• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Jam Kerja Operator Stasiun Penggilingan Gula Untuk Mengatasi Paparan Kebisingan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaturan Jam Kerja Operator Stasiun Penggilingan Gula Untuk Mengatasi Paparan Kebisingan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan kerja dimana pekerja melakukan pekerjaannya sehari hari, Kondisi lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja, dimana ada beberapa factor yang mempengaruhi yaitu kondisi fisik (pencahayaan, suhu, kebisingan, getaran dan polusi) dan non fisik (berupa kondisi psikologis pekerja, keletihan kerja dan bosan kerja).

Kondisi lingkungan kerja yang aman dimana kualitas udara, kualitas cahaya, temperatur dan kebisingan itu sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan begitu pekerja akan melakukan pekerjaanya secara nyaman dan apabila kondisi kerja melebihi dari standar yang ditentukan dapat menyebabkan penyakit dan kecelakaan pada pekerja (Lewa,2005).

Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) PTPN II bergerak dalam industri pembuatan gula. Perusahaan ini terletak di desa Begumit, Binjai Sumatera Utara. Proses pengolahan gula dilakukan selama 24 jam dengan 3 shift kerja, dimana 1 shift kerja adalah 8 jam. Perusahaan ini memiliki 4 stasiun kerja diantaranya adalah stasiun penggilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari.

(2)

Selama proses produksi berlangsung distasiun penggilingan, mesin-mesin penggiling menghasilkan bunyi yang cukup tinggi, hasil pengukuran didapat nilai sebesar 95,1 dB membuat lingkungan kerja stasiun penggilingan memiliki tingkat kebisingan melebihi nilai ambang batas kebisingan. Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu 85 dB dan Occupational Safety and Health (OSHA) yaitu 90 dB untuk 8 jam kerja/hari.

Kondisi kebisingan pada stasiun penggilingan diatas NAB kebisingan dapat menyebabkan operator mengalami keluhan pada pendengaran, sering terjadi kesalahan informasi yang diberikan, berkomunikasi dengan nada yang keras, mudah lelah dan kemungkinan terjadi kecelakaan itu cukup tinggi.

Pengaturan jam kerja operator merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengatasi paparan kebisingan terhadap operator di stasiun penggilingan. Dengan penerapan pengaturan jam kerja perusahaan dapat mengurangi keluhan yang terjadi pada operator yang diakibatkan oleh kebisingan pada stasiun penggilingan.

Beberapa penelitian untuk mengatasi dampak kebisingan diantaranya adalah penelitian 1

1

Beby Asmara N. “Rancangan pengelolaan tingkat kebisingan untuk mengurangi dosis paparan kebisinganpada unit produksi guard shop di perusahaan elektronika Jakarta. FT USU. 2011.

(3)

dengan diterapkannya rotasi operator dapat mengurangi waktu paparan kebisingan operator secara signifikan .

Penelitian 2

1.2 Rumusan Masalah

Saremi(2008) yang dilakukan di universitas Louis pastoure, France. Menunjukan efek dari kebisingan terhadap shift keja dan usia sangat mempengaruhi psikologis operator. Usulan yang dilakukan pada penelitian seremi berupa mengatur shift kerja dan jam kerja operator untuk mengatasi paparan kebisingan. Dengan penerapan rotasi pada penelitian ini dapat mengatur jam kerja operator dengan baik dan dengan mempertimbangkan usia operator

Rumusan masalah pada penelitian adalah stasiun penggilingan yang memiliki tingkat kebisingan yang melewati nilai ambang batas, sehingga mengakibatkan keluhan pendengaran pada operator.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengatur jam kerja operator stasiun penggilingan untuk mengurangi paparan kebisingan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian yang dilakukan di PG Kwala Madu adalah 1. Menentukan tingkat kebisingan aktual pada beberapa titik di stasiun

penggilingan.

2

(4)

2. Melakukan pemetaan kebisingan berdasarkan area kerja operator pada stasiun penggilingan

3. Membandingkan tingkat kebisingan hasil pengukuran dengan NAB kebisingan

4. Merekomendasikan pengaturan jam kerja operator di stasiun penggilingan pabrik gula kwala madu PTPN II.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah : 1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan wawasan terutama mengenai kebisingan di tempat kerja serta dapat memecahkan dan mencari solusi masalah dari sudut pandang akademis.

b. Mampu mengaplikasikan ilmu ergonomi dan K3 dalam upaya perbaikan paparan kebisingan.

c. Memperoleh peluang untuk mencari solusi dari permasalahan di perusahaan dari sudut pandang akademis.

2. Bagi Perusahaan

a. Memberi masukan kepada pihak perusahaan terhadap upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola kebisingan di tempat kerja agar kenyamanan lingkungan kerja dapat tetap dijaga

(5)

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Memperoleh referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi terbaik pengendalian kebisingan di tempat pekerja.

1.5 Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada stasiun penggilingan gula di pabrik gula kwala madu PTPN II.

2. Standar kebisingan berdasarkan nilai ambang batas kebisingan yang dikeluarkan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Repbulik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA).

3. Tidak mempertimbangkan kondisi pendengaran maupun data klinis operator. 4. Metode penentuan titik pengukuran berdasarkan European Commission

Working Group Assessment of Exposure to Noise (WG-AEN). 5. Pengukuran dilakukan berdasarkan interval waktu pada siang hari. 6. Hasil dari penelitian tidak berlaku pada shift malam.

Asumsi dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mesin dengan jenis dan tipe yang sama memiliki tingkat kebisingan yang identik.

(6)

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Bab I berisi tentang pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Gambaran umum perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja pekerja PG Kwala Madu PTPN II diuraikan dalam Bab II. Bab III berisi teori tentang kebisingan, perambatan bunyi, bunyi dan nilai ambang batas. Metoddelogi penelitian dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan Data.

Referensi

Dokumen terkait

20 Lebih lanjut, menurut Siagian (2003) bahwa bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan peranannya dalam pengambilan keputusan

Tata Cara Pelaporan Kegiatan.. DESWITA KEUMALA ULFAH,

Pekerjaan : Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Paket I Pada Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah dan KPP Pratama Banjarmasin.. Sumber pendanaan :

[r]

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tahun Anggaran 2012 pada Kantor Wilayah DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo dan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Usaha

Sedangkan dari tinjauan sosial-budaya dan sosial-politik, pertahanan dan keamanan, serta kesiapan pembentukan struktur pemerintahan daerah dan sumberdaya manusia, DPD

Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai