• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEBAGAI DASAR MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEBAGAI DASAR MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SEBAGAI DASAR

MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN

Atik Kurniawati

Prodi Pendidikan Biologi, Jurdik Biologi FMIPA UNY atik_kurniawati@uny.ac.id

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dengan kepedulian terhadap lingkungan. Artikel ini membahas tentang kemampuan berpikir kritis dan kepedulian terhadap lingkungan serta indikatornya. Selain itu, artikel ini juga membahas tentang keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dengan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui artikel kajian ini, diharapkan dapat memberi gambaran urgensi kemampuan berpikir kritis dalam meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.

Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis, kepedulian terhadap lingkungan

PENDAHULUAN

Lingkungan hidup merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Lingkungan hidup merupakan tempat manusia tinggal, wilayah manusia beraktivitas, tempat yang menyediakan berbagai hal untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik makanan, udara, air, maupun bahan-bahan lainnya. Oleh Karena itu, menjaga dan mengelola lingkungan merupakan hal yang harus dilakukan. Jika tidak, lingkungan hidup akan mengalami kerusakan bahkan kebinasaan.

Kondisi lingkungan saat ini tidak menunjukkan hal yang menggembirakan. Data Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2014: 8) menunjukkan bahwa kualitas air sungai-sungai di Indonesia dari parameter TTS (Total Suspended Solid) kondisi sungai lintas provinsi di Indonesia banyak mengalami tingkat endapan

(2)

di sepanjang sungai akibat adanya erosi tanah semakin besar. Sedangkan statistik kualitas udara tahun 2014 di Indonesia dengan parameter kadar NO2 dan SO2

menunjukkan bahwa udara yang ada sudah tercemar. SO2 yang menyebabkan hujan asam akan berdampak negatif bagi bangunan, pertanian/lahan, dan air. Hujan asam akan mengganggu keseimbangan ekosistem seperti membuat keasaman air danau semakin tinggi (Pusat Data dan Informasi, 2014: 25). Data tersebut merupakan salah satu data di antara data-data yang menunjukkan bahwa kondisi lingkungan saat ini, khususnya di Indonesia mengkhawatirkan.

Penyebab kerusakan lingkungan tersebut adalah aktivitas manusia yang tidak memperhatikan kesinambungan lingkungan. Ativitas-aktivitas tersebut tidak didasari dengan kepedulian terhadap lingkungan. Hasil perhitungan Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) 2013 (Eli, 2013) menunjukkan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hanya 57 persen. Deputi Menteri Lingkungan Hidup bidang pemberdayaan masyarakat, Ilyas Asaad menyebutkan bahwa angka tersebut mengindikasikan masyarakat belum berprilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, data lain adalah hasil studi tentang perilaku masyarakat peduli lingkungan (Pusdi Kependudukan dan Kebijakan, 2014: 7). Hasil studi menunjukkan bahwa secara umum kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih tergolong rendah. Oleh karena itu, permasalahan kepedulian terhadap lingkungan yang renadh perlu dipecahkan.

Strategi yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan salah satunya berupa membangun kesadaran. Kesadaran bahwa lingkungan perlu dijaga dan dilestarikan untuk keberlanjutannya. Salah satu penopang pembangun kesadaran ini adalah memandang lingkungan dengan sudut pandang yang lebih kritis atau dalam artian menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam melihat kondisi lingkungan saat ini. Melalui berpikir kritis, seseorang dapat memiliki pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan, baik kondisinya, kemudian memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan. Sehingga dengan kesadaran yang

(3)

Berdasarkan pemaparan di atas, kajian ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dengan kepedulian terhadap lingkungan. Manfaat dari kajian ini diharapkan dapat memberi gambaran urgensi kemampuan berpikir kritis dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan khususnya pada peserta didik.

PEMBAHASAN

A. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berikir kritis merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh setiap orang sebagai produk dari berpikir yang mendalam. Berpikir kritis oleh. Johnson (2009: 183) didefinisikan sebagai sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Selain itu, berpikir kritis juga bermakna kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi dan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan orang lain.

Johnson (2009: 185) mengungkapkan tujuan seseorang berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman mendalam. Pemahaman mendalam membantu seseorang mengerti maksud di balik suatu kejadian yang terjadi dalam kesehariannya. Berpikir kritis sangat membantu seseorang untuk memahami bagaimana melihat kedudukan diri sendiri, orang lain, dan dunia serta melihat bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Rugerio (Johnson, 2009: 189) menyebutkan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan hidup, bukan hobi di bidang akademik. Keterampilan hidup dan hobi memiliki makna berbeda. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang bisa dikembangkan oleh setiap orang, sehingga kemampuan ini perlu diajarkan di sekolah formal. Menurut Slavin (2011: 38-39), harapan dalam mengajarkan kemampuan berpikir kritis pada siswa ialah menciptakan semangat kritis yang mendorong siswa

(4)

untuk mempertanyakan apa yang mereka dengar dan memeriksa pemikiran mereka sendiri untuk melihat ketidakkonsistenan atau kekeliruan logika.

Pemahaman mendalam dalam berpikir kritis ini dapat tercapai dengan adanya keterampilan-keterampilan lain yang mendukung. Keterampilan-keterampilan lain yang disebutkan oleh Fischer (2009: 8) meliputi bagaimana: mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi; mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan dan gagasan-; menilai akseptabilitas; mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya; menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan; menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan; menarik inferensi-inferensi; dan menghasilkan argumen.

Beberapa indikator/parameter digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis pada diri seseorang. Kemampuan berpikir kitis terdiri atas mengidentifikasi dan menganalisis argumen, mempertimbangkan pengaruh eksternal pada arguing, memberi analisis ilmiah, dan memberi alasan yang logis (Varaki, 2006: 180). Nitko & Brookhart (2011: 237-239) menyebutkan strategi penilaian kemampuan berpikir kritis menurut terdiri atas 5 kategori dengan 13 indikator di dalamnya yang dapat dilihat pada Tabel 1.

(5)

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Kategori Berpikir Kritis Strategi

Elementary clarification 1. Memfokuskan pada sebuah pertanyaan 2. Menganalisis argumen

3. Ask clarifying questions Basic support of an

argument

4. Menentukan kredibilitas suatu sumber 5. Memutuskan (judge) laporan observasi Inferences 6. Memutuskan deduksi dengan:

(a) membandingkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda

(b) memutuskan kebenaran dari suatu kesimpulan.

7. Memutuskan induksi

8. Membuat keputusan tentang nilai Advanced clarification 9. Menentukan defenisi

10. Mengidentifikasi asumsi yang implisit Strategies dan tactics 11. Memutuskan sebuah tindakan

12. Berinteraksi dengan yang lain

13. Mengidentifikasi retorikal mekanis dan taktik

B. Kepedulian terhadap Lingkungan

Pengertian lingkungan hidup dalam Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Keseimbangan lingkungan menjadi hal yang sangat penting dan bergantung pada salah satunya manusia.

Manusia sebagai komponen sekaligus sebagai pengguna lingkungan merupakan tokoh sentral dalam keberlangsungan keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan dapat tercapai dengan menerapkan prinsip-prinsip etika lingkungan di dalamnya. Definisi etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 402) adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; asas perilaku yang menjadi pedoman. Sehingga etika lingkungan dapat diartikan sebagai perilaku

(6)

yang menjadi pedoman yang berhubungan dengan lingkungan. Prinsip-prisip etika lingkungan menurut Sony Keraf (Prabang, 2011: 8-10) meliputi: a. sikap hormat terhadap alam; b. prinsip tanggung jawab; c. solidaritas kosmis; d. kasih sayang dan kepedulian terhadap alam; e. tidak merugikan; f. hidup sederhana dan serasi dengan alam; g. keadilan; h. demokrasi; dan i. integritas moral.

Salah satu prinsip etika lingkungan adalah kasih sayang dan kepedulian terhadap alam. Kata peduli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sebagai menaruh perhatian, mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan (2008: 1114). Sedangkan definisi kepedulian adalah prilaku sangat peduli atau sikap mengindahkan, sehingga dapat ditarik pengertian kepedulian lingkungan sebagai peka dan peduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan senantiasa memperbaiki bila terjadi pencemaran atau ketidakseimbangan. Kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan dalam bentuk berbagai perilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Parameter yang digunakan oleh Pusdi Kependudukan dan Kebijakan UGM (2015, 2-6) untuk mengukur suatu masyarakat memiliki perilaku peduli terhadap lingkungan meliputi:

1. Perilaku hidup sehat

2. Perilaku penyumbang emisi karbon 3. Perilaku pemanfatan air bersih 4. Perilaku membuang sampah 5. Perilaku konsumsi energi

C. Keterkaitan antara Kemampuan Berpikir Kritis dan Kepedulian terhadap Lingkungan

Kepedulian terhadap lingkungan menjadi hal yang penting dimiliki oleh setiap orang. Enam alas an menurut Jasmine (2016) mengapa kita harus peduli pada lingkungan, yaitu: (1) lingkungan yang bersih adalah syarat hidup sehat, (2) suhu bumi

(7)

yang kita tinggali, (4) keanekaragaman hayati sangat penting, (5) peduli lingkungan merupakan cerminan karakter diri, dan (6) bumi adalah tempat tinggal kita. Oleh karena itu, kepedulian terhadap lingkungan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Namun demikian, data-data yang telah dipaparkan menunjukkan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Berbagai hal yang menyebabkan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Salah satunya adalah ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri. Ketidaksadaran ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu: ketidaktahuan, kemiskinan, kemanusiaan, dan gaya hidup (Syafrilsyah, 2014: 7-8). Dari keempat faktor tersebut, ketidaktahuan yang dapat diupayakan dalam dunia pendidikan, yaitu pad siswa. Ketidaktahuan atau dengan kata lain belum memiliki pengetahuan mempengaruhi ketidaksadaran terhadap lingkungan.

Penyampaian pengetahuan lingkungan kepada peserta didik tidak hanya sekedar memberikan ceramah saja, tetapi yang melibatkan proses berpikir di dalamnya. Dengan melibatkan proses berpikir, akan membuat pengetahuan tersebut lebih bermakna. Harapannya dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Proses berpikir yang dilibatkan adalah proses berpikir yang mendalam atau berpikir kritis.

Proses berpikir kritis yang dimasukkan dalam pembelajaran dari awal kegiatan. Tujuan dan kegiatan pembelajaran pun disesuaikan agar dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis. Kegiatan yang dapat dirancang setidaknya melibatkan aktivitas berikut:

1. Siswa mengidentifikasi kondisi lingkungan, sehingga mengetahui situasi yang terjadi atau kualitas lingkungan yang diidentifikasi, apakah tercemar atau sebaliknya.

2. Siswa juga melakukan analisis ilmiah serta memberikan alasan yang logis bagaimana hal tersebut terjadi.

3. Peserta menyimpulkan tindakan yang tepat dalam mengatasi hal tersebut dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

(8)

Pelaksanaan kegiatan yang melibatkan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis hingga menyimpulkan dapat memberikan gambaran bagi siswa bagaimana bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan kepedulian siswa terhadap lingkungan pun meningkat seiring dengan bertambah pengetahuan tentang lingkungan.

PENUTUP

Kepedulian terhadap lingkungan perlu dimiliki oleh setiap orang untuk menjaga keberlangsungan lingkungan pada masa sekarang dan masa mendatang. Upaya peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan melalui pembangunan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan melestarika lingkungan. Kesadaran masyarakat ini dibangun dengan landasan menggunakan pemikiran yang mendalam dengan melibatkan kemampuan berpikir kritis di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Eli Kamilah. (2013). 57 Persen Masyarakat Peduli Lingkungan. Diambil dari

http://kbr.id/nasional/03-2013/57_persen_masyarakat_peduli_lingkungan/ 20757.html tanggal November 2016 pukul 21.15 WIB.

Fisher, A. (2009). Critical thinking; an introduction. (Terjemahan Benyamin Hadinata). London: Cambridge University Press. (Buku asli diterbitkan tahun 2007).

Jasmine. (2016). 6 Reason You Should Care Abaout Our Environment. Diambil dari

http://ecoadmirer.com/6-reasons-you-should-care-about-our-environment/

tanggal November 2016 pukul 0830 WIB.

Johnson, E.B. (2009). Contextual teaching and learning (7th ed). (Terjemahan Ibnu

Setiawan). California: Corwin Press, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 2002). Nitko, A. J., & Brookhart, S.M. (2011). Educational assessment of students. United

Stated of America: Pearson Education, Inc.

Prabang Setyono. (2011). Etika, Moral dan Bunuh Diri Lingkungan dalam Perspektif Ekologi (Solusi Berbasis Enviromental Insight Quotient). Surakarta: UNS

(9)

Pusat Data dan Informasi. (2014). Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pusdi Kependudukan dan Kebijakan. (2014). Indeks Perilaku Peduli Lingkungan Di

Yogyakarta: PotretRendahnya Kepedulian Masyarakat terhadap Lingkungan. Yogyakarta.

Safrilsyah & Fitriani. (2014). Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup. Substantia, 16 (1), 61-78.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi pendidikan, teori dan praktik, edisi kesembilan, jilid 2. (Terjemahan Marianto Samosir). New Jersey: Pearson Education, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 2009).

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Varaki, B.S. (2006). A reflection on three web-based teaching critical thinking: toward

a compromise approach. Ankara University, journal of Faculty of educational Science, 39 (2), 177-191.

Gambar

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemaparan hasil pene- litian diatas, simpulan yang didapat bahwa kekhawatiran mahasiswa semester 3A program studi bahasa inggris IKIP PGRI MADIUN

Penjelasan ini menunjukkan bahwa Flavel mendefinisikan aspek pertama dari metakognitif sebagai pengetahuan seseorang terhadap proses dan hasil kognitifnya atau

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kedelai varietas Slamet mempunyai produktivitas yang cukup tinggi, namun akhir-akhir ini ukuran biji varietas Slamet telah menurun,

Fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang terdapat dalam film, antara lain : - Perintah, Keinginan, Undangan, Peringatan dan Harapan.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana hukum dalam, Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas

[r]

Simpulan dari penelitian yang dilakukan adalah teknologi QR Code telah berhasil diimplementasikan pada sistem input SKKM dalam bentuk website serta menggunakan algoritma Advanced

[r]