Fj
JURNAL
METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
Vol.1l No.1‐
Ju五
2010
1SSN:1411‐
3082
Jumal
Metcorologidan
Geofisika merupakan jumal riset yang diterbitkan olch Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofrsika sebagai sarana rmtuk metrdokumentasikan hasil pencapaianperelitian
di
bidang Meteorologi,Klimatologi, Kualitas
Udara, danGeofisikr. Te6it 2 kaii dalam setahui! bulan Juli dan November. Te6it pertama kali tahun 20fl). Memperolch akeditasi dari LIPI sebagai jumal ilmiah dengan
nilai
B,
dengan nomor akreditasi:249 I Aked-LlPUY2MBY05/20 I 0
PENANGGI'NGJAWAB!
DRk Sri Woio B. Harijono, M. Sc.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
REDAXTI,JR; Drs. I Putu Pudja, MM
MITRA BESIARI: DR. Andi Eka Sakya M. Eng. Profl DR.Bayong Tjasyono.HK DEA Proi DR. Sri Mdiyaotoro
DR.
No
Guawan, DEA DR. Wsodono DR. Edvin Alclrian Drs. R. M. Prabowo, M.Sc SEKRETARIAT REDAKSI: GuswaDto, M.Si Thomas Hardy, ST TriAstuti Nuraini, M.SiDrajat Ngadlns!to, S.Si
PENGAIITAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhaa Yang Maha Es4 karcna hanya atas pertenanNya saja Jumal Metmrologi dan Geofisika Volume I I Nomor I - Juli 20 I 0 bisa
teftil
Edisi kali ini merupakan edisi pcrtamakali
setelah metrdapatkan akeditasidengan nilai B dari LIPI.
Jumal Meteorologi dan Geofisika Volume
ll
NomorI
- Juli 2010 memuat delapan makalah. Makalah pertama membahastentatrg Simulasi prcdiksi probabilitas awal musim hujan dan panjang musim hujan
di
ZOM 126 Denpasar. Makalah kedua membahas tentang p€nentuan kedalaman kerak bumi dengan teknikstacking H-K meaggunakan MAILAB padl d^t^ s]fl.tetiJK receiver function. Makalah ketiga membahas tentang peftandingan hasil luaran model prakiraan ataca conformal-cttbic atmospheric model (CCAM) terhadap ARPEGE dan TLAPS. Makalah keempat membahas tentang
aplikai
ROC untukuji
kehandalan modelHyBMG. Makalah kelima membahas tentang detsksi potensi gerak
vertikal amosfer di atas wilayah Bandung dan sekitamya. Makalah keenam membahas tentang analisis claerah endemik bencana akibat cuaca ekstri.m
di
Sumatera Utara. Makalah ketujuh membahas lentang hasil perhitungan efisiensi termal PLTGU dan peluangnya sebagai penyumbang pemanasan udar4 sedangkan makalah kedelapan membahas tentang Implemenlasi perhitungan receiver lncrrbz unnrk gemp a )atJh (teleseis m ic) menggunakan MAILAB.
Demikian deskripsi singkat mengenai makalah-makalah dalam Jumal Meteorologi dan Geofisika Volume l0 Nomor
t
- Juli 2010kali ini. Semoga dapat memberikan manfaal bagi pembaca. Terima kasih dan selamat membaca.
Redaksi Gembrr sampul:
Gambar
atas
: - Wilayah Indian Ocean Dipole Mode (IODM) Sea Surface Temperature (S ST)Gambarbawah : - Fungsi receiver komponen radial sebagai fungsi waktu dari model kecCpatan
ALAMATREDAKSI:
Pus&t Penelitian dan Pengembangan
Badan Meteorologi, K.limatologi dan Geofisika
I.
Aiekasa I No.2, Kemayoran, Jakarta 10720 Telp | (021) 4246321 ext.2322Fax : (021) 65866238, e-mail : jumal_MG@yahoo.com
Website : http://puslitbang.bmkg. go.id
PENENTUAN KEDALANIノ
ロヾ
KERAK BUル lI DENGAN TEKNIK
STACKING H‐
K
Ⅳ
IENGGUNAKAN
Ⅳ
IATLAB PADA DATA SINTETIK
RECEIVER FUNCTION
〃″″助ηα
"″ 1,Draic′N■●
力
"α″″ち
Pap“′
箸
Swsilc“わ
2`Zαうοra"rty"GιげSttα,力″ Sa"Fisi■
aじGM,S●
k"υ
′α″ 降″ α施 ″α2PIs″めα″
gB″
KG Ja■arraИβ
sEuF
"J●力
sα″″ο
′
0ル“
″
′
“
た
7z`“′
″α
`滋“
'7t/●初ω
f"′″
g′″
α
,s"lt′″″
bα142α力′
`""“滋α
″
b“ガ
α
ttraヵ″
c′j“″
/7“Cri。″ 焔″
sηノ
おα
″″′
わ″ ″
C′ルα ル″αわ″
j″ 'αあたみ′″ル滋″″
ル′αね “ α″ル ″たb“"jル
″r′″2■響 ″α肋 ″:4/●“asI“″“ ′ “ ″力 滋 ガカSι″b"bαttPs″
電 ″響 α肋 ″わ ″ツθ/s'あ″′α″ “ ね′gι′ο “ bα″gP″
θ4ソα″g′′0“b●″gS′
αイα baras"α″″卜降rαカ わ ““J./蒻
ヽ:″′,電滋 ル ″渤 ga″ ″′″ggtr"α趨 ″bα″′″α″カ ガ ″α″″″らα力s′/asa″あ “ bα電顆 撤霧
レ
`物
申聯働鰐勁齢郷
s`αC17″
gμ
κ ブガ′″′わたカカ′あ′α″α"j"たr/ar′た′″tSaboα/32た羽滋″38ん"ッα″g bars‐“α 'α"′′aga″ ″ο′ι′ッα″g ab17αムP′rlli′
“″gα″′′″ gα″ff′α″K″αsi″g′ηαs'″g sabarツα■3θ I Sα″′た rra″ ′3θf X 3θ ′肋 ″ρ′所:″″ga"“げ “ ″ε′ 'v′ ″rt`″ε″。リ グ "′ rル趨 ″WαA7●Sノ α "α2θル ″た′α滋 たo商吻ptrr′′dellgα″ρ″οε′SSο″′ "`´ ′I〕 lrα′Cο ^σ do″ “ ´ “ ο′ 's′ わ′sα′26J_‐ Kata kunci:rccciVcr finction,stacking H―
K,MATLAB
/Bstucr
O″`グ
″′
`力ο
お ′
ο
ο
b″′
″
J″b″ "α′
JO″α
み
0“ `s′″ε
“
″
bαでα
ル ′
ル ι
arrlζ
s″rrac`な″
c′レ″
ル″
`′ 'ο″動ο
b“た
oο′
ι
η′グ″ι
av′″
/1t″ε
′
Jο″″
0′力
0どお′
οω″
″α
たげ泌′助″力な
0"暦′′
グ カ
ンS,71g′力ぉ ′ル リ 中 閾 α″ο″rla722 PS″ αツθw″ε力お αεο″ν′おiο、卜o"P″ αν´40´αJο″わS″αr
,協
i“協篤協獄筋
霧
t″
f'Ci猥
脇
l解
7撃
霊協ζ
嘉筋
`写r認;務
lrs,″gハッο″ο′をお,′α `カ カαッοαノb“″′の,′′ν′わ `'夕″'ο dをおll J`力 ね7gοッグοε″ ιο″″αSr α`32筋
α″′ 38 Aplげの 清 た οb″j″′グ働α′ルι′9′力〆 ε″sr J″′′崚 ε´α″ αbO″`32肋
α“″3∂肋 乃 ω ´′
η
`力 s cο/reψο
″
グ
`ο湯′ν
′
あ
cプヶ
“
ο
′
θ
l i″λ
‐
2θs′ε
ο
″
お
0″α
Cο 771p″`″ wj′力α
″
f77た′
P"α′
Cο″
wJ訪 “ ′ "οッ グ2G滋
′οιαた●わた ′ 力ο″οιた′wiル3θノ,3θノsattυルsのr〃α″′K
Key words:reccivCr nanction,stacking H― K,ヽLヽ
TL俎
Naskah inasuk :15 Marct 2010
Naskah ditcHIna1 25 Juni 2010
I.
PENDAHULUANPengamatan sinyal gempabumi
di
seluruhdunia
memungkinkanpara
ahli
seismologi untuk mengetahui struktur intemal dari bumiterutama kerak buminya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk mendapatkan informasi tersebut adalah dengan menggunakan data
receiver
funcliott
Keuntungan dari receiver function ini adalah pada kemampuannya untuk bisa memodelkan strukturdi
bawah stasiunpengamatan
gempa
hanya
dengan
menggunakan
satu
buah
seismometer 3komponen. Biasanya cara
yang
digunakanunhrk mengetahui struktur bum adalah dengan meggunakan banyak station (misalnya teknik array atau teknik tomografi). Metode receiver function ini c\kvp populer dan terbukti mampu merekonstruksi struktur
di
bawah permukaandengan tingkat kesesuaian dengan informasi
geologi dan informasi dengan metode geofisika
yang lain dengan cukup tinggi (misal:
Schulte-Pelkum,2005)'.
Beberapa penelitian mengenai penentuan
struktur bumi dari data receiver
function
ini
diantaranya dilalcukan
oleh Ammon
et
al(1990)'z yaitu dengan melakukan inversi untuk memodelkan
struktur
kecepatandi
bawahstasiun pencatat gempabumi. Kesulitan dari teknik invers data receiver lunct io n diantaranya adalah kompleksitas datanya karena biasanya
fase-fase gelombang setelah gelombang P
bercampur dengan koda karena heterogenitas
strukhrr
di
dekat permukaan b"mi- Untuk itu dalam paper ini akan diimplementasikan salah satu teknik pemrosesai dalta receiver function,yaitu
metode stackH-K
berdasarkan teknik yang dikembangkan oleh Zhu dan Kanamori,(2000)3 dengan
menggunakan
bahasaMATLAB.
Dengan bahasa MATLAB
diharapkan program ini lebih dinamis terutama
dalam menggambarkan hasil perhitungannya dalam bentuk grafis dan
altar
muka dengan sarana-sarana yanglain
di
dalam MATLAB (ToolBox).
Keuntunganini
tidak diperoleh pada programyang dibuat
dengan bahasa pemrograman yanglain, misal
fortran atauc++.
II.
DATADANMETODE
2.1. Data
Data yang digunakan untuk studi ini adalah data
sintetik yang
dibangkitkandari
suatu model maju receiver function dengan modelkecepatan lapisan
bumi
seperti
yang ditunjukkan dalam tableI
dan tabel2.
Model kecepatan lapisanbumi
ini
dibuat
kontraskecepatan padakedalaman 32 km pada model
l,
dan 38 km pada model
2.
Kontras kecepatan ini menggambarkan perbedaan kecepatan yang mencolok pada batas antara kerak bumi dan mantel.Tabell. Model kecepatan lapisan
bumi
I unruk mendapatkan data sintetik I receiy"r.f,,,!,o"'
Tabet
2,
Model kecepatan lapisanbumi 2 untuk mendapatkan data sintetik2 receiverfunction.Lapisan Ketebalan, km Vs, km/s Vp/Vs o 5,5 10,5 3,18 3,64 1,73 I,731
4,50
1,733 3,64 1,73t |,733 4,50PENENTUAN KEDALAMAN KERAK BUI\II DENGAN TEKNIKSTACKING H-X MENGGUNAKAN MATLAB PADA DATA SINTETIK RECEIVER FUNCTION
WhlitSt ryanlo, Drajal Ngad a^to, Pupungsusihnlo
15 0 6 , 一 5,5 13,5 J
{
19,02.2.
Metode2.2.I . Konsep Dasar Stacking H-x
Receiver
funclion dari
gelombang teleseismik menggambarkanstruktur
kerakbumi
di
sekitar stasiun penerima (receiver),yang diperoleh dengan
cara
mendekonvolusikan komponen gerak radial dengan fungsi wakhr dari sumber gempanya. Biasanya fungsi waktu dari sumber gempa bisa
didekati
dengan menggunakan komponen vertikaldari
rekaman seismik3
komponen.Dalam banyak kasus, biasanya fungsi waktu
dari
sumber
dapat diperoleh
dengan menj umlahkan (stacking) komponen vertikaluntuk beberapa even gempa yang terekam pada sebuah stasiun gempabumi. Sractr'ng
ini
bisajuga
dilakukan
untuk
sebuaheven
yangdirekam oleh beberapa stasiun penerima yang
saling berdekatan
(array seismic)
terutamaapabila jumlah event gempanya sedikit.a Detil
perhitungan receiver function dapat ditemukan
antara lain dalam Langston (1977) dan Owens
et al.
(1984)5.
Implementasi perhitunganreceiver function dalam bahasa MATLAB telah dilakukan oleh Suryanto et al (2010)6.
Informasi mengenai perkiraan kedalaman
kerak bumi
di
bawah stasiun pencatat gempadapat diperoleh
dari
rekaman data receiverfunction
pada komponen
radial
yangdidominasi oleh konversi energy gelombang P ke S dari pantulan-pantulan pada perlapisan-perlapisan
di
bawahkerak bumi.
Karena kontras kecepatan pada batas antara kerak bumi dan mantel (Moho-discontinuiry) yang cukupbesar, biasanya fase gelombang konversi pada
batas Moho
ini
(Ps) terlihat paling besar padakol4ponen radial receiver function. Sebagai
ilustrasi dapat
dilihat
pada GambarI
yang merupakan komponen radial receiver funclionsintetik
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan model kerak bumi sebagaimana yang diberikan dalam Tabel
l.
Gambrrl. Fungsi receiver komponen radial sebagai fungsi waktu dari modcl kecepatan sebagaimana yang diberikan dalam Tabel l.
Dari model sintetik inijelas sekali kelihatan fase gelombang Ps, PpPs, dan PpSs+PsPs,
masing-masing pada t sekitar 4 detik, 14 detik dan 17 detik. Indeks fase dalam huruf kecil
berarti lintasan sinargelombang ke arah atas.
Zhu
dan Kanamori, 2000,3 merumuskan hubungan antara selang waktu kedatangan fase gelombang P dan Ps(Tr)
dengan kedalamanbidang batas kecepatan
di
bawah permukaan(I1) dengan persamaan:
H=
dengan
p
adalah parameter gelombang. vPdanvS
masing-masing adalah
kecepatan gelombangP
dan
S.
Menurut
Zhu
danKanamori,l
penggunaan fase gelombang iniL
む ■ 30 PpP・ Pハ。ヽPI,ry
0rH&rl'rrrl
sangat baik karena hampir tidak terpengaruh
oleh
pengaruh heterogenitas kearah lateral, sehinggasangat
cocok
untuk
keperluan pengukuran dengan stasiunanggal
Qtointme asureme n
t).
Lebih
jauh,
dengan
menggabungkan dari banyak titik pengukuran, citra model struktur di bawah permukaan dapat digambarkan sehinggamirip
dengan imageyang diperoleh dengan menggunakan teknik tomografi.
Dalam kenyataanya, untuk data pengamatan
(observed
data),
biasanya penentuan fasegelombang Ps ini tidak mudah, karena biasanya
fase ini bercampur dengan koda dari gelombang
P dan fase-fase dari perlapisan-perlapisan di dekat permukaan bumi, serta derau dari latar
dan juga hamburan. Untuk
itu,
selaindenganmenggunakan fase Ps, digunakan
juga
fase PpPs dan PpSs+PsPs untuk memperkuat hasilperolehan fungsi s(H,x). Hubungan waktr,r tiba
kedua fase
gelombang
tersebut
Cengan ketebalanadalahdalam
domain
H-r,
dengan menggunakanpersamaan
s(H,
r)
=wrr(tr)
+w2r(t)
-
wlr(t)
(4) dengan(t)
adalah ,receiverfunction
pada komponen radial, tr, t- dan t3 adalah wakhr tiba perkiraan fase-fase Ps, PpPs dan PpSs+PsPs (Persamaanl-3)
untuk model
kecepatandengan kedalaman
H
dan Vr/V"(x). Xwi adalahfaktor
pembobot dengankriteria
Xw-i=0?. Nilais(Il,r)
akan tinggi pada pada saat ke tiga fase gelombang tersebutmemiliki
koherensi maksimum ketika di stack pada saat nilai H dan yang bersesuaian dengan kondisi nyata.Pengujian pada Data Sintetik
Tahap pertama dalam melakukan uji metode
penjumlahan
H-k
ini
adalah
dengan membangkitkan beberapa model uji dengannilai seperti yang ditunjukkan pada Tabel
I
dan Tabel2.
Hasil perhitungan komponen radial receiverfunction
dari
model pada Tabel 2 ditunjukkan oleh Gambar 2. Dari Gambar 2 ini terlihat bahwa fase-fase gelombang Ps, PpPsdan PpSs+PsPs
terlihat
denganjelas.
Pada modelini,
kontras yang paling besar dibuatterjadi pada kedalaman 38 km yang kita anggap merupakan batas antara kerak bumi dengan mantel bumi (Lapisan Moho). Sedangkan pada
model uj i berdasarkan Tabel 1 , kontras terbesar
dibuat pada kedalaman 32 km.
卜
肝
+肝
H=:貫
糟
│≒
争Untuk melakukan estimasi ketebalan kerak,
dilakukan
stackingdata
receiver functionつ ´ O m “ [E “ ︺ c o E ● る 0 ● 望 “ “
ヽ
th′dl (b)Gambar 2. (a)Kompoten ndial receiver furctior yang dihitung menggunakan model seperti yang diberikan pada Tab€l 2. (b)model kecepatan lapisan pada Tabel 2 yang digunakan untuk mendapatkan komponen ladi^l receiver function.
PENENTUAN KEDALAMAN KERAK BUMIDENCAN TEKNIK STACШ NC H‐K MENCCUNAKAN MATLAB PADA DATA SINTETIK RECEIVER FtlNCT10N ″ ″″S“●●J●,D″α=Ng面α "ra,Pり“"gS“si=α″" W輌コl●etlkl 17 L コ ー
︱
I
J
(a)III.
HASILDAN PEMBAHASANHasil
perhitungans(I/-r)
untuk receiver function dari kedua model sintetik yang dibuat berdasarkan model kecepatan lapisan bumidiatas ditunjukkan
oleh
Gambar3.
Dari Gambar3
tersebut didapatkan koherensi maksimumterjadi
pada
kedalaman yang menjadi target data sintetis, yain"r masing-masing pada kedalaman 32 km dan 38 km yangsangat bersesuaian dengan model-model yang
“
崚 O α “
o● │ ││● o ll (a)
Kesesuaian kedalaman antara koherensi
maksimum pada gambar
H-x
dengan modelkecepatan lapisan bumi menunjukkan bahwa perhitungan dengan menggunakan stacking H-cukup akurat untuk menentukan kedalaman
batas kontras
kecepatanyang
biasanyamenunjukkan batas kerakbumi dengan mantel.
Perhitungan stacking
H
danx dari
datareceiver function
ini
tidak memerlukan waktuyang lama. Menggunakan computer PC normal (Intel Dual Core, Memory 2 Gb) perhitungan hanyaperlu sekitar20 detikdengan grid
r
danH sebanyak masing-masing301 x 301
buah. Dengan demikian programini
cukup efisienuntuk
diterapkanpada
data-data lapangan untuk memetakkan kedalaman kerak bumi di bawah stasiun pengamatan gempabumi.IV.
KESIMPULAN
Dari penelitian
ini
telah dihasilkan sebuahprogram
berbahasa
MATLAB
untuk
memperkirakan ketebalan
kerak
bumitelah dibuat. Pada gambar 3a tampak koherensi
maksimun pada kedalaman
32 km, hal
ini
menunjukkan kesesuaian dengan data sintetik I
dimana kontras
kecepatanberada
pada kedalaman32 km
seperti model kecepatan lapisan bumiI
(Tabell).
Sementara itu, pada gambar3b memperlihatkan
dengan jelas koherensi maksimum pada kedalaman 38 km sesuai dengankontras
kedalaman model kecepatan lapisan bumi 2 (Tabel2).menggunakan metode H-r stack dengan akurat
dan efisien. Pengujian menggunakan data-data
receiver
functian sintetik
menunjukkankemampuan
program
ini
mendapatkan kedalaman dimana kontras kecepatan yangcukup besar terjadi. Kontras kecepatan yang
cukup besar
ini
biasanyate{adi
pada bidangbatas antara lapisan kerak bumi dan mantel (Moho discontinuity).
V.
UCAPANTERIMAKASIH
Terima kasih yang sebesar-besamya kami
ucapkan kepada Pusat Penelitian
danPengembangan
BMKG
yang telah mendanaipenelitian
ini
melalui
kegiatan penelitianAnalisis Prediltibilitas
dan
PengembanganModel
Gempabumi
dan
Tsunami
tahun anggaran 2009.YI. DAFTAR PUSTAKA
'
S"hrlt"-P"lko-,
V., Monslave, G., Sheehan,A., Pandey, M. R., Sapkota, S., Bilham,
"
… 回
● ●4 ● ●1 0 ●●l αo4 ●●1 0●
(b)
Gambar3. H-r plot untuk receiver.rfrnction serP.fii pada Gambar
I
dan Gambar 2. Koherensi maksimum terjadi pada kedalamanmasing-masing 32 km dan 38 hn sesuai dengan model sintetik yangdibuat.JURNAL METEOROLOCIDAN GEOFISlKAヽ OLUヽIE llヽ0ヽ:OR l TAHUN 2010:14‐ 19
R., andWu, F.,20O5. Imaging the Indian subcontinent beneath
the
Himalaya,Nature,
43
5,
1222-5,
doi:.
10.103S/nature03678.
'Arnrnon, C.J., Randall, G.E. and Zandt, G., 1990- On the nonuniqueness of receiver function inversion, J. geopys. Res. 95,
pp. 15303-15318. 3
Zhu, L. and Kanamori, H., 7000. Moho depth varidtion
in
southern Califontia fromteleseismic receiver functions . loomal
of
Geophysical Research, 1 05(82) n
Svenningsen,
L.
and Jacobsen, B. H., 2007. AbsoluteS-velocity
estimation fromreceiver function. Geophys. J.
Int,
170,pp. 1089-1094.
s
Langston, C.
A.,
1979. Strucure under MountRainien
Washington,inferred from
teleseismic body waves. J. Geophys. Res. 84,47494762.
6
Owens, T. J. and Crosson. R.S., 1988. Shattow
structure effects
on
broadband
teleseismic P waveform, Bulletin of the
Seismological Society of America, v.77,
pp:96-108.
'
Su.y-toW.,
201 0. Implementasi Perhitungan Receiver Function untuk gempa iauh (teleseismic) menggunakan MATLAB.Submitted
to
Jurnal
Geofisika
Meteorologi BMKG, Jakarta.
PENENTUAN KEDALAMAN KERAK BUMI DENGAN TEKNIK STACKING H.r< MENGGI]NAXAI! MATLAB PADA DATA SINIETIK RECEII'ER FT]NCTION
W|*tu SuryaDto, Dralat Ngadmo|,o, Pupsng Susilcn,o