Modul ke:
Fakultas
Program Studi
MATEMATIKA BISNIS
Model Perkembangan Usaha (Kaidah-Kaidah Deret Hitung)
Sitti Rakhman, SP., MM. FEB
Manajemen www.mercubuana.ac.id
PENDAHULUAN
Matematika salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interaksinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti Ekonomi dan Teknologi. Dibidang Bisnis dan Ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret seringkali diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur. Model perkembangan usaha merupakan penerapan teori baris dan deret.
Pengertian Deret Hitung
•
Deret merupakan rangkaian bilangan yang
tersusun secara teratur dan memenuhi
kaida-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang
merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret
dinamakan suku.
•
Deret Hitung adalah deret yang perubahan
suku-sukunya berdasarkan penjumlahan
terhadap sebuah bilangan tertentu.
•
Deret Ukur adalah Deret yang suku-sukunya
dibedakan dengan perbandingan suku per
urutan yang memiliki nilai tetap yang sering
dinamakan dengan pembanding atau rasio
Jenis-Jenis Deret Hitung
– Berdasarkan Suku Pembentuknya deret hitung dibagi menjadi deret berhingga dan deret tak terhingga.
9 Deret hitung berhingga adalah deret hitung dengan jumlah suku tertentu
9 Deret hitung tak berhingga adalah jumlah suku deret mempunyai jumlah yang tak berhingga.
– Berdasarkan beda (b)
9 Deret hitung naik adalah dengan deret hitung dengan b positif
9 Deret hitung turun adalah deret hitung dengan b negatif
Bentuk Umum Deret Hitung
•
Suku pertama : S1= a
•
Suku kedua
: S2= a+b
•
Suku ketiga
: S3= a+2b
BARISAN
Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara sukusuku berurutan ditentukan oleh ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu.
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang tetap,
maka barisan ini disebut barisan aritmetika. Misal:
a. 2, 5, 8, 11, 14, ………. ditambah 3 dari suku di depannya b. 100, 95, 90, 85, 80, …….. dikurangi 5 dari suku di depannya
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai kelipatan bilangan tetap, maka disebut
barisan geometri. Misal:
a. 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, ………. dikalikan 2 dari suku di depannya X \b. 80, 40, 20, 10, 5, 2½, ………… dikalikan ½ dari suku di depannya
DERET
X Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu
barisan. Misal:
X Deret aritmetika (deret hitung) : 2 + 4 + 6 + 8 +
10 = 30
X Deret geometri (deret ukur) : 2 + 4 + 8 + 16 +
32 = 62
SUKU
Suku adalah Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk sebuah deret
DERET Deret ukur Deret hitung
Deret harmoni DERET
Deret berhingga
Deret tak terhingga
Deret dilihat dari jumlah suku Deret dilihat dari segi
Definisi Deret Terhingga & Tidak
Terhingga
•
DERET TERHINGGA adalah jumlah
yang suku-sukunya tertentu
•
DERET TAK HINGGA adalah deret
yang jumlah suku-sukunya tidak
terbatas.
DERET HITUNG
X Deret hitung (DH)
X Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya
berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. X Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini
dinamakan pembeda, yaitu selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.
X Contoh:
X1) 7, 12, 17, 22, 27, 32
(pembeda = 5)
X2) 93, 83, 73, 63, 53, 43
(pembeda = - 10)
X3) 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15
(pembeda = 2)
DERET
X Suku ke-n dari deret hitung
X Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah rumus.
Xa : suku pertama atau S1 Xb : pembeda
Xn : indeks suku
X Sebagai contoh, nilai suku ke-10 (S10) dari
deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah XS10 = a + (n - 1)b
XS10 = 7 + (10 - 1)5 XS10 = 7 + 45
XS10 = 52.
X Suku ke-10 dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah 52.
Menghitung dan menentukan
Deret Hitung
• Beda : b = Sn – S (n-1)
• Jumlah bilangan sampai suku ke – n : Dn = n/2 (2+Sn) = n/2 {a+a+(n-1)b} = n/2 {2a+(n-1)b} • Suku ke – n : Sn = a + (n-1) b Sn = Dn – D (n-1) Ket : a = suku pertama
b = beda (selisih suku tertentu dengan suku sebelumnya)
Contoh Perhitungan Deret Hitung
• Diketahui : Deret Hitung 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 • Ditanya : S1, S2, b, Sn, Dn ? • Jawab : 9 S1 = a = 1 9 S2 = a + b = 3 9 b = S2 – S1 = 3 – 1 = 2 9 Sn = 15 9 Dn = n/2 (a + Sn) = 8/2 (1 + 15) = 4 (16) = 64
Penerapan Deret Hitung dalam
Perkembangan Usaha
Berkaitan dengan Produksi, biaya Pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal menggunakan deret hitung, karena variable yang bersangkutan bertambah secara konstan dari suatu periode ke periode lain.
Deret dalam Penerapan Ekonomi
X Model Perkembangan Usaha
XJika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha
(produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal) bertambah secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya.
X Model Bunga Majemuk
XModel bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus simpan-pinjam dan kasus investasi.
XDengan model ini dapat dihitung; misalnya, besarnya pengembalian kredit di masa datang berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk
mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa datang.
X Model Pertumbuhan Penduduk
XPenerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur.
Deret dalam Penerapan Ekonomi
X Model Perkembangan Usaha
X Contoh
X Sebuah perusahaan jamu “roso" menghasilkan 3.000 bungkus jamu pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, perusahaan mampu meningkatkan produksinya sebanyak 500 bungkus setiap bulan. Jika
perkembangan produksinya tetap, berapa bungkus jamu yang dihasilkannya pada bulan kelima? Berapa bungkus yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut?
X Diketahui:
Xa = 3.000 S5 = 3.000 + (5 - 1)500 = 5.000 Xb = 500
Xn = 5
XJumlah produksi pada bulan kelima adalah 5.000 bungkus,
sedangkan jumlah seluruh jamu yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut 20.000 bungkus.
(
3.000
5.000
)
20.000
2
5
J
5=
+
=
S
n= a +(n-1)b
n{
a Sn}
2 n J = +Kasus 1
Perusahaan Matrial “ABC” menghasilkan 3000 buah
pavingblock pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan produktivitasnya, “ ABC “ memperoleh peningkatan produksi 500 buah bata merah per bulan. Jika perkembangan produksi ini konstan, berapa bata merah
yang diproduksi pada bulan
ketujuh, berapa buah yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut? – Diketahui : a = 3000 b = 500 n = 7 – Ditanya : Sn ? Dn ? – Jawab : Sn = a + (n-1) b = 3000 + ( 7-1 ) 500 = 3000 + 3000 = 6000 Jn = n/2 (a + Sn) = 7/2 (3000 + 6000) = 3,5 (9000) = 31.500
Kasus 2
• Besarnya penerimaan PT Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta pada tahun kelima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola
seperti deret hitung. Berapa perkembangan penerimaannya
pertahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaan sebesar Rp 460 juta?
Pembahasan Kasus 2
– Penerimaan Tahun ke 5 : S5 = 720 S5 = a + (5 – 1) b 720 = a + 4b – Penerimaan tahun ke 7 : U7 = 980 S7 = a + (7 – 1) b 980 = a + 6b – a + 4b = 720 a + 6b = 980 - 2b = - 260 b = 130 – Penerimaan tahun Ke – n = 460 Sn = a + (n-1) b 460 = 200 + (n-1) b 260 = 130n – 130 390 = 130n n = 3 a + 4b = 720 a + 4.130 = 720 a = 720 – 520 a = 200Jadi penerimaan pada tahun pertama adalah Rp 200 juta
Jadi Jumlah penerimaan sebesar Rp 460 juta terjadi pada tahun ketiga
Kasus 3
•
Perusahaan Keramik menghasilkan 5000 buah keramik pada
bulan pertama produksinya. Dengan adanya penambahan
tenaga kerja, maka jumlah produk yang dihasilkan juga
ditingkatkan. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu
menambah produksinya sebanyak 300 buah setiap bulannya.
Jika perkembangan produksinya konstan setiap bulan, berapa
jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12? Berepa
buah jumlah keramik yang dihasilkannya selama tahun
Pembahasan Kasus 3
• Jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12
S12 = a + (n-1)b
= 5000 + (12-1) 300 = 5000 + (11) 300 = 5000 + 3300 = 8300
• Jumlah keramik yang dihasilkan dalam satu tahun pertama
J12 = n/2 (a + S12)
= 12/2 (5000 + 8300) = 6 (13300)
Kasus 4
•Penerimaan Perusahaan Bagus dari hasil
Penjualannya sebesar Rp 1,2 Miliar pada tahun kelima dan
sebesar Rp 1,8 miliar pada tahun ketujuh. Apabila
perkembangan penerimaan
perusahaan tersebut
konstan dari tahun ke
tahun, berapakah
perkembangan penerimaannya
per tahun, berapakah
penerimaannya pada tahun
pertama dan pada tahun ke berapa penerimaannya
mencapai Rp 2,7 miliar?
Pembahasan Kasus 4
– S7 = 1.8 miliar 1,8 = a + (7-1)b – S5 = 1,2 miliar 1,2 = a + (5-1)b – 1,8 = a + 6b 1,2 = a + 4b 0,6 = 2b b = 0,3 miliarSehingga perkembangan penerimaan perusahaan tersebut per tahun Rp 300 jt adapun penerimaan pada tahun pertama adalah :
a + 4b = 1,2 a + 4(0,3) = 1,2 a + 1,2 = 1,2
a = 0
Pada tahun pertama perusahaan tersebut belum memperoleh penerimaan. Adapun penerimaan sebesar 2,7 miliar diterimanya pada tahun :
Sn = a + (n-1)b 2,7 = 0 + (n-1) 0,3 2,7 = 0 + 0,3n – 0,3 2,7 + 0,3 = 0,3n n = 3/0,3 n = 10
KESIMPULAN
Deret merupakan rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Deret terdiri dari deret hitung dan deret ukur.
Terdapat 3 rumus untuk menentukan Deret Hitung 9 beda (b)
9 mencari suku ke – n
9 Jumlah bilangan sampai suku ke - n
Deret hitung dalam perkembangan usaha dapat diterapkan dalam produksi, biaya pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau
penanaman modal, karena variabel yang bersangkutan bertambah secara konstan dari suatu periode ke periode lain.