• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performa Ayam KUB pada Perbibitan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Performa Ayam KUB pada Perbibitan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Performa Ayam KUB pada Perbibitan di Kabupaten Sigi

Sulawesi Tengah

(Performance of KUB Chickens on Breeding Center in Sigi District

Central Sulawesi Province)

Wardi, Dewi M, Cahyono A, Ishak ABL

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah

IP2TP Sidondo Jl. Poros Palu-Kulawi Sidondo III, Sigi Biromaru, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah wardiok1@gmail.com

ABSTRACT

The chicken farming business needs to support the availability of chicken seeds in sufficient quantity and quality. The availability of seeds can encourage the use local chicken conservation, which has been cultivated so far by the community on a small and medium scale. Information about the growth of KUB chickens that are maintained intensively is not available especially in Central Sulawesi, so a study of KUB chicken growth on breeding to maximum production. The study was carried out at the dissemination site, namely in Sigi District, Central Sulawesi Province. Data collection on body weight, uniformity and egg production were carried out at the age of 0-23 weeks. KUB chicken population used as many 250 females aged 0-20 weeks. The analytical method used descriptive analysis. The results showed good productivity, the average body weight of KUB chickens at the age of 20 weeks was 1,550 gr with a uniformity rate of 83%. The first laying at the age of 21 weeks with an average egg weight of 30.25 gr and at the age of 23 weeks the average egg weight is 37.73 gr. It was concluded that the growth of KUB chickens in breeding showed good productivity accordance with the guidelines.

Key words: KUB chicken, body weight growth, Sigi

ABSTRAK

Usaha budidaya ayam kampung perlu dukungan ketersediaan bibit ayam dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Ketersediaan bibit dapat mendorong pemanfaatan pelestarian ayam lokal, yang selama ini diusahakan oleh masyarakat dalam skala kecil dan menengah. Informasi tentang pertumbuhan ayam KUB yang dipelihara secara intensif tidak ada khususnya di Sulawesi Tengah, sehingga diperlukan kajian pertumbuhan ayam KUB diperbibitan agar dapat berproduksi maksimal. Kajian dilaksanakan di lokasi diseminasi yaitu di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan data bobot badan, keseragaman dan produksi telur dilakukan pada umur ayam 0-20 minggu. Populasi ayam KUB yang digunakan sebanyak 250 ekor betina berumur 0-23 minggu.Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil menunjukkanproduktivitas yang baik, rataan bobot badan ayam KUB-1 pada umur 20 minggu adalah 1.550 gr dengan tingkat keseragaman 83%. Produksi telur pertama pada umur 21 minggu dengan rataan berat telur 30,25 gr dan pada umur 23 minggu rataan berat telur adalah 37,73 gr. Disimpulkan bahwa pertumbuhan ayam KUB pada pembibitan menunjukkan produktivitas yang baik sesuai dengan juknisnya.

(2)

PENDAHULUAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah sebagai unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian memiliki tugas diseminasi produk inovasi teknologi berupa ayam KUB yang diwujudkan dalam program kegiatan pengembangan ayam KUB di provinsi Sulawesi Tengah. Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil produk unggulan pertanian (termasuk ternak), melalui Balitnak telah melakukan penelitian dan menghasilkan produk-produk ternak unggul, seperti ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Ayam KUB merupakan galur ayam kampung hasil penelitian Balitnak, yang berhasil dilepas sebagai salah satu galur unggul nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 698/Kpts/PD.410/2/2013. Ayam KUB dengan keunggulan produksi telur tinggi yaitu produksi telur henday 45-50%, puncak produksi telur mencapai 84% pada umur ayam 31 minggu, bobot telur pertama bertelur 30 gr/butir, dan akan bertambah terus sampai 36 gr/butir pada akhir bulan kedua berproduksi (Sartika et al. 2015).

Usaha budidaya ayam kampung perlu dukungan ketersediaan bibit ayam dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Ketersediaan bibit ini mendorong pemanfaatan dan pelestarian ayam asli dan ayam lokal, yang selama ini diusahakan oleh masyarakat dalam skala kecil dan skala menengah.Untuk itu perlu dilakukan pengembangan budidaya ayam kampung yang memiliki nilai produksi telur tinggi serta penghasil daging. Sejalan dengan perkembangannya, kemudian muncul permasalahan bagaimana ketika bibit ayam KUB ini dipelihara oleh masyarakat Sulawesi Tengah dengan kemampuan yang terbatas, termasuk keterbatasan kemampuan menyediakan pakan.

Permasalahan di Sulawesi Tengah saat ini adalah belum adanya ketersedian bibit ayam kampung berkualitas serta dalam jumlah yang kontinu. Selain itu informasi terkait dengan pertumbuhan Ayam KUB di Sulawesi Tengah selama ini belum ada informasi maka perlu dilakukan sebuah kajian tentang ayam KUB khususnya di perbibitan di Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ayam KUB di Sulawesi Tengah, sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Kajian ini dilaksanakan di salah satu lokasi diseminasi yaitu di Kab Sigi. Dimana untuk wilayah ini sangat mendukung untuk perkembangan ayam KUB dikarenakan secara lingkungan geografis dan kondisi masyarakat yang bermata pencarian petani dan peternak. Kondisi yang mendukung diharapkan bisa memenuhi ketersedian pangan asal ternak yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

MATERI DAN METODE

Kajian Performa pertumbuhan ayam KUB dilaksanakan di salah satu lokasi diseminasi pengembangan ayam KUB di wilayah Desa Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Kandang yang digunakan dengan ukuran kandang perbibitan adalah 8x20 m2 terdiri dari delapan sekat tiap sekat berukuran 3,5x5 m2. Kandang dibuat dari bahan kayu, bambu dan atap seng. Alat yang digunakan adalah thermometer, gas soleq, tempat pakan, tempat minum, tabung gas, timbangan digital, mesin tetas dan generator. Serta bahan Bahan yang digunakan adalah penyiapan sarana produksi (Pullet KUB-1 250 Ekor dan Pejantan SenSi-1 Agrinak 50 ekor, sekam, lampu, terpal, obat-obatan, pakan ternak (pakan komersil).

Data pengamatan yang diambil adalah pertambahan bobot badan mingguan, keseragamaan dan performa produksi telur pertama. Penimbangan bobot badan dilakukan secara rutin tiap minggu pada ayam KUB. Hasil penimbangan ditabulasi kemudian

(3)

dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan pertambahan bobot badan pada Badan Litbang Pertanian (2017). Selanjutnya menghitung keseragaman ayam KUB dengan target keseragaman nilai 80% dari bobot badan pada kisaran antara +10% dan -10% dari rata-rata bobot badan populasi (Novogen 2015). Menghitung keseragaman dengan rumus:

1. Jumlah sampel = Jumlah seluruh sampel ayam ditimbang

2. Total bobot badan (BB) = Total BB masing- masing ayam yang ditimbang per minggu

3. Rerataan (BB) =

4. BB terendah = rata - rata BB - (10% x rata - rata BB) 5. BB tertinggi = rata - rata BB + (10% x rata -rata BB)

6. Bobot badan (BB) ada diselang BB rendah dan BB tertinggi = BB ayam yang seragam

7. Keseragaman (%) x 100%

Selanjutnya pengambilan data perfoma telur yang diambil pada produksi pertama umur 21 minggu sampai dengan 23 minggu pada ayam KUB. Performa telur ayam KUB Perbibitan dilihat dari prosentase indeks telur. Telur ayam KUB ditimbang kemudian diukur panjang (mm) dan lebar telur (mm) (Sari et al., 2011). Menghitung indeks telur dengan rumus:

Indeks telur (%) x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan kondisi kandang ayam KUB di Desa Bulubete Kec. Dolo Selatan Kab. Sigi

Secara astronomis, Kabupaten Sigi terletak antara 0°52’ 16”–2°03’ 21” Lintang Selatan dan 119° 38’ 45”–120° 21’ 24” Bujur Timur. Kabupaten Sigi terdiri dari 15 kecamatan dengan luas daratan masing-masing yaitu: Pipikoro (956,13 km2), Kulawi Selatan (418,12 km2), Kulawi (1.053,56 km2), Lindu (552,03 km2), Nokilalaki (75,19 km2), Palolo (626,09 km2), Gumbasa (176,49 km2), Dolo Selatan (584,71 km2), Dolo Barat (112,18 km2), Tanambulava (56,33 km2), Dolo (36,05 km2), Marawola (38,65 km2), Marawola Barat (150,51 km2) dan Kinovaro (70,38 km2) (BPS 2018).

Perkandangan Ayam KUB untuk Inti Plasma dibuat sedemikian rupa untuk kenyamanan agar bisa berproduksi secara maksimal. Kondisi Kandang Inti Plasma Ayam KUB Balitbangtan terletak di Desa Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Rataan suhu selama kajian adalah sebesar 29°C (Pagi), 33°C (siang) dan 29°C ( sore). Terlihat pada Gambar 1 berikut ini. Sedangkan rataan kelembaban udara yang dicacat setiap pagi dan sore adalah masing – masing sebesar 82,15%; dan 75,6%. Kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi akan berpengaruh terhadap kondisi dan aktivitas Ayam KUB. Menurut Iskandar et al. (1989) ayam kampung memiliki adaptasi lingkungan yang baik di Indonesia, sehingga ayam ini banyak dipelihara secara semi intensif dan intensif dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian Suryana (2017), ayam KUB ternyata mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar kandang. Desa Bulubete secara topografi dikelilingi oleh berbukitan, peladangan dan tegala serta secara umum masyarakatnya

(4)

bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sehingga menunjang untuk dikembangkan perbibitan ayam KUB.

Pertambahan bobot badan pada ayam KUB pada peternak inti

Hasil penimbangan minggu-0 sampai minggu ke-20 pada peternak inti (Gambar 1) menunjukkan pertambahan bobot badan yang meningkat. Menurut Habiburahman et al. (2018) Pertambahan bobot badan merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan dalam mengamati performa ayam kampung, hal ini menunjukkan bahwa secara fisiologis anak ayam telah mampu untuk mengkonsumsi pakan secara optimal, kemudian kondisi tulang-tulang yang mendukung kerangka tubuh yang masih tulang rawan memungkinkan untuk cepat tumbuh, sehingga dengan konsumsi pakan yang banyak serta seimbang unsur imbangan proteinnya maka unsur pakan dimetabolisir untuk kegunaan hidup pokok dan pertumbuhan.

Rataan bobot badan ayam dari 25 sampel pada umur 0 minggu adalah 28 gram/ekor dan meningkat menjadi 1.550 gram/ekor pada umur 20 minggu. Rataan pertumbuhan per hari untuk umur 20 minggu sebesar 11,07 gr/hari untuk ayam KUB. Hal ini sesuai dengan peningkatan bobot badan dari DOC hingga periode bertelur yang sesuai dengan juknis diharapkan serta dapat menghasilkan DOC yang optimal. Menurut Urfa et al. (2017), laju pertumbuhan ayam KUB umut 12 minggu masih cenderung naik. Sejalan dengan hasil penelitian Natalia et al. (2017) ayam KUB umur bahwa ayam KUB umur 15 minggu yang dipelihara intensif memiliki berat yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara tradisional.

Pertambahan bobot badan ayam KUB pada inti cederung meningkat dari minggu 1 sampai dengan minggu 20. Hal ini diduga dikarenakan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah ransum yang digunakan, genetik ternak, lingkungan serta tingkah laku ternak itu sendiri. Faktor–faktor yang memengaruhi pertambahan berat badan pada unggas adalah spesies, strain, tipe produksi, jenis kelamin, suhu lingkungan, musim, mutu dan jumlah ransum, manajemen pemeliharaan, bentuk ransum, sistem pemberian ransum, dan berat awal. Hal ini sesuai dengan Rumiyani et al. (2011) mengatakan jika konsumsi pakan meningkat seiring dengan peningkatan bobot badan. Selain bobot badan, konsumsi ransum dipengaruhi oleh jenis kelamin ayam, dan keaktifannya Hal ini sejalan dengan penelitian Natalia et al. (2017) menyatakan berdasarkan perlakukan jenis kelamin pada Ayam KUB memberikan respon terhadap berat badan.

(5)

Keseragaman ayam KUB pada peternak inti

Menurut Fadilah & Fakhturoji (2013) bahwa tingkat keseragaman yang baik (good

uniformity) harus mencapai 80 % karena tingkat keseragaman selama periode brooding

merupakan dasar awal mencapai keseragaman periode berikutnya. Bobot badan telah

mencapai standar dapat diketahui dari tingkat keseragamannya (uniformity).

Keseragaman ayam tidak optimal (<80%) akan berpengaruh terhadap waktu produksi telurnya akan sangat beragam sehingga puncak produksi sulit tercapai (Medion 2018b). Hal serupa juga dilaporkan Malik & Rahmawati (2006) bahwa terdapat perbedaan umur puncak produksi yang nyata antara ayam yang diseleksi dengan ayam yang tidak diseleksi. Ayam yang dilakukan seleksi umur puncak dicapai rata 23,8 minggu sedang yang tidak dilakukan seleksi terjadi pada umur 37,6 minggu.

Tingkat keseragaman dihitung berdasarkan jumlah ayam dengan bobot tubuh ± 10% dari bobot rata-rata jumlah populasi. Pada peternak inti, tingkat keseragaman pada umur 0 minggu dan 1 minggu adalah 70%, sedangkan untuk umur 0-20 minggu memperlihatkan rataan tingkat keseragaman 78%±9% (Gambar 2). Rendahnya pencapaian tingkat keseragaman tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepadatan kandang, ketersediaan pakan, suhu, kelembaban dan pencahayaan (Medion 2018a). Untuk mengatasi kepadatan kandang dapat dilakukan seleksi bobot badan dengan cara memisahkan ayam yang memiliki bobot badan standar dengan bobot badan yang rendah. Seleksi ini bertujuan untuk mengurangi persaingan makan sehingga ayam dengan bobot badan lebih rendah memiliki kesempatan makan lebih nyaman selain itu kasus kanibalisme dapat dicegah sejak dini. Keberhasilan dalam pemeliharaan parent stock

pada fase grower maka sangat berlaku performance yang didasarkan pada pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan dan keseragaman (Miku & Sumiati 2010).

Gambar 2. Kurva laju keseragaman ayam KUB pada peternak inti

Performa telur pada peternak inti

Berdasarkan hasil kajian di kandang peternak inti untuk produksi telur dihitung dari umur 21 minggu sampai dengan 23 minggu. Adapun untuk jumlah produksi telur dapat dilihat di grafik sebagai berikut.

(6)

Gambar 2. Kurva produksi telur ayam KUB pada peternak inti

Performa telur pertama ayam KUB pada peternak inti adalah diukur pada umur 21 minggu selama per dua minggu sekali sampai dengan umur 23 minggu. Adapun data tersaji dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Performa produksi telur pada peternak inti

Sumber: Data primer diolah, 2018

Pengujian pengukuran akan kualitas telur dilakukan pada umur 21–23 minggu masa produksi awal. Pada awal-awal pertama bertelur, ukuran telur lebih kecil dan belum mencerminkan ukuran telur sebenarnya. Telur yang akan ditetaskan menurut Sartika (2017) diseleksi berdasarkan ukuran dan bobot, fisik dan kebersihan cangkang. Telur masuk ke dalam mesin tetas adalah yang ukurannya seragam dengan bobot rata-rata >36 gram butir. Fisik telur juga harus sempurna dengan cangkang putih mulus tanpa retak halus. Kaleka (2015) menambahkan bahwa telur yang berbentuk oval dengan perbandingan panjang dan lebar 2:3 merupakan bentuk telur yang mempunyai data tetas yang baik. Bentuk telur dapat dihitung dengan indeks telur yaitu sumbu pendek dibagikan sumbu panjang dikalikan 100%. Jika indeks telur antara diatas 72% berarti telur berbentuk oval. Letak rongga udara pada bagian yang tumpul dan bagian yang simetris berada di tengah. Sedangkan telur yang bentuknya menyimpang dari keadaan normal akan mempengaruhi posisi embrio menjadi abnormal yang mengakibatkan daya tetasnya kurang baik sehingga telur bisa tidak menetas. Sampel produksi telur pertama pada peternak inti diambil setiap dua minggu sekali untuk mengukur bobot dan indeks telur.

Minggu Bobot (gr) Panjang (mm) Lebar (mm) Indeks (%)

21 30,25 45,72 34,29 75,08

22 32,29 46,33 35,00 75,73

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa performa pertumbuhan ayam KUB pada kegiatan perbibitan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah menunjukkan produktivitas yang baik sesuai dengan juknis, rataan bobot badan ayam KUB pada umur 20 minggu adalah 1.550 gr dengan tingkat keseragaman 83%. Produksi telur pertama pada umur 21 minggu dengan rataan berat telur 30,25 gr dan pada umur 23 minggu rataan berat telur adalah 37,73 gr.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Bapak Mohammad Takdir, S.Pt., M.Sc atas saran serta masukan dalam berbagai diskusi selama penelitian berlangsung hingga pada penulisan makalah ini. Terima kasih pula disampaikan kepada rekan-rekan peneliti/penyuluh BPTP Sulteng di Sulawesi Tengah, Bapak Pujo Haryono, S.ST pelaksana kegiatan pengembangan Ayam KUB berbasis rumah tangga, serta Bapak Arif Sutte selaku peternak pembibit Ayam KUB di Sulawesi Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2017. Produksi ayam lokal pedaging unggul. Jakarta (Indonesia): IAARD Press.

BPS. 2018. Kabupaten Sigi dalam Angka. Palu (Indonesia): Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.

Fadilah R, Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan produksi ayam ras petelur. Jakarta (Indonesia): PT AgroMedia Pustaka.

Habiburahman R, Darwati S, Sumantri C. 2018. Pola pertumbuhan ayam silangan pelung sentul kampung ras pedaging (IPB D-1) G4 umur 1-12 minggu. J Ilmu Produksi Teknologi Hasil Peternakan. 6:81-89.

Medion. 2018. Pencahayaan pullet [Internet]. [diakses 18 Desember 2018]. Tersedia dari:

https://info.medion.co.id/index.php/layer/tata-laksana/885-konsultasi-pencahayaan-pullet.

Medion. 2018. Arti pentingnya keseragaman ayam petelur [Internet]. [diakses 19 Juli 2018]. Tersedia dari http://info.medion.co.id/artikel-layer/artikel-tata-laksana/136-arti-pentingnya-keseragaman-ayam-petelur.html.

Iskandar S, Wibowo B, Juarini E, Sinurat AP, Sitorus P. 1989. Budidaya ayam buras di pedesaan. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Kaleka N. 2015. Beternak ayam kampung super jawa super tanpa bau. Solo (Indonesia): Arcitra.

Malik A, Rahmawati T. 2006. Pengaruh seleksi bobot badan terhadap umur puncak produksi ayam petelur. J Protein. 13.

Miku YF, Sumiati. 2010. Manajemen perkandangan ayam bibit pedaging strain Ross dan strain Lohman di PT Silga Perkasa Sukabumi-Jawa Barat. Makalah Seminar Praktek Kerja Lapangan. Bogor (Indonesia): Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Natalia H, Budiyanto F, Widiastuti S. 2017. Kajian pola pemberian pakan dan sex yang

(8)

Veteriner. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. hlm. 422–427.

Novogen. 2015. Management guide commercial layers [Internet]. [diakses 18 Juli 2018]. Tersedia dari: www.novogen-layers.com.

Rumiyani T, Wihandoyo, Jafendi HP. 2011. Pengaruh pemberian pakan pengisi pada ayam broiler umur 2228 hari terhadap pertumbuhan, dan kandungan lemak karkas dan daging. Buletin Peternakan. 35:38-49.

Sari ML, Noor RR, Hardjosworo PS, Nisa C. 2011. Keragaan telur tetas itik pegagan. J Sains Peternakan Indones. 6.

Sartika T. 2017. Panen ayam kampung 70 hari. Jakarta (Indonesia): Penebar Swadaya.

Suryana. 2017. Pengembangan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di Kalimantan Selatan. Wartazoa. 27.

Urfa S, Indrijani H, Tanwiriah W. 2017. Model kurva pertumbuhan ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) umur 0-12 minggu. J Ilmu Ternak. 17.

Gambar

Gambar 1. Kurva laju pertumbuhan bobot badan ayam KUB pada peternak inti
Gambar 2. Kurva laju keseragaman ayam KUB pada peternak inti  Performa telur pada peternak inti
Gambar 2. Kurva produksi telur ayam KUB pada peternak inti

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan nilai rerata jumlah anakan produktif dan jumlah biji per malai (Tabel 2) me- nunjukkan bahwa anakan produktif terbanyak di- capai pada Pare Lea,

Kata depan dalam bahasa Inggris atau Preposisi adalah bagian dari part of speech yang digunakan untuk menghubungkan kata benda, kata ganti, atau frase dengan kata lain

Kalau alat-alat yang digital, itu yang dibuat dan bekerja didasarkan pada prisip digital, ini lebih gampang dari analog, tapi sekarang ini analog menjadi trend

Lembaga Pelatihan dan pengembangan Softskill membawahi CDC sebagai wadah layanan dan informasi bagi mahasiswa dan alumni dalam menghadapi dunia kerja yang akan mereka temui

Azas konsensualitas terdapat juga di dalam pasal 1338 ayat 2 KUH Perdata, yaitu kontrak yang dibuat secara sah tidak dapat di Tarik kembali (diputuskan) secara sepihak, selain dengan

Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan bagi penulis yang kemudian diangkat menjadi rumusan permasalahan, yaitu bagaimanakah pengaturan hukum mengenai kewenangan Densus 88

Menurut Wilkinson &amp; Philip (2007:16) mitos mempunyai beberapa fungsi, yaitu: (1) jalan menuju kesucian: mitos menyediakan jalan menuju dunia para dewa yang suci dan bagaimana