lantaran lokasinya di punggung bukit dan berkapur.
Sedangkan biaya perawatan cuma Rp1.000 per pohon per 6 tahun. Ikin hanya membersihkan gulma berupa sisik naga yang merambati pohon. Selebihnya, pohon tumbuh sendiri tanpa perawatan berarti. Artinya laba bersih Ikin Rp245-juta. 'Makanya tanam sengon, asal rajin pada 2 tahun pertama kita digaji oleh alam. Apalagi harga jual sengon terus meningkat,' kata Ikin. Ayah 4 anak itu memanfaatkan laba berkebun sengon untuk memperluas lahan hingga 30 ha. Lahan itu-11 ha di antaranya-ditanami sengon lagi pada 1998. Enam tahun kemudian, pada 2004 ia memanen kembali. Kakek 4 cucu itu menuai 400 pohon atau 200 m3 per ha. Total jenderal volume panen ke-2 mencapai 2.200 m3 dari lahan 11 ha. Dengan harga jual Rp320.000 per m3, ia mengantongi Rp704-juta. Panen berikutnya, pada 2005 dari sengon yang tersisa pada penanaman 1990. Dengan harga Rp370.000 per m3 Ikin mendapat tambahan pendapatan Rp11.100.000 dari 50 pohon yang menghasilkan 30 m3.
Pendapatan Ikin Sodikin kian melambung lantaran ia juga menjadi pengepul sengon. Ia menerima sengon-sengon hasil perkebunan rakyat untuk memasok 4 perusahaan. Total pasokannya 1.500 m3 sawntimber atau balok panjang berukuran 130
cm x 5,2 cm x 6 cm dan 600 m3 log alias gelondongan per bulan. Ikin mengutip laba bersih Rp50.000 per m3 sawntimber dan Rp20.000 per m3 log. Itu berarti laba bersih sebagai pengepul balok panjang mencapai Rp75-juta dari sawntimber dan Rp12-juta dari log setiap bulan. Cucuran keringat berkebun sengon juga tampak dari 6 truk dan 8 mobil keluarga.
Meningkat
Nasib Mahrus Sholikhin mirip Ikin Sodikin. Pekebun di Gondosuli, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu menaruh harapan besar pada kayu anggota famili Fabaceae itu. Saat ini ia mengelola 3.600 pohon berumur 7 tahun. Dari jumlah itu 1.600 pohon di antaranya ditawar Rp250-juta oleh sebuah perusahaan perkayuan di Surabaya, Jawa Timur. Mahrus menolak lantaran yakin harga kayu sengon pada Agustus 2008 bakal melonjak hingga Rp700.000; harga pada Juli 2008, Rp650.000 per m3. Yang pasti, ia memanen sengon-sengon itu pada Agustus 2008. Jika prediksi harga meroket itu benar, Mahrus meraup omzet Rp840-juta. Dengan harga saat ini, Rp650.000, ia bakal mengantongi Rp780-juta. Sebab, 3.600 pohon menghasilkan 1.200 m3. Pohon-pohon itu hasil penanaman di lahan 7 ha pada 2001.
Sebelumnya ayah 4 anak itu memanen sengon pada Juni 1996. Ketika itu pohon berumur 7 tahun dan berdiameter 20-40 cm. Dari 30 pohon yang ia panen, total volume kayu mencapai 5 m3. Volume panen itu memang relatif kecil, idealnya 10 m3. Dengan harga Rp100.000 per m3 total omzetnya Rp500.000.
Bukan hanya cerita manis yang dialami pekebun sengon seperti Mahrus. Berbagai hambatan juga dialami seperti saat panen pada April 2008. Dari 300 pohon berdiameter 20 cm ia menuai 27 m3. Idealnya pria 61 tahun itu menuai 100 m3. Rendahnya produksi itu lantaran perawatannya tak memadai. Mahrus seperti pekebun pada umumnya yang menganggap sengon dapat tumbuh sendiri tanpa perawatan berarti. Karena diameter batang kecil, pengepul hanya membeli Rp480.000 per m3 sehingga omzet Mahrus Rp11-juta.
Malahan pada 1994 sengon-sengonnya yang dipanen pada umur 5 tahun tak laku dijual. Sengon di lahan 2 ha ia habiskan untuk memperbaiki musola dan sekolahan yang rusak. Namun, kini ia dapat menikmati berkebun sengon. Mahrus semula menggantungkan hidup pada cengkih. Dari lahan 1,5 ha ia menuai rata-rata 6 ton cengkih per tahun. Pada 1990 angin puting beliung meluluhlantakkan ratusan pohon cengkih berumur 15 tahun.
Pekebun kelahiran 9 Februari 1954 itu menanam 2.000 bibit sengon di lahan bekas cengkih. Kebetulan saat itu-1991-pemerintah menggulirkan program sengonisasi. Laba berkebun sengon itulah yang ia manfaatkan untuk menyekolahkan ke-4 anaknya hingga meraih gelar sarjana. Jika pohon cengkih di lahannya dulu tak tumbang, boleh jadi Mahrus Sholikhin tak menjadi jutawan sengon. (Sardi Duryatmo/Peliput: Nesia Artdiyasa & Vina Fitriani) [SUMBER]
Mudahnya Jual Kayu Sengon
Haji Sofyan kelimpungan menjual 1.500 sengon berumur 6 tahun di lahan 3 ha. Pekebun di Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu membiarkan pohon-pohon sengon tumbuh tak terurus. Padahal, banyak perusahaan siap menampung. Sofyan tinggal menekan nomor telepon, para penampung menjemput hasil panen. Amir Rosdiana salah satu penampung yang siap dihubungi kapan pun. Pemilik CV Hasil Bumi di Desa Sagalaherang, Kecamatan Panawangan, Ciamis, itu mengatakan, 'Satu batang sengon pun yang akan dijual saya pasti datang.' Di mana pun lokasinya pria 30 tahun itu bakal menjemput dengan truknya. Penampung-penampung kayu sengon lainnya adalah PT Sumber Graha Sejati, PT Dharma Setya Nusantara, Bineatama Kayone Lestari, dan Kutai Timber Indonesia.
Yang penting kayu memenuhi spesifikasi. Spesifikasi antarpenampung, kriterianya hampir sama, cuma patokannya yang berbeda. Kriteria itu antara lain panjang, diameter, pecah ujung, bengkok, keberadaan lubang atau busuk, cacat hati, letak hati, dan kayu pecah. Selain itu ada juga mata kayu mati dan mata kayu hidup. Mata kayu mati berarti mata kayu ketika pohon ditebang sudah mati sehingga membusuk atau kering. (Vina Fitriani/Peliput: Faiz Yajri dan Nesia Artdiyasa). [SUMBER]
Kalau ada yang perlu bibit sengon asal solomon e-mail saya di (teak4you2008@yahoo. com) atau bisa dihubungi di 01-303-260-8393 anda bisa membeli per gram atau per kilo satu gram berisi 40-47 biji dengan harga 11 EUROS, harga per kilo 370 EUROS atau = $533.00 di tambah ongkos kirim dari U.S.A atau FRANCE dan berisi 40000 biji.
Hasilkan US$ 120.000 per Ha dlm 5 tahun atau Rp.5 Milyar dalam 10 tahun TANPA TANAM ULANG
Klik di sini :www.kebun5m.blogspot.com
Investasi pasti di lahan milik Anda. Dapatkan konsultasi gratis hanya dengan memesan bibitnya , bukan perjanjian bagi hasil.US$ 120.000/hektar setiap 5 tahun tanpa tanam ulang tumbuh lagi. Untuk melihat indikasi harga pasarnya , silakan klik di bawah ini :http://www.environmentalforestfarms.com/paulownia.html
Tumpangsari dengan Aren , akan menghasilkan Rp. 5 milyar dalam 10 tahun. Lahan milik Anda. Ini bukan penawaran kerjasama bagi hasil atau titip modal. Kami murni jual bibit ,hasil total menjadi hak Anda. GRATIS konsultasi.Investor Jepang tanam besar - besaran. Untuk melihat liputannya , silakan klik link
ini :http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/69728/126/101/Pengusaha-Jepang-Investasi-Tanaman-Super-PaulowniaTunggu apa lagi , KESUKSESAN sudah ada di tangan ANDA.Jangan tergiur dengan tipuan titip modal , reksadana yang tidak jelas dsb. Sudah banyak korbannya. Ambil langkah cepat , agar Anda jadi yang pertama memanen kebun Paulownia milik Anda sendiri !!!Liputan mengenai Pembibitan Paulownia Kami Ada di Majalah TRUBUS edisi Mei 2009 halaman 133.Hub : [email protected]
Mau Pesan Bibit Sengon Solomon Sertifikat ?www.sengonsolomon.blogspot.com Monday, March 23, 2009
Jual Bibit Sengon / Paraserianthes falcataria
Biji Unggul Bersertifikat Rp. 2.500.000/kg perkecambahan 90 - 95 % Min. order 1 kg. Biji lokal non sertifikat Rp. 125.000/kg perkecambahan 70 - 85 % Min. order 100 kg. Per kilogram berisi kira - kira 40.000 butir biji.
Bibit Unggul bersertifikat tinggi min. 50 cm Rp. 1.600- 1.900/batang. Bibit lokal tinggi min. 50 cm Rp. 1.000 - Rp. 1.300 / batang
Harga belum termasuk ongkos kirim.
Min. order 1000 batang. Untuk nominal di atas Rp. 5.000.000 , harga bisa di nego.
Lokasi di Semarang, Jawa Tengah.Hubungi 0858 66 231 [email protected] Memilih Bibit Yang Baik, Mengurangi Buang Waktu
Perbandingan Hasil ( dengan menggunakan angka rata - rata kebun dengan pola tanam ideal , jarak 3 x 3 meter , harga di P Jawa), pada usia 5 tahun , ukuran rata- rata log/ tebangan yang didapatkan :
Sengon laut asalan , diameter rata 24 cm . panjang log 9 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 225.000 ( 0,24 m3 ) Sengon unggul sertifikat , diameter rata 28 cm, panjang log 11 meter , harga per pohon usia 5 tahun Rp. 325.000 ( 0,34 m3 ) Sengon Solomon Kultur Jaringan , diameter rata - rata 35 cm , panjang log 13 meter , harga per pohon usia 5 tahun
Rp.425.000 ( 0,45 m3 )
Penanaman bibit yang berkualitas memungkinkan kita hanya sedikit melakukan penjarangan. Seperti diketahui , jika ditanam dengan kerapatan yang bagus , sengon akan berlomba menambah ketinggian di 2 - 3 tahun pertama pertumbuhannya. Baru kemudian menambah diameter batangnya. Bayangkan jika Anda sudah menunggu 1 - 2 tahun , mengeluarkan biaya yang sama besarnya , dan akhirnya 30 - 40 % harus Anda tebang untuk penjarangan yang kerdil - kerdil , berapa uang dan waktu yang terbuang ? Karena menanam sengon kualitas baik atau tidak , biaya yang Anda keluarkan sama saja. Hasil /
pemasukannya yang berbeda.
Sama seperti memberi makan anak - anak yang pertumbuhannya cepat / bongsor dengan anak - anak yang memang berpostur kecil , biayanya relatif sama. Kadang - kadang malah sengon yang kerdil mudah stres , dan waktu kawan - kawannya sudah makin tinggi , karena kalah berebut sinar , dia makin kerdil.
Tips dari saya :
1. Beli bibit jenis unggul , selisih biaya per hektar paling - paling Rp. 1.000.000 , tapi hasilnya hampir 2 x lipat. Biaya lain selain biaya bibit sama saja.
2. Beli di awal musim tanam. Pembelian di akhir musim tanam memperbesar kemungkinan Anda mendapat barang afkiran. 3. Pesan bibit yang sudah disortir, jadi khusus hanya bibit dengan pertumbuhan baik saja. Anda tidak akan bisa mendapatkan ini dengan membeli di pasaran , karena kebanyakan pedagang bahkan tidak tahu riwayat bibit. Seringkali umur yang berbeda tetap akan dikelompokkan sama berdasarkan tinggi bibit. Jadi bibit dengan pertumbuhan baik bercampur dengan bibit yang kerdil , yang penting tinggi sama.
Berkebun Sengon
Sengon sangat adaptif , cocok ditanam di hampir semua macam lahan. Yang terutama adalah lahan tidak tergenang air , dan pada saat penanaman bibit di lahan , minimal terkena hujan selama tiga bulan.Lebih bagus lagi jika daerah sekitar lahan terdapat sungai yang terus mengalir sepanjang tahun.
Lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm. Pisahkan lapisan atas tahan / top soil di sisi kiri lubang tanam ( kira - kira tebal 5 cm dari permukaan ). Sisa galian diletakkan di sebelah kanan. Masukkan top soil / tanah lapisan atas ke dalam lubang. Masukkan bibit dalam polybag ke dalam lubang tanam , sobek polybagnya dan sisihkan. Masukkan 1 - 2 kaleng susu pupuk kandang terfermentasi ( ayam atau kambing lebih baik ), dan 100 gram pupuk NPK / Phonska. Tutup lubang dengan sisa tanah galian.
Jarak tanam ideal 3 x 3 meter. Jika ditanam 1,5 x 1,5 meter , untuk mencapai diameter 25 cm dibutuhkan waktu 8 - 9 tahun. Teoritisnya , dibutuhkan 1150 batang bibit per hektar.
Pada usia tanam 2 minggu - 1 bulan , lakukan pengontrolan terhadap gangguan serangga pemakan daun , semprot Decis jika ditemukan serangga pemakan daun. Bulan ke 2 dan ke - 5 lakukan penyiangan dan pemupukan dengan NPK / Phonska . Jika ditemukan serangga pemakan daun , lakukan penyemprotan dengan Decis lagi. Potong ranting - ranting percabangan. Hindarkan dari hewan ternak masuk yang bisa memakan daunnya atau menginjak / merobohkan. Hindarkan juga dari perambah yang memangkasi daun - daunnya untuk pakan ternak. Penyemprotan Decis/insektisida lain membuat ternak tidak suka memakan daunnya.
Pada akhir tahun pertama dan ke dua , gali lubang tanam berukuran sama di antara 4 pohon , isi dengan 0,3 m3 pupuk kandang dan 0,5 kg NPK. Siangi gulma yang mengganggu.
Mulai akhir tahun pertama sudah mulai boleh dilakukan tumpangsari dengan polong - polongan , misalkan kedelai dan kacang hijau.
Hitungan bisnisnya
Perbandingan sengon lokal biasa ( SL ) dengan unggul bersertifikat ( UB ), dalam sudut pandang bisnisnya : Contoh kasus ( angka keluaran di lapangan masih bisa bervariasi sedikit ) :
Penanaman luas 1 hektar, misalkan sama - sama dengan jarak ideal kurang lebih 3 meter x 3 meter , populasi per hektar idealnya kira - kira 1150 batang. Biaya pemeliharaan dengan pemupukan & tenaga kerja dll selama 2 tahun pertama Rp. 10.000/pohon.
Sengon Lokal ( SL )asumsi rata - rata diameter 24 pada tahun ke 5. Biaya Bibit Rp. 900 x 1150 = Rp. 1.035.000 Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000 Jumlah Pengeluaran = Rp. 12.535.000 Pemasukan Penjarangan Tahun ke 1= 25% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 4.312.500 Penjarangan Tahun ke 2= 15% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 6.900.000 Hasil tebang Tahun ke 5= 60% x 1150 x @ Rp. 260.000= Rp.179.400.000 Jumlah Pemasukan = Rp.190.612.500
( menarik , karena Pak MenHut MS Kaban di TRUBUS menyebutkan , hasil sengon kira - kira Rp. 140 juta/Ha , lihat ) Pemasukan SL - Pengeluaran SL = Rp.190.612.500 - Rp.12.535.000
Hasil per Ha Sengon Lokal = Rp.178.077.500
Biaya Bibit Rp. 1600 x 1150 = Rp. 1.840.000 Biaya Pemeliharaan @ Rp. 10.000 x 1150 = Rp. 11.500.000 Jumlah Pengeluaran = Rp. 13.340.000 Pemasukan Penjarangan Tahun ke 1= 10% x 1150 x @ Rp. 15.000 = Rp. 1.725.000 Penjarangan Tahun ke 2= 5% x 1150 x @ Rp. 40.000 = Rp. 862.500 Hasil tebang Tahun ke 5= 85% x 1150 x @ Rp.325.000 = Rp.317.687.500 Jumlah Pemasukan = Rp.320.275.000
Pemasukan UB - Pengeluaran UB = Rp.320.275.000 - Rp.13.340.000 Hasil per Ha Sengon UB = Rp.306.935.000
Nah , silakan Anda pilih , tanam sengon asalan , atau Unggul Bersertifikat. Tapi , hasil masih bisa beragam , tergantung pemeliharaan , penyakit , gangguan karena daunnya banyak dipangkas / dicuri orang untuk pakan ternak , pengolahan lahan , dsb. Tapi , dengan asumsi semua faktor negatif bisa diatasi , perbandingannya seperti di atas.
Untuk sengon var. Morotai , lihat di www.sengonmorotai.blogspot.com Posted by KnowHow at 5:15 AM Sengon Solomon
Hasilkan US$ 120.000 per Ha dlm 5 tahun atau Rp.5 Milyar dalam 10 tahun TANPA TANAM ULANG
Pemesanan Bibit Paulownia elongata & Aren Var. Dalam untuk musim tanam Oktober - Nopember 2009 sudah kami tutup. Silakan pesan untuk musim tanam Oktober 2010.
HASILKAN US $ 120.000 per Hektar dalam 5 tahun atau Rp. 5 Milyar dalam 10 tahun TANPA TANAM ULANG !!! Klik link ini :
http://www.kebun5m.blogspot.com/
Investasi pasti di lahan milik Anda. Dapatkan konsultasi gratis hanya dengan memesan bibitnya , bukan perjanjian bagi hasil.US$ 120.000/hektar setiap 5 tahun tanpa tanam ulang tumbuh lagi. Untuk memeriksa indikasi harga kayunya , silakan klik di bawah ini :
http://www.environmentalforestfarms.com/paulownia.html
Tumpangsari dengan Aren , akan menghasilkan Rp. 5 milyar dalam 10 tahun. Lahan milik Anda. Ini bukan penawaran kerjasama bagi hasil atau titip modal. Kami murni jual bibit ,hasil total menjadi hak Anda. GRATIS konsultasi.Investor Jepang tanam besar - besaran. Untuk melihat liputannya , silakan klik link
ini :http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/69728/126/101/Pengusaha-Jepang-Investasi-Tanaman-Super-PaulowniaTunggu apa lagi , KESUKSESAN sudah ada di tangan ANDA.Jangan tergiur dengan tipuan titip modal , reksadana yang tidak jelas dsb. Sudah banyak korbannya. Ambil langkah cepat , agar Anda jadi yang pertama memanen kebun Paulownia milik Anda sendiri !!!Liputan mengenai Pembibitan Paulownia Kami Ada di Majalah TRUBUS edisi Mei 2009 halaman 133. Hub : [email protected]
Monday, May 18, 2009
Bibit Sengon Solomon
Jual Bibit Sengon Solomon / Paraserianthes falcataria var Solomonensis Super Hybrid, hasil Kultur Jaringan ,bersertifikat Lab Kultur Jaringan.
Harga : Pengambilan di bawah 10.000 batang Rp. 3.500/batang. Min 1000 batang.Pengambilan di atas 10.000 batang disc, 10 %. Di atas 100.000 batang harga nego.
Harga belum termasuk ongkos kirim.
Min. order 1000 batang. Lokasi : Semarang & Jakarta Hubungi 0858 66 231 777 atau [email protected] Foto Sengon Solomon di bawah menunjukkan perbedaan dari sengon lokal : Kanopi terdiri dari ranting yang relatif kecil , batang utama nampak jelas beda ukuran dibandingkan cabang , dan di usia 5 tahun ke atas garis - garis ruas nampak jelas membedakan dengan sengon lokal.
bibit sengon merah d e t ai l n y a li h a t di w w w .r e a d e r-e x tr a c t. t k C a r a Indonesia
c e p a t m e m p e r ol e h k e u n t u n g a n b e s a r d e n g a n c e p a t d a n a m a n T e rs e di a bi ji s e n g
o n y a n g di p e r ol e h d a ri in d u k y a n g s u d a h b e r u m u r m in i m 1 2 t a h u n bi bi t s e n g o n m e
r a h ( in d u k a n n y a m o r o t ai u m u r 1 4 t a h u n y a n g di t a n a m di d a e r a h k e ri n g g u n u n g
ki d ul p r o vi n si jo gj a ) h a r g a p e r b a t a n g : ti n g gi 4 0 c m -6 0 c m R p . 5 5 0 ; ti n g gi 7 0 c m
-1 0 0 c m R p . 7 0 0 h a r g a b el u m bi a y a tr a n s p o rt 1 m o bi l L 3 0 0 m u a t 7 . 0 0 0 b a t a n g ; 1
tr u k c ol t di e s el m u a t 1 7 . 0 0 0 b a t a n g le bi h d e t ai l. si la h k a n li h a t w w w .a n e k a -bi bi t. t k ji
k a a n d a in gi n m e n a n a m , s e b ai k n y a s e g e r a m e m e s a n k e p a d a k a m i. k a m i s el al u t e
r b ai k d al a m p e n y e di a a n bi bi t s e n g o n d a n bi bi t t a n a m a n k e r a s la in n y a w w w .r e a d e
r-e x tr a c t. t k S a a t in i s a y a s e d a n g m el a k u k a n p e m bi bi t a n s e n g o n m e r a h / al b a si a /
m ir a h ( A lb a zi a F al c a t a ri a ) s e b a n y a k k u r a n g le bi h 5 0 0 ri b u b a t a n g di d e s a s a m p a n
g k a b ci la c a p . bi ji y a n g di g u n a k a n m e r u p a k a n bi ji t e r pi li h d a n b e r a s al d a ri in d u k s e
n g o n m e r a h . s e p e rt i t a h u n la lu , k a m i m el a y a ni p e r m in t a a n d a ri b e r b a g ai d a e r a
h t e r u t a m a d a ri ja w a b a r a t s el a t a n , s u m a tr a, p a n t u r a ja w a t e n g a h . s a y a h a r a p
k a n t a h u n in i d a p a t m el a m p a ui p e nj u al a n t a h u n k e m a ri n s e b e s a r 4 5 0 ri b u b a t a n g
. k a r e n a p e m e ri n t a h s a n g a t m e n d u k u n g p e n a n a m a n s e n g o n ol e h r a k y a k k a r e
n a s el ai n m u d a h p e r a w a t a n n y a, ni la i in v e st a si le bi h p e n d e k d a n m e m b e ri h a si l y a n g s
a n g a t m e m u a s k a n . t e rl e bi h la gi ji k a di la k u k a n p e n e b a n g a n s e t el a h di a m e t e r di a t
a s 2 5 c m . s a a t in i di ti n g k a t p e n e b a s k a y u s e n g o n . h a r g a r a t a -r a t a 7 0 0 ri b u s/
d 7 5 0 ri b u ( h a si l s u r v e y di ja w a t e n g a h u n t u k k a y u di a m e t e r di a t a s 2 5 c m ). p e r ki
r a a n k a m i, t a h u n in i a k a n t e rj a di p e ni n g k a t a n p e r m in t a a n hi n g g a 3 0 % d a ri t a h u
n k e m a ri n . m e m a n g s e h a r u s n y a bi s a le bi h d a ri 3 0 % , n a m u n k a r e n a i m b a s h a r g a B
B M s e hi n g g a a s u m si n y a ti d a k a k a n le bi h d a ri 3 0 % p e ni n g k a t a n n y a. s a r a n s a y a b
a gi a n d a y a n g b e r ni a t m e nj a di p e t a ni a t a u p u n p e n g u s a h a bi bi t s e n g o n u n t u k m el a
k u k a n p e rj a nj ia n k u o t a a g a r k ej a di a n di t a h u n - t a h u n k e m a ri n ti d a k t e r ul a n g la gi .
k a r e n a : 1 . p a d a s a a t m e m a s u ki m u si m h uj a n , bi a s a n y a st o k bi bi t s e n g o n m e ni pi s s
e hi n g g a h a r g a m el a m b u n g h g g a 3 5 % 2 . b a n y a k p el a n g g a n s a y a y a n g ti d a k m e m p
e r ol e h bi bi t d a ri k a m i, k e m u di a n m e m b el i d a ri p e t a ni bi bi t la in n y a. n a m u n a k hi r n y a k e c
e w a k a r e n a s el ai n h a r g a n y a le bi h m a h al . ju g a k u al it a s p e n a n a m a n y a n g k u r a n g b ai
k. B is a m el a y a ni hi n g g a M e d a n , K al i m a n t a n S el a t a n , S ul a w e si S el a t a n , S ul a w e si T e n
g g a r a, B al li d a n Ja w a T e rs e di a bi bi t ja ti 1 m e t e r, d u ri a n b e r b a g ai je ni s , s u k u n , a k a si a
, m a h o ni , n y a m pl u n g , r a m b u t a n , p e t ai , b u a h ti n , ja m b u v a ri g a t a , dl l A n d a b e r
m in a t si la h k a n h u b : ( n o S M S )i b u si ti 0 8 1 3 -9 1 1 0 -6 3 3 3 Harga: 550 Cara Pembayaran:Tunai Jumlah: banyak Kemas & Pengiriman: polibag
Tambah ke Keranjang atau [email protected] Permintaan Anda akan disimpan di "Surat Bisnis". Korespondensi Perusahaan
Nama: Tn. Adi Nugraha [Direktur/CEO/Manajer Umum] E-mail: [email protected]
Situs Web:http://nusapalapa.tk Nomer HP:0812-2676-1600 Nomer
Telpon:
0813-2694-1862 Alamat: Cilacap Jawa Tengah
Cilacap 53273, Jawa Tengah Indonesia
Jual Bibit Sengon Merah
20 Januari 2009 oleh cikud
Jual bibit sengon merah. Permintaan kayu saat ini hingga nanti sangat tinggi dikarenakan persediaan kayu dihutan semakin menipis dan perkembangan penduduk semakin pesat yang menyebabkan permintaan kayu semakin tinggi.
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria
Pohon Sengon Merah adalah pohon yang pertumbuhannya cepat hingga siap pakai tanpa harus menunggu puluhan tahun untuk layak pakai dan layak jual, kwalitas kayu Sengon merah lebih baik dibanding sengon putih atau sengon laut dan harga jualnyapun lebih tinggi.
Untuk menunggu Sengon Merah hingga siap pakai kurang lebih 5 tahun, prakiraan keuntungan : misal lahan yang tersedia 2000 meter2 dibutuhkan 500 pohon Sengon Merah dengan modal dasar 1 pohon dengan tinggi 1 m adalah Rp. 5000 berarti Rp. 2.500.000 dana yang dibutuhkan sebagai modal awal. Mulai tebang usia 5 tahun dengan harga jual rata-rata Rp. 500.000/pohon, asumsi kegagalan 20 % berarti pohon Sengon Merah yang tersisa adalah 400 pohon. Dengan harga jual Rp. 500.000 x 400 = Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) sangat menguntungkan. Jika Anda menggunakan tenaga tambahan dengan gaji Rp. 1.000.000/bulan maka biaya pengeluaran selama 5 tahun untuk gaji pegawai adalah Rp. 60.000.000. Masih sangat menguntungkan.
Modal bibit Sengon Merah 500 pohon = Rp. 2.500.000 Gaji pegawai 5 tahun = Rp. 60.000.000 Jumlah = Rp. 62.500.000 Penjualan Sengon Merah
400 x Rp. 500.000 = Rp. 200.000.000 Jadi Rp. 200.000.000 – Rp. 62.500.000 = 137.500.000
Masih sangat menguntungkan bukan!!!! Berminat menanam Sengon Merah??? Head Office
CP. Rahmat
Jl. Pertengahan No. 26 Cijantung Jakarta 13770 Indonesia Telp.: 021 877 111 41 Fax. : 021 877 111 41 HP : 0856 9108 3530
Workshop 1 CP. Hasnan Habib
Jl. Banjaran Pucung No. 108 RT 05/07 Cilangkap Cimanggis Depok 16598 Jawa Barat Indonesia Telp. : 021 9211 7962 HP : 0819 0521 0188
Workshop 2 CP. Jumala
Kp. Cikuda No. 1 A Gn. Putri 16963 Bogor Indonesia Telp. : 021 9158 3000 atau kunjungi http://www.kelompok-tani.com Stock Sengon Merah banyak, bibit ada di Gn. Putri Kab. Bogor dan Cilangkap Depok
jUAL BIBIT SENGON LAUT TERBAIK SEDUNIA
06 Juli 2009 13:05 | dibaca 59 kali
KAMI MENJUAL BIBIT SENGON NO 1 (LEBIH BAGUS DARI JENIS SALOMON). BIBIT HIBRIDA ASLI IMPORT DARI KANADA DGN KELEBIHAN SBB:
1. 4THN PANEN A3 UP. 2. UKURAN ANTARA 20-47M.
3. KUALITAS VENEER SPECIAL UTK PABRIK PLYWOOD. 4. BISA DITANAM DIMUSIM KEMARAU.
5. BISA DITANAM DISELURUH WILAYAH INDONESIA.
BISA MENANAM SENDIRI.
CV WIDI ASTA DEWI MITRA http://widiastadewimitra.indonetwork.co.id
JUAL BIBIT SENGON....
Info Perusahaan Rata-rata Tinjauan Pemakai Tidak ada ulasan untuk perusahaan ini - Menulis tinjauan Tanggal Bergabung: 24 Oct. 2005 Terakhir Diperbarui: 28 Jul. 2009
Korespondensi Perusahaan Nama: Tn. IMANUEL WIDIADI [Direktur/CEO/Manajer Umum] E-mail: Kirim Pesan Nomer HP: 085856995185 Nomer Telpon: 085856995185 Alamat: DESA BELOTAN KEC BENDO MAGETAN-MADIUN 68122, Jawa TimurIndonesia
Sifat Dasar Usaha: Dagang, Jasa dari kategori Agraris
Kami menjual benih sengon solomon asli bersertifikat diimpor langsung dari Pulau Solomon. Harga per kg Rp 8.000.000,- mohon maaf, harga per kg sengon solomon asli bersertifikat adalah Rp 10.000.000,-. Yang Berminat Hubungi:Siswadi Triono081542527287
Bibit Aren Varietas Dalam
Hasilkan US$ 120.000 / Ha per 5 tahun atau Rp. 5 Milyar / Ha dalam 10 tahun TANPA TANAM ULANG !!!
Klik di sini :http://www.kebun5m.blogspot.com/
Investasi pasti di lahan milik Anda. Dapatkan konsultasi gratis hanya dengan memesan bibitnya , bukan perjanjian bagi hasil.US$ 120.000/hektar setiap 5 tahun tanpa tanam ulang tumbuh lagi. Untuk melihat indikasi harga pasarnya , silakan klik di bawah ini : http://www.environmentalforestfarms.com/paulownia.html
Tumpangsari dengan Aren , akan menghasilkan Rp. 5 milyar dalam 10 tahun. Lahan milik Anda. Ini bukan penawaran kerjasama bagi hasil atau titip modal. Kami murni jual bibit ,hasil total menjadi hak Anda. GRATIS konsultasi.Investor Jepang tanam besar - besaran. Untuk melihat liputannya , silakan klik link
ini :http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/69728/126/101/Pengusaha-Jepang-Investasi-Tanaman-Super-PaulowniaTunggu apa lagi , KESUKSESAN sudah ada di tangan ANDA.Jangan tergiur dengan tipuan titip modal , reksadana yang tidak jelas dsb. Sudah banyak korbannya. Ambil langkah cepat , agar Anda jadi yang pertama memanen kebun Paulownia milik Anda sendiri !!!Liputan mengenai Pembibitan Paulownia Kami Ada di Majalah TRUBUS edisi Mei 2009 halaman 133. Hubungi : [email protected]
Sengon Solomon Super Hybrid Kultur Jaringan ber Register
Klik di sini :www.sengonsolomon.blogspot.com
Thursday, March 12, 2009
Bibit Aren Varietas Dalam
PENGUMUMAN : Pemesanan bibit aren var. dalam dan Paulownia elongata untuk musim tanam Okober 2009 sudah tutup. Silakan pesan untuk Oktober - Nopember 2010.
Kami menjual bibit Aren ( Arenga pinnata Merr. )Varietas dalam. Pohon indukan terpilih , tinggi di atas 14 meter , diameter batang 40 cm ke atas.Bukan bibit aren asalan / tidak jelas hasil sadapannya. Pohon indukan memang dikhususkan untuk sumber benih, dari ratusan batang anakannya yang berumur rata - rata 8 - 10 tahun, dihasilkan nira 25 - 35 liter / pohon per hari,khusus jenis yang kami miliki 3-3,5 liter nira menghasilkan 1 kg gula aren..Penghasilan per hari setelah tahun ke-10 Rp. 5,2 juta per hektar. Karena jarak tanam yang jauh , akan lebih menguntungkan jika ditumpangsari dengan Paulownia ( hasil per hektar per 5 tahun US$ 120.000 ) , atau Sengon / Albasia ( Hasil per hektar per 5 tahun Rp. 320 juta ).
www.paulowniaindonesia.blogspot.com www.budidayapaulownia.blogspot.com www.bibitsengon.blogspot.com
Lokasi pembibitan kami di Semarang , Jawa Tengah.
Pemesanan hanya khusus kami peruntukkan bagi yang sudah memesan bibit Paulownia & sengon Solomon saja. Tidak dibuka untuk umum. Terimakasih.
Harga Rp. 10.000 / kecambah , panjang kecambah 10-20 cm.Minimal Pesanan 150 batang kecambah, DP 50 % saat pemesanan. Waktu penyemaian 2 bulan.Sebaiknya setelah diterima dipelihara dulu di dalam polybag dekat lokasi tanam selama 3 - 4 bulan dengan bantuan paranet 75 % jika perlu , untuk penyesuaian iklim. Tanam pada awal musim
penghujan.Lebih bagus jika ada tanaman peneduh.
Harga dapat berubah sewaktu - waktu , kecuali untuk pemesanan dengan uang muka , harga mengikat. Jarak tanam yang dianjurkan 8 x 8 meter , minimal 6 x 6 meter.
Buat lubang tanam 60 x 60 cm , penuhi dengan campuran humus , pupuk kandang dan tanah berpasir 1 : 1 : 1. Pada awal ditanam , jika curah hujan kurang , lakukan penyiraman 1 x sehari.Jangan sampai akar kecambah tertekuk dalam lubang tanam , dan biarkan media tanam yang melekat pada akar kecambah ikut ditanam.
Juga menyediakan bibit sengon / albasia solomon hasil kultur jaringan. Lihat di www.sengonsolomon.blogspot.com Alamat kontak : CV. Multivalent Prima
Jl. Tlogosari selatan H 12 Semarang 50198 Telp. 024 7077 4994 Fax. 024 7674 5605 HP 0858 66 231 777 [email protected] www.paulowniaindonesia.blogspot.com www.budidayapaulownia.blogspot.com
Sedia Bibit Tanaman Investasi Lainnya :
www.bibitalbasia.blogspot.com http://www.bibitsengon.blogspot.com/ www.paulowniaindonesia.blogspot.com www.budidayapaulownia.blogspot.com http://www.sengonmorotai.blogspot.com/
NB : Maaf , saya sudah keluar dari milis Agrom****. Mohon pesan - pesan bisa langsung dikirim ke e m@il saya : [email protected]
Untuk mencari buyer luar negeri , silakan masukkan dalam mesin pencari kami di samping ini : buy wood timber ( untuk pembeli kayu ) , atau buy palm sugar bio ethanol ( untuk aren ) Dari : Bp. Pdt. A Lung GKI Rahmani – Cirebon Testimoni..Salam,
Beberapa waktu yang lalu kami bermaksud terjun ke dunia agribisnis - ekowisata dengan menanam bibit durian unggul dan buah-buah seperti lengkeng, manggis dan duku. Ternyata kami mendapatkan masukan dari para pebisnis yang terjun dalam usaha seperti ini, bahwa kendala utama adalah panen yang diharapkan ternyata sudah dipanen orang lain. Karena itu, kami mencari alternatif lain, yang menurut para petani - lebih baik menanam albasia atau sengon.Kami berusaha mengunjungi usaha pembibitan di Rajagaluh - Majalengka dan kembali kami dipusingkan dengan harga bibit yang begitu bervariasi dan tidak tahu asal usul benih yang ditumbuhkan. Kemudian kami mencoba mencari info via internet, yang akhirnya kami mengirim email kepada Bapak Rudi K, yang ternyata memberikan respon yang baik sehingga kami akhirnya memesan benih Sengon Unggul.Yang sangat mengesankan bagi kami adalah bahwa Bapak Rudi K ternyata bukan hanya menjual benih sajat, tetapi juga terus memberikan konsultasi, saran dan info yang sangat membantu kami.Terima kasih Pak Rudi. Maju terus dalam berkarya bagi masyarakat kita…Alung
Kesaksian
Saya sudah membeli Biji Sengon Bersertifikat dari Pak Rudy dan Saya merasa puas dengan pelayanan Afer Sales nya terutama mengenai petunjuk persemaian dan tehnis-tehnis dalam hal tehnik pembibitan.Sukses Pak Rudy semoga bertambah maju usahannya.Terima kasih. Salam...Budi Santoso
Hasilkan US$ 120.000/hektar dalam 5 tahun,atau Rp.5 Milyar dalam 10 Tahun. TANPA TANAM ULANG
Klik di sini :
http://www.kebun5m.blogspot.com/
Investasi pasti di lahan milik Anda. Dapatkan konsultasi gratis hanya dengan memesan bibitnya , bukan perjanjian bagi hasil.US$ 120.000/hektar setiap 5 tahun tanpa tanam ulang tumbuh lagi.Untuk melihat indikasi harga pasarnya , silakan klik di bawah ini :
http://www.environmentalforestfarms.com/paulownia.html
Tumpangsari dengan Aren , akan menghasilkan Rp. 5 milyar/Hektar dalam 10 tahun. Lahan milik Anda.
Ini bukan penawaran kerjasama bagi hasil atau titip modal. Kami murni jual bibit ,hasil total menjadi hak Anda. GRATIS konsultasi bagi pemesan.
Investor Jepang tanam besar - besaran
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/69728/126/101/Pengusaha-Jepang-Investasi-Tanaman-Super-Paulownia Tunggu apa lagi , KESUKSESAN sudah ada di tangan ANDA.Jangan tergiur dengan tipuan titip modal , reksadana yang tidak jelas dsb. Sudah banyak korbannya. Ambil langkah cepat , agar Anda jadi yang pertama memanen kebun Paulownia milik Anda sendiri !!!
Baca Liputan Pembibitan Kami di Majalah TRUBUS edisi Mei 2009 halaman 133. Hubungi : [email protected]