Kuliah 9:
PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
Tactical Decision MakingTactical desion making merupakan pemilihan alternatif yang harus segera dilakukan atau dalam jangka pendek. Tactical decision making juga merupakan pengambilan keputusan yang berskala kecil. Secara umum tujuan pengambilan keputusan strategis adalah memilih diantara beberapa keputusan strategis sehingga competitive advantage jangka panjang dapat terwujud. Pengambilan keputusan jangka pendek harus tetap mengacu pada tujuan tersebut. Pengambilan keputusan dalam jangka pendek tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Decision Model Approach
Suatu pendekatan yang disebut dengan Decision maodel dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ini. Langkah-langkah dalam decision model adalah sbb:
1. Identifikasi problem
Mengenalidan memformulasikan permasalahan yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Misalnya: kebutuhan tambahan gudang, jumlah yang dibutuhkan serta bagaimana kebutuhan tersebut akan dipenuhi.
2. Identifikasi alternatif penyelesaian
Pada tahap ini perusahaan harus mengidentifikasikan semua alternatif yang ada terlebih dahulu, baru kemudian mengeliminasi alternatif yang tidak mungkin dilaksanakan perusahaan, misalnya dengan mempertimbangkan resiko, kemampuan dana perusahaan dll.
3. Identifikasi biaya dan manfaat setiap alternatif
Setelah alternatif yang mungkin untuk dilaksanakan diketahui perusahaan,maka model pengambilan keputusan selanjutnya dapat disebut dengan “COST BENEFIT ANALYSIS” untuk setiap alternatif yang ada.
4. Pengumpulan biaya relevan setiap elternatif yang ada 5. Pertimbangan faktor-faktor kualitatif.
Faktor kualititatif dapat dimasukan dalam pengambilan keputusan dengan cara sebagai berikut ini:
c. memasukan faktor kualitatif dalam pengambilan keputusan
6. Pengambilan keputusan pada alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Biaya Relevan
Dalam pengambilan keputusan ini, konsep biaya relevan merupakan suatu konsep yang penting. Biaya relevan adalah biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang dan biaya tersebut berbeda diantara alternatif yang ada. Dari pengertian di atas, Biaya relevan mempunyai 2 karakteristik yaitu:
a. biaya masa yang akan datang
b. biaya yang berbeda diantara alternatif yang ada
Biaya yang tidak memenuhi 2 kriteria tersebut merupakan irrelevant cost (biaya tidak relevan). Biaya tidak relevan meliputi biaya masa lalu (sunk cost) dan biaya masa yang akan datang tetapi tidak berbeda diantara alternatif yang ada. Sunk cost yang merupakan biaya masa lalu akan selalu merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Relevansi, Perilaku Biaya dan Activity Resources Usage Model
Pada akuntansi manajemen konvensional, untuk dapat mengetahui apakah suatu biaya merupakan biaya relevan atau tidak bagi suatu alternatif, pemahaman akan perilaku biaya menjadi sangat penting.
Dalam akuntansi manajemen kontemporer Activity Resources Usage Model sangat membantu dalam mengidentifikasi apakah suatu biaya merupakan biaya relevan atau tidak. Berdasarkan model tersebut, sumber ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: a. Sumber ekonomi yang dipenuhi saat dibutuhkan (Resources acquired as used as
needed)
Ada beberapa sumber ekonomi yang dapat dengan mudah diperoleh pada saat dibutuhkan. Jumlah biaya untuk menyediakan sumber ekonomi ini akan berubah apabila kebutuhan berubah. Jumlah sumber ekonomi yang digunakan sama dengan jumlah yang disediakan. Apabila permintaan atau kebutuhan berubah,maka biaya penyediaan sumber ekonomi ini juga akan berubah. Biaya penyediaan sumber ekonomi jenis ini dapat diakategorikan sebagai biaya variabel.
b. Sumber ekonomi dipenuhi sebelum digunakan tetapi hanya disediakan untuk satu periode (Resources acquired in advanced-short term).
Sumber ekonomi ada yang disediakan untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya melalui kontrak yang dibayarkan didepan misalkan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan organisasai dan upah karyawan. Biaya penyediaan sumber ekonomi ini dapat dikategorikan biaya semi variabel. Kondisi ini menyebabkan kemungkinan adanya sumebr ekonomi yang tidak digunakan sehingga tambahan permintaan sumber ekonomi mungkin tidak akan menambah biaya penyediaan sumber ekonomi yang bersangkutan.
c. Sumber ekonomi dipenuhi sebelum digunakan dan disediakan untuk beberapa periode (Resources acquired in advanced - multiperiod period)
Ada beberapa sumber ekonomi yang disediakan oleh perusahaan jauh sebelum dibutuhkan dan disediakanuntuk beberapa periode, misalnya pembelian gedung, mesin dan aktiva tetap lainnya. Pengadaan sumber eknomi ini umumnya disertai dengan pengeluaran kas yang akan menjadikan sebagai biaya masa lalu (sunk cost) yang selalau tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Berikut ini hubungan pemenuhan sumber ekonomi dengan relevansi suatu biaya dalam pengambilan keputusan jangka pendek.
Kategori Resources Demand dan Supply relevansi
Supply = demand
1. demand berubah Relevan
Disediakan saat dibutuhkan
2. demand tetap Tidak relevan
Supply – demand = unused capacity
1. demand naik< unused capacity Tidak relevan 2. demand naik> unused capacity Relevan 3. demand turun (permanen)
Kapasitas berkurang Relevan
Disediakan dimuka
Kapasitas tetap Tidak relevan
Supply – demand = unused capacity
1. demand naik< unused capacity Tidak relevan 2. demand turun (permanen) Tidak relevan Disediakan dimuka
(multiple period)
ILUSTRASI PENERAPAN BIAYA RELEVAN Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri
Alternatif membeli suatu komponen produk dari pihak luar atau membuat sendiri. Biasanya harga yang ditawarkan kelihatannya lebih rendah dari biaya produksi setiap unit.
Contoh:
Swasey Man. saat ini memproduksi suatu komponen untuk produk printernya. Pada saat - saat tertentu Swasey akan berganti produksi ke jenis printer lain dan komponen tersebut tidak dibutuhkan. Tetapi tahun yang akan datang, Swasey akan membuat 10.000 komponen dengan estimasi biaya sbb (dalam ribuan rupiah):
total biaya Per unit
sewa peralatan 12.000.000 1.200 dep. peralatan 2.000.000 200 bahan baku 10.000.000 100 BTKL 20.000.000 2.000 BOP var 8.000.000 800 Bop tetap 30.000.000 3.000 Total 82.000.000 8.200
Sebagian besar peralatan yang disewa dan dapat dibatalkan kapan saja. Perusahaan sudah terlanjur membeli bahan setengah dari kebutuhan selama periode tersebut (Rp5.000.000) dan tidak dapat dikembalikan lagi. BOP variabel dengan tarip Rp 400/JKL. BOP tetap jumlahnya Rp 30.000.000 hasil dari alokasikan berdasarkan luas tempat yang digunakan. Supplier menawarkan harga Rp 4.750/unit.
Pengambilan Kerputusan
Analisa dapat dilakukan dengan membandingkan biaya relevan antara kedua alternatif, kemudian dipilih alternatif yang mempunyai biaya yang lebih kecil. Perincian biaya kedua alternatif tersebut adalah sbb:
Biaya deferensial
membuat membeli jika membeli sewa peralatan 12.000.000 - 12.000.000
bahan baku 5.000.000 - 5.000.000
bop var. 8.000.000 - 8.000.000
BTKL 20.000.000 - 20.000.000
harga beli - 47.500.000 (47.500.000) total biaya rel. 45.000.000 47.500.000 (2.500.000)
Dari analisa di atas terlihat bahwa alternatif membuat sendiri lebih menarik daripada membeli dari pihak luar meskipun harga yang ditawarkan pihak supplier kelihatannya menarik.
Mempertahankan atau Menutup suatu segment
Merupakan suatu keputusan untuk melanjutkan atau menutup suatu segment yang mempunyai keuntungan negatif. Pengambilan keputusan didasarkan pada informasi yang disajikan dalam segmented reporting berdasarkan variabel costing. Segment merupakan bagian organisasi yang diberi tanggungjawab untuk memperoleh laba. Segment dapat berupa produk, departemen atau daerah pemasaran. Suatu segment dianggap tidak menguntungkan lagi jika memberikan segment margin yang negatif.
Contoh:
Norton Mat. mempunyai 3 segment bidang usaha yaitu block, brick dan tile. Informasi aktivitas ketiga segment tersebut dapat terlihat dibawah ini. (dalam jutaan rupiah)
keterangan BLOCK BRICK TILE Total
Penjualan 500 800 150 1.450 Biaya variabel (250) (480) (140) (870) Kontribusi margin 250 320 10 580 Biaya tetap Gaji Supervisi (37) (40) (35) (112) Advertensi (10) (10) (10) (30) Depresiasi (53) (40) (10) (103) Total 100 90 55 (245) Segment Margin 150 230 (45) 335
Biaya tetap Common (125)
Dari laporan tersebut terlihat bahwa segment tile menderita kerugian dan dipertimbangkan untuk ditutup. Ternyata berdasarkan analisa yang dilakukan mempertahankan segment Tile tetap lebih menguntungkan bagi perusahaan. Pengambilan keputusan dapat dijelaskan sbb:
Bila produk bukan merupakan produk substitusi dan fasilitas tidak dapat digunakan untuk kegiatan lainnya. Dari perhitungan analisa biaya relevan di bawah ini, perusahaan lebih baik menghentikan kegiatan segment TILE .
keterangan Lanjut Tutup Beda kalau Lanjut
Penjualan 1.450 1.300 150 Biay variabel (870) (730) (140) Kontribusi margin 580 570 10 Biaya tetap Gaji Supervisi (112) (77) (35) Advertensi (30) (20) (10) Segment Margin 438 473 (35)
Bila produk merupakan produk substitusi/komplemen. Misalkan produk yang diahsilkan perusahaan merupakan produk komplement. Dari pengamatan perusahaan, apabila TILE ditutup akan menyebabkan adanya penurunan permintaan BLOCK 10 % dan BRICKS 8%. Dari tambahan informasi tersebut, analisa untuk pengambilan keputusannya adalah sbb ini.
keterangan Lanjut Tutup Beda kalau lanjut
Penjualan 1.450 1.186 264 Biay variabel (870) (666,6) (203,4) Kontribusi margin 580 519,4 60.6 Biaya tetap Gaji Supervisi (112) (77) (35) Advertensi (30) (20) (10) Segment Margin 438 422,4 15,6
Misalkan produk merupakan produk komplementer dan segment yang dihentikan dapat digunakan untuk jenis usaha lain. Misalkan pentupan TILE, dapat digantikan dengan
usaha lain yang diestimasikan dapat menghasilkan keuntungan sbb (dalam ribuan rupiah) Penjualan 100 Biaya variabel (40) Kontribusi margin 60 Biaya tetap (55) Segment margin 5
Dengan tambahan informasi tersebut, analisa pengambilan keputusannya adalah seperti di bawah ini:
keterangan Lanjut Tutup dan ganti Beda kalau lanjut
Penjualan 1.450 1.286 164
Biaya variabel (870) (706,6) (163,4)
Kontribusi margin 580 579,4 0.6
Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus
Keputusan untuk menerima dan menolak pesanan khusus. Pesanan khusus adalah pesanan dengan harga jual yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jual produk reguler. Pengambilan keputusan tentang pesanan khusus, biasanya berkaitan dengan apakah harga yang ditawarkan pembeli dapat diterima atau tidak.
Sebelum mempertimbangkan apakah menerima/menolak pesanan khusus, perusahaan harus memenuhi kondisi berikut ini. Syarat agar pesanan khusus dapat dipertimbangkan untuk diterima/ditolak:
a. Masih adanya kapasitas yang belum digunakan sehingga tidak akan mempengaruhi jumlah biaya tetap.
b. Dapat dilakukan pemisahan pasar. Agar supaya penjualan produk reguler tidak terganggu dengan adanya pesanan khusus ini.
Pedoman dalam pengambilan keputusan menerima/menolak pesanan khusus adalah sbb: a. harga jual/unit pesanan khusus > biaya variabel/unit, sehingga pesanan khusus diterima. b. harga jual/unit pesanan khusus < biaya variabel/unit, sehingga pesanan khusus ditolak.
Contoh:
Perusahaan Ice Cream baru menggunakan 80 % dari kapasitas yang dimilikinya. Kapasitas yang ada 20.000 liter. Berikut ini data tentang biaya produksi dan penjualan 16.000 liter ice creamnya (dalam rupiah)
Keterangan Total Unit Cost
Biaya variabel Susu 11.200.000 700 Flavouring 1.600.000 100 Gula 2.400.00 150 BTKL 4.000.000 250 Pengepakan 3.200.000 200 Komisi 320.000 20 Distribusi 480.000 30 Lain-lain 800.000 50
Total Biaya variabel 24.000.000 1.500
Biaya Tetap Gaji 960.000 60 Depresiasi 320.000 20 Utilities 80.000 5 Pajak 32.000 2 Lain-lain 160.000 10
Total Biaya Tetap 1.552.000 97
TOTAL BIAYA 25.552.000 1.597
HARGA JUAL 32.000.000 2.000
Misalkan dalam rangka Pesta Ice Cream yang diselenggarakan suatu supermarket, sebuah perusahaan memesan untuk membeli 2.000 liter ice cream dengan harga Rp 1.550 per liter. Perusahaan pemesan sanggup menanggung sendiri biaya transportasi (distribusi) dan tidak perlu adanya komisi penjualan.
Pengambilan Keputusan:
Dengan menggunakan dasar pengambilan keputusan di atas, seharusnya pesanan khusus ini dapat diterima , karena harga yang ditawarkan pembeli > biaya variabel (1.500 – 20 - 30). Tidak akan terdapat penambahan biaya tetap karena perusahaan masih mempunyai kapasitas yang belum dimanfaatkan. Dengan penerimaan pesanan khusus, keuntungan perusahaan akan meningkat sebesar (1.550 – 1.450) x 2.000 = Rp 200.000. Analisa biaya relevan dapat ditunjukan sbb:
keterangan Menerima Menolak Penghasilan 3.100.000 0 Susu (1.400.000) 0 Flavouring (200.000) 0 Gula (300.000) 0 BTKL (500.000) 0 Pengepakan (400.000) 0 Lain-lain (100.000) 0 TOTAL 200.000 0
Menjual atau Memproses lanjut
Pada perusahaan yang menghasilkan produk bersama dihadapkan pada pengambilan keputusan langung menjual atau memproses terlebih dahulu setelah titik pemisahan.
Kriteria pengambilan keputusannya :
a. Tambahan pendapatan jika diolah lebih lanjut > biaya proses lebih lanjut, sebaiknya diproses lebih lanjut sebelum dijual.
b. Tambahan pendapatan jika diolah lebih lanjut < biaya proses lebih lanjut, sehingga langsung dijual tanpa diproses lanjut.
Contoh:
Perusahaan menghasilkan 2 jenis bahan kimia yaitu X dan Y. Biaya bersamanya Rp 100.000 yang meliputi biaya bahan dan konversi sampai pada split off point. Kedua produk tersebut dijual pada perusahaan minyak sebagai campuran bensin. Informasi volume produksi dan harga jual kedua produk adalah sbb:
1000 liter-Produk X @ Rp 90
biaya bersama Rp 1.000.000
500 liter – Produk Y @ Rp 60 split off point
Produk X dapat diproses menjadi Produk-XA dengan tambahan biaya Rp 80 per liter dan dijual pada perusahaan plastik dengan harga Rp 160 per liter. Maka keputusan yang
sebaiknya diambil perusahaan adalah langsung menjual produk X karena tambahan pendapatan dengan mengolah lebih lanjut ( Rp 160 – Rp 90 =Rp 70) lebih kecil dari pada biaya pengolahan lebih lanjut (Rp 80). Perbandingan kedua alternatif tersebut adalah sbb:
Langsung Proses lanjut Perbedaan
Penjualan 90.000 160.000 70.000
tambahan biaya -- 80.000 (80.000)
90.000 80.000 (10.000)
Penentuan Komposisi produk
Komposisi produk merupakan perbandingan relatif volume suatu produk dengan produk lainnya. Setiap kemungkinan komposisi produk akan menentukan tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Manajemen harus menentukan komposisi produk yang memberikan laba atau keuntungan optimal bagi perusahaan dengan mempertimbangkan batasan - batasan yang dimilikinya. Penentuan komposisi optimal ini dapat ditentukan dengan menggunakan Linear Programming dengan mengunakan grafik maupun metode simplek. Contoh:
Misalkan perusahaan menghasilkan 2 jenis produk yaitiu produk X dan Y. Kontribusi margin per unit produk X Rp 25 dan Y sebesar Rp 10. Perusahana mempunyai mesin dengan kapasitas 40.000 JM, Sedangkan untuk membuat 1 unit X dibutuhkan 2 JM dan untuk produk Y dibutuhkan 0.5 JM. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, perusahaan hanya mampu menjual 15.000 X dan 40.000 Y. Berpakah komposisi yang akan memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan.
Pengambilan keputusan (dengan grafik) Fungsi Tujuan: Z = 25 X + 10 Y
Batasan: 2X + 0.5 Y ≤ 40.000 X ≤ 15.000
Y ≤ 40.000 X ≥ 0, Y ≥ 0
E D
C
A B
Dari grafik di atas, ada 5 titik yang memenuhi batasan yang telah ditetapkan, Keuntungan yang diperoleh untuk 5 titik adalah sbb:
Titik Keuntungan A (0,0) 0 B ( 15, 0) 15 . 25 + 0 = 400 C (15, 20) 15 . 25 + 20 . 10 = 375 D (10, 40) 10 . 25 + 40 . 10 = 650 * E ( 0, 40) 0 + 40.10 = 400
Ternyata komposisi yang optimal adalah 10 produk X dan 40 produk Y, yang akan memberikan kontribusi margin 650.
LATIHAN:
1. Pimpinan perusahaan baru saja menerima Laporan Keuangan yang disusun berdasarkan variabel costing sbb: (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Produk A Produk B
Penjualan 100.000 250.000
Biaya variabel (50.000) (145.000)
Kontribusi 50.000 105.000
Biaya Tetap (80.000) (110.000)
Laba (Rugi) bersih (30.000) (5.000)
Pimpinan perusahaan sedang memikirkan tindakan yang terbaik untuk perusahaan. Dari informasi yang dikumpulkan ternyata Rp 70.000 biaya tetap merupakan biaya tetap common. Common Fixed Cost ini dialokasikan ke masing-masing produk line berdasarkan hasil penjualan. Produk merupakan produk substitusi. Apabila produk B ditutup, produk A akan naik 50 %, jika produk A ditutup, B akan naik10 %. Berdasarkan informasi di atas, jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Susunlah Segmented Report untuk periode tersebut.
b. Misalkan pimpinan perusahaan dihadapkan pada alternatif sbb: Mempertahankan kedua produk
Menutup kedua produk Menutup produk A Menutup produk B
c. Dari keempat alternatif di atas, manakah alternatif yang paling baik, dukunglah dengan perhitungannya.
2. Perusahaan “ABC” memproduksi dan menjual suku cadang mobil. Kadang-kadang perusahaan mensubkontrakan suku cadangnya pada perusahaan lain tergantung apakah perusahaan masih mempunyai kapasitas yang menganggur atau tidak. Berikut ini informasi biaya untuk suku cadang E3 periode 2001 yang akan datang:
Total Biaya 60.000 unit Biaya/r unit
bahan 480.000 8
tenaga kerja 360.000 6
BOP variabel 180.000 3
BOP tetap 380.000 6
Perusahaan lain menawarkan untuk memasok kebutuhan suku cadang tersebut dengan harga Rp 21/unit. BOP tetap terdiri dari biaya depresiasi, PBB serta asuransi dan gaji pengawas pabrik. Jika perusahaan tidak memproduksi komponen E3, BOP yang tidak akan terjadi sejumlah Rp 120.000.
Diminta:
a. Apabila kapasitas yang digunakan untuk membuat E3 akan dibiarkan menganggur jika perusahaan membeli dari luar, keputusan manakah yang paling baik bagi perusahaan. b. Apabila kapasitas yang digunakan untuk membuat E3 akan disewakan pada pihak lain
sebesar Rp 60.000 per tahun, keputusan manakah yang paling baik bagi perusahaan. c. Apabila kapasitas yang digunakan untuk membuat E3 akan digunakan untuk membuat
komponen lain yang memberikan tambahan pendapatan Rp 250.000 selama 1 tahun, keputusan manakah yang paling baik bagi perusahaan.
3. PT “Danish” mempunyai laporan keuangan untuk salah satu segmentnya yang mengalami kerugian beberapa periode terakhir ini.
Penjualan 3.751.500
Harga Pokok Penjualan (2.722.400)
laba kotor 1.029.100
Biaya penjualan + adm. (1.100.000)
Laba bersih (70.900)
Pimpinan perusahaan sedang memikirkan untuk menutup segment tsb, untuk membantu dalam pengambilan keputusan telah dikumpulkan informasi-informasi berikut ini:
a. Segment tersebut hanya menghasilkan 1 jenis yang dijual ke pihak luar dengan harga Rp 100 per unit.
b. Dari produk yang dihasilkan segment tersebut, 50 % digunakan sendiri oleh segment lain dalam perusahaan itu dan dibeli dengan harga Rp 83 per unit (Full costing + 25 % nya). Jika segment ini ditutup kebutuhan akan produk ini harus dipenuhi dari luar dan harus membeli denga harga Rp 100 per unit.
c. BOP tetap yang dibebankan Rp 20/unit
d. Apabila segment ini ditutup, fasilitas yang ada tidak dapat digunakan lagi dan harus dijual. Hasil penjualan ini dapat diinvestasikan dan akan memberikan cash inflow Rp 100.000 pertahun.
e. Biaya penjualan merupakan biaya variabel yang dibebankan dengan tarip Rp 5/unit. Sedangkan biaya administrasi merupakan biaya tetap. Untuk produk yang dijual ke segment lain dalam perusahaan itu tidak dibutuhkan biaya penjualan
f. Dari biaya administrasi, 30 % nya merupakan biaya tetap common yang dialokasikan dari kantor pusat berdasarkan luas lantai yang ditempati setiap segment.
Dari informasi tersebut diatas, saudara diminta untuk:
a. Susunlah laporan keuangan segment yang dapat menunjukan kinerja segment yang bersangkutan.
b. Apakah sebaiknya segment itu dihentikan atau dilanjutkan. Dukunglah pendapat saudara dengan perhitungan yang jelas.
PRICING DECISION
(
PENENTUAN HARGA JUAL BARANG dan JASA)
Pengertian
Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Keputusan penentuan harga jual (Pricing Policies) adalah penentuan harga jual barang dan jasa yang dihasilkan suatu perusahaan untuk periode jangka pendek. Penentuan harga jual dianggap suatu keputusan yang sangat penting bagi perusahaan karena keputusan ini bukan hanya menyangkut aspek pemasaran dan keuangan saja, tetapi menyangkut semua aspek kegiatan perusahaan.
Harga jual yang ditetapkan akan mempengaruhi jumlah unit yang terjual sehingga akan menentukan aliran kas masuk bagi perusahaan. Tersediany akas yang cukup akan mempengaruhi kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Apabila penghasilan yang diperoleh tidak dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan maka dalam jangka panjang akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
PENDEKATAN EKONOMI
Pendekatan ekonomi merupakan kerangka dasar bagi manajemen dalam penentuan harga jual. Pendekatan ini mendasarkan pada konsep penawaran dan permintaan. Harga jual yang terbaik adalah harga jual yang dapat memaksimumkan perbedaan total penghasilan (TR) dan total biaya (TC). Dalam penentuan harga jual juga dipengaruhi oleh elastisitas harga yang menunjukan perubahan volume penjualan jika ada perubahan harga jual per unit.
Keterbatasan Pendekatan Ekonomi
Informasi biaya dan pendapatan yang digunakan kadang-kadang merupakan perkiraan sehingga mempengaruhi perumusan fungsi permintaan dan penawaran. Model tersebut hanya cocok untuk kondisi ekonomi tertentu yaitu pasar monopoli atau persaingan monopolistik .
Kenyataan harga bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga jual suatu produk. Perusahaan tidak selalu hanya bertujuan mencari laba. Ada kemungkinan mempunyai tujuan-tujuan lain selain laba.
PENDEKATAN AKUNTANSI
Dalam pendekatan akuntansi, biaya atau “cost” merupakan faktor kunci dalam penentuan harga jual. Konsep dasar dalam penentuan harga jual dari pandangan akuntansi adalah harga jual
yang ditentukan harus mampu menutup semua biaya serta memberikan return atau hasil yang memuaskan bagi pemilik dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam penentuan harga jual dengan pendekatan akuntansi dapat dilakukan dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu full costing dan pendekatan variabel costing atau pendekatan kontribusi. Masing-masing pendekatan akan dibahas ini. Baik dengan pendekatan Full costing maupun variabel costing, penentuan harga jual produk reguler atau standard dapat dilakukan dengan metode “Cost Plus Pricing”. Secara umum cost plus pricing atau Cost based pricing meliputi penentuan jumlah biaya ditambah dengan markup, atau dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
Harga jual yang ditargetkan = Cost + Mark up Pendekatan Full Costing (Absorption Approach)
Dalam pendekatan ini yang dimaksud dengan “cost” atau “biaya” adalah semua elemen biaya yang digunakan untuk membuat 1 unit produk atau dengan kata lain yang termasuk dalam biaya adalah total biaya produksi. Sedangkan yang dimaksud dengan markup adalah jumlah yang dimaksudkan untuk menutup semua biaya selain biaya produksi dan memberikan laba yang memuaskan bagi perusahaan. Biasanya Markup dinyatakan dalam % dari total biaya itu sendiri. Contoh:
Dalam penentuan harga jualnya, Ritter Company mempunyai kebijakan untuk menambahkan markup sebesar 50% dari biaya produksinya. Estimasi biaya untuk memproduksi produk pada Ritter Company pada tingkat produksi 10.000 unit adalah sebagai berikut ini.
Keterangan Per unit Total
Bahan baku 600 6.000.000
Tenaga kerja langsung 400 4.000.000
Bop variabel 300 3.000.000
Bop tetap 700 7.000.000
Total biaya Produksi 2000 200.000
Biaya komersial variabel 200
Perhitungan harga jual yang ditargetkan adalah sebagai berikut ini: Harga jual = biaya produksi + markup
= 2000 + 50% . 2000
= 3.000
Pendekatan Variabel Costing (Contribution Approach)
Dalam pendekatan ini yang dimaksud dengan “cost” atau “biaya” adalah semua elemen biaya yang bersifat variabel baik biaya produksi variabel maupun biaya non produksi variabel. Sedangkan yang dimaksud dengan markup adalah jumlah yang dimaksudkan untuk menutup semua biaya selain biaya variabel (yaitu semua biaya tetap baik produksi dan non produksi) dan memberikan laba yang memuaskan bagi perusahaan.
Contoh:
Misalkan dengan contoh yang sama di atas yaitu Ritter company, total biaya variabel per unit adalah sebesar Rp 1.500 (600 + 400 + 300 + 200). Apabila perusahaan mempunyai kebijakan untuk menambahkan markup 100% dari biaya variabel maka harga jual yang ditargetkan adalah sebagai berikut:
Harga jual = biaya variabel + markup
= 1.500 + 100% . 1.500
= 3.000 PENENTUAN MARKUP
Markup yang ditambahkan dalam penghitungan harga jual diatas dapat ditentukan dengan berbagai cara. Kemungkinan markup ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan atau dapat juga berdasarkan tingkat keuntungan rata-rata industri dimana perusahaan berada. Tetapi cara yang paling populer dalam menentukan markup adalah didasarkan pada biaya dan tingkat keuntungan yang diinginkan perusahaan atau ROI (Return On Investment).
Penentuan Markup pada Full Costing (Absorption Approach)
Penentuan besarnya laba yang diinginkan sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi cara yang paling banyak digunakan adalah dengan mendasarkan pada ROI yang ditargetkan untuk dicapai pada suatu periode tertentu. Besarnya markup dapat dihitung dengan rumus sbb:
return atas aktiva + biaya non produksi Mark up =
Contoh:
Misalkan pada Ritter Company, Perusahaan mengestimasikan akan dibutuhkan investasi senilai Rp 20.000.000 untuk memproduksi dan menjual 100.000 unit per tahun seperti yang ditargetkan oleh perusahaan. Investasi akan meliputi pembelian peralatan dan penyediaan dana untuk membeli bahan dan kegiatan operasi lainnya. Sedangkan informasi selengkapnya adalah sebagai berikut:
Jumlah unit yang ditargetkan untuk terjual 10.000 unit
Investasi yang dibutuhkan Rp 20.000.000
Biaya produksi per unit Rp 2.000
Biaya pemasaran dan administrasi umum Rp 8.000.000
Apabila berdasarkan pengalaman masa lalu, perusahaan menginginkan ROI 20 %, maka markup dapat ditetapkan sebagai berikut:
(20 % x 20.000.000) + 8.000.000 Mark up =
10.000 x 2.000 = 12.000.000/20.000.000 = 60 %
Apabila kemudian markup ini digunakan untuk menentukan harga jual, besarnya harga jual adalah sebagai berikut ini:
Harga jual = Biaya produksi + markup = 2.000 + (60% x 2.000) = 3.200
Penentuan Markup pada variabel Costing (Contribution Approach)
Dengan menggunakan contoh yang sama yaitu Ritter Company, besarnya markup dalam pendekatan variabel costing dapat dihitung dengan rumus sbb:
return atas aktiva + biaya tetap Mark up =
Contoh:
Misalkan dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah biaya tetap baik biaya produksi dan non produksi yang tetap sejumlah Rp 13.000.000 (Rp 7.000.000 + Rp 6.000.000).
Apabila Perusahaan menginginkan ROI 20 %, maka markup dapat ditetapkan sebagai berikut: (20 % x 20.000.000) + 13.000.000
Mark up =
10.000 x 1.500 = 113,3 %
Apabila kemudian markup ini digunakan untuk menentukan harga jual, besarnya harga jual adalah sebagai berikut ini:
Harga jual = Biaya variabel + markup = 2.000 + (113,3 % x 1.500) = 3.200
Kelemahan Metode “Cost Plus Pricing”
Metode ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor permintaan dan penawaran. Biaya bukan satu -satunya faktor penentu harga jual.
Besarnya biaya per satuan berubah-ubah sangat dipengaruhi oleh volume produksi yang dicapai pada suatu periode.
Metode ini mengabaikan persaingan termasuk juga produk-produk alternatif yang ada di pasar. Tidak memperhatikan tujuan lain selain laba, padahal mungkin saja tujuan perusahaan bukan
semata-mata mencari laba.
Data biaya yang digunakan sering merupakan data biaya masa lalu TARGET COSTING
Pada pembahasan metode cost plus pricing, harga jual ditetapkan dengan asumsi produk sudah lama dipasarkan. Apabila produk yang akan ditetapkan harga jualnya adalah merupakan produk baru, maka Target Costing merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan harga jual produk tersebut.
Target Costing merupakan suatu proses penentuan jumlah biaya maksimum yang dimungkinkan untuk suatu produk baru, kemudian memproduksinya dan menjualnya dengan target
profit yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan harga jual yang diinginkan terlebih dahulu baru, kemudian ditentukan biaya yang ditargetkan untuk menghasilkan produk yang diinginkan perusahaan dalam interval harga jual yang sudah ditentukan. Produk kemudian akan dikembangkan dan diproduksi dengan jumlah biaya yang tidak boleh melebihi biaya yang telah ditargetkan. Biaya yang ditargetkan dapat ditetapkan dengan cara berikut ini:
Target Cost = harga jual yang diinginkan - laba yang ditargetkan
Pendekatan Target Costing dikembangkan karena adanya 2 karakteristik penting yang dimiliki oleh pasar dan biaya.
Perusahaan tidak mempunyai kendali sama sekali terhadap harga, pasarlah yang amat sangat berperan dalam penentuan harga produk baru yang ditawarkan perusahaan oleh karena itu biayalah yang akan menyesuaikan harga jual yang diperkirakan akan diterima oleh pasar.
Dari observasi yang telah dilakukan, besarnya biaya yang akan terjadi dalam memproduksi suatu produk dapat ditetapkan pada tahap perancangan produk.
Contoh:
Sebuah perusahaan elektronik ingin memproduksi dan menjual mainan anak-anak dengan harga Rp 30.000/unit. Agar dapat menjual 40.000 unit per tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp 200.000.000. Perusahaan menginginkan ROI dari penjualan ini 25 %. Biaya pemasaran dan administrasi umum total sejumlah Rp 20.000.000/tahun. Penghitungan target cost atau biaya yang ditargetkan dapat dilakukan sbb:
Penjualan yang diharapkan 40.000 x 30.000 = 1.200.000.000 Dikurangi markup:
Biaya pemasaran dan administrasi 20.000.000
ROI (25% x 200.000.000) 50.000.000 = 70.000.000
Target biaya total = 1.130.000.000
Target biaya /unit = 28.250
PRICING UNTUK PRODUK BARU
Masalah penentuan harga jual akan sering ditemui bagi perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa baru. Terlebih untuk jenis produk atau jasa yang belum pernah ada di pasar, dikarenakan ketidakpastian permintaan terhadap produk atau jasa di pasar. Untuk produk atau jasa baru, dimana sudah ada produk atau jasa yang sejenis di pasar, permasalahan yang timbul adalah
produk atau jasa baru tersebut dapat menjadi produk subtitusi bagi produk lama yang sejenis atau tidak. Untuk mengurangi permasalahan tersebut di atas, perusahaan biasanya melakukan beberapa eksperimen atau tes pasar dan strategi penentuan harga jual produk atau jasa baru tersebut
Tes Pasar
Tes Pasar dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penentuan harga jual dengan cara menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah pemasaran. Dari hasil ini perusahaan akan memperoleh data mengenai pengaruh harga jual yang sudah ditetapkan tergadap penjualan di masing-masing daerah pemasaran, dengan demikian perusahaan dapat memilih harga jual yang akan diterapkan ke produk atau jasa baru yang memberikan kontribusi laba secara keseluruhan bagi perusahaan
Strategi Penentuan Harga Jual
Dua strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga jual produk atau jasa baru adalah :
1. Skimming Pricing
Merupakan bentuk strategi penentuan harga jual produk atau jasa baru dengan menentukan harga jual awal relatif tinggi dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba yang maksimum dalam jangka pendek
2. Penetration Pricing
Merupakan bentuk strategi penentuan harga jual dengan cara menentukan harga jual awal relatif rendah dengan tujuan perusahaan dapat meraih pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa tersebut dalam jangka pendek sehingga diharapkan dengan mengorbankan perolehan laba dalam jangka pendek akan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang berupa pangsa pasar yang lebih baik
PRICING DECISION pada PERUSAHAAN JASA METODE TIME and MATERIAL PRICING
Apabila produk yang dihasilkan perusahaan berupa jasa, maka salah satu karakteristik jasa adalah “heterogenity” yang akan mempengaruhi dalam penentuan harga jual jasa yang bersangkutan. Karena sangat bervariasinya jenis jasa yang mungkin dihasilkan perusahaan maka dalam penentuan harga jual akan ditentukan berdasarkan waktu dan bahan yang dibutuhkan setiap
jenis jasa yang dihasilkan. Pendekatan dalam penentuan harga jual jasa ini disebut dengan TIME and MATERIAL PRICING.
Time and Material Pricing Merupakan metode penentuan harga jual yang dapat digunkaan oleh perusahaan yang menghasilkan jasa misalnya: bengkel mobil, salon kecantikan, konsultan, percetakan, akuntan, dokter dll. Metode ini merupakan variasi dari metode cost plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan memperhitungkan 2 komponen: harga jual yang didasarkan pada satuan waktu (jam kerja langsung) dan bahan yang digunakan, sehingga disebut dengan Time and material Pricing.
Komponen Waktu (Time Component)
Komponen waktu biasanya dinyatakan dalam tarip persatuan waktu misalnya untuk setiap jam kerja langsung atau jam mesin.
Tarip ditetapkan dengan menjumlahkan komponen atau elemen berikut ini:
biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari upah langsung + tunjangan kesejahteraan Jumlah tertentu (dalam %) yang disediakan untuk menutup biaya pemasaran dan
administrasi umum
Jumlah tertentu yang menunjukan target laba yang diinginkan untuk setiap jam kerja langsung atau satuan waktu pengupahan lainnya.
Komponen bahan (MaterialComponent)
Komponen bahan atau material yang digunakan oleh setiap jenis jasa dihitung dengan menjumlahkan komponen atau elemen berikut ini:
material loading charge yang dimaksudkan untuk menutup biaya pesan, biaya bongkar, simpan, pengelolaan bahan serta laba yang diinginkan dari penjualan material atau suku cadang yang digunakan oleh setiap jenis jasa .
harga pembelianatau perolehan bahan/suku cadang yang digunakan oleh setiap jenis jasa
Contoh:
Quality Auto Shop, suatu bengkel mobil menggunakan time and material pricing dalam penentuan tarip jasa nya. Dalam kegiatan operasionalnya, bengkel mempunyai 2 bagian yaitu bagian Bengkel dan bagian sukucadang. Berikut ini data biaya yang dianggarkan untuk tahun depan:
Keterangan Bagian Bengkel Bagian Suku cadang
Upah mekanik 30.000.000
Gaji manajer bengkel 4.000.000
Gaji manajer suku cadang 3.600.000
Gaji pengawas 1.800.000 1.500.000
Asuransi dan pensiun (16% gaji) 5.728.000 816.000
Supplies 72.000 54.000
Utilities 3.600.000 2.080.000
Pajak Bumi bangunan 840.000 190.000
Depresiasi 9.160.000 3.760.000
Harga Perolehan suku cadang 40.000.000
Jumlah biaya yang dianggarkan 55.200.000 52.000.000
Perusahaan berharap dapat melayani pelanggan sebanyak 24.000 jam mekanik selama 1 tahun, serta mendapatkan keuntungan Rp 700 setiap jam pelayanan yang terjual. Selain keuntungan dari pelayanan terhadap pelanggan, perusahaan juga menetapkan untuk suku cadang yang digunakan, perusahaan menetapkan keuntungan 15 % dari harga perolehan suku cadang yang bersangkutan. Perhitungan tarip dengan Time and material Pricing adalah sebagai berikut:
Keterangan Bengkel (Rp) Per Jam Suku cadang (Rp) %
Biaya Mekanik
Upah Mekanik 30.000.000
Asuransi dan Pensiun (16%) 4.800.000
Total Biaya 34.800.000 1.450
Servise dan suku cadang
Gaji manajer 4.000.000 3.600.000
Gaji pengawas 1.800.000 1.500.000
Asuransi dan Pensiun (16%) 928.000 816.000
Supplies 72.000 54.000
Utilities 3.600.000 2.080.000
Pajak Bumi bangunan 840.000 190.000
Depresiasi 9.160.000 3.760.000
Total Biaya 20.400.000 850 12.000.000 30
Laba yang Ditargetkan
24.000 x 700 16.800.000 700
15% x 40.000.000 6.00.000 15
Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tarip yang dibebankan pada pelanggan adalah Rp 3.000 setiap jam serta material loading charge sebesar 45% dari harga faktur suku cadang yang digunakan. Misalkan seorang pelanggan datang ke bengkel, dan untuk memperbaiki mobilnya diperlukan 4,5 jam serta suku cadang seharga Rp 20.000 (harga perolehannya), maka jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan adalah:
Komponen waktu = 4,5 x Rp 3000 = Rp 13.500 Komponen bahan =
harga perolehan 20.000
mlc (45% x 20.000) 9.000 Rp 29.000 Total yang harus dibayarkan Rp 42.500
Latihan:
1. Meridian Co. harus menentukan target harga jual untuk produknya. Berikut ini Informasi biaya dan data yang berkaitan dengan produk:
per unit total
bahan baku 600
btkl 1000
BOP variabel 300
BOP tetap 500 4.500.000
Bi. adm dan pms. variabel 100
Bi. adm dan pms tetap 400 3.600.000
Biaya tersebut di atas didasarkan pada volume produksi dan penjualan 900.000 unit setiap periode. Perusahaan menggunakan metode cost plus pricing dalam penentuan harga jual produknya dengan markup yang ditentukan sebesar 50% dari biaya produksi atau 80 % diatas biaya variabelnya.
Diminta:
1. Jika perusahaan menggunakan full costing, hitunglah target harga jual per unitnya. 2. Jika perusahaan menggunakan variabel costing, hitunglah target harga jual produknya. 2. Riteway Plumbing Com. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa
perbaikan pipa saluran air atau plumbing. Perusahaan mempunyai data biaya berikut ini sehubungan dengan kegiatannya:
Plumbers (dalam rupiah)
upah per jam 1.400
tunjangan kesejahteraan per jam 300
laba yang diinginkan atas tenaga kerja per jam 500
Pemasaran dan administrasi/tahun Rp 16.000.000
Bahan:
Biaya order, pengelolaan dan penyimpanan bahan 15 % dari nilai faktur setiap suku cadang
laba yang diinginkan atas suku cadang yang dipakai 15 % dari nilai faktur. Secara total perusahaan mentargetkan dapat mengerjakan 20.000 jam per tahun.
Diminta:
1. Jika perusahaan menggunakan time and material pricing, hitunglah tarip per satuan waktu dan material loading charge untuk suku cadang yang akan dibebankan pada setiap kegiatan perbaikan yang akan dilakukan.
2. Jika seorang pekerja baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang memerlukan 3 jam kerja langsung serta suku cadang yang harga perolehan Rp 40.000 (harga faktur), hitunglah jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan ybs.