• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi deskriptif stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

i

STUDI DESKRIPTIF STRES KERJA PADA KARYAWAN

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT (BPPM)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

A. Septianto Dwi Arya Wardana NIM : 079114033

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF STRES KERJA PADA KARYAWAN

BADAN PEMEBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYRAKAT (BPPM)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh : A. Septianto Dwi Arya Wardana

NIM : 079114033

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 16 Juli 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji 1 : P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. ……… Penguji 2 : Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. ………

Penguji 3 : Drs. P. Wahyudi, M.Si. ………

Yogyakarta,………..2014

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

“Untuk menuju suatu keberhasilan, jangan takut

untuk mengalami “kematian

-

kematian kecil”,

karena itu selalu ada di dalam suatu PROSES.”

-Rm. Danang-

Dengan segenap kasih dan ketulusan, skripsi ini aku persembahkan untuk…..

Mama dan (alm) Papa Tercinta,

Mbak Novi, Mas Youwant, Abel Terkasih,

&

yang tersayang, Anis…

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2014

Penulis,

(6)

vi

STUDI DESKRIPTIF STRES KERJA PADA KARYAWAN

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT (BPPM)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Septianto Dwi Arya Wardana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan unuk menggambarkan stres kerja pada karyawan Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertanyaan

penelitian yang diajukan adalah bagaimana stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta? Subjek penelitian ini sebanyak 70

orang karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa

Yogyakarta. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala stres kerja yang dirancang oleh

penulis. Koefisien reliabilitasnya diperoleh dengan teknik Alpha Cronbrach dengan nilai α = 0, 951. Hasil analisis deskriptif data menunjukkan mean empiris 98,76 lebih besar daripada mean teoritiknya yaitu sebesar 82,5 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan

bahwa stress kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah

Istimewa Yogyakarta cenderung tinggi. Berdasarkan hasil wawancara penyebab tingginya stres kerja

pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa

Yogyakarta dikarenakan banyaknya tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal ini berdampak

pada diri individu maupun lingkungan pekerjaannya.

Kata Kunci : stres kerja, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa

(7)

vii

THE DESCRIPTIVE STUDY OF THE EMPLOYEE JOB STRESS IN

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT (BPPM)

YOGYAKARTA

A. Septianto Dwi Arya Wardana

ABSTRACT

This research aimed to know employees job stress inBadan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) at Yogyakarta. The research question posed was how is employees job stress in BPPM ? This research use 70 employees of BPPM. The instrument used in this research was job stress

scale. The coeficient Alpha Cronbach of this scale was α = 0,951. Descriptive analysis of data showed

mean of 98.76 is greater than the empirical mean is equal to 82.5 teoritic mean with p = 0.000 (p < 0.05). Based on the data analysis can be concluded that job stress on employees in BPPM Yogyakarta was tend to be high. Based on interview, the cause of high job stress in BPPM employees due to the many demands in work to be done. This has an impact in the individual and the work environment.

(8)

viii

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

NAMA : A. SEPTIANTO DWI ARYA WARDANA

NIM : 079114033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI DESKRIPTIF STRES KERJA PADA KARYAWAN

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT (BPPM)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain, untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta,

pada tanggal : 24 Juli 2014 Yang menyatakan,

(9)

ix

KATA PENGANTAR

“Akhirmyaaaa….selesai juga”. Itulah ungkapan dari penulis saat menyadari

bahwa skripsi ini telah selesai ditulis.. Banyak pelajaran, hambatan, serta “warna”

yang menghiasi perjalanan penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Namun, berbekal tekad, kemauan, keyakinan, motivasi dan dukungan dari berbagai macam pihak akhirnya penulis mampu melewati tahapan ini dengan baik.

Pada kesempatan kali ini, penulis berucap Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, bimbingan, anugerah, serta rahmatNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang paling dalam kepada semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi.

(10)

x

3. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S. Psi., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama hampir 7 tahun membimbing dan mendampingi penulis dalam menimba ilmu di fakultas ini.

4. Ibu Passchedona Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A. (Mbak Etta) selaku dosen pembimbing skripsi, pendamping, serta teman bagi penulis yang telah super duper sabar meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, saran dan

kritik yang sangat bermanfaat bagi penulis. “makasih banyak yaa mbak buat

kesabarannya, pelajarannya, motivasinya, akhirnya selesai juga.…maaf kalo aku

kemarin-kemarin sering ngilang dan selalu ngrepotin mbak Etta…hehehe…” 5. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si dan bapak Drs. P. Wahyudi, M.Si. selaku

dosen penguji. Terimakasih atas semua kritikan, masukan, dan saran yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas pelajaran dan pengetahuan yang telah diberikan selama penulis menimba ilmu di fakultas ini.

7. Semua karyawan Fakultas Psikologi : Bu Naniek, Mas Gandung, Pak Gie, Mas

Doni, Mas Muji (MU’ners Sejati), semua staff, serta bapak-bapak penjaga

parkiran sepeda motor Paingan terimakasih untuk pelayanan dan senyum keramahan yang selalu diberikan kepada penulis selama berada di universitas ini. 8. Untuk Kepala, karyawan, serta jajaran staff kantor Badan Pemberdayaan

(11)

xi

memberikan izin pada penulis untuk boleh menyebarkan skala serta membantu penulis dalam pengambilan data tugas akhir ini.

9. Untuk MAMA tercinta… terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, kesabaran untuk selalu mengingatkan, ketulusan, semangat, dukungan serta semua yang

telah diberikan selama ini. “Adek akhirnya lulus lo, Ma… Tapi maaf kalo adek

belum bisa memberikan apa-apa buat Mama, tapi adek janji akan memberikan

yang terbaik kelak…”. Untuk (alm) PAPA “adek udah sarjana lo Pa…”.

“LOVE YOU MOM...LOVE & MISS YOU DAD…”

10.Buat Kakakku tersayang Mbak NOVI serta Mas YOU WANT, terima kasih atas, doa, dukungan, semangat, serta kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya. Untuk ponakanku yang super ngeyel dan nakal, tapi super duper ngangenin dan nggemesin, ABEL,...“om Yaya udah sarjana lo Bel...“ LOVE YOU ALL..

11. Untuk “Keboo’ku”, Yosephin Anis Widiyanti….Terima kasih atas semua yang telah kau berikan : doa, cinta, kasih sayang, ketulusan, semangat, kesetiaan, dan kesabaran yang tidak pernah ada habisnya untuk selalu mengingatkan penulis

agar segera menyelesaikan skripsinya, ... LOVE YOU, Boo…

12.Semua keluarga “Mbah Triman and The Fam’s” serta kerabat yang tidak bisa satu per satu disebutkan. Terima kasih atas doa, dukungan, dorongan serta motivasi yang telah diberikan.

(12)

xii

14.Buat teman-teman angkatan 2007 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih dan senang bisa bertemu, berkenalan, serta berteman dengan kalian

semua…

15. Untuk “Para Pejuang Terakhir Skripsi 2007” : Dody, Anton, Reno (Eek), Riko, Ayu, Tiia, Poem-poem (Ve), Intan, Eva, Tino, De’a…”Thanks banget buat doa,

bantuan, motivasi, dorongan, serta dukungan kalian….Kalian benar-benar

hebat…AKHIRNYA KITA LULUS COY….!!”.

16.Untuk teman-teman se-bimbingan Mbak Etta : Dinar, Albert, Riris, Naomi untuk

support, bantuan, dan motivasinya..,THANKS ALL GUYS….!!

17.Buat teman-teman UKF PSYNEMA…terima kasih pernah menjadi bagian dari

keluarga kalian. “Terus Berjuang dan Teruslah Berkarya…Salam KNTT..”

18.Buat teman-teman FBS (Futsal mBen Setu) terima kasih buat pertemanan,

semangat dan motivasi kalian semua. “Salam fun lan gayeng…”

19.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(13)

xiii

Akhir kata, penulis berharap skrpsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca serta dapat digunakan untuk penelitian yang akan datang bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PULIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Manfaat Teoritis ... 6

1. Manfaat Praktis ... 6

(15)

xv

b. Bagi Organisasi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Stres Kerja ... 7

1. Pengertian Stres Kerja... 7

2. Gejala Stres Kerja ... 8

3. Aspek Stres Kerja ... 10

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja ... 11

5. Dampak Stres Kerja ... 13

B. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta ... 14

C. Stres Kerja Pada Karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta ... 16

D. Pertanyaan Penelitian ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian... 19

B. Variabel Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

D. Subjek Penelitian ... 20

E. Metode dan Alat Pengumpulan Penelitian ... 21

F. Validitas dan Reliabilitas ... 24

1. Validitas ... 24

(16)

xvi

3. Reliabilitas ... 27

G. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Pelaksanaan Penelitian ... 29

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 29

C. Uji Normalitas ... 32

D. Hasil Analisis Data Penelitian ... 33

1. Kategorisasi Skor Stres Kerja ... 35

2. Analisis Data Tiap Aspek ... 36

E. Analisis Tambahan Uji Beda Karakteristik Subjek Penelitian ... 39

F. Hasil Wawancara Tambahan ... 40

G. Pembahasan... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

1. Bagi Karyawan... 46

2. Bagi Organisasi ... 47

3. Bagi Peneliti Lain ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Blue Print Skala Stres Kerja ... 22

Tabel 2 : Distribusi Aitem Skala Stres Kerja (Sebelum Seleksi Aitem) ... 23

Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Stres Kerja (Setelah Seleksi Aitem) ... 26

Tabel 4 : Usia Subjek Penelitian ... 29

Tabel 5 : Jenis Kelamin Subjek Penelitian ... 30

Tabel 6 : Lama Bekerja Subjek Penelitian ... 30

Tabel 7 : Status Pernikahan subjek Penelitian ... 31

Tabel 8: Jumlah Anak Subjek Penelitian ... 32

Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas ... 33

Tabel 10 : Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 34

Tabel 11 : One-Sample Test Stres Kerja ... 34

Tabel 12 ; Hasil Kategorisasi Skor Stres Kerja ... 35

Tabel 13 : Hasil Analisis Deskriptif Aspek Fisiologis ... 36

Tabel 14 : One-Sample Test Aspek Fisiologis ... 36

Tabel 15 : Hasil Analisis Deskriptif Aspek Psikologis ... 37

Tabel 16 : One-Sample Test Aspek Psikologis ... 37

Tabel 17 : Hasil Analisis Deskriptif Aspek Perilaku ... 37

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Stres Kerja ... 51

Lampiran 2 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres Kerja (Sebelum Seleksi Aitem) ... 57

Lampiran 3 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres Kerja (Setelah Seleksi Aitem)... 59

Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas ... 61

Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Deskriptif Stres Kerja ... 62

Lampiran 6 : Hasil Uji One-Sample Test Stres Kerja ... 53

Lampiran 7 : Hasil Kategorisasi Skor Stres Kerja ... 64

Lampiran 8 : Hasil Analisis Deskriptif Data Tiap Aspek Stres Kerja ... 65

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat dominan dalam menjalankan aktivitas suatu perusahaan di arus globalisasi seperti saat ini. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia atau karyawannya. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan organisasi. Karyawan bukan hanya semata-mata obyek dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, melainkan juga menjadi subjek atau pelaku, perencana, dan pelaksana serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut (Fathoni, 2006).

Kinerja karyawan merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan atau lembaga tertentu. Salah satu contoh kasus yang terjadi dalam lembaga milik pemerintah yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta.

(20)

hasil kerja karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak pekerjaan atau kasus-kasus yang harus ditangani (Wawancara, September 2013).

Secara kuantitatif kasus-kasus yang harus ditangani oleh kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Yogyakarta berdasarkan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY, mengungkapkan hingga akhir tahun 2011 khusus untuk kasus kekerasan seksual yang menimpa anak jalanan telah mencapai 30-40 kasus. Secara keseluruhan, kasus kekerasan maupun pelecehan pada anak telah terdeteksi sekitar 130 kasus (http://komnaspa.wordpress.com/). Kekerasan pada perempuan pun juga semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat menurut Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (KomNas Perempuan), kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2013 mengalami peningkatan 13,32% dari tahun 2010. Setidaknya ada sekitar 119.107 kasus. Jumlah ini didapat dari 385 lembaga layanan perempuan korban kekerasan di 33 provinsi di Indonesia (http://www.gugustugastrafficking.org).

(21)

misalnya banyaknya kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, menyelesaikan kasus-kasus tepat waktu, membuat dan menyelesaikan laporan-laporan sesuai deadline yang sudah ditentukan oleh atasan. Tuntutan-tuntutan dari lingkungan kerja tersebut dapat menyebabkan stres bagi karyawan yang disebut stres kerja.

Pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Yogyakarta, tuntutan-tuntutan serta tangung jawab untuk menyelesaikan banyaknya pekerjaan serta kasus-kasus yang harus ditangani oleh badan tersebut menjadikan sebuah penyebab munculnya stres kerja pada diri karyawan lembaga tersebut. Hal ini diindikasikan dengan semakin meningkatnya jumlah absensi karyawan (wawancara, September 2013). Meningkatnya absensi karyawan dikarenakan banyaknya karyawan yang mengalami penurunan kondisi kesehatannya karena semakin banyaknya tuntutan pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Selain itu, ketidakhadiran karyawan juga disebabkan karena untuk mengatasi ketegangan serta kecemasan yang terjadi di lingkungan pekerjaan (Lynch, dalam Decenzo 2002)

(22)

psikologis mereka menyimpang dari fungsi normal. Selain itu, Handoko (2001) juga menjelaskan bahwa stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan sehingga dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dalam bekerja. Hal senada juga dijelaskan oleh Siagian (2007) yang mengatakan bahwa stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Stres kerja dapat mempengaruhi efektivitas kerja pada karyawan, yaitu menghambat karyawan menunjukkan kinerja yang optimal. Stres kerja yang dirasakan tersebut juga akan berdampak bagi organisasi yakni tidak tercapainya tujuan organisasi dan target yang telah ditetapkan (Smet, 1994). Akibatnya banyak karyawan yang mengambil cuti untuk meredakan konflik dan ketegangan, menurunnya absensi kerja karyawan, dan semakin menurunnya kinerja dan produktivitas karyawan (Lynch dalam Decenzo, 2002).

(23)

Stres kerja karyawan dapat berdampak pada kinerja karyawan maupun bagi perusahaan. Menurut Schuller (dalam Susiyatri, 2004) dampak stres kerja dapat mengganggu kenormalan aktivitas di lingkungan kerja, menurunnya kinerja dan produktivitas karyawan, menurunnya pemasukan dan keuntungan perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai gambaran atau deskriptif stres kerja pada karyawan kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

(24)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang psikologi industri dan organisasi, khususnya yang berkaitan dengan stres kerja.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi umpan balik dan bahan evaluasi diri bagi semua karyawan mengenai stres kerjanya.

b. Bagi Organisasi

(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Stres dapat dirasakan dalam berbagai situasi atau kondisi, tidak terkecuali dalam situasi atau kondisi kerja. Tiap manusia menekuni pekerjaan untuk berusaha memenuhi tuntutan hidupnya, sehingga tidak mengherankan jika kebanyakan sumber stres berasal karena situasi di dalam lingkungan pekerjaan. Stres yang terjadi di lingkungan kerja tersebut dapat disebut sebagai stres kerja.

Menurut Muchlas (2005) stres kerja adalah tekanan pekerjaan yang dialami karyawan yang menyebabkan hambatan pada proses berpikir, emosional dan gangguan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan bahkan dapat mengancam kemampuan untuk mengatasi lingkungannya. Hal senanda juga diungkapkan oleh Selye (dalam Rice, 1992) yang menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stresor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.

(26)

Sedangkan menurut Beehr dan Newman (dalam Luthans 1995) stres kerja merupakan respon individu dalam menyesuaikan diri terhadap situasi eksternal yang menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan perilaku pada individu yang bekerja dalam suatu organisasi.

Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan definisi stres kerja sebagai situasi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang, dimana stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan pekerjaan.

2. Gejala Stres Kerja

Ada beberapa macam gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami stres kerja, namun demikian gejala-gejala stres kerja tidak muncul secara bersamaan. Beehr dan Newman (dalam Rice 1992), mengelompokkan gejala-gejala stres kerja menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Gejala Fisik

(27)

b. Gejala Psikis

Yang termasuk dalam gejala-gejala psikis antara lain adalah : timbul kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung. Perasaan frustasi, marah dan kesal, emosi menjadi sensitif dan hiperaktif, tertekan, kemampuan komunikasi secara efektif menurun, menarik diri dan dpresi, merasa terisolir dan terasing, bosan dan mengalami ketidakpuasan dalam bekerja, muncul kelelahan mental dan menurunnya fungsi intelektual, konsentrasi menurun, spontanitas dan kreativitas menurun, serta menurunnya harga diri.

c. Gejala Perilaku

Yang termasuk dalam gejala perilaku antara lain adalah : bermalas-malasan dan berupaya menghindari pekerjaaan, kinerja dan produktivitas menurun, ketergantungan pada alcohol meningkat, melakukan sabotase pada pekerjaan, makan berlebihan sebagia upaya untuk pelarian diri dari masalah, mengurangi makan sebagai bentuk penarikan diri dan mungkin berkombinasi dengan depresi, kehilangan selera makan dan menurunnya berat badan, meningkatnya perilaku beresiko tinggi, agresif, hubungan yang tidak harmonis dengan teman dan keluarga, hingga kecenderungan untuk bunuh diri.

(28)

psikis, dapat dilihat sebagai ketegangan, kecemasan, cepat marah, serta kehilangan perhatian. Sedangkan gejala pada perilaku merupakan gejala yang tampak, seperti penurunan produktivitas, meningkatnya ketidakhadiran (absen) kerja, hingga mengkonsumsi rokok, alcohol dan obat-obatan terlarang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa gejala stres kerja mencakup gejala pada fisiologis / fisik, psikis, dan perilaku.

3. Aspek Stres Kerja

Menurut Decenzo (2002), terdapat tiga aspek stres kerja berdasarkan gejala-gejala stres kerja yang ditunjukkan :

a. Aspek Fisiologis

Yaitu perubahan fisik seseorang karena disebabkan oleh stres kerja, misalnya detak jantung meningkat, keringat berlebihan, gangguan tidur dan keluhan-keluhan fisik lainnya.

b. Aspek psikologis

(29)

c. Aspek perilaku

Meliputi bermalas-malasan, kinerja dan produktivitas menurun, meningkatnya kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol hingga obat-obatan terlarang, meningkatnya absensi, hubungan yang tidak harmonis dengan teman dan keluarga, hingga bunuh diri.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat tiga aspek dari stres kerja, yaitu aspek fisologis, aspek psikologis, dan aspek perilaku. Aspek-aspek tersebut digunakan untuk dasar dalam penyusunan skala stres kerja, karena ketiga aspek tersebut berfungsi untuk memberi batasan pengukuruan pada alat ukur sehingga skala dapat mengukur secra komprehensif dan relevan sesuai dengan atribut yang hendak diukur serta dapat menunjang validitas isi skala. Selain itu, aspek-aspek tersebut juga digunakan untuk membantu peneliti dalam penyusunan skala dalam mendapatkan respon yang harus diungkap dari subjek penelitian sesuai dengan tujuan penelitian (Azwar, 2009).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya stres kerja. Faktor yang mempengaruhi stres kerja bisa berasal dari dalam individu maupun dari luar diri individu itu sendiri.

(30)

a. Faktor lingkungan organisasi

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dapat mempengaruhi stres di kalangan karyawan. Misal keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja, sikap atasan terhadap bawahan, kenyamanan komunikasi antar karyawan dalam lingkungan pekerjaan. b. Faktor individual

Yaitu situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual, seperti faktor ekonomi, keluarga, maupun kepribadian dari karyawan tu sendiri.

Alexander (2004) membagi faktor yang mempengaruhi stres kerja lebih terperinci menjadi enam faktor, yaitu : pertama, stres kerja merupakan hasil dari keadaan tempat kerja. Kedua, stres kerja merupakan hasil dari dua faktor organisasi yaitu keterlibatan dalam tugas dan dukungan organisasi. ketiga, stres kerja terjadi karena faktor “workload” dan juga faktor kemampuan melakukan tugas. Keempat, stres kerja terjadi akibat waktu kerja yang berlebihan. Kelima, stres kerja terjadi kaena faktor tanggung jawab. Dan yang keenam, stres kerja terjadi karena tugas.

(31)

5. Dampak Stres Kerja

Cox (dalam Susiyatri, 2004) membagi empat dampak yang terjadi dalam diri individu karyawan (internal) yang ditimbulkan karena stres kerja, yaitu :

a. Pengaruh psikologis, yang berupa kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kehilangan kesabaran.

b. Pengaruh perilaku, berupa peningkatan konsumsi alcohol, tidak nafsu makan atau makan yang berlebihan, penyalahgunaan obat-obat terlarang. c. Pengaruh kognitif, yaitu ketidakmampuan mengambil keputusan,

konsentrasi menurun.

d. Pengaruh fisiologis, yaitu muncul gangguan pada kesehatan fisik dan timbulnya penyakit.

Sedangkan Schuller (dalam Susiyatri, 2004) mengemukakan beberapa dampak yang terjadi di lingkungan kerja (eksternal) yang ditimbulkan oleh stres kerja, yaitu :

a. Terjadinya kekacauan di dalam lingkungan kerja. b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.

c. Menurunnya tingkat produktivitas kerja.

d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.

(32)

B. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Yogyakarta

Badan Pemberdayaan Perempuan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan unsur pendukung kepala daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan, bidang Pemberdayaan Masyarakat dan bidang Keluarga Berencana.

Badan Pemberdayaan Perempuan Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan satuan Polisi Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya, BPPM merupakan bentukan dari Kantor Pemberdayaan Perempuan (KPP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2004.

Badan Pemberdayaan Perempuan Provinsi DIY mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perempuan, keluarga sejahtera, keluarga berencana serta masyarakat dengan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja pemberdayaan perempuan, keluarga sejahtera dan keluarga berencana serta masyarakat.

2. Penyusunan kebijkan di bidang pemberdayaan perempuan, keluarga sejahtera dan keluarga berencana serta masyarakat.

(33)

4. Penyelenggaraan perlindungan hak-hak perempuan dan anak korban kekerasan.

5. Penyelenggaraan pengarusutamaan gender.

6. Penyelenggaraan pembinaan dan pemberdayaan organisasi perempuan dan lembaga yang peduli terhadap perempuan.

7. Fasilitasi dan advokasi keluarga sejahtera, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

8. Penyelenggaraan penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat.

9. Pemberian fasilitas di pemberdayaan perempuan kabupaten/kota.

10.Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang pemberdayaan perempuan , keluarga sejahtera dan keluarga berencana serta masyarakat. 11.Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan.

12.Pelakasaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pelayanan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi:

1. Fasilitasi Pelatihan keadilan dan kesetaraan gender untuk perbaikan kondisi dan peningkatan posisi perempuan dalam kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat.

(34)

3. Fasilitasi perlindungan perempuan dan anak, meliputi konsultasi, advokasi, pendampingan dan penanganan kasus.

4. Fasilitasi bantuan peningkatan kualitas hidup untuk perlindungan perempuan dan anak.

5. Fasilitasi pengembangan lembaga ekonomi perdesaan untuk peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.

6. Fasilitasi peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan Desa/Kelurahan. 7. Fasilitasi peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna, untuk pemanfaatan

sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. 8. Fasilitasi pendistribusian Raskin

9. Fasilitasi Tentara Manunggal Masuk Desa

10.Fasilitasi penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin 11.Fasilitasi perlindungan hak reproduksi individu dan promosi pelayanan

kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak

12.Fasilitasi Pembinaan Peranserta Masyarakat (Advokasi dan Konseling) untuk

Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi yang

Mandiri. (http://www.bppm.jogjaprov.go.id/).

C. Stres Kerja di Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

(BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta

(35)
(36)

Tekanan serta tuntutan-tuntutan yang dirasakan karyawan BBPM tersebut menyebabkan stres kerja pada karyawannya. Stres kerja inilah yang kemudian berdampak bagi karyawan maupun bagi kantor dimana karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan, stres kerja dapat berdampak menurunnya kondisi kesehatan, hilangnya kesabaran, menurunnya konsentrasi bekerja, pola makan yang tidak teratur, hingga meningkatnya penggunaan obat-obatan terlarang (Cox dalam Susiyatri, 2004). Selain bagi karyawan, stres kerja juga dapat berdampak pada kenormalan aktivitas bekerja, kekacauan dalam lingkungan pekerjaan sehingga menyebabkan menurunnya pemasukan dan keuntungan (Schuller dalam Susiyatri, 2004).

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan pada penelitian ini adalah :

(37)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitan yang dilakukan umtuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang akan diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2008).

B. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu Stres Kerja.

C. Definisi Operasional

Stres kerja sebagai situasi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan karyawan tersebut dalam menghadapi lingkungan pekerjaan.

(38)

a. Aspek Fisiologis

Yaitu perubahan fisik seseorang karena disebabkan oleh stres kerja, misalnya detak jantung meningkat, keringat berlebihan, gangguan tidur dan keluhan-keluhan fisik lainnya.

b. Aspek psikologis

Meliputi kecemasan, ketegangan, kebingungan, frustasi, cepat marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, kebosanan, hingga kehilangan spontanitas dan kreatifitas.

c. Aspek perilaku

Meliputi bermalas-malasan, produktivitas menurun, meningkatnya kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol hingga obat-obatan terlarang, meningkatnya absen, hubungan yang tidak harmonis dengan teman dan keluarga, hingga bunuh diri.

Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi tingkat stres kerja yang dirasakan oleh karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, semakin rendah tingkat stres kerja yang dirasakan.

D. Subjek Penelitian

(39)

dikarenakan, peneliti ingin melihat stres kerja pada keseluruhan karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran skala pengukuran yang akan diisi oleh subjek. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ini adalah Skala Stres Kerja yang disusun berdasarkan aspek stres kerja menurut Decenzo (2002), yang memuat 3 (tiga) aspek stres kerja yaitu Aspek Fisiologis, Aspek Psikologis, dan Aspek Perilaku.

Stres kerja ini akan diungkap dengan menggunakan metode Skala Likert yang memiiki empat kategori pilihan jawaban yang terentang, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Peneliti akan membuat 42 item pernyataan pada skala ini yang terdiri 21 item favorable dan 21 item unfavorable. Berdasarkan ranah isinya, aspek fisiologis 14 item (7 item favorable dan 7 item unfavorable), aspek psikologis 14 item (7 item favorable dan 7 item unfavorable), dan aspek perilaku 14 item (7 item favorable dan 7 item unfavorable).

a. Item-item favorable dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : Sangat Setuju (SS) : skor 4

Setuju (S) : skor 3

(40)

Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

b. Item-item unfavorable dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : Sangat Setuju (SS) : skor 1

Setuju (S) : skor 2

Tidak Setuju (TS) : skor 3 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 4

Tabel 1

Blue Print Skala Stres Kerja No. Aspek

Stres Kerja

Favorable Unfavorable Total

1. Fisiologis 7 7 14

2. Psikologis 7 7 14

3. Perilaku 7 7 14

Total 21 21 42

(41)

Tabel 2

(42)

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Salah satu bentuk validitas adalah validitas isi. Validitas isi diselidiki melalui bentuk analisis rasional terhadap isi skala yang didasarkan pada penilaian (judgement) yang bersifat subjektif. Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana item-item tersebut relevan dengan tujuan pengukuran dan menunjukkan sejauh mana tes atau skala tersebut komprehensif isinya (Azwar, 2009). Validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan item-item skala dengan dosen pembimbing sebagai professional judgement.

2. Seleksi Aitem (Analisis Butir)

(43)

korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik.

(44)

Tabel 3

(45)

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran tersebut relatif konsisten. Suatu hasil penelitian dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap suatu kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009).

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang nilai 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Begitu juga sebaliknya, koefisien semakin rendah dan mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Uji reliabilitas item pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows 15.0. Pada skala penelitian ini diperoleh koefisien reliabilitas dari 33 aitem

sebesar 0,915.

G. Metode Analisis Data

(46)

Penentuan kategori tingkat stres dilakukan dengan kategori jenjang. Menurut Azwar (2010), penentuan kategori jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut :

X minimum teoritik : skor paling rendah yang mungkin dicapai subjek pada skala.

X maksimum teoritik : skor paling tinggi yang mungkin dicapai subjek pada skala.

Mean teoretik : rata-rata teoretik dari skor maksimum dan minimum.

Range : luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai minimum.

(47)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 – 10 Juni 2014 di kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta Subjek berjumlah 70 orang. Jumlah skala yang disebar 70 eksemplar dan semua skala dapat kembali pada peneliti. Peneliti menggunakan metode tryout terpakai dalam penelitian ini.

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

1. Usia

Usia menjadi salah satu karaterisitik deskripsi subjek dalam penelitian dikarenakan terkait dengan kemampuan subjek dalam melaksanakan pekerjaannya (Alexander, 2004). Selain itu, rentang usia subjek antara 25-60 tahun dikarenakan pada rentang usia tersebut merupakan usia produktif seseorang dalam masa hidupnya (Santrock, 2002). Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan data pada usia subjek :

Tabel 4

Usia Subjek Penelitian

Rentang Usia (dalam tahun) Jumlah

25 – 45 32 orang

46 – 60 38 orang

(48)

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin menjadi salah satu karaterisitik deskripsi subjek dalam penelitian dikarenakan terkait dengan kemampuan subjek dalam melaksanakan pekerjaannya (Alexander, 2004). Berdasarkan hasil analisis data penelitian, didapatkan data pada jenis kelamin subjek :

Tabel 5

Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki 29 orang

Perempuan 41 orang

Total 70 orang

3. Lama bekerja

Lama bekerja subjek menjadi salah satu karakteristik deskripsi subjek dalam penelitian ini dikarenakan bahwa lama bekerja subjek menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja terkait keterlibatan dalam tugas dan dukungan organisasi (Alexander, 2004). Berdasarkan hasil analisis data penelitian, didapatkan data pada lama bekerja subjek :

Tabel 6

Lama Bekerja Subjek Penelitian Lama masa kerja (dalam tahun) Jumlah

≤ 20 33 orang

> 20 37 orang

(49)

4. Status Pernikahan

Status pernikahan subjek menjadi salah satu karakteristik deskripsi subjek dalam penelitian ini dikarenakan bahwa faktor keluarga menjadi salah salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya stres kerja (Robbins, 1998). Berdasarkan hasil analisis data penelitian, didapatkan data pada status pernikahan subjek :

Tabel 7

Status Pernikahan Subjek Penelitian Status Pernikahan Jumlah

Menikah 58 orang

Tidak Menikah 7 orang

Janda 4 orang

Duda 1 orang

Total 70 orang

5. Jumlah Anak

(50)

Tabel 8

Jumlah Anak Subjek Penelitian Jumlah anak Jumlah

≤ 2 53 orang

> 2 17 orang

Total 70 orang

C. UJI NORMALITAS

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2007). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z test. Dengan metode ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika memenuhi syarat, yakni nilai

signifikansinya lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 ( p > α 0,05). Namun jika

(51)

Tabel 9 Asymp. Sig. (2-tailed) .977

Berdasarkan hasil tersebut, maka didapatkan hasil nilai signifikansinya (p) adalah sebesar 0,977. Nilai signifikansi sebesar 0,977 ternyata lebih besar dari nilai 0,05 ( p > 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal.

D. HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

Lewat analisis deskriptif, maka akan diperoleh mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritik merupakan rata-rata skor dari suatu alat ukur yang diperoleh dari angka yang menjadi nilai tengah alat ukur tersebut. Nilai rata-rata teoritik diperoleh dari rata-rata tengah skor minimum dan maksimum. Sedangkan nilai mean empirik adalah rata-rata skor dari hasil penelitian. Uji beda mean dilakukan untuk melihat perbedaan antara mean teoretik dan mean empiris. Uji beda mean dalam penelitian ini mengunakan One Sample T-Test.

Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari keseluruhan data alat ukur :

(52)

Tabel 10

Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

N 70 70

Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisis deskriptif penelitian ini menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoretis. Mean teoritis pada penelitian adalah sebesar 82,5, sedangkan mean empirisnya adalah sebesar 98,76. Berdasarkan hasil uji beda (one sample t-test), didapatkan hasil p sebesar 0,000.

Difference Lower Upper Stres kerja 13.243 69 .000 16.257 13.81 18.71

(53)

1. Kategorisasi Skor

Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2009). Norma kategorisasi yang dapat digunakan adalah :

Berdasarkan norma kategorisasi tersebut, maka kategorisasi berdasarkan data hasil analisis deskriptif stres kerja adalah :

X ≤ 57,75 stres kerja sangat rendah

57,75 < X ≤ 74,25 stres kerja rendah

74,25 < X ≤ 90,75 stres kerja sedang

90,75 < X ≤ 107,25 stres kerja tinggi

107,25 < X stres kerja sangat tinggi

Tabel 12

Hasil Kategorisasi Skor Stres Kerja Kategorisasi

Stres Kerja

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Total

Jumlah

(54)

Berdasarkan hasil kategorisasi skor stres kerja karyawan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Yogyakarta mengalami stres kerja dalam kategori tinggi sebanyak 42 subjek. Kemudian dalam kategori sangat tinggi sebanyak 14 subjek, kategori sedang 13 subjek, dan kategori rendah 1 subjek.

2. Hasil Analisis Data Tiap Aspek

a. Analisis Data Aspek Fisiologis

Tabel 13

Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian Aspek Fisiologis

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

Skor Minimum 11 22

Skor Maksimum 44 40

Mean 27,5 31,0571

SD 5,5 4,32011

Berdasarkan tabel tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean teoretis adalah sebesar 27,5, sedangkan mean empiris adalah sebesar

(55)

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoretik dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta pada aspek fisiologis tergolong tinggi.

b. Analisis Aspek Psikologis

Tabel 15

Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian Aspek Psikologis

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

Skor Minimum 11 22

Skor Maksimum 44 42

Mean 27,5 33,9571

SD 5,5 3,44916

Berdasarkan tabel tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean teoretis adalah sebesar 27,5, sedangkan mean empiris adalah sebesar

(56)

Tabel 16

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoretik dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta pada aspek psikologis tergolong tinggi.

c. Analisis Aspek Perilaku

Tabel 17

Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian Aspek Perilaku

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

Skor Minimum 11 24

Skor Maksimum 44 42

Mean 27,5 33,7714

SD 5,5 3,59618

Berdasarkan tabel tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean teoretis adalah sebesar 27,5, sedangkan mean empiris adalah sebesar

(57)

Tabel 18

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoretik dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta pada aspek perilaku tergolong tinggi.

E. ANALISIS TAMBAHAN UJI BEDA KARAKTERISTIK SUBJEK

PENELITIAN

Berdasarkan hasil uji beda Independent Samples T-Test, pada karakteristik subjek berdasarkan usia, dihasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,672 (p > 0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan stres kerja yang signifikan pada karakteristik subjek berdasarkan klasifikasi usianya.

(58)

Peneliti juga melakukan uji beda karaketristik subjek berdasarkan lama bekerjanya. Dari hasil uji beda Independent Samples T-Test, pada karakteristik subjek berdasarkan lama bekerjanya, dihasilkan nilai signifikansi sebesar p = 0,320 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat diungkapkan bahwa tidak ada perbedaan stres kerja yang signifikan pada karakteristik subjek berdasarkan klasifikasi lama bekerjanya.

F. HASIL WAWANCARA TAMBAHAN

Secara umum, hasil penelitian ini menujukkan bahwa stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung tinggi. Oleh sebab itu pada penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan data tambahan yaitu dengan metode wawancara pada beberapa subjek untuk mengetahui penyebab tingginya stres kerja pada lembaga ini.

(59)

dari keluarga pun menjadi salah satu penyebab tingginya stres kerja karyawan pada lembaga ini.

Stres kerja yang dialami oleh karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut berdampak pada diri karyawan. Karyawan menjadi lebih emosional dan cepat marah ketika bekerja. Selain itu, kondisi kesehatan karyawan juga terganggu. Karyawan menjadi lebih cepat capek, tidak enak badan dikarenakan pola makan menjadi tidak teratur. Hal ini yang mengakibatkan tingkat absensi karyawan pada lembaga tersebut meningkat. Selain berdampak pada kesehatan dan diri karyawan, stres kerja pada lembaga ini juga berdampak pada kenormalan aktivitas kerja. Karyawan menjadi lebih sering mencari waktu istirahat di saat jam kerja, misal pada karyawan pria keluar dari ruang kerja hanya untuk sekedar merokok.

(60)

G. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian secara umum, menunjukkan bahwa mean empirik subjek penelitian menunjukkan nilai yang lebih rendah dari mean teoretik. Mean empirik penelitian ini sebesar 98,76, sedangkan mean teoretiknya sebesar 82,5. Dengan kata lain, hasil ini mengungkapkan bahwa stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil uji beda (uji-t) pada penelitian ini dihasilkan nilai mean empiris (p) sebesar 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoretik karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).

(61)

Selain itu, peneliti juga melakukan uji mean teoritik dan mean empirik pada tiap-tiap aspek. Dari ketiga aspek yang diteliti, masing-masing aspek yaitu aspek fisiologis, psikologi, dan perilaku memiliki nilai mean empirik lebih besar daripada mean teoretiknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa stres kerja pada ketiga aspek tersebut semua cenderung tinggi.

(62)

lembaga tersebut. Karyawan juga merasa tidak nyaman saat berada di kantor dan merasa tidak mampu melakukan pekerjaan yang ada di kantor. Hal ini juga menyebabkan karyawan juga menjadi terlalu sensitif, mudah marah dan mudah tersinggung (Beehr dan Newman, dalam Rice 1992). Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan ketiga karyawan yang menjelaskan bahwa emosional menjadi hal yang paling utama muncul ketika mengalami stres kerja.

Pada aspek perilaku juga dihasilkan mean yang tinggi pula, yaitu sebesar 33,7741. Hal ini menurut Schuller (dalam Susiyatri, 2004) menunjukkan bahwa stres kerja menyebabkan menurunnya kinerja dan produktivitas karyawan. Menurunnya kinerja dan produktivitas karyawan tersebut menyebabkan karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan oleh atasan. Selain itu, meningkatnya perilaku bermalas-malasan yang muncul dalam diri karyawan (Decenzo, 2002). Hal ini juga berkaitan dengan karyawan selalu berusaha mencari jam istirahat di tengah jam kerja. Hal itu juga di dukung dengan hasil wawancara pada karyawan yang menjelaskan bahwa karyawan pada lembaga tersebut berusaha mencari waktu keluar dari ruang kerja hanya untuk sekedar merokok ketika mengalami tekanan saat bekerja. Hal-hal tersebut akan sangat berdampak pada kenormalan aktivitas kerja dan kekacauan di lingkungan pekerjaan.

(63)

selalu fit jika berada di kantor. Hal ini karena pola makan dan pola tidur karyawan menjadi tidak teratur karena pekerjaan di kantor. Selain itu, karyawan juga merasa tidak bertenaga ketika bekerja karena tekanan darah yang tidak normal. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan ketiga karyawan yang menjelaskan bahwa yang ditimbulkan karena stres kerja adalah badan yang terasa capek, tidak enak badan, kepala pusing, hingga tekanan darah tinggi. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Cox (dalam Susiyatri 2004) bahwa pengaruh stres kerja pada fisiologis menyebabkan munculnya gangguan pada kesehatan fisik dan timbulnya berbagai macam penyakit.

(64)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan stres kerja pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh perbedaan antara mean teoretik (µ = 82,5) dengan mean empirik (µ= 98,76), di mana mean empirik lebih besar nilainya dibandingkan dengan mean teoretiknya. Dari hasil analisis tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa secara umum stres kerja pada subjek penelitian cenderung tinggi. Stres kerja yang tinggi tersebut menurut hasil wawancara pada ketiga subjek dapat disimpulkan muncul karena banyaknya tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan.

B. Saran

1. Bagi Karyawan

(65)

memanfaatkan waktu sebaik mungkin antara waktu bekerja dengan waktu saat tidak bekerja sehingga semuanya dapat berjalan seimbang.

2. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres pada karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, organisasi atau lembaga diharapkan dapat segera mengatasi stres kerja yang dialami oleh para karyawannya, sehingga tujuan yang diharapkan dari lembaga tersebut dapat tercapai.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti menyadari akan banyaknya kekurangan dan keterbatasan wawasan yang dimiliki, terutama dalam penyusunan skala penelitian. Berkaitan dengan hal itu, hendaknya peneliti lain yang hendak menggunakan alat ukur dalam penelitian ini diharapkan melakukan revisi dan uji coba kembali agar diperoleh alat ukur yang lebih reliabel dan valid.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alexander. H . 2004. Psychology in Organizations : The Social Identity Approach. Second Edition

Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pemberdayaan Perempuan danMasyarakat (BPPM) DIY. Dipungut pada 23

September 2013, dari

http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=1484:badan-pemberdayaan-perempuan-dan-masyarakat-bppm-provinsi-diy&catid=199:lembaga-layanan&Itemid=243

Beehrs, A.T. 1995. Psychological Stress in the Workplace. London: TJ PressPadstow Ltd Padstow Cornwell.

Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Nasional Perlindungan Anak. Dipungut pada 5 September 2013, dari http://komnaspa.wordpress.com/2011/12/21/catatan-akhir-tahun-2011-komisi-nasional perlindungan-anak/

Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Garfindo Persada. Cox,T. 1978. Stress. Baltimore : University Prk Press.

Davis, K. 1987. Human Behavior at Work. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company

Decenzo, David A. Silhanek, and Beth. 2002. Human Relations : Personal and Professional Development. Second Edition. New Jersey : Pearson Education.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.

(67)

Kasus Kekerasan Perempuan Anak Tak Tertangani. Dipungut pada 5 September

2013, dari

www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article

&id=1111:342-kasus-kekerasan-perempuan-a-anak-tak-tertangani&catid=156:info&Itemid=197

Luthans, F. 1995. Organizational Behavior. 7th Edition. Singapore : MacGlaw-Hill. .

Muchlas, M. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rice, P.L. 1992. Stress and Health. 2nd Edition. California : Brooks/Cole Publishing Co.

Richardson, Katherine M. and Hannah R. Rothstein. 2008. Effects of Occupational Stres Management Intervention Programs: A Meta-Analysis. City University of New York: Baruch College.

Riggio, R. E. 2009. Introduction To Industrial / Organizational Psychology. 5th edition. California : Pearson Education International

Robbins, S.P. 1998. Organizational Behavior. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Santrock, J.W. 2002. Psychology Update. 7th edition. New York : Mc Graw Hill

Co. Inc

Santoso, A. 2007. Statistik untuk psikologi dan blog menjad buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.

Siagian, Sondang.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alpabeta

(68)
(69)

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh :

A. Septianto Dwi Arya Wardana

07 9114 033

Fakultas Psikologi

Univeristas Sanata Dharma

(70)

Sebelum mengerjakan, tuliskan data diri anda dan bacalah petunjuk pengerjaannya di bawah ini.

IDENTITAS DIRI

Nama (inisial) :

Jenis kelamin :

Usia :

Lama bekerja :

Status Pernikahan : menikah / tidak menikah / janda / duda

(71)

PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti dan seksama. Kemudian Anda diminta untuk mengemukakkan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Jawablah seluruh pertanyaan dan pastikan tidak ada yang terlewatkan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda.

Pilihan jawabannya adalah :

SS : SANGAT SETUJU, bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri

anda.

S : SETUJU, bila pernyataan sesuai dengan keadaan diri anda.

TS : TIDAK SETUJU, bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan diri anda.

STS : SANGAT TIDAK SETUJU, bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan

keadaan diri anda

Terima kasih atas perhatian anda terhadap petunjuk yang diberikan dan kesediaan anda untuk mengerjakan skala ini.

(72)

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya selalu merasa sehat jika berada di kantor.

2. Saya mampu memprioritaskan pekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. 3. Saya selalu menyapa rekan kerja saya. 4. Saya merasa sering cepat lelah sewaktu

bekerja.

5. Saya selalu merasa kebingungan untuk mengerjakan pekerjaan di kantor.

6. Saya menjadi sangat acuh dengan rekan kerja, ketika saya sedang bekerja.

7. Saya selalu dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari.

8. Saya mampu bekerja di bawah tekanan. 9. Saya selalu datang tepat waktu ke kantor. 10. Ketika di rumah, saya selalu

terbayang-bayang pekerjaan di kantor.

11. Saya merasa tertekan dengan pekerjaan yang diberikan oleh atasan.

12. Saya malas atau enggan untuk berangkat ke kantor.

13. Badan saya sehat-sehat saja meskipun harus bekerja lembur di kantor.

14. Saya selalu merasa nyaman dengan orang-orang di sekitar saya.

(73)

ada hal yang sangat penting.

16. Saya sering cepat merasa lemas dan tidak berenergi.

17. Saya menjadi mudah tersinggung oleh rekan kerja saat saya sedang bekerja.

18. Saya absen dengan alasan tertentu untuk menghindari pekerjaan di kantor.

19. Saya tidak pernah merasa pusing saat bekerja di kantor.

20. Saya tidak mudah menyerah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada saya. 21. Saya memiliki pola makan yang teratur. 22. Kepala saya terasa sakit jika dihadapkan

pekerjaan yang banyak. 23. Saya merasa tidak mampu

menyelesaikannya pekerjaan yang diberikan pada saya.

24. Pola makan saya menjadi tidak teratur karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

25. Saya jarang merasakan sakit perut saat bekerja di kantor.

26. Saya selalu merasa senang saat dihadapkan dengan pekerjaan.

27. Saya tidak pernah mencari jam istirahat saat bekerja.

(74)

29. Saya merasa terbebani dengan pekerjaan yang diberikan pada saya.

30. Saat jam kerja, saya sering mencari waktu untuk istirahat.

31. Saya tidak pernah keluar keringat dingin saat bekerja.

32. Saya selalu merasa bahagia.

33. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline.

34.

Saya sering mengalami keringat dingin ketika bekerja.

35. Saya menjadi mudah marah tanpa ada sebab yang jelas..

36. Saya sering menunda-nunda pekerjaan. 37. Tekanan darah saya selalu normal. 38. Saya selalu merasa bersemangat saat

bekerja.

39. Saya selalu fokus dalam mengerjakan pekerjaan di kantor

40. Saya sering mengalami urat-urat tegang di leher dan di bahu.

41. Saya merasa bosan dengan pekerjaan di kantor.

42. Saya sering melamun di kantor.

(75)
(76)

aitem27 121.59 130.188 .197 .905

aitem28 121.00 125.942 .677 .900

aitem29 120.99 125.637 .610 .900

aitem30 121.26 126.831 .458 .902

aitem31 121.47 128.572 .269 .904

aitem32 121.03 124.811 .591 .900

aitem33 121.00 128.058 .436 .902

aitem34 121.07 127.314 .504 .901

aitem35 121.01 125.724 .492 .901

aitem36 121.01 129.261 .264 .904

aitem37 121.26 126.078 .474 .902

aitem38 121.07 128.560 .418 .902

aitem39 121.01 128.594 .514 .902

aitem40 121.60 128.388 .281 .904

aitem41 121.27 126.838 .396 .903

aitem42 120.96 125.868 .516 .901

(77)
(78)

aitem28 95.63 99.077 .475 .913

aitem29 95.87 98.751 .510 .912

aitem30 95.69 101.088 .452 .913

aitem31 95.63 101.338 .527 .913

aitem32 95.89 99.784 .401 .914

(79)

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Stres kerja

N 70

Normal

Parameters(a,b)

Mean

98.76 Std. Deviation 10.271 Most Extreme

Differences

Absolute

.057

Positive .047

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .476

(80)
(81)

Hasil uji One-Sample t-Test

One-Sample Test

Test Value = 82.5

T df

Sig. (2-tailed)

Mean Differenc

e

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper

Skor

(82)

Tabel Kategorisasi Skor Stres Kerja

Kategorisasi Stres Kerja

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Total

Jumlah

(83)

Hasil Analisis Data Tiap Aspek

1. Aspek Fisiologis

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

Skor Minimum 11 22

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

Skor Minimum 11 22

Skor Maksimum 44 42

Mean 27,5 33,9571

(84)

One-Sample Test

Parameter Statistik Nilai Teoritik Nilai Empirik

(85)

Gambar

Blue PrintTabel 1  Skala Stres Kerja
Tabel 2 Distribusi Item Skala Stres Kerja
Tabel 3 Distribusi Item Skala Stres Kerja Setelah Seleksi Aitem
Tabel 4 Usia Subjek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengumuman ini sekaligus sebagai undangan kepada penyedia yang masuk daftar pendek untuk proses selanjutnya, sesuai dengan jadwal di LPSE. POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI

transaksi pada media kertas. Membutuhkan media penyimpanan yang banyak, membuat perhitungan dan pembuatan laporan koperasi pertahun menjadi terlambat. Juga

kegiatan Kegiatan Out put Out Come Kegiatan Kegiata Locus n Peningkatan daya saing usaha Industri Pariwisata berskala Kecil dan Menengah melalui pelatihan (Homestay,

Dimana konsumen kerap kali memberi produk lebih didasarkan pada mereknya baru kemudian kualitas yang ditawarkan oleh produk ataupun jasa (Aaker, 1996) Lebih

auditee dengan audit dan persepsi auditee dari kegunaan audit bagi pemangku kepentingan eksternal pada audit laporan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan

Tujuan program ini untuk mengawasi peredaran makanan agar tidak tercemar dari mikroba dan bahan-bahan kimia yang dilarang mulai dari produksi sampai makanan di

Berdasarkan Surat Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo Nomor : 961/KPP- SKR/VIII/2011 perihal Pemilihan Langsung, maka Panitia Pengadaan barang dan

Keefektifan komunikasi ini didukung oleh pandangan dan pemahaman tentang karakter dan kemampuan anak berkebutuhan khusus dengan komunikasi antar pribadi yang baik,