• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri otomotif pada dewasa ini semakin berkembang dengan baik. Segala elemen di dalam suatu negara membutuhkan membutuhkan sarana transportasi dalam menunjang aktifitas di negara tersebut. Otomotif pada saat ini secara garis besar digunakan kedalam 2 hal; transportasi untuk manusia dan distribusi barang. Toyota selaku perusahaan manufaktur asal Jepang yang bergerak di bidang transportasi, saat ini merupakan pabrikan penghasil mobil terbesar di dunia yang sudah berdiri sejak tahun 1937 dan sudah memiliki penjualan di seluruh dunia dengan angka produksi produk 8-8,5 juta produk setiap tahunnya. TMC (Toyota Motor Corporation) selaku bidang dari Toyota yang secara khusus memproduksi produk otomotif dari Toyota hingga saat ini masih menjadi perusahaan otomotif terbesar di dunia.

Auto 2000 melakukan proses bisnis perusahaan kedalam 2 hal; sales dan after sales. Sales merupakan layanan penjualan kendaraan resmi produk Toyota sedangkan aftersales merupakan layanan penjualan sukucadang dan aksesoris serta pelayanan perbaikan sertra perawatan kendaraan. Pengelolaan sukucadang merupakan hal yang penting dalam perjalanan pelayanan penjualan sukucadang dari AUTO 2000. Pengelolaan persediaan (inventory) sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk menjamin bahwa semua permintaan dapat terpenuhi tanpa adanya persediaan yang berlebih sehingga dapat menyebabkan pemborosan biaya persediaan hingga penurunan kualitas produk. Inventory menurut Bahagia (2006) merupakan suatu sumber daya mengganggur yang keberadaannya menunggu proses selanjutnya. Proses selanjutnya seperti proses manufaktur ataupun proses distribusi. Maka dari itu sebagai sumber daya yang menganggur, keberadaan inventori merupakan pemborosan karena membebani perusahaan dalam membiayai persimpanan dan aset yang tersimpan. Maka dari itu

(2)

keberadaan inventori perlu diminimalisir sebaik mungkin dengan tetap mempertimbangan pemenuhan dari pemintaan.

Pengelolaan dan kebijakan persediaan yang baik dalam perusahaan penyedia suku cadang sangat penting. AUTO 2000 regional parts depo Bandung merupakan Distribution Centre yang melayani permintaan untuk Jawa Barat untuk direct yang merupakan cabang AUTO 2000 maupun indirect yang diluar AUTO 2000. Permintaan yang sering dalam jangka waktu harian untuk kategori semua produk harus dikelola dengan baik untuk menghindari stock out yang dapat yang dapat menyebabkan lost sales. Sedangkan untuk kelebihan jumlah persediaan yang menumpuk dan berlebihan dapat menyebabkan overstock dan membengkaknya biaya persediaan

Masalah dapat ditemukan pada perusahaan ini merupakan pencapaian perusahaan terhadap KPI (Key Performance Indicator) dalam hal stock day dan jumlah persediaan produk yang melebihi kebijakan persediaanya. Berikut tampilan grafik untuk stock day pada periode Januari-September tahun 2015:

Gambar I.1 Rata-rata setiap bulan untuk stock day periode Januari-September 2015 Stock Day merupakan persediaan yang dimiliki perusahaan untuk beberapa hari kedepannya. AUTO 2000 memiliki KPI untuk stock day adalah 6,5 hari. Persediaan barang yang ada di gudang harus terjual dalam waktu maksimal 6,5 hari. KPI ini dibuat untuk menekan persediaan yang ada di gudang untuk segera dijual. Ketentuan ini

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb er Aktual 11,30 11,47 14,51 13,29 11,27 12,04 9,91 13,09 11,82 Target 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

(3)

dibuat agar produk yang ada di gudang segera dijual dan perusahaan dapat memesan produk yang lainnya agar ongkos simpan dapat ditekan seminimal mungkin. Gambar I.1 menjelaskan rata-rata stock day pada setiap bulannya pada periode bulan Januari-September 2015. Gambar I.1 menjelaskan bahwa berdasarkan rata-rata setiap bulannya masih melebihi target yang perusahaan tetapkan sebagai KPI yaitu 6,5.

Gambar I.2 menjelaskan tentang keadaan aktual perbandingan jumlah persediaan bagi setiap kategori produk terhadap kebijakan persediannya.

Gambar I.2 Perbandingan Persediaan Setiap Kategori Produk Terhadap Kebijakan Persediannya

Dari Gambar I.2 dapat dilihat bahwa diantara semua jenis kategori produk, pada kategori produk Chemical, persediaan produk secara aktual melebihi kebijakan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dengan berakibat produk tersebut mengalami overstock. Maka dari itu perlunya perbaikan dalam kebijakan persediaan pada produk Chamical agar persediaan produk sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

Gambar I.3 menunjukan perbandingan antara penjualan produk Chemical dengan total persediaan yang dimiliki gudang selama bulan April - September 2015. Dari data

Chemic

al Body Electric Engine Fuel Kit Parts Power train & Chasis Semi standar t parts Standar t Parts Tool Stock 643 1 2 5 5 5 3 16 7 0 Policy 424 2 2 13 8 7 4 29 6 2 0 100 200 300 400 500 600 700 Ju m lah Kategori Stock Policy

(4)

tersebut dapat dilihat bahwa tingkat persediaan produk pada setiap bulannya melebihi permintaan dari produk itu sendiri. Hal itu membuat membengkak nya total biaya persediaan diakibatkan adanya biaya yang seharusnya tidak dikeluarkan akibat adanya produk berlebih dan adanya persediaan yang tidak terjual secara maksimal

Gambar I.3 Perbandingan Jumlah Stock dan Penjualan Pada Bulan April – September 2015

Jumlah SKU yang digolongkan pada kategori produk Chemical berjumlah 26 produk. Sebanyak 80% atau 21 produk dari keseluruhan SKU memiliki jumlah persediaan yang melebihi kebijakan persediannya. Leadtime pada produk Chemical terbagi atas 2 macam, 1 hari dan 14 hari. Produk dengan kategori chemical memiliki gudang terpisah dari kategori produk lainnya dengan jumlah persediaan yang melebihi kapasitas pada gudang tersebut. Sebanyak 80% atau 21 produk dari keseluruhan SKU memiliki jumlah persediaan yang melebihi kebijakan persediannya. Gambar I.4. menunjukan contoh perbandingan jumlah persediaan produk Chemical terhadap kebijakan persediaanya unutk 10 produk dari total 26 produk pada kategori produk Chemical.

April Mei Juni Juli Agustus Septembe

r Total Penjualan 33295 55725 36054 31101 33295 55725 Total Stock 39738 60565 37074 32483 48891 56400 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Ju m lah Bulan Total Penjualan Total Stock

(5)

Gambar I.4 Perbandingan Jumlah Persediaan Produk Chemical Dengan Kebijakan Persediaanya

Maka dari itu, fokus utama dalam pengerjaan penelitian ini adalah menentukan dan memperbaiki kebijakan persediaan pada kategori produk Chemical. Dengan melihat melihat permasalahan tersebut maka perlunya perbaikan dalam kebijakan persediaan. Hal ini dibutuhkan untuk mengendaliakan jumlah persediaan agar dapat sesuai dengan KPI dari perusahaan dan dapat meminimasi total biaya persediaan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan menjadi objek penelitian ini adalah:

Bagaimana mengetahui jumlah persediaan produk Chemical untuk mengatasi permasalahan overstock dan meminimasi total biaya persediaan?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah diantaranya:

Mengetahui kebijakan jumlah persediaan produk Chemical untuk mengatasi permasalahan overstock dan mengurangi total biaya persediaan.

08880 -83575 08880 -83351 08880 -83576 08885 -80930 08823 -80011 08880 -83352 08885 -80929 08880 -83573 08880 -80420 08889 -80100 Current Stock 7041 4466 2348 1322 1272 1270 1123 964 833 566 Inventory Policy 6276 1572 1208 372 984 312 276 636 144 144 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Ju m lah SKU Current Stock Inventory Policy

(6)

I.4 Batasan Penelitian

1. Objek penelitian pada kategori produk Chemical.

2. Data yang digunakan dalam acuan penelitian adalah bulan April-September tahun 2015.

3. Perhitungan tidak memperhitungkan inflasi serta kenaikan harga. 4. Asumsi digunakan bahwa perubahan kategori produk tidak berubah. 5. Lead time tetap.

6. Penelitian ini tidak sampai pada tahap implementasi, tetapi hanya sampai tahap usulan.

I.5 Manfaat Penelitian

1. Perusahaan mendapat gambaran dan usulan dalam menentukan kebijakan persediaan produk mereka.

2. Sebagai pertimbangan berkelanjutan dalam penentuan kebijakan perusahaan.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penulisan laporan ini tersusun sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan penelitian, serta menerangkan alasan pengambilan topik permasalahan untuk penelitian, lalu menerangkan tentang tujuan yang akan dicapai dari penelitian, terdapat pula batasan penelitian sehingga penelitian yang diambil lebih fokus dan mengarah kepada permasalahan yang sesuai dan membahas mengenai sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini.

BAB II Landasan Teori

Pada bab landasan teori ini dibahas mengenai teori maupun metode yang mendukung dan digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian tugas akhir.

(7)

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab metedologi penelitian ini berisi penjelasan langkah-langkah penelitian yaitu terdiri dari tahap merumuskan masalah, merumuskan teori yang digunakan, merumuskan model koseptual dan sistematika penyelesaian masalah.

BAB IV Pengumpulan dan Pengoloahan Data

Pada bab pengumpulan dan pengolahan data ini akan dibahas mengenai data yang dikumpulkan selama penelitianyang nantinya akan digunakan dan diolah untuk menentukan kebijakan persediaan di perusahaan.

BAB V Analisis

Pada bab ini berisi analisis terhadap hasil dari pengolahan data serta penggunaan perhitungan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun dari analisis ini akan membahas mengenai jumlah hasil perhitungan yang sesuai dengan perumusan masalah.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan berdasarkan tujuan dari penelitian yang sesuai dengan hasil yang didapatkan pada penggolahan dan analisis data. Serta memberikan saran untuk perusahaan maupun penelitian kedepannya.

Gambar

Gambar I.1  Rata-rata setiap bulan untuk stock day periode Januari-September 2015
Gambar I.2 menjelaskan tentang keadaan aktual perbandingan jumlah persediaan bagi  setiap kategori produk terhadap kebijakan persediannya
Gambar I.3   Perbandingan Jumlah Stock dan Penjualan Pada Bulan April – September 2015
Gambar I.4 Perbandingan  Jumlah Persediaan Produk Chemical Dengan Kebijakan  Persediaanya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang sama dikemukakan oleh Suwadi (dalam Yogantara, 2013) bahwa variabel komitmen organisasi tidak memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja

Modifikasi sirkuit magnetik tipe serpentine (berkelok) akan memungkinkan terpakainya sisi angular maupun radial dari MRB, sehingga walau dimensi MRB kecil namun berpotensi

Perubahan sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dari metode CAMELS menjadi metode RGEC disebabkan oleh krisis keuangan global yang terjadi beberapa

Hilangnya statu Persero dari ketiga BUMN tambang tersebut yang diributkan dan mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak, menurut penulis secara hukum

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Pelaksanaan Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Karo Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang

Hal ini tercermin dari pencapaian laba pada kuartal pertama tahun ini (1Q11) yang mencapai Rp.14,3 miliar dibandingkan rugi Rp.21,7 miliar pada periode yang sama 2010.. Tahun ini

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok