• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Edema Serebri 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Edema Serebri 2"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Ed

Edema ema cerecerebri bri mermerupaupakan kan suatsuatu u penpenyuyulit lit padpada a banbanyayak k ganganggugguan an ataatauu  penyakit sus

 penyakit susunan sarunan saraf af pusat pusat yang syang seringkali eringkali fatal, fatal, baik baik kematian kematian itu itu oleh oleh karenakarena  perkembangan

 perkembangan edema edema cerebri cerebri yang yang amat amat cepat cepat seperti seperti pada pada trauma trauma kapitis,kapitis,  perdarahan

 perdarahan dan dan penyakit penyakit akut akut yang yang lain, lain, maupun maupun oleh oleh lesi-lesi lesi-lesi yang yang berjalanberjalan kronis misalnya tumor-tumor, abses otak dan proses desak ruang lainnya. Edema kronis misalnya tumor-tumor, abses otak dan proses desak ruang lainnya. Edema cerebri yang menyertai infark yang luas, atau yang mengakibatkan penekanan cerebri yang menyertai infark yang luas, atau yang mengakibatkan penekanan int

intracrracraniaanial l yayang ng masmassif, sif, atauataupun pun karkarena ena timtimbulbulnynya a komkompliplikaskasi i yayang ng palpalinging ditakuti yaitu pendorongan (shift, herniasi) bagian-bagian otak sehingga menekan ditakuti yaitu pendorongan (shift, herniasi) bagian-bagian otak sehingga menekan  pusat-pusat vital dan mengakibatkan kematian.

 pusat-pusat vital dan mengakibatkan kematian.88

Jadi telah jelas baha edema cerebri menambah morbiditas dan mortalitas Jadi telah jelas baha edema cerebri menambah morbiditas dan mortalitas  pada berbagai gangguan cerebral. !e

 pada berbagai gangguan cerebral. !elah banyak penyelidikan yang dilakukan padalah banyak penyelidikan yang dilakukan pada hean perco

hean percobaan maupubaan maupun terhadap pendn terhadap penderita-peerita-penderitnderita a dengadengan edema cerebrin edema cerebri nam

namun un mamasih sih banbanyayak k hal hal yayang ng belbelum um jeljelas as atau memuaatau memuaskaskan n terterutautama ma perperihaihall  patofisiologi dan terapinya.

 patofisiologi dan terapinya.""

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A

A.. DDeeffiinniissii

Edema cerebri

Edema cerebri adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan diadalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di da

dalam lam jarjariningagan n ototak ak sehsehiningggga a memeniningngkatkatkakan n vovolulume me ototakak. . #a#apapat t teterjarjadidi  peningkatan

 peningkatan volume volume intraseluler intraseluler (lebih (lebih banyak banyak di di daerah daerah substansia substansia grisea)grisea)

$ $

(2)

maupun ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya  peningkatan tekanan intrakranial.",%

Edema cerebri adalah meningkatnya volume otak akibat pertambahan  jumlah air di dalam jaringan otak sebagai reaksi terhadap proses-proses patologis

lokal ataupun pengaruh-pengaruh umum lainnya yang merusak.&

B. Etiologi

Edema cerebri dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis'

a. ondisi neurologis ' *troke iskemik dan perdarahan intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.

 b. ondisi non neurologis ' etoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat, hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (+E). C. Klasifikasi

Edema cerebri dibagi atas dua bagian besar, yaitu '

a. erdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak 

$). Edema cerebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia alba

&).Edema cerebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia grisea

 b. erdasarkan patofisiologi $). Edema cerebri vasogenik 

/aling sering dijumpai di klinik. 0angguan utama pada blood brain barrier . /ermeabilitas sel endotel kapiler meningkat sehingga air dan komponen yang terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan ekstraseluler bertambah. Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia otak,tumor otak, hipertensi maligna, perdarahan otak dan berbagai penyakit yang merusak pembuluh darah otak.

(3)

.

&). Edema cerebri sitotoksik 

elainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak (neuron, glia dan endotel kapiler). /ompa 1a tidak berfungsi dengan baik, sehingga ion 1a tertimbun dalam sel,mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler  yangakan menarik cairan masuk ke dalam sel. *el makin lamamakin membengkak  dan akhirnya pecah. kibat pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi sempit, iskemia otakmakin hebat karena perfusi darah terganggu.

/ada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas pada kulit seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and, seperti trietil tin, dapat menimbulkan edema sitotoksik.

Edema serebri sitotoksik sering ditemukan pada hipoksia2 anoksia (cardiac arrest),iskemia otak, keracunan air dan intoksikasi 3at-3at kimia tertentu. Juga sering bersama-samadengan edema serebri vasogenik, misalnya pada  stroke obstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis.",

(4)

4). Edema cerebri osmotic

Edema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotic antara plasma darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler).

5). Edema cerebri hidrostatik2interstisial #ijumpai pada hidrosefalus obstruktif. arena sirkulasi terhambat, cairan srebrospinal merembes melalui dinding ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstraseluler.

/embagian edema serebri menurut 0roningen

  Edema

*erebri /roblem

6asogenik *itotoksik 7smotik +idrostatik  

0angguan  primer  lood brain  sodium barrier  0angguan  pump-cell 7bstruksi osmotik  *irkulasi 9okalisasi ' ag. /utih otak  ag. elabu otak  : : : : : : 5

(5)

/ermeabilitas vaskuler 

ertambah 1ormal 1ormal 1ormal

;ltrastruktur ' Ekstraseluler  <nfraseluler  : : : : : omposisi cairan =iltrat plasma (protein)

/lasma +anya kadar   air bertambah

ir : 1a

!erapi #e>ametason ? ahan osmotik 7perasi

D. Patofisiologi8,9

a) 6asogenic edema

/ada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan ekstrasel yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler. 6asogenic edema ini disebabkan oleh faktor tekanan hidrostatik, terutama meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh factor osmotic. etika protein dan makromolekur lain memasuki rongga ekstraseluler otak  karena kerusakan saar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga ekstraseluler juga meningkat.

6asogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba cerebral karena perbedaan compliance antara substansia abla dan grisea. Edema vasogenic ini juga disebut edema basah karena pada beberapa kasus,  potongan permukaan otak nampak cairan edema.

!ipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor, inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebral.8,

0ambar' mekanisme terjadinya

edema vasogenik, plasma yang

terdiri dari air, protein dan elektrolit

menembus  dan mengisi ruang intersisial.  b) Edema *itotoksik 

(6)

/ada edema sitotoksik terdapat peningkatan volume cairan intrasel, yang berhubungan dengan kegagalan dari mekanisme energy yang secara normal tetap mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat dari pompa natrium dan kalium pada membrane sel glia.

 1euron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan grisea menyerap air dan membengkak.

/embengkakan otak berhubungan dengan edema sititoksik yang berarti terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati. @ang akan berakibat sangat buruk, edema sitotoksik ini sering di istilahkan dengan edema kering. Edema sitotoksik terjadi bila otak mengalami kerusakan yang berhubungan dengan hipoksia, iskemia, abnormalitas metabolic (uremia, ketoasidosis, metabolic), intoksikasi (dimetrofenol, triethylitin, he>achlrophenol, isonia3id) dan pada sindrom reye, +ipoksia erat.

0ambar' mekanisme

terjadinya edema

sitotoksik,

menunjukkan defisit !/ mengakibatkan rusaknya pompa 1a-. 1a masuk  menembus membran sel diikuti air dan l sehingga timbul edema sel. c) Edema 7smotic

pabila tekanan osmotik plasma turun A $&B, akan terjadi edema serebri dan kenaikan !<. +al ini dapat dibuktikan pada binatang percobaan dengan infus air suling, yang menunjukkan kenaikan volume air. /ada edema serebri osmotik tidak ada kelainan pada pembuluh darah dan membran sel.4,

(7)

0ambar' mekanisme edema osmotik, menunjukkan penurunan osmolaritas cairan intravaskuler menyebabkan keluarnya air mengisi ruang intersisial mengikuti

hukum osmotik. d) Edema <nterstitial

Edema interstisial adalah peningkatan volume cairan ekstrasel yang terjadi pada substansia alba periventrikuler karena transudasi cairan serebrospinal melalui dinding ventrikel ketika tekanan intraventrikuler  meningkat.4

0ambar' mekanisme pengaliran *= dan hambatan yang dapat menimbulkan hidrosefalus.

E. Diagnosis

$. Danefestasi linis

/ada kondisi terjadi peningkatan tekanan intrakranial dapat ditemukan tanda dan gejala berupa'

a. 1yeri kepala hebat.

 b. Duntah, dapat proyektil maupun tidak. c. /englihatan kabur.

d. 0angguan kesadaran dan perubahan mental (berupa confusion  sampai sindroma otak organis)

(8)

&. /emeriksaan =isik $

a. radikardi dan hipertensi terjadi akibat iskemi dan terganggunya pusat vasomotor medular. +al ini merupakan mekanisme untuk  mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh darah kapiler serebral oleh edema.

 b. /enurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan respirasi menjadi lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan intracranial (!<) yang menyebabkan herniasi unkal. *aat terjadi kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola heyne-*tokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.

c. 0ambaran papil edema pada funduskopi ditandai dengan batas papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari F,&.

d. 0angguan fungsi gait bila edema membesar dan menekan cerebellum. e. 0angguan fungsi vegetative apabila edema menekan susunan saraf 

 pusat yang merupakan pusat dari fungsi otonom 2 vegetatif. 4. /emeriksaan /enunjang

a. *inar-G

Hadiograf tengkorak polos adalah pemeriksaan pertama pada  pasien dengan gejala **/ dan tetap bermanfaat. Erosi dorsum sellae oleh  pulsasi ventrikel ketiga adalah gambaran khas peninggian !< dan bila foto polos digunakan secara rutin, dapat ditemukan pada sepertiga pasien namun hanya setelah sakit "-C bulan. elenjar pineal yang tergeser, erosi tulang, kalsifikasi abnormal dan hiperostosis tidaklah merupakan tanda spesifik dari lesi desak ruang, jadi tidak harus berarti peninggian !<. /ada anak-anak, radiograf tengkorak tetap bernilai pada tes skrining. aik   peninggian !< akut maupun kronik hingga usia 8- tahun menyebabkan

diastasis ( splitting ) sutura dan erosi dorsum sellae. /eninggian !< kronik  mungkin juga berakibat penipisan vault  tengkorak dan impresi konvolusional pada bagian atas tulang frontal dan parietal.",%

(9)

 b. !omografi !erkomputer 

@ang paling berguna pada pemeriksaan pasien dengan dugaan  peninggian !< adalah  scan tomografi terkomputer (CT scan). arena sangat akurat, cepat dan aman. !anda yang paling berguna dari  berkurangnya cadangan !< adalah pergeseran garis tengah, obliterasi sisterna ** sekeliling batang otak, dilatasi ventrikel kontralateral,  penyempitan sulci serebral, dan pada cedera kepala adanya clott   kecil multipel intraserebral. ila obstruksi aliran ** mulai berakibat pada ukuran ventrikular, tanda pertama adalah dilatasi tanduk temporal.

c. /encitraan Hesonansi Dagnetik 

 Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga sangat berguna pada  pemeriksaan penderita yang diduga mempunyai peninggian !< namun  bukan pemeriksaan yang pertama pada pasien. /emeriksaan ini lebih mahal, lebih lambat dalam pengerjaannya dan lebih memerlukan kerjasama dengan pasien dibanding CT scan lebih rumit melaksanakannya untuk pasien yang memerlukan pemantauan atau sistem life support .%,8

. Penatalaksanaan!

 1on Dedika Dentosa

$) Posisi Ke"ala #an Le$e%. /osisi kepala harus netral dan kompresi vena  jugularis harus dihindari. =iksasi endotracheal tube (E!!) dilakukan dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam aktu sesingkat mungkin. ;ntuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala 4FI.

&) &entilasi #an 'ksigenasi. eadaan hipoksia dan hiperkapnia harus dihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang menyebabkan  penambahan volume darah otak sehingga terjadi peningkatan !<,

(10)

terutama pada pasienm dengan pernicabilitas kapiler yang abnormal. <ntubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau oksigenasi  pada pasien edema otak buruk. *asaran p7&, yang diharapkan adalah

4F-4" mm+g agar menimbulkan vasokonstriksi serebral sehingga menurunkan volume darah serebral.",

Dedikamentosa

$) Analgesik, Se#asi, #an (at Pa%alitik. 1yeri, kecemasan, dan agitasi meningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan tekanan intrakranial. 7leh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat diperlukan untuk pasien edema otak. /asien yang menggunakan ventilator atau E!! harus diberi sedasi supaya tidak memperberat !<. 7bat sedasi yang sering digunakan untuk pasien neurologi diantaranya adalah opiat,  ben3odia3epin, dan propofol.

 1yeri dan agitasi dapat memperburuk oedem cerebri dan meningkatkan tekanan intrakranial secara signifikan. /emberian bolus morphine (&-" mg) dan fentanyl (&" "F mikrogram) atau intravenous infusion fentanyl (&" -&FF mikrogram2jam) dapat digunakan sebagai analgetik.

&) Penatalaksanaan Cai%an. 7smolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. eadaan ini dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik. /ada umumnya kebutuhan cairan ialah 4Fml2kg2hari. alans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah dengan  pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (produksi urin sehari ditambah

"FF ml untuk kehilangan cairan yang tidak nampak).

;mumnya semua lesi intracranial diberikan 8"B dari kebutuhan normal. arena pada masa akut ada retensi cairan sehingga bila diberikan cairan yang banyak, dapat jadi semakin edema.",%,

4) Penatalaksanaan Tekanan Da%a$. !ekanan darah yang ideal dipengaruhi oleh penyebab edema otak. /ada pasien stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari kenaikan tekanan darah tiba-tiba

(11)

dan hipertensi yang sangat tinggi untuk menjaga perfusi tetap adekuat. !ekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di atas CF-%F mm+g  pascatrauma otak.

/enggunaan obat penurun tekanan darah masih kontroversial dalam kasus-kasus perdarahan intraserebral, tetapi aman untuk mengobati hipertensi  pada fase akut, dan penggunaan ini dapat mengurangi risiko pertumbuhan hematoma aal. /ada pasien dengan stroke iskemik, penurunan tekanan darah yang cepat merugikan dalam fase akut (&5 - 58 jam pertama) karena dapat menghasilkan memburuknya defisit neurologis dari hilangnya  perfusi di penumbra. !ekanan darah normal juga harus menjadi tujuan  pada pasien dengan lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti

tumor dan massa inflamasi atau infeksi.

5) Pen)ega$an Ke*ang, De+a+, #an Hi"e%glike+i. ejang, demam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. /enggunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. isa digunakan fenitoin & > $FFmg. Danfaat penggunaan profilaksis antikonvulsan tetap tidak terbukti pada pasien dengan kondisi yang paling  beresiko menyebabkan edema otak. da beberapa bukti baha aktivitas epilepsi subklinis mungkin terkait dengan perkembangan pergeseran garis tengah (midline shifting) dan hasil yang buruk setidaknya pada pasien kritis dengan pendarahan intraserebral. #emam dan hiperglikemia memperburuk kerusakan otak iskemik dan nyatanya dapat memperburuk  edema cerebri. 1ormothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa darah paling tidak di baah $&F mg 2 d9) harus dijaga setiap saat.

") Te%a"i 's+otik. Danitol dan *alin +ipertonik adalah & agen osmotik  yang paling sering digunakan untuk memperbaiki edema otak dan hipertensi intracranial.",%,

a. anitol

(12)

#osis aal manitol &FB $-$," g2kg <6 bolus, diikuti dengan F,&"-F," g2kg <6 bolus tiap 5-C jam. Efek mak-simum terjadi setelah &F menit pemberian dan durasi kerjanya 5 jam.

/ernberian manitol ini harus disertai pemantauan kadar osmolalitas serum. 7smolalitas darah yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko gagal ginjal (terutama pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami volume depletion). adar osmolalitas serum tidak boleh lebih dan 4&F m7smol29.

omplikasi paling biasa dari terapi manitol ialah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, edema kardiopulmonal dan rebound edema serebri. Danitol juga bisa menyebabkan gagal ginjal pada dosis terapetik dan reaksi hipersensitivitas bisa terjadi. alaupun ada  beberapa laporan yang tidak dapat membuktikan efek yang menguntungkan dari manitol pada stroke iskemik2 hemoragik. merican +eart ssosiation merekomendasikan penggunaan manitol secara luas digunakan pada stroke akut di seluruh dunia.

-. Salin Hi"e%tonik 

airan salin hipertonik (1a$ 4B) juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Dekanisme kerjanya kurang lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.9arutan hipertonik saline &,4 dan %," B mengandung  sodium chloride  dan  sodium acetat  yang sama ("F ' "F) untuk menghindari terjadinya hyperchloremic acidosis. +ipertonik saline diberikan melalui kateterisasi vena sentral untuk mendapatkan euvolemia atau sedikit hipervolemia ($-& ml2kg2hr). /emberian &"F ml bolus hipertonik saline dapat diberikan jika dibutuhkan untuk agresif resusitasi. !ujuan  pemberian hipertonik saline yaitu untuk meningkatkan kadar 

konsentrasi sodium dengan rentang $5" - $"" mEK2l. 9evel kadar  sodium ini dipertahankan selama 58 - %& jam sampai pasien

(13)

menunjukan kemajuan secara klinik atau sampai tidak memberikan respon yang adekuat.

C) Ba%-it%at

arbiturat dapat menurunkan tekanan intrakranial secara efektif pada  pasien cedera kepala berat dengan hemodinamik yang stabil. !erapi ini  biasanya digunakan pada kasus yang refrakter terhadap pengobatan lain

maupun penanganan !< dengan pembedahan.

/emberian dengan injeksi intravena secara bolus dari pentobarbital (4-$F mg2kg) diikuti dengan infus intravena yang berkelanjutan (F," - 4,F mg2kg2hari) yang diterapi hingga terjadi penurunan </ atau "burst  suppression patternL yang dimonitoring dengan electroencephalographic,  pemberian dilakukan selama 58 - %& jam, penghentian terapi dilakukan

dengan cara tappering off  sebanyak "F B dari dosis aal.

Efek samping pemberian barbiturat yaitu vasodepressor sehingga dapat menurunkan tekanan pembuluh darah sistemik, cardiodepression, immunosuppresion dan sistemik hipotermia.

/0 %ose+i#

elum ada penelitian mengenai dosis terapi yang diberikan. ara meningkatkan kadar sodium dengan cepat yaitu dengan pemberian bolus furosemid ($F - &F mg) untuk meningkatkan eksresi air dan menggantinya dengan &"F ml iv bolus & atau 4 B hypertonik saline.

!erkadang dikombinasikan dengan manitol. !erapi kombinasi ini telah terbukti berhasil pada beberapa penelitian. =urosemid dapat meningkatkan efek manitol, namun harus diberikan dalam dosis tinggi, sehingga risiko terjadinya kontraksi volume melampaui manfaat yang diharapkan. /eranan asetasolamid, penghambat karbonik anhidrase yang mengurangi produksi **, terbatas pada pasien high-altitude illness dan hipertensi intrakranial  benigna. <nduksi hipotermi telah digunakan sebagai intervensi

neuroproteksi pada pasien. dengan lesi serebral akut.

(14)

8) Ste%oi#

1lkoko%tikoi# efektif untuk mengatasi edema vasogenik yang menyertai tumor, peradangan, dan kelainan lain yang berhubungan dengan  peningkatan permeabilitas saar darah-otak, termasuk akibat manipulasi  pembedahan. 1amun, steroid tidak berguna untuk mengatasi edema

sitotoksik dan berakibat buruk pada pasien iskemi otak.

Deksa+etason paling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang sangat rendah. #osis aal adalah $F mg <6 atau per oral, dilanjutkan dengan 5 mg setiap C jam. #osis ini ekuivalen dengan &F kali lipat  produksi kortisol normal yang fisiologis. Hesponsnya seringkali muncul dengan cepat namun pada beberapa jenis tumor hasilnya kurang responsif. #osis yang lebih tinggi, hingga F mg2hari, dapat diberikan pada kasus yang refrakter. *etelah penggunaan selama berapa hari, dosis steroid harus diturunkan secara bertahap (tapeM off) untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin timbul, yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar  adrenal.

#eksametason kini direkomendasikan untuk anak A & bulan penderita meningitis bakterialis. #osis yang dianjurkan adalah F,$" mg2kg <6 setiap C jam pada 5 hari pertama pengobatan disertai dengan terapi antibiotik. #osis pertama harus diberikan sebelum atau bersamaan dengan terapi antibiotik.

7peratif 

/ada pasien dengan peningkatan !<, drainase cairan serebrospinal adalah ukuran pengobatan cepat dan sangat efektif. /ernyataan ini berlaku bahkan jika tidak ada hidrosefalus. *ayangnya, drainase ventrikular eksternal membaa risiko  besar ventriculitis, bahkan di baah peraatan terbaik.

1. Ko+"likasi

/ada edema serebri, tekanan intrakranial meningkat, yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan menurunnya cerebral blood flo (=). /eningkatan tekanan intrakranial menyebabkan tekanan tambahan pada

(15)

sistem, memaksa aliran yang banyak untuk kebutuhan jaringan. Edema serebri dapat menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran dan muntah, pupil edema. +erniasi dapat menyebabkan kerusakan yang berhubungan dengan tekanan kepada jaringan yang bersangkutan dan tanda-tanda dari disfungsi struktur yang tertekan.&,%,

a. =ungsi 7tak 

/ada edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak, baik oleh edema serebri sendiri sehingga neuron-neuron tidak berfungsi sepenuhnya maupun oleh kenaikan !< akibat edema serebri. 7tak terletak dalam rongga tengkorak yang dibatasi oleh tulang-tulang keras dengan adanya edema serebri, mudah sekali terjadi kenaikan !< dengan akibat-akibat seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang akan mengganggu fungsi otak.

 b. liran #arah ke 7tak 

erdasarkan hasil percobaan, terdapat hubungan antara !< dan aliran darah yang menuju ke otak. /erfusi darah ke jaringan otak  dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan sistemik), !< dan mekanisme otoregulasi otak. /erfusi darah ke jaringan otak hanya dapat berlangsung apabila tekanan arteri lebih besar daripada !<. /erbedaan minimal antara tekanan arteri dan !< yang masih menjamin perfusi darah ialah 5F mm+g. urang dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang2 terhenti sama sekali.

*ampai pada batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri !< dapat diimbangi oleh mekanisme otoregulasi otak, sehingga perfusi darah tidak  terganggu dan fungsi otak dapat berlangsung seperti biasa. Dekanisme otoregulasi mudah mengalami kerusakan oleh trauma, tumor otak,  perdarahan, iskemia dan hipoksia.&

c. enaikan !ekanan <ntrakranial

arena mekanisme kompensasi ruang serebrospinalis dan sistem vena, maka pada aal penambahan volume cairan jaringan otak belum ada kenaikan !<. Dekanisme kompensasi tersebut terbatas kemampuannya sehingga penambahan volume intrakranial selanjutnya akan segera disertai

(16)

kenaikan !<. /ertambahan volume &B atau $F -$" ml tiap hemisfer sudah menimbulkan kenaikan !< yang hebat."

d. +erniasi Jaringan 7tak

Edema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya herniasi jaringan otak terutama pada tentorium serebellum dan foramen magnum.

$). +erniasi tentorium serebelum

kibat herniasi tentorium serebelum ialah tertekannya  bangunan-bangunan pada daerah tersebut seperti mesensefalon, 1. <<<, . serebri posterior, lobus temporalis dan unkus. @ang mungkin terjadi akibat herniasi ini ialah '$,C

a) ;nkus lobus temporalis tertekan ke baah dan menekan bangunan  pada hiatus.

b)  1. <<< yang mengandung serabut parasimpatis untuk konstriksi  pupil mata tertekan sehingga pupil berdilatasi dan refleks cahaya

negatif.C

!ekanan pada mesensefalon antara lain dapat menimbulkan gangguan kesadaran, sebab di sini terdapat formatio retikularis. /enderita menjadi somnolen, sopor atau koma. tekanan pada . serebri  posterior menyebabkan iskemia dan infark pada korteks oksipitalis.

(17)

&). +erniasi foramen magnum

/eninggian !< terutama pada fossa posterior akan mendorong tonsil serebelum ke arah foramen magnum. +erniasi ini dapat mencapai servikal $ dan & dan akan menekan medulla oblongata, tempatnya  pusat-pusat vital. kibatnya antara lain gangguan pernapasan dan

kardiovaskuler.

(18)

BAB III KESIPULAN

Edema cerebri adalah keadaan patologis dimana terjadi akumulasi cairan didalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Edema cerebri dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis. /enyebab nya dapat dibedakan menurut lokasi dan patofisiologinya.

Edema cerebri dapat didiagnosa dari anamnesa, pemeriksaan fisik dengan karakter klinis berupa tanda-tanda dari peningkatan tekanan intracranial, serta dari  pemeriksaan penunjang berupa sinar-> !-*can dan DH<. /enatalaksanaan dari

edema cerebri berupa terapi non-medis dan terapi medis.

(19)

DATA2 PUSTAKA

$. ickley, 9ynn * ' uku jar /emeriksaan =isik N Hiayat esehatan ates. Edisi 8. Jakarta ' E0.&FF

&. +arsono. uku njar 1eurologi linis, @ogyakarta ;0D /ress, &FF"

4. 0oet3 0.erebrospinal =luid nd <ntracranial /ressure in' linical  1eurology &th edition. &FF4. /hlidelphia' Elsevier *cience. /"$$-"&.

5. 0rant , nne . !he 1ervous *ystem <n' natomy nd /hysiology <n +ealth n <llness th Edition.&FF$. 9ondon' urchill 9ivingstone. /$58-"$

". 9t ol * Jha (Hetd). erebral Edema and its Danagement. &FF4. http'22medind.nic.in2maa2tF42i52maatF4i5p4&C.pdf . #iakses tanggal $5 juni &F$"

C. Doore, eith 9., H. nne D ' natomi linis #asar. Jakarta ' +ipokrates.&FF&

%. /anitia 9ulusan #okter &FF&-&FF4 =;<, ;pdate <n 1euroemergencies, alai /enerbit =;< Jakarta, &FF&. &5-&C.

8. /rice *.. *istem saraf. <n' /atofisiologi, onsep linis /roses-/roses /enyakit.Jakarta' E0.&FF&

. *uono ita J., #eanto 0eorge, Hiyanto udi,dkk. /anduan /raktis #iagnosis N !atalaksana /enyakit *araf. Jakarta. E0

Referensi

Dokumen terkait

Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tentang gangguan sistem persarafan: Edema Serebri pada pasien dengan menggunakan asuhan keperawatan. Keluarga