642 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
PENGARUH PEMBUNGKUSAN PADA KANDUNGAN PIGMEN KULIT
BUAH MANGGA HIBRIDA HASIL SILANGAN ARUMANIS
DENGAN LIAR ( Cg-48xCg 299/1)
Syarif Husen¹,Choirul Anwar¹,Rebin²,Karsinah²
¹Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang ²Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok Sumatera Barat
E-mail. Syarifhusen.hasan@gmail.com ABSTRAK
Untuk meningkatkan daya saing ekspor mangga telah dilakukan perbaikan sifat buah mangga Arumanis yang berwarna hijau dengan klon mangga merah Cukurgondang melalui hibridisasi, sehingga hibrida yang dihasilkan memiliki warna merah yang eksotik , disamping itu juga dilakukan penerapan pembungkusan buah sehingga dapat meningkatkan kualitas buah dan memiliki daya saing dipasar internasional. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur milik Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok- Sumatera Barat . Analisis pigmen kulit buah mangga dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Materi tanaman adalah mangga hibrida (F1) berumur 4 tahun hasil persilangan kultivar mangga Arumanis -143( Cg-48) yang memiliki warna hijau pada kulit buah dengan klon mangga merah Cukurgondang Liar (Cg-299/1) Tanaman ditanam dengan jarak 4 x 4 meter dengan pemeliharaan yang optimal. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, faktor Pertama adalah jenis pembungkus dengan tiga level yaitu tanpa pembungkus, bungkus kain tangerine dan bungkus kertas samson, faktor kedua adalah waktu pembungkusan buah mangga dengan tiga level yaitu 3,6 dan 9 minggu setelah tanaman berbunga . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek interaksi antara jenis bahan pembungkus dengan waktu pembungkusan buah, namun secara terpisah jenis dan waktu pembungkusan berpengaruh pada kandungan pigment kulit buah yaitu klorofil , antosianin dan warna kulit buah.
Kata Kunci : Mangga, Hibrida, Pembungkusan buah. 1. PENDAHULUAN
Mangga merupakan tanaman buah yang memberikan sumbangan terbesar ketiga terhadap produksi buah nasional yaitu 9,56%. Propinsi Jawa Timur merupakan penghasil buah mangga terbesar di Indonesia yaitu 604.952 ton atau 52,82% terhadap total produksi buah mangga nasional, namun demikian walaupun Indonesia sebagai negara produsen mangga dunia ke 4 setelah India, Cina dan Thailand dengan luas 273.440 hektar namun ekspor buah segar baru mencapai 0,2%[1,2] (Anonymous 2006 dan Lizt,2009). Kesenjangan yang cukup besar antara produksi dan volume ekspor ini menunjukkan daya saing mangga Indonesia masih rendah di pasar global (Puslitbang Hortikultura, 2012).
Karakter buah mangga yang ideal untuk ekspor atau untuk konsumsi segar adalah warna kulit menarik (merah-kuning-jingga), daging buah tebal dengan biji tipis, rasa, aroma, tekstur dan rendah serat seperti Arumanis-143, serta daya simpan lebih baik (Anonymous,2000). Dengan demikian, agar Arumanis-143 yang daging buahnya halus, harum dan sangat manis, namun berkulit hijau meskipun buahnya telah matang tetap mendominasi bisnis buah mangga, maka Arumanis-143 perlu diperbaiki sifatnya agar menampilkan warna kulit buah yang menarik/merah.
Dalam rangka memperbaiki sifat buah mangga Arumanis-143 dari kulit buah yang berwarna hijau agar berubah menjadi warna yang menarik atau eksotik, telah dilakukan penelitian hibridisasi antara mangga Arumanis-143 dengan klon merah Cukurgondang diantaranya telag dihasilkan mangga hibrida hasil silangan Arumanis dengan Liar ( Cg-48xCg 299/1) dan telah ditanam di kebun Percobaan Mangga Cukurgondang Pasuruan Jawa Timur . (Purnomo et al., 2002; Karsinah et al.,
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 643 2003; Anwaruddinsyah et al., 2004; Husen et al., 2009). Untuk meningkatkan kualitas buah mangga hibrida ini perlu dilakukan kajian pembungkusan buah terhadap kandungan pigmen kulit buah.
2. METODE
Penelititia dilakukan di Kebun Percobaan Mangga Cukurgondang Pasuruan Jawa Timur milik Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika(BALITBU) Solok ,Sumatera Barat. Kondisi agroekologi lokasi penelitian sebagai berikut : Tinggi tempat ± 50 m diatas permukaan laut, jenis tanah komplek Lathosol,tipe iklim D ( menurut Smith dan Ferguson), curah hujan 1332 mm/tahun dengan 99 hari hujan, temperatur rata-rata 27ºC (21ºC- 34ºC) dan kelembaban relatif 65%. Analisis kandungan pigmen kulit buah dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Materi tanaman adalah mangga hibrida (F1) berumur 4 tahun hasil persilangan kultivar mangga Arumanis -143( Cg-48) yang memiliki warna hijau pada kulit buah dengan klon mangga merah Cukurgondang Liar (Cg-299/1) Tanaman ditanam dengan jarak 4 x 4 meter dengan pemeliharaan yang optimal. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, faktor Pertama adalah jenis pembungkus dengan tiga level yaitu tanpa pembungkus, bungkus kain tangerine dan bungkus kertas samson, faktor kedua adalah waktu pembungkusan buah mangga dengan tiga level yaitu 3,6 dan 9 minggu setelah tanaman berbunga.Variabel kandungan pigmen yang diamati adalah : Klorofil total kulit buah, antosianin dan kenampakan warna pada kulit buah .Hasil pengamatan dilakukan dengan analisis uji F dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kandungan Klorofil Total
Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan klorofil total tertinggi pada pembungkus
buah dengan kertas Samson dan terendah tanpa pembungkusan . Buah mangga yang diberi
perlakuan pembungkusan mengakibatkan buah tidak mendapatkan sinar matahari yang
cukup sehingga pembentukan pigmen antosianin yang seharusnya muncul menjadi
terhambat. Oleh sebab itu, proses pendegradasian klorofil tidak terjadi yang mengakibatkan
kandungan klorofil total menjadi meningkat. Menurut Estrada (2007) pembungkusan dengan
adanya cahaya menyebabkan terjadinya degradasi klorofil dan secara bertahap digantikan
dengan pigmen xanthopil, karoten dan antosianin, jadi pigmentasi terjadi bila terdapat
cahaya.
Tabel 1. Rerata kandungan klorofil total kulit buah mangga pengaruh jenis pembungkus Jenis Pembungkus klorofil total (mg/g) Kontrol / tanpa pembungkus 0,590 a
Kain tangerine 1,444 b
Kertas Samson 2,311 bc
Keterangan: Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji (BNT) 5%
Tabel 2 menunjukkan bahwa makin lama pembungkusan mengakibatkan makin
meningkatnya kandungan total klorofil kulit buah mangga Pembungkusan tertinggi pada
umur 20 hari/ 3 minggu dan terendah pada pada umur 90 hari/9 minggu. Buah yang
dibungkus semakin lama menyebabkan total klorofil dalam buah menjadi meningkat karena
sintesis antosianin menjadi terhambat. Menurut Hofman et al., (1997) yang menyatakan
semua perlakuan pembungkusan meningkatkan area warna kulit buah kuning, persentase
kulit buah merah dan intensitas warna menurun dengan peningkatan lama pembungkusan.
Didukung oleh pernyataan Lyn, et al. (1997) bahwa peningkatan lama pembungkusan
menurunkan persentase dan intensitas warna merah pada kulit buah.
644 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Umur Pembungkusan (HSA) klorofil total (mg/g)
20 hari / 3 minggu 1.999 b
40 hari / 6 minggu 1.218 a
60 hari / 9 minggu 1.123 a
Keterangan: - Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji (BNT) 5%
- HSA = Hari Setelah Anthesis
3.2. Kandungan Klorofil Anthosianin
Tabel 3. menunjukkan bahwa perlakuan jenis pembungkus mempengaruhi kandungan
antosianin kulit buah mangga dengan perlakuan tertinggi pada perlakuan tanpa pembungkus
dan perlakuan terendah pada perlakuan bungkus dengan kertas Samson. Pembungkusan
dengan kertas Samson mengakibatkan buah tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup
sehingga kandungan antosianin tidak dapat terbentuk secara maksimal dan warna yang
muncul adalah hijau kemerah-merahan dengan kandungan klorofil yang dominan
dibandingkan dengan antosianin. Terbentuknya pigmentasi dipengaruhi oleh adanya cahaya
namun bila buah mendapatkan intensitas cahaya yang rendah maka biosintesis antosianin
akan terhambat. Hal ini sesuai hasil penelitian Boyu (2009) biositesis antosianin sangat
ditentukan dengan intensitas cahaya yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh genotype
tanaman.
Tabel 3. Rerata kandungan antosianin kulit buah mangga pengaruh jenis pembungkusan Jenis Pembungkus Total Antosianin (mg/g)
Tanpa Pembungkus 0.124 b
Kain Tangerine 0.063 a
Kertas Samson 0.061 a
Keterangan: Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji (BNT) 5%
3.3. Warna Kulit Buah
Pada table 4 menunjukkan bahwa tingkat kemerahan (a+) ketika buah masak fisiologis perlakuan tanpa pembungkus memperoleh intensitas cahaya yang tinggi sehingga sintesis antosianin dapat terbentuk dengan maksimal yang menyebabkan nilai rerata tingkat kemerahan (a+) pada kulit buah secara fisik menjadi tinggi. Menurut Sasaki (2002) yang menyatakan bahwa pewarnaan kulit buah merah dapat ditingkatkan dengan dengan intensitas cahaya yang tinggi.
Tabel 4. Rerata warna kulit buah mangga dari pengaruh jenis pembungkus Jenis Pembungkusan Tingkat
Kemerahan (a+) Tingkat Kehijauan (a-) Tingkat kekuningan (b+) Kontrol/Tanpa pembungkus 43,300 b 2,121 a 71,400 a Kain tangerine 4,073 a 7,023 b 68,676 a Kertas Samson 5,370 a 7,949 bc 96,300 b
Keterangan: Angka rerata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji (BNT) 5%
Perlakuan jenis pembungkus tanpa pembungkus memiliki nilai tingkat kehijauan
(a-) terendah dikarenakan kandungan antosianin yang tinggi, meskipun pada perlakuan
pembungkus kertas Samson buah yang dihasilkan memiliki kandungan klorofil yang tinggi
dibuktikan hasil analisa klorofil total diatas ternyata pada tanaman masih mengandung
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 645
antosianin meski kadarnya rendah yang warnanya diduga merah kehijauan. Perlakuan
pembungkus kertas Samson memiliki tingkat kekuningan (b+) tertinggi disebabkan karena
pada peralakuan jenis pembungkus pembungkus kertas Samson buah memilik kandungan
klorofil yang tinggi jadi tingkat kekuningan (b+) pada buah masih terlihat dengan uji fisik,
bila pada buah dengan kandungan antosianin tinggi tingkat kekuningan (b+) terlihat sedikit
karena warna kuning dalam buah sudah banyak berubah menjadi merah.
Lyn, et. al.(1997) mengkaji pembungkusan buah pada mangga kultivar Keitt dengan menggunakan kertas putih dengan waktu pembungkusan 131,105,100,82,56 dan 31 hari sebelum panen, hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua perlakuan waktu pembungkusan meningkatkan warna kuning pada buah masak serta peningkatan lama pembungkusan menurunkan persentase dan intensitas warna merah pada kulit buah, warna daging buah. Cahaya langsung dengan panjang gelombang 280-390 nm dan cahaya biru dengan panjang gelombang 425-490 nm berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk pada proses pembentukan pigmen ( Jenkin et.
al. 1995.)
4. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek interaksi antara jenis bahan pembungkus dengan waktu pembungkusan buah terhadap kandungan pigmen kulit buah mangga , namun secara terpisah jenis dan waktu pembungkusan berpengaruh pada kandungan klorofil , antosianin dan warna kulit buah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous. 2006. Statistik Hortikultura Tahun 2005. Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta. 2004 hal.
[2] Liszt,R.E. 2009. The Mango,Botany,Production and Uses. 2 nd Edition.CAB International.Wallingford,UK.
[3] Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.Kementrian Pertanian Republik Indonesia.2012.
[4] Anonymous. 2000. Pengembangan Buah-buahan Unggulan Indonesia Tahun 2000. Laporan Utama Riset Unggulan Strategis Nasional. Kantor Menteri Riset dan Teknologi RI & PKBT Institut Pertanian Bogor. 153 hal.
[5] Purnomo, S., Rebin, dan A. R. Effendy. 2002. Persilangan mangga varietas Arumanis 143 x klon merah CKG. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 12 hal.
[6] Karsinah, S. Purnomo, Rebin, Sukartini, dan L. Sadwiyanti. 2003. Pewarisan warna merah buah mangga klon Cukurgondang pada Arumanis 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok. 15 hal.
[7] Anwaruddinsyah, J., Rebin, Sukartini, dan L. Sadwiyanti. 2004. Pewarisan warna merah buah mangga klon CKG pada AR 143. Laporan Hasil Penelitian, Balitbu Solok.
[8] Husen, S., A.N. Sugiharto, dan Karsinah. 2009. Seleksi dini dan karakterisasi hibrid hasil persilangan mangga Arumanis 143 x klon merah Cukurgondang dengan teknik Simple Sequence Repeat (SSR) guna mendapatkan mangga kualitas ekspor. Laporan Hasil Penelitian KKP3T. Universitas Muhammadiyah Malang. 48 hal.
[9] Estrada.C,G,2007. Effect of Fruit Bagging on Sanitation and Pigmentation of Six Mango Cultivar, VII International Mango Symposium.ISHS Acta Horticulturae 645.
[10] Hofman,P.J;L.G Smith;D.C.Joyce;G.I Jhonson and G.F Meiburg,1997. Bagging of Mango (mangifera indica.cv.Keitt ) Fruit Influences Fruit Quality and Mineral Composition,Postharvest Biology and Technology, 12(1).
[11] Lyn,G.; D.I.Joyce,..G.I Johnson and G.F.Meiburg,1997. Bagging of Mango(Mangifera
indica cv.Keitt) Fruit Influence Quality and Mineral Composition,Postharvest Biology and
646 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
[12] Bo Yu,C.H, Qun Shu ang L.Zeng, 2009. Effects of Fruit Bagging on Coloring ang Related Physiology, and Qualities of Red Chinese Sand Pears During Fruit Maturation. Scientia Horticulturae.121(2). 149-158.
[13] Sasaki,K and N.Utsunomiya,2002. Coloration of Irwin Mango Frut Affected by Cut-Off Film Under Plastic House Conditions, The Japanes Society for Horticultural Science.1(3):191-194.
[14] Jenkins GI., JM.Chistie, F. geeta and J.A Jackson. 1995. Plant responses to UV ang Blue Light: Biochemical ang genetic approaches.Plant Sci.112:117-138.