• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Strategi Komunikasi Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi

Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh :

ZAM-ZAM SURYANITA NIM : 50700111089

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zam-Zam Suryanita

NIM : 50700111089

Tempat/Tgl. Lahir : Makassar, 08 juni 1994

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Dakwah & Komunikasi

Alamat : JL. Beringin II No 23 Makassar

Judul : Strategi Komunikasi Costumer Relationship Management PT.

Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Agustus 2015

Penyusun,

(3)

iii

Suryanita, NIM: 50700111089, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah

& Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang

munaqasyah yang diselenggarakan pada hari jumat, tangggal 28 Agustus 2015 M, bertepatan dengan 1436 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana dalam Ilmu Dakwah & Komunikasi, Jurusan Ilmu Komunikasi (dengan

beberapa perbaikan).

Makassar, 31 Agustus 2015 M. 16 Zulqaiddah 1436 H.

DEWAN PENGUJI

Penanggungjawab : Dekan Fakultas. Dakwah & Komunikasi

Ketua/Pembimbing I : Mudzhira Nur Amrullah, S.Sos., M.Si ( )

Sekertaris/Pembimbing II : Abd. Jalil, S.Ksi., M.I.kom ( )

Munaqisy I : Dr. Muhammad Anshar Akil, ST., M.Si ( )

Munaqisy II : Dra. Audah Mannan, M.Ag ( )

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar,

(4)

iv

skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Costumer Relationship Management PT.

Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik”, dapat terselesaikan.

Salawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai

suri teladan terbaik sepanjang zaman, sosok pemimpin yang paling berpengaruh

sepanjang sejarah kepemimpinan, yang dengannya manusia mampu berhijrah dari

satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang

berperadaban.

Disadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak dan selayaknya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

2. Bapak Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M selaku Dekan

Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dan Wakil Dekan

I,II,III yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba

ilmu di Fakultas Dakwah & Komunikasi

3. Ibu Ramsiah Tasruddin, S.ag., M.Si dan Ibu Dra. Audah Mannan, M.Ag.,

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi, serta tak

lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada bapak Muhammad Rusli

(5)

v

5. Bapak Dr. Muhammad Anshar Akil, ST., M.Si selaku dosen penguji I dan

Ibu Dra. Audah Mannan, M.Ag selaku dosen penguji II yang telah

memberikan arahan, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Dakwah & Komunikasi terutama dosen Ilmu

Komunikasi terima kasih atas bimbingan yang memberikan bekal pendidikan

dan staf atau pengelola studi Ilmu Komunikasi terima kasih atas bantuannya.

7. Ucapan terima kasih kepada para informan PT. Media Fajar Koran yang

dengan kerelaannya memberikan informasi kepada penulis selama penulisan

skripsi.

8. Sahabat-sahabat tersayang, Sri Wahyuni, Arifah Annisa Syam, Fitriani B,

Kalsum M, Suryani FM, Nurul Kusuma, Dewi Indah, ikram, Wandy, Ismail,

Hamdan, Alim, Ilham Sadiq, Zaid yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi selama penulis kuliah di UIN Alauddin Makassar

9. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa(i) angkatan 2011 Jurusan Ilmu

Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Teman-teman IKOM

011 yang telah bersama dengan penulis dalam berjuang menyelesaikan

kuliah.

10.Untuk senior-senior I.Kom 08, I.Kom 09 “Buntu 09” Kak Tayo, Kak dadang,

Kak Ramdan, Kak Hairil, Kak Anwar, Kak Syahrul, Kak Cagu, I.Kom 010

dan semua senior yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, serta

(6)

vi

12.Kepada Kedua orang tua penulis, ayahanda Asib Azis dan Ibunda Nurhasanah

tercinta terima kasih yang tak terhingga atas setiap doa yang selalu

dipanjatkan selama ini yang tak pernah terhitung harganya hingga penulis bisa

menyelesaikan kuliah dengan baik, dan kepada kakak saya yang selalu

memberikan dukungan selama ini. Entah kata apa lagi yang bisa saya ucapkan

untuk dapat membalas jasa kalian yang sangat berharga kepada saya.

13.Ucapan terima kasih juga untuk Faizah Islami dan Sri Reskiani sahabat dan

sekaligus teman dirumah yang rela menginap di rumah sekalian begadang

untuk memberikan support kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, karya kecil ini merupakan sebuah karya

sederhana yang sarat dengan kekurangan serta, jauh dari kesempurnaan. Kritik dan

saran sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang.

Makassar, 31 Agustus 2015

(7)

vii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus... 7

C Rumusan Masalah ... 8

D Kajian Pustaka ... 8

E Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS A Pengertian Komunikasi ... 15

B Strategi Komunikasi ... 21

C Komunikasi Publik ... 26

D Publik Relations ... 29

E Customer Relationship Management... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis dan Lokasi Penelitian ... 44

B.Pendekatan Penelitian ... 45

C.Sumber Data ... 45

D.Metode Pengumpulan Data ... 46

E.Instrumen Penelitian ... 47

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

B.Hasil Penelitian 1. Strategi Komunikasi Customer Relations Manager Harian dalam Membangun Relasi dengan Publik ... 58

(8)

viii BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan... 69 B.Implikasi Penelitian ... 70

DAFTAR PUSTAKA... . 71

(9)

ix

DAFTAR TRANSLITERASI A.Transliterasi Arab-Latin

Dalam huruf bahasa arab dan transliterasinya kedalam huruf latin dapat dilihat

pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

ba b be

ت

ta t te

ث

sa s es (dengan titik di atas)

ج

jim j je

ح

ha h ha (dengan titk di bawah)

خ

kha kh ka dan ha

د

dal d De

ذ

zal z zet (dengan titik di atas)

ر

ra r Er

ز

zai z Zet

س

sin s Es

ش

syin sy es dan ye

ص

sad s es (dengan titik di bawah)

ض

dad d de (dengan titik di bawah)

ط

ta t te (dengan titik di bawah)

ظ

za z zet (dengan titk di bawah)
(10)

x

غ

gain g Ge

ف

fa f Ef

ق

qaf q Qi

ك

kaf k Ka

ل

lam l El

م

mim m Em

ن

nun n En

و

wau w We

ه

ha h Ha

ء

hamzah , Apostop

ي

ya y Ye

Hamzah yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tungggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut :

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah a A

Kasrah i I

(11)

xi

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fathah dan ya ai a dan i

fathah dan wau au a dan u

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :

Harkat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama

fathah dan alif atau ya

a a dan garis di

atas

(12)

xii

dammah dan wau u u dan garis di atas

4. Ta‟ Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, yang transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya dengan [h].

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid ( ), dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Jika huruf

ي

ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf

kasrah

(

ي

),

maka ia ditransliterasikan seperti huruf maddah (i). 6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

لا

(alif lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi

seperti biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah Maupun huruf

(13)

xiii

mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan

dihubungkan dengan garis mendatar (-).

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrop ( ) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak

di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa

Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi

ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur‟an), sunnah, khusus dan umum. Namun, bila kata-katatersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara

utuh.

9. Lafz al-Jalalah

(

الله

)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz a-ljalalah,

ditransliterasi dengan huruf [t].

10.Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan

(14)

xiv

(EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal

nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat.

Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan

huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata

sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang

tersebut menggunakan huruf kapital (AL-). Ketentuan yang sama juga berlaku

untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-,

baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,DP,

CDK, dan DR).

B.Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

1. swt. = subhanahu wa ta‟ala

2. saw. = sallallahu „alaihi wa sallam

3. a.s. = „alaihi al-salam

4. H = Hijrah

5. M = Masehi

6. SM = Sebelum Masehi

7. 1. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

8. w. = Wafat tahun

9. QS …/ 04:09 = QS an-nisa /04:09

(15)

xv

ABSTRAK Nama : Zam-Zam Suryanita

NIM : 50700111089

Judul : Strategi Komunikasi Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan strategi komunikasi

customer relationship management PT. Media Fajar Koran dalam membangun relasi dengan publik, 2) mengemukakan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan costumer relationship management.

Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara, untuk pengumpulan informasi menggunakan teknik purposive sampling. Teori yang digunakan yaitu teori komunikasi khususnya teori komunikasi publik. Kemudian teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan.

Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Customer Relationship Management PT. Media Fajar Koran (Harian Fajar) dalam membangun relasi dengan publik (pemasang iklan, mitra bisnis, pelanggan koran), yaitu Pihak Harian Fajar memperbaiki kualitas produksi, memperbaiki relationship antara pihak Fajar dengan publik, meningkatkan kualitas pelayanan, melakukan pendekatan komunikasi dengan mendatangi langsung perusahaan yang akan di

(16)

1

A. Latar Belakang

Dalam suatu usaha, jaringan dan relasi bisnis merupakan sebuah kunci yang

bisa membuka pintu komunikasi dengan orang lain. Bisnis merupakan sebuah

komunikasi yang dilakukan oleh kedua pihak yang di dalamnya terdapat suatu

kesepakatan, baik itu kesepakatan dalam bentuk penjualan, pembelian, kemitraan,

kerja sama, atau perjanjian. Aktivitas dari sebuah bisnis tak dapat dilakukan oleh satu

orang, karena dalam bisnis diperlukan juga orang lain yang nantinya menjadi suatu

objek yang akan melakukan aktivitas pembelian, penjualan, kerja sama, kemitraan,

atau perjanjian. Dalam suatu bisnis, bekerjasama dengan orang lain adalah hal yang

diharuskan. Bukan hanya untuk mendapatkan ilmu baru dan berbeda, pengalaman

yang banyak, namun juga keuntungan untuk bisnis kedepannya. 1

Kita harus membangun relasi bisnis yang seluas-luasnya, ketika kita mampu

menjalin suatu hubungan kerjasama yang baik dengan banyak orang. Itu artinya akan

ada banyak orang yang akan membantu kita dan bisnis kita. Pada dasarnya dalam

suatu usaha, jaringan dan relasi bisnis merupakan sebuah kunci yang bisa membuka

pintu komunikasi dengan orang lain. Membangun komunikasi yang baik dengan

relasi merupakan syarat utama agar bisnis anda sukses. Anda harus melakukannya

secara intens terhadap relasi bisnis anda. Saat ini tidak ada batasan dalam menjalin

hubungan, dengan kemajuan teknologi anda bisa terkoneksi walaupun jarak anda

sangat jauh.

1

(17)

Pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dan nyawa bagi sebuah

perusahaan. Dengan persaingan yang sudah semakin marak dan ketat pada saat

ini, pelanggan semakin bebas untuk menentukan pilihan pada siapa mereka akan

membeli kebutuhannya. Pelanggan memegang peranan penting dalam

menentukan hidup mati perusahaan. Jadi perusahaan harus mempunyai

keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan jika tidak mau pelanggan setia

mereka berpindah pada perusahaan pesaing. Perubahan dunia bisnis saat ini

dengan adanya fasilitas dan kemudahan internet menyebabkan persaingan yang

semakin ketat pula serta menyebabkan perusahaan harus dapat mengikuti

perkembangan teknologi yang sudah ada. Salah satu konsep yang ditawarkan

sekarang ini adalah Customer Relationship Management

Kisah kuno yang mugkin dapat dijadikan gambaran atas pentingnya hubungan

pelanggan ini adalah kisah Ming Hua, seorang pedagang beras di sebuah desa di Cina

kuno, sedang berpikir keras tentang bagaimana cara mempertahankan pelanggannya

agar tidak beralih ke pesaingnya. Lima bulan lalu, ia satu-satunya pedagang beras di

desa tersebut. Sebulan terakhir, sudah muncul empat pedagang beras lain di desanya.

Mereka muncul menyaingi Ming Hua karena melihat bisnis beras memang lukratif di desa tersebut. Ming Hua sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa dia harus

memberikan different service kepada para kepala keluarga di desa tersebut, yang dulu semua adalah langganannya. Mulailah ia “bersilaturahim” ke para kepala keluarga

sambil membawa blocknote untuk mencatat berapa anggota keluarga mereka, berapa konsumsi beras rata-rata per hari, berapa kapasitas tempat penyimpanan beras, beras

jenis apa yang biasa dimasak, kapan tanggal lahir para anggota keluarga, dan

(18)

tetap loyal kepadanya. Dari catatan tersebut maka Ming Hua bisa mengantarkan beras

tepat saat persediaan beras sebuah keluarga hampir habis, memberikan kado ulang

tahun anggota keluarga, dan berbagai layanan yang lain seolah-olah dia paham benar

kebutuhan pribadi para kepala keluarga.2

Dalam islam pun contoh yang paling nyata berhasil dalam membangun

hubungan nya adalah Nabi Muhammad SAW, beliau sangat menjaga hubungan nya

dengan kaum manapun, ketika ada suatu kaum yang tidak menyukainya dan

menjahatinya, Nabi Muhammad SAW tidak pernah membalas tetapi hanya

mendoakan kaum tersebut, Nabi Muhammad SAW sangat menjaga hubungan nya

agar tetap baik pada semua orang. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita diharuskan

untuk menjalin hubungan sesama mahluk sosial. Relasi diri dengan orang lain

mencakup, kesadaran bahwa kita ada karena ada orang di luar kita. Ketergantungan

manusia pada orang lain membuat manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan

membutuhkan bantuan dari orang lain. Sebagai makhluk Tuhan, manusia tidak dapat

hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa adanya orang lain, tetapi

secara psikologis tidaklah mungkin. Manusia memerlukan bantuan orang lain untuk

keberadaannya. Hubungan dengan orang lain akan menjadi semakin nyata apabila

orang tersebut semakin berkembang. Bahkan dikatakan hubungan dengan orang lain

merupakan hubungan pokok. Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dan

tempat.

Kisah di atas menjelaskan kepada kita betapa pentingnya menjalin hubungan

yang baik dalam semua aspek kehidupan. Sebagai mahluk ciptaan Allah kita harus

(19)

saling membantu, menyayangi dan mengasihi, kita hidup saling membutuhkan antar

satu sama lain.

Dalam bisnis pun hubungan yang baik dengan pelanggan harus terjalin agar

pelanggan tidak lari dan tetap loyal dengan bisnis kita. Sebuah usaha ataupun bisnis

yang dibangun tanpa adanya relasi sama saja bisnis itu akan mati ataupun merugi,

karena dari pelanggan lah sumber pendapatan utama bagi bisnis. Loyalitas pelanggan

mutlak diperlukan apabila perusahaan ingin tetap eksis dalam sebuah industri yang

memiliki tingkat persaingan tinggi. Dengan konsep customer relationship management membantu perusahaan untuk menjaga hubungannya dengan pelanggan.

Customer Relationship Management (CRM) mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada pelanggan secara realtime dengan menjalin hubungan dengan tiap pelanggan yang berharga melalui penggunaan informasi

tentang pelanggan. Berdasarkan apa yang diketahui dari pelanggan dengan database

perusahaan dapat membuat variasi penawaran, pelayanan, program, pesan, dan

media. Melalui sistem yang menerapkan Customer Relationship Management

(CRM), perusahaan membentuk hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan,

dimana perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan pilihan

produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan mereka.

Customer Relationship Management (CRM) merupakan strategi komprehensif

dari perusahaan agar setiap proses dari pelanggan itu dapat dimanfaatkan dengan

(20)

dengan kepercayaan, pengertian, komunikasi, dan kesetiaan, yang semua itu

memakan waktu untuk merealisasikannya, bahkan untuk memperpanjangnya sebaik

mungkin3.

Dalam menjalin relasi perusahaan diminta untuk memperlihatkan hubungan

yang dijalin oleh perusahaan dengan pelanggannya. Semakin banyak relasi yang

dimiliki oleh sebuah perusahaan dengan pelanggan, maka semakin kuat pondasi yang

dimiliki, sehingga perusahaan akan semakin mudah dalam mencapai tujuannya.

Hubungan yang baik dengan pelanggan tidak hanya sekedar menjadi pengukur

kesuksesan, tetapi secara otomatis juga dapat membantu menentukan kesuksesan

suatu perusahaan. Pada kenyataannya, setiap perusahaan akan selalu bersaing dan

berusaha menciptakan keunggulan yang kompetitif melalui reputasinya untuk

mendapatkan nilai positif di mata pelanggan. Pada umumnya pelanggan akan

melakukan perbandingan terhadap perusahaan satu dengan yang lain, ketika

pelanggan merasa tidak diperlakukan dengan baik maka pelanggan akan mencari

perusahaan lain yang dapat melayaninya dengan lebih baik. Untuk dapat melayani

pelanggan secara personal, perusahaan harus dapat memberikan pelayanan yang

prima kepada pelanggan.

Dalam penerapan strategi customer relations dibutuhkan keahlian komunikasi yang khusus, karena kunci utama untuk menjaga hubungan antar relasi

yaitu komunikasi yang baik. Bila komunikasi yang baik sudah terjalin maka akan

mendorong hubungan yang harmonis.

3

(21)

Suatu perusahaan wajib menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan

dan relasi perusahaannya. Hubungan yang harmonis di sini diartikan sebagai rasa

saling pengertian dan penyesuaian antara kedua belah pihak yakni perusahaan dengan

relasinya, yang diharapkan satu sama lain dapat saling memperoleh keuntungan serta

keduanya dapat merasa senang4.

Saat ini perusahaan yang bermunculan semakin banyak tanpa terkecuali

perusahaan yang bergerak dalam bidang media cetak. Di Indonesia Timur, khususnya

di Provinsi Sulawesi, PT. Media Fajar Koran atau yang lebih dikenal dengan nama

Harian Fajar adalah koran terbesar di Makassar. Sekalipun Harian Fajar mengusung

lebih banyak konten lokal khas Makassar dari pada menayangkan berita di Pulau

Jawa, peminatnya di kalangan anak muda-mudi cukup banyak. Hal ini terlihat lebih

dari puluhan ribu fans page facebook dan pengikut twitter Harian Fajar5. Seiring berjalannya waktu semakin banyak nya kompetitor dalam media cetak khususnya

yang berada di Makassar, maka pihak Harian Fajar dituntut untuk tetap menjaga

relasinya dan membangun relasi baru. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga

keadaan perusahaan agar tidak mati dari pesaing yang bermunculan. Dengan konsep

customer relations ini diharapkan pihak perusahaan tetap loyalitas kepada pelanggan. Harian Fajar harus menjaga relasinya agar tidak beralih ke perusahaan kompetitor

Fajar sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

tentang stratgei komunikasi Customer Relations Management PT. Media Fajar Koran khususnya dalam membangun relasi dengan publik dan apa yang menjadi faktor

4

Kustadi Suhandang, Studi dan Penerapan Public Relations, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), h.16

5

(22)

pendukung dan penghambat dalam membangun relasi dengan publiknya.

B.Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul “Strategi Komunikasi Costumer Relationship

Management (CRM) PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik”. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif,

maka penelitian ini akan difokuskan pada strategi komunikasi Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam membangun relasi dengan publik.

2. Deskripsi fokus

Untuk menghindari dari berbagai argumentasi, serta penafsiran-penafsiran yang

berbeda-beda yang akan timbul setelah membaca tulisan ini serta untuk mencegah

kesimpangsiuran penjelasan dan pokok permasalahan yang terdapat di dalam judul :

a. Strategi adalah cara yang ditempuh dalam penyampaian pesan yang erat kaitannya

dengan perencanaan.

b. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang yang

bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,

harapan, himbauan, dan sebagaimana yang dilakukan seseorang kepada orang lain,

baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan mengubah sikap dan

perilaku.

c. Strategi komunikasi adalah suatu cara yang ditempuh dalam penyampaian pesan

(23)

d. Costumer Relationship Management adalah suatu struktur di PT. Media Fajar Koran yang khusus menangani hubungan dengan publik dalam hal ini publik yang

dimaksud yaitu pemasang iklan, mitra bisnis, dan pelanggan koran.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi diatas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan

yaitu:

1. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik? 2. Apa faktor penunjang dan penghambat Costumer Relationship Management

PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik?

D.Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan dengan judul peneliti “Strategi Komunikasi

Customer Relations Management dalam membangun relasi dengan publik” yakni:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh A. Andhita Sari mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta jurusan ilmu komunikasi dengan judul “Strategi Komunikasi

Customer Relations Management dalam Meningkatkan Kepuasan Tamu Hotel

Novotel Solo”. Dari hasil penelitiannya dalam meningkatkan kepuasan tamu hotel,

dilakukan strategi komunikasi customer relations management yaitu:

1. Dalam pelaksanaan customer relations management Hotel Novotel Solo,

(24)

yang baru. Melalui kegiatan ini diupayakan Novotel mempertahankan tamu

serta mencapai kepuasan pelanggan jangka panjang dengan menciptakan nilai

kepada tamu. Keberadaan staff juga tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan

jasa, artinya dalam pelaksanaa customer relations dibutuhkan syarat mutlak yakni dukungan seluruh staff Novotel dengan memberikan performance

pelayanan yang lebih ramah-tamah, helpfulness dan care dari pelayanan. 2. Tingkat kepuasan tamu Hotel Novotel Solo

Pihak Novotel lebih mementingkan nilai atau value pelayanan hotel meski harga yang ditawarkan lebih mahal dari hotel pesaing. Kepuasan juga dirasakan

sebagian besar dari informan karena letak Novotel yang menguntungkan,

berada ditengah kota, fasilitas teknologi yang lengkap serta kondisi lingkungan

yang tidak terlalu ramai. Selain itu, inovasi yang dilakukan manajemen Novotel

dirasakan tamu sebagai hal yang menarik dan menyenangkan. Melalui inovasi,

tamu merasakan dirinya diperhatikan segala kebutuhannya dan tidak merasa

jenuh selama menginap di hotel Novotel Solo. Bila kepuasan tamu tidak sesuai

dengan harapan akan membawa kondisi emosional tamu kearah ketidakpuasan

sehingga bisa melakukan kritikan. Oleh karenanya staff hotel dibekali pelatihan

atau bekal agar setiap individu mampu mengubah keluhan sebagai hal yang

positif, kinerja staff dalam menghadapi keluhan tetap responsive dalam memberikan solusi.6

Persamaan karya saya dengan A. Andhita Sari adalah sama-sama meneliti

tentang strategi komunikasi customer relations management, sedangkan perbedaannya yaitu saya meneliti tentang strategi komunikasi customer relations

6A. Andhita Sari, “Strategi Komunikasi Customer Relations

Management dalam

(25)

management PT. Media Fajar Koran dalam membangun relasi dengan publik dimana pihak Harian Fajar dapat membangun dan mengelolah kerjasama sedangkan A.

Andhita Sari memfokuskan penelitiannya pada strategi komunikasi customer relations management dalam meningkatkan kepuasan tamu Hotel Novotel Solo.

kedua, yang relevan dengan judul penulis adalah skripsi yang ditulis oleh M. Fikri Atmadji mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Veteran Surabaya

yang berjudul “Strategi Customer Relationship Management Pada Perusahaan

Asuransi Sequislife Cabang Kertajaya Surabaya”. Adapun hasil penelitiannya yaitu:

1. Perusahaan asuransi Sequislife memiliki strategi customer relationship management (CRM) dinamakan dengan program Service Excellent yang memiliki tujuan untuk membangun dan melihara hubungan dengan konsumen.

Hal ini terwujud dalam pengimplementasian Service excellent, yang di dalamnya berisi program-program yang mempermudah nasabahnya. Seperti

mempermudah proses-proses untuk mengeluarkan uang atau klaim,

memberikan provider pribadi untuk nasabah Sequislife untuk mempercepat proses klaim, dan sistem transparan dalam kepada nasabah mengenai klaim

dan polis itu sendiri. Selain itu, program lain yang mendukung adalah research and development yang diharapkan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Ada beberapa tahapan dan implementasi strategi customer relationship management yang dilakukan oleh Sequislife yang bernama Service Excellent. Tahapan dan implementasi tersebut antara lain Sequislife mengidentifikasi

nasabah berdasarkan umur agar dapat menyesuaikan produk yang akan

(26)

yang nasabah miliki mengenai asuransi, dengan menggunakan media teknologi

Sequislife berinteraksi dengan nasabah untuk menjaga komunikasi, dan yang

terakhir adalah Sequislife memiliki divisi tersendiri dalam mendapatkan dan

mengetahui database mengenai pelanggan yang tujuannya untuk menjaga

hubungan dengan nasabahnya. Tahapan ini dilakukan agar service excellent

yang diterapkan Sequislife dapat efektif dalam pengoperasiaannya.7

Persamaan karya saya dengan M. Fikri Atmadji adalah sama-sama meneliti

tentang strategi customer relationship management, sedangkan perbedaannya yaitu saya meneliti tentang strategi komunikasi customer relations management Harian Fajar dalam membangun relasi dengan publik dimana pihak PT. Media Fajar Koran,

dimana saya menitik beratkan pada kajian komunikasi nya sedangkan M. Fikri

Atmadji memfokuskan penelitiannya hanya pada strategi customer relationship management pada perusahaan Asuransi Sequislife Button.

7

M. Fikri Atmadji “Strategi Customer Relationship Management Pada Perusahaan Asuransi

(27)

Tabel 1.1

Tinjauan Pustaka. Tabel Perbandingan Penelitian dengan Penelitian

Sebelumnya

No

Nama Penulis

Judul

Fokus Masalah Perbedaannya Hasil Penelitian

1 A.Andhita Sari “ Strategi

Komunikasi

Customer Relationship

Management dalam Meningkatkan Kepuasan Tamu Hotel Novotel Solo” Menitik beratkan pada pelaksanaan

customer relations di Hotel Novotel, dan tingkat kepuasan tamu hotel Novotel Solo dengan adanya pelaksanaan

customer relations.

Pada skripsi ini menitik beratkan strategi komunikasi

customer relations

dalam meningkatkan kepuasan tamu hotel sedangkan peneliti mentik beratkan pada strategi komunikasi customer relationship management PT. Media Fajar Koran dalam membangun relasi dengan publik.

Menunjukkan bahwa dalam penerapan customer

relatinship dilakukan oleh

sales, marketing department

menjadi pengelolah

tamu/relasi yang sudah ada serta staff yang mewujudkan jasa dalam pelayanan hotel, dan pihak Hotel lebih mementingkan nilai atau

value pelayanan, fasilisitas teknologi yang lengkap, letak strategis dari kota,

mengadakan inovasi yang dilakukan manajemen hotel, selain itu staff dibekali pelatihan dalam mengelolah keluhan tamu. Sedangkan hasil penelitian peneliti yaitu strategi komunikasi customer relationship management PT. Media Fajar Koran dilakukan dengan memperbaiki

relationship, membangun komunikasi yang baik serta silaturahim dan di dukung dengan diadakan nya aktivitas ataupun kegiatan yang

melibatkan client seperti

(28)

2 M. Fikri Atmadji “Strategi Customer

Relationship Management Pada Perusahaan Asuransi Sequislife Cabang Kartajaya Surabaya” Menitik beratkan pada penerapan Customer Relationship Management di Sequislife, serta Tahapan dan Implementasi Strategi Customer Relationship Management di Sequislife.

Skripsi ini menitik beratkan pada strategi customer relationship management pada asuransi Sequislife sedangkan peneliti menitik beratkan pada strategi komunikasi customer relationhip management PT. Media Fajar Koran dalam membangun relasi dengan publik.

Menunjukkan bahwa dalam penerapan customer

relationship management, pihak Sequislife memiliki program Service Excellent

yang didalamnya berisi program yang mempermudah nasabah dalam proses

mengeluarkan uang atau klaim, memberikan provider

pribadi untuk mempercepat proses klaim, selain itu ada program research and development adapun tahapan implementasi strategi

customer relations management yaitu

mengidentifikasi nasabah, membedakan nasabah dan adanya divisi tertentu yang mengelolah database pelanggan sedangkan hasil penelitian peneliti yaitu strategi komunikasi customer relationship management PT. Media Fajar Koran dilakukan dengan memperbaiki

relationship, membangun komunikasi yang baik serta silaturahim dan di dukung dengan diadakan nya aktivitas ataupun kegiatan yang

melibatkan client seperti

(29)

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari uraian yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik?

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Costumer Relationship Management PT. Media Fajar Koran dalam Membangun Relasi dengan Publik?

2. Kegunaan penelitian

a. Kegunaan teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu komunikasi

b. Kegunaan Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi Costumer Relationship Management (CRM) PT. Media Fajar Koran agar dapat lebih memajukan perusahaan nya bekerja sama dengan publik dan tetap mengedepankan kebutuhan

pelanggan.

(30)

15

Istilah komunikasi bersal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang di percakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan

dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain

perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan

oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan

komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan,

juga mengerti makna dari bahan yang di percakapkan.1

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan

“siapa” mengatakan “apa” dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat atau hasil apa”,(who? Says what? In which channel? To whom? With what effect).

Ini lah yang disebutkan Laswell dalam teori komunikasinya..

Menurut Bernard Berelson dan Barry A. Stainer komunikasi adalalah

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan

menggunakan bahasa, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau

proses penyampaian itulah yang dinamakan komunikasi2.

1Onong Uchjana Effendy,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h.9

2

(31)

1. Tujuan komunikasi

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh orang untuk menyatakan suatu gagasan atau ide kepada orang lain

dengan menggunakan lambang-lambang berupa bahasa, gambar atau tanda yang

bermakna serta dapat saling dimengerti. Komunikasi proses penyampaian

pesan/informasi memang pada prinsipnya hanya berlangsung diantara

makhluk-makhluk hidup yaitu antara manusia dengan manusia, relatif juga bisa

berlangsung antara manusia dengan hewan. Walaupun dengan canggihnya

kemajuan teknologi belakangan ini, komunikasi pun dimungkinkan berlangsung

antara manusia dengan mesin (robot), komputer, dan berbagai bentuk rekayasa

teknologi sibernitika lainnya.

Kegiatan komunikasi ini lazimnya dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu a)

untuk mengetahui sesuatu, b) untuk memberitahu sesuatu, dan c) untuk

memengaruhi atau mengarahkan orang lain agar berbuat sesuatu.

Secara keseluruhan atau secara garis besarnya, tujuan komunikasi adalah

untuk tercapainya saling pengertian (mutual understanding), pemahaman bersama, (common understanding), atau kesepakatan timbal balik (mutual agreement). Dengan demikan tingkat keberhasilan (pencapaian tujuan) komunikasi dapat dilihat atau dinilai dari sampai dimana atau sejauh mana saling

pengertian dan kesepakatan dapat tercapai oleh pihak-pihak yang melakukan

komunikasi itu.3

2. Proses komunikasi

Istilah proses memang berarti sesuatu yang sedang berlangsung. Artinya

proses merupakan perubahan atau serangkaian tindakan dan peristiwa selama

3

(32)

beberapa waktu menuju suatu hasil tertentu. Jadi setiap langkah, mulai pesan

diciptakan sampai menimbulkan pengaruh atau perubahan pada sasaran, adalah

proses komunikasi yang asasi.

Proses komunikasi merupakan integral dari proses perkembangan kepribadian manusia secara individual. Proses komunikasi adalah juga bagian

yang utuh dan menyatu dengan proses perkembangan masyarakat nya. Proses

komunikasi berkembang dalam tahapan-tahapan sebagaimana terjadi dalam laju

perkembangan masyarakat.4

3. Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur atau

komponen-komponen sebagai berikut: a) komunikator (sender); b) komunikan (receiver); c) pesan-pesan (messages); d) saluran (media); e) pengaruh atau akibat (effect) dan umpan balik (feedback). Urutan pentingnya (signifikansi) unsur-unsur komunikasi adalah seperti diatas ini. Walau secara skematik berlaku urutan yaitu bermula dari

komunikator yang menyampaikan pesan dengan melalui/menggunakan

media/saluran, tertuju kepada komunikan yang menerima serta mengelolah isi

pesan untuk kemudian dapat memberikan umpan balik.

Sebagaimana bisa kita simak dari proses komunikasi tersebut terdapat

unsur-unsur (elemen atau komponen) yang berperan dalam proses komunikasi,

yaitu;

a. Komunikator (Sender atau pengirim pesan/berita)

Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat

asal pesan atau berita, atau informasi, atau pengertian yang disampaikan

4

(33)

(dikomunikasikan) atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang

mengirim/menyampaikan berita.

b. Pesan atau Berita (Message)

Message adalah pesan atau informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan melalui penggunaan bahasa

atau lambang-lambang atau simbol tersebut berupa tulisan, gambar, gerakan

tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, sinar, warna, kode morse, atau bahasa

yang diucapkan manusia.

c. Saluran atau Media komunikasi

Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya

simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian.

Saluran atau media komunikasi tersebut berupa alat/sarana yang menyalurkan

suara (audio) untuk pendengaran, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan,

bau untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya. Contohnya:

televisi, radio, surat kabar, majalah, telephone, surat, telegram, patung, monumen, poster, spanduk, foto, lukisan, huruf braille, dan sebagainya.

d. Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita)

Komunikan adalah seorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju

oleh komunikator yang menerima pesan-pesan berupa lambang yang mengandung

arti atau makna.

e. Efek (Effect) atau umpan balik (Feedback)

Efek adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau

kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut

dengan memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.

(34)

dalam arti adanya feedback yang menyenangkan, kalau seseorang atau kelompok orang yang melakukan kegiatan komunikasi ini melakukan dengan tujuan untuk

mencapai saling pengertian atau memperoleh kesepakatan bersama.5

4. Efek dan umpan balik

Menurut Ralph Webb Membagi jenis-jenis umpan balik (feedback) dalam 4 bagian atau penggolongan, yaitu:

a. Positive feedback (umpan balik atau tanggapan positif)

Umpan balik atau tanggapan yang diterima komunikator dari komunikan dapat

dimengerti dan mencapai saling pengertian, sehingga komunikan mendukung,

menyepakati, mengiyakan, menyetujui pesan atau bersedia memenuhi ajakan

seperti yang termuat dalam pesan yang diterima.

b. Negative feedback (umpan balik atau tanggapan negatif)

Pesan (umpan balik) yang disampaikan kembali oleh komunikan kepada

komunikator tidak mendukung, malah sebaliknya menyanggah atau menantang,

yang berarti terjadi protes, kritikan, atau ketidak setujuan.

c. Neutral feedback (umpan balik/tanggapan netral atau tidak memihak)

Pesan (umpan balik) yang disampaikan kepada komunikator oleh komunikan,

yang tidak menentang atau menyanggah dan tidak pula mendukung atau

mengiyakan. Artinya tanggapan dari komunikan hanya bersifat datar atau

biasa-biasa saja.

d.Zero feedback (umpan balik nol atau nihil)

Umpan balik yang diterima komunikator dari komunikan tidak relevan atau

tidak ada hubungannya dengan masalah atau isi pesan yang disampaikan oleh

komunikator. Tanggapan dari komunikan tidak nyambung alias berbeda atau

5

(35)

menyimpang dari pesan yang diterimanya, yang mungkin diakibatkan oleh tidak

mengerti nya komunikan terhadap hal yang dimaksud oleh komunikator.

5. Prinsip dalam berkomunikasi

Komunikator dan komunikan masing-masing mengembang kewajiban untuk

melaksanakan komunikasi dengan baik dan berusaha menghindari kemungkinan

timbulnya salah pengertian atau hal-hal yang bisa berakibat kurang nyaman atau

rasa kurang senang bagi salah satu pihak. Tentu lain halnya bila komunikasi itu

memang tidak dikehendaki atau ingin disudahi sebelum mencapai hasil berupa

saling pengertian dan kesepakatan timbal-balik.

Prinsip “5W+1H” dalam komunikasi. Dalam melakukan komunikasi lazim

dikenal prinsip 5W+1H tentunya berupa singkatan dalam bahasa inggris yang

mencakup what (apa), who (siapa), when (bilamana), where (dimana), why

(mengapa), dan how (bagaimana). Prinsip “5W+1H” ini pertama kali di kemukakan oleh seorang pakar ilmu komunikasi bernama Gail Boardman.

Penerapan 5W+1H ini mudah dipahami dan tidak diuraikan terperinci disini

karena banyak buku lainnya yang sudah jelas yang membahas mengenai prinsip

pokok komunikasi tersebut. Sesungguhnya, perlunya memperhatikan atau

mempertimbangkan prinsip 5W+1H dalam berkomunikasi dapat kita tafsirkan

dari pembahasan mengenai kewajiban komunikator dan komunikan berikut ini.

Sehingga penerapan prinsip 5W+1H itu dalam praktik kegiatan humas

internasional .6

6. Bentuk komunikasi.

Komunikasi dapat pula dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi

non verbal. Dalam hal ini komunikasi verbal mencakup baik lisan maupun tulisan,

sepanjang komunikasi itu menggunakan bahasa bukan isyarat atau gerak tubuh.

6

(36)

Sedangkan komunikasi non verbal adalah yang tidak menggunakan lisan maupun

tulisan.

B.Strategi Komunikasi

Telah dijelaskan bahwa khalayak memiliki kekuatan penangkal yang

bersifat Psikologi dan sosial bagi setiap pengaruh yang berasal dari luar

kelompoknya. Disamping itu khalayak tidak hanya merangsang oleh hanya satu

pesan saja melainkan banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Artinya

terdapat juga pengaruh dari pesan-pesan lain yang datang dari sumber

(komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya.

Dengan demikian pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau perubahan pada

khalayak bukanlah satu-satunya “kekuatan” melainkan, hanya satu diantara semua kekuatan pengaruh yang bekerja dalam proses komunikasi, untuk mencapai

efektifitas.

Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam

keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai satu-satunya

kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mampu mengungguli semua

kekuatan yang ada untuk mencapai efektifitas. Kekuatan pesan ini, dapat

didukung oleh metode penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator

sendiri. Dalam hal ini maka perencanaan dan perumusan strategi dalam proses

komunikasi, terutama dalam Komunikasi Inovasi, Public Relations, Komunikasi internasional dan sebagainya, semakin jelas diperlukan.

Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan Strategi

Komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama

memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah

(37)

berdasarkan pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan

situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang

dimiliki khalayak dapat “diijinkan”, juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh

dari pesan-pesan lain yang berasal dari sumber (komunikator) lain.7

Strategi komunikasi adalah suatu cara yang ditempuh dalam penyampaian

pesan yang erat kaitannya dengan perencanaan dan menajemen untuk mencapai

suatu sasaran tertentu. Strategi tidak hanya menunjukkan satu jalan saja,

melainkan strategi harus mampu menunjukkan bagaimana teknik oprasionalnya.

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi dengan

menajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi

komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis

harus dilakukan. Dengan kata lain bahwa dalam strategi, pendekatan biasa

berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan situasi yang melingkupi suatu

komunikasi.

Dalam kaitannya dengan Strategi Komunikasi, maka ada dua hal yang perlu

mendapat perhatian. Kedua hal itu adalah: tujuan Sentral dalam Stategi

Komunikasi dan kaitan Strategi Komunikasi dengan Sistem Komunikasi.

1. Tujuan sentral dalam komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett menyatakan

bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas: to secure understanding

yakni memastikan bahwa komunikan dapat mengerti komunikasi yang

diterimanya, selanjutnya to estabilish acceptionce yakni ketika penerima sudah memahami pesan yang sudah diterimanya, maka pesan yang sudah diterima

tersebut harus harus dibina dan pada tahap akhir dari suatu komunikasi to motivate actions pesan yang diterimanya di motivasikan. Strategi Komunikasi

7

(38)

sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertical

piramida. Para Komunikator yang berada pada puncak kelembagaan komunikasi

misalnya dalam kelembagaan Negara apakah dari pihak eksekutif, legislatif,

maupun Yudikatif menggunakan media massa maupun bukan media massa

melalui jenjang hirarki menurun kebawah, atau juga melalui dari jenjang dari

bawah keatas. Dalam kenyataan di lapangan komunikasi melalui jenjang dari

bawah keatas tidak selancar komunikasi yang dilakukan dari jenjang dari atas

kebawah.8

Bila dilihat kenyataan lapangan, komunikasi memang salah satu unsurnya

yang sangat menentukan adalah tujuan komunikasi sebab komunikasi menyangkut

keterlibatan khalayak sasaran yang dalam strategi komunikasi secara makro perlu

dibagi-bagi menjadi kelompok sasaran. Masing-masing kelompok sasaran

mempunyai tujuan komunikasi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena

berkaitan erat denngan aspek-aspek sosial Psikologis, Politisi, dan Ekonomis.

Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan yaitu komunikator ikut

menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam hubungan ini factor source credibility komunikator memegang peranan yang sangat penting. Istilah kredibilitas ini adalah yang menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan

kelayakan terpercaya (a term denoting the resultant value expernees and trust worthinees). Seorang komunikator memiliki kredibilitas disebabkan oleh etos pada dirinya, yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles dan hingga kini tetap

dijadikan pedoman adalah good sance, good moral, good character, dan oleh para cendikiawan modern diformulasikan menjadi itikad baik (good intentions),

kelayakan untuk percaya, (trustwothinees), serta kecakapan atau keahlian

(39)

(competence or expertnees). Komunikator pada media diklasifikasikan sebagai komunikator kolektif (collective communicator) dan komunikator individual

(individual communicator).

2. Korelasi antar komponen dalam strategi komunikasi

Komunikasi merupakan proses yang sangat rumit. Dalam rangka menyusun

strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran yang memperhitungkan

faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor-faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam

strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor

pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. Kita mulai secara

berturut-turut dari komunikan sebagai sasaran komunikasi, media, pesan dan

komunikator.

Mengenai sasaran komunikasi, sebelum kita melancarkan komunikasi, kita

perlu mempelajari siapa-siapa yang menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah

tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya

sekedar mengetahui (dengan metode informatife) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasive atau instruktif). Apapun tujuannya, metodenya, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan

faktor-faktor sebagai berikut:

Faktor kerangka referensi, pesan komunikasi yang akan disampaikan pada

komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame of reference)nya. Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari paduan

pengalaman, pendidikan, gaya hidup, status sosial, ideology, cita-cita, dan

sebagainya.

Faktor situasi dan kondisi, situasi adalah situasi komunikasi pada saat

komunikan akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Situasi

(40)

Komunikasi yang dilakukan komunikator efektif apabila komunikator dalam

menghadapi komunikannya dengan hati yang tenang, persaan yang stabil, tidak

dalam keadaan marah, bingung atau gelisah. Akan tetapi tidak jarang komunikasi

dilakukan pada saat kondisi komunikator dan komunikan tidak stabil. Disinilah

perlunya memahami faktor kemanusiaan yang melingkupi suasana komunikasi.9

Pengkajian tujuan pesan komunikasi, pesan komunikasi mempunyai tujuan.

Pesan komunikasi tersebut sangat menentukan teknik yang harus diambil, apakah

teknik informasi itu persuasi, atau teknik instruksi. Yang paling pokok yang perlu

dipahami adalah apakah pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh

komunikan. Dalam penyampaiaan pesan pada komunikan sedapat mungkin

komunikator menghindari pemakaian bahasa yang mengandung pengertian

konotatif. Jika terpaksa maka penggunaan bahasa konotatif harus dijelaskan

makna yang dimaksud. Jika pengertian konotatif tersebut tidak diberi penjelasan,

bias menimbulkan interpretasi yang salah atau tidak sesuai dengan apa yang

dimaksud komunikator.

Peranan komunikator dalam komunikasi, faktor yang terpenting pada diri

komunikator dalam melancarkan komunikasi yaitu daya tarik sumber dan

kredibilitas sumber. Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya

tarik, jika komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya.

Kredibilitas sumber adalah tingkat kepercayaan komunikan pada komunikator.

3. Kaitan strategi komunikasi dengan sistem komunikasi

Sistem komunikasi secara Makro Vertikal, berbicara mengenai sistem

komunikasi berarti mengenai sistem masyarakat dan berbicara tentang manusia.

Oleh karena itu pendekatannya seyogyanya dilakukan secara Makro dan secara

(41)

Mikro, baik prosesnya secara vertikal, maupun horizontal. Secara Makro sistem

komunikasi menyangkut sistem pemerintah, secara mikro menyangkut sistem

nilai kelompok. Secara makro menyangkut strategi komunikasi, secara mikro

menyangkut operasi komunikasi. Dalam hubungannya dengan sistem komunikasi

bila ditinjau secara makro vertical, jelas disatu pihak sistem komunikasi itu

dipengaruhi oleh sistem pemerintahan. Dilain pihak dipengaruhi oleh

penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi komunikasi, terutama media elektronik

mutakhir, antara lain televisi, video, dan satelit komunikasi.10

Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan komunikasi dan

menajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi

komunikasi perlu disusun secara luwas, sehingga taktik operasional komunikasi

dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Untuk mencapai

tujuan komunikasi yang efektif, seorang strategis komunikasi perlu memahami

sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna dapat menentukan jenis media yang akan

diambil dan teknik komunikasi yang akan diterapkan.11

C.Komunikasi Publik

Dari segi teknis, komunikasi publik dikenal dengan banyak istilah yaitu:

a. Urusan publik (public affairs)

b. Informasi publik (public information)

c. Hubungan publik (public relations) atau humas (hubungan masyarakat). Mengacu pada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

publik merupakan kombinasi antara hubungan dengan media massa (media relations), jangkauan komunitas (community outreach), relasi pelanggan

10 Arifuddin Tike, Dasar-Dasar komunikasi: Suatu Study dan Aplikasi (Cet, I; Yogyakarta: Kota Kembang Yogyakarta, 2009), h. 65-70

(42)

(customer relations), perencanaan acara (event planning), komunikasi risiko (risk communication).

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang

berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka

atau melalui media12. Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada

rapat umum, blog, situ jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail,

milis, surat pembaca, reklame, spanduk atau apapun yang bisa menjangkau

publik. Jelasnya, komunikasi publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan

dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Komunikasi publik dapat dilakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan

oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk komunikator

publik profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar

radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya. Dengan hadirnya

kecanggihan teknologi komunikasi saaat ini, banyak orang bisa melakukan

komunikasi publik. Sekedar contoh, jika kita mengunggah sebuah komentar pada

sebuah kolom komentar yang dapat diakses banyak orang, maka hal itu sudah

termasuk dalam kategori komunikasi publik. Jika kita mengatakan sesuatu diruang

publik yang dapat diakses banyak orang, maka aktivitas komunikasi publik sudah

terjadi. Ciri utama komunikasi publik adalah penyampaian pesan penting untuk

diketahui publik atau bisa dikenal dengan informasi publik. Ini mengandung

pengertian bahwa materi informasi publik adalah hal-hal yang menyangkut urusan

publik (public affairs) dan diharapkan bisa mengunggah reaksi dari banyak orang. Ada tantangan besar agar bisa melakukan komunikasi publik secara baik

dan benar. Pada tataran lembaga, biasanya urusan komunikasi publik ini

12

(43)

dibebankan kepada bagian atau divisi public relations (PR). Untuk menjalankan tugasnya, PR harus mampu mengembangkan model komunikasi yang berkualitas.

Ukuran kualitas disini adalah kemampuan mengemas sebuah sistem pengelolaan

informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik secara akurat dan

menarik. Sebab, dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik

maka kepuasan publik akan tercapai, sementara dengan informasi yang

berkualitas maka kredibilitas lembaga dimata publik juga makin meningkat 13.

Aktivitas komunikasi publik pada dasarnya berkaitan dengan tindakan

sosialisasi dan pendidikan terhadap publik. Komunikasi publik, tidak hanya

berlaku untuk publik luar melainkan juga untuk publik internal. Karena jika

diantara publik internal tidak ada relasi yang harmonis, maka akan berdampak

buruk terhadap citra organisasi. Kondisi tersebut justru memproduksi pesan

negatif dan melahirkan citra negatif organisasi dimata publik.

Pada konteks ini, maka public relations harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan

kebutuhan organisasi. Melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang

lebih hanya berisiskan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan

organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau

media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran. Yang menjadi faktor penting

dalam komunikasi publik yaitu ketika membicarakan pelayanan informasi kepada

publik, maka bentuk kemasan yang menarik tetap merupakan suatu keharusan,

betapa pun relatifnya definisi “menarik” itu yang tentunya akan bergeser pula

sesuai tren pada masa tertentu. Di sisi lain, sejalan dengan situasi faktual saat ini,

13

(44)

kewajiban lembaga pemerintah khususnya para praktisi public relations adalah mendukung penyebaran dan pemerataan informasi publik ke seluruh lapisan

masyarakat. Praktisi public relations atau petugas humas dapat mengarahkan unsur-unsur potensial agar dapat membentuk opini publik sesuai dengan citra

yang diinginkan oleh organisasi. Bagaimanapun juga kita harus memahami bahwa

opini publik dan citra organisasi tentu saja merupakan faktor penting yang

menetukan sukses atau gagalnya aktivitas dan pelaksanaan program organisasi14.

D. Public Relations

Public Relations dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah Hubungan Masyarakat (Humas ) merupakan salah satu dimensi dari ilmu komunikasi. Di

indonesia sendiri kegiatan PR mulai berkembang sejak dekade 70-an sejalan

dengan perkembangan kegiatan ekonomi , bisnis dan perdagangan , industri dan

moneter perbankan, yang membutuhkan jasa-jasa informasi dan komunikasi.

Bahkan akhir-akhir ini juga berkembang pesat di bidang politik dan

pemerintahan15

Humas pada prinsipnya adalah proses komunikasi. Setiap individu memiliki

kemampuan sebagai humas khususnya bagi dirinya sendiri. Komunikasi menurut

Wilbur Schram berasal dari kata latin “communis”yang bermakna umum atau

bersama-sama (common). Komunikasi diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Komunikasi sebagai konsep “jalinan hubungan” atau relationship

merupakan seperangkat harapan yang ada pada partisipan serta dilatar belakangi

pola–pola interaksi diantara partisipan dalam komunikasi antar pribadi. Setiap kali

14

Bambang Herimanto, Assumta Rumanti, Public Relations dalam Organisasi, h. 100

15

(45)

melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan ;kita

juga menentukan kadar hubungan interpersonal, yang bukan sekedar content

tetapi juga relationship.

Model komunikasi lain diungkapkanoleh lasswell merupakan ungkapan

verbal dengan komponen-komponen Who, says what, in which channel, to whom, with what effect.16

Gambar 1. Model komunikasi lasswell

Suatu aktifitas dapat disebut komunikasi bila mengandung paling sedikit tiga

komponen yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Dalam model Lasswell

unsur sumber Who menanyakan pengendali pesan (komunikator).Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk kajian isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji analisis media yang digunakan. Unsur penerima (to whom) digunakan untuk studi analisis khalayak atau komunikan. terakhir unsur pengaruh (with what the effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai efek pesan pada khalayak.

Komunikasi yang dilancarkan oleh PR atau Humas berciri komunikasi

timbal balik (Two Ways Communication). Fungsi timbal balik yang dimiliki PR meliputi dua hal. Pertama, Kegiatan keluar praktisi PR harus mengusahakan

tumbuhnya gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Kedua, ke dalam ia berusaha

mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran

negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu

dijalankan17.

16

Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 17

17

F. Rahmadi, Public Relations Dalam Teori Dan Praktek, h. 22

In Which Channel Says

What

What The Effect To

(46)

Kegiatan PR bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan

saling bermanfaat antara organisasi dan publik-publiknya. Seperti definisi PR

yang dirumuskan oleh Scott M Cutlip, Allen H. Centerdan Glen M. Broom

Public relations is the management function that establishes and maintains mutually beneficial relationships between an organization and the public on whom is success or failure defends”18. (PR adalah fungsi manajemen yang membentuk dan mempertahankan hubungan yang saling bermanfaat antara

organisasi dan publik-publik yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

organsisasi )

Sedangkan menurut IPR ( Institute of PR) adalah PR Practice is the planned and sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding between an organization and its publics19(PR dalam prakeknya adalah upaya -upaya yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan/terus -menerus

dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik serta sikap-sikap saling

pengertian yang bersifat timbal balik antara suatu organsasi/perusahaan dengan

segenap khalayaknya )

Dari dua pengertian diatas bisa diambil kesimpulan bahwa PR merupakan

fungsi manajemen yang berkaitan erat dengan pengaturan lalu lintas, sirkulasi

informasi internal dan eksternal serta memberikan informasi dan penjelasan

kepada publik mengenai kebijakan, program, serta tindakan–tindakan dari perusahaannya agar dapat dipahami sehingga memperoleh support dan public acceptance

18

ScootM.Cutlip,Allen H. Center & Gleen M.Broom, Effective Public Relations,7th Edition, (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1994), h. 6

19

(47)

Publik dalam Public Relations merupakan khalayak sasaran dari kegiatan PR. Publik ini disebut juga sebagai stakeholder yang merupakan kumpulan dari orang–orang yang berkepentingan dalam perusahaan. Menurut Rhenald Kasali20, publik dibagi dalam

1. Publik Internal dan Publik Eksternal

Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan. Misalnya

seperti karyawan atau supervisor. Sedangkan publik eksternal adalah mereka

yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan.

Misalnya : penyalur, pemasok, bank, atau pemerintah.

2. Publik Primer, Sekunder, dan Marginal

Tidak semua

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1. Model komunikasi lasswell
Gambar 4.1 Struktur PT. Media Fajar Koran 2015
Gambar 4.2 Struktur PT. Media Fajar Koran per juni 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis ingin mengetahui bagaimana pola dan proses komunikasi organisasi antara pimpinan dan karyawan dalam membangun kepuasan kerja dan

Implikasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan PT.Antam Tbk dalam menjalin komunikasi yang lebih