• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW

MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM Muhammad Adnan Hudain

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602.

Abstract: Analisis Komponen Fisik dan Struktur Tubuh dengan Kemampuan Sepaksila pada Permainan Sepaktakraw Mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban atas permasalahan: Ada tidaknya keterkaitan antara komponen fisik yang meliputu daya ledak tungkai, koordinasi mata kaki dan keseimbangan serta struktur tubuh yang terdiri dari tinggi badan dan panjang tungkai terhadap kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Populasi adalah mahasiswa BKMF sepaktakraw FIK UNM dengan teknik pengambilan sampelnya adalah dengan sistem random sampling sebanyak 30 orang. Jenis pendekatan yang digunakan adalah penelitian penganalisaan secara deskriptif, dan instrumen penelitian adalah tes komponen fisik yang terdiri dari: (1) vertical jump, pantul bola pada tembok dan keseimbangan statis, (2) Pengukuran antropometrik tinggi banagn dan panjang tungkai. (3) Tes kemamapuan sepak sila selama 60 detik. Pengelolahan data penelitian adalah menggunakan statistik deskriptif dan teknik analisis data yang dipergunakan adalah uji regresi dengan menggunakan taraf singifikansi α 0,05. Melalui pengelolahan data kemampuan fisik diperoleh hasil sebagai berikut: Ada keterkaitan yang antara komponen fisik dan truktur tubuh terhadap kemampuan sepaksila pada mahasiswa BKMF sepaktakraw FIK UNM dengan nilai (R) = 0,902 atau memeberikan keterkaitan sebesar = 81,30 % . Dan untuk keterkaitan untuk tiap item kemamapuan fisik di jelaskan sebagi berikut: (1) Ada keterkaitan antara komponen fisik dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw dengan nilai (β) = 0,900 dengan kontribusi sebesar 81,00%. (2) Ada keterkaitan antara struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw dengan nilai (β) = 0,767 dengan kontribusi sebesar 58,80%. Kata kunci: komponen fisik, struktur tubuh, kemampuan sepaksila, sepaktakraw.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat tarjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan khusus dibidang olahraga, maka konsekuensinya terjadi persaingan-persaingan untuk meningkatkan prestasi antara klub maupun antar daerah. Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga bertolak dari penelitian bahwa olahraga bersifat dinamis, setiap waktu tertentu cenderung maju dan meningkat terus menerus mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun bagaimana meningkatkan prestasi olahraga itu sendiri merupakan permasalahan yang perlu dicari jawabannya. Selama ini telah terjadi peningkatan-peningkatan prestasi dibidang olahraga yang menonjol, sehinggah dapat dikatakan memasuki tingkatan baru dalam perkembangan olahraga. Olahraga adalah merupakan sesuatu yang kompleks dan rumit serta

melibatkan banyak pihak dalam pengelolaan sehingga peranan olaharaga semakin bertambah penting. Hampir semua daerah menaruh perhatian besar terhadap kegiatan-kegiatan olahraga didaerahnya, sebab olahraga tidak hanya berperan dalam peningkatan kesegaran jasmani suatu daerah, akan tetapi olahraga juga ikut dalam membawa harum nama daerah. Oleh karena itu olahraga dimasyarakatkan sebagai salah satu cara pembinaan prestasi yang sekaligus dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat. Semua ini perlu menjadi perhatian khusus, dimana olahraga sudah dijadikan tolak ukur tentang tinggi rendahnya budaya bangsa. Sehingga dalam pola pembangunan olahraga di Indonesia mempunyai tujuan dan sasaran tertentu, yaitu masalah peningkatan prestasi dalam kesegaran jasmani. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

(2)

bangsa dan membangun manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab pada bangsa dan negara.

Dalam dunia pendidikan olahraga merupakan suatu pelajaran yang sangat penting untuk membangun jiwa, fisik dan mental mahasiswa dalam pencapaian kesegaran jasmani yang baik. Dimana kesegaran jasmani yang baik merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap individu demi kelancaran aktivitas sehari-hari. Komponen fisik penting bagi tubuh seseorang melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta masih memiliki cadangan energi untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari atlet, kondisi komponen fisik ini menggambarkan atlet mampu melakukan aktivitas rutin, baik berupa latihan maupun bertanding sesuai cabang olahraganya masing-masing, disamping aktivitas sehari-hari lainnya. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kondisi kesegaran jasmani ini menggambarkan keadaan mahasiswa mampu melakukan aktivitas belajar, mulai pagi sampai siang hari atau mulai siang sampai sore hari, serta masih sanggup untuk melakukan aktivitas fisik lainnya, seperti jalan, olahraga dan kegiatan pengisi waktu lainnya.

Komponen fisik, oleh sajoto (1990) disebut sebagai komponen kondisi fisik, merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau aktivitas dari tubuh manusia. Kondisi fisik merupakan satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi, seperti dalam cabang olahraga sepaktakraw. Struktur tubuh sangat penting menjadi perhatian dalam membina suatu cabang olahraga. Karena struktur tubuh mempunyai andil yang tidak kalah pentingnya dalam pencapaian prestasi olahraga. Misalnya saja dengan tinggi

badan yang memadai serta keserasian dengan berat badan akan lebih baik dalam permainan tertentu. Struktur tubuh yang dimiliki seseorang mempengaruhi setiap aktivitasnya dalam olahraga, karena struktur tubuh yang dimiliki biasanya dihubungkan dengan kemampuan atau kekuatan fisik yang dimilikinya. Sehubungan dengan tuntutan teknik keterampilan sepaksila maka terlihat dengan jelas bahwa unsur struktur tubuh dan kondisi fisik sangat dibutuhkan, terutama dalam gerakan tersebut serta untuk mendapatkan hasil yang baik dan terarah diantaranya adalah : tinggi badan, berat badan, lingkar paha dan panjang tungkai serta daya ledak. Struktur tubuh seseorang ditentukan oleh tulang dan otot. Orang yang tinggi secara otomatis memiliki tulang yang panjang demikian pula sebaliknya. Tulang sebagai alat pasif dan otot sebagai alat gerak aktif. Berkaitan dengan maksud itu, menurut Yance Tulalessy (1999:8), mengemukakan bahwa: “Semakin panjang tulang akan memberikan kemungkinan gaya yang lebih besar sesuai dengan sistem tuas atau pengungkit”.

Orang yang tinggi memiliki togok yang panjang dan juga ditunjang oleh tungkai yang panjang. Tungkai yang panjang dalam melakukan aktivitas misalnya melakukan sepaksila akan memiliki sudut gerakan yang lebih luas dari pada sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh M.Anwar Pasau (1988:81), bahwa : Orang yang mempunyai fisik yang tinggi dan besar rata-rata akan mermpunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan lain-lain, lebih baik daripada orang yang bertubuh kecil dan pendek. Dengan demikian struktur tubuh sangat penting dalam pencapaian dan keberhasilan seseorang atlet secara maksimal dalam suatu cabang olahraga. Oleh karena itu, permainan bolabasket membutuhkan bukan hanya teknik saja, akan tetapi juga didukung oleh postur tubuh yang ideal. Untuk dapat memenangkan sebuah pertandingan, maka setiap individu dalam sebuah tim harus memiliki kemampuan yang baik seperti teknik dasar, strategi, dan taktik yang baik. Salah satu teknik dasar yang sangat

(3)

membantu dalam memberikan sumbangan dalam permainan sepaktakraw adalah sepaksila. Sepaktakraw sebagai permainan beregu yang terdidri dari tiga orang setiap regu itu merupakan permainan yang sederhana. Sarana dan prasarananya sangat sederhana dan murah. Perlengkapan permainan serba murah tidak memerlukan imporan, dapat dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga permainan ini merupakan permainan rakyat. Bola yang digunakan terbuat dari rotan sebagai hasil bumi Indonesia dapat dibuat olaeh masyarakat Indonesia sendiri sebagai salah satu mata pencaharian penduduk. Dengan demikian diharapkan Indonesia akan mempunyai prestasi yang terbaik di Asia ataupun didunia.

Prestasi baik itu bisa didapat dengan usaha latihan-latihan yang teratur dan kontinyu. Suatu prestasi akan timbul bila kondisi fisik baik atau dengan kata lain kondisi harus ditingkatkan untuk mendapatkan prestasi, peningkatan kondisi fisik bertujuan untuk meningkatakan kemampuan fisik menuju kondisi puncak untuk melakukan kegiatan atau melakukan aktivitas olahraga dengan prestasi yang optimal. Untuk berolahraga sepaktakraw diperlukan pembinaan fisik secara umum berkenaan dengan kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Secara khusus kondisi fisik meliputi stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Untuk bermain sepaktakraw memerlukan kondisi tubuh dan kondisi fisik yang prima. Oleh sebab itu perlu beberapa kemampuan tersebut dilatih agar mendapatkan kondisi puncak sehinggah dapat mencapai prestasi maksimal. Dengan refleksi sepaksila dalam permainan sepak raga yang kemudian menjadi unsur yang sangat penting dalam permainan sepaktakraw. Komponen fisiknya yaitu daya ledak tungkai, kelincahan, kelentukan dan koordinasi mata-kaki merupakan faktor penunjang dalam olahraga sepaktakraw, sebab pada saat melakukan pergerakan tersebut togok akan terbebani setiap menjangkau gerakan servis, sepaksila, dan smash.

Disamping itu daya ledak tungkai berperan untuk menahan gerakan yang dilakukan dimana disaat gerakan dilakukan

salah satu kaki akan menopang untuk menjaga agar gerakan yang dilakukan menjadi efesien. Namun semua itu dapat terlaksana dengan baik dan optimal bila ditunjang daya ledak tungkai sebagai dasar dari komponen fisik. Komponen fisik tersebut sangat dibutuhkan pada waktu melakukan smash terhadap permainan permainan sepaktakraw karena smash merupakan suatu gerakan yang cepat dan tepat agar bola yang dismash terarah dan tajam kesasaran.

Dari uraian diatas menjelaskan bahwa sepaktaraw adalah suatu permainan yang dilakukan diatas lapangan empat persegi panjang, rata baik, terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan. Lapangan dibatasi oleh net. Bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastic (Synthetic fibre) yang dianyam bulat. Dalam olahraga sepaktakraw menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan, bola dimainkan dengan mengembalikannya kelapangan lawan melewati atas net. Olahraga ini dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari tiga orang pemain. Tujuannya dari setiap pemain adalah mengembalikan bola kelapangan lawan. Sehubungan dengan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis komponen fisik dan struktur tubuh terhadap kemampuan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada Mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM”

METODE

Variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri dari atas: Variabel bebas(X); komponen fisik (daya ledak tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan), struktur tubuh ( tinggi badan dan panjang tungkai ). Variabel terikat(Y); Kemampuan sepaksila sepaktakraw Mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM. Desain penelitian adalah suatu rancangan penelitian atau gambaran yang dipergunakan peneliti guna mencapai tujuan peneliti yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Dengan variabel-variabel yang akan diteliti dan diuji kebenarannya. Secara singkat dapat digambarkan sebagai jenis penelitian yang

(4)

bersifat deskritif. Dalam pencapaian tujuan penelitian tersebut yang telah dirumuskan dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran ilimiahnya, maka dilaksanakan pengumpulan data dilapangan dengan melakukan tes pengukuran komponen fisik Mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM.

Untuk lebih jelasnya tentang variable yang diselidiki, diberikan kejelasan agar tidak terjadi pemahaman yang luas, komponen fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Daya ledak tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan secara maksimal Koordinasi mata-kaki; Kemampuan mahasiswa untuk dapat memantulkan bola kedinding secara cepat dan tidak keluar dari batas sasaran yang sah. Keseimbangan statis; Kemampuan mahasiswa untuk dapat mempertahankan posisi tubuh dalam keadaaan jinjit selama 30 detik dengan satu kaki. Tinggi badan adalah pengukuran antropetrik panjang tubuh yaitu mulai dari ujung tumit hingga batas terakhir dari batas kepala. Panjang tungkai adalah pengukuran antropetrik tubuh bagian bawah yaitu tungkai yang diukur dari tulang trohontor mayor hingga samping telapak kaki. Sepaksila; Kemampuan mahasiswa melakukan sepaksila dengan bola dengan ketentuan harus melewati atas kepala.

Populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki sifat-sifat yang sama atau hampir sama menjadi objek dalam penelitian, yang akan membantu kita dalam usaha memperoleh data untuk menguji kebenaran hipotesis. Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan objek untuk diteliti atau diistilahkan dengan populasi. Menurut Arikunto (1992 : 102) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM. Sampel menurut Hadi (1981:221) adalah “sebagian dari populasi, sampel adalah penduduk yang jumlah dari populasi yang ada “ sedangkan menurut Arikunto (1991:107) menjelaskan bahwa “….. apabila subyek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua sehinggah penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Dari pendapat para ahli yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari suatu populasi sebagai wakil populasi yang hasilnya akan dikenakan kembali kepada populasinya. Penelitian ilmiah tidak selamanya mutlak harus meneliti jumlah keseluruhan objek yang ada dipopulasi, alasan penggunaan sampel yaitu mengingat waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia untuk melaksanakan penelitian ini terbatas. Untuk itu, penelitian ini dilakukan penelitian secara sampel berjumlah 30 orang mahasiswa dan menggunakan teknik random sampling yaitu penelitian terhadap sebagian dari populasi yang ada dengan cara acak.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: Tes komponen fisik yang terdiri dari: Pengukuran tes daya ledak tungkai : Tes ini bertujuan untuk mengetahui daya ledak tungkai. Alat dan perlengkapan: 1) Meteran atau skala centimeter, 2) Dinding tembok, 3) Formulir tes, 4) Alat tulis menulis. Pelaksanaan tes: Testee berdiri tegak secara menyamping ke dinding tembok tepat pada skala meteran yang telah dipasang sebelumnya, dan tangan/lengan yang rapat didinding diluruskan ke atas, kedua kaki rapat dan lurus.Salah seorang tester mencatat tinggi raihan testee. Selanjutnya tanpa aba-aba testee meloncat ke atas sekuat mungkin dan berusaha meraih angka setinggi-tingginya pada skala meteran yang dipasang pada dinding.Testee diberi kesempatan melakukan tes sebanyak 3 kali. Penilaian: Hasil yang diambil adalah selisih antara tinggi raihan dengan tinggi loncatan yang terbaik dari tiga kali melakukan tes.

Pengukuran tes koordinasi mata kaki: Petujunk pelaksanaan tes: Teste berdiri pada garis dengan sebuah bola didepan. Jarak antara garis dengan dinding 2,5 meter. Teste kemudian melakukan tendangan memantulkan bola kedinding secepatnya. Teste harus mengontrol bola diluar garis batas yang telah ditentukan Jika bola berada dalam daerah batas, maka secepatnya mengambil kemudian

(5)

melanjutkan kembali tendangan tersebut selama 30 detik waktunya Penilaian: Angka tertinggi yang dapat dicapai dari ketiga ulangan digunakan untuk menilai kelentukan teste.

Tes keseimbangan statis; Tujuan: Untuk mengukur keseimbangan statis Fasilitas/Alat: ruang yang datar, stop watch atau jam tangan, blanko/kertas, alat tulis, Petugas; Pemandu tes, Pencatat skor. Pelaksanaan: Peserta tes berdiri tegak dengan satu titik tumpu (kaki kanan dan kiri). Ujung jari dari kaki yang lain diletakkan dibelakang lutut kaki yang lain dan letakkan kedua tangan pada pinggang (bertolak pinggang). Bersamaan dengan aba-aba “ya” diberikan, stop watch dijalankan, peserta tes mengangkat tumitnya dari lantai atau menjinjit.Pertahankan sikap ini selama mungkin tanpa tumit menyentuh lantai atau menggeserkan ujung telapak kaki dri tempat semula, atau memindahkan kedua tangan dari pinggang.Kesempatan diberikan tiga kali. Stop watch di hentikan bila peserta tes tidak mampu mempertahankan sikapnya seperti semula atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Tes tinggi badan; Berdiri tegak lurus tanpa menggunakan alas kaki, pandangan lurus ke depan, ukuran yang dicatat ialah jarak mulai dari lantai sampai pada ujung kepala, penilaiannya dengan satuan centimeter dan dengan bilangan desimal angka satu di belakang koma (0,1 cm). Tes panjang tungkai; Testee berdiri menyampingi petugas tes. Testee menggerak-gerakan tungkainya,

kemudian petugas tes meraba tulang yang menonjol di bagian paha. Setelah petugas tes mendapatkan tulang tersebut, kemudian diukur sampai ujung tumit. Penilaian : Jarak antara tulang paha bagian luar yang menonjol dengan tumit bagian bawah merupakan nilai panjang tungkai, dicatat untuk dianalisis. Berdasarkan desain atau rancangan penelitian yang digunakan, serta variabel dan hipotesis yang dikemukakan diatas. Oleh karena itu teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji tes pada taraf tingkat signifikan 95% dari pengukuran kesegaran jasmani terhadap kemampuan sepaksila dalam sepaktakraw mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM diolah dengan bantuan komputer melalui program SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil tes pengukuran komponen fisik dan struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila, akan dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian setiap variabel. Sedangkan statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis dengan uji normalitas data untuk menentukan jenis analisis yang digunakan..

Deskriftip Komponen Fisik Struktur Tubuh Kemampuan Sepaksila N 30 30 30 Mean 135.5760 100.0153 41.4333 Median 140.9300 100.1950 42.5000 Mode 83.52 88.23 45.00 Std. Deviation 27.46729 19.41905 6.12898 Range 99.58 75.76 25.00 Minimum 83.52 60.35 28.00 Maximum 183.10 136.11 53.00 Sum 4067.28 3000.46 1243.00

Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan terhadap komponen fisik dan struktur tubuh terhadap

kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Analisis deskriptif meliputi; total nilai, rata-rata, maksimal dan minumum. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran

(6)

umum tentang keadaan data komponen fisik dan struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila.

Gambaran data komponen fisik dan struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila pada permainan atletik, dapat dikemukakan sebagi berikut: 1. Data komponen fisik, diperoleh nilai, rata-rata 135,57 poin , data minimum 83,52 poin, data maksimum 183,10 poin rentang 99,58 poin. 2. Data struktur tubuh, diperoleh nilai, rata-rata 100,01 poin, data minimum 60,35 poin, data maksimum 136,11 poin rentang 75,76 poin. 3. Kemampuan sepaksila, diperoleh nilai, rata-rata 41,43 m, data minimum 28 kali, data maksimum 53 kali rentang 25 kali m. Hasil analisis data deskriftip tersebut di atas baru merupakan gambaran umum data kemampuan fisik yang meliputi komponen fisik dan

struktur tubuh terhadap kemampuan sepaksila. Untuk membuktikan apakah ada ketrekaitan komponen fisik dan struktur tubuh terhadap kemampuan sepaksila, maka diperlukan pengujian lebih lanjut dengan uji normalitas data.

Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunkan dalam penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data komponen fisik yang meliputi daya ledak tugkai,koordinasi mata kaki dan keseimbangan statis, sedangkan struktur tubuh meliputu tinggi badan dan panjang tungkai terhadap kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw, maka dilakukan uji normalitas data dengan mengunakan uji Kolmogorov Smirnov (KS-Z).

Variabel No Absolute Positif Negatif K-SZ. As.Sig Ket KOMF 30 0,132 0,056 -0,132 0,722 0,674 Normal

STRT 30 0,105 0,098 -0,105 0,057 0,894 Normal KSS 30 0,114 0,114 -0,101 0,622 0,833 Normal

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan hasil sebagi berikut: 1. Komponen fisik, diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov hitung (KS-Z) 0,722 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data komponen fisik mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. 2. Struktur tubuh, diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov hitung (KS-Z) 0,577 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kelompok struktur tubuh mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. 3. Kemampuan sepaksila, diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov hitung (KS-Z) 0,622 (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa

kemampuan sepaksila mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal, Dari data komponen fisik dan struktur tubuh serta kemampuan sepaksila. Mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Oleh karena hasil data penelitian semuanya berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan digunkan uji statistik parametrik.

Penjelasan tentang kemampuan dari komponen fisik dan kemampuan melakukan sepaksila atau tiap variabel yang di teliti akan dijelaskan melalui frekuensi persen data yang dijelaskan berdasarkan data deskriptip tiap pelaksanaan tes yang telah dilakukan.

Komponen fisik Kategori Frequency Presentase

171 - keatas Baik Sekali 4 14 %

131 – 170 Baik 13 43 %

91 - 130 Sedang 10 33 %

51 - 90 Kurang 3 10 %

50 - kebawah Kurang Sekali - 0 %

Tingkat komponen fisik pada mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah 14 % , mempunyai komponen fisik yang baik sekali, 43 % mempunyai

komponen fisik yang baik, 33 % mempunyai komponen fisik sedang dan 10 % mempunyai komponen fisik yang kurang dan 0 % mempunyai komponen fisik yang kurang sekali..

(7)

Komponen fisik Kategori Frequency Presentase

111 - keatas Baik Sekali 8 27 %

91 – 110 Baik 10 33 %

71 - 90 Sedang 9 30 %

51 - 70 Kurang 3 10 %

50 - kebawah Kurang Sekali - 0 %

Struktur tubuh pada mahasiswa BKMF sepaktakraw FIK UNM yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah27 % , mempunyai struktur tubuh yang baik sekali, 33 % mempunyai struktur

tubuh yang baik, 30 % mempunyai struktur tubuh sedang, 10% mempunyai struktur tubuh yang kurang dan 0 % mempunyai struktur tubuh yang kurang sekali dalam kemampuan tes lompat tampa awalan. Kemampuan sepaksila Kategori Frequency Presentase

48 - ke atas Baik Sekali 5 17 %

43 - 47 Baik 10 33 %

38 - 42 Sedang 9 30%

33 - 37 Kurang 3 10%

32 - kebawah Kurang Sekali 3 10%

Tingkat kemampuan sepaksila pada mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah 17 % , mempunyai kemampuan sepaksila yang baik sekali, 33% mempunyai kemampuan sepaksila yang baik, 30 % mempunyai kemampuan sepaksila sedang, 10 % mempunyai kemampuan sepaksila yang kurang dan 10 % mempunyai kemampuan sepaksila yang kurang sekali. Hipotesis yang diajukan dalam penelitin ini perlu diuji dan dibuktikan memalalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara

statistik. Oleh karena data penelitian mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik. Untuk menguji hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi antara data komponen fisik yang meliputi daya ledak tungkai, koordinasi mata kaki dan keseimbangan. Untuk struktur tubuh meliputi tinggi badan dan panjang tungkai terhadap kemampuan sepaksila, dengan menggunakan teknik regresi sederhana. Untuk mengetahui besaran keterkaitan komponen fisik dengan kemampuan sepaksila, pada permainan sepaktakraw dilakukan analisis regresi.

Variabel β P Keterangan

KOM F (X1) dengan KSS (Y) 0,900 0.000 Signifikan

Berdasarkan tabel 7 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi , diperoleh nilai regresi hitung ( β ) = 0,900 ( P < 0.05), dengan derajat derminasi = 0,810 dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa berkontribusi sebesar 81 % . Dengan demikian ada keterkaitan yang signifikan antara komponen fisik dengan kemampuan sepaksila pada permainan

sepaktakraw. sehingga apabila seseorang memiliki komponen fisik yang baik, maka akan diikuti pula dengan kemampuan melakukan sepaksila yang baik. Untuk mengetahui besaran nilai kontribusi struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw, maka dilakukan analisis regresi.

Variabel β P Keterangan

STRT (X2) dengan KSS (Y) 0,767 0.000 Signifikan

Berdasarkan tabel 8 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai regresi hitung ( β ) = 0,767 ( P < 0.05), dengan derajat derminasi = 0,588 dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa struktur tubuh berkontribusi sebesar

58,80 % . Dengan demikian ada keterkaitan yang signifikan antara struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila. Sehinngga apabila seorang memiliki struktur tubuh yang ideal, maka akan diikuti pula dengan kemampuan sepaksila

(8)

yang baik. Untuk mengetahui keeratan antara komponen fisik dan struktur tubuh secara bersama dengan kemampuan

sepaksila pada permainan sepaktakraw dilakukan analisis dengan regresi ganda.

Variabel Ro P Keterangan

KOMFL(X1) dan STRT(X2 )

dengan KSS (Y) 0,902 0.000 Signifikan

Berdasarkan tabel 9 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi ganda, diperoleh nilai regresi hitung( R0 ) = 0,902 ( P <

0.05), dengan derajat determinasi = 0,813 atau memeberikan kontribusi secara bersama sebesar 81,30 % . Sehingga dapat dijelaskan ada keterkaitan yang signifikan antara komponen fisik dan struktur tubuh secara bersama dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Dengan demikian apabila seseorang memiliki komponen fisik yang baik dan struktur tubuh yang ideal, maka dapat diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam melakukan sepaksila pada permainan sepaktakraw.

Pembahasan

Hasil analisis data melalui statistik diperlukan pembahasan teoritis yang bersandar pada teori-teori dan kerangka pikir yang mendasari penelitian ini. Ada keterkaitan antara komponen fisik dengan kemampuan sepaksila. pada mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM dengan presentase adalah 14 %, mempunyai komponen fisik yang baik sekali, 43 % mempunyai komponen fisik yang baik, 33 % mempunyai komponen fisik sedang dan 10% mempunyai komponen fisik yang kurang, maka komponen fisik mendukung kemampuan melakukan sepaksila, dengan komponen fisik yang baik memberikan kemampuan gerak maksimal untuk melakukan gerakan yang sesuai dengan apa yang diiginkan. Kemampuan untuk megerahkan kekuatan dan kecepatan gerak untuk mengankat bola, kemampuan membaca arah gerak bola dengan keterpaduan gerak kaki serta kemampuan mempertahankan gerak tubuh dalam melakukan gerak yang dinamis sewaktu melakukan gerakan sepak sila pada permainan sepaktakraw..

Ada keterkaitan antara struktur tubuh dengan kemampuan sepaksila pada pada mahasiswa BKMF Sepaktakraw FIK UNM

pada penelitian ini adalah 27 % , mempunyai struktur tubuh yang baik sekali, 33 % mempunyai struktur tubuh yang baik, 30 % mempunyai struktur tubuh sedang, 10 % mempunyai struktur tubuh yang kurang. Jika struktur tubuh dianalisis dari pergerakan melakukan gerakan sepaksila tentunya dapat memberikan beberapa keterkaitan yang sangat dibutuhkan dalam melakukan sepaksila, struktur tubuh yang ideal dalam melakukan sepaksila yang baik akan memberikan keterkaitan yang erat panjang tungkai yang ideal untuk melakukan sepakan dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut; Dari penjelasan hasil deskriftip dapat di jeskan bahwa komponen fisik memberikan keterkaiatan dengan kemampuan sepaksila pada permainan sepaktakraw. Hal ini menunjukkan bahwa komponen fisik memberikan pengaruh yang positif terutama dalam melakukan teknik pergerakan dari sepaksila itu sendiri. Dari penjelasan hasil deskriftip dapat dijelaskan bahwa struktur tubuh yang ideal berkaitan dengan kemampuan sepaksila, hasil analisa menyimpulkan bahwa struktur tubuh yang ideal diharapkan dapat memberikan keterpaduan dalam mekakukan gerakan dan kemampuan mempertahankan posisi gerak sewaktu melakukan gerakan sepaksila.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini dikemukakan beberapa saran sebagai berkut; Pembina Olahraga : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur kemampuan fisik yaitu daya ledak, koordinasi dan keseimbangan serta struktur tubuh yang

(9)

ideal dapat memberikan keterkaitan secara baik dalam kemampuan melakukan sepaksila, sehingga dengan hasil ini memberikan bahan masukan dalam pembinaan dan pengarahan dalam melatih teknik serta keterampilan dalam melakukan sepaksila. para pelatih direkomendasikan bahwa perlunya lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuan fisik secara maksimal dengan memberikan bentuk-bentuk latihan fisik dan teknik dasar yang baik dalam pencapaian hasil yang diinginkan. Para pelatih olahraga khususnya hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen fisik dan struktur tubuh menjadi perhatian dalam kemampuan melakukan teknik-teknik sepaktakraw khususnya sepaksila. Demikian juga untuk para pelaku olahraga hendaknya mengetahui betapa pentinya meningkatkan kemampuan fisik dan struktur tubuh karena dapat menunjang pencapaiaan hasil maksimal, dengan kata lain bahwa latihan adalah kesadaran sendiri untuk dapat mencapai prestasi. Para peneliti: Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi, sehingga dapat menjadi informasi yang lebih lengkap dalam hal pembinaan permainan khususnya permainan sepaktakraw

DAFTAR RUJUKAN

Ateng, Abd Kadir, 1992. Asas dan

Landasan Pendidikan Jasmani,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DIKTI PPTK. Tanpa Penerbit Jakarta.

Azis Abdul, 2006, Studi Tentang

Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di SMPN 1 Makassar, Skripsi. FIK UNM.

Darwis Ratinus, 1992. Olahrag Pilihan

Sepaktakraw.Jakarta. Perpustakaan

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Haling Abdul, 2007, Belajar Dan

Pembelajaran, Makassar: Badan

Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Halim, Ichsan Nur, 2004; Tes dan

Pengukuran Kesegaran Jasmani,

Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Hairy Junusul, 1989.Fisologi Olahraga. Jakarta. Perpustakaan FIK UNM. Ismaryati, 2008-2009. Tes dan Pengukuran

Olahraga.Surakarta. Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPTT.

Mansyur, 2005, Pengaruh Olahraga

Terhadap Sikap Siswa SMA Negeri 2 Makassar, Makassar: Skripsi FIK

UNM.

Nurhasan, 2001.Tes dan Pengukuran

Dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip-Prinsip dan Penerapannya.

Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah bekerjasama dengan Ditjen Olahraga.

N.Faisal, 2004, Studi Perbandingan

Kesegaran Jasmani antara yang tinggal di pulau dengan murid SD yang tinggal di daratan kabupaten pangkep, Makassar : Skripsi.

Fakultas Ilmu Keolahragaan.Universitas Negeri

Makassar.

Rusli lutan, sumardianto, 2000, Filsafat

Olahraga, Departemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidijan Dasar Dan Menengah,UNM Perpustakaan FIK.

SP Sudarno, 1992, Pendidikan Kesegaran

Jasmani, Makassar, Perpustakaan

FIK UNM.

Suryosubroto.B, 2002. Proses Belajar

Mengajar di Sekolah. Jakarta.

Penerbit cipta.

Sukmadinata syaodih nana,Metode

Penelitian. Bandung. Penerbit

Referensi

Dokumen terkait

‘Urf tijari dapat terus dilakukan dengan membatasi hal-hal tertentu agar tetap sesuai dengan prinsip syariah atau kebiasan tersebut harus dihilangkan (tidak

kontraktil daging ikan barakuda yang tersusun atas protein miofibril (aktin, miosin) (Ranken, 2000). Lemak yang terlepas diduga karena adanya suhu yang tinggi seperti

Berdasarkan hasil diperoleh bahwa jumlah rata – rata kematian jentik Aedes aegypti dengan konsentrasi 25% ekstrak daun sirsak setelah perlakuan dengan waktu 4

Pada larutan yang netral, ampas daun andong merah yang tenggelam dapat menyisakan air bening di atasnya, sedangkan jika diteteskan asam, akan menghasilkan air berwarna kuning

Dengan demikian dapat disimpulkan implementasi kebijakan retribusi jasa umum dalam menunjang pendapatan asli daerah kota palu dilihat dari dimensi disposisi sudah

Setelah merancang suatu sistem informasi pada Rumah kost Bandar Lampung Berbasis web dengan menggunakan pemrograman PHP, dan database MySQL, maka kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kadar kolesterol total dalam percobaan yang dilakukan dengan pemberian fraksi dengan dosis 25 mg/200 g BB; 50 mg/200 g BB; 100 mg/200 BB

[r]