• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Model Pemilihan Supplier dengan Mempertimbangkan Voice of Customer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Model Pemilihan Supplier dengan Mempertimbangkan Voice of Customer"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Model Pemilihan Supplier dengan

Mempertimbangkan Voice of Customer

Rury Muhandar (1), Titi Indarwati (2), Nur Aini Masruroh (3)

(1), (2), (3)

Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Jalan Grafika No. 2, Yogyakarta

(1)

rury.muhandar@ugm.ac.id, (2)titi.indarwati@ugm.ac.id, (3)aini@ugm.ac.id ABSTRAK

Industri kreatif merupakan salah satu sektor industri yang memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi secara signifikan. Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang melimpah serta sumber daya manusia yang kreatif sehingga sub sektor industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan. Tantangan pasar global menuntut para pelaku usaha untuk dapat memiliki daya saing yang kompetitif. Manajemen rantai pasok memiliki peran penting untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang. Rantai pasok merupakan suatu jaringan yang terdiri dari supplier, manufaktur, dan konsumen. Untuk menjaga kepuasan pelanggan, produk harus disesuaikan dengan keinginan konsumen (voice of customer). Dari voice of customer (VOC) terdapat faktor yang dapat dikendalikan oleh pihak internal perusahaan dan faktor yang dipengaruhi oleh pihak eksternal salah satunya ialah supplier. Supplier merupakan pihak yang berpengaruh terhadap kualitas produk sehingga pemilihan supplier merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, perlu adanya penghubung antara VOC dengan supplier.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pemilihan supplier dengan mempertimbangkan VOC. Model dikembangkan dengan menggunakan studi kasus pada industri kreatif produk sling bag. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap identifikasi kriteria, tahap pengembangan model, dan tahap validasi model. Identifikasi kriteria dilakukan melalui kuesioner untuk mengetahui VOC dan kajian literatur terkait pemilihan supplier. Pengembangan model menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hal ini dikarenakan metode ini sering digunakan dalam pengambilan keputusan dengan permasalahan multi-kriteria serta mudah untuk diaplikasikan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 faktor utama yang dipertimbangkan customer dalam memilih produk sling bag yaitu : harga, keawetan bahan dan jahitan, kantong tas, warna, sistem pengamanan, ukuran, model, dan fungsionalitas. Voice of customer tersebut selanjutnya digunakan sebagai kriteria untuk membangun model pemilihan supplier. Berdasarkan hasil VOC, kriteria yang turut berpengaruh dalam pemilihan supplier adalah harga dan kualitas. Selain faktor tersebut terdapat faktor lain yang dipertimbangkan berdasarkan studi literatur yaitu : kehandalan pengiriman dan responsiveness.

Kata kunci— Analytic Hierarchy Process, Pemilihan Supplier, Voice of Customer

I. PENDAHULUAN

Sektor industri kreatif di Indonesia merupakan sektor industri yang menjanjikan untuk perkembangan perekonomian. Industri kreatif tidak hanya memberikan kontribusi pada sektor ekonomi, namun juga memberikan dampak positif pada peningkatan citra dan identitas bangsa, menumbuhkan kreatifitas anak bangsa dan merupakan industri yang menggunakan sumber daya yang terbarukan. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), industri kreatif didefinisikan sebagai berikut : ―Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut‖. Pada tahun 2002-2006 industri kreatif di Indonesia memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,3% atau setara dengan 104,6 triliun rupiah (nilai konstanta) dan 152,5 triliun rupiah (nilai nominal) dan juga mampu menyerap tenaga kerja sebesar 5,4 juta (Departemen Perdagangan RI, 2008). Hal tersebut menjadikan industri kreatif sebagai harapan bangsa untuk

(2)

dapat bersaing dan unggul dalam persaingan ekonomi global, sehingga sektor industri ini perlu dikembangkan.

Manajemen rantai pasok telah diakui sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang (Prajogo et al., 2012). Rantai pasok merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu supplier, manufaktur, distributor, retailer dan konsumen. Setiap organisasi di dalam rantai pasok secara garis besar memiliki dua aktivitas utama, yaitu menerima dan memenuhi permintaan dari pelanggan (Chopra dan Meindl, 2007). Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kepuasan dari pelanggan ialah memperhatikan keinginan dan kebutuhan customer. Pola konsumsi saat ini cenderung didominasi oleh faktor selera sehingga menyebabkan life cycle produk semakin singkat. Oleh karena itu maka perusahaan dituntut untuk memiliki kreatifitas tinggi untuk terus berinovasi. Pihak manufaktur perlu menggali apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan melalui

voice of customer (VOC) agar inovasi yang dilakukan tetap berfokus pada konsumen. VOC dapat

digunakan oleh engineers design untuk menentukan keputusan yang tepat pada tahap awal proses desain, sehingga desain atau fitur yang akan diluncurkan ke pasaran sudah berfokus pada kriteria yang diinginkan oleh customer.

Kepuasan pelanggan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh supplier. Pihak supplier memiliki peran penting dalam peningkatan kepuasan pelanggan karena kualitas suatu produk sangat dipengaruhi oleh kualitas material yang dipasok. Pihak manufaktur perlu bekerjasama dengan supplier untuk meningkatkan kepuasan pelanggan serta memaksimalkan produktifitas. Pada sebagian besar industri, biaya material dan komponen dapat mencapai 70% dari total biaya utama (Ghodsypour and O’Brien 1998). Pemilihan supplier yang efektif dan efisien memberikan peran penting untuk meningkatkan performansi perusahaan. Para ahli setuju bahwa pemilihan

supplier merupakan salah satu hal penting pada departemen pembelian karena dapat membantu

penghematan biaya material dan peningkatkan keuntungan persaingan (Saen, 2007). Oleh karena itu, maka diperlukan pengembangan model pemilihan supplier dengan mempertimbangkan VOC. Menurut Kemenparekraf, Yogyakarta merupakan salah satu kota yang menjadi pusat pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Di Yogyakarta terdapat 57.665 unit Industri Kreatif Menengah (Badan Pusat Statistik, 2015). Penelitian ini dilakukan pada salah satu industri kerajinan tangan di Yogyakarta yang khusus memproduksi tas.

Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait pemilihan supplier dengan menggunakan teknik yang berbeda. Penelitian tentang pemilihan supplier menggunakan pendekatan Multi

Criteria Decision Making (MCDM) mulai berkembang pada tahun 2000. Menurut Ho et al (2010)

terdapat peningkatan penggunaan MCDM untuk kasus ini pada lima tahun pertama (2000 - 2004) sebanyak 31 artikel menjadi 47 artikel pada empat tahun berikutnya (2005 - 2008). Analytic

Hierarcchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk

menyelesaikan masalah pemilihan supplier. Hal tersebut dikarenakan AHP merupakan metode yang sederhana, mudah digunakan dan fleksibel (Ho (2008) dalam Ho et al, (2010)). Chan dan Chan, (2010) menyelesaikan permasalahan pemilihan supplier pada industri fashion atau textile menggunakan metode AHP dengan sembilan kriteria dan 29 sub kriteria. Sedangkan dalam penelitian Dweiri et al (2016) AHP digunakan untuk membangun model pemilihan supplier pada industri otomotif dengan menggunakan empat kriteria dan 12 sub kriteria. Saat ini sebagian besar industri berorientasi pada customer sehingga customer memiliki peran penting dalam berbagai penentuan kebijakan perusahaan, salah satunya ialah pemilihan supplier. Pada penelitian sebelumnya, customer belum dipertimbangkan dalam pemilihan supplier. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pengembangan model pemilihan supplier dengan mempertimbangkan VOC menggunakan metode Analytic Hierarcchy Process.

II. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Identifikasi Kriteria

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kriteria untuk memilih supplier pada industri kreatif. Tahap identifikasi kriteria terdiri dari pencarian data voice of customer dan studi literature

(3)

dengan melakukan penyebaran kuisioner terbuka terkait fitur atau kriteria customer dalam memilih tas kemudian dilakukan uji realibilitas dan validitas. Berdasarkan hasil kuisioner tersebut, kemudian disusun kuisioner perbandingan berpasangan kriteria pemilihan tas yang kemudian diberikan kepada customer untuk memberikan bobot kriteria. Analisis data menggunakan Analythical Hierarchy Process (AHP). Output yang dihasilkan adalah daftar kriteria yang dipertimbangkan customer dalam memilih tas dan kriteria pemilihan supplier berdasarkan studi literature review.

2. Pembangunan Model

Pembangunan model dilakukan untuk mendapatkan framework pemilihan supplier dengan kriteria dan sub kriteria yang diperoleh dari voice of customer yang diperoleh dari data lapangan dan studi literature. Model dibangun menggunakan Analythical Hierarchy Process. 3. Validasi

Pada tahap ini, model usulan pemilihan supplier divalidasi dengan melakukan diskusi dengan pihak perusahaan, apakah framework yang dibangun sudah sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Voice of Customer

Identifikasi VOC dilakukan untuk mengetahui kriteria apa saja yang dipertimbangkan

customer dalam memilih tas. Data VOC diperoleh dari hasil penyebaran kuisoner yang kemudian

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil dari kuisioner pertama digunakan untuk menyusun kuisioner perbandingan berpasangan untuk mengetahui urutan kepentingan kriteria dalam memilih tas. Gambar 1 menunjukkan bobot kriteria pemilihan tas yang diperoleh dari pembobotan kriteria menggununakan metode AHP.

Gambar 1 Bobot Kriteria

Berdasarkan gambar 1, diperoleh urutan kriteria pemilihan tas dari yang terpenting ialah fungsionalitas, sistem pengamanan tas, model, keawetan bahan dan jaitan, ukuran, warna, harga dan kantong atau pocket. Dari delapan kriteria, terdapat kriteria yang dapat dikendalikan oleh pihak internal perusahaan dan ada yang merupakan kriteria yang dipengaruhi oleh pihak eskternal dalam hal ini supplier. Kriteria yang dipengaruhi oleh supplier ialah keawetan bahan dan harga, oleh karena itu maka kedua kriteria ini akan digabungkan sebagi kriteria pemilihan supplier.

B. Identifikasi Kriteria

Identifikasi kriteria pemilihan supplier dilakukan melalui studi literature. Kriteria dari hasil studi literatur disajikan dalam tabel 1 (Chan, 2008; Ho et al, 2010; Chang et al, 2011; Govindan, 2013; Dwieri et al, 2016; Goroner, 2017).

(4)

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Supplier

Kriteria Sub Kriteria Definisi

Kualitas Ketahanan barang. Tingkat keawetan barang. Sesuai dengan

spesifikasi.

Kesesuaian barang yang diterima dengan spesifikasi perusahaan.

Komitmen kualitas. Komitmen supplier untuk menjaga kualitas dengan baik. Biaya Biaya produk. Harga produk dari supplier

Biaya pengiriman. Biaya pengiriman barang dari supplier sampai ke perusahaan.

Pemberian diskon. Penawaran diskon dari supplier berdasarkan kuantitas pembelian.

Pengiriman Lead time. Waktu antara pemesanan hingga kedatangan barang.

On time delivery. Kemampuan pengiriman pesanan sesuai dengan jadwal pengirimian.

Ketepatan jumlah barang.

Jumlah barang yang diterima sesuai dengan jumlah pemesanan.

Responsiveness Emergency handling. Kemampuan supplier menangani pemesanan darurat. Kecepatan respon. Supplier cepat memberikan respon saat dihubungi

pelanggan.

Customer support. Supplier memberikan informasi terbaru terkait pemesanan,

harga, dan pengiriman.

C. Framework Pemilihan Supplier

Berdasarkan hasil identifikasi kriteria melalui VOC dan studi literature, maka terbentuk

framework pemilihan supplier pada gambar 2.

Pemilihan Supplier

Kualitas Biaya Pengiriman Responsiveness

Ketahanan Barang Sesuai dengan Spesifikasi Komitmen Kualitas Biaya Produk Biaya

Pengiriman Lead time

On time delivery Ketepatan jumlah barang Emergency Handling Kecepatan Respon Customer Support

Supplier 1 Supplier 2 Supplier 3

Pemberian Diskon

Voice of Customer

Gambar 2 Framework Pemilihan Supplier

Validasi framework dilakukan dengan studi kasus pada pemiliham supplier di salah satu industri kreatif tas produk sling bag. Tabel 2 menunjukkan hasil pembobotan kriteria dan sub kriteria menggunakan AHP.

Tabel 2 Bobot Kriteria dan Sub Kriteria

Kriteria Sub Kriteria Bobot

Kualitas 0,54

Ketahanan barang 0,19

Kesesuaian dengan Spesifikasi 0,16

Komitmen Kualitas 0,66

Biaya 0,26

Biaya Produk 0,63

(5)

Kriteria Sub Kriteria Bobot

Pengiriman 0,15

Lead Time 0,26 On time delivery 0,11 Ketepatan jumlah barang 0,63

Responsiveness 0,06

Emergency handling 0,2

Kecepatan Respon 0,6

Customer Support 0,2

Hasil pembobotan setiap supplier berdasarkan keseluruhan kriteria dan sub kriteria ditunjukkan oleh tabel 3 :

Tabel 3. Bobot Supplier

Supplier

Bobot

Supplier 1 0,339

Supplier 2 0,352

Supplier 3 0,309

Berdasarkan hasil perhitungan dengan AHP, yang supplier yang terpilih ialah supplier 2 karena memiliki bobot tertinggi.

IV. PENUTUP

Berdasarkan voice of customer terdapat 8 faktor utama yang dipertimbangkan customer dalam memilih produk sling bag yaitu : fungsionalitas, sistem pengamanan tas, model, keawetan bahan dan jaitan, ukuran, warna, harga dan kantong atau pocket. Berdasarkan hasil VOC, kriteria yang turut berpengaruh dalam pemilihan supplier adalah harga dan kualitas. Selain faktor tersebut terdapat faktor lain yang dipertimbangkan berdasarkan studi literatur yaitu : kehandalan pengiriman dan responsiveness.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika., 2015, Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut Provinsi, 2013-105, https://www.bps.go.id/linkTableDinamisview/id/1004 (diakses 20 Mei 2017).

Chan F. T. S., Kumar, N.,Tiwari, M. K., Lau. H. C. W., Choy, K.L., 2008, ―Global Supplier Selection A Fuzzy-AHP Approach‖, International Journal of Production Research, Vol. 6, hlm. 3825-3857. Chan, F. T. S. and Chan, H. K., 2010, ―An AHP Model For Selection Of Suppliers In The Fast Changing

Fashion Market‖, International Journal of Advanced Manufacturing Technology, Vol. 51, hlm. 1195– 1207.

Chang, Betty., Chang, Chih-Wei., Wu, Chih-Hung., 2011, ―Fuzzy DEMATEL Method For Developing Supplier Selection Criteria‖, Expert Systems with Applications, Vol. 38, hlm. 1850-1858.

Chopra, S., & Meindl, P., 2007, Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation, 3rd ed, Prentice Hall, New Jersey.

Departemen Perdagangan Republik Indonesia., 2008, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.

Dweiri, F., Kumar, S., Khan, S. A. and Jain, V., 2016, ―Designing An Integrated AHP Based Decision Support System For Supplier Selection In Automotive Industry’, Expert Systems with Applications. Vol. 62, hlm. 273–283.

Ghodsypour, S. H. nnd O’brien, C., 1998, ―A Decision Support System For Supplier Selection Using An Integrated Analytic Hierarchy Process And Linear Programming‖, International Journal of Production

Economics, 56–57, hlm. 199–122.

Ho, W., Xu, X. and Dey, P. K., 2010, ―Multi-Criteria Decision Making Approaches For Supplier Evaluation And Selection: A Literature Review‖, European Journal of Operational Research. Elsevier

(6)

Govindan, Kannan., Khodawedi, Roobollah.,Jafarian, Ahmad., 2013, ―A Fuzzy Multi Criteria Approach For Measuring Sustainability Performance Of A Supplier Based On Triple Bottom Line Approach‖,

Journal of Cleaner Production journal, Vol. 30, hlm. 1-10.

Görener, Ali., Ayvaz, Berk., Kuşakc, A, Osman., Altınok, Emir., 2017, ―A Hybrid Type-2 Fuzzy Based Supplier Performance Evaluation Methodology: The Turkish Airlines Technic Case‖, Applied Soft Computing.

Prajogo, D., Chowdhury, M., Yeung, Andy C.L, Cheng, T.C.E., 2012, ―The Relationship Between Supplier Management And Firm’s Operational Performance : A Multi-Dimensional Perspective‖, International

Gambar

Gambar 1 Bobot Kriteria
Gambar 2 Framework Pemilihan Supplier
Tabel 3. Bobot Supplier

Referensi

Dokumen terkait