• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOT PADA GURU SMP NEGERI 4 SUKASADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAMPINGAN MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOT PADA GURU SMP NEGERI 4 SUKASADA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN

BERBASIS HOT PADA GURU SMP NEGERI 4 SUKASADA

Putu Yasa1, Wayan Sukra warpala2, dan Rai Sujanem3

1Prodi Pendidikan Fisika FMIPA UNDIKSHA, 2Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNDIKSHA, dan 3Prodi Pendidikan Fisika FMIPA

UNDIKSHA E-mail : yasaputu823@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the the society service activity was as the follow up of the lack of the teachers understanding in the developing of the assessment instruments based of the high order thinking skill. There were two steps implementation activities namely the developing of the teachers understanding of the assessment instrument based to the HOTS and accompaniment to the teachers in developing the assessment instrument based HOTS, the whole of the steps was done by online. By the workshop activity the participants have been abe to understand the assessment instrument based HOTS. While through the accompaniment activities by the team to the participants have been able to design and develope the assessment instrument based HOTS.

Key wards: Accompaniment, Assesment Instrument, and HOTS

ABSTRAK

Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai tindaklanjut atas kurangnya pemahaman guru dalam mengembangkan instrumen penilaian berbasis keterampilan tingkat tinggi atau HOTS. (high order thinking skill). Terdapat dua tahap kegiatan yaitu tahap pengembangan pemahaman tentang instrumen penilaian berbasis HOTS dan tahapan berikutnya adalah pendampingan guru-guru dalam mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS, keseluruhan tahapan ini dilaksanakan secara daring. Melalui kegiatan workshop peserta telah mapu memahami tentang instrumen penilaian berbasis HOTS. Sedangkan melalui kegiatan pendampingan oleh tim pelaksana kegitan P2M pada guru-guru peserta telah mampu mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS. Melalui pelaksanaan kegiatan P2M ini telah berkembangnya kemampuan guru-guru mendesain dan mengembangkan penilaian pembelajaran yang berbasis HOTS.

Kata Kunci: Pendampingan, Instrumen Penilaian, dan HOTS.

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.

Salah satu bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 adalah Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian dari evaluasi, yang sapai sekarang di masyarakat masih ramai menjadi bahan kajian.

Disamping UN dan UASB sebagai ukuran mutu atau kualitas standar nasional pendidikan, Indonesia melakukan benchmark internasional dengan mengikuti Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

Programme for International Student Assessment

(PISA). Hasil dari PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata nilai 403 untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca

(2)

(peringkat terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat kedua dari bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015 Database). Meskipun peningkatan capaian Indonesia cukup signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun capaian secara umum masih di bawah rerata negara

OECD (Organisation for Economic Cooperation

and Development). Bila peningkatan ini terus

dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian Indonesia diprediksi dapat menyamai OECD. Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA maupun TIMSS. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik dengan menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Salah satu materi yang dikembangkan pada program PKP adalah Penilaian Berbasis HOTS. Materi ini bertujuan untuk membekali guru agar mampu melaksanakan penilaian berbasis HOTS sehingga peserta didik terbiasa dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.

Hasil studi awal terhadap khalayak sasaran kegiatan P2M menunjukkan: pertama, sebagaian besar dari guru guru merasa masih kurang memperoleh kesempatan dalam meningkatkan profesional dirinya melalui kegiatan kegiatan pelatihan, seminar, worshop, dan kegiatan kegaiatan pertemuan ilmiah lainnya, kedua, guru guru memahami bahwa penilaian dalam pembelajaran adalah merupakan instrumen penting dalam meningkatkan kualistas hasil belajar, namun oleh mereka mereka belum memiliki pemahaman dan ketrampilan yang memadai dalam mengembangkan instrumen penilaian khususnya yang berbasis HOT , ketiga, diperoleh masukan dari guru guru, bahwa mereka sangat mengharapkan mendapat kesempatan pembinaan dan pendampingan dalam mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOT dari nara sumber atau pakar, sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengembangkan instrumen

penilaian yang nberbasis HOT sesuai tuntutan kurikulum tahun 2013.

Berdasarkan hasil analisis situasi diketahui bahwa Desa Panji Anom merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukasana Kabupaten Buleleng terletak dibelahan selatan Kabupaten Buleleng. SMP Negeri 4 Sukasada yang terletak di Desa Panji Anom merupakan salah satu SMP Negeri di Sukasada yang menampung lulusan Sekolah Dasar selain dari Desar Panji Anom yang mencakup empat Dusun (Dusun Batupulu, Dusun Lebahsiung, Dusun Pancoran dan Dusun Abasan) juga sebagai penampung lulusan Sekolah Dasar dari beberapa Desa tetangga seperti: Desa Tegalinggah, Desa Selat, Desa Panji, dan Desa Pancasari. SMP Negeri 4 Sukasada merupakan salah satu SMP yang berlokasi cukup jauh dari pusat kota sekitar 10 Km, yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter dari permukaan pantai. Untuk menjangkau SMP Negeri 4 Sukasada dari pusat kota, bisa melalu jalur Desa Pemaron melewati Dusun Lebahsiung, alernatif kedua bisa melalui Desa Sambangan atau Desa Panji melalui Dusun Abasan. Gambaran Profil SMP Negeri 4 Sukasada adalah sebagai berikut.

Gambar1. Lokasi SMP Negeri 4 Sukasada Desa Panji Anom.

Lokasi sekolah yang cukup jauh dari pusat pendidikan seperti Undiksha dan keterbatas teknologi informasi seperti jaringan wifi untuk

(3)

kases internet, oleh para guru dirasakan sbagai hambatan dalam upaya mereka mengembangkan profesionalnya baik melalui mengikuti pelatihan-peltiahan dan belajar mandiri melalui internet. Mereka sangat berharap sekali untuk memperoleh kesempatan mengikuti pelatiahan-pelatihan, workshop, atau kegiatan ilmiah lainnya untuk mengembangkan profesinya namun kesempatan tersebut sanngat jaran diperoleh selain karena anggaran juga mungkin karena kesempatan tersebut jarang sampai disekolahnya.

Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah, maka secara umum masalah yang dapat dirumuskan adalah “ Pengetahuan dan keterampilan guru-guru dalam mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOT di SMP SMP Negeri 4 Sukasada perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan pendampingan dalam mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOT sesuai tuntutas kurikulum tahun 2013.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Berdasarkan analisis situasi dan tinjauan pustaka, maka tujuan kegiatan P2M ini adalah; 1). Menghasilkan artikel yang akan disajikan dalam seminar nasional kegiatan pengabdian pada masyarakat, 2) Menghasikan artikel kegiatan pengabdian pada masyarakat yang akan dipublikasikan pada journal minimal yang telah ber ISBN, dan 3) Menghasilkan produk berupa video kegaiatan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat berupa pelatihan dan pendampingan guru-guru SMP Negeri 4 Sukasada dlam mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOT. Manfaat yang ingin diperoleh dari pelaksanaan P2M ini adalah: mengembangkan pengetahuan dan pemahaman guru-guru terhadap penilaian berbasis HOTS dan memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan penilaian berbasis HOTS guru-guru SMP

Berdasarkan indentifikasi masalah yang dialami oleh guru di lokasi P2M maka hal yang untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan dengan memberikan kegiatan pelatihan, dan pendampingan dalam mendesian dan mengembangkan penilaian berbasis HOTS. Kegiatan pelatihan dan

pendampingan dilakukan secara intensif selama dua kali pertemuan pelatihan dan empat kali pertemuan pendampingan. Pendampingan secara lebih intensif dilakukan oleh tim P2M FMIPA Undiksha yang selama ini ditugaskan sebgai instruktur pembinaan OSN sains di Dikbud Provinsi Bali yang sudah terbiasa mengkaji soal soal berbasis HOTS.

Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu: 1) Tahap pertama, pelatihan pada guru guru peserta kegiatan dalam mendesain dan mengembangkan instrumen penilaian berbasis

HOTS. Pada kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan materi pemahaman instrumen penialaian berbasis HOTS dan pengembangan instrumen penilaian berbasis dan 2) Tahap kedua, tim pelaksana kegaiatan pengabdian pada masyarakat memeberikan pendampingan pada guru guru untuk mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS. Sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pertemuan pendampingan setip hari sabtu selama empat kali pertemuan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa Pendampingan Mendesain dan Mengembangkan Instrumen Penilaian Berbasis HOT Pada Guru Guru SMP Negeri 4 Sukasada Desa Panji Anom terlebih dulu dilakukan sosialisasi kepada sekolah melalu pertemuan tatap muka langsung kepada Kepala SMP Negeri 4 Sukasada di Desa Panji Anom dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan pencegahan penularan covid-19. Sebelum dilaksanakan Pertemuan dengan kepala sekolah telah terlebih dahulu dilakakn komunikasi mengenai rencana kelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) melalui komunikasi telephone dan Wa,.sejak bulan juli tahun 2020, namun karena terbentur liburan dan kesibukan sekolah dalam penerimaan siswa baru dan penyiapan pelaksanaan tahun pelajaran baru 2020/2021 maka pertemuan langsung dengan Kepala Sekolah dan guru guru yang akan menjadi target sasaran baru terlaksana 24 Agustu 2020. Pada kegiatan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan P2M baik dengan kepala sekolah dan beberapa

(4)

guru disampaikan tentang rencana tim untuk melakukan kegiatan P2M . Semula dari kepala sekolah dan guru guru meminta supaya kegiatan P2M dilaksanakan melalui tatap muka (ofline), dengan mempertimbangkan perkembangan pandemi covid-19 di buleleng yang semakin meningkat maka kami tim melakukan negosiasi dan akhirnya disepakati kegiatan dilaksanakan melalui online .

Gambar 4.2 Saat melakukan penjajagan lokasi dan sosialisasi pada Kepala SMPN 4 Sukasada Desa Panji Anom.

Pelaksanaan kegiatan P2M dibagi menjadi dua tahapan yairu 1) kegiatan workshop tentang instrumen penilaian berbasis HOTS dalam pembelajaran dan 2) pendampingan guru-guru dalam mendesain dan menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS.

Workshop dan pelatihan mendesain instrumen penilaian berbasis HOTS dilaksanakan melalui online dengan flatform google meet yang dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Agustus 2020. Kegiatan workshop dilaksanakan dari jam 10 WiTA sampai 12.30 WITA dengan acara kegiatan sebagai berikut; 1) Presensi dan registrasi online dari peserta, 2 pemahbah kegaiatan oleh MC: yang dilakukan oleh mahasiswa atas nama Putu Vivi Ika Mawarni dibantu oleh mahasiswa atas nama Sofia Azhari , 3) Sambuatan dan sekaligus pembukaan pelaksanaan kegiatan P2M oleh Bpak WD 1 Bapak Dr. Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc. 4) Sambutan dari Kepala SMP Negeri 4 Sukasada Bapak Putu Astabawa,S.Pd , M.Pd, 5) Presentasi tentang Instrumen Penilaian berbasis HOTS olegh Drs. Putu Yasa sebagai nara sumber, 6) Diskusi dan Tanya jawab. Pelaksanaan workshop instrumen penilaian berbasis HOTS diikuti oleh 21 peserta

dari guru guru berbagai mata pelajaran dan bahkan Kepala SMP Negeri 4 Sukasada berkenan mengikuti kegiatan worksop dari awal sampai selesaia, ini menunjukkan bahwa Kepela sekolah sangat mendukung sekali adanya kegaiatan P2M yang olehnya dirasakan sangat jarang sekali sekolahnya mendapat kegiatan kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya yang ada di SMP Negeri 4 Sukasada. Demikian juga guru-guru peserta workshop sangat antusias mengikuti kegiatan worshop hal ini ditunjukkan dari peserta yang berkenan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir bahkan dalam sesi diskusi dan tanya jawab banyak dari peserta yang secara aktif bertanya dan memberi pandangan pandangannya mengenai pembelajaran dan pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS.

Gambar 4.2 Pembukaan Kegiatan Workshop oleh Bpk WD 1 FMIPA dan sambutan Kepala Sekolah

(5)

Gambar 3. Presentasi oleh Nara sumber tentang Pembelajaran dan instrumen penilaian berbasis HOTS.

Melalui kegiatan workshop, peserta merasa memperoleh pemahaman dan wawasan tentang bagaimana merancang pembelajaran dan penyusunan instrumen penilaian yang berbasis HOTS hal ini ditunjukkan dari hasil dikusi yang dilakukan peserta dan nara sumber dipeleh kesepakatan bahwa untuk acuan pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS secera lebih sederhana digunakan acuan taksonomi Bloom,dan wawan cara yang dilakukan pada peserta setelah mengikuti pelatihan menunjukkan sebagian besar peserta menjadi mengerti dan memahami bagaimana mendesain dan menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS.

Gambar 4. Taxonomi Bloom sebagai acuan pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS.

Dari sesi diskusi yang dilaksaakan beberapa guru menyampaiakan contoh soal yang sering dibuat dalam mata pelajaran IPA tentang rantai makanan,

kemudian didesain menjadi berbasis HOTS dan tidak berbasis HOTS seperti berikut.

Contoh yang bukan HOTS apakah peran burung elang dalam suatu rantai makanan. Oleh peserta didiskusikan kenapa contoh soal tersebut bukan soal HOTS tetapi LOTS (low orther thinking skill) dari diskusi diambil kesimpulan bahwa untuk menjawab soal tersebut hanya diperlukan tingkatan berpikir dalam taxonomi Bloom dari mengingat, memahami dan kemudian menerapkan. Soal yang semula dalam kategori LOTS kemudian didiskusikan untukmenjadi HOTS yaitu menjadi: seorang ilmuwan menemukan pestisida untuk membasmi hama ulat yang menyerang tanaman sayuran, sehingga tanaman sayuran menjadi tumbuh dengan baik karena populasi hama pengganggu atau perusak sayuran menjadi turun drastis. Pertanyaannya apakah yang terjadi pada burung eleng. Peserta workshop bisa menjelaskan bahwa soal tersebut termasuk kategori HOTS, karena berdasarkan taxonomi Bloom utnuk bisa menjawa soal tersebut selain diperlukan mengetahui, memahami, menerapkan juga diperlukan untuk melakukan analisis terhadap rantai kehitupan tersebut . Selain soal-soal di atas yang disampaikan peserta juga ada soal soal lainnya yang didiskusikan peserta kemudian dianalisis dengan menggunakan acuan taksonomi Bloom.

Pada tahapan pendampingan mendesain dan menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS psesrta dimintak mencoba mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan pendampingan ini dilakukan melalui flatform Wa dan google class room. Semua peserta sebagai

(6)

target sasaran kegiatan P2M dibuat ke dalam satu grup pelatihan dan pendampingan P2M., termasuk di dalamnya Kepala sekolah sehingga diharapkan beliau dapat secara langsung memonitoring aktivitas guru-guru peserta kegiatan P2M. Melalui kegiatan pendmpingan ini sebagian besar peserta secara bersemangat dan antusias telah mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS . Hasil pekerjaan guru-guru peserta oleh tim pelaksana kegiatan P2M dikoreksi dan diberi masukan.

Beberapa contoh soal HOTS yang dikirim guru peserta diantaranya adalah: 1) Disuatu kandang terdapat 45 ekor ayam, 15 ekor ayam jantan, diantara ayam jantan ada 10 ekor berwarna putih. Jumlah ayam yang berwarna putih adalah 15. Berapa ekor ayam yang tidak berwarna putih.. Dalam matematika guru sudah bisa membedakan mana soal yang LOTS dan soal yang berkategori HOTS seperti: Soal diketahui sebuah kubus yang memiliki sisi 6 cm. Tentukan diagonal dari sisi kubus tersebut.

soal itu kemudian dimodifikasi dimodifikasi sehingga menjadi berkategori HOT yaitu dengan mengubak pertanyaannya menjadi tentukan diagonal ruang dari kubus tersebut. Kalo pada soal pertama peserta didik hanya dituntut tingkatan berpikir dari mengetahui, memahami kemudian menerapkan, tapi pada soal kedua peserta didik selain dituntut untuk mengetahui, memahami dan menerapkan juga dituntut lebih tinggi satu tahap yaitu menganalis.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dikenal dengan HOT yang meliputi keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah merupakan komponen keterampilan yang perlu dikembangkan pada era pendidikan abad ke 21 ini. HOTS

merupakan suatu keterampilan ber-pikir yang tidak hanya membutuhkan keteram-pilan mengingat, tetapi membutuhkan keteram-pilan lain yang lebih tinggi. Indikator untuk mengukur HOTS meliputi keterampilan meng-analisis, mengevaluasi, dan menciptakan (Anderson & Krathwohl, 2001, p.68). OLeh kearena itu dalam dunia pendidikan di era sekarang ini peran guru sangat strategis dalam mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik menuju pada HOTS. Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik akan menghasilkan kemahiran peserta didik dalam strategi pemecahan masalah menjadi baik, tingkat keyakinan peserta didik da-lam matematika meningkat, dan prestasi belajar peserta didik pada masalah non-rutin yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi meningkat. Sehingga siswa dapat belajar lebih mendalam dan memahami konsep dengan lebih baik dalam pembelajaran. Untuk itu maka seorang guru dalam membelajarkan peserta didik menuju pada pengembangan HOTS harus sudah menyiapkan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang semuanya dikemas sebagai satu kesatuan menuju pada pengembangan HOTS

King, Godson, dan Rohani (2013, p.32) menyatakan bahwa di dalam Higher Order

Thinking Skills termuat berpikir kritis, logis,

reflektif, metakognisi dan kreatif. Keterampilan tersebut akan aktif saat orang tersebut berhadapan dengan suatu masalah yang tidak biasa, ketidakpastian, pertanyaan dan adanya pilihan. Bila penerapan dari keterampilan tersebut sukses akan terlihat di dalam memberi penjelasan, mengeksekusi keputusan, dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik dalam konteks pembelajaran maupun kontek duania nyata siswa. SIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil pelaksanaan kegiatan P2M dan pembahasan di atas maka sebagai hasil dari seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan P2M dapat dikemukakan simpilan dari pelaksanaan kegiatan P2M berupa pendampingan dan pelatihan guru-guru dalam mendesain dan menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS sebagai berikut: 1) Kegiana P2M dapat terlaksana sesuai dengan

(7)

tahapan kegiatan yang telah disusun dengan baik, 2) guru-guru peserta kegiatan P2M telah memahami dengan baik dan mampu mengembangkan instrumen penilaian penilaian berbasis HOTS , 3) pelaksanaan kegiatan P2M telah menghasilkan arikel yang siap untuk diseminarkan melalui kegiatan SENADIMAS Undiksha tahun 2020, 4) dihasilkan sebuah video pelaksanaan kegiatan P2M.

DAFTAR RUJUKAN

Brookhart. S.M. 2010. How To Assest High Order Thingking In Your Classroom. Alexandria USA.

Kemendikbud. 2019 Buku Penilaian Berorientasi

High order Thinking Skills. Dirjen Guru dan

Tenaga Kependidikan (GTK). Jakarta. Kemendikbud. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran

Berorientasi pada keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta.

Depdikbud. 2018. Petunjuk Pelaksanaan OSN SMP 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Depdikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses pada Kurikulum 2013 Pendidikan. Kemendikbud Jakarta.

Depdikbud. 2015. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0422/MPK.C/PD/ 2015 tentang Penyelenggaraan Olimpiade, Lomba, dan Festival. Kemendikbud. Jakarta.

Yasa dkk. 2018. pembinaan OSN sains bagi siswa SMP se Kecamatan Buleleng. (Laporan hasil P2M).

Sukra Wayan. 2019. Pelatihan dan Pembinaan guru-guru SMP pembina OSN sains se kecamatan Buleleng. (Laporan kegiatan P2M).

Gambar

Gambar 4.2  Saat melakukan penjajagan lokasi dan  sosialisasi  pada  Kepala  SMPN  4  Sukasada  Desa  Panji Anom
Gambar 3.  Presentasi oleh Nara sumber  tentang Pembelajaran dan instrumen penilaian  berbasis HOTS

Referensi

Dokumen terkait

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat 2 diatas dilaksanakan oleh Tim Terpadu Pengendalian Kegiatan Pertambangan di Kota Bima atau sebutan lain yang dibentuk untuk

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.. melanggar dengan adanya aturan yang sudah ditentukan, maka dipercaya beliau akan terkena hukum bhisama, atau lebih dikenal dengan istilah hukum

46 Seperti halnya analisis protein, bahan baku pembuatan kerupuk ubi jalar ungu yang memiliki kandungan lemak paling tinggi adalah tepung terigu, yaitu sebesar

Guru bersama-sama anak memperhatikan (mengabsen) siapa yang tidak hadir. Membuat kesepakatan-kesepakatan aturan dan tata tertib di kelas. Pada tahap ini, guru melakukan

Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa penelitian yang dilakukan pada siklus II di kelas IV SDN 47 Kubu Raya tentang peningkatan aktivitas belajar siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Tinting Boyok sudah sesuai dengan aturan yang

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan utama penelitian ini adalah sejauh mana dampak industrialisasi pertanian, khususnya dampak kemajuan teknologi yang ditandai

Kering pada Permukaan Rigid Pavement dan Flexible Pavement …..67 Tabel 4.26 Perhitungan Distribusi-t Kekesatan Rata-rata dalam Keadaan Basah pada Permukaan Rigid Pavement