FUNGSI
,
MAKNA
,
DAN
EKSISTENSI
NOKEN
SEBAGAI
SIMBOL IDENTITAS ORANG
PAPUA
ArieJanuar
BalaiPelestarianNilai BudayaPapua
Jl.IseleWaena Kampung,Waena,Jayapura chaesar_arie@yahoo.com
Abstrak
Noken merupakan salah satu kerajinan tradisional masyarakat Papua. Dalam perkembangannya kerajinan ini tersebarhampir di seluruh wilayah, baikpegunungan hinggapesisir pantai
.
Bagi orangPapua noken tidak hanya berfungsi sebagai alat menyimpan (tas), tetapi juga memiliki fungsi dan makna yang luas dalam berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi, dan budaya.
Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian
deskriptif
. Dari basil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa noken tidak hanya dipahami sebagai kerajinan tradisional semata, namun juga kerajinan yang bernilai tinggi bagi masyarakat.
Namun demikian, seiringperkembanganzaman, nilaifungsi noken semakin memudar, k'
arena bahan baku yang digunakan semakinberagam
.
Selainbahan bakujumlahpengrajin noken sudah semakinberkurang,sebabproses pewarisan kemahiran dari generasi tua ke generasi muda tidak berjalan maksimal, sehingga kerajinan nokenterancampunah.
KataKunci:kerajinan, anyaman,noken, Papua
FUNCTION, MEANING, AND
THE
EXISTENCE
NOKEN
AS SYMBOL OF IDENTITYOF
THE
PEOPLE OF
PAPUA
Abstract
Noken isone ofthe traditional crafts ofthe Papuan people
.
Inthe development ofthis craft spread inalmost allregions,both mountains to the coast.
ForPapuansnoken not onlyserves as a means to save (bags),but also hasa comprehensive function andmeaningin variousaspects,suchas social,economic,and cultural
.
The method in thispaper uses descriptive research method.
Fromthe results obtained, itcan be concluded that the noken is not only understood as a traditional craft, but also the craft of high value to community.
However,over the times,the valueof the function noken fades,because theraw materials used increasingly diverse
.
Inaddition toraw materials noken number of craftsmen was already getting decreased, because the process of inheritance finesse of the older generation to the younger generation is not running optimally, so that the craft noken endangered.Keywords:handicraft,plait,noken,Papua
I.PENDAHULUAN
Kebudayaandalam suatubangsa merupakan sebuah nilaiyang hakikisebagaisebuah
identitassuatu bangsa. Indonesia sebagainegara yangmemilikiwilayah yangsangatluas,
dengan beragam suku, bahasa, dan kebudayaan dari Sabang hingga Merauke, telah
melabelkan bangsa ini sebagai sebuah bangsa yang multikultur. Sebagai negara yang
memiliki beragam kebudayaan, Indonesia telah banyak melahirkan berbagai karya budaya di
setiapdaerahnya,sepertikerajinantradisionalnoken.Nokenmerupakansalah satu kerajinan anyaman yangterbuat dari tumbuh
-
tumbuhan, seperti pandan, anggrek, danlain-
lain.Menganyamnokenmerupakan kerajinan orangPapuayangdibuat dengancara mengatur
lembaran
-
lembaran tali secara harizontal dan tindih menindih hingga menyerupai bentuk jaring. Dalam kamus besar bahasa Indonesia menganyam memiliki arti sebagai menyirat jaring-
jaring.Jadisecaraharfiah,mengayammerupakan metodemembuat kerajinan denganmenggunakanbenang. DiPapuakerajinananyaman munculdan berkembangberawaldari
kehidupan alami masyarakat (Arby, dkk., 1995:15). Maksudnya, tatkala masyarakat
membutuhkanperalatanuntukhidup, mereka mencari tumbuh
-
tumbuhanyangada dialam sebagaialat untuk memenuhi kebutuhan, baik sandang,pangan,danpapan.Keterampilanini pun didapat melalui proses pembelajaran yang cukup panjang, baik melalui pennainantradisional1
maupun pembelajaranmenganyamsecarakhusus.
Mengayam noken merupakan suatu pekerjaan wajib yang haras dilakukan kaum
perempuan. Di Papua kaum perempuan dan noken tak dapat terpisahkan, sebab dalam kehidupan mereka,ikatan sosial initelah melekat (embeded)dan mendarahdaging,sehingga
memilikinilai sosialbudaya yang tinggidimasyarakat. Layaknyakerajinantradisionaltenun ikatperempuan di Mollo Utara,seseorangperempuan yangakan menikahditentukanoleh
kepandaiannya dalam menenun. Semakin halus tenunannya, maka perempuan tersebut
dianggapbaik.Dalampandangan masyarakathasil tenunandapat menggambarkanketelitian, kesabaran,danrasaindah pembuatnya,sehingga penting maknanya bagimereka(La'a, dkk., 2013:21-40).
Begitupuladengannoken
,
sebagai salahsatu kerajinan tradisional masyarakatPapua, dalam prosesnya memiliki makna yang sangat penting. Hal ini karena, noken sebagai kerajinan tanganmemiliki peransebagaisaksi hidup sebuah kebudayaan di Papua.Lembaransejarah initerakir,karenadalamsebuahnokendapatterangkap satusisikebudayaandariadat
masyarakatPapua,sepertidinamikakehidupantradisional masyarakatnya(Emi,2003:17).
Selain sebagaisalahsatu kebudayaaan,bagiorangPapuanokenmempunyainilaiestetik
danart(senikeindahan)yang 'dalam' di masyarakat. Halinikarena,dalam pembuatan noken
membutuhkancipta,rasa,dankarya darimasyarakat pemiliknya.MenurutSoeprapto(dalam Falasifah, 2013:7-9), kerajinan merupakan kemahiran tangan yang dapat menghasilkan barang yang bermutu seni tinggi. Oleh karena itu, emosi, ide, dan harapan mereka
representasikan dalam kerajinan tangan noken.Kondisi seperti ini terlihat dari perpaduan
dalam seni mengikat benang dan mewamai yangdijiwaiolehkepercayaan danpandangan
hidup mereka, sehingga noken dapat dihargai, dicintai, dan dibanggakan oleh masyarakat
pemiliknya(La'a dkk, 2013:37).
Perkembangan zaman yang ditandai dengan masuknya teknologi, secara langsung
maupun tidak langsung telah menyisihkanbeberapa kerajinan
-
kerajinantradisionalyangadadidalam masyarakat. Satupersatu warisanbudayatakbendayangada hilang,karena sulit bersaing denganprodukolahan pabrik.Peralihan ini tidakdapatdipungkiri,sebabpenetrasi
uang telahmenyebar keselurahpelosok, sehingga menyebabkan perabahan pola perilaku
masyarakat(Damsar,1997:10
-
20).Nokenyang dahulu hanya digunakanuntukkepentinganpribadi dan dibuat dengan bahan
-
bahan yang alami, kini sudah merambah ke tindakan ekonomi.Pergeseraninitakhanyapadatindakan memenuhikebutuhan hidup,melainkanjuga pada perabahan bahan yang digunakan, yangsemula menggunakan bahan dari alam, kinisudah beralih ke bahan
-
bahan modem seperti benang wol dan bahan benang olahan pabrik lainnya.Dari kondisisepertiini,terlihat bahwa kemajuanzaman secara langsung telah mengubah
nilai-nilai yangterkandungdalamsebuah kebudayaan dimasyarakat,sehinggafilosofidan makna yang ada akan semakin hilang. Kegunaan dan keunikan noken sebagai sebuah
kerajinantradisional yang dipakaidengan caradisangkutdi dahi kepaladan pembuatannya menggunakanbahan bakudarialam.Pada tanggal4Desember 2012,UNESCOmenetapkan
noken sebagai warisan budaya tak benda dunia. Oleh karena itu, noken sebagai sebuah kebudayaanorangPapua haras dijagadan dilestarikan.
Seiringperkembanganzaman, kondisi sosial dan budaya, strukturmasyarakatdanpola pikir masyarakat semakin bergeser. Oleh karena itu, dengan melihat latar belakang keberadaan nokenmakapennasalahanyangakan dikajidalam tulisaniniadalah1) bagaimana fungsi dan makna noken bagi orang Papua dan, 2) bagaimana eksistensi noken ditengah
pembahansosial danbudayayangterjadidi Papua. Dengandemikian,tulisan ini diharapkan
dapat menjelaskan makna dan fungsi noken bagi orang Papua dan dapat menjelaskan
eksistensi nokendi tengahperubahansosial,budaya,dan ekonomiyang terjadi diwilayah
Papua.
Tulisaninimenggunakanmetodepenelitian deskriptif dengan tujuanuntuk mengetahui
tanggapan atau persepsi masyarakat mengenai kerajinan noken
,
sehingga pembahasannyadilakukan secara naratif dan deskriptif. Tulisan ini juga menggunakan studi kepustakaan sebagailandasan dalam mengumpulkaninformasidandatayang ada di lapangan.Pencarian data dan informasi ini dilakukan melalui penelusuran dokumen
-
dokumen, baik dokumen tertulis maupun gambar atau foto yang dapat menunjang proses penulisan (Sugiyono, 2005:83).II.HASILDANPEMBAHASAN
A. SekilasSejarahProvinsiPapua
ProvinsiPapuamerupakansalah satu provinsi terluas di Indonesia. Papua memilikiluas 316.553.07 km2 dan terbagi dalam 28 Kabupaten dan 1 Kota. Kabupaten terluas adalah KabupatenMerauke denganpersentase14,98 persen.Sebaliknyaluas wilayahterkeciladalah Kabupaten Supiorisebesar 0,20persen dariluaswilayahProvinsiPapua(Lihat BPS Provinsi
Papua,2015).Dengan wilayah yangsangatluas,Papuamemilikibanyak potensisumber daya
alam yang melimpah seperti hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan.
Dari segikomposisijumlahpenduduk,ProvinsiPapuamemiliki jumlahpendudukyang sangat sedikit, apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya yang cukup besar. Kota
Jayapura merupakankotaterpadatdiProvinsi Papua,dimana1km2dihunioleh sebanyak290 orang. Dengan tingkat kepadatan yangcukuptinggi telihatbahwa persebaran pendudukdi
wilayahPapuatidak tersebarsecarameratahinggakeseluruhdaerah.
Dalam perkembangan sejarah, Papua memiliki kisah yang cukup panjang di setiap
fasenya. HalinikarenapadamasalaluwilayahPapuabanyak disinggahioleh bangsa
-bangsa
asing,terutamaolehpara pelautdanpedagang.PenamaanPapua sendiriberasaldari kerajaan Tidore, yang menyebut kepulauan ini dengan kata Papa-Ua.
Dalam bahasa Melayu kata Papa-Uamemiliki arti keriting dan hitam. Pemberian namaPapa-Uaoleh Kerajaan Tidore dikarenakan masyarakat sekitar bercirikan hitam dan berambut keriting berbeda dengan masyarakatMelayupadaumumnya(Sinaga,2013:35-
38).PenamaanPapua cukup diresponpositif oleh masyarakat setempat, sebab sangat menggambarkan identitas mereka yang berkulithitam dan berambutkeriting.2
Padamasa lalu,konon daerahPapua sangat sulitdimasuki oleh pendatang dari luar. Hal
inikarena,dimasalalu adatistiadatorangPapua sangat kental di setiap sukunya.Olehkarena itu, dengan adanya adat istiadat yang kuat di setiap suku sering menimbulkan terjadi pertikaian atau perangantarsuku
.
Menurutbeberapainformasi yang didapat,padamasalaluSelain menggambarkan mengenaiidentitas mereka,penamaan Papuajugamemiliki makna negatifyang berupa ejckan terhadap penduduksetempat.HalinikarenakataPapua mengandung artiataumakna keterbelakangan bagi penduduknya.Namundemikian penamaan inilah yang akhimyadipakaiuntukmenggantikannamaIrianJaya padatahun2000olehpresiden Abdurahman WahidatauGusdur
apabila inginmemasuki wilayahPapua padasaatitu, harus melaluiKerajaanTidore,sebab
pada masa silam tanah Papua merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Tidore. Dalam hal kekuasaan wilayah,KerajaanTidore tidak menguasaiPapuasecarakewilayahanakan tanah, melainkan mereka hanya menguasai hasil bumi yang ada diPapua.Kondisisepertiinikarena
pada masa lalu kedaulatan Kesultanan Tidore hanya sebatas pada kewajiban untuk
mengumpulkanupetiyangberupahasilbumiataubudak(Sinaga,2013:35
-
36).Dari uraian di atas, terlihat bahwa pada masa lalu kondisi atau situasi orang Papua
tergolong masih bersifat tertutup terhadap pendatang. Halini karena kondisi adat istiadat
masyarakatmasihmelekat kuat,sehingga banyakmenimbulkan kecurigaan antarpenduduk
.
Perbedaan suku, adat istiadat, dan bahasa merupakanfaktor utama yang melatarbelakangi sulitnyaberkomunikasidenganorangPapua.
Selain itu, yang membuat mereka tertutup terhadap pengaruh dari luar karena lokasi daerah mereka yang terisolasi atau sulit dijangkau di pedalamansepertipegunungan. Dengan kondisi tersebut, tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat pegunungan sulit berinteraksi denganpihakluar. Situasi ini berbanding terbalik, dengan orangPapuayangtinggaldipesisir pantai,mereka lebih cenderung bersifat terbukadenganpendatang.Namundemikian,saatini kondisi tersebut sudah semakin hilang, sebab penduduk sedikit demi sedikit sudah mulai bercampurdanmulai menerimapengaruhyangberasaldariluarPapua.
Keterisolasian wilayah merupakan salah satu faktor mengapa Papua sulit dijangkau.
Kondisi ini logiskarenakeadaan geografis Papua berada di daerahpengunungan.Apabila ditelusurimelalui zonaekologialamPapua dapatdibagi menjadiempat zonawilayah,yakni
rawa,pesisir,kakigunungatau lembah, danpengunungan tinggi(Masoben,1995:37-38).3
Mengacu pada perbedaan topografi danadat istiadat,orangPapua dapatdiklasifikasikan
menjaditigakelompokbesar (Tirtaningrum dkk,2015:4
-
5), yakni:•
Penduduk daerah pantai dan kepulauan. Pada umumnya mata pencaharian mereka adalah menokok sagu danmenangkapikan,contohnyaJayapura,Biak,Yapendll.•
Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa, danau, dan lembah. Umumnyamata pencaharian merekayaitu menangkapikan,berburu,dan mengumpulkanhasilhutan,contoh Memberamo,Merauke,Keeromdll.
•
Pendudukdaerah datarantinggi denganmatapencaharianberkebun dan bertemak,contoh Jayawijaya,Lany Jaya, Paniaidll.
Dari ketiga zona tersebut, dapat terlihat pola kehidupan masyarakatnya terutama
mengenai mata pencaharian mereka sehari
-
hari. Selain itu, dengankondisi topografi yang beragamdi setiapdaerah,banyakmemunculkanberagam kebudayaan,salah satunya adalahkerajinan tangan noken.Kerajinan noken bukanlah barang barn bagi masyarakat Papua. Kerajinan inisudah ada dan berkembang sejak masa lalu.Di setiapdaerah memiliki kerajinan tersebut dengan motif yang berbedaantarsatudaerah dengan daerahlain. Perbedaan kerajinan hanya didasarkan pada kegunaan atau fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan si
pemiliknya.Seperti daerah pegununganselainsebagai kantung,nokenjugaberfungsisebagai
pelindungdanpakaian bagikaum perempuan.
Padamasing-masingzonawilayahmempunyaiciripada setiap daerahnya,sepertisuku,bahasa, matapencaharian,kebudayaan, kcscnian,kerajinantradisional danlain-lain.Halini karena,pada setiap wilayahmemiliki karakteristikyang berbeda,sehinggakeberagaman budaya masyarakatnya bermacam-macambentuk.Contohseperti kerajinantradisionalnoken,secara bentuksemuawilayah memiliki fungsi yangsama,namun secara motif,bentuk dankegunaan di setiap wilayah berbeda.Olehkarena itu.apabila inginmengklasifikasikan jenis
B.NokenKerajinan Tradisional OrangPapua
1.Nokendan Tradisi OrangPapua
Nokenmerupakan kerajinantradisional yang dimiliki orangPapua.Hampirsemuasuku yangada diPapuamemilikikerajinansejenisinidenganmotif dan fungsiyangberagamdi
setiap wilayah. Noken merupakan warisan budaya tak benda orang Papua, karena dalam
pembuatannokenhanyadapat dibuat di wilayah Papua.Kearifanlokal ini merupakanwarisan
budayaorangPapua yangsudahlama adasejakmasalalu,dan telah menjadi satukesatuan
yang takterpisahkan dalamkehidupan mereka. Bagi orangPapua noken memilikibanyak maknadan filosofi yangterkandung didalamnya,sehingga kerajinanini dijadikansimbol identitas
.
Dalam kehidupan orang Papua kemahiran membuat noken
,
mereka peroleh melalui seperangkat pengetahuan dan praktik-
praktik yang berasal dari pengalaman hidup yangdilakukan secara ternsmenerus denganalam(Ahimsa
-
Putra,2008:12).Melaluipengalaman -pengalaman ini, melahirkan pengetahuan lokal (local knowlegde) masyarakat dalam halupaya membentuk berbagai kerajinan yang dapat menunjang kehidupan mereka, salah
satunyanoken(Indrawardana,2012:1
-
8).Kerajinan tradisional noken lahir melalui proses yang alami, ketika mereka
membutuhkan alat untuk menyimpan, mereka membuat kantung sebagai alat untuk
menyimpan barang.Bercermin pada pemikiranWeber,inisiatif membuatnokendiprakarsai
karenaadanyaideyangada didalampikiranmanusia,baru kemudianmereka mencaribahan
-bahan yang akan digunakan (Ritzer, 2004:110-
115). Oleh karena itu, ketika muncul idemembuat tempat untuk menyimpanhasilberburumaupun berladang, merekamencari
bahan-bahan yang ada di hutan, lalu membentuknya menyerupai kantung yang berfungsi untuk
menampunghasil bumiyangmerekadapat.
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
\
;
Foto 1.Ragambentuk kerajinan tradisionalnokenyang
menggunakan bahan alam. (Sumber:Dokumentasipribadi,2016)
Bahan dasar pembuatan kantung atau noken pada
masa lalu masih sangat tradisional dan berasal dari
pohon-pohon yang tumbuh di sekitar mereka, seperti pohon pakis
-
pakisan, kelapa, dan lain-
lain. Seiringperkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
masyarakat, secara bertahap bahan-bahan untuk
pembuatan noken beralih menggunakan bahan yang
lebih kuat,seperti serat kayudan tumbuhanrerumputan. Bahan dasar serat kayu dan rerumputan banyak
digunakan masyarakat, karena tumbuhan tersebut
sangatkuatdanmudah ditemui di dalamhutan.Seperti
diPania,noken anggreksangat familiar di sana, sebab lokasi tempattinggalmereka beradadiatasPegunungan
Tengah, sehinggamembuat tanamaninibanyaktumbuh di wilayah tersebut. Oleh karena itu,tanamananggrek banyakdimanfaatkan olehmasyarakatuntuk membuat berbagai kerajinan,sepertinoken.
Padaproses pembuatannokendi setiap daerahberagam.Adayang dilakukan dengancara pengambilan langsungpadapohon,ada yang dijemurterlebih dahulu,direbus,dan ada yang dengancaradipukulhingga terlihatserat kulitkayunya. Setelah serat kayuterbentuk baru dilakukan pemintalan hingga membentuk benang, kemudian proses selanjutnya adalah
pewamaan
.
Bahandasar untukpewamaan masihsangattradisional,yakni dengankapur,kulitKondologit dan Ishak, 2015:45). Pewamaan disesuaikan dengan motif noken yang akan
digunakan,contohnya ketika mereka ingin mewamai noken denganwarna merah, mereka menggunakankapurdan sirihsebagaialatpewama. Cara membuatnya adalah kapur dan sirih
dihaluskan hingga berwama merah. Kemudianhelaibenang seratkayu atau jenistanaman
rerumputanyangakandigunakandiwamai,setelah itu merekakeringkandan dianyam hingga
membentuksepertikantung atautas.
Nokenmemiliki bentuk yang beragam, mulai dari yang berukuran besar hingga kecil. Ukurannokendisesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan sipemakai.Nokenyangberukuran
besarbiasanyadigunakanuntuk menyimpan hasil kebun,kayubakarhinggamembawa bayi. Sedangkan noken yang berukuran kecil digunakan untuk menyimpan pinang, sirih, dan keperluanpribadilainnya. Dalampembuatan kerajinannokentidak sembarangan orang yang dapat membuatnya.Halinikarena,sebelummembuatnokenpengerajinharus terlebihdahulu mendapatkanpelatihan merajutdan mengayam.Proseslatihandilakukan agar keterampilan yang dimilikiterasah,sehingga merekadapatdenganmudah membuat kerajinantersebut.
Kemahiran membuatkerajinannokenmerupakankeahlianalam, sebab tradisiinisudah menjadikebiasaan dalamkehidupanmereka. Oleh karena itu,kerajinananyaman ini dapat
dibuat dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti untuk membawa barangkebutuhan sehari
-
hari, alatpelindungdari panasmatahari, dan sebagai pakaian untuk menghangatkantubuh.Manfaatkerajinanayamannoken bagi orangPapuasangatpenting, terutamadalam menunjang aktivitaspekerjaanmereka sehari-
hari.OrangPapuadannokenmemilikiikatan sosialyang kuat,terutama antarpengerajin,barangyang dihasilkan,
danpengunanya.Ikatanbatin ini melekat karenasecara
emosional dalam pembuatan noken secara tidak
langsungtelah melahirkanhubungantimbal balik yang
saling mempengaruhi antara yang membuat, benda
yang dibuat, dan pengunanya (Soekanto, 2006:104).
Dengan demikian, ikatan batin antara pengerajin,
I
noken,
dan pengunanya tak terpisahkan, sebab dalam ._
kerajinan tersebut telah membentuk hubungan yang saling memiliki. Maksudnya, nokensebagaikerajinan * tradisional memiliki peran yang sangat berpengaruh a!
dalam kehidupan masyarakat,seperti hubunganikatanantara manusiadenganalam.4
.M
.
m.
f'v'aSYV Selain ikatan batin manusia dengan alam, ikatanf
.yJKjjli
|
S
t batinjugamelekatkepadapenggunanya.SepertikaumPeremPuan mereka membuat noken biasanya
Foto 2.Selainsebagaialat untuk ' diperuntukan untuk anak
-
anaknya. Hal ini dilakukanmengangkut barang,nokenberftmgsi juga agarmenumbuhkan rasa kecintaan antara tbu dananak
-sebagaipakaian untukkaumperempuan. anak.Sebagai lambangikatan batin antaraibudananak,
(Sumber:www.kompasiana.com,2016) noken juga merangsang anak untuk mecintai tanah
kelahiran. Jadi tatkala mereka sedang merantau ke luar kota, noken mereka pergunakan sebagai alat untuk menumpahkan perasaan rindu pada mama dan tanah leluhur (Pikei, 2012:34
-
56). Perasaanrinduini merekarepresentasikandengan caranokendikalungkankeu
St
i
m
Manusiabertindak dengan cara memanfaatkanalamdan lingkunganuntuk menyempumakandanmeningkatkan kesejahteraan dcmi kelangsungan hidupmereka.Olch karena itu,jikamenganalogikannoken denganalamsangatcrat,sebab noken terbuat darialam,
leher mereka padasaatmelakukan aktivitas,baik bekerjamaupun saat kuliah.
Jikamenelusuri perkembangannokendiPapua dapatdilihat melaluidua tahapanproses,
pertamamelalui difusi, dankeduamelalui akulturasikebudayaan(Sunarto,2011:112),yang
manaproses persebarannya dilakukandariindividukeindividudandari suatu masyarakatke
masyarakatlain (Soekanto,2006:283). Melaluiprosestersebut,lahirlahpenemuan-penemuan
barn yang dihasilkan, kemudian diterima masyarakat dan disebarkankepadamasyarakatluas, sehingga dapat dinikmati kegunaannya. Dalam konteks tersebut, terlihat bahwa difusi kebudayaantelah mendorongpertumbuhansebuah kebudayaansepertinokendalamcakupan
yang luas, sehingga kerajinan tangan tersebut dijadikan sebagai identitas kebudayaan bersama orang Papua(Soekanto,2006:283
-
284).Olehkarena itu,nokensebagaisalahsatuidentitas orangPapua harasdipeliharadan diperhatikan. 2. Maknadan FungsiNokenBagiOrang Papua
Kerajinannokenmerapakansebuahkaryaciptaolahan tanganmanusia yang terbuatdari bahan
-
bahan alam. Di Papua anyaman noken dibuat oleh mama-mama yang berfungsi sebagaialatmenyimpan sekaligus pelindungtubuh.MenuratPikei asalusul penamaannokenbukanlahhasil penelitian nominasi, melainkannokenadakarena hasil ciptadan karya orang Papua yang sudah menyatu atau mendarah daging, sehingga kerajinan ini disebut noken (Pikei, 2012:4-6).
Bagi orang Papua,noken merapakan suatu lambang kebanggaan dan kebesaran hati,
sebab secara tidak langsung kerajinan ini telah melahirkan kemahiran dan pemahaman
tentang kebudayaan adat Papua (Pikei, 2012:6). Oleh karenaitu, kerajinan noken banyak digunakan oleh orang Papua dalamberbagai aktivitas, seperti acara pengangkatan kepala
adat,penjamuantamu,berladang,berbura,dan aktivitas lainnya.
Menurat paratetuaadat,kononpadamasalalu,nokenmerapakan suatualat pengukur
seorangperempuandikatakan dewasa.MaksudnyaperempuanPapuayangdianggapdewasa
adalah perempuan yang mampu menganyam dan merajut noken.Jadi simbolkedewasaan
perempuan yang siapmenikah adalahperempuan yangmampumembuatkerajinantersebut, karenaapabilaperempuan mampumembuatnoken
,
maka ia akanmampu mengatur ramah tangganya,seperti menganyamnoken.Selain makna tersebut, mengapa pembuatan noken hanya dilakukan oleh kaum
perempuankarenanokenmerapakansimbol kesuburan kandungan dariseorangperempuan.
Olehkarena itu,takheran bilapengrajinnokenlebih banyakdilakukankaumperempuandari pada laki
-
laki, sebabsecara kemahiran merajut nokenkaum perempuan lebihtelitidibandingkaum laki
-
laki.Namundemikian,ada pula kaumlaki
-
lakiyang mahir dalam merajut kerajinan tersebut.Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa, noken
sebagai kerajinantradisional orang Papua,tidak hanya
berfungsi sebagai alat angkut untuk menyimpan
barang
-
barang berharga. Melainkan juga memiliki fungsi yang luas. Dalam ranah sosial, noken sebagaikantongtakhanyasebagaialatmenyimpantetapi juga
mempunyai nilai sosial. Hal ini dapat terlihat dari barang yang disimpan dalam noken
,
tatkala mereka sedang berkumpul bersama. Barang-
barang ataumakanan yang mereka bawa, mereka bagi bersama
Foto 3.Salah satukerajinannokenyang
berasal dariwilayah adatMAMTA
(Sumber :Dokumentasipribadi,2016)
dengan masyarakat lain. Selain ranah sosial, kerajinan ini juga mengarah pada tindakan
ekonomi
.
Dahulukerajinanini hanya digunakanuntuk kepentingan pribadi.
Saat ininokensudah meluas kepadatindakan ekonomi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi ini logiskarena tuntutanzaman,jaditatkalaadatawaranuntukmemenuhikebutuhanakanuang sebagai alat tukar, noken memiliki nilai tawar yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi tersebut (Damsar,1997:10).
Dengan kondisi tersebut, dapat terlihat bahwa sebagai sebuah kerajinan tradisional,
noken memiliki banyak fungsi dan makna, baikpada aspek sosial, budaya, dan ekonomi.
Seperti yang telahdijelaskanpadauraiansebelumnyapada aspeksosial,selain mengajarkan
rasa kebersamaan atau solidaritas, kerajinan noken juga mengajarkan tentang nilai
-
nilaikejujuran dan saling menghargai atas kepemilikan seseorang. Maksudnya, denganbentuk
noken yang transparan dengan motif seperti jaring, dapat mengingatkan mereka untuk
bersikap jujur dalam melakukan aktivitasnya sehari
-
hari. Sikap jujur mereka,direpresentasikanpadaisiataubarangyangmereka bawadi dalamnoken.Dengandemikian
bentuknokenyang berbentuk seperti jaring dan dapatterlihatisinyaolehoranglain, secara
langsungmaupuntidak telah menanamkannilai
-
nilaikejujurankepada masyarakat,sehinggarasakebersamaandanrasasaling menghargaisangat kentaldanmelekat di dalamkehidupan
mereka.
Selain itu, sebagai sebuah kerajinan, noken juga
dapat memperlihatkanstatussosialpemiliknya.Daerah
Sentani misalnya, statussosial dapatdibedakan antara
noken yang digunakan oleh Ondoafi (kepala adat)
dengan masyarakat biasa. Noken yang digunakan
Ondoafiterbuat daribahan khusus.Biasanyaperbedaan
jenisantara noken yang dipakai olehOndoafi dengan masyarakat biasa terletak pada bahan dan motif yang menempel pada kerajinan tersebut, seperti manik
-manikdanaksesorislainyangmelekat,sehinggatidak
sembaranganorang dapat memakainya.
Padaaspekkebudayaan,nokenbagi orangPapua merupakanwarisanbudayatak benda
yang diwariskan oleh nenek moyang. Dalam segi budaya noken memiliki banyak makna
dalam berbagai perhelatan adat. Salah satunya adalah sebagai mas kawin. Pada adat istiadat
orang Papua, noken merupakan benda yang wajib ada dalamsetiap hantaran perkawinan.
Untuk itu, sebagaisebuahkerajinan,noken jugamerupakan benda yang cukup sakralbagi
orangPapua,karena nilai historis kerajinan ini sangatkental dalam kehidupan mereka.Selain
sebagaialatmas kawin,noken]ugadigunakan sebagaialatpengukuhan atau penobatan kepala
suku. Layaknyakeris dalammasyarakat Jawa,nokenPapua juga memiliki nilaiyangsama
dengankeris, yakni sebagaisimbol kewibawaan penguasadi dalammasyarakat (Wiwoho,
2014:143
-
144).Makna lainnokenbagi orangPapuaadalahsebagaisimbolperdamaianantarsuku.Hal ini
karena, jika terjadi peperangan antarsuku, noken merupakan benda yang harus ada dalam
prosesperdamaian. Filosofi perdamaian dalam konteks kesatuan, sebenamya telah terlihat
pada kemampuansemuasuku dalampembuatan kerajinantersebut. Oleh karena itu,dengan
persamaan kemampuanmembuatnokenyangmereka buat,menumbuhkan rasapersaudaraan
satu rumpun, yang ditandai oleh kesamaan kebudayaan yang mereka miliki. Dengan
demikian, ketika berbicara tentang noken sama dengan memperbincangkan Papua secara
keseluruhan.Meskipundi setiap daerah memiliki istilah dan motif yangberbeda.
Dalam aspek ekonomi, noken mempunyai fungsi sebagai alat untuk memastikan
¥
Foto 4.Perbedaannokenyang digunakan
olehOndoafidenganmasyarakatbiasa
ketersediaan makanan. Maksudnya, dengan adanya noken dapat dijadikan peringatan dini
{early warning )untuk memasokketersediaanmakanan,demikelangsungan hidupmereka ke
depan.Jadi,nokentidak hanya sebagai kantung,melainkanjugaberfimgsi sebagailemari atau
lumbung tempat mereka menyimpan makanan. Dengan demikian, tatkala persediaan
makanansudahterlihatmenipis,merekaharusmencari kembali bahan
-
bahanmakananyangmereka butuhkan danmenyimpannyakembali ke dalamnoken
.
Selain sebagai alat untuk mengingatkan kebutuhan pangan keluarga, noken juga
dijadikansebagaialatmenabungmereka ketika sedang membutuhkan uang.Halinikarena,
nokenmempunyainilai ekonomis yangtinggi,sebabselalu dibutuhkan olehmasyarakat.Oleh karena itu,nokensebagai kerajinanorang Papua tidak hanyamenyentuhpada aspek tertentu,
melainkan pada aspek
-
aspek yang lebih luasdi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengandemikian, noken sebagai sebuah kemahiran kerajinan tradisional orang Papua, telah
berkembangsangatpesat danmelampaui berbagai aspek kehidupandidalammasyarakatnya.
C.EksistensiTVokeftdi Tengah Modernisasi
Bagi orang Papua noken merupakan representasi cerminan sebuah kehidupan bermasyarakat. Seperti pada isi noken
,
biasanya di dalam noken berisi barang-
barangkebutuhanhidupmereka sehari
-
hari, contohnyaseperti hasil kebun, berburu hingga barang kebutuhan yang dapat menunjang kelangsungan hidup mereka ke depan. Dalam konteks tersebut terlihat bahwa selain sebagaialat menyimpan, nokenjuga memiliki fungsisepertiekonomi,sosial, dan budaya. Berpijakdari ketigaaspektersebut, terlihat bahwanokentak hanyasebagaisebuahkerajinantradisionalsemata,melainkan telah merambahpada konteks
yanglebih luas. Olehkarenaitu, kerajinantradisionalnokenbagiorangPapua mempunyai nilaiyang cukuptinggi,sehingganokendijadikansebagaisimbol keidentitasanmereka.
Noken merupakan hasil karya budaya yang mempunyainilai keseniantinggidi masyarakat
.
Halini dapatterlihat dariproses pembuatannya yangdilakukandenganteliti,penuhkesabaran,danketekunan.Sebagai
simbol identitas, noken memiliki nilai budaya yang
tinggi, seperti pada saat acara
-
acara upacara adatpengangkatankepalasuku,upacara penyambutantamu dan sebagaipelengkapdalamperkawinan(maskawin). Oleh karena itu, noken sebagai kerajinan tradisional
orang Papua mempunyai nilai artistik yang
mengandung simbol atau makna tertentu, sehingga
dengan makna yang terkandung dalamnokenterdapat
harapan
-
harapan tertentu bagi orang yangmenggunakannya, seperti harapan agar selalu
mengingatkampung halamanhinggarasarindu kepada orangtua(Ariani, 2013:577
-
612).Nokensebagai kerajinankhasPapua,memiliki bentukyang beragam di setiap daerah. Bentuknya yang unik dengan berbagai varian membuat noken sangat familiar di bumi Cenderawasih. Di daerah Papua istilah kerajinan noken berbeda
-
beda setiap daerah.Perbedaan istilah setiap wilayah terletak pada bentuk atau motif dan bahan yang
digunakannya. Contohnya sepertidi daerahBiak dengan Paniai,bentuk atau motifnokendi wilayahtersebut sangatberbeda.Hal ini dapatterlihatdari bahan yang digunakan,diBiak menggunakanbahantanaman jenis rerumputan(daun pandandll),sedangkandi daerahPaniai
banyak menggunakanbahanseratakar pohondan jenistanaman anggrek.BagiorangPapua kerajinan noken merupakan bentuk kreativitas dan ekspresi orang Papua yang terbentuk
1
"
$
Pil
Foto5.Jenis ataumotifnoken
disetiap daerah
secaraalamidalamsebuahide,yang kemudian berkembang menjadisebuahkerajinanyang berkembangdi masyarakat(Koentjaraningrat,1999:105).
Kerajinantradisionalnokenmerupakanhasildari karya,rasa, dan ciptamanusiayang terbentuk melalui kebiasaan
-
kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat (Soemardjan,1974:113).Menurut Soemardjan,karya menghasilkan teknologidankebudayaankebendaan yang dibutuhkan manusia yang hasilnya diabdikan untuk kepentingan masyarakat. Rasa merupakan ekspresi manusia yang melahirkan berbagai kaidah dan nilai
-
nilai sosial yangdiperuntukkanuntuk memecahkanpermasalahanyangada di masyarakat.Selanjutnyaadalah
cipta, merupakan wujud mental dari kemampuan berpikir manusia dalam menghasilkan pengetahuan(Soekanto,20016:151
-
152).Dariketigarumusantersebut,terlihat bahwasemuakarya,rasa,dan cipta merupakan sebuahunsur kebudayaan yang dapatmenentukankegunaan suatubendayangdisesuaikandengankeperluanmasyarakat.
Dariuraian diatas,nokensebagaihasildariciptaanmanusiatidakserta mertamuncul begitu saja,melainkanmelalui proses yangcukup panjanghinggaterbentukkerajinannoken
yang sempuma.Pengetahuaninimereka asah melaluipengalaman
-
pengalamanhidup yangmereka kreasikansesuai dengan kebutuhan. OrangPapuamemiliki kemahiranmenganyam
dari kulitkayu,daunpandan,dan rumput rawa sudah dilakukansejaklama.Fungsinyapun
hanya sebagaialat angkut danpelindung kepala,kemudianbertahapmenjadisebuah barang yangmempunyai nilai di dalamkehidupan bermasyarakat. Bagi orangPapuanokensangat berharga,karena memilikimakna mengenai gambarankehidupanmereka. Oleh karena itu, kerajinannoken ini merekaternskreasikanhinggakini.
)
t
ft
Foto 6.Salahsaturagambentukkerajinan
nokenyangterbuatdaribenang
(Sumber:Dokumentasipribadi,2016)
Saat ininokentidakhanyaterbuat dari bahanalam seperti serat kayu dan tumbuhan rerumputan, melainkantelahberanjakpadabenang
-
benangpabrik seperti wol, nilon, danlain-
lain. Pergeseran tersebuttidak dapat terelakan, karena barang
-
barang olahanpabriklebihmudah ditemukan dibandingbahanalam.
Proses pengerjaan dengan menggunakanbahanpabrik pun lebih singkat. Hal ini karena, apabila mereka menggunakanbahanalam mereka butuh waktu yang
cukup lama dalam pembuatannya, bisa benninggu
-minggu bahkan berbulan-
bulan karena proses yang rumit.Namundengan menggunakan benang merekadapat menyelesaikan kerajinan tersebut tidak sampai
satu minggu tergantungbentukdan motifnya.
Seiring perkembangan zaman, yang ditandai dengan masuknya teknologi di dalam masyarakat,secaralangsungmaupun tidaktelahmengubahkomponenkehidupan.Kondisi sepertiinitidakdapat terelakan,sebabperubahan akan ternsada sampai kapanpun baikdalam ranah sosial, budaya hinggaekonomi.Begitu pula dengan perilaku masyarakat,ketika ada tawaran peralihan teknologi,masyarakatlebihcondongkepada sesuatu yanglebihmodem
dan instan. Noken sebagai kerajinan tradisional pun semakin bergeser baik secara nilai maupun fungsinya.
Modemisasi sebagai sebuah sistem kemajuanzaman secara langsungmaupuntidak telah mengalihkan berbagai karya budayasepertinoken.Halinikarena, kebudayaan masyarakat yangalamisemakinberalih dengan bahan
-
bahan olahan pabrik,sehinggasedikitdemi sedikitpengrajin mulai meninggalkan bahan
-
bahan yang berasal dari alam. Ancaman ini seakannyata,karenaproses pemasaranbenangpabriktelahmasuk hampirkeseluruhwilayahPapua,
kerajinannokenpunsudah semakin terkikis.Halinikarenapengrajinyangada saatinisudah berusia lanjut dan hanya sebagian yang masih berusia belia atau muda.
Dari hasil pengamatan, proses regenerasi yang dijalankan belum berjalan optimal. Kondisiseperti ini takdapat dipungkiri, karena kemajuan zaman telah membuat generasi muda terbawa arus modemisasi, dimana semua kebutuhan yang mereka inginkan dapat ditemukan dengancara yangmudah. Perilakuini punberdampakpadasemakin minimnya
kesadaran dalam upaya pelestarian kebudayaan. Pengaruh kemajuan ini pun akhimya
membuat mereka melihat sesuatu dari sudutpandang ekonomis, seperti waktu dan uang,
sehingga nilai
-
nilaiartistikdarisuatu kebudayaansemakin hilang.
Keberadaan pelaku budaya(dalamhalini pengerajinnoken)mempunyaiperanan penting
dalamupaya pewarisankemahiran.Hal ini karenajikatidak adapewarisan kemampuan,maka
pengrajinnokensemakin terkikis.Bahkan takjarangdi wilayah tertentu sudahtidak adalagi pengerajinyangmampumembuatnoken.Meskipunada, itu hanya dilakukan olehbeberapa
mama-mamaatau bapak-bapakyangsudah tua.
Upaya pelestarian pun terns digiatkan oleh para pelaku budaya dalam melestarikan noken
,
salah satunya adalah pembuatan sanggar budaya. Dengan keberadaaan sanggar diharapkan kemahiran membuat noken dapat tersalurkan sampai ke anak-
anak, sehinggakemampuanmengayamdapatterasahkesemua lini didalammasyarakat.Selainpembuatan
sanggar, pelatihan noken juga dilakukan melalui pembelajaran khusus di rumah
-
rumah Ondoafi(kepalasuku) hinggakesekolah-
sekolah. Upayainiternsdilakukan,namun belum berjalansecara optimal.Halinikarenaproses pelatihantidakberjalansecara berkelanjutan, sehinggaprosestransformasipengetahuantidak berjalan efektif.Untukitu,dibutuhkan peransemuapihakdalam upaya pelestarian kerajinan tersebut agar
tidak punah. Begitu pula peran masyarakat dalam mendorong generasi muda untuk berkreasi membuat kerajinannokendan mengenalkannya ke dunia luar. Begitupuladenganbahan baku yangberasal darialam,harus tetap dijagapengunaannya,sebabnilai sebuahkebudayaanatau kerajinanterlihat dari bahan utama yang digunakan. Oleh karena itu, keidentitasan noken
sebagai aset kebudayaan orang Papua harus dijaga keasliannya. Dengan memperlihatkan
keaslian suatu budayamaka akan mencerminkan keidentitasanatauciridari suatu daerah,
sehinggamakna dan fungsinya tetap terjagadenganbaik.
III.PENUTUP
A
.
KesimpulanDiskursusmengenai kerajinantradisional tidak melulu berkaitan eratdengankebendaan, melainkan juga membahas tentang makna dan fungsi dari kerajinan tersebut. Noken
merupakan salah satu unsur budaya yang telah melekat di dalam kehidupanorang Papua. Sebagaiwarisan budayatak benda,nokendianggap pentingoleh masyarakat.Hal ini karena, nokenmenjadisimbolidentitasjatidiri orangPapua yangmemiliki nilaiartistikyangtinggidi
dalam komunitasnya.
DiPapuanokendijadikansimbolidentitas dirikarenakerajinannokenmemilikiikatan
batin yang kuatantarpemakai,barangyang dihasilkan,danpenggunanya. Ikatan emosional
Selain sebagaisimbol identitas,nokenjugamemiliki beragam fungsi danmakna dalam
kehidupanbermasyarakat,seperti aspeksosial, budaya, dan ekonomi.Pertamaaspeksosial, di dalam noken mengajarkan nilai
-
nilai kebersamaan dan kejujuran. Selain nilai tersebut, noken juga dapat digunakan sebagai penanda keidentitasan (status sosial) seseorang di lingkungannya.Keduaaspek budaya, nokenmemiliki makna sebagaibarangsakral dalambeberapa prosesi adat, seperti perkawinan dan pengukuhan kepala suku. Pada acara
perkawinannokenmenjadibarangyangwajibdalamhantaran(mas kawin),sedangkandalam
pengukuhan kepalasukunokenmemilikimakna kewibawaan.Ketigaaspek ekonomi,noken memiliki makna sebagai alat menabung. Maksudnya barang atau benda yang terdapat di dalamnokendapatdimanfaatkan,baik untukkebutuhanpribadi maupun kebutuhanekonomi.
Saat ini kerajinannokensedang mengalamimasatransisi.Kondisi ini terjadidikarenakan makna dan nilaiyang terkandung didalam nokensemakin memudar. Ini dapatdilihat dari bahan baku pembuatannokenyangmengalamipergeseran, yangdahulu bahan pembuatan
berasal darialam, kini beralih menggunakan bahan
-
bahan modemsepertiwol, nilon,danlain-lain. Dengan kemudahan yang diberikan membuat barang ini banyak digemari oleh masyarakat.Alasan ekonomis menjadi dasar mereka memilih bahan tersebut. Bahan dari
pabrik memberikan nilai ekonomisyang tinggibagimereka,sebabproses pengerjaanmenjadi
lebihcepat dantidak terlampaurumitdibandingdenganmenggunakanbahanalami.
Dari uraian di atas,perubahansosial,budaya,danekonomiyang terjaditelahmenggeser
nilai
-
nilaiyang terkandung di dalamsebuahnoken.Sepertibahanbakupembuatannoken,saat inilebih banyakmenggunakan benangdibandingbahan seratkayudan tumbuhanrerumputan.
Selainitupengrajinperempuan yang sedang beranjak dewasa,saatinisudah tidaklagidapat
mengayam noken.Sebagai salah satu unsur kebudayaan orang Papua,kemampuan dalam membuatnokentidak bolehhilang,melainkan hams dijaga dan dilestarikan keberadaannya
baik dari bahan baku pembuatan hingga parapengrajinnya,sehinggamakna dan nilai yang terkandungdi dalamnoken tidak hilang termakan zaman. Oleh karena itu, sebagai bentuk
pelestarian banyak pelaku budaya mendirikan sanggar
-
sangar sebagai wadah untukmentransformasikan pengetahuan membuat noken kepada anak
-
anak. Dengan keberadaan sanggardiharapkanminat untukmelestarikankerajinannokensemakin tinggi bagi generasi muda,sehinggakerajinannokendapatdinikmati olehgenerasiyangakan datang.B.Saran
1. Pemerintah daerah maupun pusat diharapkan dapat memberikan fasilitas baik sarana maupun prasaran untuk melestarikan kerajinannokenagar tidak punah.
2.Perlu adapengenalandanpelatihankhususdalam membuatnokenkepada generasimuda
melalui pelajaran-pelajarandisekolahmaupun di sangar budaya.
3. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan dari semua pihak guna mendorong minat generasimuda untuk melestarikan kebudayaan daerahnya sendiri.
4.Perlu adanya pembentukan wadah atau forum guna menampung aspirasi dari para pengrajindalamupaya menjagasekaligusmelestarikan bahan baku yang ada agarmakna
danfungsidarinokentidak hilang.
DAFTARPUSTAKA
Ahimsa
-
Putra, (2008). Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Borobudur,Beberapa pokok Pikiran , Makalah yang disampaikan dalam Expert Meeting yang diselenggarakanolehBalai KonservasiPeninggalanBorobudur, diBorobudur. Alwi, H.,(2007).
KamusBesarBahasaIndonesia.Jakarta:BalaiPustaka.Pendididkan dan Kebudayaan.
Ariani, C., (2013). Simbol, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Banyumas , dalam Jurnal
PatrawidyaVol.14 No.3 EdisiSeptember.Yogyakarta:Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.
Badan Pusat StatistikProvinsiPapua DalamAngkaTahun2015.
Damsar,(1997).SosiologiEkonomi.Jakarta: RajaGrafindoPersada.
Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif,(2014).Papua: TheHomeof Tribes and Lind of an
Adventure
.
Jayapura:DinasParawisatadanEkonomi KreatifProvinsiPapua. Dumatubun, A. E(ed)., (2012). Perspektif Budaya Papua. Jakarta: Ihsan Mandiriberkerjasamadengan BalaiPelestarian Sejarah danNilai TradisionalJayapura
Papua.
Emi,T., (2003).Pesona Tenun Flobamora.Kupang:Tim PenggerakPKKdan Dekranasda
Provinsi NTT.
Falasifah,D.I., (2013). KerajinanTenunIkat TradisionalHome IndustryDewi Shinta di Desa
TrosoPecangaanKabupatenJepara(KajianMotif,Wama,dan MaknaSimbolik). Yogyakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan PendidikanSeniRupaUniversitas NegeriYogyakarta.
Indrawardana,I., (2012). Kearifan LokalAdat MasyarakatSunda dalamHubungan dengan
Lingkungan Alam ,dalamJurnal Komunitas4. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Koentjaraningrat,(1999).MamisiadanKebudayaandi Indonesia
.
Jakarta:Djambatan.Kondologit,E.danIshak S.P
.
, (2015).
Khombow:Lukisan KulitKayuMasyarakatSentanidi KampungAsei DistrikSentani Kabupaten Jayapura.
Yogyakarta: Kapel PressdanBalai Pelestarian NilaiBudayaPapua.
La'a, A.S. dan Sri, S., (2013). Makna Tenun Ikat Bagi Perempuan: Studi Etnografi di Kecamatan Mollo Utara
-
Timur Tengah Selatan , dalam Jurnal Kritis: JurnalStudi Pembangunan InterdisiplinVol.XXII No.1.
Mansoben, J.R., (1995). Sistem Politik Tradisional di Irian
Java.
Jakarta: Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia.Pikei,T.,(2012).CerminNokenPapua;PerspektifKearifanMataBudayaPapuani
.
Nabire:EcologyPapua Institute EPI.
Ritzer,G.,andDouglas J.G.,(2004).Teori Sosiologi Modern.Jakarta:Kencana.
Sinaga,R.,(2013).Masa KuasaBelanda di Papua 1898
-
1962.Depok:KomunitasBambu. Soekanto,S.,(2006).SosiologiSuatu Pengantar.Jakarta:RajaGrafindoPersada.Soemardjan,S. dan Soelaeman,S(ed)., (1974).Setangkai Bunga Sosiologi.Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas EkonomiUniversitasIndonesia.
Sugiyono,(2005).MemahamiPenelitianKualitatif Bandung:AlfaBeta.
Tirtaningmm,dkk., (2015). MakalahPrasejarahIndonesia:Kebudayaan MasyarakatPapua. Yogyakarta: ProgramStudiPendidikanSejarahFakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta,Hal4
-
5.Wiwiho,H., (2014). Keris,Makna, dan Gagasan Kerisologi , dalamJurnalPenelitian dan Pengembangan Kebudayaan Vol. 9No.3 Desember. Jakarta: PusatPenelitian danPengembangan KebudayaanKementerianPendidikan dan Kebudayaan.
Media,SuratKabar dalam Internet
Data Warisan Budaya Tak Benda BPNB Jayapuratahun2010.
https://id
.
wikipedia.org/wiki/Papua,diakses tanggal16 Agustus 2016http://www.academia.edu/13063850/Kondisi Sosial dan Budaya Papua, diakses tanggal 16 Agustus 2016.
www
.kompasiana.com,diaksestanggal10 Oktober 2016.www.dtravel.com, diakses tanggal 10 Oktober 2016.