LOKAKARYA LAYANAN KERJASAMA DAN INFORMASI
PTNB 2016
KEBIJAKAN KERJASAMA DAN
LAYANAN INFORMASI/KEHUMASAN
KEMENRISTEKDIKTI
Layanan Kerjasama
Pelayanan Publik &
Layanan Informasi Publik
Pengelolaan Kehumasan
STRUKTUR
BIRO KERJASAMA & KOMUNIKASI PUBLIK
Bagian Kerjasama
Subbagian Kerjasama Dalam Negeri Subbagian Kerjasama Luar Negeri Subbagian Sistem Informasi Kerjasama
Bag. Komunikasi Publik
Subbagian Komunikasi Lembaga Subbagian Komunikasi Media Massa
Subbagian Komunikasi Internal dan Layanan Informasi Publik
Bag. Publikasi Dokumentasi
Subbagian Publikasi dan Pemberitaan Subbagian Dokumentasi dan Perpustakaan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14);
Tujuan
1. menciptakan mekanisme
penyusunan dan pelaporan
kerja sama di Kementerian
2. mewujudkan keselarasan dalam pelaksanaan
kegiatan kerja sama di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi
3. meningkatkan
Bentuk Kerja Sama
Kerja Sama Dalam Negeri
• Kerja sama dengan kementerian/lembaga; • Kerja sama dengan pemerintah daerah;
dan
• Kerja sama dengan badan hukum.
Kerja Sama Luar Negeri
• Kerja sama dengan pemerintah dan/atau badan hukum di negara lain (kerja sama bilateral);
• Kerja sama dengan dua atau lebih negara dan/atau badan hukum internasional (kerja sama multilateral).
Tahapan Kerja Sama Dalam Negeri Kerja Sama Luar Negeri
Penjajakan Dilakukan oleh Unit Pemrakarsa dengan mengidentifikasi kerja sama dan koordinasi dengan mitra/ pihak lain.
Perundingan Dilakukan oleh Unit Pemrakarsa dengan melibatkan unit kerja yang menangani kerja sama di Unit Pemrakarsa. Hasil perundingan berupa proposal dan/atau draft naskah kerja sama.
1. Proposal dan/atau draft naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Menteri disampaikan oleh Unit Pemrakarsa kepada Sekretaris Jenderal.
2. Proposal dan/atau draft naskah kerja sama yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal/ Inspektorat Jenderal atau Direktorat dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal/ Inspektur Jenderal atau Direktur disampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal/ Sekretaris Inspektorat Jenderal.
3. Proposal dan/atau draft naskah kerja sama yang diprakarsai oleh Pusat atau Biro yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atau Kepala Pusat/ Kepala Biro disampaikan kepada Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik.
4. Proposal dan/atau draft naskah kerja sama digunakan sebagai bahan perumusan naskah kerja sama. Perumusan naskah Perumusan naskah kerja sama dikoordinasikan oleh:
1. Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Menteri atau Sekretaris Jenderal atau Kepala Pusat/Kepala Biro;
2. Sekretaris Direktorat Jenderal bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal atau Direktur; dan
3. Sekretaris Inspektorat Jenderal bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal. 4. Perumusan naskah kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan
Unit Pemrakarsa, Biro Hukum dan Organisasi dan unit kerja/instansi terkait.
• Perumusan naskah kerja sama luar negeri dikoordinasikan oleh Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik.
• Perumusan naskah kerja sama dilakukan dengan melibatkan Unit Pemrakarsa, Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Luar Negeri, dan unit kerja/instansi terkait lainnya.
• Perumusan naskah kerja sama luar negeri wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. perlindungan terhadap sumber daya genetik, pengetahuan, dan budaya tradisional; 2. Perjanjian alih material (Material Transfer Agreement);
3. kekayaan intelektual; 4. alih teknologi; dan
5. pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Telaah Aspek Substansi dan Program
• Unit Pemrakarsa, Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik, dan unit terkait lainnya bagi naskah kerja sama yang
ditandatangani oleh Menteri atau Sekretaris Jenderal atau Kepala Pusat/Kepala Biro;
• Unit Pemrakarsa, Sekretariat Direktorat Jenderal, dan unit terkait lainnya bagi naskah kerja sama yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal atau Direktur; dan • Sekretariat Inspektorat Jenderal dan unit terkait lainnya
bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal.
• dilakukan dengan mengkaji isi naskah kerja sama yang meliputi: 1)tujuan; 2)ruang lingkup; 3)bentuk;
4)pembiayaan; 5)jangka waktu; 6)keterkaitan kerja sama dengan program yang mendukung kebijakan
Telaah Aspek Hukum
• Biro Hukum dan Organisasi dan unit terkait lainnya bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Menteri atau Sekretaris Jenderal atau Kepala Pusat/Kepala Biro;
• Sekretariat Direktorat Jenderal, dan unit terkait lainnya bagi naskah kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal atau Direktur; dan • Sekretariat Inspektorat Jenderal dan unit terkait lainnya bagi naskah kerja
sama yang ditandatangani oleh Inspektur Jenderal.
• Telaah aspek hukum dilakukan dengan mengkaji isi naskah kerja sama terhadap penerapan kaedah hukum dan format naskah kerja sama.
PERUMUSAN NASKAH KERJASAMA
Unit pemrakarsa harus
menyampaikan laporan setiap
kegiatan kerja sama yang
dilaksanakan kepada Menteri
melalui Sekretaris Jenderal.
Laporan dilaksanakan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) semester dan diunggah ke
aplikasi sistem informasi kerja
sama kementerian (SIKMA).
• SIKMA merupakan sistem
informasi kerjasama, berfungsi
sebagai pusat informasi,
komunikasi, dan proses
pengusulan yang berkaitan
dengan kerjasama baik itu
kerjasama luar negeri maupun
dalam negeri di
Kemenristekdikti.
• Database Kerja Sama Luar
Negeri dan Kerja Sama Dalam
Negeri Ristekdikti beserta LPNK
dibawah koordinasinya (LAPAN,
LIPI, BPPT, BAPETEN, BSN &
BATAN) > SIKMA.
• Database Kerja Sama Perguruan
Tinggi > Silemkerma.
PELAYANAN PUBLIK
“Untuk itu, pemerintah semua tingkat, dari pusat sampai daerah, BUMN, perguruan tinggu, institusi lain, harus segera berubah ke arah pemerintah yang terbuka atau open government”
”Hanya dengan mengadopsi prinsip Pemerintah Terbuka, Pemerintah di semua tingkatan akan bisa
membangun legitimasi, membangun memperkuat kepercayaan publik.”
Visi Presiden –
Pemerintah Terbuka
“Pilihannya hanya ada dua, menjadi negara terbuka atau tertutup. Pikiran saya bagi
Indonesia yang tepat adalah kita menjadi negara yang terbuka.”
15 Desember 2015
Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik di Istana Negara
17 Mei 2016
Penghargaan Asia Journalist Association – Ajou University
9 Agenda Pembangunan 2015-2019 |
Nawacita
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
kepada seluruh warga negara
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
Melakukan revolusi karakter bangsa
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Sub Agenda –
Membangun Tata Kelola Pemerintahan
yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya
Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN)
Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan
Pembangunan
Meningkatkan
Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan
Arah Kebijakan & Strategi 2016 – 2019
Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya
Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja
Penerapan e-government untuk
mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan
Penerapan Open Government
1. Pembentukan PPID
2. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang keterbukaan informasi publik 3. Publikasi semua proses perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan
anggaran
4. Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan kebijakan publik
5. Pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses publik
RENAKSI OGI 2016-2017 (RISTEKDIKTI)
No Aksi Sasaran Indikator 2016 Indikator 2017
Penguatan
keterbukaan
informasi publik
di Perguruan
Tinggi Negeri
Mewujudkan
keterbukaan
informasi
publik di
perguruan
tinggi negeri
1. Tersusunnya Peraturan
Menteri Ristekdikti mengenai
Pengelolaan Informasi Publik
2. Implementasi pilot project
penguatan keterbukaan
informasi di Perguruan Tinggi
Negeri di 5 PTN (1 PTN
Badan Hukum, 2 PTN Badan
Layanan Umum, dan 2 PTN
Satuan Kerja) sebagai
pelaksanaan dari
Permenristekdikti terkait
100 % PTN sudah memahami dan
menjalankan ketentuan
Permenristekdikti mengenai
Pengelolaan Informasi Publik di lingkup
Ristekdikti dan Piloting project di 6 PTN
(3 PTN Badan Layanan Umum, dan 3
PTN Satuan Kerja)
STRUKTUR BARU
PPID KEMENRISTEKDIKTI
Koordinator
PPID
PPID di
Kementerian
PPID PTN BH
DASAR HUKUM• UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
• PP No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik
Pemantapan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pusat dan daerah
Pendampingan
operasionalisasi
PPID
Penguatan
e-government
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI PROGRAM PTSP (PP NO 97/2014) Penerapan teknologi informasi dan komunikasidalam pelayanan publik
Penetapan quick wins pelayanan publik K/L/Pemda dan Nasional
Penerapan SPM yang Penetapan partisipasi
SALURAN LAYANAN “PINTU”
Internet E-Mail
Twitter Facebook
Tanpa Tatap Muka (Online) Tatap Muka (Offline) Helpdesk PINTU
PEMOHON
Kelembagaan, Kemahasiswaan, Periinan, Sertifikasi dll. PPID Pelayanan Teknis Permohonan InformasiPengaduan & Aspirasi 1. Pengaduan Umum 2. Pengaduan Layanan
• Izin Pendirian Perguruan Tinggi • Izin Pembukaan Program Studi • Akreditasi Pranata Litbang
• Perizinan Mahasiswa Asing / Tenaga Ahli Asing / Tenaga Sukarela
Pembelajaran dan Kemahasiswaan
• Penyetaraan Ijazah Perguruan Tinggi Luar Negeri
Sumber Daya Iptek Dikti
• Sertifikasi Dosen
• Peningkatan Kualifikasi Dosen • Registrasi Dosen
Kelembagaan
Umum
Layanan Teknis yang
Terintegrasi dalam “PINTU”
Riset dan Pengembangan
LOKET JENIS LAYANAN
LOKET 1 - 3 Pembelajaran& Kemahasiswaan
Layanan Penyetaraan Ijazah Lulusan PT Luar Negeri
LOKET 4
Sumber daya Iptek Dikti
1. Sertifikasi Dosen
2. Layanan Registrasi Pendidik
3. Layanan Penilaian Angka Kredit (PAK) 4. Peningkatan Kualifikasi Dosen
LOKET 5
Kelembagaan
1. Izin Belajar Mahasiswa Asing
2. Layanan Akreditasi Pranata Penelitian dan pengembangan
3. Silemkerma Layanan usulan perizinan Kelembagaan perguruan tinggi a. Usul Pendirian Perguruan Tinggi
LOKET JENIS LAYANAN
LOKET 6 PUSDATIN
1. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI)
LOKET 7 (HELPDESK)
Layanan Informasi Program,
Kebijakan dan Kegiatan Ristekdikti
1. Uji kompetensi
2. Akreditasi Jurnal Nasional
3. Puspiptek (Graha Widya Bhakti; Wisma Tamu Puspiptek; Wisata Iptek; Balai Pengobatan) 4. Program Inkubasi Bisnis Teknologi (Ditjen Inovasi)
5. Izin Mahasiswa Asing, Izin Peneliti Asing, Klinik Penjaminan Mutu 6.Dan Program/Kebijakan/Layanan Ristekdikti lainnya
LOKET 8 (HELPDESK) 1. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
LAYANAN PENGADUAN PUBLIK
Saluran Yang Dikelola
Internal
Lapor Menteri
http://lapormenteri.ristekdikti.go.id/
Tanya Ristekdikti
http://tanya.ristekdikti.go.id/
LAYANAN PENGADUAN PUBLIK
Sarana aspirasi dan pengaduan berbasis
media sosial
pertama yang berprinsip
mudah, terpadu, dan tuntas
untuk
pengawasan
program pembangunan dan pelayanan publik
di Indonesia.
Telah ditetapkan sebagai
Sistem Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Nasional
(SP4N) sesuai amanat UU
25/2009 jo. Perpres 76/2013
Persepsi
tentang
Humas Pemerintah
1. Hanya kliping koran 2. Berada di posisi tidak penting, atau level bawah
3. Menyampaikan yang
baik-baik cenderung menutupi keburukan pimpinan atau lembaga
Aik conten content
Paradigma Baru Humas Pemerintah
Menjadi bagian dari pemutus keputusan
dan pemberi saran kepada pimpinan
lembaga
Berada pada posisi yang strategis .
Aware terhadap perkembangan media
content maupun TI
1
2
3
Humas tidak boleh bohong,
menutupi fakta dan data. Namun
juga tidak selalu harus
menyatakan semuanya.
Menguasai materi atau konsep terkait sebuah kebijakan
lembaganya.
5
4
Humas harus bisa membatasi mana yang bisa di-share ke media dan yang
Pengelolaan Humas
Selalu update informasi tentang
kebijakan Lembaga
Memperoleh akses kepada semua
pejabat di Lembaga.
Membangun relationship dengan
pihak luar lembaga maupun
Membangun hubungan
dengan media massa
Prinsip utama : Wartawan mudah mengakses informasi
Harus berdasarkan data yang benar dan akurat dari
Kementrian
Cepat merespon pertanyaan dari Wartawan
Jangan menjawab pertanyaan
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA
JUMPA PERS / EKSPOSE PROGRAM
Kegiatan Jumpa Pers dan Program
Eskpose Unggulan merupakan upaya
untuk
mempublikasikan
dan
mensosialisasikan berbagai kebijakan
dan hasil-hasil pembangunan bidang
riset, teknologi dan pendidikan tinggi
secara cepat, tepat, dan akurat kepada
masyarakat, serta untuk meluruskan
pemahaman yang keliru dan kurang
tepat terhadap berbagai isu aktual
kebijakan
riset,
teknologi
dan
pendidikan tinggi yang berkembang di
masyarakat melalui pemberitaan media
massa, baik media cetak maupun
media elektronik.
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA
MEDIA GATHERING
Kegiatan
Media Gathering
adalah upaya untuk
menjalin hubungan yang
efektif
dengan antara Kementerian Ristekdikti dengan para jurnalis media
massa, baik media cetak maupun media elektronik melalui kegiatan yang
dikemas dengan menarik dan diselaraskan dengan agenda tahunan
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA
PRESS TOUR
Press Tour adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan kebijakan,
program, kegiatan Kemenristekdikti secara lebih dekat kepada para
jurnalis, dengan cara mengajak langsung para jurnalis datang ke lokasi
program dan kegiatan Kemenristekdikti di daerah agar wartawan dapat
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA
MONITORING & ANALISIS MEDIA
Kegiatan Monitoring Media merupakan pemantauan secara rutin harian terhadap perkembangan
berita, isu, dan informasi aktual tentang riset, teknologi dan pendidikan tinggi yang dimuat media
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA
MONITORING & ANALISIS MEDIA
Hasil monitoring terhadap berita hardnews, feature, tajuk, foto berita, artikel, surat pembaca maupun
advertorial tersebut dihimpun dan dikemas dalam format kliping sebagai bahan informasi yang
diberikan kepada para pimpinan di lingkungan unit-unit utama.
Analisis diperlukan untuk menilai pro dan kontra media massa terhadap kebijakan Kementerian
Ristekdikti juga untuk melihat kecenderungan isu yang makin menghangat atau mulai menurun
pemberitaannya bsebagai bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan selanjutnya oleh pemangku
pimpinan Kemenristekdikti.
Rencana Provider Monitoring dan Analisis Media Tahun 2016
PT. Binokular Media Utama
KEGIATAN SUBBAGIAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA