TINDAK
PERINTAH
DALAM WACANA
KELAS:
KAJIAN
STRATEGI
BERTUTUR
DI MADRASAH
TSANAWIYAH ALKHAIRAAT
PALU-}
Ali Karim..l
Inti
Sari
Penelitian
ini
bertujuanuntuk
menguraikan strategitindak
perintah dalam wacana kelas,meliputi
(1) strategi perintahguru
dan penerapannya terhadap siswa, (2) strategi perintah siswa dan penerapannya terhadap guru, dan (3) strategi perintah siswa dan penerapannyaterhadap sesama siswa . Dari analisis data ditemukan bahwa strategi tindak perintah guru dan
penerapannya terhadap siswa meliputi strategi langsung dan tidak langsung. Strategi langsung mencakup strategi, yaitu (1) perintah biasa, (2) perintah dengan argumen, dan (3) perintah dengan keharusan, Strategi tidak langsung disampaikan lewat cara deklaratif dan interogatif.
Sementara itu, dalam percakapan antara siswa kepada guru, tindak perintah disampaikan lewat
strategi tidak langsung. Kedua, dalanr percakapan sesama siswa, tindakan perintah disampaikan
lewat strategi
langsung.
tKata kunci: tindak tutur, perintah, wacana dalam kelas
This resenrch airns at describing the strategy
;::it:,:
acilorr irt clnssroom discourse, cooering (1) the teacher's command strategy and its application toward students, (2) the students' command strategy and its application towards teacher, and (3) the students' command strategy and its application tozoard the classmates. Fronr the nnalysis of the data,it
is foutrd that the strategy of the teacher's command actiortand its application toward the students inaolae both direct and indirect strategies. The direct strategy includes (L) common command strategy, (2) direct comruand
uith
argument, and (3) direct commandwith obligatiort. The indirect strategy is deliaered in declaratioe and interrogatioe modes. Meanuhile, in
tlrc conoersation between students and teaclrcr, the command actiorrs are delioered in indirect strategy. Secondly, in the conaersation nmong students, the comruand actiotrs are deliaered in direct strategy.
Key words: qseech acts, comnmnd, classroom discourse
1.
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran di kelas merupakan
kegiatan yang melibatkan dua pihak, yaitu
guru
dan siswa. Guru sebagai pengajar melaksanakan pembelajaran sesuai dengan fungsi danprinsip-prinsip
pembelajaran.
Sementaraitu,
siswamenerima dan merespons pembelajaran sesuai
dengan
skenarioyang
telah
dirancang
guru.Sebagai kegiatan yang
melibatkan dua
pihak,tentu terjadi
interaksi antara
keduanya,baik
interaksi verbal maupun nonverbal.
Interaksiverbal merupakan interaksi yang
melibatkan penggunaan bahasaatau
tuturan,
sedangkaninteraksi
nonverbal merupakaninteraksi
yangmelibatkan hal
lain
di luar bahasa.Sebagai
interaksi
yang menggunakan ba-hasa ataututuran,
partisipantutur, yaitu guru
dan
siswa biasanya
menggunakan
strategitertentu
dalam
menyampaikanmaksud
yangdikenal
dengan strategitindak tutur.
Strategitindak
tutur
merupakan cara-cara yangditem-puh
olehpartisipan
tutur
dalammengekspre-sikan
tindak
tutur
sesuai dengan norma sosialbudaya
yang berlaku.
Sehubungan
denganhal
tersebut,Wijana
(7996) menjelaskanbah-wa dalam
penyampaiantindak
tutur,
penutur
dapat
menggunakantuturan
dengan
modusdeklaratif, interogatif,
atauimperatif.
Penggu-naan
strategitindak tutur
antaralain
dimak-sudkan agar antarpartisipan saling memahamimaksud komunikasi. Leech
(7983:177)ber-pendapat bahwa agar partisipan saling
mema-hami dan
saling menghormati satu sama lain, dalam menyampaikantindak
tutur
diperlukan
pilihan
kata yang sesuai denganfungsi tindak
tutur
dantujuan
sosialnya. Holmes (2001) me-ngatakan bahwapilihan
kata dalam ttrturandi-pertimbangkan berdasarkan
faktor
sosial dandimensi sosial.
Secara umum strategi tindak
tutur
dibeda-kan menjadi dua jenis,yaitu
strategi langsung dan strategitidak langsung.
Strategi langsung merupakan strategibertutur
yang secaralang-sung mengungkapkan maksud
tuturan.
Blum-Kulka
(1989) menjelaskan bahwatindak tutur
langsung adalah tuturan yang modus
danmakna
kata-katanya
sama dengan
maksudpengutaraannya. Penggunaan
strategi
lang-sung dalam suatu pertuturan
dimaksudkanuntuk
mencapai pemahaman yang sama antarapenutur
(Pn) denganmitra
tutur
(Mt). Denganstrategi langsung Pn mengharapkan
Mt
dapat memahamitufuran
secara efektif seL'agaimanadimaksudkan
Pn.
Sementaraitu,
Gunarwan(1,993:7) menjelaskan
bahwa derajat
kelang-sungan suatututuran
dapat
diukur
berdasar-kan
jarak tempuh
yangdiperlukan,
yaitu
dari
titik
ilokusi
yang
adadalam
pikiran
penutur
ke
titik
tujuan ilokusi
yang ada dalampikiran
penutur.
Caralain
untuk
melihat
kelangsung-an suatututuran
adalah denganmelihat
dayapragmatisnya. Tuturan
yang
memiliki
dayapragmatis paling jelas merupakan tuturan yang disampaikan dengan strategi langsung.
Selain
menggunakan
strategi
langsung,strategi
lain
yang
biasadigunakan
guru
ber-interaksi dengan siswa
ialah
strategi
tidak
langsung. Strategi
tidak
langsung ataututuran
tidak
langsung adalah strategi
atau
tuturan
yang modus dan
makna kata-katanya tidak
sesuai dengan
maksud tuturan. Dapat
jugadikatakan bahwa strategi atau
tuturan
tidak
langsung merupakan
tuturan
yang
disampai-kan
dengan caralain untuk
mengungkapkansuatu maksud.
Menurut
Yule (2006:95), apabila terdapat hubungan yang tidak langsung antarastruktur
dan fungsi, hubungan
itu
menanda-kan bahwa
tindak
tutur
merupakan tir-rdaktu-tur tidak
langsung.Berdasarkan hal-hal yang telah dikemuka-kary masalah yang
dikaji
dalampenelitian
ini
meliputi
(a) bagaimanakah strategitindak
pe-rintah guru dan penggunaannya terhadap siswa
dalam wacana
kelas,di
Madrasah TsanawiyahAlkhairaat Palu;
(b)
bagaimanakah
strategitindak
perintah siswa
dan
penggunaannyaterhadap
guru
dalam
wacana
kelas
di
Ma-drasah
Tsanawiyah
Alkhairaat
Palu;
dan(c)
bagaimanakah
strategi
tindak
perintahsiswa
dan
penggunaannya
terhadap
siswadalam wacana kelas
di
Madrasah TsanawiyahAlkhairaat
Palu.Sejalan,
dengan
permasalahan
tersebut, penelitian ini bertujuan merumuskan (a) strategitindak
perintah
guru
dan
penggunaannyaterhadap siswa,
(b)
strategi
tindak
perintahsiswa
dan
penggunaannya
terhadap
guru
dalam
wacanakelas,
dan (c)
strategi tindak
perintah
siswadan
penggunaannya terhadapsiswa dalam wacana kelas.
Hasil
penelitian
ini
bermanfaat
untuk
pengembangan wawasan teori wacana dantin-dak
tutur,
khususnyatindak
tutur
yangberka-itan
dengan penggunaan strategitindak
perin-tah. Selain itu, hasil penelitian juga bermanfaat
bagi
kajian sosiolinguistik, khususnya tentang tindak imperatif dalam kaitan dengan sosiologi bahasa,baik
secarakultural
maupun
situasio-nal.
2.
KerangkaTeori dan
Metode
Teori yang digunakan dalam penelitian
ini
ialah
teori pragmatik
dan
wacana, khususnya wacana kelas. Wacanakelas
dapat
diartikan
sebagai
bentuk
percakapan
yang terjadi di
dalam
kelas. Selanjutnya,yang
dimaksudkandengan percakapanadaiah aktivitas
komunikasi
bersemuka yang melibatkan penutur danmitra
tutur
dalam suatu interaksi sosial
denganmenggunakan
medium
berupa
bahasa lisan.Sebagai
bentuk
komunikasi bersemuka, setiappartisipan
(penutur maupunmitra
tutur)
akanberusaha
menyampaikan
informasi
sebaik-baiknya agar
pesan
yang
disampaikan
bisadipahami
denganbaik.
Agar
informasi
dapatdipahami
denganbaik,
setiappartisipan
akan menggunakan strategi bertutur tertentu dengandisertai
gerak badan, intonasi,
dan
ekspresiwajah
tertentu.
Dalam
konteks wacana kelas,guru
sebagaipenutur
dan siswa sebagaimitra
tutur
saling berhadapanuntuk
saling berbagi informasi,pikiran,
dan pengalaman.Percakapan
pada
dasarnya
merupakanbentuk interaksi lisan
secaralangsung
antaradua
partisipan
atau
lebih
untuk
mencapaitujuan tertentu. Richard
(1999:3) berpendapat bahwa percakapanbukan
sekadar pertukaraninformasi
secara bersemuka.
Bila
orang mengambil bagian dalam percakapan, merekaakan masuk
ke
dalam
proses
percakapan;memahami asumsi dan harapan-harapan atas percakapan;
mengikuti
bagaimana percakapantersebut
berkembang; memberikan
jeniskontribusi
yang diharapkan. Mereka akan terus berbagiprinsip-prinsip umum
yang membuat mereka dapat saling menginterpretasituturan
yang dihasilkan.Berdasarkan
hal
tersebut
dapat
dikata-kan bahwa
wacana kelas merupakan
waca-na
percakapan. Sebagaibentuk
wacana per-cakapan, wacana kelasdibangun oleh
unsur-unsur
yang membangunstruktur
percakapan.lJnsur-unsur
itu
secara langsung membentuk suatustruktur
percakapan dengan dayaprag-matik
tertentu. Walaupun demikian,
unsur-unsur
itu
mengikuti
karakteristik
percakapanpada umumnya. Oleh karena
itu,
pemahamanunsur-unsur
wacana
kelas
dapat
dilakukan
melalui peranti
analisis wacana
percakapan pada umumnya.Penelitian
ini
mengkaji
penggunaan ba-hasa, khususnya strategiperintah
dalampem-belajaran
di
kelas,yaitu
di
MadrasahTsanawi-yah
Alkhairaat
Palu. Penelitian menggunakan metodekualitatif,
model studi
kasus. Dengandemikiary
lingkup
penelitian dibatasi
pada satu sekolah, dalam halini
MadrasahTsanawi-yah Alkhairaat Palu.
Penetapansekolah
itu
disesuaikan dengan
latar budaya
masyarakatPalu yang
heterogen
di
samping bercirikan
Tindak Perintah dalam Wacana Kelas: Kajian Strategi
pesantren. Data
penelitian
ini
bersumberdari
data
tuturan
dalam
kegiatan pembelajarandi
kelas
dan data
catatan lapangan.Data
tutu-raran
berisi
strategiperintah,
baik
oleh guru
maupun
siswa.Data
catatan lapangan berisi catatandeskriptif dan
reflektif
ataspenggu-naan strategi perintah.
Pengumpulan data dalam penelitian
ini
di-lakukan dengan tiga cara,
yaitu
(1) perekaman,(2)
observasi,dan
(3) wawancara. Perekamandilakukan
dengan merekamtuturan
guru
dan siswa ketika berinteraksi secara verbal di dalamkelas dengan
menggunakan
tape
rekorder.Untuk
melengkapi'dan
mengantisipasi
ke-mungkinan adanya'data yang
tidak
terekam,peneliti melakukan observasi. Setelah perekam-an dan observasi, kegiatan
dilanjutkan
denganwawancara. Wawancara digunakan untuk
menjaring
data tentang subjekpenelitian
dankomponen
tutur
yang
tidak
terjaring melalui
perekaman dan observasi.Sesudah perekaman, observasi,
dan
wa-wancara,
langkah penelitian
selanjutnya
be-rupa
analisis data. Rangkaian analisis datadi-lakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut.Pertama,
reduksi data,
yaitu
membaca
danmenafsirkan data yang terkumpul,
baik
datatranskrip
rekamary catatan lapangary maupunhasil wawancara. Kedua, mentransformasi dan
mengintegrasikan data
ke
dalam data
tulisanhasil
transkripsi. Ketiga,mengidentifikasi
danmenyajikan data yang difokuskan pada
tindak
tutur
yang
mencerminkan strategi
perintah.Analisis
data
diakhiri
dengan penyimpulan
dan verifikasi
data. Kegiatan
ini
dimaksud-kan
untuk
menginterpretasi datayang
sudahdideskripsi.
3.
Hasildan
Pembahasan
Hasil
Penelitian menunjukkan
bahwapenggunaan
strategi tindak perintah
dalamwacana kelas
di
Madrasah TsanawiyahAlkhai-raat
Palurnemiliki
keragaman.Hal
itu
dapatdilihat
dalam uraianberikut
ini.3.1. Strategi Perintah Guru dan Penggunaannya terhadap Siswa
Dalam
kegiatan pembelajaran
di
kelas,guru
melakukan interaksi verbal dengail siswauntuk
mencapai
tujuan
komunikasi.
Agar
interaksi tersebut berlangsung
efektif
danefisien,
guru
menggunakan strategi
tertentuketika
menyampaikanperintah
kepada siswa.Hal
itu
dapatdilihat
pada uraianberikut
ini. 3.1.1 Strategi Perintah LangsungHasil
penelitian yang
dilakukan
menun-jukkan bahwa dalam
konteks
wacana kelas,penggunaan
perintah dengan strategi
lang-sung
cukup dominan
digunakan
oleh
guru
terhadap siswa. Penggunaan strategi perintah
langsung
oleh
guru
meliputi
(1)
perintah biasa, (2)perintah
langsung dengan argumendan
(3)
perintah
langsung yang
menyatakankeharusan.
3.1.1.1Perintah Biasa
Yang
dimaksud perintah
biasa adalahtu-turan perintah
yangtidak
disertai
pernyataanlain,
seperti keharusan dan argumen. Perintahberkaitan
dengan upaya
Pn yang
menghen-daki
Mt
melakukan sesuatu sesuai perintah Pn.Dalam konteks wacana kelas,
guru
(Pn)meng-gunakan fungsi memerintah berkaitan dengan
hal-hal yang harus dilakukan siswa
(Mt)
dalamkegiatan
pembelajaran.
Guru
menggunakan fungsi memerintah, antara lain,untuk
membu-ka pembelajaran, melaksanamembu-kan proses pembe-lajaran, dan mengakhiri pembelajaran.
Dalam membuka
pelajaran,perintah
di-gunakan
guru
dalam upaya
menegakkandi-siplin
dan
menumbuhkan kepatuhan
siswa.Dalam upaya
tersebut,perintah yang
disam-paikan
guru
cenderung diekspresikan dengantuturan
bermo.lusimperatif
yang terkesancu-kup
keras
dan
tegas sehingga terasa kurang santun.Hal
tersebut tampak pada percakapan sebagaiberikut.
(1) Guru
Ada
yang
tidak
mengerjakan tugas? (a) Yang tidak mengerjakantugas segera ke depnn! (b) Kamu
kenapa tidak punya PR? (c)
Tertinggal di rumah, Bu. (d) Kanru anfuil di rumah, saya tunggu sanrpai
jaru
biologi berakhir! (e) Sampaidi
mana materi pelajarankemarin? (e) Pernafasan. (f)
Dituturkan
guru
ketikarnenga-wali pembelajarary salah seorang siswa tidak mempunyai PR.
Tuturan
(b) dan (e) pada data L tergolongtindak
perintah
yang
disampaikan
denganstrategi
langsung.
Perintah tersebut
disam-paikan
guru
terhadap siswa saat
membukapembelajaran.
Sebagaimanabiasanya,
sebe-lum
memberikan
materi
pelajaran,guru
ter-lebih dulu
mengecek tugas pekerjaan rumah(PR)
yang telah diberikan
pada pembelajaransebelumnya.
Dari hasil
pengecekan tersebut,ternyata salah
seorangsiswa
tidak
menger-jakan tugas pekerjaan rumah.Perintah
juga
rdigunakan
guru
dalammemberikan pengarahan saat
mengawali
dis-kusi
kelompok.
Perintah disampaikan guru
kepada
siswa agar merekaberbagi
pendapatdalam diskusi. Perintah
disampaikan kepadasiswa dengan
tuturan
bermodus
imperatif
langsung yang
tidak
terlalu menekan. Perintah juga terkesan cukup santun. Hal tersebut dapatdilihat
dalamkutipan
berikut.(2)
Guru
':
Hariini
kita akan melaksanakandiskusi. (a)
Itu
saya serahkanke-pada kalian untuk mengaturnya.
(b) Kemudiary mungkin kita akan
membahas tentang paragraf. (c) Ya, dalam diskusi
itu
salingme-ngisi, saling memahami, tidak
bo-leh menang sendiri.
(d)
Tnnyaknn kepada kelompok penyaji kalaLr adaynng tidak dipahami! (e) Kemudian kepada penyaji, berikan jauaban de-ngan argunrcn yang nrcyakinkarr! (f)
Siswa
:Guru
:Konteks :
Sudah siap? (g) Sudah. (h)
Saya silakan kepada kalian untuk
menyelenggarakan diskusi! (i)
Dituturkan guru ketika
memberi-kan pengarahan pada awal dis-kusi.
Tuturan (e) dan (f) pada data (2) digunakan
guru untuk
memerintah
siswa
berkaitandengan materiyang akan dibahas dalam diskusi
kelompok.
Sebelum
diskusi dimulai,
guru
mengarahkan
siswa
dengan
menggunakantuturan
yang menunjukkan
keakraban
dankeramahan.
Guru
menjelaskanbahwa
dalamdiskusi siswa harus saling mengisi,
saling SiswaCuru
Siswa
Konteks
memahami,
dan
tidak
bersikap mau
menangsendiri.
Selanjutnya,dijelaskan
bahwa
yangperlu dilakukan dalam diskusi,
yaitu
salingmemberi
informasi, tanpa niat
untuk
saling menjatuhkan.Perintah
juga
disampaikan
guru
saatmenjelaskan
materi
pelajaran.
Hal
tersebut dapatdilihat
pada contohberikut ini.
(3)
Guru
: Sudah?(a)
Kalau
sudah hnpus papan! (b) Kita lanjut. (c) Yang beri-kut deret aritmatika. (d) Kalau tadi barisan ya. (e) Kalau barisan di-tandai dengan koma. (f) Ditandai dengankoma tetapi dia tidak tetap. (g) Lanjut itu, ya. (h) Sekarang kita masuk deret aritmatlka. (1) Kamu catqt dulu definisirrya!(j) Kalau deretditandai
denganjumlah,
kalaubarisan
ditandai
dengan koma. (k) Misalnyaini
(sambil membericontoh di papan tulis). (l)
Siswa
: (Mencatat definisi).Konteks : Dituturkan guru ketika
menjelas-kan materi matematika.
Tuturan (b) dan (j) pada data (3) digunakan guru
untuk
memerintah siswa agar menghapuspapan dan mencatat materi pelajaran. Perintah
disampaikan
guru
dengan
modus
imperatif
langsung yang
ditandai
verba dasar hapusdan
catat disertai intonasi perintah
yang
cukuptegas.
3.1.1.2
Strategi Perintah Langsung
denganArgumen
Salah satu strategi perintah langsung yang
digunakan guru
ketikabertutur
dengan siswadalam
n/acana kelasialah
perintah
langsungdengan pemberian alasan atau argumen. Yang
dimaksud perintah langsung dengan argumen adalah penggunaan
perintah
secara langsungoleh guru terhadap siswa dengan menyertakan
alasan
atau
argumen
tertentu.
Berikut
datauntuk itu.
(4)
Guru
:Pnlnni
baik-baikitu
kalimat maje-muk,irri
selllu keluar dala;t: ujian nasiorrsl! (a) Sekali lagi saya katakan,Atda kaji boik-baik itu kalimat
ma-jennk
karetrn hnmpir setiap tahun kclusr di ujian rnsiormll (b) Sudahdipahami ini? (c)
Siswa
:
Sudah (beberapa orang siswa men-jawab). (d)Konteks
:
Dituturkan guru ketika memba-has tentang kalimat.Tuturan (a)
dan
(o) pada data
(4) meru-pakantindak
perintah langsung dengan argu-men. Sifat kelangsungan tuturan itu juga dapatdiketahui
berdasarkan kejelasan maksud yangdisampaikan secara harfiah oleh guru.
Penggu-naan strategi perintah langsung
itu
terungkap ketika proses pembelajaran berlangsung.Penggunaan
strategi
perintah
langsungyang
serupajuga di$unakan
guru
saatmeng-akhiri
pembelajaran. Halitu
dapatdilihat
pada databerikut
ini.(5) Siswa
Guru
Bagaimana kalau paru-paru basa? (a)
Siapa yang kena paru-paru basa di sini? (b) Kalau kita lihat
struk-tur
kulit
ya,itu
ada banyak me-ngandung kelenjar-kelenjarke-ringat. (c) Di sini ada eksperimen
untuk
menguji keringat.(d)
Inieksperimen yang bisa dilakukaru
kita bisa lakukan dengan kertas. (e) Karuu pelajari tilang itu
pentben-tukankulit ksrens ninggu depatr kita ulangan! (f)
(Memperhatikan penuturan guru) Dituturkan guru ketika membahas
materi tentang pembentukan ku-lit.
Siswa Konteks
Tuturan (f) pada data 5 merupakan strategi
perintah langsung yang digunakan guru ketika
berinteraksi dengan siswa.
Tuturan
tersebutterungkap ketika
guru
akanmengakhiri
pem-belajaran
biologi.
Guru menyuruh siswauntuk
mempelajari
kembali materi
tersebut
karenapada
pertemuan
berikutnya
akan
diadakan ulangan.3.1.1.3
Strategi Perintah Langsung
dengan Menyatakan KeharusanSelain strategi
perintah
langsung denganpemberian alasan (argumen), guru juga
meng-gunakan
strategi
perintah
langsung
dengan menyatakan keharusan ketikabertutur
dengansiswa dalam
pembelajarandi
kelas.Penggu-naan strategi
perintah
langsung
denganme-nyatakan
keharusanoleh guru
dimaksudkanagar (1) siswa dapat dengan jelas atau dengan segera menangkap maksud
guru
dan (2) siswamenaati
dan
melaksanakan dengansungguh-sungguh
perintah guru. Untuk
memperjelashal tersebut,
berikut
disajikan data (6).(6) Guru
:Mudah-mudahankita
ketemu minggu dep an. (a) Kemudian tugas minggu depan harus dikumpul! (b)Setelah
itu
kita
diskusikan. (c)]adi Anda harus siap. (d)
Siswa
:(Mendengarkanpengarahangu-ru)Konteks
:Dituturkan
guru
ketika
meng-akhiri pembelajaran.
Tuturan
(b) pada data 6 tergolong strategiperintah langsung
dengan menyatakan keha-rusan. Tuturan tersebut terungkap ketikaguru
mengakhiri
pembelajaran.Dalam kaitan
itu,
ketika mengakhiri pembelajaran,
guru
menyu-ruh
siswa dengan
menyatakanbahwa
tugasminggu depan harus
dikumpul. Menurut
guru, penggunaanperintah
sepertiitu
lazim
dilaku-kan
untuk
mempertegasbahwa
isi
perintah bersifat urgen.3.1.2 Strategi
Tidak
LangsungDalam konteks wacana kelas, penggunaan
strategi
tidak
langsung dalam menyampaikan suatu maksud seringdilakukan
olehguru
ke-pada siswa.
Penggunaanstrategi
tidak
lang-sung tersebut dapat dibedakan atas beberapakategori.
Hal
itu
dijelaskan padauraian
beri-kut.3.1.2.L Strategi Perintah
Tidak
LangsungBer-modus
Interogatif
Dalam
korrteks wacana kelas,guru
juga menggunakan strategi perintahtidak
langsung denganmodus interogatif ketika
berinteraksi dengan siswa.Hal itu
dapatditihat
pada databerikut.
(7)
Guru
: Mttstafa, mana lagi songkoknru? (a)Songkokmu Mustafa seharusnya
di atas kepala. (b)
Siswa
:
(Segera memakai songkok).Konteks :
Dituturkan
guru
kepada siswa yang tidak memakai songkoknyaTuturan (a)
pada
data(7) tergolong
tin-dak perintah tidak langsung yang disampaikandengan tuturan bermodus interogatif. Bila
dili-hat
struktur
formalnya,tuturan
tersebuttidak
memiliki struktur
perintah, tetapi berstruktur
interogatif
atau pertanyaan yang secara sekilastidak
mengindikasikan suatu perintah.Walau-pun
demikian,
implikatur
tuturan
itu
menun-jukkan
perintah agar siswa (Mustafa) memakai songkok.Oleh
karenaitu,
walaupun
perintah berbentuktuturan
interogatif, para siswa tetap dapat memahami maksudtuturan
tersebut. 3.1.2.2 Strategi PerintahTidak
LangsungBer-modus
Deklalatif
Penggunaan strategi
perintah
tidak
lang-sung olehguru tidak
hanyadilakukan
denganstruktur atau tuturan
bermodus
pertanyaan,tetapi juga dengan dengan
struktur
ataututur-an bermodus deklaratif.
Guru
menggunakanstrategi perintah tidak langsung tersebut
untuk
keperluan tertentu dengan memperhatikan ke-santunan. Be,rikut disajikan contoh
untuk itu.
(8)
Guru
: Berikut, mati semut karena gula.(a) Apa maknanya itu? (b) Itu gula
Siswa Guru Siswa Guru apa? (c) : Manis. (d)
: Apa artinya? (e)
Siswa
Konteks
Karena rayuan menjadi tertipu. (f)
]adi, makna yang tersirat adalah jangan
tertipu
karena manisarykarena rayuan. (g) Pertemuan kita
berikutnya paling baik kalau ada spidol. (h) Mana ketua kelas? (i)
Ad+
Pak
(sambil mengangkattangan) (j)
Dituturkan
guru ketika
meng-akhiri pembelajaran.
Tuturan
(h)
pada data (8) tergolongtindak
perintah
tidak
langsung yang
disampaikan denganmodus deklaratif. Bila
dilihat
sekilas,tuturan
itu
tidak
menunjukkan suatu perintah.Walaupun demikian, implikatur tuturan itu
menunjukkan
perintah
agar
siswa
(ketuakelas) menyediakan
spidol pada
pertemuanberikutnya.
Hal
ini
diperkuat
oleh
konteksyang
melatari,
yaitu
keadaan
yang
terjadiselama kegiatan pembelajaran.
3.2 Strategi
Perintah
Siswa danPenggunaan-nya terhadap
Guru
Hasil penelitian
menunjukkan bahwada-lam kegiatan pembelajaran
di
kelas, siswa juga menggunakantindak perintah
ketikabertutur
dengan guru. Karena peran sosialnya lebihren-dah daripada guru, siswa menggunakan
strate-gi
danpilihan
kata yang sesuai dengan normakesopanan
dan
kewajaran
dalam
bertufur.Strategi yang digunakan siswa ketika
menyam-paikan perintah
kepadaguru
berupa
strategitidak
langsung. Halitu
dapatdilihat
pada databerikut ini.
(9) Guru Masil'r ada yang mau bertanya? (a) Kalau sudah dipahami saya
hapus
ini
dankita
lanjutkan kemateri berikutnya. (b) Pak, tnnu dicatat. (c)
Silakan kalau mau dicatat.. (c)
Dituturkan ketika guru menjelas-kan materi pembelajaran
Sislra Guru Konteks
Dari tuturan
(c) padakutipan
(9) tampakbahwa siswa
menggunakan
perintah tidak
langsung dengan
struktur
deklaratif
ketikabertututur
dengan guru dalam pembelajarandi
kelas. Walaupun disampaikan dengantuturan
yang berstruktur deklaratif, tuturan
itu
ber-makna
perintah,
yaitu
agarguru tidak
meng-hapusdulu
papan tulis.3.3 Strategi
Perintah
Siswa danPenggunaan-nya terhadap Siswa
Pada bagian
ini
diuraikan
strategitindak
imperatif
siswa dan penggunaannya terhadapsiswa. Strategi
tindak
irnperatif siswa itu
meliputi
strategi langsung
dan
strategi tidak
langsung.
Hal
tersebut
tampak pada
uraian berikut.3.3.1 Strategi Perintah Langsung
Dalam pembelajaran di kelas, tampak
bah-wa
sesama siswa dapat menggunakan strategilangsung dalam
bertutur,
terutama dalam ke-giatan diskusi kelompok. Dalam kegiatanterse-but
siswa
menggunakan
perintah
langsunguntuk
mencapaitujuan
tutur
sesuai dengan peran masing-masing. Siswa yang berperan se-bagai moderator menggunakanperintah
lang-sunguntuk
mengatur jalannyadisktr;i.
Siswayang
lain
menggunakan
perintah
langsunguntuk
memperjelas konsep yang berkaitande-ngan materi pembelajaran atau materi diskusi.
Penggunaan
strategi memerintah
langsungoleh moderator tampak pada data
berikut.
(10) Siswa
1
: Bagaimanacara
membedakanparagraf
deduktif
dengan para-graf induktif? (a)Siswa
2
:
Untuk menjnwab pertanyaan tndi, teman-temanlihat
hnlnman lima puluh tujuh! (b)Konteks
:
Dituturkan siswa ketika mendis-kusikan,materi paragraf .Tuturan
(b)paJa data
(11)tergolong
tin-dak
perintah
langsung. Kelangsungantuturan
itu
dapat
diukur
berdasarkan kejelasan dayapragmatisnya
yang
langsung
mengungkap-kan
maksud
dengan jelas. Selainitu,
kelang-sungan
tuturan
perintah
itu
didasarkan
pulapada maksud tuturan yang sama dengan struk-turnya.
Berdasarkan pemerian yang telah
dilaku-kary
temuan penelitian menunjukkan
bahwadalam
wacana kelas, strategi
tindak
rneme-rintah terkait
dengan
jenis tindak
imperatif
tertentu. Dalam hubungan
itu,
penggunaan strategi memerintah mempunyai pola atauciri
tersendiri.
Ciri
atau pola tersebut dipengaruhioleh
konteks
penggunaannyadalam
pembe-lajarandi
kelas. Penggunaan strategimemerin-tah tersebut, baik langsung maupun tidak lang-sung, selaras dengan
tujuan
tutur
ataukeper-luan guru
dan
siswa dalam berbagai kontekspembelajaran
di
kelas:di
awal
pembelajaran,di
tengah proses pembelajaran,atau
di
akhir
pembelajaran.Dalam kaitan
itu,
penggunaan-penggunaan strategi-strategi perintahitu,
baik
oleh
guru
maupun siswa, tergolong efektifun-tuk
mengkomunikasikan
gagasannya kepadalawan tutur.
Selain terkesan lugas, menekan, rnemaksa, dan kurang santun karena penggunaan strategi
langsung dalam
penyampaian berbagai jenistindak perintah
olehguru
terhadap siswa dansiswa terhadap siswa;
adakalanyaguru
dansiswa
memilih bentuk yang
terkesan
lebih santun,yaitu
dengan strategitidak
langsung. Berdasarkan kenyataantersebuf
dapat dikata-kan bahwa penggunaan strategi langsung danstrategi
tidak
langsung
dalam
penyampaianimperatif
oleh
guru dan
siswatidak
semata-mata
demi
keefektifan
dan
keefisienan
pe-nyampaian maksud.
Penggunaannyauntuk
mengedepankan terjaganya
hubungan
yangharmonis
antaraguru
dan
siswa.Hal
itu
se-jalan
dengan pandangan
Leech
(1.9$:9a)yang menyatakan bahwa
tujuan
yang hendakdicapai dalam suatu peristiwa
komunikasi,di
samping terkait
dengan
tujuan individu,
jrgu
terkait
dengan
tujuan
sosial.
Tujuansosial
tersebut
berkaitan
dengan
rrpaya
Pnuntuk
membangunhubungan yang
baik
danharmonis
dengan
Mt,
dengan cara memilih
strategi yang lebih menguntungkanMt.
Dalamkaitan
itu,
Goffman (1967) (dalamBrown
dan Levinsonn,1987 :16,Wijana,
1986; Wardhaugh,1998:248)
mengatakan
bahwa
agar
tidak
menimbulkan kesan yang
tidak
mengenakkarydalam
rnengutarakantindak
atau
fungsi
tin-dak
dengan
suatu tuturary
penutur
perlu
memperhatikan nosi muka lawan futur.
4.
Simpulan
dan
SaranBerdasarkan
kajian yang telah dilakukan
terhadap
penggunaan
tindak
imperatif
da-lam
wacana kelas
di
Madrasah
TsanawiyahAlkhairaat
Palu,diperoleh
gambaran sebagaiberikut.
(1) Strategi yang digunakan
guru
menyampai-kan perintah terhadap siswa
meliputi
strate-gi
langsung
dan
strategi
tidak
langsung. Strategi langsungmeliputi
strategi perintah Iangsung biasa,perintah
langsung denganmenyatakan keharusan, dan perintah lang-sung dengan argumen. Strategi
tidak
lang-sung
meliputi
perintah tidak langsungden-gan modus
interogatif dan
deklaratif.
Se-mentaraitu,
strategitindak perintah
siswadan
penggunaannya terhadapguru
hanyaberupa strategi
tidak
langsung dengan mo-dus berupamodus deklaratif.
Selanjutnya, strategi perintah siswa dan penggunaannyaterhadap siswa pada
umumnya
disampai-kan dengan strategi langsung.(2)
Strategi
perintah
tersebut
digunakanoleh
guru maupun
siswauntuk
berbagaikeperluan
dalam
pr"oses
pembelajaran scsuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Berdasarkan
norma
sosial
dan
budayayang
berlaku,
strategi
tindak
perintaholeh guru
terhadap
siswamaupun
siswaterhadap
siswa, adakalanya menekan danadakalanya
halus.
Penggunaan
strategiyang demikian
itu
dapat dikatakan
cu-kup
efektif
untuk
mencapai pemahamanbersama
terkait
dengan
upaya
merekamencapai
tujuan
pembelajaran. Sementaraitu,
dalam penuturan siswa terhadap guru, penggunaanstrategi
penyampaiantindak
perintah cenderung santun.
Berdasarkan
temuan tersebut,
dapat
di-simpulkan
bahwa
penggunaan
strategi
pe-nyampaian
tindak perintah
guru
dan
siswayang
beragam
dipengaruhi
oleh
hubunganperan partisipan dan
topik tutur
dalam pembe-lajarandi
kelas.Daftar
PustakaAlwi,
Hasan dan
Dendy
Sugono (ed.). 2002.Telaah Bahasa dan Snstra. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Alwi,
Hasan,
Soenjono
Dardjowijojo,
HansLapoliwa, dan
Anton
Moeliono.2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa lndonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
Austin,
J.L.1978. How to Do Thingswith
Words. Cambridge: HarvardUniversity
Press.Bach, Kent dan Robert Harnish. 7979. Linguistic, Communication,
and
SpteechAcfs.
London:The
MIT
Press.Bogdan,
Robert
C.
dan
Sari Knopp
Biklen1982. Qualitatiae Research
for
Education: An lntroductionto
Theory and Methods. Boston:Allyn
and Bacon Inc.Brown,
Gillian
dan George Yule. 1996. DiscourseAnaly sis. Cambridge: Cambridge
University
Press.
Brown,
P. dan Levinson S. 7978. Universalsin
Language Usage:
Politeness Phenomena.Dalam
Esther
N.
(Ed.).
Question
andPoliteness: Strategies
in
Socinl lnteractiort.Cambridge: Cambridge
University
Press.Cook,
Guy. 1984. The Discourse of Adaertising.London and New York: Longman.
174
Widyapanrl,
Volume 39, Nomor 2, Desember 2011Cook, Guy.
1989. Discourse.Oxford:
Oxford
University
Press.Dardjowidjojo,
Soenjono. 2003. Psikolinguistik:Pengantar
PemahamanBahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Duranti, Alesandro. 2000. Linguistic Antrop olo gy. Cambrige: CUP.
Goffmary
Erving.
1980. Strategic Interaction.Philadelphia:
University
of
PennsylvaniaPress.
Holmes, Janet.
2001.
An
Introduction
toSociolinguisfic.
Harlow:
Pearson Education.Kartomiharjo, Suseno. 2000. Kekuasaan dalam
Bahasa.
Dalam
BambangKaswanti
Purwo(ed.). Kajian
SerbaLinguistik untuk
AntonMoeliono Pereksa Bahasa. Jakarta: Gunung
Mulia.
Lakoff, Robin.
1975. Languageand
Wornens's Place. New York: Harper and Row.Mey, Jacob L.1,996. Pragnmtics:
An
Introduction.Oxford: Blackwell.
Searle,
John
R.
2001,.
A
Taxonomy
of
Illocutionary
Acts.Dalam
Martinich
(Ed.),The Philosophy of Language.
Oxford: Oxford
University
Press.Searle,
John
R.
2001.Indirect
Speech Acts. Dalam A.P.Martinich
(Ed.), The Philosopltyof
Language. Oxford; Oxford
University
Press.Wijana,
I
Dewa
Putu.
1996.
Dasar-dasarPragnmtik. Yogyakarta:
Andi
Offset.Catatan:
') Naskah masuk tanggal 12 September 2011. Editor: Drs. Edi Setiyanto, M.Hum. Edit I: 15-23 September 2011. Edit II: 3-11 Oktober 20t1
"t Ali Karim; Doktor; dosen pada Universitas Tadulako, Palu