Menimbang .d.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
es
/PMK.O8l2OL4TENTANG
TRANSAKSI SURAT UTANG NEGARA SECARA LANGSUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
dalam
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor l7O|PMK.O8|2OO8tentang Transaksi
Surat
Utang
Negara SecaraLangsung
sebagaimanatelah
beberapa
kali
diubah
terakhir
dengan Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor 77lPMK.O8l2Ol2,
diat.ur bahwaindikator
peningkatan
gielddigunakan
sebagaiacuan dalam menentukan
kondisi
pasarSurat
Berharga Negara
dalam rangka
melaksanakantransaksi Surat
Utang Negarauntuk tujuan
stabilisasi
pasarSurat
Utang Negara;bahwa dengan
ditetapkannya ketentuan
mengenaistabilisasi
pasar
Surat
Berharga
Negara
dalam
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
455/KMK.OB|2O|3
tentang
PenetapanLevel Kondisi Pasar
Surat
Berharga Negara
DalamMelaksanakan
Protokol
Manajemen
Krisis
Pasar
Surat
Berharga
Negara,maka
indikator
peningkatan
gield
tidak
lagi digunakan
sebagaiacuan dalam menentrtkan indikasi
awal kondisi pasar
Surat
Berharga
Negara
dalam
rangka
stabilisasi pasar Surat
Berharga Negara,namun
acuan
yangdigunakan
adalahindikator
indeks;bahwa dalam rangka
menselaraskan
indikator
yangdigunakan
dalam rangka transaksi
Surat
Utang
Negara secara langsunguntuk
tujuan
stabilisasi pasar
Surat
Utang Negarayang
awalnya menggunakan
indikator
peningkatan
gield
menjadi
indikator
indeks dalam stabilisasi pasar Surat
Berharga Negara,
perlu kiranya mencabut Peraturan
MenteriKeuangan
Nomor
170/PMK.OBl2OO8
tentang
Transaksi
Surat
Utang
Negara Secara
Langsung
sebagaimana telah
beberapa
kali
diubah terakhir
dengan Peraturan
MenteriKeuangan
Nomor
77 lPMK.OS I2OL2
untuk
selanjutnya
digantikan
denganPeraturan Menteri
Keuanganyang
baru
yang
mengatur mengenai
transaksi
Surat
Utang
Negara secara langsung;bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud
dalam
huruf
a,
huruf
b,
dan
huruf c,
perlu
menetapkanPeraturan Menteri
Keuangantentang Transaksi
Surat
Utang Negara SecaraLangsung;
f\iil'
1
b.
C.
Mengingat
Menetapkan
: 1.
Undang-Undang Nomor 24 Ta]rrrutn 2OO2 tentangsurat
UtangNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2oo2 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42361;2.
Peraturan Menteri
Keuangan
Nomor
134/PMK.A8/2O1.3 tentang Dealer Utama;MEMUTUSKAN:
PERATURAN
MENTERI
KEUANGANTENTANG
TRANSAKSI SURAT UTANG NEGARA SECARA LANGSUNG.BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasa1 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Surat Utang Negara, yang selanjutnya disingkat SUN adalahsurat
berhargayang merupakan
surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaranbunga
dan
pokoknya
oleh
Negara Republik Indonesia, sesuai masa berlakunya.2.
Surat
Perbendaharaan Negara adalah SUN yang berjangkawaktu
sampai dengan
L2
(dua
belas)
bulan
dengan pembayaran bunga secara diskonto.3.
Obligasi :Negara adatah SUNyang
berjangkawaktu
lebihdari
t2
(dua belas)bulan
dengankupon
dan/atau
dengan pembayaran bunga secara diskonto.4.
Pasar
Perdana
adalah
kegiatan pertama kali.5.
Pasar Sekunderadalah
kegiatan telah dijual di Pasar Perdana.6.
SUN Seri Benchmark adalah seri SUN yang menjadi acuanuntuk
pemenuhan kewajiban dari Dealer Utama.7.
Transaksi SUN Secara Langsung adalahpenjualan
SUN diPasar
Perdana,penjualan SUN
di
Pasar Sekunder
atauPembelian
SUN
di
Pasar
Sekunder, Yang
dilakukan
Pemerintah dengan Dealer (Jtama,
Bank
lndonesia,
atantLembaga
Penjamin Simpanan secara langsung
melalui fasilitas Dealing Room pada Direktorat Jenderal PengelolaanUtang.
try
penjualan SUN untuk
8.
9.
11.
12.
Pembelian
SUN
di
Pasar
Sekunder
adalah
kegiatan pembelian SUNdi
Pasar Sekunder oleh Pemerintah sebelumjatuh
tempo dengan cara tunai.Dealing
Roomadalah
sebuah
ruangan
yang
digunakanuntuk
melakukan Transaksi SUN Secara Langsung, YanBdilengkapi
dengan
alat
komunikasi,
perekam
dan perangkat pendukung lainnya.10.
Dealer
Utama
adalah
bank
atau
perusahaan
efek
yangditunjuk
Menteri
Keuangan
sebagai
Dealer
Utama sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Dealer Utama.Pihak adalah orang
perorangan,
atau
kumpulan
orangdan/atau
kekayaan
yang
terorganisasi
baik
merupakanbadan
hukum
maupun
bukan
badan
hukum,
Dealer IJtama, Bank Indonesia, atau Lembaga Penjamin Simpanan. Harga Setelmen adalah:a.
harga
yang
dibayarkan
oleh
Dealer
Utama,
atau.
Lembaga Penjamin Simpanan kepada Pemerintah atas Transaksi SUN Secara Langsung yangtelah
disepakati(clean pricel dengan
memperhitungkan
bunga
berjalan(accrued
interestl,dalam
hal
penjualan
SUN dengan kupon;b.
harga
yang
dibayarkan
oleh
Dealer
lJtama,
Bank Indonesia,atau
Lembaga PenjaminSimpanan
kepada Pemerintah atas Transaksi SUN Secara Langsung yang telah disepakati (clean pricel, dalamhal
penjualan SUNdengan pembayaran bunga secara diskonto;
c.
harga yang dibayarkan oleh Pemerintah kepada DealerUtama,
Bank
Indonesia,
atam
Lembaga
Penjamin Simpanan atasTransaksi
SUN Secara Langsung yang telah disepakati (cleanpicel
dengan
memperhitungkan bunga berjalan (accnted interestl, dalamhal
pembelianSUN dengan kupon; atau
d.
harga
yang dibayarkan oleh Pemerintah kepada DealerUtama,
Bank
Indonesia,
atau
Lembaga
Penjamin Simpananatas
Transaksi SUN Secara Langsung yang telah disepakati (cleanpicel,
dalamhal
pembelian SUNdengan pembayaran bunga secara diskonto.
Setelmen
adalah
penyelesaian
Transaksi
SUN
SecaraLangsung
yang terdiri
dari
setelmendana
dan
setelmen kepemilikan SUN.14.
Hari Kerja
adalah
hari
dimana
operasional pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia.13.
15.
Direktur
Jenderal
PengelolaanUtang
yang
selanjutnya disebut Direktur Jenderal adalah pimpinanunit
eselon satudi
lingkungan
Kementerian Keuanganyang
membidangi urusan pengelolaan utang.Pasal 2
(1)
Transaksi SUN
Secara Langsung diselenggarakan
oleh Menteri Keuangan.(21
Penyelenggaraan
Transaksi SUN Secara
Langsung sebagaimanadimaksud pada
ayat
(L), dilaksanakan
olehDirektorat
Jenderal PengelolaanUtang c.q.
unit
EselonII
yang melaksanakan transaksi SUN.
BAB II
TUJUAN TRANSAKSI SUN SECARA LANGSUNG
Bagian Kesatu Umum
Pasal 3
Transaksi SUN
Secara Langsung
dilakukan dengan
tujuan
antara
lain
sebagai berikut:melaksanakan upaya stabilisasi pasar SUN;
melakukan pengelolaan portotolio SUN ;
memenuhi
kebutuhan
pencapaianjumlah Surat
BerhargaNegara
neto
dalam
Anggaran Pendapatan
dan
BelanjaNegara tahun berjalan;
melaksanakan pengelolaan kelebihan
atau
kekurangan kas Pemerintah.Pasal 4
Transaksi SUN Secara Langsung
untuk
tujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
a danhuruf
b
dilaksanakan melalui Pembelian SUN di Pasar Sekunder.Transaksi SUN Secara Langsung
untuk
tujuan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
3
huruf
c
dilaksanakan
melaluipenjualan
SUNdi
Pasar Perdanaatau
Pembelian SUNdi
Pasar Sekunder.
Transaksi SUN Secara Langsung
untuk
tujuan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal3
huruf
d,
dilaksanakan
melalui Pembelian SUNdi
Pasar Sekunderatau penjualan
SUN di PasarSekunder.
IltL.
I a. b. c. d. (1) (2t (3)(1)
Bagian Kedua Stabilisasi Pasar SUN
Pasal 5
Transaksi
SUN
Secara Langsung
dengansebagaimana
dimaksud
dalam
Pasa13
huruf
dilakukan oleh:
a. Direktorat Jbnderal
Pengelolaanlangsung; atau
Utang
secarab.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang atas permintaanunit yang
ditugaskan
Menteri
Keuangan untuk
membeli
SUN
di
Pasar Sekunder
dalam
rangka stabilisasi pasar SUN.Pelaksanaan
Transaksi SUN Secara Langsung
dengantujuan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
dapatdilakukan
untuk
SUN Seri Benchmarkdan/atau
SUN seri non benchmark.Pasal 6
Transaksi
SUN
Secara Langsung
dengan
tujuan
sebagaimana
dimaksud
dalam pasaf
g huiuf a
dlpat
dilakukan
dalam
hal
indikasi
awal
indeks
protokol manajemenkrisis
pasar
Surat
Berharga Negara minimalmenunjukkan kondisi pasar
Surat
Berharga Negara padalevel waspada.
Indikasi awal indeks protokol manajemen
krisis
pasar SuratBerharga
Negara sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)mengikuti
ketentuan dalam KeputusanMenteri
Keuangan mengenai Penentuan LevelKondisi
PasarSurat
Berharga NegaraDalam
Melaksanakan
Protokol Manajemen KrisisPasar Surat
Berharga Negara
beserta
peraturan pelaksanaannya.Bagian Ketiga
Pengelolaan Portofolio SUN
Pasal 7
Transaksi
SUN
Secara
Langsungsebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 3untuk:
dengan
tujuan
huruf
b
dilakukan
SUN
yang
kuranga.
mengurangijumlah
nominallikuid
di pasar SUN;dan/atau
b.
restrukturisasi portofolio SUN.tujuan
a
dapat (21 (1) (21 seri4.
(1)Pelaksanaan Transaksi SUN Secara Langsung sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)huruf
a
hanya
dilakukan untuk
seri-seri SUN yang kurang
likuid.
Pelaksanaan Transaksi SUN Secara Langsung sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1)
huruf
b
berdasarkan
kebijakan yang mengacu pada strategi pengelolaan utang.Seri-seri SUN
yang kurang
likuid
sebagaimana dimaksud pada ayat (21tidak termasuk SUN Seri Benchmark.Pasal 8
Kriteria
untuk
menentukanseri-seri
SUNyang
kurang likuid
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7
ayat (2), ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang.Bagian Keempat
Pencapaian Jumlah Surat Berharga Negara Neto Pasal 9
Transaksi
SUN Secara Langsung denganttuan
sebagaimanadimaksud'pada
Pasal3
huruf
c
aiUt<ut<an-dalam
nat
te4aai kelebihanatau
kekurangan pencapaianjumlah
Surat
Berharga Negara Neto dalam Anggaran Pendapatandan
Belanja
Negaratahun
berjalan
sebesarmaksimal
Rp5OO.OOO.OOO.OOO,OO (1imaratus
miliar
rupiah).Bagian Kelima
Pengelolaan Kelebihan atau Kekurangan Kas Pemerintah Pasal 10
Transaksi
suN
Secara Langsung dengantujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal3
huruf d
dilakukan
dalamhal
terdapat permintaan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan.BAB III
PELAKSANAAN TRANSAKSI SUN SECARA LANGSUNG
Pasal 1 1
(1)
Pemerintah
dapat
melakukan Transaksi
suN
SecaraLangsung dengan Dealer
Utama,
Bank
Indonesia,
atauLembaga Penjamin Simpanan.
(2) setiap
Pihak, selain
Bank
Indonesia,
atau
LembagaPenjamin
simpanan, melakpkan transaksi
suN
secaralangsung melalui Dealer
Utama.
t
ltq.
I
(21
(s)
Pasal 12
Dealer
Utama
dapat
melakukan
Transaksi SUN
Secara Langsung baikuntuk
dan atas nama sendiri maupununtuk
dan atas nama Pihak selain Dealer Utama,
Bank
Indonesia atau Lembaga Penjamin Simpanan.Bank
Indonesiaatau
Lembaga Penjamin Simpanan dapatmelaksanakan
Transaksi SUN
Secara
Langsung
hanya untrrk. dan atas nama sendiri.Bank
Indonesia
dapat
membeli
SUN
di
Pasar
Perdana melalui Transaksi SUN Secara Langsung hanyauntuk
Surat Perbendaharaan Negara.Pasal 13
Ketentuan
operasional
untuk
pelaksanaan
Transaksi
SUNSecara Langsung
yang
dilaksanakanoleh
Direktorat
Jenderal PengelolaanUtang
c.q unit
Eselon
II
yang
melaksanakantransaksi SUN
diatur
lebih
lanjut
dalam prosedur
operasi standar pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.BAB IV
PENGUMUMAN HASIL TRANSAKSI SUN LANGSUNG
Pasal 14
Direktur
Jenderal
untuk
dan
atas nama Menteri
Keuangan menandatangani:.
a.
addendum syarat dan ketentuan (terms and condfffons) SUNhasil Transaksi SUN Secara Langsung;
dan/atau
b.
surat
kepada Bank Indonesia, sebagai agen penatausahaan dan agen pembayar bunga dan pokok SUN, mengenai hasil Transaksi SUN Secara Langsung.Pasal 15
Hasil Transaksi SUN Secara Langsung merupakan transaksi
yang sah
dan
mengikat
antara
Pemerintah
dan
Dealer Utama, Bank Indonesia, atau Lembaga Penjamin Simpanan.Hasil
Transaksi
SUN
Secara Langsung
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)diumumkan
kepadapublik
padahari
pelaksanaan Transaksi SUN Secara Langsung, paling kurang meliputi:a.
Nilai Nominal; db.
Seri-seri SUN. (1) (21 (3) (1) (21 anlT
BAB V
SETELMEN
Pasal 16
Setelmen
Transaksi SUN
Secara Langsung
dilakukan
pada 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan transaksi (T+2).Pasal 17
Perhitungan Setelmen
Transaksi
SUN
Secara
Langsungdilakukan
berdasarkanformula
sebagaimanatercantum
dalamLampiran
yang
merufakan bagian
tidak
terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.Pasal 18
Teknis pelaksanaan Setelmen Transaksi. SUN Secara Langsung mengikuti ketentuan yang berlaku di Bank Indonesia.
Pasal 19
Setelmen
untuk
Transaksi
SUN
Secara Langsung
yangdilakukan
untuk
kepentingan Pihak selainBank
Indonesiadan
Lembaga
Penjamin Simpanan
dilakukan
antara Pemerintah dan Dealer Utama.Dealer Utama bertanggung jawab melaksanakan kewqjiban
terkait
penyelesaianTransaksi
SUN
Secara
Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1).Pasal 20
Dalam
hal
DealerUtama
tidak
melaksanakan kewajibanterkait
SetelmenTransaksi
SUN Secara Langsung sesuai dengan batasakhir
tanggal Setelmen, maka Transaksi SUN Secara Langsung tersebut dinyatakan batal.Dealer Utama yang
tidak
melaksanakan kewajibanterkait
Setelmen
Transaksi SUN
SecaraLangsung
sebagaimana dirhaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang kepada otoritasterkait
serta diumumkan kepadapublik.
I ,l9l-.r
I (1) (2t (1) (2)(1)
Pasal 21
Setelmen
Transaksi SUN
Secara Langsung dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, dalam hal:a.
Transaksi
SUN
Secara Langsung
untuk
tujuan
melaksanakan
upaya stabilisasi pasar
SUNsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf
a;b.
Transaksi
SUN
Secara Langsung
untuk
tujuan
melakukan
pengelolaanportofolio
SUN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
b; atauc.
Transaksi
SUN
Secara Langsung
untuk
tujuan
memenuhi
kebutuhan
pencapaian
jumlah
Surat Berharga Negara neto dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaratahun
berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
c.Setelmen
Transaksi SUN
SecaraLangsung
dilaksanakanoleh
unit
yang ditugaskan Menteri
Keuangan,dalam
haltransaksi
SUNdilakukan
dalam
rangka
stabilisasi
pasarSUN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf
b.Setelmen
Transaksi SUN
SecaraLangsung
dilaksanakanoleh
Direktorat Jenderal
Perbendaharaan,
dalam
haltransaksi
SUN dilaksanakan
untuk tujuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
d.Pasal 22
SUN
yang
dibeli
oleh
Pemerintahmelalui Transaksi
SUN Secara Langsunguntuk
tujuan:a.
melaksanakan
upaya
stabilisasi
pasar
SUN
yangdilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang secara langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (1)
huruf
a;b.
melakukan
pengelolaanportofolio SUN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
b; atauc.
memenuhi
kebutuhan
pencapaian
jumlah
Surat Berharga Negara neto dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaratahun
berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf
c,dinyatakan lunas dan tidak berlaku lagi.
(2t (3) (1)
SUN
yang sebagaimanapublik.
thr
r
dinyatakan
lunas dan tidak
berlaku
lagi dimaksud padaayat
(1)diumumkan
kepadaBAB VI
KETENTUAN PENUTUP Pasal 23
Pada
saat
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku,
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.O8/ 2OO8 tentang TransaksiSurat
Utang
Negara Secara Langsung
sebagaimana
telahbeberapa
kali
diubah
terakhir
dengan Peraturan
Menteri KeuanganNomor
77|PMK.O8/2OL2,dicabut
dan
dinyatakan tidak berlaku.Pasal 24
Peraturan Menteri
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri
ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di Jakarta
pada
tanggal 28
Mei
20L4MENTERI I(EUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
Diundangkan di Jakarta pada
tanggal
3 Juni
2OL4MENTERI HUI(UM UAN UAT ASASI MANUSIA
REPUBLII( INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR Salinan ses KEPALA KEPALA 698
4,
reUrofig.tH$uYffi
' /ffjr\,.1\MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 95 /PMK.OS|2OL4 TENTANG
TRANSAKSI SURAT UTANG NEGARA
SECARA LANGSUNG
PERHITUNGAN HARGA SETELMEN TRANSAISI SURAT LNANG NEC}ARA
SECARA LANGSUNG
1.
Harga Setelmen perunit
dihitung sebagai berikut:psc:
(pxN) +AI
dimana,
Psc
=
harga setelmen perunit;
P =
harga
bersih
(cleanprice)
per
unit
Obligasi Negaradalam
persentase sampai dengan 2 (dua) desimal dan dalam kelipatan O,O5o/o (nol koma nollima persen);
N =
nilai
nominal Obligasi Negara perunit;
AI =
bunga
berjalan
(accrued interest)
per unit
SUN
dengan
basisperhitungan
actual/actual
(kecuali SUNtanpa
kupon tidak
memiliki
bunga berjalan), yang dihitung sebagai berikut:
AI:Nx-x-NE
dimana,
c =
tingkat kupon (coupon rate);11
=
frekuensi pembayaran kupon dalam setahun;a :
jumlah
hari
sebenarnya .(actqal dags) yangdihitung
sejak 1 (satu)hari
sesudah tanggaldimulainya
periodekupon
sampai
dengan tanggal setelmen;E
-
jumlah
hari
sebenarnya (actual days) yangdihitung
sejak 1 (satu)hari
sesudah tanggaldimulainya
periodekupon
sampai
dengantanggal
pembayaran
kupon
berikutnya,
dimana
pelaksanaan setelmen terjadi.Harga bersih (clean
price)dan
bunga berjalan (accruted interest) masing-masingdibulatkan ke
dalam
rupiah
penuh,
denganketentuan apabila dibawah
dan sama dengan 5O (limapuluh)
sen dibulatkan menjadinol,
sedangkandi
atas 50 (limapuluh)
sen dibulatkan menjadi Rpl,OO (satu rupiah).2.
Contoh Pengh_itungan Harga Setelmen Obligasi Negara dengan KuponPada tanggal 27 Jan:uau.i 2014, Pemerintah membeli Obligasi Negara dengan
nilai
nominal
perunit
RpI.OOO.OO0,OO (satujuta
rupiah)dan
dengankupon
sebesarlO,OOo/o (sepuluh persen) per tahun. Obligasi Negara ini
jatuh
tempo pada tanggal 15 Februari 2028 dankupon
dibayarkandi
belakang pada tanggal 15 Februaridan
15
Agustus setiap tahunnya.
Jika
cleanpice
yang
disepakati
sebesar lo3,25o/o (seratustiga
koma
dua lima
persen)dan
setelmendilakukan
pada tanggal 29 Januari 2OL4.Harga
setelmenper
unit
Obligasi
Negaradihitung
dengan langkah-langkah sebagai berikut:P
l03,25o/o (seratus tiga koma dua lima persen);N
RpI.OOO.OOO,OO (satujuta
rupiah);c =
LO o/o (sepuluh persen);n = 2
(dua)
kali
dalam satu
tahun
(semiannuallyl,yaitu
setiap
tanggal 15 Februaridan
15 Agustus;a =
167
(seratusenam
puluh tujuh) hari, yaitu
jumlah
hari
sebenarnyayang dihitung
sejak 1
(satu)
hari
sesudah
tanggal
dimulainya
periode
kupon (16
Agustus
2013)
sampai dengan
tanggal
setelmen(29
Januari 20l4);
E =
184 (seratus delapanpuluh
empat)hari, yaitu
jumlah hari
sebenarnyayang
dihitung
sejak 1
(satu)hari
sesudah tanggaldimulainya
periodekupon
sampai dengan tanggal pembayarankupon berikutnya,
dimanapelaksanaan setelmen
terjadi
(16
Agustus 2OL3 sampai
dengan 15 Februari2Ol4l;
Langkah
1:
Bunga berjalan (accnted" interest)perunit
dihitung
sebagai berikut: Ar:
Rpl.ooo.ooo,oo'2184
*I{g
*
g
Rp45.38O,43
i
Rp45.380,00Jadi
bunga berjalan perunit
Obligasi Negara yang dibayar Pemerintah setelahdibulatkan adalah
Rp45.380,00 (empatpuluh lima
ribu
tiga
ratus
delapanpuluh
rupiah).Langkal:
2:
Harga setelmen perunit
dihitung sebagai berikut: Psc:
(lO3,25o x
Rpl.OOO.OO0,OO) + Rp45.3BO,0O:
Rp1.032.500,00 + Rp45.380,00=
Rp1.077.880,00Jadi
harga setelmen perunit
Obligasi Negara yang dibayar Pemerintah setelahdibulatkan
adalah Rp1.O77.88O,OO (satujuta
tujuh puluh
tujuh ribu
delapanratus
delapanpuluh
rupiah).MENTERI I(EUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI Salinan sesu aslinya
ENTERIAN KEPALA