RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN
Batam, 22 September 2014
KAWASAN INDUSTRI RUMPUT LAUT DI PROP. NTT
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Data Kabupaten Sumba Timur :
Luas Wilayah (daratan) : 7.000,50 Km2 (700,500 Ha)
Luas Wilayah Laut : 8.373,51 Km2 (batas pengelolaan 4 Mill) Panjang Garis Pantai : 433,6 Km
Pemerintahan : 22 Kecamatan dengan 156 desa /kelurahan
(15 Kecamatan Pesisir dengan 51 Desa/Kelurahan Pesisir) Jumlah Penduduk : 237.956 jiwa (SP 2012-Sumber Sumba Timur Dalam Angka)
HAHARU KOTA WAINGAPU PANDAWAI KAHAUNGU ETI UMALULU RINDI LEWA
NGGAHA ORI ANGU
TABUNDUNG MATAWAI LAPAWU PINU PAHAR PABERIWAI KARERA WULA WAIJELU PAHUNGA LODU P. Salura P. Kotak P. Mangudu
Penangkapan Laut
Uraian Potensi Lestari* Potensi TAC * Tingkat Pemanfaatan Peluang Pemanfaatan
Pelagis besar 16.300 ton/tahun 13.000 ton/tahun 29,82% 70,18% Pelagis Kecil 24.300 ton/tahun 19.400 ton/tahun 15,62% 84,38% Demersal 6.800 ton/tahun 5.400 ton/tahun 72,03% 27,97%
Nener 180.000 ekor 0 0% 0%
Udang 900 ton/tahun 700 ton/tahun 0,40% 99,60% Cumi-Cumi 200 ton/tahun 100 ton/tahun 71,30% 28,70%
* Sumber: Buku Rencana Induk Pengembangan (RIP) Perikanan tahun 2003 oleh Prof. J. Widodo)
Penangkapan Perairan Umum
Uraian Potensi Tingkat Pemanfaatan Peluang Pemanfaatan
Danau 95 Ha 83,5 Ha (87,89%) 12,11%
Embung/Cek Dam 55 Ha 5 Ha (9,09%) 90,91%
BUDIDAYA
Uraian Potensi Tingkat Pemanfaatan Peluang Pemanfaatan Budidaya Laut
- Budidaya Rumput Laut 15.069,4 Ha 225,8 Ha (5,99 %) 94,01% - Budidaya Abalone, Lobster,
Teripang, Mutiara, Kepiting 1.575 Ha 1 Ha (0,06 %) 99,94% Budidaya Air Payau 500 Ha 5 Ha (1 %) 99,00% Budidaya Air Tawar 134,5 Ha 10,3 Ha (7,7 %) 92,30%
Mina Padi 183,5 Ha 0% 100%
PEMBUDIDAYA PRODUKSI 1. Potensi areal budidaya rumput laut seluas 15.069,4 Ha dengan kriteria: - Sangat sesuai 436,1 Ha - Sesuai seluas 14.633,3 Ha 2. Jenis komoditi yang dikembangkan : Eucheuma cottonii 1. Jumlah pembudidaya rumput laut di kab. Sumba Timur : 2.028 RTP
2. Jumlah Tenaga Kerja 4.056 orang
3. Jumlah hamparan : 29 hamparan
4. Jumlah sub kelompok : 163
TAHUN PRODUKSI (TON) 2001 81,3 2002 186,6 2003 489,8 2004 879,1 2005 1.546,1 2006 881,9 2007 1.855,1 2008 1.420,8 2009 791,52 2010 703,8 2011 575,6 2012 1393,8 2013 1704,1 2014 1905,6 ( Keadaan Agustus ) POTENSI AREAL PEMASARAN
Adanya pabrik rumput laut yang dibangun sejak tahun 2007 dan ujicoba telah
dilakukan pada awal januari 2010
Lahan Potensial Budidaya Rumput Laut dan Jumlah Kelompok, RTP dan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan
No Lokasi Kecamatan/ Desa/Hamparan
Potensi (Ha) Tingkat Pemanfaatan (ha) Jumlah Sistem Lepas Dasar Sistem Permukaan Sistem Lepas Dasar Sistem Permukaan Sub Kelompok RTP Tenaga Kerja 1 Kec. Karera 533 778,40 71 2 11 142 284 2 Kec. Ngadungala 8406 83,40 - - - -
-3 Kec. Wula Waijelu 406 417 29 1 30 416 832
4 Kec. Pahunga Lodu 1.494 667,20 159 11,3 96 1.050 2.100
5 Kec. Rindi 36 222,40 6 - 7 86 172
6 Kec. Umalulu 11 283,56 - - - -
-7 Kec. Pandawai 32 139 6 1,5 9 121 242
8 Kec. Kambera 1 27,80 - 1 1 48 96
9 Kec. Kota Waingapu - 1,39 - - - -
-10 Kec. Kanatang 13 152,90 2 2 4 72 144
11 Kec. Haharu 35 250,20 6 0,3 5 93 186
12 Kec. Lewa Tidahu 10 8,34 - - - -
-13 Kec. Katala Hamulingu 10 12,10 - - - -
-14 Kec. Tabundung 15 100,08 - - - -
-15 Kec. Pinupahar 9 55,23 - - - -
RINDI HAHARU LEW A PANDAWAI TABUNDUNG KARERA UMALULU KANATANG KAHAUNGU ETI
MAHU PAHUNGA LODU LEW A TIDAHU
NGGAHA ORI ANGU
PINUPAHAR
MATAWAI LA PAW U PABERIW AI
NGADU NGALA KATALA HAMU LINGU
WULA W AIJELU KAMBATA MA PAMBUHANG KOTA WAINGAPU KAMBERA K er ja s a m a : P e m er in ta h K a b up a ten Su m ba T i m u r P ro v i ns i N us a T eng g a r a T im u r (N T T ) de ng a n B a da n K o o rdi n as i S ur v ei d a n P e m et aa n N a s i o na l (B A K O SU R T A N A L ) L a u t S a w u Samudera Hindia Tim or Ti m ur
Nusa Tenggara Tim ur
Laut S awu 1 0 ° 1 0° 8 ° 8° 120° 120° 122° 122° 124° 124° 126° 126° 128° 128° Kabu paten Sum ba Ti mu r 10 0 10 Km 140000 140000 160000 160000 180000 180000 200000 200000 220000 220000 240000 240000 260000 260000 88 60 00 0 88 60 00 0 88 80 00 0 88 80 00 0 89 00 00 0 8900 00 0 89 20 00 0 8920 00 0 89 40 00 0 8940 00 0 89 60 00 0 8960 00 0 89 80 00 0 8980 00
0 PETA ADMINISTRASI KECAMATANKABUPATEN SUMBA TIMUR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
1:500000 Skala Administrasi HAHARU KAHAUNGU ETI KAMBATA MAPAMBUHANG KAMBERA KANATANG KARERA KATALA HAMU LINGU KOTA WAINGAPU LEWA LEWA TIDAHU MAHU MATAWAI LA PAWU NGADU NGALA NGGAHA ORI ANGU PABERIWAI PAHUNGA LODU PANDAWAI PINUPAHAR RINDI TABUNDUNG UMALULU WULA WAIJELU Sungai Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Desa Garis Pantai Keterangan: Sumber data:
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) 1:25.000 Data Daerah Bappeda Kabupaten Sumba Timur tahun 2009
Kabupaten Sumba Barat
Hamparan/Lokasi Budidaya Rumput Laut dan
Lokasi Industri Rumput Laut
Larawali Kanatang Warambadi Harati Ma uk awi ni La in du nga Kandora Panggape Praisalura Laiwotung Lokasi Pabrik Walakiri Warajangga Maudolung Laipori Nganguwara Woba Kandora Benda Aibiko Kalala Laijanji LaiNgguti Rambangaru Mondu H an gg aro ru
KEBIJAKAN PENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
*Gemala (Gerakan Masuk Laut) sejak tahun 2002. Pengembangan komoditi rumput laut sebagai entri point Gemala.
*Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai Kabupaten Pengembangan Industri berbasis Kompetensi Inti Daerah komoditi Rumput Laut pada tahun 2006 oleh Kementrian Perindustrian RI
*Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Pengembangan Klaster Industri Rumput Laut oleh Dirjen P2HP Kemen KP bersama Bank Indonesia pada tahun 2008 .
*Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten percontohan Minapolitan berbasis Perikanan Budidaya (rumput laut) di antara 24 Kabupaten/Kota di Indonesia pada tahun 2010
*Perda No.12/2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumba Timur
*Perda No.2/2011 Tentang Pendirian PT. Algae Sumba Timur Lestari
*Surat Keputusan (SK) Bupati Sumba Timur No. 09.a/Dis.Pkl/523/I/2011 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pelaksanaan Pengembangan Klaster Industri Rumput Laut di Kabupaten Sumba Timur
*Surat Keputusan (SK) Bupati Sumba Timur No. 18/DKP.523/112/2011 Tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Sumba Timur
KOMITMEN KABUPATEN SUMBA TIMUR DALAM PEMENUHAN PERSYARATAN DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DIKAWASAN MINAPOLITAN
1. SK Bupati Sumba Timur Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Rumput Laut di Kabupaten Sumba Timur Tahun 2010
2. Penyusunan Masterplan dan RPIJM Kawasan
Minapolitan Tahun 2011
3. Penyusunan Rencana Pengembangan Investasi
Jangka Menengah Kawasan Minapolitan Tahun 2011 4. Pembuatan SK Tim Pokja Minapolitan Tahun 2011
5. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Minapolitan oleh Dirjen Perikanan Budidaya pada tanggal 12 Juli 2013
PERKEMBANGAN KEGIATAN PEMBUDIDAYA DAN PENGELOLAAN RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMBA TIMUR
*
Tahun 1986, Usaha Budidaya Rumput Laut E.cottonii di KabupatenSumba Timur dilakukan di lokasi Warambaddi oleh PT. Sumba Subur, namun tidak berkembang karena saat itu permintaan akan rumput laut Euchema spinosum cukup tinggi. Euchema spinosum tumbuh sangat subur secara alami di pesisir pantai Warambaddi.
*
Tahun 1998, PT. Asifa Mitra Insani memulai usaha budidaya rumputlaut di lokasi Kandora/Woba desa Kaliuda dengan jenis Eucheuma cotonii namun pada tahun 2000 mengalami kegagalan.
Sejak Tahun 2001, DKP Kab. Sumba Timur mulai menggerakkan kegiatan budidaya rumput laut yang dimulai dari Kecamatan Pahunga Lodu sampai sekarang sudah tersebar di kecamatan Wula Waijelu, Karera, Rindi, Pandawai, Haharu dan Kanatang.
Tahun 2006, Unversitas Indonesia menetapkan Rumput laut sebagai
komoditi unggulan ( Kompetensi Inti Industri Daerah) Kabupaten berdasarkan MoU antara Pemda Kabupaten Sumba Timur dengan
Kementerian Perindustrian nomor :
139.A/PERINDAG.530/800.A/XII/2006.975.A/59-IND/12/2006 tentang Pengembangan Industri Berbasis Kompetensi Inti Daerah
*
Tahun 2008, Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Pengembangan Klaster Industri Rumput Laut oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Tahun 2009, Terjadi kerusakan pada rumput laut akibat :
Perubahan cuaca (la nina dan el nino),
Kualitas bibit rumput laut yang telah terdegradasi
Pecahnya kilang minyak PT. Montara yang mengakibatkan terjadinya pencemaranKeadaan ini berlangsung sampai tahun 2011, sehingga produksi rumput laut terus menurun.
Tahun 2010, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan. Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten percontohan Minapolitan berbasis Perikanan Budidaya (rumput laut)
Tahun 2012, Kabupaten Sumba Timur ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Percontohan Industrialisasi Perikanan Budidaya. Pada tahun yang sama juga, pemerhati rumput laut an. Bpk. Drs. I.A.Medah memperkenalkan rumput laut jenis saccul kepadapembudidaya di lokasi Warambaddi. Selanjutnya, semua
pembudidaya dianjurkan dan diwajibkan menggunakan bibit saccul karena beberapa keunggulan yang dimiliki.
Merupakan suatu kumpulan dari berbagai unit usaha yang satu sama lainnya berhubungan secara fungsional dalam suatu kawasan tertentu dan satu pengelolaan yang terpadu.
1. Klaster/Zonasi Usaha Rumput Laut
4 hal yang harus diperhatikan untuk Pengembangan klaster RUMPUT LAUT BERKELANJUTAN
• Jaminan kuantitas, kualitas dan kontinuitas
produksi (teknik produksi)
• Jaminan Modal ( Skema Permodalan) • Jaminan Usaha ( Regulasi)
• Jaminan pasar ( Networking )
PENGEMBANGAN KLASTER SISTEM ZONASI
(DI KAWASAN MINAPOLITAN ) INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
SDM
Prasarana Sarana Produksi
Produksi (Pembibit/Pembudidaya P Kemen KP Pemda Koperasi Bank Kementerian Terkait Dinas Terkait Swasta Zona I Koperasi Pedagang/Pengumpul BLUD Kemen KP Kemen Terkait Pemda Propinsi Pemda Kab Bank Swasta Dinas Terkait Industri Pengolahan Eksport BUMN/BUMD/Swa sta Jasa Pendukung Perbankan Riset Instansi Pemerintah Transportasi Quality Assesment Zona II Zona III
Konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip: Integrasi, Efisiensi.
Kualitas, Akselerasi
Kawasan Minapolitan : Kawasan Ekonomi yang terdiridari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan, dan kegiatan lainnya yang saling terkait
Minapolis: Kecamatan Pahunga Lodu (Desa Kaliuda,Tanamanang, Lambakara, Mburukulu, dan Palanggay)
Hinterland : Kec. Wulla-Waijelu, Karera, Rindi,Kondisi Existing dan Kebijakan Pengembangan Kawasan Minapolitan Berdasarkan Sistem Zonasi
Kabupaten Sumba Timur
1. Zona I (Produsen)
Peran zona 1 :
Menghasilkan bibit yang bermutu
Meningkatkan produksi rumput laut melalui pemeliharaan selama 45 hari untuk mendapatkan kualitas hasil panen sesuai standart (kadar air maksimum 40 %, kering karet, kandungan sampah (pasir, batu, varietas lain, sampah plastik potongan tali rafia dll maksimum 2 % dan tidak dalam keadaan basah.
Terdapat Kebun Bibit Rumput Laut yang dikelola oleh DKP seluas 25 Ha di desa Kaliuda Kecamatan Pahunga Lodu
Terdapat SMK Kelautan dan Perikanan dengan bidang studi Budidaya Rumput laut dan Nautika Perikanan
Sarana dan Prasana Produksi berupa: Bibit, Tali-temali, Patok, Jangkar, Pelampung, Sampan Fiber Glass
Infrastruktur berupa jalan/ jembatan , penerangan (listrik), air bersih, pemukiman yang belum memadai
Menandatangani MoU dengan Zona II tentang Pembelian/ Pengumpulan Rumput Laut Kering Jenis Eucheuma cottonii di wilayah hamparan budidaya rumput laut
Dukungan modal kredit dari Perbankan yaitu PT. Bank NTT dan PT. BNI Pola Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) atau Corporate Social Responsibility (CSR))
2. Zona II (Kelembagaan Ekonomi)
Peran zona II :
• Melakukan pengontrolan dan pembinaan terhadap kegiatan budidaya yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya dimasing -masing hamparan.
• Memberikan bantuan sarana produksi bagi pembudidaya
dan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang mendesak.
• Mengelola pergudangan/depo.
• .Membeli dan Mempaking rumput laut
kering sesuai standar mutu raw material yang dibutuhkan oleh Zona III.
• Menandatangani MoU dengan Zona I
(Kelompok Pembudidaya Rumput Laut) tentang Pembelian/ Pengumpulan Rumput Laut Kering Jenis Eucheuma cottonii di wilayah hamparan budidaya rumput laut dan dengan Zona III (PT. Algae Sumba Timur Lestari) tentang Pemasaran Rumput Laut Kering
Zona 3 :
Industri pengolahan pengolahan)
*
Peran dari zona III :
Wajib membeli rumputlaut/raw material dari zona 2 sesuai dengan kesepakatan
tentang mutu (kadar air
maksimum 38 - 40 %, kering karet, kandungan sampah (pasir, batu, varietas lain, sampah plastik, potongan tali rafia dll maksimum 2 % dan tidak dalam keadaan basah)
Menandatangani MoU dengan Zona II tentang pembelian rumput laut/raw material
Memproduksi/mengolah raw material
Memasarkan hasil produksi pabrikKondisi Zona 3
Lokasi Pabrik : Kaliongga,Desa Tanamanang (100 km dari kota Waingapu)
Lahan seluas : 3,83 Ha
Kapasitas Terpasang 10 ton
per hari, saat ini 6 ton/hari raw material.
Sumber bahan baku : Kab.
Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Lembata, NTB (Lombok dan Bima)
Peraturan Daerah Kab. Sumba
Timur No. 2 Tahun 2011 tentang Pendirian PT. Algae Sumba Timur Lestari (PT. ASTIL)
Pengelolaan Pabrik : PT.
Alga Sumba Timur Lestari (BUMD Pemerintah Kab. Sumba Timur) dengan Keputusan Menkumham RI, Nomor AHU-21637.AH.01. 01. Tahun 2012 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, tanggal 25 April 2012
Peresmian Pabrik PT. ASTIL
dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2013 oleh Bapak Dirjen Perikanan Budidaya atas nama Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) pertama telah dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2014.
Produksi ATC Chips (
yang telah diantar pulaukan) :- Tahun 2010 sejumlah 83.230 kg, - Tahun 2011 sejumlah 53.591 kg, - Tahun 2012 sejumlah 149.283 Kg - Tahun 2013 sejumlah 421.000 Kg - Tahun 2014 Kondisi Agustus
sejumlah 307.043 kg*)
Di Pasarkan ke :
- PT. Indo Seaweed
- PT. Indonusa Alga Emas Prima, - PT. Galic Artha Bahari,
- PT. Phoenix Mas,
- PT. Giwang Citra Laut, - PT. Gumindo
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN A. Sasaran 2014 s/d 2019
• Peningkatan pemanfaatan lahan potensial dari 295,8 Ha menjadi 594,9 Ha (Rata – rata peningkatan 15%/tahun)
• Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pembudidaya dari 2.028 RTP menjadi 4,079 RTP (Rata – rata peningkatan 15%/tahun)
• Peningkatan produksi rumput laut dari 1.704,1 ton menjadi 3.427,5 ton (Rata – rata peningkatan 15%/tahun)
Tabel 3. Target pemanfaatan Lahan, Produksi Dan Tenaga Kerja Tahun 2014 S/D 2019
NO TAHUN LUAS LAHAN (Ha) PRODUKSI (TON) PEMBUDIDAYA RTP TENAGA KERJA 1 2013 295,8 1704,1 2028 4056 2 2014 340,1 1959,71 2332 4664 3 2015 391,2 2253,67 2682 5364 4 2016 449,8 2591,72 3084 6168 5 6 2017 2018 517,3 594,9 2980,48 3427,55 3546 4079 7093 8158
Analisa Pengembangan Sarana - Prasarana
1. Penyediaan Kebun Bibit
Rumput Laut
2. Penyediaan Bibit Rumput Laut
3. Penyediaan Tali Temali dan
Patok
4. Penyediaan Sampan Fibreglass
pengangkut rumput laut
5. Pembangunan Depo/Gudang
Rumput Laut
6. Pembangunan Lantai Jemur
Rumput Laut
Analisa Pengembangan Sarana - Prasarana
7. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur (Jalan)
8. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur
(Jembatan)
9. Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur (Air
Bersih)
10. Permukiman Nelayan
11. Sarana Penerangan (Generator, Tenaga Surya,
Jaringan Listrik PLN)
PEMBELIAN DAN PENJUALAN RUMPUT LAUT Zona I/ Pembudidaya Zona I Depo Pedagang/Koperasi Zona I