• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKAIAN RANCANGAN SIMULATOR SEDERHANA BERBAHAN DAUR ULANG LIMBAH MEDIS SKILLSLAB PADA PRAKTIK KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA KEDOKTERAN - UNIB Scholar Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMAKAIAN RANCANGAN SIMULATOR SEDERHANA BERBAHAN DAUR ULANG LIMBAH MEDIS SKILLSLAB PADA PRAKTIK KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA KEDOKTERAN - UNIB Scholar Repository"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA

JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU

ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

TIM REDAKSI

PELINDUNG

Rektor Universitas Bengkulu

PENASEHAT

Dekan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

PENANGGUNG JAWAB

dr. Marissadona Asteria, M.Biomed

KETUA

dr. Zayadi Zainuddin, M.Pd.Ked

SEKRETARIS

dr. Slyvia R Putri, M.SC

ANGGOTA

dr. Makbruri

SEKRETARIAT

Sumada, S,Si

ALAMAT REDAKSI :

BAGIAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU

JALAN WR. SUPRATMAN KANDANG LIMUN KOTA BENGKULU

TELP/FAX: (0736) 349733

(3)

JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA

JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU

ISSN 2477-3778 Volume 1, Nomor 2, Desember 2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan hidayah-Nya kepada

kita semua. Sebagai persembahan akhir tahun 2015, tim redaksi menerbitkan Jurnal

Kedokteran Raflesia (JKR) Vol 1 No 2 tahun 2015 dengan topik utama dibidang

pendidikan kedokteran

. Topik ini mudah-mudahan berguna untuk mengumpukan

berbagai hasil pemikiran dan penelitian terkait perkembangan dan kemajuan ilmu

pendidikan kedokteran saat ini. Kami berharap terbitnya JKR edisi ini seterusnya dapat

membumikan iklim publikasi ilmiah dalam bidang pendidikan kedokteran di antara

civita akademika FKIK Unib sebagai salah satu sudut pandang dari berbagai cabang

ilmu kedokteran

Ucapan terima kasih kami sampaikan pada tim redaksi dan pengelola FKIK

Unib yang telah berupaya untuk menerbitkan jurnal fakultas ini. Ucapan terimakasih

juga kami sampaikan kepada segenap civitas akademika baik dosen dan mahasiswa

yang berpartisipasi dalam mewujudkan penerbitan JKR edisi ini melalui berbagai

artikel yang telah dikumpulkan. Untuk itu, demi peningkatan kualitas JKR ini, maka

kritik dan saran yang konstruktif menjadi upaya perbaikan dan pembaharuan

selanjutnya.

Semoga JKR terus maju dan berkembang sesuai cita-cita FKIK Universitas

Bengkulu Semoga JKR ini dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan

para dosen dan mahasiswa FKIK Unib dalam mengembangkan ilmu kedokteran dan

kesehatan. Lebih jauh semoga JKR ini dapat terus dikembangkan untuk menjadi salah

satu jurnal terakreditasi nasional yang diperhitungkan oleh berbagai fakultas

kedokteran di Indonesia.

Wassalamualaikum WR.WB

Salam,

(4)

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA

Jurnal Kedokteran Raflesia adalah publikasi per semester yang menggunakan sistem seleksi

peer-review

dan redaktur. Naskah diterima oleh redaksi, mendapat seleksi validitas oleh

peer-review

, serta seleksi dan pengeditan oleh redaktur. Jurnal Kedokteran Raflesia

menerima artikel

penelitian asli

,

tinjauan pustaka dan laporan kasus.

Tulisan merupakan

tulisan asli (bukan plagiat)

Kriteria artikel :

1.

Penelitian asli :

Hasil penelitian asli yang berkaitan dengan kedokteran dan ilmu kesehatan. Format

terdiri dari judul penelitian, nama dan lembaga pengarang, abstrak, dan teks

(pendahuluan, metode, hasil, pembahasan/diskusi, kesimpulan, dan saran).

2.

Tinjauan pustaka :

Tulisan artikel review/sebuah tinjauan terhadap suatu fenomena atau ilmu dalam dunia

kedokteran dan ilmu kesehatan, ditulis dengan memperhatikan aspek aktual dan

bermanfaat bagi pembaca.

3.

Laporan kasus :

Artikel tentang kasus yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca seputar kedokteran

dan ilmu kesehatan.

Petunjuk bagi Penulis :

1.

Jurnal Kedokteran Raflesia hanya akan memuat tulisan asli yang belum pernah

diterbitkan pada jurnal lain.

2.

Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar, jelas,

lugas, serta ringkas. Naskah diketik di atas kertas A4 dengan dua spasi, kecuali untuk

abstrak satu spasi. Ketikan tidak dibenarkan dibuat timbal balik. Ketikan diberi nomor

halaman mulai dari halaman judul. Batas atas, bawah, kiri dan kanan setiap halaman

adalah 2,5 cm. Naskah terdiri dari maksimal 15 halaman.

3.

Naskah harus diketik dengan komputer dan harus memakai program

Microsoft Word

.

Naskah dikirim melalui email ke alamat

jkr_fkikunib@yahoo.co.id

dengan menyertakan

identitas penulis beserta alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

4.

Untuk keseragaman penulis, khusus naskah

Penelitian asli

harus mengikuti sistematika

sebagai berikut :

a)

Judul karangan (

Tittle)

b)

Nama dan Lembaga Pengarang (

Authors and Institution)

c)

Abstrak (

Abstract)

d)

Nas (

Text),

yang terdiri atas :

-

Pendahuluan (

Introduction)

-

Metode (

Methods

)

(5)

-

Pembahasan

(Discussion)

-

Kesimpulan

-

Saran

e)

Daftar rujukan

(Reference)

5.

Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah

Tinjauan Pustaka

harus mengikuti

sistematika sebagai berikut :

a)

Judul

b)

Nama penulis dan lembaga pengarang

c)

Abstrak

d)

Nas (

Text)

, yang terdiri atas :

-

Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)

-

Pembahasan

-

Kesimpulan

-

Saran

e)

Daftar rujukan

(reference)

6.

Untuk keseragaman penulisan, khusus naskah

Laporan Kasus

harus mengikuti

sistematika sebagai berikut :

a)

Judul

b)

Nama penulis dan lembaga pengarang

c)

Abstrak

d)

Nas (

Text)

, yang terdiri atas :

-

Pendahuluan (termasuk masalah yang akan dibahas)

-

Metode (

Methods

)

-

Hasil

(Results)

-

Pembahasan

(Discussion)

-

Kesimpulan

-

Saran

e)

Daftar rujukan

(reference)

7.

Judul ditulis dengan huruf besar, dan bila perlu dapat dilengkapi dengan anak judul.

Naskah yang telah disajikan dalam pertemuan ilmiah nasional dibuat keterangan berupa

catatan kaki.

8.

Nama penulis yang dicantumkan paling banyak enam orang, dan bila lebih cukup diikuti

dengan kata-kata : dkk atau

et al

. Nama penulis harus disertai dengan asal fakultas

penulis. Alamat korespondensi ditulis lengkap dengan nomor telepon dan email.

9.

Abstrak harus dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak

melebihi 200 kata dan diletakkan setelah judul makalah dan nama penulis.

10.

Kata kunci

(key words

) yang menyertai abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia. Kata kunci diletakkan dibawah judul setelah abstrak. Tidak lebih dari 5 kata,

dan sebaiknya bukan merupakan pengulangan kata-kata dalam judul.

(6)

12.

Contoh cara penulisan daftar pustaka dapat dilihat dibawah ini :

a.

Artikel dalam jurnal :

i.

Artikel standar :

Vega Kj, Pina I, Krevsky B.Heart transplantation is associated with an increased risk

for pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996 Jun 1;124(11):980-3.

Atau

Vega Kj, Pina I, Krevsky B.Heart transplantation is associated with an increased risk for

pancreatobiliary disease. Ann Intern Med 1996;124(11):980-3.

Penulis lebih dari enam orang

Parkir Dm, Clayton D, Black RJ, Masuyer E,Freidl HP,Ivanov E, et al. Childhood

leukaemia in Europe after Chernobyl: 5 year follow-up. Br j Cancer 1996;

73:1006-12

ii.

Suatu organisasi sebagai penulis :

The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical exercise stress testing.

Safety and performance guidelines. Med J Aust 1996;164:282-4.

iii.

Tanpa nama penulis :

Cancer in South Africa [editorial]. S Afr Med J 1994;84:15.

iv.

Artikel tidak dalam bahasa Inggris :

Ryder TE, Haukeland EA, Solhaug JH. Bilateral infrapatellarseneruptur hos tidligere frisk

kvinne. Tidsskr Nor Laegeforen 1996;116:41-2

v.

Volum dengan suplemen :

Shen HM, Zhang QF, Risk assessment of nickel carcinogenicity and occupational lung

cancer. Environ Health Perspect 1994;102 Suppl 1:275-82.

vi.

Edisi dengan suplemen :

Payne DK, Sullivan MD, Massie MJ. Women’s psychological reactions to breast ca

ncer.

Semin Oncol 1996;23(1 Suppl 2):89-97.

vii.

Volum dengan bagian :

Ozben T, Nacitarhan S, Tuncer N. Plasma and urine sialic acid in non-insulin dependent

diabetes mellitus. Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3): 303-6.

viii.

Edisi dengan bagian :

Poole GH, Mills SM. One hundred consecutive cases of flap laceration of the leg in

ageing patients. N Z Med J 1990;107(986 Pt 1):377-8.

ix.

Edisi tanpa volum :

Turan I, Wredmark T, Fellander-Tsai L. Arthroscopic ankle arthrodesis in rheumatoid

(7)

x.

Tanpa edisi atau volum :

Browell DA, Lennard TW. Immunologic status of cancer patient and the effects of

blood transfusion on antitumor responses. Curr Opin Gen Surg 1993;325-33.

xi.

Nomor halaman dalam angka Romawi :

Fischer GA, Sikic BI. Drug resistance in clinical oncology and hematology. Introduction.

Hematol Oncol Clin North Am 1995 Apr;9(2):xi-xii.

b.

Buku dan monograf lain

i.

Penulis perseorangan :

Ringsven MK, Bond D.Gerontology and leadership skills for nurses. 2

nd

ed. Albany (NY):

Delmar Publishers; 1996.

ii.

Editor sebagai penulis :

Norman IJ, Redfern SJ, editors. Mental health care for elderly people. New York:

Churchill Livingstone; 1996.

iii.

Organisasi dengan penulis :

Institute of Medicine (US). Looking at the future of the Medicaid program.

Washington: The Institute; 1992.

iv.

Bab dalam buku :

Philips SJ, Whisnant JP. Hypertension and stroke. In: Laragh JH, Brenner BM, editors

Hypertension : patophysiology, diagnosis, and management. 2

nd

ed. New York:

raven Press; 1995.p.465-78.

v.

Prosiding konferensi :

Kimura J, Shibasaki H, editor. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings

of the 10

th

International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology; 1995 Oct

15-19;Kyoto, Japan. Amsterdam : Elsevier;1996.

vi.

Makalah dalam konferensi :

Bengstsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and security in

medical information. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, Rienhoff O, editors

MEDINFO 92. Proceedings of the 7

th

World Congress on Medical Informatics; 1992

Sep 6-10; Geneva, Switzerland. Amsterdam: North-Hollan; 1992.p.1561-5.

vii.

Laporan ilmiah atau laporan teknis :

1.

Diterbitkan oleh badan penyandang dana/sponsor:

Smith P, Golladay K. Payment for durable medical equipment billed during skilled

nursing facility stays. Final report. Dallas (TX): Dept. of Health and Human Services

(US),

Office

ofEvaluation

and

Inspection;

1994

Oct.

Report

No.:

(8)

2.

Diterbitkan oleh unit pelaksana :

Field MJ, Tranquada RE, Feasley JC, editors. Health service research : work force and

education issues. Washington: National Academy Press: 1995. Contract no.

AHCPR282942008. Sponsored by the Agency for Health Care Policy and research.

viii.

Disertasi :

Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly/access and utilization

(dissertation). St.Louis (MO): Wahington univ.;1995.

ix.

Artikel dalam Koran :

Lee G.Hospitalizations tied to ozone pollution : study estimates 50,000 admissions

annually. The Washington Post 1996 Jun 21; Sect A:3 (col.5)

x.

Materi audiovisual :

HIV + AIDS : the facts and the future [videocassette]. St.Louis (MO): Mosby-Year book;

1995.

c.

Materi elektronik

i.

Artikel jurnal dalam format elektronik :

Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial

online] 1995 Jan-Mar [cited 1996 Jun 5] :1(1):[24 screens]. Available from : URL:

HYPERLINK http ://www.cdc.gov/ncidod/EID/eid.htm.

ii.

Monograf dalam format elektronik :

CDI, clinical dermatology illustrated [monograph on CD-ROM]. Reeves JRT, Maibach H.

CMEA Multimedia Group, producers. 2

nd

ed. Version 2.0. San Diego: CMEA;1995.

iii.

Arsip computer :

Hemadynamics III : the ups and downs of hemodynamics [computer program]. Version

(9)

JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA

JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU

ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

DAFTAR ISI

Judul/Penulis

Halaman

Hubungan Stres Oksidatif dengan Gejala Stres pada Mahasiswa

Semester I Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Bengkulu

Sylvia Rianissa Putri*), Marisadonna Asteria*), Novriantika Lestari*)

1-7

Hubungan Perubahan Kadar Malondialdehid Plasma dengan Gejala

Depresi pada Mahasiswa Semester III Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Bengkulu

Sylvia Rianissa Putri*)

8-14

Korelasi Skor Stres Akademik dengan Stres Oksidatif pada Mahasiswa

Semester III di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Bengkulu Tahun Ajaran 2014/2015

Junita Ekasti Sari*), Sylvia Rianissa Putri*), Tatik Suteky*),

15-26

Korelasi Skor Stres Akademik dengan Stres Oksidatif pada Mahasiswa

Semester V di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Bengkulu Tahun Ajaran 2014/2015

Annisa*), Sylvia Rianissa Putri*), Tatik Suteky*)

27-37

Perbedaan Skor Depresi Antara Mahasiswa Tahapan Preklinik Dan

Klinik Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu:

Imam Nafi Yana Saputra*), Andri Sudjatmoko*), Zayadi Zainuddin *)

38-45

Apakah Penilaian

Objective Structure Clinical Examination

(Osce)

Menggunakan Rekaman Video Merupakan Instrumen Yang Handal

Untuk Ujian Kompetensi Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran?

Zayadi Zainuddin*), Utari Hartati Suryani*), Elvira Rosana*)

46-55

Pemakaian Rancangan Simulator Sederhana

Berbahan Daur Ulang Limbah Medis

Skillslab

Pada Praktik

Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran

Elvira Rosana*), Makbruri*), Dian Kurnia*), Zayadi Zainuddin*).

56-66

Pengaruh Penggunaan Video Online Youtube Terhadap Kemampuan

Keterampilan Klinik Dasar Mahasiswa Kedokteran Terkait Keterampilan

Pewarnaan Gram

Utari Hartati Suryani*), Enny Nugraheni*), Zayadi Zainuddin*)

(10)

JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA

JURNAL ILMIAH FKIK UNIVERSITAS BENGKULU

ISSN 2477-3778 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

DAFTAR ISI

Judul/Penulis

Halaman

Konsep Belajar Mandiri Pada Pendidikan Kedokteran

(Sebuah Tinjauan Pustaka)

Zayadi Zainuddin*)

73-84

Pengembangan Profesional Berkelanjutan Untuk Pendidik Kedokteran

(Sebuah Tinjauan Pustaka)

Zayadi Zainuddin*)

(11)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

56

Pemakaian Rancangan Simulator Sederhana

Berbahan Daur Ulang Limbah Medis Skillslab Pada Praktik

Keterampilan Klinik Mahasiswa Kedokteran

Elvira Rosana*), Makbruri*), Dian Kurnia*), Zayadi Zainuddin*).

*) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

Email: rosana_elvira88@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Salah satu metoda pembelajaran yang digunakan secara meluas

hingga saat ini adalah demonstrasi menggunakan simulator. Simulator pada pendidikan kedokteran merupakan sebuah revolusi pembelajaran pada praktik keterampilan mahasiswa kedokteran. Di sisi lain, penggunaan simulator memerlukan biaya tidak sedikit yang harus disediakan oleh institusi. Belum lagi, sering terjadinya kerusakan simulator sehingga memerlukan investasi yang cukup tinggi untuk pemeliharaan.Metode: Penelitian ini merupakan action research. Sampel adalah mahasiswa kedokteran yang sedang mengambil modul keterampilan klinik dasar dan dibagi masing-masing kelompok yang menggunakan media pembelajaran dengan simulator pabrikan sebagai kontrol dan kelompok yang menggunakan media pembelajaran dengan rancangan simulator berbahan daur ulang sisa medis sebagai perlakuan. Data dianalisa dengan uji statistik menggunakan program SPSS 16.00 untuk melihat hasil keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa.Hasil Penelitian : Dari 26 responden yang sudah dipilh berdasarkan gaya belajar dan nilai indeks prestasi kumulatifnya, dibagi14 sebagai responden sebagai kelompok perlakuan dan 12 sebagai kontrol. Didapatkan bahwa perbandingan kemampuan pemasangan iv catheter antara kelompok kontrol (x = 85.28) dan kelompok perlakuan (x = 85.39) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kemapuan vena puncture pada kedua kelompok juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari nilai rata-ratanya yaitu kelompok kontrol (x = 80.97) dan kelompok perlakuan (x = 80,21) dengan nilai p = 0,918 dengan uji Mann Whitney.Simpulan: Tidak terbukti secara statitistik perbedaan di antara pengunaan media simulator sederhana berbahan daur ulang limbah medis skillab dengan media simulator pabrikan pada skill vena puncture

dan pemasangan intravena catheter

Kata kunci: simulator sederhana, simulator pabrikan, keterampilan klinik dasar

Using Of Simple Plan Simulator Made From Medical Waste Recycling

In Skill Lab For Practice Clinical Skills of Medical Students

Elvira Rosana*), Makbruri*), Dian Kurnia*), Zayadi Zainuddin*). *) Faculty Of Medicine and Health Scienc

University Of Bengkulu Email: rosana_elvira88@yahoo.com

ABSTRACT

(12)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

57 the institution . The modern simulator also needs special maintenance due its fragility. This apparently requires high investmens.Methods: This is action research . The Samples were medical students who taking the basic clinical skills module. They were divided in two goups : One groups used a modern simulator, while the other used design simulator from Clinical Skillab Waste Reciclyng. The Data analyzed by using 16.00 SPSS statistical test to see the results of the skills of the medical students .Result:

There were 26 respondents chosen based on learning styles and cumulative achievement index value. They were divided into two groups: 14 respondents as treatment group and 12 controls. It was found that the ratio of iv catheter assambly capability, between the control group ( x = 85.28 ) and the treatment group ( x = 85.39 ), is not significant contradiction . The venous puncture asambly capability in both groups ( x = 80.97, x = 80.21 ) ) also is not significant contradiction from its average value with p = 0.918 by the Mann Whitney test .Conclusion: There is no statistic contradiction between the use of a simple design simulator media from clinical skillab waste reciclyng and a modern simulator in the medical skill of venous puncture and intravenous catheter assembly capabality.

Keywords: simple simulator, modern simulator, basic clinical parctice

PENDAHULUAN

Salah satu metoda pembelajaran

yang digunakan secara meluas hingga

saat ini adalah demonstrasi

menggunakan simulator (Lehmann, Ret

al, 2013) (Okuda, Y et al, 2009).

Simulator pada pendidikan kedokteran

merupakan sebuah revolusi

pembelajaran pada praktik keterampilan

mahasiswa kedokteran. Pembelajaran

menggunakan simulator merupakan

salah satu metoda pada pendidikan

kesehatan yang diupayakan menyerupai

pada situasi klinik yang nyata sehingga

mampu mentransfer keterampilan yang

diperlukan untuk pelayanan kesehatan

(Akaike, M et al, 2005) (Ziv, A, 2005).

Saat ini, institusi pendidikan

kedokteran harus membangun

laboratorium keterampilan dengan

perlengkapan modern hingga sumber

daya manusia sebagai tutor

keterampilan bagi mahasiswa

kedokteran. Selama beberapa dekade,

pusat keterampilan klinik atau lebih

dikenal skilllab telah diperkenalkan sebagai fasilitas pendidikan yang desain

khusus untuk mempersiapkan

mahasiswa kedokteran melakukan

praktik kedokteran yang aman bagi

pasien (Duvivier, R.J, 2009) (Datta, R,

2012). Hal ini berarti semakin banyak

juga skillslab pada institusi pendidikan kedokteran yang menyediakan berbagai

simulator sebagai perlengkapan untuk

pembelajaran keterampilan klinik yang

aman bagi mahasiswa

kedokteran(Akaike, M et al, 2005)(Tran,

T.Q et al, 2012)

Di sisi lain,penggunaan simulator

memerlukan biaya tidak sedikit yang

harus disediakan oleh institusi (Walsh, K

et al, 2013) Sumber daya yang

diperlukan dan perlu dilatih untuk

menggunakan simulator tersebut juga

tidak sedikit (McGaghie, W.C, 2009).

Belum lagi, sering terjadinya kerusakan

(13)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

58 investasi yang cukup tinggi untuk

pemeliharaan. Hal ini juga menjadi

alasan lain untuk pembatasan waktu

paparan mahasiswa menggunakan

simulator tersebut (Aggarwal, R, 2010)

Hal inilah yang tetap menjadi sebuah

permasalahan besar bagi institusi

pendidikan kedokteran yang baru dan

sedang berkembang. Berbagai alasan

tersebut diatas mendorong upaya

inovasi pendidikan kedokteran lainnya

untuk mengajarkan keterampilan klinik

pada mahasiswa kedokteran tanpa

mengurangi kompetensi yang harus

diajarkan pada mahasiswa.

METODE

Penelitian menggunakan desain

action research. Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa

kedokteran sedangkan populasi

terjangkau adalah mahasiswa

kedokteran di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

(FKIK Unib).

Sampel adalah mahasiswa

kedokteran yang sedang mengikuti

modul keterampilan klinik dasar. Sampel

dibagi menjadi 2 (dua) kelompok

mahasiswa yang menggunakan media

pembelajaran dengan simulator

pabrikan sebagai kelompok kontrol dan

kelompok mahasiswa yang

menggunakan media pembelajaran

dengan rancangan simulator sederhana

berbahan daur ulang sisa medis sebagai

kelompok perlakuan. Sampel akan

dihomogenkan berdasarkan gaya

belajar yang dominan sama dan IPK

sama dengan atau di atas 2,5. Krtiteria

inklusi pada penelitian ini adalah

mahasiswa yang belum memiliki

keterampilan klinik sebelumnya,

mahasiswa yang bersedia menjadi

subjek penelitian, sedangkan kriteria

eksklusi meliputi mahasiswa yang

pernah mengikuti atau menjadi asisten

dokter dalammelakukan keterampilan

klinik sebelumnya, mahasiswa yang

modal belajarnya yang dominan

berbeda dengan rata-rata mahasiswa

lainnya, mahasiswa yang IPK di bawah

2,5. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah kemampuan keterampilan klinik

dan persepsi mahasiswa terhadap

penggunaan simulator sederhana

berbahan daur ulang sisa medis skilllab

sedangkan variabel bebas pada

penelitian ini adalah media

pembelajaran dengan simulator

berbahan daur ulang sisa medis skill lab

dan simulator pabrikan.

Pengumpulan data dilakukan

dengan beberapa tahapan yaitu:

a. Kuliah pendahuluan mengenai

keterampilan klinik vena puncture dan kanulasi vena.

Seluruh sampel dikumpulkan dalam

satu kelas untuk diberikan pengetahuan

tentang keterampilan klinik selama 2

jam dengan menggunakan metoda

kuliah. Semua sampel dipapar dengan

(14)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

59 b. Praktik Keterampilan Klinik

Seluruh sampel dibagi secara

acak menjadi 2 kelompok. Setiap

kelompok langsung mempraktikkan

keterampilan klinik dengan

menggunakan masing-masing media

pembelajaran yang berbeda. Kelompok

1 (satu) sebagai kelompok kontrol

belajar menggunakan media

pembelajaran simulator pabrikan,

kelompok 2 (dua) menggunakan media

pembelajaran simulator berbahan daur

ulang limbah medis skilllab sebagai kelompok perlakuan. Setiap kelompok

berada di ruangan yang berbeda dan

tertutup. Pada tahapan ini, setiap

kelompok disediakan waktu selama dua

jam.

c. Penilaian

Pada tahap ini seluruh sampel

melakukan keterampilan klinik untuk

dinilai dengan menggunakan media

simulator pabrikan yang berbeda denga

sebelumnya. Selanjutnya seluruh

sampel yang menggunakan simulator

berbahan daur ulang medis mengisi

kuesioner terkait persepsi pemakaian

simulator berbahan daur ulang sisa

medis skilllabs.

HASIL

Pada penelitian ini diperoleh sampel

sebanyak 26 orang yang terbagi

menjadi 2 kelompok. Kelompok

perlakuan terdiri dari kelompok yang

menggunakan simulator yang terbuat

dari bahan daur ulang sedangkan

kelompok kontrol terdiri dari kelompok

yang menggunakan simulator pabrikan.

Terdapat dua jenis simulator yang

berbahan dasar daur ulang yang

digunakan sebagai bahan perlakuan

pada penelitian ini yaitu simulator Vena Puncture dan IV Catether. Tidak ada mahasiswa yang drop out selama pelaksanaan penelitian. Semua

responden merupakan mahasiswa yang

belum pernah sama sekali memiliki

keterampilan Vena Pucnture dan IV Catether sebelumnya. Sebelumnya sampel dilakukan di seleksi berdasarkan

gaya belajar dan rata-rata nilai potensi

akademik yang sama sehingga dapat

mengurangi bias dari hasil penelitian

nantinya.

Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan

yaitu tahap pertama adalah penjelasan

teknik dasar Vena Pucnture dan IV Catether yang dilaksanakan selama 1 jam. Pada tahap ini, semua sampel

dikumpulkan dalam satu ruangan yang

sama dan diberikan materi yang sama

dengan menggunakan metoda kuliah

dan video simulasi. Tahap kedua,

semua sampel langsung melakukan

praktek Vena Pucnture dan IV Catether

selama 2 jam. Sampel terbagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok yang

menggunakan simulator pabrikan dan

daur ulang bahan sisa medis. Setiap

kelompok dibimbing oleh satu orang

tutor dalam satu ruangan tertutup. Tutor

merupakan dosen yang telah

(15)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

60 keterampilan yang dicobakan.

Sebelumnya, tutor dilakukan

pengarahansehingga terdapat

kesamaan metoda dan pembelajaran

dalam membimbing kelompok. Tahap

ketiga, semua sampel dilakukan

evaluasi dengan melakukan teknik Vena

Pucnture dan IV Catether selama 5 menit untuk masing-masing sampel

pada simulator pabrikan produksi dari

pabrik yang berbeda dengan simulator

pabrikan yang digunakan sebelumnya

oleh kelompok kontrol .

Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

Praktek yang menggunakan simulator

pabrikan

Praktek yang menggunakan simulator sederhana berbahan daur ulang sisa

medis

n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 4 33,33 2 14,29

Perempuan 8 66,67 12 85,71

Gaya Belajar

Audio 7 58,33 11 78,57

Visual 3 25 2 14,29

Kinestetik 12 100 14 100

Read/Write 2 16,67 1 7,14

Indeks Prestasi Akedemik

< 2.50 0 0 0 0

2.50 - 2.75 2 16,67 4 28,57

2.76 - 3.00 5 41,67 2 14,29

>3.00 5 41,67 8 57,14

Tabel 2 Perbandingan kemampuan pemasangan IV Catether &Vena Puncture antara kelompok yang praktek menggunakan simulator pabrikan dan simulator sederhana berbahan dasar daur ulang sisa medis

Kemampuan Lab Skill

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

p*

Praktek yang menggunakan simulator pabrikan

Praktek yang menggunakan simulator sederhana berbahan daur ulang

sisa medis

x x

IV Catether 85.28 85.39 0.816

Vena Puncture 80.97 80.21 0.918

keterangan: x = nilai rata-rata p = nilai uji statistic *uji Mann Whitney

Pada tabel di atas dapat dilihat

bahwa perbandingan kemampuan

(16)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

61 perlakuan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan. Hal ini dapat dilihat

pada kelompok kontrol rata-rata

kemapuan mahasiswa (85.28) lebih

sedikit rendah dibandingkan dengan

kelompok perlakuan (85.39) dan ini tidak

bermakan dari uji statistik (nilai p =

0.816) dengan menggunakan uji Mann Whitney. Kemapuan vena puncture

pada kedua kelompok juga tidak

terdapat perbedaan yang signifikan

dilihat dari nilai rata-ratanya yaitu

kelompok kontrol (x = 80.97) dan

kelompok perlakuan (x = 80,21) dengan

nilai p = 0,918 dengan uji Mann Whitney. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada kemampuan pemasangan iv catheter dan vena puncture antara kelompok yang menggunakan media

belajar simulator pabrikan dengan

kelompok yang menggunakan media

belajar simulator berbahan daur ulang

limbah medis skillab.

Tabel 3 Perbandingan pemasangan IV Catether antara kelompok yang praktek menggunakan simulator pabrikan dan simulator sederhana berbahan dasar daur ulang sisa medis

IV Catether

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

p*

Praktek yang menggunakan simulator pabrikan

Praktek yang menggunakan simulator sederhana berbahan daur ulang

sisa medis

x x

Persiapan Alat 1.83 1.96 4

Perlindungan Diri 3.25 3.36 2

Informed Consent 1.83 1.86 1

Perabaan Vena Target 2.00 2.00 0

Disinfeksi 3.46 3.39 0

Pemasangan IV Catether 3.13 2.96 5

Pemasangan Selang Infus 2.88 2.96 7

Fiksasi 3.08 2.89 1

Perapian Alat 1.92 1.96 7

keterangan:x = nilai rata-ratap = nilai uji statistic*uji Mann Whitney

Pada tabel perbandingan

kemampunan pemasangan iv catheter

antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan di atas dapat dilihat bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan

baik dari kemampuan persiapan alat,

perlindungan diri, Informed Consent,

Perabaan vena target, disinfeksi,

pemasangan iv chateter, pemasangan

selang infus, fiksasi dan perapian alat

dengan menggunakan uji sattistik Mann Whitney. Pada poin kemampuan persiapan alat didapatkan pada

kelompok kontrol rata-rata (x= 1.83)

sedikit lebih rendah dibandingkan

rata-rata kelompok perlakuan (x = 1.96) dan

tidak bermakana (p= 0.204). Pada poin

(17)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

62 dan memakai handskuun didapatkan

hasil rata-rata pada kelompok kontrol

(3.25) lebih rendah sedikit dari kelompok

perlakuan (x=3.36) dan tidak bermakna

(p= 0,802). Kemampuan informed consent didapatkan hasil rata-rata pada kelompok kontrol lebih rendah sedikit

(x=1.86) dibandingkan kelompok

perlakuan (x=1.86) dan tidak bermakna

( p=0.881). Kemampuan sampel dalam

melakukan perabaan vena didapatkan

nilai rata-rata yang sama antara kedua

kelompok kontrol dan perlakuan yaitu x=

2.00 dengan nilai p=1.00. Pada

kemampuan disinfeksi didapatkan nilai

rata-rata pada kelompok kontrol (x=3.46

) lebih tinggi sedikit dari pada kelompok

perlakuan (x=3.39 ) dengan nilai

p=0.610 yang berarti tidak bermakna.

Kemampuan untuk pemasangan iv catheter yang merupakam kemampuan utama dari ketermapilan ini

didapatkanrata-rata pada kelompok

kontrol sedikit lebih tinggi (x= 3.13)

dibandingkan dengan kelompok

perlakuan( x=2.96) namun tetap juga

tidak bermakna (p = 0.475). Pada

kemampuan pemasangan selang infus

didapatkan nilai rata-rata pada

kelompok kontrol (x= 2.88 ) sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan kelompok

perlakuan (x=2.96 ) tetapi tetap tidak

bermakna perbedaannya (p=0.607).

Pada kemampuan fiksasi dengan

menggunakan plester didapatkan nilai

rata-rata pada kelompok kontrol (x=3.08

) sedikit lebih tinggi dari kelompok

perlakuan (x=2.89) dengan nilai p=0.461

yang menndakan juga perbedaan tetap

tidak bermakna. Kemampuan terakhir

yang dinilai yaitu merapikan alat

didapatkan nilai rata-rata pada

kelompok kontrol (x= 1.92 ) sedikit lebih

rendah dari kelompok perlakuan (x=

1.96 ) dengan nilai p=0.457 yang juga

tidak bermakna. Jadi dari nilai rata-rata

kemampuan tiap poin dalam

pemasangan iv chateter dapat disimpulkan bahwatidak didapatkan

perbedaan yang signifikan (tidak

bermakna) antara kelompok yang

menggunakan media belajar pabrikan

dengan kelompok yang menggunakan

media belajar dari daur ulang limbah

medis skillab dapat dilihat dari nilai p pada uji Mann Whitney yang terkecil yaitu p=0.204.

Pada tabel di atas terlihat

bahwa rata-rata nilai kemampuan

persiapan alat pada kelompok kontrol

(x=1.71) sedikit lebih rendah dibanding

kelompok perlakuan (x=1.75) dan

perbedaan ini tidak bermakna secara uji

statistik (p=0.927). Pada kemampuan

perlindingan diri nilai rata-rata kelompok

kontrol juga sedikit lebih rendah

(x=3.00) dibandingkan dengan

kelompok perlakuan (x=3.04) tapi juga

tidak bermakna ( p= 1.00). Kemapuan

dalam informed consent nilai rata-rata kelompok kontrol (x=1.83) sedikit lebih

tinggi dibanding kelompok perlakuan

(x=1.82) dan tidak bermakna dengan uji

(18)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

63 perabaan vena target didapatkan nilai

rata-rata kelompok kontrol (x=2.00)

sedikit lebih tinggi dibanding kelompok

perlakuan (x=1.93) dan tidak bermakna

dengan uji statistik (p=0.355). Nilai

rata-rata pada kemampuan disinfeksi

didapatkan kelompok kontrol (x=3.83)

sedikit lebih tinggi dibanding kelompok

perlakuan (x=3.50) namun tidak

bermakna dengan uji statistik (p=0.125).

Pada kemampuan penusukan dan

pengambilan darah vena didapatkan

nilai rata-rata kelompok kontrol (x=3.54)

sedikit lebih tinggi dibanding kelompok

perlakuan (x=3.43) tapi tidak bermakna

dengan uji statistik (p=0.724). Nilai

rata-rata pada kemampuan pelepasan

bendungan dan spuit didapatakan

kelompok kontrol (x=3.25) sedikit lebih

tinggi dibanding kelompok perlakuan

(x=2.96) namun tetap tidak bermakna

dengan uji statistik (p=0.223). Pada

kemampuan pemasangan plester

didapatkan bahwa nilai rata-rata

kelompok kontrol (x=2.50) sedikit lebih

rendah dibanding kelompok perlakuan

(x=2.79) namun tidak bermakna dengan

uji statistik (p=0.432). Pada tabel juga

terlihat bahwa nilai rata-rata

kemampuan dalam pemberian etiket

pada sampel darah pada kelompok

kontrol (x=1.00) sedikit lebih rendah

dibanding kelompok perlakuan (x=1.21)

namun tidak bermakna secara statistik

(p=0.095).

Tabel 4 Persepsi Mahasiswa dalam penggunaan media simulator pabrikan dan media simulator sederhanan berbahan daur ulang sisa medis

Media simulator pabrikan Media simulator sederhanan berbahan daur ulang sisa medis

Kesulitan a. Kesulitan melakukan penusukan vena pada awal pembelajaran b. Manequin bocor sehingga darah

berserakan

c. Sulit Menentukan kedalaman tusukan spuit karena kulit terasa lebih tebal d. Posisi manequin tidak anatomis e. IV catheter sering bengkok karena

kulit manequin terlalu tebal

a. Sulit melakukan penusukan spuit/iv chateter ke vena b. Harus merancang terlebih dahulu c. Darah buatan mudah tumpah d. Sulit memastikan darah buatan

keluar

e. Lebih banyak alat yang harus disiapkan

f. Membutuhkan orang lain untuk latihan

Kelebihan a. Seperti melakukan pada manusia langsung

b. Seperti tangan manusia sebenarnya c. Menambah percaya diri setelah

mencoba d. Menarik

e. Lebih berani mencoba karena tidak berhubungan dengan manusia langsung

f. Lebih jelas menentukan vena g. Teraba aliran cairan seperti aliran

darah

a. Lebih hemat

b. Vena lebih mudah ditemukan dan terlihat jelas

c. Lebih praktis

d. Mudah digerakkan dan lebih sederhana

e. Lebih murah dan praktis f. Melatih kreativitas

g. Alat mudah didapat h. Bisa dirancang untuk latihan

(19)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

64 Kemampuan terakhir yang dinilai dari vena

puncture yaitu merapikan alat yang telah digunakan, pada tabel terlihat bahwa nilai

rata-rata kelompok kontrol (x=1.75) sedikit lebih

tinggi dibanding kelompok perlakuan (x=1.71)

namun uji ststistik tetap tidak bermakna

(p=0.855). Jadi dari penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa tidak didapatkan

perbedaan yang bermakna secara statistik

pada setiap poin kemampuan dalam vena puncture antara kelompok yang menggunakan media ajar simulator pabrikan dengan

kelompok yang menggunakan media ajar

simulator dari daur ulang bahan limbah medis

skillab

PEMBAHASAN

Kemampuan keterampilan klinik dasar

pemasangan intravena catheter dan vena puncture merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang lulusan dokter. Kemampuan

klinik dasar ini adalah kompetensi klinik yang

dipelajari pada masa pendidikan kedokteran.

Sebagian besar institusi pendidikan

kedokteran saat ini menggunakan berbagai

bahan sintetik pabrikan sebagai media

pembelajaran pada pemasangan intravena catheter dan vena puncture. Secara umum diketahui bahwa untuk mendapatkan bahan

simulator pabrikan ini dibutuhkan biaya yang

besar karena harganya yang sangat mahal

serta biaya perawatannya cukup mahal. Pada

keterampilan klinik dasar lainnya juga

menggunakan peralatan medis yang

mendukung antara lain keterampilan

pemasangan kateter urin yang menggunakan

kateter dan kantong urin dan keterampilan

melakukan pembalutan menggunakan verban

elastis. Peneliti melihat peluang dari limbah

medis skillab ini untuk dirancang menjadi

simulator sederhana yang dapat membantu

peserta didik mempelajari dan mensimulasikan

keterampilan klinik dasar pemasangan

intravena catheter dan vena puncture. Bahan limbah medis lainnya tidak menutup

kemunginan bisa didaur ulang untuk

keterampilan klinik dasar lainnya sehingga

dapat lebih efisien.

Pada penelitian ini, peneliti mempunyai ide

untuk membuat daur ulang dari kateter urin

dan kantong urin serta verban elastis menjadi

simultor sederhana dalam pemebelajaran

keterampilan keterampilan klinik dasar

pemasangan intravena catheter dan vena puncture. Alasan pemilihan bahan ini mudah didapatkan dan banyak tersedia di

laboratorium skill serta terbatasnya bahan

simulator pabrikan yang dimiliki laboratorium

skill. Pembuatan rancangan simulator

sederhana ini juga mempunyai keunggulan

berupa simulatornya dipasang langsung pada

orang coba/pasien standar sehingga saat

latihan seolah-olah peserta didik berhadapan

dan berkomuniaksi langsung dengan

pasiennya.Pada penelitian ini sampel dibagi

dua kelompok untuk melihat perbedaan hasil

akhir keterampilan yang dimiliki antara peserta

didik yang menggunkan media simulator

pabrikan dan media simulator sederhana daur

ulang limbah medis skillab. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dibuat mendekati

homogen dengan melakukan saringan sampel

dari variasi gaya belajar dan indeks prestasi

kumulatif untuk mengurangi bias.

Pada penelitian ini, didapatkan secara

umumtidak ada perbedaan secara statistik

(20)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

65 yang menggunakan media simulator pabrikan

dengan kelompok yang menggunakan media

simulator sederhana daur ulang limbah medis.

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa

setiap poin checlist kemampuan pada pemasangan intravena catheter tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara

statistik yaitu persiapan alat, perlindungan diri,

informed consent, perabaan vena, disinfeksi, pemasnagan intravena catheter, pemasangan selang infus, fiksasi dan merapikan alat.

Namun, dalam proses latihan pemasangan

intravena catheter pada kelompok yang menggunakan media simulator daur ulang

limbah medis sedikit mengalami kesulitan

untuk merancang medianya pada orang coba

karena belum terbiasa, rasa takut tertusuk

tangan sendiri dari orang coba serta intravena catheter yang digunakan harus yang berukuran besar (no.20) karena saat

digunakan yang berukuran kecil (no.22)

intravena catheter mengalami robekan/pecah. Pada keterampilan vena puncture secara statistik juga tidak ditemukan perbedaan yang

bermakna dari setiap poin ckeclist

keterampilanya yaitu persiapan alat,

perlindungan diri, informed consent, perabaan vena, disinfeski, penusukan dan pengambilan

darah vena, pelepasan bendungan dan spuit, pemasangan plester, pemberian etiket dan

merapikan alat. Namun pada saat latihan

terdapat sedikit kesulitan pada kelompok yang

menggunakan media simulator sederhana

daur ulang limbah medis saat melakukan

rancangan pada orang coba.

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara

umum media simulator sederhana daur ulang

limbah medis dapat digunakan dalam

pembelajaran kemampuan pemasangan

intravena catheter dan vena puncture karena

dapat membantu peserta didik dalam melatih

keterampilannya sama dengan pembelajaran

dengan menggunakan media simulator

pabrikan. Media simulator daur ulang limbah

medis ini bisa dikembangkan untuk membantu

pembelajaran keterampilan klinik dasar di

pendidikan kedokteran dengan lebih efisien.

KESIMPULAN

(1) Secara statistik tingkat kemampuan

secara umum pemasangan intravena catheter padapembelajaran dengan menggunakan media simulator daur ulang

limbah medis skillabsama dengan pembelajaran dengan menggunakan

media simulator pabrikan .

(2) Secara statistik tingkat kemampuan

secara umumvena puncture

padapembelajaran dengan menggunakan

media simulator daur ulang limbah medis

skillabsama dengan pembelajaran dengan menggunakan media simulator pabrikan.

(3) Secara statistik tingkat kemampuan poin

setiap checklist pemasangan intravena catheter padapembelajaran dengan menggunakan media simulator daur ulang

limbah medis skillabsama dengan pembelajaran dengan menggunakan

media simulator pabrikan .

(4) Secara statistik tingkat kemampuan poin

setiap checklistvena puncture

padapembelajaran dengan menggunakan

media simulator daur ulang limbah medis

skillabsama dengan pembelajaran dengan menggunakan media simulator pabrikan.

(5) Tidak terbukti secara statitistik perbedaan

di antara pengunaan media simulator

sederhana berbahan daur ulang limbah

(21)

Jurnal Kedokteran Raflesia, Volume 1 Nomor 2, Desember 2015

66 pabrikan pada skill vena puncture dan

pemasangan intravena catheter

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, R., Mytton, O.T., Derbrew, M., Hananel, D., Heydenburg, M., Issenberg, B., MacAulay, C., Mancini, M.E., Morimoto, T., Soper, N., others, 2010. Training and simulation for patient safety. Qual. Saf. Health Care 19, i34– i43.

Akaike, M., Fukutomi, M., Nagamune, M., Fujimoto, A., Tsuji, A., Ishida, K., Iwata, T., 2012. Simulation-based medical education in clinical skills laboratory. J. Med. Invest. 59, 28–35.

Datta, R., Upadhyay, K.K., Jaideep, C.N., 2012. Simulation and its role in medical education. Med. J. Armed Forces India 68, 167–172. doi:10.1016/S0377-1237(12)60040-9

Duvivier, R.J., Van Dalen, J., Van Der Vleuten, C.P.M., Scherpbier, A.J.J.A., 2009. Teacher perceptions of desired qualities, competencies and strategies for clinical skills teachers. Med. Teach.

31, 634–641.

doi:10.1080/01421590802578228 Lehmann, R., Bosse, H.M., Simon, A.,

Nikendei, C., Huwendiek, S., 2013. An innovative blended learning approach using virtual patients as preparation for skills laboratory training: perceptions of students and tutors. BMC Med. Educ. 13, 23.

McGaghie, W.C., Issenberg, S.B., Petrusa, E.R., Scalese, R.J., 2010. A critical review of simulation-based medical

education research: 2003–2009: Simulation-based medical education research 2003–2009. Med. Educ. 44, 50–63. doi:10.1111/j.1365-2923.2009.03547.x

Okuda, Y., Bryson, E.O., DeMaria, S., Jacobson, L., Quinones, J., Shen, B., Levine, A.I., 2009. The utility of simulation in medical education: what is the evidence? Mt. Sinai J. Med. N. Y. 76, 330–343. doi:10.1002/msj.20127 Tran, T.Q., Scherpbier, A., Van Dalen, J.,

Wright, P.E., 2012. Teacher-made models: the answer for medical skills training in developing countries? BMC Med. Educ. 12, 98.

Walsh, K., Jaye, P., 2013. Simulation-based medical education: cost measurement must be comprehensive. Surgery 153, 302. doi:10.1016/j.surg.2012.10.020 Ziv, A., Ben-David, S., Ziv, M., 2005.

Simulation Based Medical Education: an opportunity to learn from errors. Med. Teach. 27, 193–199.

(22)

Gambar

Tabel 2  Perbandingan kemampuan pemasangan IV Catether &Vena Puncture antara kelompok yang praktek menggunakan simulator pabrikan dan simulator sederhana berbahan dasar daur ulang sisa medis
Tabel 3 Perbandingan pemasangan IV Catether antara kelompok yang praktek menggunakan simulator pabrikan dan simulator sederhana berbahan dasar daur ulang sisa medis
Tabel 4 Persepsi Mahasiswa dalam penggunaan media simulator pabrikan dan media simulator sederhanan berbahan daur ulang sisa medis

Referensi

Dokumen terkait

Setelah masuk baru kita dapat mendapatkan kode hash dari password Administrator dengan bantuan software cain and able , jika hast password telah di dapat, maka kita dapat

[r]

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran integral kelas XII MAN

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3, dapat diketahui bahwa anak yang mengalami verbal abuse kategori rendah sejumlah 16 anak (29,6%) yang memiliki

Selama proses pembelajaran, siswa dapat berkomunikasi secara interaktif dengan guru dan teman dalam interaksi transaksional yang melibatkan tindakan memberi dan meminta

Memformulasikan strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan pemasaran sosis siap makan pada pasar menyangkut produk, harga, promosi dan

Pengujian dilakukan pada perangkat Android yang berbeda dengan tujuan untuk menguji tingkat responsivitas aplikasi, mulai dari segi kecepatan menampilkan objek tiga dimensi saat

1) Tes Prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes