• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TANDA PADA WAJAH ARSITEKTUR KOTA SURAKARTA Kasus: Jalan Slamet Riyadi. Djumiko. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TANDA PADA WAJAH ARSITEKTUR KOTA SURAKARTA Kasus: Jalan Slamet Riyadi. Djumiko. Abstrak"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TANDA PADA WAJAH ARSITEKTUR KOTA SURAKARTA

Kasus: Jalan Slamet Riyadi Djumiko

Abstrak

Tanda merupakan suatu tulisan, gambar, lambang, bendera, atau sesuatu gambar. Fungsi tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna tanda tersebut.

Dengan adanya bermacam-macam tanda yang berupa tulisan, gambar, lambang, bendera, yang digunakan pada suatu lingkungan/ kawasan tertentu akan mempengaruhi kondisi visual. Lingkungan/ kawasan dapat menjadi lebih indah dan menarik, tetapi dapat juga menjadi lebih buruk artinya terjadi kekacauan visual.

Dengan melakukan observasi dan analisis di kota Surakarta khususnya di jalan Slamet Riyadi, dihasilkan pengaruh tanda pada wajah arsitektural sebagai berikut : Tanda yang berfungsi untuk nama jalan, rambu-rambu lalu lintas, petunjuk jalan sudah cukup baik. Tanda untuk nama bangunan baik berupa papan nama berdidiri sendiri, menyatu dengan pagar, maupun menyatu dengan bangunan sudah cukup baik. Tanda untuk iklan yang berupa papan iklan yang berdiri sendiri/billboard perlu didesain ulang karena menutup pandangan, maupun yang menyatu dengan bangunan ada beberapa yang perlu ditata kembali sebab menutupi tampak bangunan. Kata kunci : tanda, pengaruh pada wajah arsitektural, Surakarta.

1. PENDAHULUAN

Tanda merupakan suatu tulisan (huruf, angka, atau kata), gambar (ilustrasi atau dekorasi), lambang (simbol, atau merek dagang), bendera (termasuk umbul-umbul), atau sesuatu gambar yang ditempelkan atau digambar pada suatu bangunan atau struktur lain, digunakan sebagai pemberitahuan , penarik perhatian, iklan, dan terlihat dari luar bangunan.

Fungsi tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna tanda tersebut.

Dengan adanya bermacam-macam tanda yang berupa tulisan,

gambar, lambang, bendera, yang digunakan pada suatu lingkungan/ kawasan tertentu akan mempengaruhi kondisi visual. Lingkungan/ kawasan dapat menjadi lebih indah dan menarik, tetapi dapat juga menjadi lebih buruk artinya terjadi kekacauan visual.

Untuk mengetahui kodisi visual dari sudut pandang arsitektural, dengan adanya penggunaan tanda pada suatu lingkungan/ kawasan dilakukan pengkajian di kota Surakarta dengan mengambil kasus di Jalan Slamet

(2)

Riyadi. Kajian ini akan menekankan bagaimana penggunaan tanda dan pengaruhnya terhadap wajah arsitektur kota Surakarta.

2. TINJAUAN JALAN SLAMET RIYADI

2.1. Lokasi

Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan utama di kota Surakarta, terletak di tengah kota membujur dari arah Timur ke Barat, seolah membelah kota menjadi dua bagian menjadi Surakarta bagian Utara dan Selatan. Pada sisi Timur dimulai dari “ Gapura Gladak Keraton Kasunanan Surakarta “, sisi Barat dimulai dari “Stasiun

Kereta Api Purwosari”. Panjang Jalan Slamet Riyadi kurang lebih 4 km, terdiri dari beberapa jalur yaitu :

a. Jalur tengah untuk mobil, pada sisi Selatan/ tepi jalan terdapat jalur Rel Kereta Api yang masih aktif. b. Jalur lambat terletak pada

sisi Utara, untuk becak,

sepeda ontel, dan

kendaraan lambat lainnya, serta dilengkapi dengan jalur pedestrian.

c. Jalur pedestrian yang disebut “ City Walk “ berada pada sisi Selatan. Lihat gambar- gambar berikut.

Gambar 1.

Lokasi Jalan Slamet Riyadi di Kota Surakarta 2.2. Sirkulasi

Sirkulasi jalan Slamet Riyadi terdiri dari :

a. Dari Stasiun Kereta Api Purwosari sampai perempatan jalan Dr. Muwardi terdiri dari dua arah lalu – lintas.

b. Dari perempatan jalan Dr. Muwardi sampai perempatan Gapura Gladak terdiri dari satu arah lalu – lintas, arus lalu lintas dari Barat ke Timur.

c. Jalur City Walk diperuntukkan khusus bagi pejalan kaki.

d. Jalur lambat pada sisi Utara diperuntukkan bagi becak dan sepeda ontel, hanya satu arah dari Stasiun Purwosari menuju Gapura Gladak.

e. Jalur pedestrian pada sisi utara diperuntukkan bagi pejalan kaki. f. Jalur Kereta Api diperuntukan

khusus Kereta Api jurusan Surakarta – Wonogiri.

Jalan Slamet Riyadi Stasiun KA

Purwosari

Utaraa Gapura Gladak

(3)

Lihat gambar berikut ini.

Gambar 2.

Jalan Slamet Riyadi dan Lingkungan Sekitar

2.3. Kondisi Lingkungan

Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan utama, menghubungkan antara lingkungan Stasiun Kereta Api Purwosari di Barat dengan lingkungan Gladak di Timur. Di kanan – kiri jalan Slamet Riyadi dipenuhi bangunan

yang berfungsi antara lain: pertokoan, perkantoran, bank, lembaga pemasyarakatan, pusat perbelanjaaan/ Solo Grand Mall, rekreasi dan olah raga / Taman Sri Wedari, hotel, gedung pertemuan/ Wisma Batari, bangunan ibadah/ gereja, museum Radia Pustaka, dan lain-lain. Lihat gambar berikut.

Gambar 3.

Suasana Jalan Slamet Riyadi pada Sisi Tepi Selatan/ Kiri

Terlihat Jalur Kereta Api

Gambar 4.

Suasana Jalan Slamet Riyadi di Lingkungan Gladak Terlihat Patung Slamet Riyadi Jalan Slamet Riyadi Gapura Gladak Stasiun KA Purwosari

(4)

3. KAJIAN PUSTAKA 3.1. Pengertian Tanda

Tanda adalah suatu tulisan (huruf, angka, atau kata), gambar (ilustrasi atau dekorasi), lambang (simbol, atau merek dagang), bendera (termasuk umbul-umbul), atau sesuatu gambar yang:

a. ditempelkan atau digambar pada suatu bangunan atau struktur lain;

b. digunakan sebagai pem-beritahuan , penarik perhatian, iklan; dan

c. terlihat dari luar bangunan. Tanda harus selalu menunjuk kepada sesuatu yang riil atau nyata.

3.2. Fungsi Tanda

Secara umum, tanda digunakan sebagai alat komunikasi antara subyek dengan obyek sehingga pengamat (subyek) akan mengenal secara keseluruhan makna tanda tersebut. Secara lebih rinci fungsi tanda akan berkaitan dengan macam tanda yang akan dijelaskan berikut ini.

3.3. Macam Tanda

Tanda dapat hadir dalam berbagai bentuk berdasarkan fungsinya, sebagai berikut:

a. Identitas

Tanda jenis ini biasanya hadir sebagai pengenal kegiatan pada suatu

lingkungan atau lokasi tertentu.

b. Nama bangunan

Tanda jenis ini dipakai sebagai nama bangunan yang biasanya dilengkapi dengan petunjuk jenis kegiatan yang ada di dalamnya.

c. Pengatur sirkulasi

Tanda ini biasanya disebut sebagai rambu-rambu lalu lintas, digunakan untuk mengatur sirkulasi lalu lintas, baik untuk kendaraan maupun pejalan kaki, termasuk di dalamya adalah nama jalan.

d. Instruksi

Tanda semacam ini ditujukan bagi siapa saja secara umum, atau hanya bagi pihak-pihak tertentu seperti tertulis dalam tanda, agar mereka mematuhi segala pesan yag di-sampaikan melalui tanda.

e. Penerangan/ informasi

Tanda ini dipakai untuk memberikan penjelasan kepada pengamat.

f. Iklan

Iklan merupakan tanda yang mengkomunikasikan

(5)

kepentingan dagang, profesi, komoditi, pe-layanan jasa, hiburan, penjualan, dan sejenisnya.

g. Dekorasi

Tanda yang berbentuk sebagai elemen dekoratif dapat dijumpai sebagai bendera atau umbul-umbul, terutama di daerah pertokoan atau pusat-pusat komunitas.

3.4. Kriteria Perancangan Tanda

Dalam melakukan perancanga tanda, perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Penampilan

Tanda dirancang untuk mengkomunikasikan sesuatu. Namun, tanda juga dapat berfungsi sebagai elemen dekoratif. Oleh sebab itu, kriteria ini menduduki urutan ter atas dalam perancangan tanda. Tanda harus bisa menyatu dengan elemen fisik di sekitarnya, namun tidak menutup kemungkinan memberi tekanan tertentu pada sistem penandaan.

b. Pemasangan dan

pemakaian

Pemasangan suatu tanda perlu dipikirkan, apakah akan dipasang secara tetap/ permanen ataukah hanya sementara saja. Juga, cara pemasangan bisa berdiri sendiri merupakan struktur khusus atau hanya

menempel pada gedung atau elemen fisik yang lain.

c. Keawetan

Kriteria ini menyangkut daya tahan tanda terhadap pengaruh cuaca, seperti ketahanan terhadap panas atau hujan. Dalam hal ini, pertimbangan pemilihan bahan/ material tanda sangat penting, mulai dari bahan plastik lunak hingga logam.

d. Pertimbangan terhadap vandalisme

Pertimbangan ini tidak boleh diabaikan, terutama dalam perancangan bagi daerah-dearah yang tingkat kesadaran masyarakatnya terhadap segala sesuatu

yang menyangkut

kepentingan umum relative masih rendah. Perusakan tanda bisa dilakukan dengan menggunakan cat semprot, menggores meng-gunakan benda tajam, dan mencabut tanda.

e. Fleksibilitas terhadap

perubahan dan

penambahan

Kota selalu berubah, demikian juga dengan mekanisme pengaturannya. Dalam kondisi semacam ini tentunya perancangan tanda

harus mampu

meng-akomodasi adanya

perubahan. Dengan cara ini, biaya yang harus ditanggung relative lebih kecil jika dibandingkan

(6)

dengan perombakan total tanda yang lama.

f. Kemudahan terbaca

Jenis aksara (huruf atau angka), secara garis besar dikenal dua macam, yaitu aksara yang biasa /sederhana atau yang dekoratif. Penggunaan jenis aksara tergantung dari tujuan yang ingin dicapai, biasanya untuk aksara yang terlalu dekoratif sulit membacanya, sedangkan yang sederhana mudah untuk dibaca. Jadi dalam pembuatan tanda, perlu memperhatikan pilihan jenis aksara yang tepat, sesuai yang diinginkan. Disamping itu jenis huruf, ukuran huruf, spasi, jumlah kata, bahan, warna, dan iluminasi perlu men-dapatkan perhatian.

Khusus warna, warna tulisan dengan latar belakang sangat besar pengaruhnya pada ke-mudahan pembacaan. Warna yang kontras menyebabkan tanda lebih mudah terbaca dari pada kombinasi warna yang senada.

g. Kemungkinan penyajian lebih dari satu bahasa

Dalam era informasi seperti saat ini, tanda juga harus

bisa menyampaikan

maksudnya kepada ber-bagai macam pengamat yang tentunya mempunyai bahasa yang beragam pula.

Hal ini sangat dibutuhkan dalam penandaan di lingkungan pada bangunan umum seperti stasiun kereta api, terminal, dan

sebagainya. Untuk

menyederhanakan peng-gunaan aksara yang rumit, dapat diganti dengan simbol-simbol grafis.

h. Pertimbangan terhadap peraturan atau standar

Ada kemungkinan bahwa tanda tidak perlu dirancang lagi, karena sudah ada aturan atau standar yang harus dipatuhi, sebagai contoh rambu-rambu lalu lintas. Tanda ini sudah memiliki aturan yang sifatnya internasional. Hal yang masih perlu diatur hanyalah penempatannya.

i. Iluminasi

Agar lebih menarik perhatian, perlu di-pertimbangkan adanya penerangan untuk tanda. Dikenal dua macam teknik penerangan tanda, yaitu : - Ilumiasi internal, yaitu

pemberian cahaya dari dalam tanda. Misalnya iklan atau reklame menggunakan lampu neon.

- Iluminasi eksternal, jika tanda tidak mempunyai sumber cahaya, tetapi bahan yang dipakai untuk membuat tanda (misalnya cat) akan memantulkan kembali cahaya yang diterima dari sumber lain.

(7)

Misalnya : rambu-rambu lalu lintas.

j. Petunjuk (manual) secara grafis.

Dalam sistem penandaan yang lengkap, perlu disusun suatu petunjuk (manual) yang memungkinkan klien dapat melakukan pemasangan, penggunaan, perawatan tanda-tanda secara baik. Petunjuk ini harus mencakup semua informasi yang diperlukan jika sistem akan dirubah atau ditambah.

k. Biaya

Faktor biaya untuk pembuatan tanda berkaitan dengan pemilihan material, banyak macam material yang dapat digunakan untuk membuat tanda, semakin baik material yang akan digunakan untuk membuat tanda, semakin mahal biayanya.

3.5. Penentuan Lokasi Tanda

Dalam penentuan lokasi tanda, faktor sirkulasi memegang peranan penting, baik sirkulasi pejalan kaki maupun

kendaraan. Kondisi lapangan baik yang spesifik maupun visual yang ada sangat membantu dalam menentukan lokasi tanda. Setiap titik-titik lokasi yang ditentukan harus dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: jarak pandang, sudut pandang, kecepatan kendaraan, ukuran tanda, posisi tanda, dan kemudahan untuk dibaca.

4. ANALISIS

Analisis dilakukan pada tanda-tanda yang ada di jalan Slamet Riyadi, terdiri dari macam tanda : identitas, nama bangunan, pengatur sirkulasi, instruksi, penerangan/ informasi, iklan, dan dekorasi, sebagai berikut:

4.1. Identitas

Tanda jenis ini hadir sebagai pengenal kegiatan pada suatu lingkungan atau lokasi tertentu, pada lingkungan jalan Slamet Riyadi tanda identitas digunakan dalam bentuk antara lain : sculpture, gerbang/ pintu masuk, papan nama kawasan/ lingkungan tertentu. Dari beberapa contoh yang ada, desain tanda identitas dibuat sangat bagus. Dengan adanya tanda ini, identitas lingkungan menjadi lebih jelas, lihat gambar berikut.

Gambar 5. Tanda Identitas

Kampung Batik Laweyan, Bertuliskan “Kampung Batik Laweyan”

Gambar 6.

Tanda Identitas Berupa Gerbang Masuk Taman Sriwedari, Bertuliskan “Taman Sriwedari”

(8)

Gambar 7.

Tanda Identitas Berupa Tulisan Nama Tempat “Ngarsopuro” di Atas Halte

Gambar 8.

Tanda Identitas Berupa Gerbang Masuk/ Gapura Kelurahan Yosoroto

4.2. Nama Bangunan

a. Papan nama berdiri sendiri

Tanda jenis ini dipakai sebagai nama bangunan yang dibuat pada papan nama yang berdiri sendiri, dapat dibuat dari kayu, logam, beton, dan lain-lain. Umumnya lokasi papan nama bangunan ditempatkan di depan

bangunan. Dari beberapa contoh papan nama bangunan yang ada di jalan Slamet Riyadi, didesain cukup baik, lihat gambar berikut ini.

Gambar 11.

Papan Nama PT. Jasa Raharja

Gambar 12.

Papan Nama Pengadilan Negeri Surakarta

Gambar 9.

Papan Nama Pos Polisi di Purwosari

Gambar 10.

Papan Nama Kantor Penanaman Modal Pemerintah Kota Surakarta

(9)

b. Menyatu dengan pagar

Tanda nama bangunan yang dibuat menyatu dengan pagar di jalan

Slamet Riyadi, ada beberapa contoh yang didesain dengan bagus. Lihat gambar berikut ini.

Gambar 13.

Papan Nama Stasiun Kereta Api Purwosari Menyatu dengan Pagar

Gambar 14.

Papan Nama PLN Menyatu dengan Pagar

Gambar 15.

Papan Nama Bank BII Menyatu dengan Pagar

Gambar 16.

Papan Nama Hotel Diamond Menyatu dengan Pagar c. Menyatu dengan bangunan

Tanda nama bangunan yang dibuat menyatu dengan bangunan di

jalan Slamet Riyadi, ada beberapa contoh yang didesain dengan bagus. Lihat gambar berikut ini.

Gambar 17.

Nama Indosat Menyatu dengan Bangunan

Gambar 18.

Simbol PLN Menyatu dengan Bangunan

(10)

Gambar 19.

Nama Toko Buku Gramedia Dibuat Menyatu dengan Bangunan

Gambar 20.

Nama Bank BNI Menyatu dengan Bangunan

4.3. Pengatur Sirkulasi a. Nama Jalan

Tanda ini disebut sebagai rambu-rambu lalu lintas, digunakan untuk mengatur sirkulasi lalu lintas, baik untuk kendaraan maupun pejalan

kaki, termasuk nama jalan. Khusus untuk nama jalan Slamet Riyadi, didesain dengan menggunakan papan nama yang berdiri sendiri, tulisan dibuat dengan dua aksara (latin dan jawa), lihat gambar berikut ini.

Gambar 21.

Nama Jalan Slamet Riyadi dipasang Berdiri Sendiri

Gambar 22.

Detail Tulisan Nama Jalan Slamet Riyadi ditulis Dua Aksara

b. Rambu-Rambu Lalu Lintas

Tanda untuk rambu-rambu lalu lintas di jalan Slamet Riyadi,

desainnya sudah cukup bagus. Hanya ada beberapa tanda yang sebaiknya dibuat terintegrasi, karena berdekatan dengan tanda lain. Lihat gambar berikut ini.

(11)

Gambar 23.

Rambu Lalu Lintas untuk Jalan Becak dan Sepeda

Gambar 24.

Rambu Lalu Lintas dilarang Masuk

Gambar 25.

Rambu Lalu Lintas dan Petunjuk Jalan, Perlu diintegrasikan

Gambar 26.

Rambu-Rambu Lalu Lintas dipasang Dekat Patung Slamet Riyadi c. Petunjuk Jalan

Tanda untuk rambu-rambu lalu lintas di jalan Slamet Riyadi untuk petunjuk jalan, desainnya sudah cukup

bagus. Hanya ada beberapa tanda yang tertutup pohon, sehingga tidak dapat terbaca dengan baik. Lihat gambar berikut ini.

Gambar 27.

Tanda Sebagai Petunjuk Jalan

Gambar 28.

(12)

4.4. Instruksi

Tanda sebagai instruksi di jalan Slamet Riyadi sudah didesain dengan baik, lihat contoh gambar berikut ini.

Gambar 29.

Tanda Instruksi Jalan Slamet Riyadi ditutup Jam 05.00 – 09.00

Pada Car Free Day

Gambar 30.

Tanda Instruksi Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Slamet Riyadi

4.5. Penerangan/ Informasi

Tanda sebagai penerangan/ informasi di jalan Slamet Riyadi sudah

didesain dengan baik, lihat contoh gambar berikut ini.

Gambar 31.

Tanda Penerangan/ Informasi Tentang Larangan Berjualan di Taman, Badan Jalan Sepanjang

Jln. Slamet Riyadi

Gambar 32.

Tanda Penerangan/ Informasi Tentang Hati- Hati Mendekati

Perlintasan Kereta Api

4.6. Iklan

a. Papan iklan berdiri sendiri/ billboard

Iklan merupakan tanda yang mengkomunikasikan kepentingan dagang, profesi, komoditi, pelayanan jasa, hiburan, penjualan, dan sejenisnya. Khusus untuk iklan yang ada di jalan Slamet Riyadi, yang

didesain dengan “ billboard ” yaitu iklan yang dibuat dengan papan iklan ukuran besar, secara keseluruhan berjumlah kurang lebih 10 buah menyebar disepanjang jalan Slamet Riyadi. Pemasangan billboard

(13)

jalan, sehingga agak mengganggu pandangan. Lihat gambar-gambar

berikut ini.

Gambar 33.

Iklan Berupa Billboard di Depan Stasiun Kereta Api Purwosari

Kelihatan Kurang Teratur

Gambar 34.

Iklan Berupa Billboard di Perempatan Jln. Perintis

Kemerdekaan dengan Jln. Slamet Riyadi

Gambar 35.

Iklan Berupa Billboard di Pertigaan

Jln. Bhayangkara Membentang Sampai Tengah Jalan

Gambar 36.

Iklan Berupa Billboard pada Jembatan di Depan Bangunan Pengadilan Negeri Jln. Slamet Riyadi

Gambar 37.

Iklan Berupa Billboard di Perempatan Jln Gajah Mada dengan

Jln. Slamet Riyadi Membentang

Sampai Tengah Jalan

Gambar 38.

Iklan Berupa Billboard di Depan Gedung Pertemuan Batari Membentang Sampai Tengah Jalan

(14)

Gambar 39.

Iklan Berupa Billboard di Perempatan Jln. Gatot Subroro dengan Jln. Slamet Riyadi

Membentang Sampai Tengah Jalan

Gambar 40.

Iklan Berupa Billboard di Perempatan Jln. Yos Sudarso dengan Jln. Slamet Riyadi

Membentang Sampai Tengah Jalan

b. Menyatu dengan bangunan

Iklan yang didesain menyatu dengan bangunan ada yang bagus,

tetapi juga ada yang tidak bagus. Lihat gambar-gambar berikut ini.

Gambar 41.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Gajah Mada dengan Jln.

Slamet Riyadi Tampak Bangunan Tertutup Iklan

Gambar 42.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Honggo Wongso Dengan

Jln. Slamet Riyadi Tampak Bangunan Tertutup Iklan

Gambar 43.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Diponegoro Tampak Bangunan Tertutup Iklan

Gambar 44.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Gatot Subroto Tampak Bangunan Tertutup Iklan

(15)

Gambar 45.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Perintis Kemerdekaan dengan Jln. Slamet

Riyadi didesain Bagus

Gambar 46.

Iklan Menyatu dengan Bangunan di Perempatan Jln. Diponegoro dengan Jln. Slamet Riyadi didesain Bagus

4.7. Dekorasi

Tanda sebagai elemen dekoratif berupa bendera atau umbul-

umbul yang berada di jalan Slamet Riyadi, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 47.

Umbul-Umbul Dipasang Depan Bangunan Pegadaian

Gambar 48.

Umbul-Umbul Dipasang pada Tepi Jln. Slamet Riyadi

5. KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan tentang pengaruh tanda pada wajah arsitektur kota Surakarta, khususnya pada jalan Slamet Riyadi sebagai berikut:

5.1.1. Identitas

Ada beberapa tanda identitas yang didesain sangat bagus, seperti Kampung Batik Laweyan, Gerbang Taman

Sriwedari, Kawasan

Ngarsopuro, dan lain-lain. Sebagai contoh tanda identitas yang berada di perempatan jln

(16)

Diponegoro, bertuliskan “Ngarsopuro” dalam dua aksara (latin dan jawa) yang dipasang pada halte merupakan contoh tanda identitas yang baik.

5.1.2. Nama Bangunan

a. Papan nama berdiri sendiri

Beberapa nama bangunan yang dibuat dengan papan nama bangunan yang berdiri sendiri, seperti : Kantor Penanaman Modal, PT. Jasa Raharja, dan

Pengadilan Negeri

Surakarta, dan lain-lain merupakan contoh tanda papan nama bangunan yang baik.

b. Menyatu dengan pagar

Beberapa nama bangunan yang menyatu dengan pagar seperti : Stasiun Kereta Api Purwosari, PT. PLN, Bank BII, dan Hotel Diamond , dan lain-lain merupakan contoh tanda nama bangunan yang menyatu dengan pagar yang baik.

c. Menyatu dengan

bangunan

Beberapa nama bangunan yang menyatu dengan bangunan, seperti : Indosat, PT. PLN, Bank Mandiri, Toko Buku Gramedia, dan lain-lain merupakan contoh tanda yang baik.

5.1.3. Pengatur Sirkulasi a. Nama Jalan

Nama jalan yang dibuat berdiri sendiri dengan menggunakan tulisan dua bahasa ( latin dan jawa), merupakan contoh tanda yang baik.

b. Rambu-Rambu Lalu Lintas

Secara umum tanda rambu-rambu lalu lintas sudah cukup baik, hanya ada beberapa yang masih perlu didesain ulang, agar lebih baik dan terintegrasi.

c. Petunjuk Jalan

Desain tanda untuk petunjuk jalan sudah cukup baik, hanya ada beberapa yang tertutup pohon, sehingga tidak jelas.

5.1.4. Instruksi

Tanda yang berfungsi sebagai instruksi di jalan Slamet Riyadi sudah baik.

5.1.5. Penerangan/ Informasi

Tanda untuk penerangan/ informasi yang berada di jalan Slamet Riyadi sudah baik.

5.1.6. Iklan

a. Papan iklan berdiri sendiri/ billboard

Papan iklan/ billboard

yang dipasang pada perempatan jln. Gajah Mada sampai perempatan Jln. Yos Sudarso berjumlah 5 buah, ukurannya cukup besar dan dipasang sampai membentang di tengah jalan Slamet Riyadi, akibatnya untuk pandangan

(17)

visual sudah mengganggu karena menutupi sebagian obyek-obyek yang ada di pinggir jln. Slamet Riyadi. Demikian juga yang berada di depan Stasiun Kereta Api Purwosari, perlu ditata ulang agar lebih terintegasi.

b. Menyatu dengan

bangunan

Secara umum iklan yang menyatu dengan bangunan sudah cukup baik, namun ada beberapa bangunan yang berada di perempatan

jln Gajah Mada,

perempatan jln.

Diponegoro, iklan yang dipasang pada bangunan berlebihan, sehingga

menutupi tampak

bangunan, dan akibatnya mengalahkan

penampilannya, sehingga perlu desain ulang.

5.1.7. Dekorasi

Tanda yang berfungsi untuk dekorasi yaitu berupa umbul-umbul yang berada di jalan Slamet Riyadi sudah cukup baik.

5.2. Saran

a. Ada beberapa tanda untuk pengatur sirkulasi, yang berupa rambu-rambu lalu lintas perlu didesain ulang agar lebih baik dan terintegrasi.

b. Pohon-pohon yang

menutupi tanda-tanda

petunjuk jalan sebaiknya dipotong.

c. Iklan yang dipasang menyatu dengan bangunan, khususnya yang berada di perempatan jln Gajah Mada dan perempatan jln Yos Sudarso, didesain ulang, sebaiknya wajah bangunan jangan sampai tertutup iklan.

d. Iklan yang berupa billboard

, sebaiknya dipasang membentang maksimum seperempat dari lebar jalan, sehingga pandangan/ view tidak tertutupi. Jumlah

billboard dibatasi dan letak

satu dengan yang lain tidak terlalu dekat, agar keindahan kawasan tetap terjaga.

6. DAFTAR PUSTAKA

Alpern, Andrew, Handbook of Spesiality Elements in Architecture, Mc Graw Hill,

New York, 1982.

Barnet, Jonathan, An Introduction to

Urban Design, Harper & Row,

New York, 1982.

Shirvani, Hamid, The Urban Design

Process, Van Nostrand Reinhold, New York, 1985. Tandy, Cliff, Hanbook of Urban

Landscape, The Architectural

Press, London, 1970.

Tandy, Cliff, Roads and Traffic in

Urban Areas, Institution of

Highway and Transportation with the Departement of Transport, London, 1987.

(18)

Biodata Penulis:

Djumiko, alumni S-1 Jurusan Teknik

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ( 1982), S-2 Teknik Arsitektur pada alur Perancangan Arsitektur Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung (1993), dan pengajar Program Studi Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Tunas

Pembangunan (FT. UTP) Surakarta ( 1986- sekarang).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara enam orang subjek penelitian terkait tabel 20, permasalahan utama yang mereka hadapi yaitu terkait keluarga dan pekerjaan yang meliputi,

Skripsi oleh Tri (2014) yang berasal dari Universitas Jember berjudul “Analisis Diksi dan Stilistika Genetis pada Lirik Lagu Ebiet G. Penelitian ini membahas tentang

Di daerah kauman pada bulan puasa seperti ini muncul pasar yang menjual berbagai macam jajanan pasar// munculnya pedagang jajanan ini pada bulan puasa yang ada di daerah kauman

dan pimpinan-Nya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Berbasis Web pada Rental Two Rent Salatiga”.. Skripsi ini di susun

Selain itu, pembeli dapat mengakses web untuk melihat buku apa saja yang dijual pada toko buku ini, pembeli juga dapat membeli buku secara online dan

Hal tersebut dikarenakan Quickbook mendapatkan nilai yang lebih baik dalam penilaian terhadap laporan yang dihasilkan dan juga tingkat flesibilitas yang baik menjadikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan melakukan pengujian aktivitas antibakteri dari bakteri simbion endofit alga Halimeda opuntia, serta melakukan identifikasi

Kalus tebu klon PS 862, PS 864, PS 881, dan VMC 86-550 pada media MS+1,5 mg/l 2,4-D dimulai dari perlakuan I (induksi kalus tebu selama 3 minggu); S1 (pemeliharaan kalus