LAPORAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perencanaan Struktur Gedung sebagai salah satu syarat kelulusan
menempuh semester 2 pada Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Dosen Pembimbing :
Ir. Ari Mulyo Dyah Utami M.Sc
Disusun oleh :
Dian Hernanto ( NIM : 08114737 )
G. Ginanjar ( NIM : 08114723 )
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
Sujud syukurku di Hadirat‐Mu Yang Maha Agung Robbul Arbab Allah ‘Ajja Wajalla
Atas segala cahaya ilmu yang Engkau anugerahkan kepadaku.
Kupersembahkan tugas ini untuk Ibunda tercinta,
Do’a tulus sucinya yang tiada henti yang senantiasa mengiringi setiap hela nafasku hingga
membuat semangat belajarku selalu hadir layaknya gelombang laut yang tak pernah berhenti.
Kupersembahkan tugas ini untuk Almarhum Ayahanda tercinta,
Nasihatnya untuk selalu bersabar, bertanggung jawab dan senantiasa menjunjung tinggi
kejujuran hingga akhir hayat. Untukmu aku selalu bangga.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan Rahmat
dan HidayahNya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas perencanaan struktur gedung
ini hingga tuntas dengan lancar.
Tugas ini menjelaskan tentang tahapan‐tahapan perancangan struktur gedung 7 lantai dari
mulai pondasi hingga struktur gedungnya. Metoda perancangannya berdasarkan desain
kapasitas ( strong column weak beam ) sedangkan perhitungan gempanya dengan metoda statik
ekuivalen. Perhitungan dilakukan secara manual dan dengan bantuan software STAAD Pro 2007,
SAP 2000, GS AFES dan PCA Col.
Besar harapan penyusun semoga tugas ini bisa memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan
bagi para pembaca yang budiman, kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan isi dan penyajian tugas ini.
Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Perencanaan
Struktur Gedung, Ibu Ir. Ari Mulyo Dyah Utami, M.Sc, yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam pengerjaan tugas ini. Ucapan terima kasih juga penyusun haturkan untuk rekan
setia Dian Hernanto yang turut bekerja keras mengerjakan laporan ini dengan penuh dedikasi.
Kepada rekan sekantor Mas Bachtiar Anwari yang ikut membantu mengetik laporan ini dengan
penuh kesabaran. Tidak lupa untuk sahabat setia Nastitisari Dewi yang sudah menemani
penyusun dalam mengerjakan laporan ini hingga larut malam dengan penuh keceriaan. Kepada
rekan – rekan Program Perkuliahan Kelas Karyawan – ISTN yang telah memberikan inspirasi dan
kerja‐sama yang baik. Dan kepada semua pihak yang turut membantu yang tidak dapat penyusun
sebutkan namanya satu per satu.
Jakarta, 22 November 2009
Penyusun,
DAFTAR ISI
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ………
DAFTAR GAMBAR ………
DAFTAR TABEL ………..
BAB I
PENDAHULUAN ………
1.1 Nama dan Lokasi Proyek ………..
1.2 Peraturan yang Digunakan ……….
1.3 Spesifikasi Bahan ………
1.4 Konsep dan Asumsi Perencanaan ………..
1.4.1 Konsep Desain Kapasitas ………
1.4.2 Lantai Sebagai Diafragma ……….
1.4.3 Load Factor dan Perhitungan Beban ...
1.5 Beban yang Diperhitungkan ………..
1.6 Preliminary Design ………
1.6.1 Pelat Lantai ………..
1.6.2 Pelat Atap ………..
1.6.3 Balok ……….
1.6.3.1 Balok Induk Pelat Atap ………..
1.6.3.2 Balok Induk Pelat Lantai ………
1.6.3.3 Balok Anak Pelat Atap ………
1.6.3.4 Balok Anak Pelat Lantai ………
1.6.4 Kolom ………
ii
v
viii
I‐1
I‐1
I‐1
I‐1
I‐2
I‐2
I‐2
I‐3
I‐3
I‐5
I‐5
I‐8
I‐10
I‐10
I‐12
I‐14
I‐16
I‐18
BAB II DENAH DAN POTONGAN STRUKTUR GEDUNG………
2.1 Denah Struktur Gedung ………
2.2 Potongan Struktur Gedung ……….
BAB III PEMERIKSAAN TATA LETAK STRUKTUR GEDUNG ………
3.1 Tata Letak Struktur Gedung ………
3.2 Pusat Massa dan Pusat Kekakuan ………..
3.2.1 Pusat Massa ………
3.2.2 Pusat Kekakuan ………
BAB IV PERHITUNGAN PEMBEBANAN ………..
4.1 Perhitungan Beban Gravitasi ( w ) ………..
4.2 Perhitungan Beban Gempa ………
BAB V PERHITUNGAN MEKANIKA STRUKTUR ……….
5.1 Mekanika Pelat ………..
5.1.1 Beban Pelat Lantai ………
5.1.2 Beban Pelat Atap ………
5.2 Mekanika Portal ……….
5.2.1 Mekanika Portal Melintang Beban Gravitasi ………
5.2.2 Mekanika Portal Melintang Beban Gravitasi + Gempa ………
5.2.3 Mekanika Portal Memanjang Beban Gravitasi ……….
5.2.4 Mekanika Portal Memanjang Beban Gravitasi + Gempa ………
BAB VI PERHITUNGAN PENULANGAN STRUKTUR ……….
6.1 Perhitungan Penulangan Pelat ………
6.1.1 Penulangan Lentur Pelat Lantai ……….
6.1.2 Penulangan Lentur Pelat Atap ………
6.2 Perhitungan Penulangan Balok ………
6.2.1 Penulangan Balok Akibat Momen Lentur ………..
II‐1
II‐1
II‐3
III‐1
III‐1
III‐4
III‐4
III‐6
IV‐1
IV‐1
IV‐7
V‐1
V‐1
V‐1
V‐1
V‐4
V‐4
V‐4
V‐4
V‐5
VI‐1
VI‐1
VI‐1
VI‐2
VI‐5
VI‐5
6.2.2 Penulangan Geser Balok ……….
6.2.3 Pemutusan Tulangan Balok ………..
6.3 Perhitungan Penulangan Kolom ……….
6.3.1 Pengaruh Beban Gempa Orthogonal ……….
6.3.2 Penulangan Memanjang Kolom ………
6.3.3 Pengekangan Kolom ……….
6.3.4 Penulangan Transversal untuk Beban Geser ………
6.3.5 Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal Kolom ……….
6.4 Desain Hubungan Balok – Kolom ………
6.4.1 Hubungan Balok – Kolom Tengah ………
6.4.2 Hubungan Balok – Kolom Tepi ………
BAB VII PERHITUNGAN FONDASI ………
7.1 Data Hasil Uji Tanah ……….
7.1.1 Hasil Uji Tanah di Lapangan ……….
7.1.2 Hasil Uji Laboratorium ……….
7.2 Perhitungan Fondasi ………
7.2.1 Preliminary Design Fondasi ………..
7.2.2 Daya Dukung Fondasi ………
7.2.2.1 Daya Dukung Fondasi Terhadap Gaya Tarik ( Uplift ) …………..
7.2.2.2 Daya Dukung Fondasi Terhadap Gaya Tekan ( Compressive )
7.2.2.3 Daya Dukung Fondasi Terhadap Gaya Geser ( Shear ) …………
7.2.3 Punching Shear pada Pile Cap ………....
7.2.4 Perhitungan Tulangan Fondasi ………..
7.2.4.1 Perhitungan Tulangan Pile Cap ………
7.2.4.2 Perhitungan Tulangan Pedestal ………..
7.2.4.3 Perhitungan Tulangan Bored Pile ………..
7.2.4.4 Perhitungan Tulangan Tie Beam ……….
VI‐12
VI‐17
VI‐22
VI‐22
VI‐22
VI‐26
VI‐27
VI‐28
VI‐30
VI‐30
VI‐33
VII‐1
VII‐1
VII‐1
VII‐2
VII‐3
VII‐3
VII‐2
VII‐9
VII‐11
VII‐13
VII‐14
VII‐19
VII‐19
VII‐22
VII‐25
VII‐26
BAB VIII PERHITUNGAN TANGGA ………..
8.1 Perencanaan Geometri Tangga ………
8.2 Pembebanan Tangga ………
8.3 Penulangan Tangga ………..
LAMPIRAN
Lampiran 1 Print out Analisa Struktur Gedung dengan Software STAAD Pro 2007
Lampiran 2 Print out Analisa Fondasi dengan Software GS AFES
Lampiran 3 Print out Analisa Struktur Tangga dengan Software SAP 2000
Lampiran 4 Tabel – Tabel Koefisien untuk Perhitungan Beton
Lampiran 5 Data Soil Test
DAFTAR PUSTAKA
VIII‐1
VIII‐1
VIII‐3
VIII‐4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.a Sketsa pelat lantai yang ditinjau ………..
Gambar 1.b Sketsa pelat atap yang ditinjau ……….
Gambar 1.c Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat atap ……….
Gambar 1.d Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat atap tampak
samping ………
Gambar 1.e Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat lantai ……….
Gambar 1.f Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat lantai tampak
samping ………
Gambar 1.g Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat atap ………..
Gambar 1.h Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat atap tampak samping
Gambar 1.i Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat lantai ……….
Gambar 1.j Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat lantai tampak samping
Gambar 1.k Sketsa distribusi pembebanan terhadap kolom ………
Gambar 2.a Sketsa denah lantai atap ………
Gambar 2.b Sketsa denah lantai 1 – 6 ………..
Gambar 2.c Denah lantai atap pada pemodelan STAAD Pro ………
Gambar 2.d Potongan memanjang ……….
Gambar 2.e Potongan melintang ……….
Gambar 2.f Perspektif memanjang pada pemodelan STAAD Pro ……….
Gambar 2.g Perspektif melintang pada pemodelan STAAD Pro ……….
Gambar 2.h Tampak 3 dimensi pada pemodelan STAAD Pro ………..
Gambar 3.a Penomoran kolom pada denah kolom lantai 1 – atap ...
Gambar 3.b Koordinat pusat massa dan pusat kekakuan ...
Gambar 3.c Letak Pusat massa dan pusat kekakuan pada tiap lantai ………
Gambar 3.d Letak Pusat massa dan pusat kekakuan pada tiap lantai ………..
Gambar 4.a Penempatan beban gempa arah X ( ELx ) pada struktur gedung ………..
Gambar 4.b Penempatan beban gempa arah Y ( ELy ) pada struktur gedung ……….
I‐6
I‐9
I‐10
I‐11
I‐12
I‐13
I‐14
I‐15
I‐16
I‐17
I‐18
II‐1
II‐2
II‐2
II‐3
II‐4
II‐4
II‐5
II‐5
III‐4
III‐6
III‐7
III‐7
IV‐10
IV‐10
Gambar 5.a Model pelat ...
Gambar 6.a Penentuan jarak d pada pelat lantai ...
Gambar 6.b Penulangan tipikal pelat lantai ……….
Gambar 6.c Penentuan jarak d pada pelat atap ...
Gambar 6.d Penulangan tipikal pelat atap ………
Gambar 6.e Nilai momen desain bentang ujung yang diambil dari output STAAD Pro ….
Gambar 6.f Nilai momen desain bentang dalam yang diambil dari output STAAD Pro ….
Gambar 6.g Lebar flens efektif balok T ………
Gambar 6.h Gaya lintang rencana untuk SRPMM ………
Gambar 6.i Gaya lintang maksimum akibat beban gempa arah sumbu X ………..
Gambar 6.j Gaya lintang maksimum akibat beban mati ( DL ) ………
Gambar 6.k Gaya lintang maksimum akibat kombinasi beban mati dan gempa arah X …
Gambar 6.l Diagram momen untuk penghentian tulangan negatif pada perletakan
interior ………..
Gambar 6.m Diagram geser maksimum pada perletakan interior ………
Gambar 6.n Penulangan balok rangka lantai 2 as A ………
Gambar 6.o Diagram interaksi kuat rencana kolom tengah pada lantai 1 ( kolom K 5‐C )
Gambar 6.p Diagram interaksi kuat rencana kolom tepi pada lantai 1 ( kolom K 2‐A ) ….
Gambar 6.q Gaya lintang rencana untuk SRPMM ………
Gambar 6.r Detail penulangan kolom tengah ( K 5‐C ) ……….
Gambar 6.s Detail penulangan kolom tengah ( K 5‐C ) ……….
Gambar 6.t Analisa geser dari HBK kolom tengah ( K 5‐C ) ………
Gambar 6.u Luas efektif hubungan balok‐kolom ……….
Gambar 6.v Analisa geser dari HBK kolom tepi ( K 2‐A ) ………..
Gambar 7.a Rencana fondasi bored pile ...
Gambar 7.b Transfer gaya pada tiap‐tiap bored pile ( uplift terbesar ) ...
Gambar 7.c Transfer gaya pada tiap‐tiap bored pile ( compressive terbesar ) ...
Gambar 7.d Reaksi perletakan akibat beban kolom terhadap fondasi ( uplift ) ...
Gambar 7.e Reaksi perletakan akibat beban kolom terhadap fondasi ( compressive ) ....
Gambar 7.f Punching shear dua arah pada pile cap akibat gaya pedestal ...
Gambar 7.g Punching shear satu arah pada pile cap akibat gaya pedestal ...
V‐2
VI‐1
VI‐2
VI‐3
VI‐4
VI‐5
VI‐5
VI‐9
VI‐12
VI‐13
VI‐14
VI‐15
VI‐18
VI‐20
VI‐21
VI‐25
VI‐25
VI‐27
VI‐29
VI‐30
VI‐31
VI‐32
VI‐33
VII‐4
VII‐6
VII‐7
VII‐9
VII‐11
VII‐14
VII‐16
Gambar 7.h Layout fondasi ...
Gambar 7.i Analisis momen fondasi bored pile ...
Gambar 7.j Penulangan pile cap ...
Gambar 7.k Penulangan pedestal ...
Gambar 7.l Penulangan tie beam ...
Gambar 7.m Penulangan fondasi ...
Gambar 8.a Geometri tangga ...
Gambar 8.b Geometri tangga pada pemodelan SAP 2000 ...
Gambar 8.c Pembebanan tangga pada pemodelan SAP 2000 ...
Gambar 8.d Momen maksimum pada struktur tangga ...
VII‐18
VII‐19
VII‐21
VII‐24
VII‐27
VII‐28
VIII‐2
VIII‐3
VIII‐4
VIII‐5
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Summary Preliminary Design ………...
Tabel 3.1 Pemeriksaan tata letak struktur ……….
Tabel 3.2 Perhitungan pusat massa pada lantai 1 ………
Tabel 4.1 Summary berat total tiap lantai ……….
Tabel 4.2 Gaya gempa tiap lantai dengan T
1= 0,95 detik ………
Tabel 4.3 Analisa T Rayleigh akibat gempa pada arah sumbu Y gedung ………..
I‐24
III‐1
III‐5
IV‐6
IV‐8
IV‐9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Nama dan Lokasi Proyek
Gedung yang akan dirancang adalah gedung perkantoran dengan nama Graha ISTN,
dengan tinggi gedung 30.8 m dan jumlah lantai sebanyak 7 lantai. Struktur gedung
direncanankan dengan menggunakan beton bertulang sedangkan pondasinya menggunakan
tiang pancang. Adapun data lengkap proyek perencanaan gedung ini adalah sebagai berikut :
#
Nama proyek
: Proyek Perencanaan Gedung Graha ISTN
#
Lokasi proyek
: Jl. Moch. Kahfi III, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan
#
Tinggi gedung
: 30,8 m
#
Jumlah lantai
: 7 lantai
#
Tinggi tiap lantai
: 4,4 m
#
Konsultan perencana : PT. RAJA KONSULTAN
1.2 Peraturan yang Digunakan
Peraturan‐peraturan yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah sebagai
berikut :
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung SK SNI T‐15‐
1991‐03.
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03‐1726‐2002.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI – 1.3.53.1987.
1.3 Spesifikasi Bahan
Spesifikasi bahan‐bahan yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah sebagai
berikut :
1. Mutu beton ( f’c )
: 300 kg/cm
22. Modulus elastisitas beton ( Ec ) : 4700
f'
c
=
81406,39 kg/cm
23. Mutu baja ( fy )
: 2400 kg/cm
24. Modulus elastisitas baja ( Es )
: 2 x 10
5MPa = 2 x 10
6kg/cm
21.4 Konsep dan Asumsi Perencanaan
Konsep dan Asumsi yang dipakai dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Konsep Desain Kapasitas
Dalam perencanaan, prinsip yang dipakai adalah balok lemah dan kolom kuat dengan
sendi‐sendi pada setiap ujung balik. Yang dimaksud di sini adalah keruntuhan yang pertama
kali terjadi pada balok terlebih dahulu kemudian kolom, sehingga dalam perencanaan profil
kolom momen balok yang dipakai adalah momen kapasitas balok. Dapat juga dikatakan
konsep balok lemah kolom kuat ini dimaksudkan agar jika terjadi beban gempa yang sangat
besar maka struktur gedung akan tetap kokoh, karena kolomnya kuat dan jika terjadi
kerusakan atau kehancuran pada salah satu lantai maka yang menderita kerusakan hanyalah
lantai itu sendiri dan satu lantai dibawahnya saja, karena baloknya lemah. Jika ternyata balok
tersebut tidak sanggup menahan gaya‐gaya yang diatasnya dan ada kemungkinan runtuh
maka runtuhnya vertikal ke bawah, sehingga tidak mengganggu gedung‐gedung di‐
sebelahnya. Desain kapasitas dihitung sesuai dengan persyaratan SK SNI T‐15‐1991‐03.
Perhitungan ketahanan gempa berdasarkan atas respon spectra zona gempa IV dan
dibangun di atas tanah lunak. Dimana pola dari distribusi gaya gempa tersebut
menggunakan analisa statis ekuivalen.
1.4.2 Lantai sebagai Diafragma
Lantai gedung ini berfungsi sebagai diafragma artinya lantai ini sanggup meneruskan
beban / gaya yang diterimanya, dengan ketebalan 12 cm (PBI 1971) untuk masing‐masing
gedung dari lantai 1 sampai 6 dan untuk atap dengan tebal 10 cm.
1.4.3 Load Factor dan Perhitungan Beban
Beban‐beban yang diperhitungkan dalam perencanaan meliputi :
#
Beban mati ( DL )
Adalah beban berat sendiri dari masing‐masing komponen bangunan yang ditinjau dan
beban – beban yang bekerja pada pelat lantai dan pelat atap yang besarnya telah
ditentukan oleh Peraturan Muatan Indonesia.
#
Beban hidup ( LL )
Adalah beban – beban hidup yang terjadi pada masing‐masing lantai yang besarnya
telah ditentukan oleh Peraturan Muatan Indonesia.
#
Beban angin ( WL )
Adalah beban angin tang bekerja pada dinding bangunan yang besarnya telah
ditentukan oleh Peraturan Muatan Indonesia.
#
Beban gempa ( EL )
Beban gempa yang diperkirakan akan terjadi dan besarnya dihitung berdasarkan atas
analisa gempa statik ekuivalen dengan Wilayah Gempa IV.
Perhitungan beban menggunakan teori kekuatan batas dengan load factor sebagai
berikut :
a. 1,4 DL
b. 1,2 DL + 1,6 LL
c. 1,2 DL + 1,0 LL + 1,6 WL
d. 0,9 DL + 1,6 WL
e. 1,2 DL + 1,0 LL ± 1,0 EL ( gempa ditinjau pada arah X dan arah Y )
f. 0,9 DL ± 1,0 EL ( gempa ditinjau pada arah X dan arah Y )
1.5 Beban yang Diperhitungkan
Peraturan yang digunakan adalah PEDOMAN PERENCANAAN PEMBEBANAN UNTUK
RUMAH DAN GEDUNG ( SKBI – 1.3.53.1987 )
1. Beban mati (PPPURG Pasal 2.1.1)
Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung (tabel 1 PPPURG)
#
Beton bertulang
= 2400 kg/m
3#
Pasangan bata merah
= 1700 kg/m
3#
Pasangan bata merah setengah batu
= 250 kg/m
2#
Adukan, per cm tebal (dari semen)
= 21 kg/m
2#
Plafon (tanpa penggantung)
= 11 kg/m
2#
Penggantung langit‐langit
= 7 kg/m
22. Beban hidup (PPPURG pasal 2.1.2)
#
Beban hidup pada lantai perkantoran
= 250 kg/m
2#
Beban air hujan
= 5 kg/m
2#
Beban terpusat dari pekerja
= 100 kg/m
2#
Beban hidup pada tangga perkantoran
= 300 kg/m
23. Beban angin (PPPURG pasal 2.1.3)
Beban angin dihitung dengan rumus :
(
kg/m
)
16
V
)
P
(
tiup
Tekanan
2 2=
Dimana V adalah kecepatan angin dalam m/det., dalam perencanaan gedung ini
diasumsikan nilai V = 79 km/jam = 79 m/det.
Maka :
30
(
kg/m
)
16
9
7
)
P
(
tiup
Tekanan
2 2=
=
Jadi nilai tekanan tiup ( P ) tersebut memenuhi persyaratan batas minimum tekanan tiup (
P ) dalam ( PPPURG pasal 2.1.3 ) yakni minimum 25 kg/m
2.
Tekanan tiup ( P ) terhadap bangunan dipengaruhi oleh ketinggian bangunan tersebut,
karena semakin tinggi elevasinya dari muka tanah maka semakin besar pula nilai P nya.
Oleh karena itu nilai P tersebut harus dikalikan dengan koefisien tekanan tiup ( Kz ), yang
dinyatakan dalam rumus :
Kz = ( z/10 )
2/7===> sesuai dengan ketentuan dalam ASCE dan Design Manual Structural
Engineering ( NAVFAC DM‐2 )
Dimana :
z = elevasi bangunan dari muka tanah ( m )
1.6 Preliminary Design
1.6.1 Pelat Lantai
Pembebanan pada pelat lantai adalah sebagai berikut :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 12 cm ) = 0,12 m x 2400 kg/m
3= 288 kg/m
2#
Adukan ( asumsi t = 2 cm )
= 2 x 21 kg/m
2= 42 kg/m
2#
Keramik ( asumsi t = 0,5 cm )
= 0.005 m x 2200 kg/m
3= 11 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 25 kg/m
2q DL = 384 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 250 kg/m
2q LL
= 250 kg/m
2Untuk analisa awal / preliminary design pelat lantai ini maka digunakan bentang yang
paling besar, baik pelat lantai maupun pelat atap. Cara perhitungan keduanya adalah sama.
( )( )
EI
384
Ln
qu
5
Δ
:
adalah
merata
beban
akibat
sederhana
tumpuan
atas
balok
Lendutan
4=
)
3
(
...
...
...
qx
1,038
qu
qx
‐
qu
qx
0,038
)
2
(
&
)
1
(
Pers.
)
2
(
...
...
...
qx
qu
qy
qu
qy
+
qx
=
=
===>
=
=
-( )-( )
( )( )
( )
( )
( )
( )
)
1
(
...
...
...
qx
0,038
6,8
3
qx
Ly
Lx
qx
qy
Ly
qy
Lx
qx
Δy
Δx
EI
384
Ly
qy
5
Δy
dan
EI
384
Lx
qx
5
Δx
4 4 4 4 4 4 4 4=
=
=
=
=
=
=
Gambar 1.a Sketsa pelat lantai yang ditinjau
Akibat pelat lantai yang ditinjau melendut pada kedua arah ( arah x dan arah y ), maka
perhitungan lendutannya pun pada kedua arah tersebut.
Pelat
Lantai
Balok Anak
Balok Induk
Ly
=
6
,8
m
Lx = 3 m
Kolom
m
t
166
,
1
0,80
0,933
0,80
x
M
M
:
maka
,
0.80
diambil
Φ
nilai
2,
ayat
2.2.3
pasal
03
‐
1991
‐
15
‐
T
SNI
SK
n
Berdasarka
Φ
M
M
M
Φ
M
R nx R n n R=
=
=
=
===>
=
m
t
166
,
1
0,80
0,933
0,80
x
M
M
:
maka
,
0.80
diambil
Φ
nilai
2,
ayat
2.2.3
pasal
03
‐
1991
‐
15
‐
T
SNI
SK
n
Berdasarka
Φ
M
M
M
Φ
M
/t
m
0,00113
/kg
cm
0,0113
0,77
x
0,45
x
300
x
0,85
1
K
x
K
x
fc'
x
0,85
1
Kd
0,77
(0,45)
0,5
1
K
0,5
1
K
0,45
(0,53)
0,85
βK
K
0,53
(0,71)
0,75
K
0,75
K
:
maksimum
tulangan
an
perbanding
Harga
0,71
0,0012
0,003
0,003
ε
0,003
0,003
K
:
memberikan
regangan
an
keseimbang
Keadaan
0,0012
2x10
2400
E
fy
ε
ε
fy
E
:
Hooke
hukum
n
berdasarka
ditentukan
)
(ε
baja
leleh
Regangan
m
t
0,182
m
kg
182,1
=
(6,8)
(31,5)
8
1
=
(Ly)
(qy)
8
1
=
M
m
t
0,933
m
kg
932,9
=
(3)
(829,3)
8
1
=
(Lx)
(qx)
8
1
=
M
kg/m
31,5
qy
)
2
(
Pers.
Dari
kg/m
829,3
qx
kg/m
860,8
qx
1,038
)
4
(
&
)
3
(
Pers.
)
4
(
...
...
...
kg/m
860,8
1m
x
kg/m
860,8
kg/m
860,8
)
250
(
1,6
+
)
384
(
1,2
)
LL
q
(
1,6
+
)
DL
q
(
1,2
qu
R nx R n n R 2 2 z a 2 a z c a cb c y b 5 s y y s y 2 2 Ry 2 2 Rx 2 2=
=
=
=
===>
=
=
=
=
=
=
−
=
−
=
=
=
=
=
=
=
=
+
=
+
=
=
=
=
===>
=
=
=
=
===>
=
=
===>
=
=
=
=
=
Kapasitas momen M
Radalah kuat momen ideal Mn dikalikan dengan faktor Φ, maka :
cm
12
diambil
maka
cm
3,6
m
0,036
=
d
0,00113
d
x
1
166
,
1
terbesar
M
digunakan
;
Kd
d
x
b
M
Kd
d
x
b
M
m
t
7
2
2
0,
0,80
0,182
0,80
y
M
M
2 2 2 ox 2 2 o R ny===>
=
=
=
===>
=
=
=
=
Sesuai dengan standar PBI 71 pasal 9.1 ayat 1 yang menyatakan :
#
Tebal pelat lantai yang dipergunakan 12 cm
1.6.2 Pelat Atap
Pembebanan pada pelat atap adalah sebagai berikut :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 10 cm ) = 0,10 m x 2400 kg/m
3= 240 kg/m
2#
Genangan air hujan ( 5 mm )
= 0,005 m x 1000 kg/m
3= 5 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 40 kg/m
2q DL = 303 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 100 kg/m
2q LL
= 100 kg/m
2Gambar 1.b Sketsa pelat atap yang ditinjau
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan pelat lantai pada sub bab 1.5.1, maka
diperoleh :
M
Rx= 582,3 t m
M
Ry= 109,8 t m
Kemudian diperoleh :
M
nx= 0,727 t m
M
ny= 0,137 t m
Maka diperoleh :
d = 0,028 m = 2,8 cm
===> maka diambil 10 cm
Sesuai dengan standar PBI 71 pasal 9.1 ayat 1 yang menyatakan :
#
Tebal pelat atap yang dipergunakan 10 cm
Pelat
Atap
Balok Anak
Balok Induk
Ly
=
6
,8
m
Lx = 3 m
Kolom
1.6.3 Balok
1.6.3.1 Balok Induk Pelat Atap
Pembebanan pada balok induk merupakan beban beban pelat atap yang menumpu di‐
atasnya, yaitu :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 10 cm ) = 0,10 m x 2400 kg/m
3= 240 kg/m
2#
Genangan air hujan ( 5 mm )
= 0,005 m x 1000 kg/m
3= 5 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 40 kg/m
2q DL = 303 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 100 kg/m
2q LL
= 100 kg/m
2Gambar 1.c Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat atap
Balok Anak
Balok Induk
Ly
=
6
,8
m
Kolom
Lx = 3 m
Lx = 3 m
Pelat
Atap
Pelat
Atap
Balok Induk
yang Ditinjau
cm
30
m
24
,
0
d
0,00113
d
x
0,20
10,61
cm
20
b
ambil
;
Kd
d
x
b
M
m
t
10,61
0,80
8,49
0,80
M
M
m
t
8,49
m
kg
8490,2
))
)
1,5
(
4
‐
)
6,8
(
3
(
)
24
1570,8
(
)
4h
‐
3L
(
24
qu
M
2 2 2 n maks n 2 2 2 2 maks≈
=
===>
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Selanjutnya adalah menentukan dimensi balok induk tersebut dengan analisa sebagai
berikut :
Gambar 1.d Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat atap tampak samping
Dari gambar 1.d tersebut maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = ( 303 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 909 kg/m
qLL = ( 100 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 300 kg/m
qu
= 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 909 ) + 1,6 ( 300 ) = 1570,8 kg/m
Maka :
Maka digunakan dimensi balok induk pelat atap 20 cm x 30 cm.
Ly = 6,8 m
h = 1,5 m
h = 1,5 m
1.6.3.2 Balok Induk Pelat Lantai
Pembebanan pada balok induk merupakan beban beban pelat lantai yang menumpu di‐
atasnya, yaitu :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 12 cm ) = 0,12 m x 2400 kg/m
3= 288 kg/m
2#
Adukan ( asumsi t = 2 cm )
= 2 x 21 kg/m
2= 42 kg/m
2#
Keramik ( asumsi t = 0,5 cm )
= 0.005 m x 2200 kg/m
3= 11 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 25 kg/m
2q DL = 384 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 250 kg/m
2q LL
= 250 kg/m
2Gambar 1.e Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat lantai
Balok Anak
Balok Induk
Ly
=
6
,8
m
Kolom
Lx = 3 m
Lx = 3 m
Pelat
Lantai
Pelat
Lantai
Balok Induk
yang Ditinjau
cm
40
m
39
,
0
d
0,00113
d
x
0,20
26,99
cm
20
b
ambil
;
Kd
d
x
b
M
m
t
26,99
0,80
21,59
0,80
M
M
m
t
21,59
m
kg
21587,47
m
kg
7629,60
13957,87
)
)
6,8
(
)
1320
(
8
1
(
))
)
1,5
(
4
‐
)
6,8
(
3
(
)
24
2582,4
((
)
)
L
(
)
q
(
8
1
(
))
4h
‐
3L
(
)
24
qu
((
M
2 2 2 n maks n 2 2 2 2 dinding 2 2 maks≈
=
===>
=
=
=
=
=
=
=
=
+
=
+
=
+
=
Selanjutnya adalah menentukan dimensi balok induk tersebut dengan analisa sebagai
berikut :
Gambar 1.f Sketsa tributary pembebanan pada balok induk pelat lantai tampak samping
Dari gambar 1.d tersebut maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = ( 384 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 1152 kg/m
qLL = ( 250 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 750 kg/m
qu
= 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 1152 ) + 1,6 ( 750 ) = 2582,4 kg/m
q
dinding= 250 kg/m
2x 4,4 m = 1100 kg/m
q
u dinding= ( 1,2 x 1100 ) = 1320 kg/m
Maka :
Maka digunakan dimensi balok induk pelat lantai 20 cm x 40 cm.
Ly = 6,8 m
h = 1,5 m
h = 1,5 m
h = 4,4 m
1.6.3.3 Balok Anak Pelat Atap
Pembebanan pada balok anak merupakan beban beban pelat atap yang menumpu di‐
atasnya, yaitu :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 10 cm ) = 0,10 m x 2400 kg/m
3= 240 kg/m
2#
Genangan air hujan ( 5 mm )
= 0,005 m x 1000 kg/m
3= 5 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 40 kg/m
2q DL = 303 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 100 kg/m
2q LL
= 100 kg/m
2Gambar 1.g Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat atap
Pelat
Atap
Pelat
Atap
Balok Anak
yang Ditinjau
Balok Induk
Kolom
Ly
=
6
,8
m
Lx = 3 m
Lx = 3 m
cm
25
m
24
,
0
d
0,00113
d
x
0,20
10,61
cm
20
b
ambil
;
Kd
d
x
b
M
m
t
10,61
0,80
8,49
0,80
M
M
m
t
8,49
m
kg
8490,2
))
)
1,5
(
4
‐
)
6,8
(
3
(
)
24
1570,8
(
)
4h
‐
3L
(
24
qu
M
2 2 2 n maks n 2 2 2 2 maks≈
=
===>
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Selanjutnya adalah menentukan dimensi balok anak tersebut dengan analisa sebagai
berikut :
Gambar 1.h Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat atap tampak samping
Dari gambar 1.d tersebut maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = ( 303 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 909 kg/m
qLL = ( 100 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 300 kg/m
qu
= 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 909 ) + 1,6 ( 300 ) = 1570,8 kg/m
Maka :
Maka digunakan dimensi balok anak pelat atap 20 cm x 25 cm.
Ly = 6,8 m
h = 1,5 m
h = 1,5 m
1.6.3.4 Balok Anak Pelat Lantai
Pembebanan pada balok anak merupakan beban beban pelat lantai yang menumpu di‐
atasnya, yaitu :
A. Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 12 cm ) = 0,12 m x 2400 kg/m
3= 288 kg/m
2#
Adukan ( asumsi t = 2 cm )
= 2 x 21 kg/m
2= 42 kg/m
2#
Keramik ( asumsi t = 0,5 cm )
= 0.005 m x 2200 kg/m
3= 11 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 25 kg/m
2q DL = 384 kg/m
2B. Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 250 kg/m
2q LL
= 250 kg/m
2Gambar 1.i Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat lantai
Pelat
Lantai
Pelat
Lantai
Balok Anak
yang Ditinjau
Balok Induk
Kolom
Ly
=
6
,8
m
Lx = 3 m
Lx = 3 m
cm
35
m
31
,
0
d
0,00113
d
x
0,20
17,45
cm
20
b
ambil
;
Kd
d
x
b
M
m
t
17,45
0,80
13,96
0,80
M
M
m
t
13,96
m
kg
13957,87
)
)
1,5
(
4
‐
)
6,8
(
3
(
)
24
2582,4
(
)
4h
‐
3L
(
)
24
qu
(
M
2 2 2 n maks n 2 2 2 2 maks≈
=
===>
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Selanjutnya adalah menentukan dimensi balok anak tersebut dengan analisa sebagai
berikut :
Gambar 1.j Sketsa tributary pembebanan pada balok anak pelat lantai tampak samping
Dari gambar 1.d tersebut maka selanjutnya diperoleh beban ekivalen sebagai berikut :
qDL = ( 384 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 1152 kg/m
qLL = ( 250 kg/m
2x 1,5 m ) x 2 = 750 kg/m
qu
= 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 1152 ) + 1,6 ( 750 ) = 2582,4 kg/m
Maka :
Maka digunakan dimensi balok anak pelat lantai 20 cm x 35 cm.
Ly = 6,8 m
h = 1,5 m
h = 1,5 m
1.6.4 Kolom
Gambar 1.k Sketsa distribusi pembebanan terhadap kolom
Luas daerah pembebanan
= (( 6,8 m / 2 ) + ( 5 m / 2 )) x 6 m = 35,4 m
2Panjang balok induk
= (( 6,8 m / 2 ) + ( 5 m / 2 )) + 6 m = 11,9 m
Panjang balok anak
= ((( 6,8 m / 2 ) + ( 5 m / 2 )) x 2 ) + 6 m = 17,8 m
Ly
2
=
6
,8
m
Ly
1
=
5
m
Pelat
Lantai
Kolom yang Ditinjau
Balok Induk
Balok Anak
Area Beban yang
Dipikul oleh Kolom
Lx = 6 m
Lx = 6 m
A. Beban Pelat Lantai Tiap m
21) Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 12 cm ) = 0,12 m x 2400 kg/m
3= 288 kg/m
2#
Adukan ( asumsi t = 2 cm )
= 2 x 21 kg/m
2= 42 kg/m
2#
Keramik ( asumsi t = 0,5 cm )
= 0.005 m x 2200 kg/m
3= 11 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 25 kg/m
2q DL = 384 kg/m
22) Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 250 kg/m
2q LL
= 250 kg/m
2B. Beban Pelat Atap Tiap m
21) Beban Mati ( Dead Load )
#
Berat sendiri pelat lantai ( asumsi t = 10 cm ) = 0,10 m x 2400 kg/m
3= 240 kg/m
2#
Genangan air hujan ( 5 mm )
= 0,005 m x 1000 kg/m
3= 5 kg/m
2#
Plafond dan rangka plafond
= ( 11 + 7 ) kg/m
2= 18 kg/m
2#
Mechanical & Electrical
= 40 kg/m
2q DL = 303 kg/m
22) Beban Hidup ( Live Load )
#
Beban hidup lantai gedung perkantoran
= 100 kg/m
2q LL
= 100 kg/m
2Maka :
q
upelat lantai = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 384 ) + 1,6 ( 250 ) = 860,8 kg/m
q
upelat atap
= 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 ( 303 ) + 1,6 ( 100 ) = 523,6 kg/m
2 2
)
279,4
cm
kg/cm
(300
0,25
kg
20959,4
c
f'
x
0,25
Pu
A
c
f'
x
0,25
A
Pu
=
===>
=
=
=
C. Beban Balok
#
Balok induk pelat atap ( 20/30 )
= 0,20 m x ( 0,30 m – 0,10 m ) x 2400 kg/m
3= 96 kg/m
#
Balok induk pelat lantai ( 20/40 )
= 0,20 m x ( 0,40 m – 0,12 m ) x 2400 kg/m
3= 134,4 kg/m
#
Balok anak pelat atap ( 20/25 )
= 0,20 m x ( 0,25 m – 0,10 m ) x 2400 kg/m
3= 72 kg/m
#
Balok anak pelat lantai ( 20/35 )
= 0,20 m x ( 0,35 m – 0,12 m ) x 2400 kg/m
3= 110,4 kg/m
Selanjutnya adalah menentukan dimensi kolom berdasarkan beban‐beban di atas yang
disalurkan ke kolom tersebut.
1) Kolom Lantai 7
Pelat atap ( luas = 35,4 m
2)
= 35,4 m
2x 523,6 kg/m
2= 18535.4 kg
Balok induk pelat atap ( L = 11,9 m )
= 11,9 m x 96,0 kg/m
= 1142,4 kg
Balok anak pelat atap ( L = 17,8 m )
= 17,8 m x 72,0 kg/m
= 1281,6 kg
Beban total ( Pu
7) = 20959,4 kg
Maka :
A = b x h ===> b = h = 16,7 cm ≈ 25 cm
Maka digunakan dimensi kolom 25 cm x 25 cm.
2 2
)
742,1
cm
kg/cm
(300
0,25
kg
55656,2
c
f'
x
0,25
Pu
A
c
f'
x
0,25
A
Pu
=
===>
=
=
=
2 2)
1213,1
cm
kg/cm
(300
0,25
kg
90986,6
c
f'
x
0,25
Pu
A
c
f'
x
0,25
A
Pu
=
===>
=
=
=
2) Kolom Lantai 6
Pelat lantai ( luas = 35,4 m
2)
= 35,4 m
2x 860,8 kg/m
2= 30472,3 kg
Balok Induk pelat lantai ( L = 11,9 m )
= 11,9 m x 134,4 kg/m
= 1599,4 kg
Balok anak pelat lantai ( L = 17,8 m )
= 17,8 m x 110,4 kg/m
= 1965,1 kg
Kolom lantai 7 ( h = 4,4 m )
= 4,4 m x ( 0,25 m x 0,25 m ) x 2,4 x 10
3kg/m
3= 660 kg
Pu
7= 20959,4 kg
Beban total ( Pu
6) = 55656,2 kg
Maka :
A = b x h ===> b = h = 27,2 cm ≈ 35 cm
Maka digunakan dimensi kolom 35 cm x 35 cm.
3) Kolom Lantai 5
Pelat lantai ( luas = 35,4 m
2)
= 35,4 m
2x 860,8 kg/m
2= 30472,3 kg
Balok lnduk pelat lantai ( L = 11,9 m )
= 11,9 m x 134,4 kg/m
= 1599,4 kg
Balok anak pelat lantai ( L = 17,8 m )
= 17,8 m x 110.4 kg/m
= 1965,1 kg
Kolom lantai 6 ( h = 4,4 m )
= 4,4 m x ( 0,35 m x 0,35 m ) x 2,4 x 10
3kg/m
3= 1293,6 kg
Pu
6= 55656,2 kg
Beban total ( Pu
5) = 90986,6 kg
Maka :
2 2