ANALISIS KELARUTAN GARAM KALSIUM PADA BATU
GINJAL DALAM INFUSA MENIRAN (
Phyllantus niruri
L.)
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Niv
ers
SKRIPSI
OLEH:
FRANSISCA WONGSO
NIM 121501052
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KELARUTAN GARAM KALSIUM PADA BATU
GINJAL DALAM INFUSA MENIRAN (
Phyllantus niruri
L.)
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Niv
Ers
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
FRANSISCA WONGSO
NIM 121501052
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS KELARUTAN GARAM KALSIUM PADA BATU GINJAL DALAM INFUSA MENIRAN (Phyllantus niruri L.) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
era
OLEH:
FRANSISCA WONGSO NIM 121501052
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 18 Juli 2016
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Panitia Penguji
Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt. Prof. Dr. rer nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt.
NIP 195401101980032001 NIP 195306191983031001
Pembimbing II Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt.
NIP 195401101980032001
Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt. Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.
NIP 195006221980021001 NIP 195201041980031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan kasihNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menjalani masa perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Kelarutan Garam Kalsium pada Batu Ginjal dalam Infusa Meniran
(Phyllantus niruri L.) secara Spektrofotometri Serapan Atom”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Ibu Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt., dan Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Bapak Prof. Dr. rer nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., serta Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah mendidik selama perkuliahan dan Bapak Drs. Immanuel S. Meliala, M.Si., Apt., selaku penasehat akademik yang selalu memberikan bimbingan, perhatian dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.
v
memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik moril maupun materil beserta dukungan dan doa yang tulus yang tidak pernah berhenti. Abang Ferry Wongso, kakak Stefanny Wongso, dan adik-adik Francelia Wongso, Kevin Montan Wongso serta Karin Oxana Wongso yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta doa kepada penulis.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terbaikku, Amiyori, Cindy Febriani, Christina Lois, Hady Wiraputra, Anthony Tias, Calson, Michael Khosasih, Jansen B.L., Kak Maria S. Girsang, asisten-asisten Laboratorium Farmasi Fisik dan teman-teman Farmasi angkatan 2012 untuk kebersamaan dan dorongan semangatnya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama mahasiswa : Fransisca Wongso
Nomor Induk mahasiswa : 121501052 Program studi : Sarjana Farmasi
Judul : Analisis Kelarutan Garam Kalsium pada Batu
Ginjal dalam Infusa Meniran (Phyllantus niruri L.) secara Spektrofotometri Serapan Atom
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dan apabila dikemudian hari diketahui skripsi saya ini plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi yang diberikan oleh Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sumatera Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan sehat.
Medan, Agustus 2016
Yang membuat surat pernyataan,
vii
ANALISIS KELARUTAN GARAM KALSIUM PADA BATU GINJAL DALAM INFUSA MENIRAN (Phyllantus niruri L.) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Batu ginjal adalah batu yang terdapat di ginjal maupun saluran kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal kalsium. Sebanyak 60% kandungan batu ginjal terdiri atas kalsium oksalat, fosfat, karbonat, asam urat, magnesium, dan ammonium. Meniran merupakan tumbuhan yang berkhasiat sebagai peluruh air seni dan penghancur atau penghambat pembentukan batu ginjal. Didalam meniran terdapat kalium yang dapat menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat, karbonat, fosfat atau urat membentuk senyawa yang larut dan secara perlahan-lahan akan ikut keluar bersama urin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dan perbedaan infusa meniran tanpa destruksi dan dengan destruksi terhadap kelarutan kalsium batu ginjal utuh dan gerus secara in vitro.
Metodologi penelitian yang dilakukan berupa pelarutan batu ginjal utuh dan gerus dalam infusa meniran tanpa destruksi dan dengan destruksi dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 4 jam. Kelarutan kalsium diketahui dengan mengukur kadar kalsium (Ca) awal dan setelah diinkubasi dengan batu ginjal. Kalium (K) sebagai faktor yang dapat melarutkan batu ginjal dan diukur kadarnya secara spektrofotometri serapan atom.
Hasil penelitian berupa adanya peningkatan kadar kalsium setelah inkubasi dengan batu ginjal utuh dan gerus dengan infusa meniran tanpa destruksi dan dengan destruksi dengan berbagai konsentrasi, pada infusa 2% kadar Ca terlarut adalah 25,41% dan 43,78%; 30,01% dan 66,85%, pada infusa konsentrasi 4% adalah 24,56% dan 34,26%; 32,52% dan 65,14%, pada infusa konsentrasi 6% adalah 8,70% dan 20,86%; 16,45% dan 49,34%, pada infusa konsentrasi 8% adalah 7,95% dan 16,76%; 9,93% dan 50,24%, dan pada infusa konsentrasi 10% adalah 7,76% dan 16,61%; 7,26% dan 41,18%. Uji perolehan kembali untuk kalsium adalah 116,54% yang menunjukkan akurasi yang baik pada metode ini. Metode yang digunakan mempunyai presisi yang baik dengan hasil simpangan baku relatif untuk kalsium adalah 1,2210%.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kelarutan kalsium dalam batu ginjal utuh dan gerus pada infusa meniran tanpa destruksi dan dengan destruksi yaitu sebesar 49% dan 168,96%.
ANALYSIS OF CALCIUM SALT SOLUBILITY IN KIDNEY STONES USING STONEBREAKER INFUSE (Phyllanthus niruri L.) WITH ATOMIC
ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY
ABSTRACT
Kidney stones are stones that occur either in kidney and urethra. The most common type of stones are made of calcium crystal. About 60% kidney stones contain calcium oxalate, phosphate, carbonate, uric acid, magnesium, and ammonium. Meniran (stonebreaker) has benefit as diuretic and inhibitor or breaker of kidney stone formation. It contained potassium that can replace calcium to join carbonate, oxalate, or uric forming soluble compounds and slowly will come out together with urine. The purpose of this study was to observe the ability and difference of stonebreaker infuse before and after destruction on the solubility of calcium kidney stones intact and crushed.
Methodology of research conducted in form of dissolving kidney stones intact and crushed in stonebreaker infuse before and after destruction with a concentration of 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%, then incubated at 37ºC for 4 hours. The solubility of calcium is known by measuring the levels of calcium (Ca) early and after incubation with kidney stones. Potassium (K) as a factor that can dissolve kidney stones in infusion and also measured by atomic absorption spectrophotometry.
Results of research in the form of an increase in calcium levels after incubation with kidney stones intact and crushed using stonebreaker infuse before and after destruction with various concentrations, in the infusion of 2% levels of Ca dissolved was 25.41% and 43.78%; 30.01% and 66.85%, in the infusion of 4% levels of Ca dissolved was 24.56% and 34.26%; 32.52% and 65.14%, in the infusion of 6% level Ca dissolved was 8.70% and 20.86%; 16.45% and 49.34%, in the infusion of 8% concentration of Ca dissolved was 7.95% and 16.76%; 9.93% and 50.24%, in the infusion of 10% level of Ca dissolved 7.76% and 16.61%; 7.26% and 41.18%. Recovery test for calcium was 116.54% which showed good accuracy in this method. The methods that was used had a good precision with relative standard deviation for calcium was 1.2210%.
Based on this study, concluded that the difference between stonebreaker infuse before and after destruction in case of dissolving calcium in kidney stones intact and crushed are 49% and 168.96%
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
SURAT PERNYATAAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Hipotesis ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Manfaat ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Meniran ... 6
2.2 Batu Ginjal (Renal Calculi) ... 7
2.2.2 Etiologi ... 8
2.2.3 Proses pembentukan batu saluran kemih ... 10
2.2.4 Komposisi batu ginjal ... 11
2.3 Mineral ... 14
2.3.1 Kalium (K) ... 15
2.3.2 Kalsium (Ca) ... 16
2.4 Destruksi ... 17
2.4.1 Destruksi basah ... 18
2.4.2 Destruksi kering ... 18
2.5 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) ... 18
2.6 Validasi Metode Analisis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Lokasi Penelitian ... 25
3.2 Jenis Penelitian ... 25
3.3 Alat-Alat ... 25
3.4 Bahan-Bahan ... 25
3.4.1 Sampel ... 25
3.4.2 Pereaksi ... 26
3.5 Identifikasi Sampel ... 26
3.6 Pembuatan Pereaksi ... 26
3.6.1 Larutan H2SO4 1 N ... 26
3.6.2 Larutan asam pikrat 1% ... 26
3.7 Prosedur Penelitian ... 26
xi
3.7.2 Penyiapan sampel ... 27
3.7.2.1 Pembuatan infusa ... 27
3.7.2.2 Pembuatan batu ginjal gerus ... 27
3.7.2.3 Penyiapan infusa untuk analisis kalsium dan kalium awal tanpa destruksi dan dengan destruksi ... 27
3.7.2.4 Penyiapan infusa untuk analisis kalsium sesudah inkubasi dengan batu ginjal utuh dan gerus tanpa destruksi dan dengan destruksi ... 27
3.7.3 Pembuatan larutan uji I ... 28
3.7.3.1 Pembuatan larutan uji I tanpa destruksi ... 28
3.7.3.2 Pembuatan larutan uji I dengan destruksi ... 28
3.7.4 Pembuatan larutan uji II ... 28
3.7.4.1 Pembuatan larutan uji II untuk kalium tanpa destruksi dan dengan destruksi ... 28
3.7.4.2 Pembuatan larutan uji II untuk kalsium tanpa destruksi dan dengan destruksi ... 29
3.7.5 Analisis kualitatif ... 29
3.7.5.1 Kalium ... 29
3.7.5.2 Kalsium ... 30
3.7.6 Analisis kuantitatif ... 30
3.7.6.1 Pembuatan kurva kalibrasi ... 30
3.7.6.2 Analisis kadar kalsium dan kalium pada sampel... 31
3.7.7 Analisis data secara statistik ... 32
3.7.7.1 Penolakan hasil pengamatan ... 32
3.7.7.2 Analisis kelarutan batu ginjal setelah inkubasi ... 33
3.7.8 Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi ... 34
3.7.10 Simpangan baku relatif ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Identifikasi Sampel ... 36
4.2 Analisis Kualitatif ... 36
4.3 Analisis Kuantitatif ... 37
4.4 Analisis Kadar Mineral dan Kelarutan Batu Ginjal pada Sampel tanpa Destruksi dan dengan Destruksi ... 38
4.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 44
4.6 Uji Perolehan Kembali (Recovery) ... 45
4.7 Simpangan Baku Relatif ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1 Kesimpulan ... 47
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Analisis Kualitatif pada Sampel Infusa Meniran yang
telah Didestruksi ... 36
4.2 Hasil Analisis Kadar Kalsium dan Kalium Awal Sebelum Inkubasi dengan Batu Ginjal tanpa Destruksi ... 39
4.3 Hasil Analisis Kadar Kalsium dan Kalium Awal Sebelum Inkubasi dengan Batu Ginjal dengan Destruksi ... 39
4.4 Kadar Terlarut pada Batu Ginjal Utuh tanpa Destruksi ... 40
4.5 Kadar Terlarut pada Batu Ginjal Gerus tanpa Destruksi ... 40
4.6 Kadar Terlarut pada Batu Ginjal Utuh dengan Destruksi ... 40
4.7 Kadar Terlarut pada Batu Ginjal Gerus dengan Destruksi ... 40
4.8 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalsium dan Kalium ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Kurva Kalibrasi Kalsium ... 37 4.2 Kurva Kalibrasi Kalium ... 38 4.3 Grafik Kadar Kalsium Terlarut pada Batu Ginjal Utuh tanpa
Destruksi dan dengan Destruksi ... 42 4.4 Grafik Kadar Kalsium Terlarut pada Batu Ginjal Gerus tanpa
Destruksi dan dengan Destruksi ... 43 4.5 Grafik Kadar Kalsium Terlarut pada Batu Ginjal Utuh dan
Gerus tanpa Destruksi ... 44 4.6 Grafik Kadar Kalsium Terlarut pada Batu Ginjal Utuh dan
xv
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
Gambar Halaman
1 Tanaman Meniran ... 50
2 Meniran ... 50
3 Batu Ginjal Utuh ... 51
4 Batu Ginjal Gerus ... 51
5 Infusa Meniran ... 52
6 Infusa Meniran untuk Pengukuran Awal ... 52
7 Infusa Meniran Setelah diinkubasi dengan Batu Ginjal ... 53
8 Infusa Meniran Setelah didestruksi ... 53
9 Spektrofotometer Serapan Atom Hitachi Z-2000 ... 54
10 Panci Infusa ... 54
11 Kristal Kalsium Sulfat ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
5 Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Uji untuk Kalium tanpa Destruksi ... 58
6 Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Uji untuk Kalsium tanpa Destruksi ... 59
7 Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Uji untuk Kalium dengan Destruksi ... 60
8 Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Uji untuk Kalsium dengan Destruksi ... 61
9 Data Kalibrasi Kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) ... 62
10 Data Kalibrasi Kalium dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) ... 64
11 Hasil Analisis Kadar Kalsium, Kalium Awal dan Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal Utuh dan Gerus tanpa Destruksi 66 12 Hasil Analisis Kadar Kalsium, Kalium Awal dan Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal Utuh dan Gerus dengan Destruksi ... 74
13 Contoh Perhitungan Kadar Kalsium Awal, Kalium, Kalsium Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal Utuh dan Gerus tanpa Destruksi ... 82
xvii
15 Perhitungan Statistik Kadar Kalsium, Kalium pada Infusa Meniran Sebelum dan Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal Utuh dan Gerus tanpa Destruksi ... 86 16 Perhitungan Statistik Kadar Kalsium, Kalium pada Infusa
Meniran Sebelum dan Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal
Utuh dan Gerus dengan Destruksi ... 106 17 Contoh Perhitungan Kadar Terlarut dan Persen Kelarutan
pada Batu Ginjal Utuh dan Gerus Sesudah Inkubasi dengan
Sampel Infusa Meniran tanpa Destruksi ... 126 18 Contoh Perhitungan Kadar Terlarut dan Persen Kelarutan
pada Batu Ginjal Utuh dan Gerus Sesudah Inkubasi dengan
Sampel Infusa Meniran dengan Destruksi ... 127 19 Perhitungan Persentase Kenaikan Kadar Kalsium pada Batu
Ginjal Utuh dan Gerus yang Larut dalam Infusa Meniran
(Phyllanthus niruri L.) tanpa Destruksi dan dengan Destruksi
... 128 20 Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 129 21 Hasil Analisis Kadar Kalsium Setelah Penambahan Larutan
Baku pada Sampel ... 131 22 Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kadar Kalsium