• Tidak ada hasil yang ditemukan

teks anekdot panjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "teks anekdot panjang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Beo Nakal

Citra, Sassi dan Shafira saling bertetangga dan sering bersama-sama berangkat menuju kantor. Untuk sampai jalan raya agar bisa naik kendaraan umum, mereka diharuskan melalui suatu gang yang diantara rumah tersebut terdapat peliharaan burung beo.

Tiap kali tiga perempuan tersebut melalui depan rumah orang yang memiliki peliharaan beo, selalu saja si burung beo bilang tiga warna. Sassi mulai merasa curiga kalau burung beo tersebut sudah tahu akan warna celana dalam mereka bertiga.

Untuk memastikan hal tersebut betul atau tidak, mereka mengadakan kesepakatan buat mengenakan warna celana dalam yang sama.

Di esok harinya mereka kembali melalui gang tersebut, si beo mengucapkan “Hitam, hitam, hitam.” Ketiga perempuan itu terkagum kagum dan tercengang. Di hari selanjutnya, secara tepat juga si beo mampu menebak warna celana dalam mereka seraya mengatakan “Pink, pink, pink.”

Citra memiliki siasat yang agak konyol. “Bagaimana jika besok kita tak sama sekali mengenakan celana dalam ? Coba, Akan berkata apa si beo usil itu ?” Di esok harinya saat mereka melewati kembali, si beo di dalam sangkarnya tersebut mondar-mandir kayak kebingungan.

(2)

Terkena Setrika:

Di satu pagi yang masih tetap cerah, keluar sesosok lelaki yang tengah ke rumah sakit karna ke-2 buah telinganya sekali lagi terkena luka bakar.

Doker : “looh, ada apa yang berlangsung dengan telinga anda pak? ”

Pasien : “begini dokter ceritanya, terlebih dulu saya sekali lagi menyetrika pakaian, nah, saat saya sekali lagi menyetrika pakaian, dengan mendadak telpon saya bunyi serta mendering. Sebab reflek, pada akhirnya saat waktu itu saya sekali lagi memegang setrika, segera saja saya lekatkan ke telinga kiri saya dok. ”

Dokter : “oh, demikian toh ceritanya, saya tahu yang dirasakan ayah, lalu untuk telinga ayah yang samping kanan apa itu yang berlangsung? ”

(3)

Teks Anekdot Pendidikan

Aku adalah seorang guru yang tidak bisa bersuara dengan keras. Saat itu bel berbunyi dan waktunya mengajar dikelas 8F.

Aku berjalan menuju kelas, dan anak-anak masih diluar kelas.

Aku :”nak, ayo masuk”

Tika :”apa bu, tidak dengar”

Aku bergegas kedalam kelas, dan ada tiba-tiba ada suara “selamat ulang tahun ya bu”

Tika sedang membawa kue tart yang sudah disiapkan tadi ketika diluar

Dipapan tulis tertulis “bu mita maafkan kami jika selama ini kami tidak pernah mendengarkan ibu ketika mengajar, dan ramai sendiri, kami hanya ingin diperhatikan dengan ibu, tapi kami tau perhatian ibu berbeda kepada kami. Perhatian ibu berupa kata-kata yang tidak kami saellau dengar, selamat ulang tahun bu mita’

Aku terharu, karena ternyata bukan suaraku yang tidak bisa keras, namun hanya anak-anak saja yang tidak ingin mendengarkanku dengan baik.

Mereka semua memelukku dan menangis.

(4)

Aku adalah kakek tua yang selalu sendirian dirumah, anakku semua sudah berkeluarga. Hingga suatu ketika hari ini hari sabtu. Semua anak-anakku berkumpul dirumaahku.

Aku :”nak, bisakah kau belikan aku permen?”

Anak 1 :”mengapa harus permen yah”

Aku :”karena aku rindu ketika kalian bermanja ingin membeli permen lolipopo didepan rumah

Anak 2 :” iya yah, aku dulu yang sering memohon untuk meminta beli permen hehe”

Aku :”jadi bisakah kau belikan ayah permen?”

Anak 2 :”bisa ayah, mau beli berapa? 10?

Aku :”haha, iya 20 yaaa”

Anak 1 dan 2 :”banyak nian yah”

Aku :”iya biar ayah selalu ingat masa kecil kalian ketika ayah berada dirumahsendirian.

Referensi

Dokumen terkait