• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AIR LIMBAH CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT. (Ipomoea reptans).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH AIR LIMBAH CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT. (Ipomoea reptans)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1,2,3 Program Studi Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Email: adi.bayu976@gmail.com, yasintalisa@gmail.com, msupiandi@gmail.com

Abstract: The study in used is kuntitatif and type of study is experimental. The study was an experimental with non-factorial randomized complete block design, five treatments and five replicates. The doses were P1(control/0% of rice extract), P2 (25% of rice extract), P3 (50% of rice extract), P4 (75% of rice extract), dan P5 (100% of rice extract). The liquid waste used was the first rice extract. Data was analysed by Analisis Of Varians (ANOVA). With was found analysed of all parameters Fhit ˃ Ftable. Height of plant (51,7143 ˃ 3,01), diameter of plant

(60,5283 ˃ 3,01), long of leat (51,7143 ˃ 3,01), weid of leat (53,6223 ˃ 3,01), and wet weight (126,3260 ˃ 3,01). And posthoc test with (BNJ) test. It was found that there were significant effects of rice extract of Kale land (Ipomoea reptans) height at 30 days after planting (DAP) of all parameters. so it can be concluded that rice extract is potential to replace chemical fertilizer in order to increase the growth of Kale land (Ipomoea reptans).

Keyword: Rice extract, Kale land (Ipomoea reptans), growth

Abstrak: Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Dosis perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P1 (kontrol: 0% air cucian beras), P2 (25% air cucian beras), P3 (50% air cucian beras), P4 (75% air cucian beras), dan P5 (100% air cucian beras). Air cucian beras yang digunakan adalah air cucian beras yang pertama. Data dianalisis menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA), dengan hasil analisis pada semua parameter Fhitung ˃ Ftabel. Tinggi

batang (78,5326 ˃ 3,01), diameter batang (60,5283 ˃ 3,01), panjang daun (51,7143 ˃ 3,01), lebar daun (53,6223 ˃ 3,01), dan berat basah (126,3260 ˃ 3,01) dan dilakukan uji lanjut dengan uji (BNJ). Hasil penelitan menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dari air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) usia 30 HST pada semua parameter. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa air cucian beras berpotensi sebagai pengganti pupuk kimia untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

(2)

PENDAHULUAN

Kegiatan di dalam rumah tangga dapat manghasilkan suatu zat sisa baik yang masih dapat digunakan maupun tidak dapat digunakan lagi yang biasa disebut dengan limbah rumah tangga, limbah ini termasuk dalam golongan limbah domestik. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.

Sebenarnya limbah dapat dikelola dan dimanfaatkan, misalnya bekas bungkus minuman kemasan dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan bagi yang memiliki kreatifitas tinggi, kemudian bekas bungkus detergen dapat dijadikan sebagai media tanam pengganti polybag. Air bekas cucian beras juga dapat dimanfaatkan, pemanfaatan air cucian beras misalnya dalam pembuatan sirup melalui proses fermentsi seperti yang telah diteliti oleh Asngad, dkk (2013) dan dapat juga digunakan sebagai perangsang

pertumbuhan tanaman, tujuannya adalah agar tanaman itu dapat tumbuh lebih cepat. Pemanfaatan air limbah cucian beras sebagai perangsang pertumbuhan tanaman dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman, misalnya tanaman selada oleh diteliti oleh Wulandari, dkk (2012), dan tanaman pakchoy yang diteliti oleh Wardiah, dkk (2014).

Pada proses pencucian beras biasanya berwarna putih susu, hal ini berarti bahwa protein dan vitamin B1 yang banyak terdapat dalam beras juga ikut terkikis. Vitamin B1 mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman (Wulandari, dkk, 2012).

Menurut Alip 2010, (Wulandari, dkk, 2012) pada tanaman yang mengalami stres karena kondisi bare root (akar yang terbuka) ataupun karena pemindahan tanaman ke media baru dengan pemberian vitamin B1 maka tanaman tersebut dapat segera melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan

(3)

media yang baru. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Andrianto 2007, (Wulandari, dkk, 2012) yang menyatakan bahwa air leri atau air bekas cucian beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman Adenium.

Sebelumnya Handiyanto, dkk (2013) menyatakan bahwa limbah ini dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur tiram putih pada biakan murni. Selanjutnya, pemberian air limbah ini juga meningkatkan pertumbuhan dan berat kering tanaman pacar air (Ratnadi, 2014, dalam Wardiah, dkk, 2014). Berdasar pada beberapa penjelasan di atas maka peneliti juga tertarik untuk mengatahui manfaat air limbah cucian beras ini terhadap tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

Kangkung darat (Ipomoea

reptans) merupakan salah satu

tanaman hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang gurih. Tanaman ini berasal dari India namun kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia dan Afrika Plucknett dan Beemer, 1981,(Adnan, dkk,

2014). Selain rasanya yang gurih, gizi yang terdapat pada sayuran kangkung cukup tinggi, seperti vitamin A, B dan C serta berbagai mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan Emilia dan Ainun, 1999, (Adnan, dkk, 2014). Dalam membudidayakan tanaman ini tidak diperlukan areal yang luas sehingga

sangat memungkinkan

dibudidayakan di kota yang pada umumnya lahannya terbatas.

Pemanfaatan lahan pekarangan sebagai tempat budidaya sayuran dapat menjadi salah satu solusi peningkatan produksi tanaman sayur yang bersih dan cepat dirasakan manfaatnya oleh pemilik pekarangan. Penanaman sayuran di pekarangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bahan-bahan yang sudah tidak digunakan dalam rumah tangga. Tempat media dapat menggunakan kaleng dan ember bekas, serta untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dapat menggunakan limbah cair rumah tangga seperti air cucian ikan, air bekas rendaman teh, serta air cucian beras (Wulandari, dkk, 2012).

(4)

Dari hasil pemaparan di atas, hal-hal yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian ini antara lain : 1. limbah dapat dikelola dan dimanfaatkan. 2. mudah dierapkan di masyarakat. 3. biaya yang dikeluarkankan terjangkau.

METODE

Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, lima perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yaitu P1= 0% air cucian beras (kontrol), P2= 25% air cucian beras, P3= 50% air cucian beras, P4= 75% air cucian beras, P5= 100% air cucian beras. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di halaman Lisa Kost, Jalan Pertamina Gang H. Abdul Manan Baki RT. 06/ RW. II Kelurahan Rawa Mambok Kabupaten Sintang. Penelitian dilakukan selama 30 hari.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul, ember, jaring pelindung, gelas ukur 100ml, penggaris/mistar, jangka

sorong, neraca analog 2000g, kamera HP. Bahan yang digunakan adalah Benih tanaman kangkung. Jumlah benih yang diperlukan ± 50 benih, air cucian beras dari varietas Ciherang dan air biasa.

Persiapan dan Penyiraman Air Cucian Beras

Air cucian beras pada penelitian ini diambil dari air cucian beras pertama dengan perbandingan 500 gram : 500ml air. Penyiraman air beras dilakukan pada waktu pagi hari. Apabila turun hujan penyiraman tidak dilakukan.

Pengumpulan data

Pengukuran tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, dan lebar daun dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, 20 HST, dan 30 HST, sedangkan berat basah tanaman diperoleh dari penimbangan tanaman umur 30 HST.

Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANSIRA) dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNJ pada α = 5%.

(5)

HASIL

1. Pengaruh Air Limbah Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

a. Tinggi Batang Tanaman (cm) Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa Fhitung

perlakuan lebih besar dari Ftabel

(78,5326 ˃ 3,01) pada α = 5%, hal ini berarti bahwa perlakuan

berupa penyiraman

menggunakan air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans). b. Diameter Batang Tanaman

(cm)

Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa Fhitung

perlakuan lebih besar dari Ftabel

(60,5283 ˃ 3,01) pada α = 5%, hal ini berarti bahwa perlakuan

berupa penyiraman

menggunakan air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

c. Panjang Daun (cm)

Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa Fhitung

perlakuan lebih besar dari Ftabel

(51,7143 ˃ 3,01) pada α = 5%, hal ini berarti bahwa perlakuan

berupa penyiraman

menggunakan air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

d. Lebar Daun (cm)

Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa Fhitung

perlakuan lebih besar dari Ftabel

(53,6223 ˃ 3,01) pada α = 5%, hal ini berarti bahwa perlakuan

berupa penyiraman

menggunakan air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lebar daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

2. Produktivitas Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

Produktivitas tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) yang baik dapat dilihat berdasarkan pada timbangan atau berat basahnya

(6)

karena para pembudidaya kangkung darat (Ipomoea reptans) menjual hasil budidayanya berdasarkan berat.

Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa Fhitung perlakuan

lebih besar dari Ftabel (126,3260 ˃

3,01) pada α = 5%, hal ini berarti bahwa perlakuan berupa penyiraman menggunakan air limbah cucian beras sangat nyata berpengaruh terhadap berat basah tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans), dan Fhitung kelompok lebih besar dari

Ftabel (4,8550 ˃ 3,01) pada α = 5%,

yang berarti bahwa kelompok sangat nyata berpengaruh terhadap berat basah tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

3. Faktor Yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

a. Lingkungan 1) Suhu

Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tumbuhan yaitu antara 15oC-30oC. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sintang yang suhu rata-rata tahunan adalah 26,9oC, jadi telah

memenuhia syarat suhu

optimum untuk

pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

2) Cahaya

Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. Penelitian ini dilakukan di halaman kos yang intensitas penyinarannya ±9 jam per hari, jadi cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman kangkung darat untuk tumbuh telah terpenuhi. 3) Air dan Kelembapan

Air bertanggung jawab sebagai medium yang berperan dalam beberapa reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan. Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.

(7)

Adapun yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mempertahankan

kelembapan tanah yaitu dengan cara melakukan penyiraman secara teratur setiap hari.

4) Keasaman tanah (pH) Tanaman umumnya tumbuh normal pada tanah yang netral, dengan pH antara 9-7, pH tanah pada tempat dilakukannya penelitian adalah 7, yang berarti tanah cocok untuk tumbuh tumbuhan secara normal. b. Nutrisi

1) Nitrogen

Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.

2) Fosfor

Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang lebih baik. 3) Kalium

Memperlancar fotosintesis. 4) Kalsium

Merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan biji-bijian.

5) Magnesium

Merupakan bahan penyusun klorofil, mengaktifkan enzim yang berperan pada metabolisme karbohidrat. 6) Vitamin B1

Mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. 7) Besi

Sangat penting pada pembentukan klorofil. c. Genetik

Peneliti menggunakan benih yang telah bersertifikat yang banyak dijual di toko pertanian guna menghindari hasil penelitian tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) dengan hasil pertumbuhan yang kurang baik.

d. Hormon 1) Auksin

Merangsang perpanjangan

sel, merangsang

pembentukan bunga dan

buah, merangsang

(8)

2) Giberelin

Merangsang pembelahan sel kambium, merangsang pertumbuhan tunas, dan merangsang pertumbuhan daun dan batang.

3) Sitokinin

Menghambat proses penuaan, merangsang

pembelahan sel

(sitokinesis), merangsang pertumbuhan daun dan pucuk, merangsang pertumbuhan memanjang pada akar. 4) Gas Etilen Mempertebal pertumbuhan batang. 5) Asam Absisat Merangsang pengguguran daun guna mengurangi penguapan.

6) Asam Traumalin

Tumbuhan akan

merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut.

4. Konsentrasi yang Paling Baik untuk Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

1. Tinggi Batang Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan rata-rata tertinggi tinggi batang tanaman kangkung darat (Ipomoea

reptans) terdapat pada

perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% yaitu sebesar 36,16. 2. Diameter Batang Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan rata-rata tertinggi diameter batang tanaman kangkung darat (Ipomoea

reptans) terdapat pada

perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% yaitu sebesar 0,92. 3. Panjang Daun Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan rata-rata tertinggi panjang daun tanaman kangkung darat (Ipomoea

(9)

reptans) terdapat pada perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% yaitu sebesar 15,48. 4. Lebar Daun Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan rata-rata tertinggi labar daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) terdapat pada perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% yaitu sebesar 3,90.

5. Berat Basah Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan rata-rata tertinggi berat basah tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) terdapat pada perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% yaitu sebesar 95,8.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Air Limbah Cucian Beras terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Hasil analisis pada parameter tinggi batang,

diameter batang, panjang daun, dan lebar daun menunjukkan

Fhitung ˃ Ftabel yaitu tinggi batang

(78,5326 ˃ 3,01), diameter batang (60,5283 ˃ 3,01), panjang daun (51,7143 ˃ 3,01), dan lebar daun (53,6223 ˃ 3,01). Hafnati dan Supriatno, (2016: 6) menyatakan pemberian konsentrasi air cucian beras yang tepat dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman sehingga dapat mendukung proses metabolisme tanaman dan memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya. Pada hasil uji BNJ untuk parameter tinggi batang menunjukkan bahwa tinggi batang tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) yang diberi air cucian beras berbeda dengan kelompok kontrol.

Penelitian yang dilakukan (Wardiah, dkk, 2014: 26) perlakuan pemberian air cucian beras dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pakchoy. Selanjutnya (Novi dan

(10)

Rizki, 2016: 69) menyatakan bahwa pemberian air cucian beras dengan kadar 100L/ha memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pare.

Hafnati dan Supriatno, (2016) menyatakan, “Tanaman memerlukan unsur hara dalam jumlah yang optimal agar dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Hasil ansira pada parameter diameter batang menunjukkan Fhitung ˃ Ftabel

(60,5283 ˃ 3,01), hal ini menunjukkan bahwa pemberian air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handiyanto, dkk, (2013) yang menyatakan bahwa limbah cucian beras dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur tiram putih pada biakan murni, dalam penelitianya yang menjadi salah satu parameter adalah diameter.

Pemberian air limbah cucian beras memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) hal ini dikarenakan air cucian beras banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, unsur hara tersebut diantaranya adalah Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, Sulfur, Besi dan Vitamin B1 (Wulandari, dkk 2012). Menurut Rohana dan Lutfi (2012) nitrogen berperan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, membuat tanaman lebih hijau karena banyak mengandung butir hijau daun dan merupakan bahan penyusun klorofil daun.

Menurut Wardiah, dkk, (2014) fosfor merupakan penyusun asam amino, koenzim NAD, NADP dan ATP, aktif dalam pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan biji dan pembungaan. Kalsium merupakan penyusun dinding sel, berperan dalam pemeliharaan integritas sel dan permeabilitas membran. Sulfur

(11)

membantu stabilisasi struktur protein, membantu sintesis minyak dan pembentukan klorofil, serta mengurangi terjadinya serangan penyakit pada tubuh tanaman.

Lebih lanjut Rohana dan Lutfi (2012) mengemukakan bahwa peran Kalium yaitu memperlancar fotosintesis, meninggikan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan, pada tanaman unsur ini terkumpul pada titik tumbuh dan mempercepat pertumbuhan jaringan merismatik, Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan biji-bijian, Magnesium merupakan bahan penyusun klorofil, mengaktifkan enzim yang berperan pada metabolisme karbohidrat. Besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi.

Vitamin B1 menurut Wulandari, dkk, (2012) mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman.

2. Produktivitas Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

Pemberian unsur hara dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan potensi genetik tanaman seperti bentuk, ukuran dan berat organ yang dihasilkan. Kecukupan dan ketersedian hara bagi tanaman tergantung pada macam macam dan jumlah hara tersebut pada tanah yang berada pada perimbangan sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Hasil analisis data berat basah tanaman menunjukkan bahwa

(12)

Fhitung perlakuan lebih besar daru

Ftabel (126,3260 ˃ 3,01), yang

berarti bahwa pemberian air limbah cucian beras berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans), hal ini sejalan dengan penelitian (Hafnati dan Supriatno, 2016) penyiraman air cucian beras dengan berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman lada yang meliputi jumlah daun, berat basah, dan berat kering. Rohana dan Lutfi (2012) menyebutkan bahwa tumbuhan memerlukan nutrisi sebagai sumber energi dan sintesis berbagai komponen, nutrisi tersebut diantaranya Nitrogen, Sulfur, Kalium, Kalsium, Fosfor, Magnesium, dan Vitamin B1. Peneliti memberikan perlakuan penyiraman air cucian beras, dimana dalam air cucian beras mengandung bebagai unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman dalam proses pertumbuhan seperti Nitrogen, Sulfur, Kalium, Kalsium, Magnesium, Fosfor

dan Vitamin B1, yang berarti telah memenuhi unsur hara yang dibutuhkan tanaman kangkung darat untuk tumbuh.

3. Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

Pertumbuhan kangkung darat dipengaruhi banyak hal diantaranya yaitu suhu, cahaya, air dan kelembapan, keasaman tanah pH, nutrisi, genetik dan hormon. Rohana dan Lutfi (2012) mengemukakan bahwa suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman berkisar antara 10-38oC. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sintang yang berdasarkan data BPS menyebutkan suhu rata-rata tahunan di Kabupaten Sintang sebesar 26,9oC, dengan

demikian penelitian ini telah memenuhi syarat suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut Rohana dan Lutfi mengemukakan tumbuhan memerlukan cahaya karena cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis, tanpa adanya

(13)

cahaya tumbuhan tidak akan menghasilkan makanan dan pertumbuhan akan terganggu bahkan terhenti. Penelitian ini dilakukan di halaman kos yang intensitas penyinaran berkisar ± 9 jam per hari, yang berarti telah memenuhi kebutuhan cahaya bagi tanaman kangkung darat untuk melakukan proses fotosintesis.

Menurut Jati (2007) air merupakan komponen utama yang berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi, sedangkan kelembapan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan

berupa penyiraman

menggunakan air limbah cucian beras yang dilakukan dua hari sekali selingan menggunakan air biasa, sehingga kebutuhan air bagi tumbuhan slalu terpenuhia dan dapat menjaga kelambapan tanah. Rohana dan Lutfi (2012) nilai pH menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsur hara dalam tanah, selanjtnya Dwi dan Cahyo

(2014) menyebutkan bahwa tanaman kangkung darat dapat tumbuh dengan baik pada pH tanah antara 7-8. Panalitian ini dilakukan pada tanah dengn pH 7 yang berarti memenuhi syarat bagi pertumbuhan tanaman kangkung darat.

Jati (2007) menyebutkan pertumbuhan pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor genetik dari induk, jika faktor genetik induknya baik maka keturunannya akan baik, begitu juga sebaliknya, untuk itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan benih yang telah bersertifikasi yang didapat dari toko petanian. Lebih lanjut Jati menyebutkan bahwa terdapat lima hormon yang berperan dalam pertumbuhan yaitu; 1) auksin, merangsanng pemanjangan batang dan akar. 2) Guberelin, berfungsi merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. 3) Sitokinin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan merangsang pembentukan akar. 4) Gas Etilen menyebabkan gugurnya daun

(14)

untuk mengurangi penguapan. 5) Asam Absisat secara umum berfungsi untuk menghambat pertumbuhan.

4. Konsentrasi yang Paling Baik untuk Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

reptans)

Hasil analisis lembar observasi menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan 5 pada semua parameter, dengan konentrasi perlakuan 100%, hal ini berarti bahwa konsentrasi yang paling baik untuk pertumbuhann tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) adalah konsentrasi 100% (50 ml). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Novi dan Rizki, (2016) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air cucian beras pada konsentrasi 100% memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun namun secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman pare.

Perlakuan 5 dikatakan perlakuan terbaik dikarenakan mengandung unsur hara makro paling banyak yang dibutuhkan tanaman sehingga kebutuhan hara tanaman kangkung terpenuhi secara optimal sehingga rekasi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh tanaman berlangsung lebih cepat jika dibandingkan dengan perlakuan yang mengandung unsur hara yang lebih sedikit.

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pengaruh penyiraman air limbah

cucian beras menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans), dapat dilihat pada analisis data yang menunjukkan bahwa Fhitung

perlakuan ˃ Ftabel pada parameter

tinggi batang, diameter batang, panjang daun, dan lebar daun. 2. Produktifitas tanaman kangkung

darat (Ipomoea reptans) yang diberi air limbah cucian beras

(15)

menunjukkan hasil yang baik, dengan hasil analisis pada parameter berat basah perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans).

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung darat diantaranya addalah suhu, cahaya, air dan kelembapan, keasaman tanah (pH), nutrisi, genetik dan hormon.

4. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tertinggi hasil pengamatan terdapat pada perlakuan 5 untuk semua parameter, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konentrasi perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) adalah perlakuan 5 dengan konsentrasi 100% (50ml) air cucian beras. Berdasar pada kasimpulan di atas maka peneliti memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi Petani dan Masyarakat Memanfaatkan air limbah cucian beras sebagai pupuk organik cair

alternatif pengganti pupuk kimia dari toko pertanian.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian

lanjutan pada jenis tanah dan media tanam yang berbeda.

b. Perlu dilakukan penelitian

lanjutan dengan

menggunakan jenis tanaman yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A., Arsyad, A., dan Armaini. 2014. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Diberi Trichokompos Jerami Padi. Jurnal Agroteknologi, Volume 1. Nomor 1. diakses pada 5 Maret 2016.

Hanafiah, K. A. 2014. Rancangan Percobaan Teori & Aplikasi Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Handiyanto, S., Hastuti, U. S., dan Prabaningtyas, S. 2013. Pengaruh Medium Air Cucian Beras Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Miselium Biakan Murni Jamur Tiram Putih. Jurnal FAPERTA. Volume 10. Nomor 2. diakses pada 5 Maret 2016.

(16)

Jati, W. 2007. Aktif Pelajaran

Biologi untuk SMA/MA.

Jakarta: Ganeca Exact.

Novi dan Rizki. 2016. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Pare (Momordica charantia L.) Yang Diberi Air Cucian Beras Pada Berbagai Konsentrasi. Jurnal Bioconcetta. Volume 1. Nomor 1.

Rahmatan, C. B. S. dan Supriatno. 2016. Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras Merah Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Lada (Piper nigrum L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi. Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9. Kusmawati, R. dan Hidayat. M. L.

2011. PR Biologi. Jakarta: Intan Pariwara

Wardiah., Linda., dan Rahmatan, H. 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa L.). Jurnal Biologi Edukasi Edisi 12. Volume 6. Nomor 1. Halaman 34-38 diakses pada 5 Maret 2016

Wulandari, G. M. C., Muhartini, S., dan Trisnowati, S. 2012. Pengaruh Air Cucian Beras Merah Dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Vegetalica. Volume 1. Nomor 2. Halaman 1-2. Diakses pada 5 Maret 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian juga menunujukan bahwa pemberian air kelapa pada dosis K 2 : 113, 37 liter/ha air kelapa tidak terbukti terhadap hasil kangkung

Hasil analisis ragam menunjukkan penggunaan kombinasi pupuk kandang sapi dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman dan bobot segar konsumsi

Pada pengamatan 21 HST perlakuan media tanah + cocopeat yang dikombinasikan dengan kerapatan tanaman 20 per wadah menghasilkan bobot segar per tanaman terbaik

Pada Tabel 4 perlakuan dosis pupuk 50 kg/ha dengan cara ditugal memberikan hasil tertinggi pada parameter bobot kering total tanaman, hal ini menunjukkan bahwa

(2016) menunjukkan bahwa komposisi tanah timbunan, arang sekam dan pupuk padat sapi (1:1:3) menghasilkan produksi kangkung darat tertinggi, sedangkan hasil penelitian

Hasil rata-rata Tinggi tanaman dan Sidik Ragamnya dapat dilihat pada tabel 7a dan 7b Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan POC cucian air beras tidak

Hasil uji beda jarak berganda Duncan terhadap jumlah daun yang dipengaruhi perlakuan pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi pada pengamatan umur

Hasil analisis stastistika dari seluruh data parameter hasil pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat Ipomoea reptans poir pada pemberian mulsa jerami menunjukan bahwah