• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Kedelai di Tanah Salin dengan Penggunaan Genotipa Tahan, Asam Askorbat dan Fungi Mikoriza Arbuskular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Hasil Kedelai di Tanah Salin dengan Penggunaan Genotipa Tahan, Asam Askorbat dan Fungi Mikoriza Arbuskular"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

!" #$

!%&! ' ()

$*

&#+,#+

-

.

/

0

1

(2)

!" " # "$"# "

%

& ' ()*+

!" #$

!%&! ' ()

$*

&#+,#+

-

.

/

(3)

.*2* + ,&,#+ +,+"%#&#+ #3, 2 #, 2, #+# # ,+ 2 +"#+

+""*+##+ +!&,4# # #+ 3#$ 3%! 5#& 2#+

*+", ,%! ,6# 5*3%* #

#$# # #3,37# ,+, # $#7#&,

!$! +2*%

!" #$ &*2, !%&! ' () $* &#+,#+

,

!" " " # "

" # # " - # " # # "

. / . /

,

!" " " $ !# " !" " " - # "

% 0 & ' ()*+

(4)

,*8, 4#2# 8,#+ ,3 &#3, 5*%# ' !$!3, !%&! )

#+""# .*+, 0 1

999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999

.

$,$4,+ ,2#+"

!:; *5 , # ; ' 8#5#& %&! )

&*# !:; ; ; !3$#<#&, +,= 3,&#3 *$#& # &# #

+""!&# ; =,#+ +,= 3,&#3 *$#& # &# #

; #3<*+, ; *& , +,= 3,&#3 *$#& # &# #

!:; ; ; ; #5 ,+# > +,= 3,&#3 *$#& # &# #

; ; *$# $#28, # #, + ,&,#+ *+" , *&,

(5)

?

@ +,+"%#&#+ #3, 2 #, 2, #+# # ,+ 2 +"#+ +""*+##+ +!&,4#

# #+ 3#$ 3%! 5#& 2#+ *+", ,%! ,6# 5*3%* # A

1 23

" $ /

/

# #

# "

$

/

#

/

"

# ' ()*+

4

(6)

! " # #

$# #! % & " ' % " &&

( #

Efforts to increase domestic soybean production are directed through strategies of expansion of cultivation area under the application of specific technologies. Saline soil in marginal land that is not optimally used for the cultivation of crops, including soybeans. Soybean production in saline soil is still very low due to osmotic stress, oxidative stress and ion toxicity, and nutrient deficiencies. The purpose of this study is to increase soybean production in saline soil through the utilization of stress salinity resistance soybean genotypes, ascorbic acid application and indigenous arbuscular mycorrhiza fungi inoculation.

The study consisted of three phases. The first phase of research was mass selection until the fourth generation (F4) to obtain salinity resistance genotypes and molecular tests carried out in the village of saline soil Paluh Merbau, Percut Sei Tuan, Regency of Deli Serdang with DHL 5 6 mmhos/cm and Laboratory Molecular Biotechnology Center of Molecular Biosciences (COMB)’s University of The Ryukyus, Okinawa, Japan. The second phase was the exploration of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi through the extraction stages and identification of arbuscular mycorrhiza fungi, trapping and spores culture done in Soil Biology Laboratory of Faculty of Agriculture. The third phase of research was tests of the effectiveness of arbuscular mycorrhiza fungi and application of ascorbic acid in soybean genotypes resistant salinity saline soil, held in Paluh Merbau Village, Percut Sei Tuan District of Deli Serdang with three series of tests and different levels of salinity, location one with DHL 4 5 mmhos / cm, location 2 with DHL 5 6 mmhos / cm and 3 locations with DHL 6 7 mmhos / cm. The design used was separated plots design with 3 plots and 3 replications. The main plot was soybean genotype (non selection Grobogan soybean variety and the fourth generation of soybeans salinity resistant selection results (F4). The subplots were ascorbic acid application (without application of ascorbic acid and ascorbic acid application at 500 ppm dose). Sub sub plot was indigenous arbuscular

mycorrhiza fungi isolate (without mycorrhizal isolates, sp.1, sp.2,

sp.3, sp.4, sp.5, and the mixture of five types of

mycorrhizal isolates).

(7)

ii

(GPRP3), <1 Pyrroline 5 carboxylate synthetase (P5CS), bzip Transcription

Factor (ZIP), EREBP / AP2 Transcription Factor (ERF) and Gm putative Na+/H+

antiporter (NHX1) were higher in F3 selected salinity resistance soybean of salt stressed compared to without salinity stress, whereas the mRNA expression Gm Chloride Channel 1 (GmCLC1 ) and Purple acid phosphatases 3 (PAP3) gene were lower than those of control.

Exploration and the identification of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi of saline soil shows that there are five distinct characteristic types, namely

sp.1, sp.2, sp.3, sp.4, sp.5. The increase

of soil salinity negatively affected the existence of the FMA, where the number of spores and the ability of AMF to infect the host plant decreased with increasing of soil salinity.

The research showed that selected salinity resistance of soybean grown and produced better than Grobogan soybean varieties through the change of morphological, physiological and biochemical characters. Application of ascorbic acid increase the growth and production of soybean in saline soil with different levels of salinity through the change of morphological, physiological and biochemical characters associated to its role as an antioxidant to cope the oxidative stress. AMF inoculation increase growth and soybean production in saline soils with different levels of salinity through the change of morphological, physiological and biochemical characters caused by AMF role to increase the uptake of water and nutrients.

This research concluded that the increase in soil salinity led to attenvation of the growth and production of soybean. The application of selected resistant salinity soybean, ascorbic acid and inoculation of mixture of AMF isolates produced the highest soybean production at various levels of soil salinity.

Keywords : indigenous arbuscular mycorrhiza fungi, ascorbic acid, resistance genotype

(8)

!

"

#

$

%

# &

'

%

Upaya peningkatan produksi kedelai dalam negeri diarahkan melalui strategi

perluasan areal tanam dan penerapan teknologi spesifik lokasi. Lahan salin merupakan

lahan marjinal yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya tanaman,

termasuk kedelai. Produksi kedelai di lahan salin masih sangat rendah disebabkan

cekaman osmotik, cekaman oksidatif dan keracunan ion, dan kekurangan hara. Tujuan

penelitian ini adalah meningkatkan produksi kedelai di lahan salin melalui penggunaan

genotipa kedelai tahan cekaman salintas, aplikasi asam askorbat dan inokulasi fungi

mikoriza arbuskular indigenous.

Penelitian terdiri atas tiga tahap. Penelitian tahap pertama yaitu seleksi massa

sampai dengan generasi keempat (F4) untuk mendapatkan genotipa tahan salinitas dan uji

molekular dilaksanakan di lahan salin Desa Paluh Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang dengan DHL 5 – 6 mmhos/cm dan laboratorium Molecular

Biotechnology Center of Molecular Biosciences (COMB) University of the Ryukyus,

Okinawa, Jepang, Penelitian kedua yaitu eksplorasi fungi mikoriza arbuskular indigenous

melalui tahap ekstraksi dan indentifikasi fungi mikoriza arbuskular, pemerangkapan dan

kultur spora berdasarkan genus di laksanakan di Laboratorium Biologi Tanah dan rumah

kassa Fakultas Pertanian USU. Penelitian tahap ketiga yaitu pengujian efektivitas fungi

mikoriza arbuskular dan aplikasi asam askorbat pada genotipa kedelai tahan salinitas

dilaksanakan di lahan salin Desa Paluh Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang dengan 3 seri percobaan dengan perbedaan tingkat salinitas yaitu lokasi 1

dengan DHL 4 – 5 mmhos/cm, lokasi 2 dengan DHL 5 – 6 mmhos/cm dan lokasi 3

dengan DHL 6 – 7 mmhos/cm. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Petak Petak

Terpisah dengan 3 petak dan 3 ulangan. Petak utama yaitu genotipa kedelai (kedelai

varietas grobogan non6seleksi dan kedelai hasil seleksi tahan salinitas generasi keempat 6

F4). Anak petak yaitu aplikasi asam askorbat (tanpa aplikasi asam askorbat dan aplikasi

asam askorbat dengan dosis 500 ppm). Anak6anak petak yaitu isolat fungi mikoriza

arbuskular indigenous (tanpa pemberian isolat mikoriza,

sp.1,

sp.2,

sp.3,

sp.4,

sp.5, dan isolat campuran kelima jenis mikoriza).

Hasil seleksi menunjukkan kemajuan seleksi, produksi tanaman dan nilai

heritabilitas belum stabil disebabkan pengaruh salinitas tanah tanah yang selalu berubah

pada setiap tahap seleksi.

Uji molekuler gen toleran salinitas pada generasi ketiga

(9)

iv

Hasil eksplorasi dan identifikasi fungi mikoriza arbuskular indigenous dari lahan

salin menunjukkan ada 5 genus dengan karakteristik berbeda yaitu

sp.1,

sp.2,

sp.3,

sp.4,

sp.5. 2.

Peningkatan

salinitas

tanah

berpengaruh negatif keberadaan FMA, di mana jumlah spora dan kemampuan FMA

dalam menginfeksi tanaman inang menurun dengan semakin meningkatnya salinitas

tanah.

Hasil penelitian menunjukkan kedelai terseleksi tahan salinitas mampu tumbuh

dan berproduksi lebih baik dibandingkan kedelai varietas Grobogan dengan adanya

perubahan karakter morfologi, fisiologi dan biokimia.

Aplikasi asam askorbat mampu

membantu kedelai untuk tumbuh dan berproduksi lebih baik di tanah salin dengan

berbagai tingkat salinitas dengan adanya perubahan karakter morfologi, fisiologi dan

biokimia terkait dengan perannya sebagai antioksidan untuk mengatasi stres oksidatif.

Inokulasi FMA dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai di tanah salin

dengan berbagai tingkat salinitas dengan adanya perubahan karakter morfologi, fisiologi

dan biokimia yang disebabkan peran FMA untuk meningkatkan serapan air dan hara.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan salinitas tanah

menyebabkan pertumbuhan dan produksi kedelai semakin tertekan. Penggunaan kedelai

terseleksi tahan salinitas, aplikasi asam askorbat dan inokulasi campuran isolat FMA

menghasilkan produksi kedelai tertinggi pada berbagai tingkat salinitas tanah.

Kata kunci : fungi mikoriza arbuskular indigenous, asam askorbat, genotipa tahan

salinitas, kedelai

(10)

!

"

# $

%

$

&

' (

'

"

# $

)

$

"

%

$

*

' (

'

#

$

)

*

' (

'

+

"

# $

)

&

# %

,

$

*

' (

'

)

$

)

--

%

$

)

*

' '

(

.

$

/

$

,

0

"

-$

$

1

)

# $ ) &

%

"

$ $ (

%

"

% "

%

$

2

(

0

3

)

# $

)

%

"

$

)

%

"

$

) &

0

%

"

$

) $

-

0

%

$

4

# $

-

5

%

"

2

# %

"

62 %"7 ' (

#

&

0

/

#

8

,

5

"

5

&

*

' '

(11)

vi

9

-

%

%

& #:

#

;

0

<

6

7 )

- &

)

-(

=

!>

)

6

7

"

-

#

-"

=

!!

$

)

*

' '

+>><

(

!+

0

*

' '

6&

(

%

%

&

%

&

%

5

7

#

!.

,

"

5

?

*

' '

!1

,

*

' '

0

*

' '

$

)

!3

-

#

@

%

?

%

/

+>!3

&

0

(12)

!

!

"

#

#$

$

%

&' #

#

# & ()

#

"

#* +

,

-

# " .

-- # ( .

" %

#

"

/ 0

#

/

1

,

"

" %

#

( % %

"

23

" %

#

"

%

#

*

(

4

" %

" 5 # !

/#/

$

66

" %

*% %

"

7

,""#

* !

*

*

"

%

/ 0

%&

8

7

1

8 %

3*

6

"

# & "

!

" %

#

( %

%

% %

"

/ 0

#

/

66

#

#

.

%

4

6 9

6 1

6 9

!

:;

%

&

% ) (

/

"

, %&

)

4

#

< $

%

=% &

5 %

5

5

,

(5

3>

.%0

6 9

!

:;&& 5 %&

%

5%

)

%

8

5

(13)

viii

%

1%

%& #5

& 5

$ 5

% %

5 9

?

3 9

$

6 >

##.

3-2 2

!

:= % %

=%

8& #%

( (&& 5

,

%

(

5

%

8& ( 5%

5 (5

(

%5

%

8& (

5

5%

)

#

#% <

(14)

Halaman

SUMMARY ……… i

RINGKASAN ………. iii

KATA PENGANTAR ……… v

RIWAYAT HIDUP ……… vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xx

DAFTAR LAMPIRAN ………... xxi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ………. 5

1.3. Tujuan Penelitian ………. 6

1.4. Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kedelai ……….. 7

2.2. Potensi dan Kondisi Tanah Salin ……….. 8

2.3. Pengaruh Cekaman Salinitas Pada Kedelai ……….. 10

2.4. Varietas Kedelai Toleran Cekaman Salinitas ……... 12

2.5. Peranan Biologi Molekuler pada Seleksi Kedelai Toleran Salinitas ………... 15

2.6. Peranan Asam Askorbat untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman terhadap Cekaman Salinitas ... 17

2.7. Fungi Mikoriza Arbuskular ……….. 19

2.8. Fungi Mikoriza Arbuskular pada Tanah Salin ……. 23

2.9. Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskular untuk Meningkatkan Hasil Kedelai pada Tanah Salin …... 26

2.10. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 39

2.11. Hipotesis Penelitian ……….. 41

BAB III. PENINGKATAN KETAHANAN KEDELAI TERHADAP CEKAMAN SALINITAS MENGGUNAKAN METODE SELEKSI MASSA

BAB IV. EKSPLORASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR

INDIGENOUS

(15)

x

4.1. Pendahuluan ………. 68

4.2. Bahan dan Metode ……… 71

4.3. Hasil dan Pembahasan ……….. 77

4.4. Kesimpulan ………... 85

BAB V. PENGUJIAN EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN APLIKASI ASAM ASKORBAT PADA KEDELAI TAHAN SALINITAS Abstrak ……….. 86

5.1. Pendahuluan ………. 87

5.2. Hipotesis Penelitian ………. 88

5.3. Bahan dan Metode ……… 89

5.4. Hasil dan Pembahasan ……….. 98

5.5. Kesimpulan ………... 212

BAB VI. PEMBAHASAN UMUM ……….. 213

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ………... 227

7.2. Saran ………. 228

DAFTAR PUSTAKA ………... 229

LAMPIRAN ……….. 250

(16)

2.1. Perbandingan Dua Metodologi Penapisan Klorida pada

Tujuh Kultivar Kedelai ……….. 14

3.1. Seleksi Bertahap dengan Metode Seleksi Massa Tetua

(parent) Sampai Generasi F4 ………. 47

3.2. Primer yang Didesain dan Digunakan untuk Analisis

Ekspresi Gen ……….. 52

3.3. Rataan Peubah Amatan Agronomis Tetua Sampai dengan

Generasi Keempat ……….. 53

3.4. Nilai Heritabilitas Generasi Kedua Sampai dengan

Generasi Keempat ……….. 53

3.5. Batas Seleksi dan Kemajuan Seleksi Tiap Generasi ………. 54

3.6. Rataan Data Iklim dan Daya Hantar Listrik pada Tiap

Tahapan Seleksi Kedelai Tahan Salinitas ……….. 54

3.7. Tingkat Ekspresi mRNA Gen Toleran Salinitas (fold) pada Beberapa Varietas kedelai pada Perlakuan Kontrol dan

Cekaman Salinitas 5 – 6 mmhos/cm ……….. 55

4.1. Karakteristik Fungi Mikoriza Arbuskular di Lahan Salin

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang …….. 78

4.2. Rataan Jumlah Spora FMA (20 g Tanah Sampel) pada

Tanah Salin DHL 5 – 6 mmhos/cm ……….. 79

4.3. Rataan Jumlah Spora FMA (20 g Tanah Sampel) pada

Tanah Salin DHL 7 – 8 mmhos/cm ……….. 79

4.4. Persentase Kolonisasi FMA (%) pada Akar

Tanaman Inang ……….. 79

4.5. Rataan Jumlah Spora (20 g Sampel Tanah) pada Kultur

Spora Berdasarkan Tipe Spora ……….. 80

4.6. Persentase Kolonisasi Akar Terinfeksi pada Kultur Spora … 81

5.1. Tinggi Tanaman (cm) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena

(17)

xii

5.2. Tinggi Tanaman (cm) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 100

5.3. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 1

(DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 101

5.4. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)……. 101

5.5. Jumlah Daun (helai) 5 MST karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 102

5.6. Jumlah Daun (helai) 5 MST Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 103

5.7. Bobot Kering Tajuk (g) Dua Genotipa kedelai karena

Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………... 104

5.8. Bobot Kering Tajuk (g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan

Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 105

5.9. Bobot Kering Tajuk (g) Dua Genotipa Kedelai karena

Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ….. 105

5.10. Bobot Tering Tajuk (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 106

5.11. Bobot Kering Akar (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Lokasi 1, Lokasi 2, dan Lokasi 3 ………...……… 108

5.12. Bobot Kering Akar (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 109

5.13. Total Luas Daun (cm2) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1

(DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 110

5.14. Total Luas Daun (cm2) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) dan

lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ……… 111

(18)

5.15. Total Luas Daun (cm2) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) dan

Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ………... 112

5.16 Total Luas Daun (cm2) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga lokasi ……… 113

5.17 Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 114

5.18. Jumlah Stomata (Stomata/mm) karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 114

5.19. Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 3

(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 115

5.20. Jumlah Stomata (Stomata/mm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Tiga Lokasi ………... 116

5.21. Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 117

5.22. Ketebalan Kutikula (µm) karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 117

5.23. Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3

(DHL 6E7 mmhos/cm) ………... 118

5.24 Ketebalan Kutikula (µm) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 119

5.25. Jumlah Cabang (Cabang) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………... 120

5.26. Jumlah Cabang (Cabang) karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (5 – 6 mmhos/cm) ………

120

(19)

xiv

5.27. Jumlah Cabang (Cabang) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 122

5.28. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) …... 123

5.29. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 124

5.30. Umur Berbunga (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 125

5.31. Umur Panen (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1, Lokasi 2

dan Lokasi 3 ………...……… 126

5.32. Umur Panen (Hari) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi

Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……… 127

5.33. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi

FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/mm) ……….. 129

5.34. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 129

5.35. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 130

5.36. Jumlah Polong per Tanaman (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi

FMA di Tiga Lokasi ……….. 131

5.37. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7

cm) ………. 132

5.38. Jumlah Polong Berisi (Polong) karena Aplikasi Asam

Askorbat pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………….. 133

(20)

5.39. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 133

5.40. Jumlah Polong Berisi (Polong) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Tiga Lokasi ……… 134

5.41. Produksi per Tanamanan (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 135

5.42. Produksi per Tanaman (g) Dua Genotipa Kedelai

di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ……… 136

5.43. Produksi per Tanaman (g) karena Aplikasi Asam Askorbat

dan Inokulasi FMA di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) … 136

5.44. Produksi per Tanaman (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 137

5.45. Bobot 100 Biji (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1, Lokasi 2

dan Lokasi 3……… 139

5.46. Bobot 100 Biji (g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi

Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……… 140

5.47. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 141

5.48. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA pada Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) …… 142

5.49. Jumlah Klorofil a (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 143

5.50. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1

(DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 144

5.51. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA pada Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) …… 144

(21)

xvi

5.52. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 145

5.53. Jumlah Klorofil b (mg/g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada Lokasi 3

(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 145

5.54. Jumlah Klorofil b (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 146

5.55. Jumlah Klorofil total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 148

5.56. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 148

5.57. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA pada Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) …… 149

5.58. Jumlah Klorofil Total (mg/g) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 149

5.59. Jumlah Klorofil Total (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga lokasi ……….. 150

5.60. Kandungan Fosfor Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan

Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……….. 151

5.61. Tabel 75. Kandungan Fosfor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5

mmhos/cm) dan Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 152

5.62. Kandungan Fosfor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 3

(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 153

5.63. Kandungan Fosfor Tajuk Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi ………. 154

(22)

5.64. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm)

dan Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ……… 155

5.65. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………... 155

5.66. Kandungan Kalium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 156

5.67. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5

mmhos/cm) ……… 157

5.68. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)

dan Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 158

5.69. Kandungan Magnesium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 159

5.70. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan

Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……….. 160

5.71. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 161

5.72. Kandungan Kalsium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 162

5.73. Kandungan Natrium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai

karena Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……….. 163

5.74. Kandungan Natrium Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5

mmhos/cm) ……… 164

5.75. Kandungan Natrium Tajuk (%) karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5

mmhos/cm) ……… 164

(23)

xviii

5.76. Kandungan Natrium Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………

165

5.77. Kandungan Klor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena

Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ……….. 167

5.78. Kandungan Klor (%) karena Aplikasi Asam Askorbat di

Tiga Lokasi ……… 168

5.79. Kandungan Klor Tajuk (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 169

5.80. Perbadingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan

Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 170

5.81. Perbandingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi

FMA di Tiga Lokasi 171

5.82. Perbadingan K/Na Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi

Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi ………. 172

5.83. Kandungan Air Relatif Daun (%) Dua Genotipa kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 173

5.84. Kandungan Air Relatif Daun (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 175

5.85. Kandungan Prolin Daun (µmol/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) dan Lokasi 3

(DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 176

5.86. Kandungan Prolin Daun (µmol/g) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 2

(DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 177

5.87. Kandungan Prolin Daun (µmol/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 178

5.88. Kandungan Gula Tereduksi (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 179

(24)

5.89. Kandungan Gula Tereduksi (%)Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA

di Tiga Lokasi ……… 181

5.90. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) karena Aplikasi

Asam Askorbat di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 182

5.91. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Inokulasi FMA di Lokasi 1 (DHL 4 – 5

mmhos/cm) ……… 182

5.92. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan

Inokulasi FMA di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm)

dan Lokasi 3 (6 – 7 mmhos/cm) ……… 183

5.93. Kandungan Protein Terlarut Daun (mg/g) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi

FMA di Tiga Lokasi ……….. 184

5.94. Persentase Kolonisasi FMA (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi 1, Lokasi 2 dan Lokasi 3 .………... 185

5.95. Persentase Kolonisasi FMA (%) Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Tiga Lokasi ……… 187

(25)

xx

2.1. Pengaruh Cekaman Salinitas pada Tanaman ……... 11

2.2. Gejala Visual pada Genotipe Kedelai Sensitif ( ) dan

Varietas Kedelai Toleran pada NaCl 120 nM ……… 14

2.3. Perbandingan Sistem Perakaran pada Genotipe Kedelai Toleran Cl dan Sensitif Cl pada Kultur Hidroponik 120

mM NaCl setelah Perlakuan NaCl 14 Hari ……… 14

2.4. Struktur Kimia Asam Askorbat ………. 18

2.5. Penampang Melintang Akar yang Menunjukkan

Karakteristik Struktur Fungi Mikroriza Arbuskular ………. 20

2.6. Pengaruh Mikoriza Arbuskular pada Ketersediaan dan

Penyerapan Unsur Hara ………. 21

2.7. Mekanisme FMA untuk Mengurangi Pengaruh Salinitas

pada Tanaman ……… 26

2.8. Bagan Alir Kerangka Konseptual Penelitian ………. 42

3.1. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Seleksi Tahan

Salinitas F3 Varietas Grobogan ………... 56

3.2. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Varietas Grobogan …... 57

3.3. Tingkat Ekspresi Gen pada Kedelai Varietas Burangrang … 57

4.1. Akar Kudzu (P. javanica) yang Terinfeksi Fungi Mikoriza

Arbuskular (Perbesaran 400 x) ……….. 80

(26)

1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan ………... 250

2. Deskripsi Kedelai Varietas Burangrang ……… 251

3. Hasil Analisis Tanah ……….. 252

4. NomorENomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas

Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman

pada Tetua ………..

253

5. NomorENomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas

Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada

Generasi Pertama ………...

254

6. NomorENomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas

Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada

Generasi Kedua ……….. 256

7. NomorENomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas

Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada

Generasi Ketiga ……….. 257

8. NomorENomor Tanaman yang Terpilih di Atas Batas

Seleksi 10 % Berdasarkan Bobot Biji/Tanaman pada

Generasi Keempat ……….. 258

9. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA pada

Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm ……….. 259

10. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 260

11. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ………. 261

12. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 1 (DHL 4 – 5

(27)

xxii

13. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 263

14. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 264

15. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ………. 265

16. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 2 (DHL 5 – 6

mmhos/cm) ……… 266

17. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Gentipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMAdi

Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 267

18. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 268

19. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ………. 269

20. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Lokasi Penelitian 3 (DHL 6 – 7

mmhos/cm) ……… 270

21. Nilai F Hitung Karakter Morfologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di

Tiga lokasi Penelitian ………. 271

22. Nilai F Hitung Komponen Hasil Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat danInokulasi FMA di Tiga

Lokasi Penelitian ……… 272

23. Nilai F Hitung Karakter Fisiologi Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat dan Inokulasi FMA di Tiga

Lokasi Penelitian ……… 273

(28)

24. Nilai F Hitung Karakter Biokimia dan Kolonisasi FMA pada Dua Genotipa Kedelai karena Aplikasi Asam Askorbat

dan Inokulasi FMA di Tiga Lokasi Penelitian ………. 274

25. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 1 (DHL 4 – 5 mmhos/cm) ……… 275

26. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 2 (DHL 5 – 6 mmhos/cm) ……… 276

27. Hasil Uji Korelasi Karakter Fisiologi, Biokimia, Kolonisasi FMA dan Hasil pada Penelitian di Lokasi 3 (DHL 6 – 7 mmhos/cm) ……… 277

28. Penetapan Kandungan Klorofil Daun ……… 278

29. Penetapan Kandungan Prolin Daun ………... 279

30. Penetapan Kandungan Gula Tereduksi Daun ……… 280

31. Penetapan Kandungan Protein Terlarut Daun ……….. 281

32. Penetapan Persentase Kolonisasi FMA ……… 282

33. Identifikasi Tipe Spora FMA ……… 283

34. Klasifikasi Kolonisasi FMA pada Akar ……… 294

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menjelaskan bahwa 36 balita yang memiliki kepadatan tempat tinggal kurang dan diantaranya 18 balita mengalami pneumonia, hal ini bisa dikatakan

pemrogram  12 TIK.PR02.00 5.01 Menulis program  dasar.      Skema  Klaster  Perekaya saan  Perangka t Lunak I 3.4 Menerapkan  penggunaan tipe data, variabel, 

Dengan menggunakan persamaan tersebut dapat diketahui kandungan biomassa individu pohon sebagai dasar penghitungan kandungan biomassa populasi jenis Rhizopora

Kami mohon dengan hormat agar peserta yang sedang sakit berat/keras dan ibu-ibu hamil yang kehamilannya belum mencapai 5 (lima) bulan atau yang telah mendekati masa persalinan

Sistim yang digunakan pada Klinik Mawar masi bersifat manual hal inilah yang menjadi kendala bagian keuangan untuk memberikan gaji pada karyawannya. Dalam hal ini bagian keuangan

Kami mohon dengan hormat agar peserta yang sedang sakit berat/keras dan ibu-ibu hamil yang kehamilannya belum mencapai 5 (lima) bulan atau yang telah mendekati masa persalinan

Dan bagi yang ingin kesana, tentu saja harus dibekali dengan informasi yang memadai, seperti lembaga pendidikan apa saja yang ada, biaya hidupnya berapa, serta apa saja kemudahan

The Fishbowl Method to Improve the Students’ Speaking Skill (An Experimental Study in Ninth Grade Students of SMP N 2 Ambarawa, in the Academic Year of 2014/2015) is