• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS ROLE PLAYING PADA MATERI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS ROLE PLAYING PADA MATERI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 5, No. 2, Oktober 2014

ISSN 0854-2172

PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS

ROLE PLAYING

PADA MATERI

TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA

Karniti

SD Negeri 01 Bondansari, UPT Pendidikan Wiradesa, Pekalongan

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn tentang keputusan bersama melalui pendekatan CTL berbasis role playing dan meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V, Semester II SDN 01 Bondansari, UPT Pendidikan Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain, tes formatif (ulangan harian), observasi dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian menunjukkan, pada Siklus I tuntas belajar 52,63 %, rata-rata 62,63. Aktivitas dari katagori sedang ke atas baru mencapai 62,41 %. Sedang pada Siklus II Ketuntasan belajar klasikal mencapai 89,47 %, rata-rata 77,10. Aktivitas dari katagori sedang ke atas mencapai 79,25 %.

© 2014 Dinamika

Kata Kunci: Hasil Belajar, CTL, berbasis role playing, keputusan bersama

PENDAHULUAN

Hasil belajar PKn pada Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama di SD Negeri 01 Bondansari Kabupaten Pekalongan, yang ditunjukan dari hasil nilai ulangan harian belum mencapai target ketuntasan belajar, pada tahun pelajaran 2007/2008 siswa yang mencapai KKM hanya 40 %, dengan nilai rata-rata 51. Tahun Pelajaran 2008/2009 siswa yang mencapai KKM hanya 41%, dengan nilai rata-rata 51. Sedang tahun pelajaran 2009/2010 dari 19 siswa di kelas V pada mata pelajaran PKn skor terendah yang dicapai siswa 20, siswa yang mendapat nilai 20 ada 1 siswa, skor tertingi 75, siswa yang mendapat nilai 75 ada 2 siswa. Siswa yang mendapat nilai 70 ada 2, yang mendapat nilai 65 ada 4, yang mendapat nilai 60 ada 4 siswa, siswa yang mendapat nilai 50 ada 3 siswa, siswa yang mendapat nilai 40 ada 2 siswa, siswa yang mendapat nilai 30 ada 1 siswa. Sehingga siswa yang mendapat nilai di atas 60 hanya 8 siswa dari 19 siswa. Dengan demikian ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 42,10%. Sedang rata-rata kelas sebesar 52,36 KKM PKn semester II Tahun Pelajaran 2007/2008 sampai Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 60. (Data daftar nilai semester II Tahun Pelajaran 2007/2008 sampai dengan Tahun Pelajaran 2009/2010).

Kendala tercapainya ketuntasan belajar tersebut disebabkan pengelolaan dalam pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, dimana guru masih mendominasi pembelajaran sehingga keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang. Selain faktor pengelolaan kelas kendala yang lain adalah penggunaan metode yang masih tradisional, yaitu guru masih menggunakan metode ceramah yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran dan siswa hanya sebagai pendengar yang menimbulkan kebosanan, begitu juga respon

(2)

2 Dinamika Vol. 5. No. 2. (2014)

siswa kurang senang dengan gaya mengajar guru yang selalu monoton, siswa kurang kesempatannya untuk berfikir kritis. Karena berfikir kritis yang terbatasi tersebut maka siswa merasa dipaksa dalam mempelajari materi-materi pelajaran di kelas.

Rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan CTL berbasis role playing dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas pembelajaran PKn tentang keputusan bersama?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan pendekatan CTL berbasis role playing dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas pembelajaran PKn tentang keputusan bersama?

Dengan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja belajar siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Dengan Penelitian tindakan kelas diharapkan bermanfaat sebagai penguat bagi guru untuk memperkuat kemampuan mengajar, meningkatkan sensitifitas guru dalam memahami persoalan-persoalan di kelas dan trampil mencari solusinya sehingga dapat diciptakan kinerja pembelajaran yang mantap, efektif, dan sesuai dengan tujuan kurikulum.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945(Permendiknas, 2006)

Hasil Belajar merupakan tingkat penguasaan meteri pelajaran yang sedang dipelajari siswa, yang nilainya diperoleh dari proses evaluasi yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Proses evaluasi merupakan aspek penting dalam pengelolaan pembelajaran. Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan sebagai bagian integral dari pengajaran ( Rohani Ahmad : 159).

Strategi belajar “baru” yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa menghapal semua fakta-fakta, melainkan mendorong siswa untuk mengkontruksikan pengetahuan yang ada di benak masing-masing. Melalui landasan konstruktivisme, yang dianggap senafas dengan CTL, maka CTL digunakan sebagai alternatif strategi belajar baru, yang diharapkan dapat mengubah pandangan bahwa siswa dapat belajar melalui pengalaman– pengalaman, bukan karena menghafal Pendektan konstruktivisme menurut Jonnasen ( 1991 ) dan Marra & Jonnasen (1993), sebagaimana di kutip oleh Carr, dkk ( 1998 : 8 ) dalam Fachrurrazy (2001:1)

Role playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan dengan bantuan kelompok sosial. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk bekerjasama menganalisis keadaan sosial, khususnya masalah antarmanusia. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan santun dan demokratis dalam menghadapi masalah. Dalam role playing, siswa mengeksplorasi masalah-masalah tentang hubungan antar manusia dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan kemudian mendiskusikan peraturan-peraturan. Proses role playing berperan untuk (1) mengeksplorasi perasaan siswa, (2) menstransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa, (3) mengembangkan skil pemecahan masalah dan tingkah laku, (4) mengeksplorasi materi pelajaran dalam cara yang berbeda (Joyce, Bruce, Weil, Marsha, Calhoun Emily, 2009).

METODOLOGI PENELITIAN

(3)

PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS ROLE PLAYING PADA MATERI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA

Karniti 3

pada kelas V semester II, dengan alasan : peneliti sebagai guru di SDN 01 Bondansari, kelas V SDN 01 Bondansari berdasar hasil penilaian tes formatif nilai rata-rata dan prosentase tuntas KKM pada kompetensi :4.1Menghargai Keputusan bersama masih rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (Februari 2011 s.d Mei 2011 )

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini : tes, dokumentasi, diskusi dengan teman kolaborator yang bertindak sebagai observer. Sedangkan alat pengumpulan data dalam Penelitian ini adalah dokumen daftar nilai, lembar observasi, butir soal tes dan lembar pengamatan. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini dalah metodepenelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Validasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, menganalisis lalu membandingkan hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Observasi berguna untuk mengamati perubahan aktivitas siswa, observasi aktivitas guru. Terdapat beberapa perbaikan mengenai item instrumen observasi, yakni yang sebelumnya hanya perilaku umum menjadi lebih khusus pada keberanian siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat dan aktivitas dengan teman sekelompok. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara kuantitatif dan kualitatif.

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kels ini dirancang dalam 2 siklus,setiap siklus terdiri dri 4 tahap yaitu perencanaan, Tindakan, Pengamatan dn Refleksi.

Siklus I a. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I terdiri dari beberapa langkah yaitu : 1) koordinasi dengan Kepala Sekolah, 2) koordinasi dengan guru-guru pendukun,g 3) menyusun RPP, 4) membuat soal tes formatif, 5) membuat lembar observasi, 6) menyiapkan rubrik penilaian.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran tentang keputusan bersama sesuai tindakan dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran tentang keputusan bersama dengan menggunakan pendekatan CTL berbasis role playing. Tindakan ini meliputi :

1. Guru memberitahu memberi petunjuk siswa tentang kegiatan yang hendak dilakukan agar kegiatan tersebut berjalan lancar,

2. Sebagian siswa yang ditunjuk guru melaksanakan role playing dengan membaca naskah yang telah disediakan guru sedangkan siswa yang lain mengamati.

3. Siswa dibagi menjadi kelompok masing-masing kelompok empat sampai lima orang,

4. Masing-masing kelompok memperhatikan alat peraga yang dipasang guru yang ada kaitannya dengan penampilan role playing yang telah diperankan siswa di depan kelas.

5. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan alat peraga yang dipasang di papan tulis maupun peraga yang telah dibagikan guru untuk masing-masing kelompok.

6. Guru membagikan tugas kelompok untuk diskusi. 7. Siswa megerjakan tugas tersebut.

8. Memberi kesempatanuntuk presentasi hasil pekerjaan dengan perwakilan tiap kelompok diwakili satu orang, kelompok lain menanggapi.

9. Mengevaluasi hasil pekerjaan.

10. Memberi masukan dan ralat hasil pekerjaan siswa. 11. Membuat kesimpulan bersama siswa.

(4)

4 Dinamika Vol. 5. No. 2. (2014)

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran baik aktifitas maupun respon siswa selama melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL berbasis role playing.

Dalam hal ini penulis di bantu seorang observer berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan . Hasil observasi kemudian dianalisis. Data perolehan belajar siswa diperoleh dari analisis terhadap hasil tes, lembar observasi siswa dan laporan kegiatan siswa.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran siklus I berakhir. Hal ini dimaksudkan untuk untuk mengkaji hasil analisa, yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan pada siklus II.

Siklus II a. Perencanaan

Menyusun RPP perbaikan sesuai masukan dari observer. b. Tindakan

Peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembeljaran yang telah disusun pada siklus II. Pada tahap ini secara khusus pelaksanaan perbaikan dilakukan sebagai berikut:

1. Membuka pelajaran, mengabsen

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif 3. Tanya jawab materi pada siklus I

4. Siswa dibentuk kelompok, masing-masing kelompok empat sampai lima orang,

5. Siswa melakukan role playing tentang pelaksanaan keputusan bersama dan akibat bagi orang yang melanggar keputusan bersama setelah mendapat pengarahan dari guru dengan tanpa membaca naskah. Siswa yang lain mengamati.

6. Guru membagikan tugas kelompok.

7. Masing-masing kelompok berkompetisi untuk menyelesaikan dan menyampaikan hasil pekerjaannya.

8. Siswa mendengarkan penjelasan kelompok lain dengan menggunakan peraga yang sudah disediakan guru dengan situasi yang menyenangkan.

9. Memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok. Antara anggota kelompok saling melengkapi penjelasan tentang keputusan bersama.

10. Siswa bersama guru membahas hasil presentasi masing-masing kelompok. 11. Siswa mencatat rangkuman hal-hal yang penting.

12. Bersama siswa guru membuat kesimpulan. 13. Guru memberi PR

14. Guru menutup pelajaran c. Pengamatan

Dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar dengan CTL berbasis role playing yang dilakukan guru pengamat, yang akan berdiskusi setelah pembelajaran berakhir, untuk mengetahui temuan-temuan baru selama proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran siklus II berakhir. Hal ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil analisa yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk proses pebelajaran lebih lanjut pada materi-materi lain atau sebagai bahan kajian pada pembelajaran tahun-tahun mendatang.

(5)

PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS ROLE PLAYING PADA MATERI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA

Karniti 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian siklus I pertemuan I prosentase aktivitas siswa 59,70 %. Sedangkan pada siklus I pertemuan II Prosentase terhadap aktivitas siswa

65,13 %. Hasil belajar siswa pada siklus I kataagori sangat tinggi (86-100) ada 2 siswa (10,2 %), katagori tinggi (71-85) ada 3 siswa (15,78 %), katagori sedang (60-70) ada 5 siswa (26,31 %), katagori rendah (0-50) ada 9 siswa (47,36 %).

Hasil penelitian siklus II pertemuan I prosentase aktivitas siswa 78,28 %. Sedangkan siklus II pertemuan II prosentase aktivitas siswa 81,90 %. Hasil belajar siswa pada siklus II katagori sangat tinggi ada 4 siswa (21,05 %), katagori tinggi ada 10 siswa (52,63 %), katagori sedang ada 3 siswa (15,78 %), katagori rendah ada 2 siswa (10,52 %).

Berdasar data penelitian tindakan siklus I jelas tergambar bahwa hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan CTL berbasis role playing menunjukkan hasil belajar dengan nila rata-rata kelas 62,63 dan ketuntasan klasikal hanya 52,63 presentase terhadap aktivitas siswa 62,41 % ini artinya hasil pencapaian terhadap hasil belajar, aktivitas belajar belum mencapai apa yang diharapkan sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

Jika kita bandingkan Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dan siklus II pembelajaran PKn pada Standar Kompetensi Keputusan Bersama disajikan dalam tabel 1 berikut ini:

Tabel 1: Daftar perkembangan aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II

Kriteria Nilai Jumlah Siswa Siklus I Jumlah Siswa Siklus II S I % S I % Peningkatan (%) Sangat Tinggi (25-32) - 11 - 57,89 57,89 Tinggi (17-24) 15 8 78,94 42,10 36,84 Sedang (9-16) 4 - 21,05 - 21,05 Rendah (1-8) - - - - - Jumlah 19 19 100 100 Jumlah Skor 379,5 486,5

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di siklus I dan siklus II dilihat dari tabel 1 dan grafik 1 terlihat adanya peningkatan 57,89% pada kategori aktivitas sangat tinggi. Ini berarti terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu ada kenaikan pada 7 siswa. Pada kriteria tinggi terjadi penurunan 36,84%. Pada kriteria sedang terjadi penurunan 21,05%.

Hasil belajar siswa menunjukkan kenaikkan pada rentang nilai 86 – 100 dengan kriteria sanagt tinggi sebesar 10,53% ada 2 siswa. Rentang nilai 71-85, dengan kriteria tinggi mengalami peningkatan 36,85 % ada 7 siswa. Rentang nilai 61-70 ada peningkatan 10,53 % ada 2 siswa, rentang nilai 0-60 terjadi penurunan 36,84 % ada 7 siswa. Hasil ini dapat dilihat dari tabel 10 dan grafik 6 berikut ini.

(6)

6 Dinamika Vol. 5. No. 2. (2014)

Tabel 2: Hasil ulangan harian Siklus I dan Siklus II

No. Rentang Nilai Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 1 86-100 Sangat Tinggi 2 10,52 4 21,05 2 71-85 Tinggi 3 15,78 10 52,63 3 60-70 Cukup 5 26,31 3 15,78 4 0-59 Kurang 9 47,36 2 10,52 Jumlah 19 100 19 100

Nilai rata-rata 62,63 pada siklus I terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 77,10 berarti ada peningkatan 14,47 Sedang ketuntasan berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu 61 ada peningkatan 10 siswa pada siklus I menjadi 17 siswa pada siklus II. Berarti terjadi peningkatan 36,84 %. Peningkatan yang sangat signifikan ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 11 berikut ini.

Tabel 3: Daftar perkembangan nilai ulangan harian Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 30 40

Nilai Tertinggi 90 100

Rata-rata 62,63 77,10

Tuntas belajar 10 17

Belum tuntas belajar 9 2

Melihat adanya peningkatan dari hasi belajar, aktivitas belajar siswa sesuai dengan rencana yang telah ditentukan berarti yang telah dilakukan oleh peneliti telah berhasil. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Dengan menggunakan pendekatan CTL berbasis role playing dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar PKn tentang keputusan bersama pada kelas V semester II, SDN 01 Bondansari Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima.

PENUTUP

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pendekatan CTL berbasis role playing dalam pembelajaran PKn dengan materi keputusan bersama dapat disampaikan

simpulan sebagai berikut: pembelajaran PKn dengan materi keputusan bersama melalui pendekatan CTL berbasis role playing berhasil mengantarkan siswa kelas V Semestre II SDN 01 Bondansari Kabupaten Pekalongan dapat meningkatkan hasil belajar, dapat meningkatkan aktivitas siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen PLP,2002. Pedekatan Kontekstual.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Facrurrazy,2001. Pendekatan Konstruktivis Dalam Proses Belajar dan Mengajar Dalam “Two-day professional development seminar and one-week Intensive professional development workshop on reforming Indonesian teaching practice “ Malang, Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan Ohio State University – USA Joyce Bruce, weil Marsha, Colhoun Emily. 2009. Models of Teaching. Model-Model Pengajaran. Yogyakarta:

(7)

PROSES PENDEKATAN CTL BERBASIS ROLE PLAYING PADA MATERI TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERSAMA

Karniti 7

Karniti, 2011. Penerapan Pendekatan CTL Berbasis Role Playing sebagai Upaya Peningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar PKn tentang Keputusan Bersama di Kelas V Semester II SDN 01 Bondansari Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011

Gambar

Tabel 1: Daftar perkembangan aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel 3: Daftar perkembangan nilai ulangan harian Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Tyan, Utomo dan Hasneli (2015) di Riau diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi pada Koperasi Iskandar Muda di Neusu Jaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Koperasi

Pada tanggal 29 Juli 2002 juga dilakukan survei dengan Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara yang pengukurannya dilakukan oleh tim Puslitbang Jalan, tetapi data ini

game edukasi yang tepat, dan cara menginstal di handphone. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah presentasi, demonstrasi, praktik, brainstorming, dan sharing tentang game

Dalam kacamata cultural studies hal ini menjadi hal yang penting, karena potret komodifikasi dalam budaya pop bukan lagi masalah produk kreatif yang dihasilkan dari masyarakat

(3) Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD dan LPM Desa, dan perwakilan tokoh/warga masyarakat dalam penyelenggaraan musyawarah di desa dapat melibatkan dan didampingi

Vratimo se na naˇsu aplikaciju. Imamo model User i htjeli bismo da svaki objekt tog modela moˇ zemo stvoriti, prikazati i izbrisati preko web preglednika kao ˇsto smo.. to do

Jenis data yang akan dikumpulkan dari para responden adalah persepsi masyarakat terhadap keterkaitan mereka dengan KKL Kabupaten Ciamis dan pendapat mereka terhadap tujuan