• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 1

MUARO JAMBI

OLEH:

1. FITRI MEGASARI (RRA1C310008) 2. Dra. JUFRIDA, M.Si

3. NEHRU, S.Si., M.T

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Artikel ilmiah berjudul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi yang disusun oleh Fitri Megasari RRA1C310008 telah diperiksa dan disetujui.

Jambi, 2014 Pembimbing I

Dra. Jufrida, M.Si

NIP 19660809 199303 2 002

Jambi, 2014 Pembimbing II

Nehru, S.Si., M.T

(3)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi

Oleh :

Fitri Megasari¹), Jufrida2), Nehru2)

1)

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jambi 2)

Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jambi Email: Fitrimegasari0703@gmail.com

ABSTRAK

Kata kunci : Aktivitas, Hasil Belajar, Model Discovery Learning, Gerak Lurus Dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan serta Hukum Newton dan Penerapannnya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro jambi. Hal ini disebabkan oleh guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa cendrung pasif dan akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukanlah upaya dengan menerapkan suatu model pembelajaran yaitu discovery learning dimana siswa diberikan kesempatan untuk menemukan konsep sendiri dan melakukan penemuan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan memberikan bimbingan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan analisis/refleksi. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan aktivitas dan hasil pembelajaran setiap siklusnya.

Pada penelitian ini ada 2 jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar. Pengambilan data kualitatif dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan data kuantitatif adalah data tentang hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh dari 3 aspek penilaian. Pengambilan data kuantitatif yaitu untuk menilai aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan.

Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang dialami siswa dari siklus I yaitu, 67,23% menjadi 78,99% pada siklus II dan 88,4% pada siklus III. Hasil belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 67,04 untuk siklus I menjadi 73,93 untuk siklus II dan 79,13 untuk siklus III. Hasil belajar siswa yang dinilai dari aspek sikap untuk setiap siklus yaitu 2,66 untuk siklus I menjadi 3,20 untuk siklus II dan 3,45 untuk siklus III. Penilaian dari aspek keterampilan setiap siklus yaitu 2,67 untuk siklus I menjadi 3,26 untuk siklus II dan 3,48 untuk siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan

(4)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya di kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Guru berperan penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Salah satu peranan guru ialah mengarahkan siswa pada saat proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika merupakan salah satu masalah yang ingin guru perbaiki. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu upaya yang dapat mengaktifkan aktivitas dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana para guru dapat memberikan pembelajaran kepada siswa secara efektif dan efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Peneliti mencoba mencari solusi terhadap permasalahan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Ditinjau dari karakteristik materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya yang terdiri dari konsep-konsep dan percobaan, maka peneliti memilih model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa untuk dapat melakukan penemuan. Dalam model ini guru hanya membimbing dan memberikan intruksi sehingga kegiatan belajar mengajar akan terpusat pada siswa dan siswa juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi?”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu “Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi”.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah (1) dapat bermanfaat sebagai pengembangan keilmuan dalam menambah khasanah kajian pustaka tentang model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar

(5)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

fisika, (2) dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru fisika dalam memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran dan (3) dapat dijadikan pedoman bagi penulis sebagai calon guru.

Keterbatasan Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan pada (1) penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MIA 5 semester 1 SMA Negeri 1 Muaro Jambi tahun ajaran 2014/2015, (2) materi dalam pembelajaran ini tentang gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannya dan (3) hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini berupa penilaian autentik.

Defenisi Istilah

Untuk menghindari perbedaan pendapat dalam penelitian ini, maka peneliti mendefenisikan sebagai berikut (1) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain, (2) discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa untuk dapat melakukan penemuan, (3) aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) ketika mengikuti kegiatan pembelajaran baik itu kegiatan lisan, visual, metrik, maupun mental dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dan (4) hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Menurut Djamarah (2010), “Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan”.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menutut Slameto (2010) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah a. Faktor dari dalam (faktor internal) meliputi: (1) faktor jasmaniyah terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh, dan (2) faktor fsikologis terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan dan (3) Faktor kelelahan baik kelelahan secara jasmani maupun kelelahan secara rohani. b. faktor dari luar (faktor eksternal) meliputi: (1) faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, re;asi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, (3) faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

(6)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi Mengajar

Pengertian Mengajar

Menurut Howard dalam Slameto (2010) “Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude ideals (cita-cita), appreciantons (penghargaan) dan knowledge”.

Aktivitas Belajar

Menurut Hamalik (2007) “Aktivitas belajar adalah berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajaran dalam situasi belajar mengajar”.

Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) “Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat pengembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terseleksinya bahan pelajaran”.

Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Amri (2013) “Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa”.

Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Budiningsih (2005) model “Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan”.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Richard dan Gilstrap dalam Suryosubroto (2002) langkah-langkah yang ditempuh guru dalam melaksanakan model penemuan (discovery) adalah sebagai berikut: (1) indetifikasi kebutuhan siswa, (2) seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang dipelajari, (3) seleksi bahan, dan problem / tugas-tugas, (4) membantu memperjelas tugas / problem yang akan dipelajari dan peranan masing siswa, (5) mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (6) mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (7) memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan, (8) membantu siswa dengan informasi / data, jika diperlukan siswa, (9) memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (10) merangsang terjadinya interaksi antar siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (11) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

(7)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Discovery Learning

Suyitno (2004) mengemukakan beberapa tujuan dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut: (a) meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses perolehan belajar, (b) mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup, (c) mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber, (d) informasi yang diperlukan oleh para siswa dan (e) pelatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan ingkungan sebagai sumber informasi yang tidak pernah tuntas digali.

Menurut Suryosubroto (2002) manfaat diterapkannya model discovery learning sebagai berikut: (1) merupakan suatu cara belajar siswa aktif, (2) dengan penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan, (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain dan (4) anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Keunggulan dan Kelemahan Discovery Learning

Menurut Roestiyah (2002) Penggunaan discovery learning ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka discovery learning ini memiliki keunggulan dan kelemahan, sebagai berikut: a. keunggulanan discovery learning, (1) mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (2) dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa, (3) mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing, (4) mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat, dan (5) membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri dan b. kelemahan discovery learning (1) pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik, (2) bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. (3) bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan, (4) dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa dan (5) teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

Materi Pembelajaran

Gerak Lurus dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan

Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya terhadap acuan tertentu selalu berubah untuk setiap saat. Sedangkan lintasan adalah tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak.

(8)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Kedudukan, Jarak dan Perpindahan

kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu titik acuan tertentu. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu.

Kelajuan, kecepatan

Kelajuan adalah besaran yang tidak bergantung pada arah, sehingga kelajuan termasuk besaran skalar, yang mana besaran skalar nilainya selalu positif. Kecepatan adalah besaran yang bergantung pada arah sehingga kecepatan termasuk besaran vektor.

Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus beraturan didefinisikan gerak yang lintasannnya berupa garis lurus dan kecepatannnya setiap saat selalu bertambah secara tetap. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan percepatan tetap.

Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal (v0 0) dan selama geraknya mengalami

percepatan tetap, yaitu percepatan gravitasi (g).

Gerak Vertikal ke Atas dan Gerak Vertikal Ke Bawah

Gerak verikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus ke atas dengan kecepatan awal tertentu (jadi v0 0). Gerak verikal ke bawah

adalah gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus ke bawah dengan kecepatan awal tertentu (jadi v0 0).

Hukum Newton dan Penerapannya

Hukum I Newton

Hukum I Newton disebut juga hukum kelembaman (inersia), yaitu sifat kecendrungan untuk mempertahankan keadaan suatu benda. Bunyi hukum I Newton: “ Bila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda, maka benda yang diam akan tetap diam atau benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”.

Hukum II Newton

Bunyi hukum II Newton, “Percepatan suatu benda yang disebabkan oleh suatu gaya sebanding dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda yang dikenai oleh gaya tersebut”.

Hukum III Newton

Bunyi hukum III Newton, “Jika benda pertama mengerjakan gaya (melakukan aksi) pada benda kedua maka timbul gaya reaksi dari benda kedua terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan”.

(9)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Kelembaman, Massa dan Berat

Kelembaman atau inersia adalah sifat benda yang malas mengubah keadaan geraknya sehingga sukar bergerak dan sukar berhenti. Massa adalah ukuran banyak zat yang dikandung suatu benda. Makin besar massa benda makin besar inersia benda, karena semakin besar massa benda maka benda semakin sukar dipercepat atau sukar diubah geraknya. Dengan demikian massa suatu benda dapat dibatalkan sebagai ukuran inersia (kelembaman) dari benda itu. Berat benda di bumi adalah gaya gravitasi yang dilakukan pada benda itu dan arahnya ke pusat bumi. Artinya, berat benda adalah ukuran yang bergantung pada kuat medan gravitasi di lokasi benda itu berada

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Ada 4 tahapan-tahapan yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Observasi dan evaluasi dan (4) Analisis dan refleksi.

Jenis Penelitian

Penellitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIA 5 semester 1 SMA Negeri 1 Muaro Jambi tahun ajaran 2014/2015.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas X MIA 5 semester 1 SMA Negeri 1 Muaro Jambi tahun ajaran 2014/2015.

Instrumen Penelitian

Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan rumus:

Adapun klasifikasi indeks kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawahini

Tabel 3.1 Klasifikasi tingkat kesukaran

Harga TK Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1.00 Sukar Sedang Mudah Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan rumus :

(10)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Tabel 3.2 Nilai daya Pembeda

D (daya pembeda) Keterangan

0,00<D≤0,20 0,20<D≤0,39 0,39<D≤0,69 0,69<D≤1.00 Jelek Cukup Baik Baik sekali Reliabilitas

Reliabilitas digunakan rumus:

( ) (

( )

)

Koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1.00 dengan perincian korelasi seperti pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas

NO Nilai r Keterangan 1 2 3 4 5 0,81<r≤1.00 0,61<r≤0,80 0,41<r≤0,60 0,21<r≤0,40 0,00<r≤0,20 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Data dan Cara Pengambilan Data

Jenis Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa (a) data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dan (b) data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh dari 3 aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan.

Cara Pengambilan Data

Pengambilan data kualitatif dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengambilan data kuantitatif adalah untuk menilai aspek pengetahuan dengan cara memberikan tes berupa soal-soal kepada siswa disetiap akhir siklus. Penilaian aspek sikap dan keterampilan dengan cara observasi yang dilaksanakan setiap pertemuan dalam satu siklus yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubik penilaian dengan ranting skala 1 – 4.

Analisis Data

Data Kuantitatif

Data kuatitatif digunakan rumus: ∑ (

)

Data Kualitatif

Data kualitatif digunakan rumus:

Indikator Kerja

Dalam penelitian ini tindakan dikatakan berhasil, jika memenuhi kriteria ketuntasan minimu (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika yaitu 75% atau 75.

(11)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4.16 di bawah ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Peningkatan rata-rata persentase hasil Hasil belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 67,04 dengan jumlah siswa yang berhasil 10 orang (32, 26 %) untuk siklus I menjadi 73,93 dengan siswa yang berhasil 19 orang (59,37%) untuk siklus II dan 79,13 dengan siswa yang berhasil 27 orang (84,3%) untuk siklus III.

Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

No Variabel yang diamati

Jumlah atau persentase

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2

Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang berhasil

67,04 10 orang 32,26% 73,93 19 orang 59,37% 79,13 27 orang 84,37%

Adapun hasil belajar yang dinilai dari aspek sikap yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran discovery learning dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.17 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Aspek Sikap

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek sikap pada setiap siklus, seperti yang terlihat pada tabel nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 2,66 dengan jumlah siswa yang bersikap kategori baik (B) 25 orang ( 75,76 %) dan jumlah siswa yang bersikap kategori cukup (C)8 orang (24,24%). Pada siklus II yaitu 3,20 dengan jumlah siswa yang bersikap kategori sangat baik (B) 7 orang (21,21%), jumlah siswa yang bersikap kategori baik (B) 23 orang ( 69, 69 %) jumlah siswa yang bersikap kategori cukup (C)3 orang (9,09%). Pada siklus III yaitu 3,45 dengan jumlah siswa yang bersikap kategori sangat baik (B) 15 orang (46,87%), jumlah

siswa yang bersikap kategori baik (B) 17 orang ( 53, 12 %), hal ini menunjukkan No Variabel yang diamati

Jumlah atau persentase

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2 3

4

Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang bersikap kategori sangat baik (SB) Jumlah siswa yang bersikap kategori baik (B)

Jumlah siswa yang bersikap kategori Cukup (C) 2,66 - - 25 orang 75,76% 8 orang 24,24% 3,20 7 orang 21,21% 23 orang 69,69% 3 orang 9,09% 3,45 15 orang 46,87% 17 orang 53.12% - -

(12)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

bahwa nilai sikap pada setiap siklus sudah bersikap kategori baik dan sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 2,66.

Hasil belajar yang dinilai dari aspek keterampilan diperoleh dari penerapan model pembelajaran discovery learning dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Aspek Keterampilan

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek keterampilan pada setiap siklus, seperti yang terlihat pada tabel nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 2,67 dengan jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B sebanyak 20 orang ( 60,61 %), jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B⁻ sebanyak 5 orang (15,15%) dan jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C sebanyak 8 orang (24,24%). Pada siklus II yaitu 3,26 dengan dan jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A⁻ sebanyak 15 orang (45,45%), jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B⁺ sebanyak 8 orang ( 24,24 %), jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B⁻ 3 orang (9,09%). Pada siklus III yaitu 3,48 dengan jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A sebanyak 11 orang ( 34,37 %), jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A⁻ sebanyak 10 orang ( 31,25 %), jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B⁺ sebanyak 8 orang ( 25,5 %) dan jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B sebanyak 3 orang ( 9,37 %), hal ini menunjukkan bahwa nilai sikap pada setiap siklus sudah bersikap kategori baik dan sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 2,66.

No Variabel yang diamati

Jumlah atau persentase

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2 3 4 5 6 7

Nilai rata-rata siswa

Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A

Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A

-Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B+

Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B

Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B-

Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C 2,67 - - - - - - 20 orang 60,61% 5 orang 15,15% 8 orang 24,24% 3,26 - - 15 orang 45,45% 8 orang 24,24% 7 orang 21,21% 3 orang 9,09% - - 3,48 11 orang 34,37% 10 orang 31,25% 8 orang 255% 3 orang 9,37% - - - -

(13)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Pada hasil rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 67,23%, siklus II 78,99%, dan siklus III 88,40%, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari 3 aspek yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan serta aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Pengetahuan

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek pengetahuan dari siklus I adalah 67,04 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 10 orang (32,26%), siklus II 73,93 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 19 orang (59,37%) dan untuk siklus III 79,13 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 27 orang (84,37%).

Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Sikap

60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

KKM NILAI 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

(14)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sikap dari siklus I adalah 2,66 dengan jumlah siswa yang berhasil 25 orang (75,76%), siklus II 3,20 dengan jumlah siswa yang berhasil 30 orang (90,9%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 3,45 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66 sebanyak 32 orang (96,97%).

Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Keterampilan

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek keterampilan dari siklus I adalah 2,67 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 25 orang (75,76%), siklus II adalah 3,26 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 33 orang (100% ) dan untuk siklus III adalah 3,48 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 32 orang (96,97% ). Untuk itu dilihat dari aspek keterampilan semua siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66.

Grafik Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan hasil rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 67,23%, siklus II 78,99%, dan siklus III 88,40%, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dalam kegiatan

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

KKM NILAI

0

20

40

60

80

100

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS

III

Indikator

Aktivitas

(15)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

pembelajaran pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pmbelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas siswa, hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 67,23%, siklus II 78,99%, dan siklus III 88,40%. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek pengetahuan dari siklus I adalah 67,04 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 10 orang (32,26%), siklus II 73,93 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 19 orang (59,37%) dan untuk siklus III 79,13 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 27 orang (84,37%) tetapi ada 5 orang (15,62%) yang belum berhasil mencapai nilai KKM.

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sikap dari siklus I adalah 2,66 dengan jumlah siswa yang berhasil 25 orang (75,76%), siklus II 3,20 dengan jumlah siswa yang berhasil 30 orang (90,9%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 3,45 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66 sebanyak 32 orang (96,97%).

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek keterampilan dari siklus I adalah 2,67 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 25 orang (75,76%), siklus II adalah 3,26 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 33 orang (100% ) dan untuk siklus III adalah 3,48 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 32 orang (96,97% ). Untuk itu dilihat dari aspek keterampilan semua siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannya di kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Muaro Jambi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar fisika siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal (1) guru fisika dapat menggunakan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar fisika siswa, terutama pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannya dan (2) karena penelitian ini hanya dilakukan pada materi gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannya, maka diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(16)

Fitri Megasari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi

Djamarah, S, B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta:Bumi Aksara. Roestiyah, N.K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang:

FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Gambar

Tabel 3.2 Nilai daya Pembeda
Tabel 4.17 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Aspek Sikap
Tabel 4.18 Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Aspek Keterampilan
Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Namun bukan berarti tidak ada pengaruh sama sekali, melainkan ada pengaruhnya walaupun kecil sehingga tidak dapat dikatakan signifikan (OR untuk lama duduk = 1,661; OR untuk sikap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas yang diuji berbeda nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, luas daun, jumlah klorofil daun, bobot segar jual per

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas likopen sebagai senyawa antibakteri dengan mengetahui zona hambat likopen terhadap bakteri Salmonella thypi.. Penelitian ini

Untuk menguji hopotesis dalam penelitian ini yaitu variabel kualitas pelayanan, kualitas kinerja pegawai dan kualitas produk baik secara simultan maupun sendiri-sendiri

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji efisiensi removal Ammonium Nitrogen dari lindi TPA Benowo dengan presipitasi struvite menggunakan CFSTR, faktor-faktor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang yang berasal dari perlakuan feces kambing mempunyai kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan kompos yang

Hasi Penelitian Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Susu Formula Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Usia 2-4 Tahun Di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten

Beberapa simpulan dari penelitian ini Adalah: Jenis kayu softwood pinus memiliki sifat akustik yang baik dengan kecepatan rambatan gelombang ultrasonik yang tinggi dan nilai