• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Teknologi Pengolahan Pangan Peng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Teknologi Pengolahan Pangan Peng"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas:

Teknologi Pengolahan Pangan “KATSUOBUSHI”

NAMA : HARDIN MUHAMMAD

NIM : D1C1 14 028

KELAS : Teknologi Pangan A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

(2)

A. Pengertian Katsuobushi

Katsuobushi (鰹 節?) adalah makanan awetan berbahan baku ikan cakalang (katsuo). Katsuobushi diserut menjadi seperti serutan kayu untuk diambil kaldunya yang merupakan bahan dasar masakan Jepang, ditaburkan di atas makanan sebagai penyedap rasa, atau dimakan begitu saja sebagai teman makan

nasi.

Katsuobushi yang sudah diserut tipis, berwarna coklat muda hingga merah

jambu sedikit bening umumnya dijual dalam kemasan plastik. Katsuobushi sebagai penyedap makanan biasanya ditaburkan di atas hiyayako (tahu dingin), okonomiyaki dan takoyaki. Katsuobushi yang sudah diserut disebut kezuribushi.

Pengawetan ikan cakalang menjadi katsuobushi umum dilakukan di beberapa negara seperti Jepang dan kepulauan Maladewa. Teknik pengawetan ikan menjadi

katsuobushi sudah dikenal di Jepang sejak sebelum zaman Edo. Katsuobushi disebut juga ikan kayu karena ikan cakalang yang sudah diolah menjadi sangat keras seperti kayu, sehingga sebelum digunakan harus diserut dengan alat ketam.

Ikan dibelah menjadi 2 bagian untuk membuang bagian tulang, menyisakan bagian daging ikan berbentuk lengkungan seperti kapal yang disebut fushi (節?). Daging ikan kemudian diproses sehingga produk akhirnya disebut katsuobushi.

Pemrosesan terdiri dari berbagai tahap, sebutan untuk ikan cakalang yang hanya direbus dan dikeringkan adalah namaribushi. Tahap selanjutnya adalah

(3)

sering digunakan dalam masakan Jepang adalah katsuobushi yang mengalami pengapangan dan namaribushi.

Katsuobushi kaya dengan vitamin B kompleks dan banyak mengandung inosine dan unsur umami sehingga selalu digunakan di Jepang sebagai bumbu dapur atau penyedap. Dalam istilah orang Jepang, umami adalah rasa "lezat" yang

merupakan rasa tambahan dari empat rasa utama yang umum: manis, asam, asin, dan pahit.

Katsuobushi hasil pengapangan disebut karebushi (枯節?) yang mengandung lebih banyak unsur umami dan vitamin B dibandingkan katsuobushi biasa.

B. Sejarah

Ikan cakalang adalah ikan yang sudah dikonsumsi orang Jepang sejak zaman kuno. Dari beberapa situs penggalian seperti di Hachinohe (Prefektur Aomori)

berhasil ditemukan sisa-sisa ikan cakalang bekas dimakan orang zaman Jomon. Walaupun ada kemungkinan teknik pengeringan ikan cakalang sudah dikuasai orang Jepang sejak abad ke-5, hasil akhirnya mungkin sangat berbeda dengan

katsuobushi yang dikenal sekarang. Berdasarkan catatan zaman kuno juga diketahui teknik pengolahan ikan cakalang yang sesudah jadi lebih mirip ikan

kering.

Menurut kitab hukum Fuyakuryō (賦 役 令 fuyakuryō atau buyakuryō?) dan Kitab Undang-Undang Taihō terbitan tahun 701 (zaman Asuka), ikan cakalang

kering ditetapkan sebagai upeti atau barang persembahan, bersama-sama dengan ikan cakalang, ikan cakalang masak nimono, dan air kaldu ikan cakalang. Pada

(4)

Suruga, Shima, Sagami, Awa (安 房?), Kii, Awa (阿 波?), Tosa, Bungo, dan Himuka.

Pengolahan ikan cakalang dari zaman Muromachi mempunyai hasil akhir yang mirip dengan katsuobushi yang dikenal sekarang. Hanakatsuo ( 花 鰹?) disebut-sebut dalam buku masak terkenal dari zaman Muromachi yang berjudul

Shijōryū Hōchōsho (四 条 流 包 丁 書?). Kemungkinan besar hanakatsuo yang

disebut dalam buku masak zaman Muromachi adalah produk awetan ikan

cakalang yang sangat keras, sehingga harus diserut dengan alat ketam dan bukan berupa ikan cakalang kering.

Teknik pengasapan baru dikenal pada zaman Edo. Teknik menghilangkan air

dari dalam daging ikan dengan cara pengasapan kemungkinan mulai dilakukan pengolah ikan bernama Jintarō dari wilayah Kishu (Kumano). Kabibushi (か び

?) adalah jenis katsuobushi yang dimatangkan dengan cara pengapangan. Teknik pembuatan kabibushi yang kemudian meluas ke seluruh Jepang kabarnya diciptakan oleh Tosano Yoichi yang juga berasal dari Kishu. Pada zaman dulu,

pengolahan ikan cakalang di Jepang berpusat di daerah-daerah pantai Samudra Pasifik seperti Satsuma, Tosa, Awa, Kii, Shima, Ise, dan Izu.

Pada zaman Edo peringkat kualitas katsuobushi dibuat seperti peringkat pesumo. Kualitas atas yang disebut kelas gyoji (行 司 gyōji?, wasit) ditempati

asobushi dari Ise, namikiribushi dari Shima. Sementara itu, shimizubushi dari

Shizuoka dan yakushimabushi dari Satsuma menempati peringkat nomor dua atau kelas Ozeki. Masakan berkelas khas Kyoto yang disebut kyōryōri banyak

(5)

dipakai dalam masakan chagaisekiryōri, hidangan kuil agama Buddha dan Shinto di Kyoto. Kemajuan transportasi laut pada zaman Edo memungkinkan

katsuobushi yang berasal dari Kyushu dan Shikoku untuk diangkut sampai ke Edo.

Sesudah zaman Meiji, pengolahan ikan cakalang juga dilakukan di Pulau

Uotsuri yang terletak di Kepulauan Senkaku, dan di pulau-pulau di sebelah selatan

Samudra Pasifik yang ditetapkan Liga Bangsa-Bangsa sebagai wilayah mandat

Jepang. Pengolahan ikan cakalang dari kepulauan Samudra Pasifik ini berkembang dengan pesat karena harga-harga lokal yang murah, tapi kemudian industri ini tamat akibat Perang Dunia II.

C. Manfaat

Katsuobushi adalah bahan dasar kaldu yang disebut dashi dan merupakan

bumbu dapur masakan Jepang yang paling utama. Dalam bahasa Jepang, sanmai oroshi (三 枚 お ろ し tiga potong, belah?) adalah cara membelah ikan menjadi 3 bagian, yang terdiri dari 2 bagian daging dan 1 bagian tulang yang tidak

digunakan.

Jenis-jenis katsuobushi menurut bagian ikan hasil sanmai oroshi:

 Kamebushi (dua bagian daging utuh)

 Honbushi (daging bagian punggung dan perut saja)

(6)

 Mesubushi (daging bagian perut)

Pada zaman dulu, katsuobushi hanya diserut seperlunya sebelum digunakan untuk memasak, sehingga alat ketam merupakan peralatan dapur yang harus

dimiliki oleh semua rumah tangga di Jepang. Alat ketam untuk menyerut katsuobushi mirip dengan alat ketam yang digunakan tukang kayu, hanya saja letak mata pisau berada di atas dan bukan di bawah. Sebuah kotak kecil

menyerupai laci yang bisa dibuka dan ditutup dipakai untuk mengumpulkan hasil serutan. Nama resmi untuk alat ketam katsuobushi adalah ogura shiki katsuobushi

kezuriki (小倉式鰹節削り器?, alat serut katsuobushi cara Ogura) yang diciptakan oleh warga Tokyo bernama Ogura.

Pada zaman sekarang, katsuobushi dijual dalam keadaan sudah diserut dalam

kemasan kedap udara berisi nitrogen. Katsuobushi yang dijual dalam sudah diserut tidak berbau seharum aroma katsuobushi yang baru diserut. Rumah makan

tradisional Jepang (ryotei) umumnya memilih untuk menyerut sendiri.

Katsuobushi digunakan pada masakan Jepang yang dibuat dengan cara

nimono (merebus dengan kecap asin dan mirin), dimakan begitu saja dengan

sedikit kecap asin (o-kaka), atau digunakan sebagai isi onigiri. Katsuobushi yang umum digunakan untuk memasak adalah Hanakatsuo yang merupakan serutan

(7)

 Ikan cakalang dipotong, bagian kepala dibuang dan isi perut dikeluarkan

 Ikan dibelah tiga menjadi 2 bagian daging dan 1 bagian tulang

 Daging ikan dimasukkan ke dalam keranjang, direbus selama kira-kira 100

menit. Suhu rebusan sewaktu merebus harus benar-benar dijaga

 Daging ikan diangkat, sisik ikan, lemak pada bagian perut dan tulang harus dibuang semuanya dan dibersihkan. Daging ikan yang diolah sampai

tahap ini ada yang dijual sebagai produk akhir dan disebut Namaribushi. Dulunya Namaribushi merupakan makanan istimewa yang hanya bisa dinikmati di sentra-sentra industri ikan cakalang, tapi sekarang sudah

banyak dijual oleh perusahaan yang menerima pesanan yang dikirim lewat paket pos.

 Proses selanjutnya adalah mengeringkan daging ikan dengan proses pengasapan menggunakan kayu semacam pohon ek. Daging ikan

dibolak-balik seperlunya selama proses pengasapan. Daging ikan yang diolah sampai tahap ini disebut arabushi yang setelah diserut dijual dengan nama

hanakatsuo.

 Permukaan daging ikan dibersihkan, dibuang bagian yang kotor dan dikeringkan lagi dengan menjemurnya di bawah sinar matahari.

(8)

 Kapang yang tumbuh di permukaan daging ikan dibuang

 Proses nomor 7 dan nomor 8 terus diulang sampai daging ikan menjadi sangat kering dan keras seperti kayu sehingga kapang tidak bisa tumbuh

lagi. Pada tahap ini, berat bersih produk akhir yang bernama Karebushi hanya tinggal seperlima dari berat bahan sebelum diproses. Karebushi

Referensi

Dokumen terkait

2.6.1.1 Viskometer Bola Jatuh Yang Memenuhi Hukum Stokes Menurut hukum Stokes, sebuah bola dengan jari-jari r yang bergerak dengan kecepatan rendah v di dalam fluida

Sebanyak 1 – 2 gram contoh, dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring yang dialasi dengan kapas.Kemudian selongkong kertas saring berisi contoh disumbat dengan kapas

 Diskusi kelas dan diskusi kelompok  Pemberian materi tentang kehidupan sosial dalam komunitas muslim Topik diskusi: status sosial dalam komunitas muslim Kelengkapan

Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error ) hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk menguji kemauan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kesadaran dalam

Skenario kasus dilema etika pelaporan keuangan yang diajukan kepada partisipan penelitian hanya ditujukan untuk mengetahui justifikasi dari partisipan atas

Pada tahun 2017, kami juga meluncurkan UOB Smart Risk, yang merupakan layanan wealth management and investment untuk membantu nasabah Privilege Banking dalam meraih tujuan

rekayasa dan penyelahgunaan wewenang APIP Untuk mencegah terjadinya permasalahan baik dalam masa prakontrak maupun paska kontrak, perlu dilakukan pengawasan pengadaan