• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PERTANDINGAN

CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA

”PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)”

PENGURUS BESAR

(2)

PERATURAN PERTANDINGAN

CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA ” PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) ”

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Olahraga selain untuk menjadikan pelajar menjadi sehat sehingga dapat menuntut ilmu dengan hasil yang maksimal, juga sebagai sarana untuk mengukur kemampuan psiko-motorik siswa melalui kegiatan kompetisi antar pelajar.

Tingginya tingkat kompetisi pelajar baik di tingkat kotamadya/ kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional mengharuskan adanya wadah untuk tempat mereka berkompetisi. Sarana untuk pelajar berkompetisi juga sebagai upaya untuk mencari pelajar-pelajar berprestasi untuk menggantikan seniornya di masa yang akan datang.

Cabang olahraga karate yang berkembang pesat sejak awal tahun 70-an baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas membuat setiap perkumpulan karate (dojo) di sekolah berupaya menciptakan atlet-atlet karate (karateka) yang tangguh.

Kejuaraan-kejuaraan karate yang dilaksanakan baik di tingkat kotamadya/ kabupaten, provinsi, maupun nasional diikuti ratusan bahkan ribuan atlet pelajar yang menggambarkan tingginya minat pelajar terhadap cabang olah-raga beladiri yang berasal dari Jepang tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, melalui kerjasama dengan induk organisasi olahraga karate yaitu Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB FORKI), Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) c.q Direktorat SMA pada tahun 2005 menyelenggarakan kompetisi karate pertama yang bertajuk Liga Karate Pelajar tingkat SMA.

(3)

Selanjutnya, pada Tahun 2006 yang lalu, kembali dilaksanakan kompetisi olahraga karate disertai beberapa cabang olahraga lainnya dengan nama kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional Taahun 2006. Juara I (pertama) dari kegiatan ini diikut-sertakan pada kejuaraaan dunia karate Shoto-kan Karate-do Internasional Federation (SKIF) di Tokyo, Jepang pada bulan Oktober 2006 serta mendapat 1 emas (Bianca – Gorontalo), 1 perak (Yeni – Jawa Tengah) dan 1 perunggu (Takashi Hadi – Sumatera Utara).

B. Dasar

Dasar pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Tingkat SMA Tahun 2007 cabang olahraga Karate adalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Propenas 2005 – 2009 di bidang Olahraga dan Bidang Pendidikan jasmani.

3. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) daan Rencana Kerja dan Anggaran Kemitraan / Lembaga (RKA – KL) tahun anggaran 2006.

C. Tujuan

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan kepada penyelenggara di tingkat Sekolah, Kabupaten/ Kotamadya, Provinsi maupun Nasional dalam melaksanakan pertan-dingan cabang olahraga Karate, sehingga memperoleh hasil yang mak-simal.

(4)

BAB III

PERATURAN PERTANDINGAN A. PESERTA

1. Peserta POPSMA 2008 cabang olahraga Karate di Tingkat Provinsi merupakan atlet yang lolos pada POPSMA di Kabupaten / Kota.

2. Peserta POPSMA 2008 cabang olahraga Karate di Tingkat Nasio-nal merupakan atlet yang lolos pada POPSMA di tingkat Provinsi.

3. Satu Tim Karate POPSMA 2008 cabang olahraga Karate berjumlah 6 orang terdiri dari 3 atlet Putri dan 3 atlet Putra, yang bermain pada :

a. Kata Perorangan Putri (1 orang)

b. Kumite kelas – 48 kg putri (1 orang) c. Kumite kelas + 48 kg putri (1 orang) d. Kata Perorangan Putra (1 orang)

e. Kumite kelas – 60 kg putra (1 orang) f. Kumite kelas + 60 kg putra (1 orang) g. Kumite kelas Bebas putri (1 orang) h. Kumite kelas Bebas putra (1 orang)

4. Peserta yang mengikuti kelas Bebas Putri dan Putra adalah salah satu atlet putri/putra yang bermain di nomor Kata / Kumite.

B. KUMITE

1. Kelas Yang Dipertandingkan

Tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi dan Nasional

1) Kumite kelas – 48 kg putri (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

2) Kumite kelas + 48 kg putri (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

3) Kumite kelas – 60 kg putra (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

4) Kumite kelas + 60 kg putra (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

(5)

2. Area Pertandingan Kumite

a. Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya.

b. Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar FORKI, dengan sisi-sisi sepanjang delapan meter (diukur dari luar ) dengan tambahan dua meter pada semua sisi – sisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman.

c. Garis posisi wasit adalah berjarak dua meter dari garis tengah ( titik tengah ) dengan panjang garis 0,5 meter. d. Dua garis paralel masing – masing sepanjang 1 meter

dibuat dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi competitor ( AKA dan AO ).

e. Para juri akan ditempatkan pada area aman, satu mengarah / menghadap langsung ke wasit, dan satu lagi masing – masing berada dibelakang peserta dengan jarak satu meter dari garis parimeter,masing – masing akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru.

f. Arbitator akan duduk di meja kecil sedikit diluar area pertandingan pada area aman, di sebelah kiri dari wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah dan sebuah pluit.

g. Pengawas skor duduk di meja administrasi, antara pencatat skor dan pencatat waktu.

h. Garis batas harus dibuat berjarak satu meter dari tempat beristirahat dalam area pertandingan dengan warna berbeda dari keseluruhan area pertandingan.

3. Pakaian Resmi

a. Peserta dan pelatih harus mengenakan seragam resmi yang telah ditentukan.

b. Peserta harus mengenakan pakaian karate berwarna putih yang tidak bercorak atau tanpa garis.

c. Salah-satu peserta harus mengenakan sabuk berwarna merah dan peserta lainnya mengenakan sabuk berwarna biru.

d. Baju karate peserta ketika sudah diikat dengan sabuk minimal harus menutupi pinggul dan maksimal ¾ panjang paha.

(6)

e. Peserta wanita mengunakan kaos putih polos didalam baju karate.

f. Dewan wasit dapat menindak peserta yang melanggar tentang pakaian resmi.

4. Durasi Pertandingan

a. Durasi dari pertaandingan kumite tingkat SMA adalah 2 menit baik putra maupun putri.

b. Penghitungan waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai ( HAJIME ) dan berhenti ketika wasit mengatakan YAME.

5. Sistem Penilaian

a. Suatu teknik mendaptkan nilai, apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Bentuk yang baik 2. Sikap sportif

3. Ditampilkan dengan semangat yang tinggi 4. Memiliki kesadaran penuh (Zanshin)

5. Waktu yang tepat saat melancarkan serangan 6. Jarak yang benar.

b. Tingkatan penilaian adalah :

1) SANBON (3 angka), diberikan apabila peserta melakukan teknik :

a. Tendangan ke arah kepala (Jodan).

b. Bantingan atau menyapu kaki lawan sehingga terjatuh ke matras dilanjutkn dengan teknik yang menghasilkan angka.

2) NIHON (2 angka), diberikan apabila peserta melakukan teknik :

a) Tendangan ke arah badan (Cudan).

b) Memukul pada bagian belakang badan (punggung), termasuk belakang kepala dan bagian belakang leher.

(7)

c) Kombinasi dari teknik pukulan, dimana setiap teknik yang dilakukan sesuai dengan kriteria penilaian.

d) Membuat laawan tidak seimbang (goyah) lalu mem-peroleh angka dengan teknik tertentu. 2) IPPON (1 angka), diberikan apabila peserta

melakukan teknik :

a) Pukulan ke arah badan (Cudan) maupun kepala (Jodan).

b) Pukulan dengan punggung tangan yang dilakukan dengan teknik yang benar ( Strike/Uchi ).

6. Perilaku Yang Dilarang

Terdapat dua kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu kategori 1 ( C1) dan kategori 2 ( C2 ), dengan rincian sebagai berikut :

a. Pelanggaran Kategori 1 ( C1 ), apabila peserta melakukan :

1) Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras.

2) Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokkan, per-sendian atau pangkal paha.

3) Serangaan ke arah wajah dengan teknik serangan tangan terbuka.

4) Teknik membanting yang berbahaya dan dapat mencederai lawan.

b. Pelanggaran Kategori 2 ( C 2 ), apabila peserta melakukan :

1) Berpura-pura atau melebih-lebihkan cedera yang dialami.

2) Keluar arena pertandingaan ( JOGAI )

3) Membahayakan diri sendiri dengan tidk memperhatikan keselamatan diri dari serangan lawan.

(8)

4) Menghindar dari pertarungan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk memperoleh nilai.

5) Merangkul, bergumul, mendorong atau menangkap lawan secara berlebihan tanpa mencoba melakukan teknik serangan.

6) Melakukan teknik serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan.

7) Melakukan serangan dengan kepala, lutut dan sikut. 8) Berbicara kasar atau memanasi/menggoda lawan,

tidk mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas kea rah panel wasit, serta tindakan lain yang melanggar etika.

Pelanggaran kategori 1 ( C1 ) dan kategori 2 ( C2 ) tidak berakumulasi silang.

C. KATA

1. Kelas Yang Dipertandingkan

a. Tingkat Kabupaten / Kotamadya sampai dengan Provinsi 1) Kata perorangan putri (1 emas ; 1 perak ; 2

perunggu)

2) Kata perorangan putra (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

b. Tingkat Nasional

1) Kata perorangan putri (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

2) Kata perorangan putra (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

3) Kata beregu putri gabungan (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

4) Kata beregu putra gabungan (1 emas ; 1 perak ; 2 perunggu)

(9)

Kata beregu gabungan diikuti oleh peserta kata perorangan dari beberapa provinsi yang dilatih setelah peserta berada di penampungan (penginapan) peserta POP SMA tingkat Nasional Tahun 2008 Cabang Olahraga Karate.

2. Area Pertandingan

a. Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya. b. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien,

sehingga tidak mengganggu penampilan kontestan bermain KATA.

3. Pakaian Resmi

a. Peserta harus memakai pakaian resmi seperti ditentukan dalam peraturan kumite.

b. Setiap peserta yang tidak mematuhi peraturan ini maka tidak akan diikutsertakan pada pelaksanaan pertandingan.

4. Pengaturan Pertandingan Kata

a. Para peserta menampilkan KATA wajib (shitei) dan KATA bebas (tokui) sesuai jumlah peserta.

b. Ketika menampilkan shitei KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi.

c. Ketika menampilkan tokui KATA, peserta dapat memilih dalam daftar tokui KATA, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan. d. Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap

periode.

e. Peserta harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang.

f. Dalam babak referchange boleh menampilkan shitei atau tokui .

(10)

5. Kriteria Untuk Keputusan

a. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai penampilan peserta (peroranga) atau tim juri akan melihat pada : 1) Suatu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA. 2) Pemahaman dari tehnik yang digunakan (Bunkai). 3) Ketepatan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan

dan focus kekuatan (KIME).

4) Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME.

5) Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi.

6) Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai.

7) Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul ketika bergerak.

8) Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan.

9) Penampilan harus juga dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari kata yang ditampilkan.

10) Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih.

b. Peserta yang menampilkan variasi pada shitei kata akan didiskualifikasi.

c. Peserta yang berhenti pada saat kata berlangsung (shitei atau tokui) atau menampilkan kata yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada table skor, akan didiskualifikasi.

d. Peserta yang menampilkan kata yang tidak diizinkan atau mengulangi kata akan didiiskualifikasi.

6. Pelaksanaan Pertandingan Kata

a. Saat dimulai pertandingan setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian peserta yang satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan peserta

(11)

lainnya menggunakan sabuk biru (AO) dan berbaris pada sisi luar wilayah pertandingan menghadap ke Juri Kepala (Chief Judge).

b. Setelah memberi hormat kepada panel Juri, Peserta bersabuk biru (AO) mundur ke luar arena dan peserta bersabuk merah (AKA) bergerak maju ke dalam arena. Setelah memberi hormat ke arah panel Juri dan pengumuman nama kata yang akan diperagakan selanjutnya peserta bersabuk merah (AKA) memainkan kata sesuai yang telah di tentukan (didaftarkan).

c. Setelah menyelesaikan tampilan kata, peserta bersabuk merah (AKA) akan menunggu di pinggir arena menunggu penampilan peserta bersabuk biru (AO). Selanjutnya, kedua peserta kata akan kembali ke sisi arena pertandingan menunggu keputusaan dari panel juri kata. d. Jika KATA yang ditampilkan tidak sesuai dengan

peraturan atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala (Chief Judge) dapat memanggil para juri untuk menginformasikan dan mem-berikan keputusan.

e. Jika salah satu peserta didiskualifikasi, Juri Kepala (Chief Judge) akan membuat isyarat bendera sebagaimana isyarat TORIMASEN pada pertandingan kumite.

Jakarta, .. Juni 2008 PENGURUS BESAR

FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA Sekretaris Jenderal ,

Ttd

DRS. H. HENDARDJI – S, SH. MAYOR JENDERAL TNI

Referensi

Dokumen terkait