• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pmkp Unit Kerja Instalasi Simrs Rev

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Pmkp Unit Kerja Instalasi Simrs Rev"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Program Kerja Instalasi SIMRS Tahun 2015

Halaman

PROGRAM KERJA

UNIT CASEMIX

DISUSUN OLEH:

UNIT CASEMIX

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

TAHUN 2017

(2)

PROGRAM KERJA UNIT CASEMIX

I. PENDAHULUAN

Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Sistim Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit

Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah memiliki otonomi, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin. Hal ini disebabkan oleh setiap pengambilan keputusan yang tidak tepat akan berakibat pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit.

Hal tersebut dapat menjadi kendala jika informasi yang tersedia tidak mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Kecanggihan teknologi bukan merupakan suatu jaminan akan terpenuhinya informasi, melainkan sistem yang terstruktur, handal dan mampu mengakodomodasi seluruh informasi yang dibutuhkan yang harus dapat menjawab tantangan yang dihadapi.

Salah satu tantangan besar dalam bidang teknologi informasi kesehatan adalah disepakatinya standar klasifikasi dan terminologi yang mencakup berbagai konsep (kedokteran, keperawatan, laboratorium, obat, patient safety, images, pertukaran data, demografis). Ini menguntungkan bagi sistem karena secara keseluruhan akan terdokumentasi dengan software yang kompleks.

Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan merupakan suatu hal yang diperlukan saat ini. Penerapan teknologi informasi menjadi sebuah harapan bagi petugas administrasi kesehatan untuk memberikan kontribusi

(3)

efektif dan efisien dalam pencatatan dan pelaporan seluruh aktifitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

II. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya . Begitupun Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi: a) kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional; b) kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan c) budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi. Rumah sakit WAJIB melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sesuai dengan kebutuhan masing-masing RS

Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.

(4)

Berbicara peningkatan mutu di rumah sakit yang berhubungan dengan Instalasi SIMRS tentu saja terkait dengan system, dimana pengelolaan SIMRS harus memiliki Sumber daya manusia (SDM) pelaksana yang mempunyai keahlian, dan kreatifitas, ketelitian, ketertiban dan kedisiplinan, mengutamakan kualitas pelayanan, kesempurnaan watak ( jujur dan penuh tanggungjawab), efektifitas dan efisisensi serta mampu menjaga dan mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil, serta mampu melakukan pengakhiran fungsi pemeliharaan serta mengambil tindakan antisipatif.

Pembentukan instalasi SIMRS RSUD Kabupaten Sumedang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati nomor 67 tahun 2014 tentang pembentukan instalasi, satuan pengawas internal dan komite pada rumah sakit. Adapun tugas instalasi SIMRS adalah melaksanakan kegiatan sistem informasi manajemen pada rumah sakit umum.

Dalam melaksanakan tugasnya Instalasi SIMRS mempunyai fungsi diantaranya :

1. Penyusunan rencana program kerja Instalasi SIMRS.

2. Pengelolaan administrasi dan ketatausahaan Instalasi SIMRS. 3. Pendataan, pengelolaan dan analisis data sistem informasi

manajemen pada RSUD.

4. Penyajian informasi system informasi manajemen .

5. Pengembangan tekhnologi penunjang sistem informasi manajemen RSUD

6. Pelaksanaan hubungan kerja dengan unit lain dilingkungan kerja RSUD.

7. Pelaksanaan evaluasi hasil kerja Instalasi SIMRS 8. Pelaporan kegiatan secra bearkala kepada direktur

9. Pelaksanaan tugas lain sesusi dengan tugas dan fungsinya Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut Instalasi SIMRS harus memiliki sumber daya yang berkualitas, baik dibidang teknis maupun administrasi dengan demikian diharapkan pelayanan kesehatan dirumah sakit dapat terjamin mutu/kualitasnya.

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu tentunya rumah sakit harus melakukan pengukuran dan mempunyai suatu ukuran dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari Instalasi Pemeliharaan SIMRS.

(5)

Rangkaian kegiatan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit laksana rantai tindakan yang kompleks dan terintegrasi yang diawali dari pengalaman masyarakat sebagai pengguna layanan, proses pelayanan klinis dalam tingkatan mikro, konteks organisasi sebagai fasilitator pelayanan klinis serta lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhinya. Pelaksanaan fungsi dan kewajiban rumah sakit untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik melalui fungsi manajemen tersebut difokuskan pada upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Peningkatan mutu instalasi SIMRS merupakan bagian dari peningkatan mutu di RSUD Kabupaten Sumedang dan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko di rumah sakit.

Berdasarkan hal diatas, agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit dapat terintegrasi dengan baik dan berjalan selaras, maka dirasa perlu disusun program peningkatan mutu di Instalasi SIMRS RSUD Kabupaten Sumedang, agar terselenggara dan meningkatnya mutu yang terus menerus dan berkesinambungan sehingga tercipta pelayanan prima yang berorientasi pada mutu paripurna (Total Quality Management) dan peningkatan mutu berkelanjutan (Continous Quality Improvement) di RSUD Kabupaten Sumedang

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kinerja Instalasi SIMRS di RSUD Kabupaten Sumedang 2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi SIMRS b. Meningkatkan mutu manajemen Instalasi SIMRS c. Meningkatkan Kinerja staf Instalasi SIMRS

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Penyusunan indikator mutu unit kerja

a. Pemilihan indikator mutu unit. b. Pembuatan profil /kamus indikator.

c. Menunjuk petugas di unit sebagai koordinator pelaksanaan, pengawasan/monitoring, pencatatan dan pelaporan

d. Penetapan indikator dan sasaran mutu unit

(6)

2. Sosialisasi profil /kamus indikator a. Rapat Rutin

b. Rapat koordinasi 3. Pengumpulan data

a. Pengumpulan data indikator mutu b. Perifikasi data

c. Analisis data

d. Tindak lanjut (penyebarluasan informasi kebijakan dan perbaikan) 4. Pencatatan dan pelaporan

Melakukan pencatatan dan pelaporan dari indikator yang telah ditetapkan diantaranya :

a. Indikator mutu unit kerja

b. Indikator Area Manajemen (IAM)

b. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (P P I) c. K3 RS

d. Insiden kecelakaan kerja 5. Penilaian kinerja staf

a. Penyusunan panduan penilaian kinerja b. Program penilaian kinerja

c. Monitoring program penilaian kinerja V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Peningkatan mutu pelayanan pada dasarnya adalah peningkatan kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian di rumah sakit. Cara melaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan mutu di RSUD Kabupaten Sumedang dengan menggunakan metode siklus “ Plan-Do-Check-Action” (P-D-C-A) = relaksasi, yaitu rencanakan – laksanakan – periksa – aksi.

Adapun cara melaksanakan kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Instalasi SIMRS 2. Mengadakan rapat rutin/rapat koordinasi tiap 1 bulan 3. Melakukan koordinasi dengan unit lain

4. Melaksanakan kegiatan pengukuran indikator mutu 5. Mengevaluasi hasil kegiatan mutu

6. Melaksanakan Analisa dan Evaluasi program yang telah ditetapkan 7. Manajemen Resiko unit kerja

8. Melaporkan kegiatan mutu kepada unit PMKP RSUD Kabupaten Sumedang

(7)

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) - 2. Indikator lainnya

- Respon time terhadap penerimaan permintaan perbaikan fasilitas SIMRS maximal 15 menit ≥ 80 %

- Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebabkan kerusakan unit PC maximal 3 jam untuk kategori kerusakan K2 (katagori sedang) ≤ 3 jam 3. Indikator Area Manajemen (IAM)

1) Tingkat kepuasan karyawan ≥ 95 % 4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (P P I)

1) Ketaatan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 100% 2) Angka kepatuhan cuci tangan bagi karyawan ≥70 % 4. Kesehatan dan keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

a. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) 1) Penanganan tumpahan B3 (spill kit)

2) Pencatatan, pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainnya

b. Keselamatan dan keamanan

1) Identifikasi semua area yang beresiko keamanannya 2) Membuat perencanaan mengurangi resiko

c. Pengamanan kebakaranan 1) Cara menggunakan APAR 2) Pemeliharaan APAR

3) Pengajuan pengadaan dan pengisian ulang APAR

4) Pengajuan file Alarm, Smoke Detektor, Hydran dan APAR disetiap ruangan dilingkungan rumah sakit yang belum terpasang

5) Tehnik evakuasi dan jalur evakuasi d. Sistem Utilitas

1) Pemeliharaan jaringan listrik (kabel-kabel, stop kontak, saklar, lampu)

2) Pengajuan Instalasi listrik

3) Pengajuan instalasi air bersih bila ada kebocoran 5. Penanggulangan Bencana

a. Pembentukan Team Penanggulangan Bencana Unit/Instalasi 1) Koordinator penyelamatam dokumen

2) Koordinator penyelamatam staf b. Tehnik evakuasi dan jalur evakuasi

c. Pencatatan pelaporan dan investigasi penanggulangan bencana

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2015

B u l a n

(8)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan indikator mutu unit kerja :

a. Pemilihan indikator mutu unit. √ b. Pembuatan profil /kamus

indikator. √ No Kegiatan Tahun 2015 B u l a n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

c. Teknis Pencatatan dan pelaporan

√ d. Penetapan indikator dan sasaran

mutu unit

1) Indikator mutu unit √

2. Sosialisasi profil /kamus indikator √

3. Pengumpulan data √ √ √

a. Indikator mutu unit kerja √ √ √ √ √ - Respon time terhadap penerimaan

permintaan perbaikan alat SIMRS √ √ √ √ - Lama waktu terganggunya proses

kerja karyawan yang disebabkan kerusakan unit PC maximal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

√ √ √ √

b. indikator area manajemen √ √ √ √ √

 Tingkat kepuasan karyawan √

c. Pencegahan dan pengendalian

infeksi (PPI) √ √ √ √ √

 Ketaatan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

 Angka kepatuhan cuci tangan bagi karyawan

d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K 3 RS)

 Pengelolaan bahan berbahaya

dan beracun (B3) √ √ √ √

 Keselamatan dan keamanan √ √ √ √

 Pengamanan kebakaranan √ √ √ √

 Sistem Utilitas √ √ √ √

e. Penanggulangan Bencana

4. Verifikasi data √ √ √ √ √

5. Analisis data √ √ √ √ √

6. Pencatatan dan pelaporan

a. Indikator mutu unit kerja √ √ √ √

b. indikator area manajemen c. Pencegahan dan pengendalian

infeksi (PPI) √ √ √ √

d. Kesehatan dan Keselamatan

(9)

e. Bencana √ √ √ √ 7. Penilaian kinerja staf

a. Penyusunan panduan penilaian kinerja

b. Program penilaian kinerja √ √ √ √

c. Monitoring program penilaian

kinerja √ √ √ √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan Pelaporan dilakukan tiap tiga bulan yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober dilaksanakan oleh Kepala Instalasi

B. Pelaporan

Pelaporan hasil kegiatan merupakan hasil sensus harian dari data indikator mutu unit, indikator area manajemen, PPI, kecelakaan kerja, Kejadian Potensial Cedera (KPC), Bencana dilaksanakan tiap bulan

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Instalasi melakukan pencatatan penilaian indikator mutu yang telah ditetapkan dan membuat laporan setiap bulan.

2. Pelaporan disampaikan kepada unit mutu

3. Evaluasi kegiatan dilaksanakan terhadap indikator yang telah ditetapkan yang terdiri dari indikator mutu, Indikator area manajemen, PPI, K3RS, Bencana, kinerja dan kinerja staf.

Demikian kerangka acuan PMKP Instalasi SIMRS Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang tahun 2015 disusun agar terselenggara dan meningkatnya mutu rumah sakit yang akan terus menerus dan berkesinambungan digalakkan sehingga tercipta pelayanan Kesehatan prima yang berorientasi pada mutu paripurna (Total Quality Management) dan peningkatan mutu berkelanjutan (Continous Quality Improvement) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang

Program Kerja Instalasi SIMRS Tahun 2015

Halaman

Sumedang, 2 Januari 2015 Kepala Instalasi SIMRS

Komarudin, SKM NIP 19630906 198312 1 001 Mengetahui,

Direktur

RSUD Kabupaten Sumedang

dr. H.Hilman Taufik WS, MKes NIP 19630827 199002 1 001

(10)

INDIKATOR MUTU SIMRS

1. Respon time terhadap penerimaan permintaan perbaikan alat SIMRS maksimal 15 menit

1 Nama Indikator Respon time terhadap penerimaan permintaan perbaikan fasilitas SIMRS maksimal 15 menit

2 Program Peningkatan mutu 3 Dimensi ketepatan waktu

4 Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan SIMRS 5 Dasar pemikiran /

literatur

Standar Akreditasi Rumah Sakit

6 Definisi Operasional Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menitpada jam kerja 7 Kriteria Inklusi :

Eksklusi

8 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome □ Proses dan outcome 9 Jenis Indikator □ Rate based □ Persentase □ Lainnya :

10 Numerator Jumlah WO yang direspon < 30 menit 11 Denomirator Jumlah WO yang masuk

12 Cara Pengukuran Jumlah penerimaan permintaan perbaikan fasilitas SIMRS

yang direspon < 15 menit

Jumlah permintaan perbaikan yang masuk

13 Target Pengukuran Indikator

Min 80% (≥ 80%)

14 Sumber Data □ data penerimaan permintaan perbaikan 15 Target Sampel dan

Ukuran sampel ( n) : 16 Tempat Pengambilan

Data

Instalasi SIMRS RSUD Kabupaten Sumedang 17 Metodologi pengumpulan Data □ Retrospektif □ Concurrent 18 Pengumpul Data PIC Instalasi SIMRS

19 Frekuensi Penilaian Data □ Bulanan 20 Periode Waktu Pelaporan □ Triwulan

21 Rencana analisis : - Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala instalasi akan melakukan analisa data terhadap Respon time terhadap penerimaan permintaan perbaikan maksimal 15 menit. Untuk bulan berikutnya analisa akan

dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.

- Dalam 3 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang meliputi : kelengkapan pengisian, kecenderungan, dan merencanakan tindak lanjut. 22 Penyebarluasan data Data berupa grafik, dan rencana tindak lanjut akan

disebarluaskan/diinformasikan ke seluruh staf oleh PIC. Hasil kegiatan dilaporkan ke tim mutu dan keselamatan pasien.

√ √ √ X 100 √ √

(11)

2. Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

1 Nama Indikator 3. Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

2 Program Peningkatan mutu

3 Dimensi Efektifitas,efisiensi,kesinambungan pelyanan 4 Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan SIMRS 5 Dasar pemikiran /

literatur

Standar Akreditasi Rumah Sakit

6 Definisi Operasional Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

Adalah jenis kerusakan meliputi Operating System (OS) atau kerusakan hardware yang mengharuskan melakukan penginstalan ulang atau penggantian sparepart

Termasuk K2 adalah:

7 Kriteria Inklusi : Kerusakan Katagori 2 Eksklusi :

8 Tipe Indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome □ Proses dan outcome 9 Jenis Indikator □ Rate based □ Persentase □ Lainnya :

10 Numerator Jumlah terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

11 Denomirator Jumlah perbaikan yang masuk karena kerusakan PC

12 Cara Pengukuran Jumlah terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

Jumlah perbaikan yang masuk karena kerusakan PC 13 Target Pengukuran

Indikator

Min 80% (≥ 80%)

14 Sumber Data □ data penerimaan permintaan perbaikan 15 Target Sampel dan

Ukuran sampel ( n) : 16 Tempat Pengambilan

Data

Instalasi SIMRS RSUD Kabupaten Sumedang 17 Metodologi pengumpulan Data □ Retrospektif □ Concurrent 18 Pengumpul Data PIC Instalasi SIMRS

19 Frekuensi Penilaian Data □ Bulanan

20 Periode Waktu Pelaporan □ Bulanan □ Triwulan □ Kuartal □ Lainnya

21 Rencana analisis : - Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala instalasi akan melakukan analisa data terhadap Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan

yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2 . Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula terhadap

kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian.

Program Kerja Instalasi SIMRS Tahun 2015

Halaman

√ √ √ √ √ √ X 100 OS error DDR crash DDR mati Cooling fan mati Printer error 5b01

Program error karena virus Hard disk bad

Power supply mati Monitor mati

(12)

- Dalam 1 bulan dilakukan analisa terhadap hasil kegiatan yang meliputi : kelengkapan pengisian, kecenderungan, dan merencanakan tindak lanjut. 22 Penyebarluasan data Data berupa grafik, dan rencana tindak lanjut akan

disebarluaskan/diinformasikan ke seluruh staf oleh PIC. Hasil kegiatan dilaporkan ke tim mutu dan keselamatan pasien.

Daftar isi

I. Pendahuluan ………... 1

II. Latar Belakang………. 1

III. Tujuan……… 3

IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan……….. 4

V. Cara Melaksanakan Kegiatan ………. 5

VI. Sasaran………. 5

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan……….. 7

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan……… 8

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan………. 9 LAMPIRAN INDIKATOR MUTU………

1. Respon time terhadap penerimaan permintaan perbaikan alat SIMRS maksimal 15 menit……… 2. Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan

kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2……

10 10 11

(13)
(14)

FORM PENILAIAN INDIKATOR MUTU INSTALASI SIMRS RSUD KABUPATEN SUMEDANG

Nama indikator : Respon time penerimaan permintaan perbaikan alat SIMRS maksimal 30 menit

Numerator : Jumlah penerimaan permintaan perbaikan alat SIMRS yang direspon < 30 menit

Denumerator : Jumlah penerimaan permintaan perbaikan alat SIMRS yang masuk

Target : Min 80% (≥ 80%)

Bulan : ……….

No Nama unit Tgl/ jamlaporan penangananJam

Respon time (jam lapor unit s/d jam

datang petugas sim rs)

JUMLAH < 30 MENIT > 30 MENIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. …. TOTAL HASIL Sumedang……… PIC Instalasi SIMRS

Komarudin, SKM NIP 19630906 198312 1 001

(15)

FORM PENILAIAN INDIKATOR MUTU INSTALASI DIKLAT RSUD KABUPATEN SUMEDANG

Nama indikator : Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

Numerator : Jumlah terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2

Denumerator : Jumlah WO yang masuk karena kerusakan PC Target : Min 80% (≥ 80%)

No Nama unit KERUSAKANJENIS KerusakanJam PC Jam operasional Kembali JUMLAH < 3 JAM > 3 JAM 1. 2. 3. 4. 5. 6. …. TOTAL HASIL Sumedang……… PIC Instalasi SIMRS

Komarudin, SKM NIP 19630906 198312 1 001 PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

(16)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Jl. Palasari No.80 - Jl. P.GeusanUlun No. 41 Telp. (0261) 201021 Fax. 204970 S U M E D A N G 45312

SENSUS HARIAN

Nama indikator : Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menit

NUMERATOR/ DENUMERATOR TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Hasil (%) NUMERATO R JUMLAH respon time penerima an perminta an perbaika n < 30 MENIT DENOMINA TOR JUMLAH WO YANG MASUK

Program Kerja Instalasi SIMRS Tahun 2015

Halaman 1

Kepala Instalasi SIMRS

Komarudin, SKM

Sumedang, ……….. PJ Pembuat Laporan

(17)

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Jl. Palasari No.80 - Jl. P.GeusanUlun No. 41 Telp. (0261) 201021 Fax. 204970 S U M E D A N G 45312

SENSUS HARIAN

Nama indikator : Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk

kategori kerusakan K2 NUMERATOR/ DENUMERATOR TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Hasil (%) NUME RATOR JUMLAH TERGANGGU NYA PROSES KERJA KARYAWAN YANG DISEBAKAN KERUSAKAN UNIT PC MAKSIMAL 3 JAM UNTUK KATEGORI KERUSAKAN K2

(18)

DENO MI NATOR JUMLAH WO YANG MASUK KARENA KERUSAKAN PC

Kepala Instalasi SIMRS

Komarudin, SKM NIP 19630906 198312 1 001 Sumedang, ……….. PJ Pembuat Laporan ……… NIP ………

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh dapat dijelaskan pula bahwa vitamin C sebagai pembanding atau kontrol positif termasuk antioksidan yang lebih kuat jika dibandingkan

Pembahasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah membuat simulasi untuk mengetahui sejauh mana peningkatan performansi yang diberikan oleh TFRC terhadap RTP dalam proses streaming

Metode dan alat cuci yang digunakan oleh Hot Steam Carwash memiliki kelebihan dibanding dengan pesaing, yaitu memberikan hasil cuci yang maksimal dengan waktu

Ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 6 huruf d dan Pasal 15 huruf d tidak berlaku bagi pegawai kontrak yang telah diangkat dengan Keputusan Bupati dan telah berkerja

Dalam Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai Demokrat Demokrat Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2013 merupakan proses untuk mencari orang-orang yang di anggap

Pengertian pejabat umum dijelaskan oleh Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan

Sifat Mekanik Sifat Mekanik G G Sifat magnetik  Sifat magnetik  Resistivitas listrik  Resistivitas listrik  Konduktivitas termal Konduktivitas termal Ekspansi termal Ekspansi

Untuk itulah pemerintah Indonesia membuat suatu standar yang dinamakan Kematangan Industri Perangkat Lunak Indonesia atau KIPI yang diadopsi dari CMM internasional