• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI NON-SIMBIOSIS DI RIZOSFER BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. ) PADA LAHAN TERCEMAR LOGAM BERAT Pb DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI NON-SIMBIOSIS DI RIZOSFER BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. ) PADA LAHAN TERCEMAR LOGAM BERAT Pb DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES - repository perpustakaan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jamur atau fungi adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai

tumbuhan tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak,

berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil. Namun

disisi lain jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak

mempunyai sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur

umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan seluruh bagian dari

jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil

yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri, maka jamur

memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati

maupun yang masih hidup. Jamur yang hidup pada tanaman yang masih

hidup disebut parasit, karena menyebabkan penyakit pada tanaman/patogen

(Pracaya, 2007).

Keanekaragaman mikroorganisme penting dalam keseimbangan

ekosistem tanah (Fachrul 2008), merupakan indikator kesehatan tanah

(Mazzola 2004), dan dapat mempengaruhi kondisi tanaman yang tumbuh di

atasnya. Tempat dimana para mikroorganisme ini beraktifitas biasa disebut

dengan rizosfer. Rizosfer merupakan bagian tanah yang memiliki aktivitas

metabolisme tertinggi, didefinisikan sebagai sebagian kecil volume tanah

yang langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan dan metabolisme akar tanaman

(Niswati et al. 2008). Rizosfer merupakan daerah ideal bagi tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme termasuk agensia pengendali hayati

(Campbell & Reece 2005).

Kelimpahan mikroorganisme di daerah rizosfer sangat beragam dan

antara satu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda-beda (Lynch 1990).

Perbedaaan kelimpahan bakteri dari wilayah yang berbeda dipengaruhi oleh

adanya eksudat akar dan didukung dengan lingkungan di dalam tanah yang

(2)

tanah (Soesanto 2008). Makin banyak dan padat akar suatu tanaman di dalam

tanah, makin kaya kandungan senyawa organik pada rizosfer sehingga makin

padat pula populasi mikroba tanah, termasuk agen hayati. Seiring dengan

pendapat dari Degens et al. (2000) bahwa perubahan penggunaan lahan dapat

mempengaruhi populasi dan komunitas mikroba dalam tanah.

Tanaman tidak bisa hidup terlepas dari Rizosfer seperti tanaman bawang

merah. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi

yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran,

penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik

senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). Bahan aktif

minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol,

kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S, 2000).

Bawang merah termasuk dalam divisi Spermatophyta, sub divisi

Angiospermae, kelas Monocotyledonae, ordo Liliales, familia Liliaceae,

genus Allium, spesies Allium ascalonicum L., sinonim Allium cepa var.

ascalonicum. Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di

dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga ketinggian ± 1.100 m dpl.

Namun produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl), bersuhu

25-32°C, pH tanah antara 5,5-6,5, dan mendapat sinar matahari ± 70%

(Rukmana, 1994; Wibowo, 1991).

Diantara banyak jamur atau fungi yang biasa hidup di daerah perakaran

bawang merah salah satunya adalah Alternaria porri . Alternaria porri adalah

jamur berwarna cokelat, konidium dan konidofor berwarna hitam atau

cokelat, konidium berbentuk gada yang bersekat-sekat, pada salah satu

ujungnya membesar dan tumpul, ujung lainnya menyempit dan agak panjang.

Konidium dapat disebarkan oleh angin dan menginfeksi tanaman melalui

stomata atau luka yang terjadi pada tanaman (Anonim, 2006).

Penggunaan pupuk dan insktisida pada bawang merah dapat

menimbulkan efek samping yakni diantaranya pencemaran logam berat

seperti pada kasus kecelakaan merkuri di Minamata Jepang tahun 1953 yang

(3)

dengan pengembangan berbagai penelitian yang mulai diarahkan pada

berbagai aplikasi teknologi untuk menangani polusi lingkungan yang

disebabkan oleh logam berat. Kecemasan yang berlebihan terhadap hadirnya

logam berat di lingkungan disebabkan tingkat keracunannya yang sangat

tinggi dalam seluruh aspek kehidupan makhluk hidup (Suhendrayatna, 2001).

Beberapa ion logam berat, seperti arsenik, timbal, kadmium dan merkuri pada

kenyataannya berbahaya bagi kesehatan manusia dan kelangsungan

kehidupan di lingkungan (USDA NRCS, 2000). Salah satu logam berat

pencemar di lingkungan yang membahayakan kesehatan apabila terakumulasi

banyak di jaringan tubuh adalah timbal (Pb).

Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam

kadar rendah umumnya sudah bersifat racun baik bagi tumbuhan, hewan

maupun manusia (Anonim, 1976). Logam berat dapat memasuki tanah

melalui sumber yang berbeda-beda sehingga menjadi polutan. Pupuk,

pestisida, penambahan bahan organik dan anorganik, residu limbah dan

lumpur aktif mengandung sejumlah logam berat (Yulipriyanto, 2010). Pada

dasarnya limbah dari industri adalah penyumbang logam berat terbanyak.

Limbah yang biasa mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia,

listrik, dan elektronik, logam, dan penyepuhan elektro (electroplating), kulit,

metalurgi dan cat serta bahan pewarna. Limbah padat pemukiman juga

mengandung logam berat (Yong, et al, 1992).

Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki

titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga

bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan (Widowati,

2008). Salah satu logam berat yang perlu mendapat perhatian lebih adalah Pb.

Hal ini menjadi sangat penting jika kita menyadari bahwa budidaya tanaman

yang intensif, dengan pengunaan pupuk kimia yang tinggi dan terus menerus,

telah menyebabkan tingginya residu pupuk,dan meningkatkan kandungan

logam berat terutama Pb dalam tanah. Hasil identifikasi yang dilakukan

Kasno et al., (2003) menunjukkan 21-40% lahan sawah di jalur pantura Jawa

(4)

berat oleh Pb (> 1,0 ppm). Peran Pb sebagai hara tumbuhan juga belum

diketahui, unsur ini merupakan pencemar kimiawi utama terhadap

lingkungan, dan sangat beracun bagi tumbuhan, hewan, dan manusia (Mengel

dan Kirkby, 1987).

Kecamatan Wanasari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes,

Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Brebes, Kecamatan Wanasari memiliki

luas wilayah seluas 74,44 km2, yang artinya kecamatan ini merupakan salah

satu yang terbesar di Kabupaten Brebes (Anonim, 2016).

Telah lama diketahui bahwa jamur menghasilkan metabolit dalam bentuk

asam-asam organik. Berbagai asam organik diketahui memiliki kemampauan

untuk melakukan kompleksasi atau menjadi agen pengkhelat logam.

Beberapa jamur diketahui mampu menghasilkan asam organik dalam

metabolismenya dengan kehadiran logam berat dalam tanah. Asam oksalat

dan asam sitrat adalah contoh asam organik dengan berat massa rendah yang

dapat dihasilkan jamur. Asam organik berberat massa rendah diketahui dapat

mempengaruhi distribusi logam dalam tanah yaitu memobilisasi logam berat

dengan pembentukan kompleks metal yang larut. Proses mobilisasi ini

dipengaruhi beberapa faktor fisik seperti suhu, kelembaban dan penyediaan

hara. Maka dari itu penulis mencoba mencari fungi apa saja yang tidak

bersimbiosis dengan tanaman bawang merah yang berpotensi sebagai agen

bioremediasi.

Bioremediasi adalah satu alternatif untuk menangani toksisitas logam

berat terhadap tanaman pada tanah-tanah tercemar. Pulihan lingkungan oleh

mikroorganisme dianggap sebagai strategi potensial dalam mereduksi

kontaminasi logam-logam berat yang terjadi di lingkungan (Gandjar et al.

2006). Keunggulan dari bioremediasi adalah proses alami yang dapat

diterapkan ditempat yang sulit dijangkau, lingkungan di bawah permukaan

tanah, tidak mahal, tidak menghasilkan limbah yang baru (masalah baru), dan

ramah lingkungan (Chairiyah, et al. 2013).

(5)
(6)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang terdapat pada

penelitian ini adalah bagaimana keragaman fungi non-simbiosis pada rizosfer

bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada lahan tercemar logam berat Pb di

Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui keragaman fungi non-simbiosis pada rizosfer bawang merah

(Allium ascalonicum L.) pada lahan tercemar logam berat Pb di Kecamatan

Wanasari Kabupaten Brebes.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah untuk menambah informasi

tentang keragaman fungi non-simbiosis pada rizosfer bawang merah

khususnya pada Kecamatan Wanasari yang berpotensi untuk bioremediasi.

E. Hipotesa

Diduga terdapat keragaman fungi non-simbiosis yang terdapat pada

rizosfer bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada kondisi cekaman logam

Referensi

Dokumen terkait

(1) Penyelenggara atau Pelaksana yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1), Pasal 28 ayat (1) dan ayat (4), Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas keterampilan generik sains siswa dalam pembelajaran praktikum pada pokok bahasan pencemaran lingkungan mengalami peningkatan dari

Dalam penetapan harga suatu barang maka harus disepakati dan berlaku secara umum, saat ini minimarket dan toko-toko modern termasuk pada Toko Arafah dalam menetapkan harga

Kata kunci: audit internal, dukungan manajemen, efektivitas audit internal, independensi auditor, Kementerian Keuangan, kompetensi auditor, tingkat kooperasi auditee

Untuk menemukan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan spesifikasi penelitian secara deskriptif analisis, yaitu menggambarkan tinjauan yuridis mengenai

Baru disana kita akan mendapatkan ide-ide atau setidaknya pikiran kita akan terbuka mengenai kedepannya akan bagaimana , dan bagaimana cara mengatasi pesaing-pesaing yang bergerak

Dengan merancang desain baru untuk Test- er LAN menggunakan push switch , tampilan display sevent segment sebagai indicator dan supply tegangan dual channel, maka

Dalam penelitian ini keputusan berpindah merek yang akan dibahas, keputusan perpindahan merek merupakan suatu fenomena yang terjadi disebabkan adanya